Anda di halaman 1dari 15

1.

DEFINISI MOTION SICKNESS


Motion sickness atau kinetosis, juga dikenal sebagai penyakit
perjalanan, adalah suatu kondisi dimana ada perbedaan antara sinyal yang
diterima otak dari mata dan organ-organ sensitif terhadap posisi lainnya
termasuk sistem vestibular mengenai posisi tubuh. Penyakit ini bukan
merupakan suatu keadaan patologis, tapi merupakan respon yang normal
untuk stimulasi terhadap individu yang tidak familiar yang karenanya harus
dilakukan adaptasi.1
Motion sickness atau kinetosis adalah kondisi yang ditandai dengan
pucat, mual, dan muntah. Hal ini dikarenakan oleh kejadian yang benar-benar
terjadi. Banyaknya lingkungan yang berbeda yang terjadi disekitar kita dapat
menyebabkan mual dan muntah, dan hal ini diindentifikasikan dengan
terminologi sebagai mabuk laut, mabuk udara, mabuk darat, mabuk ski, dan
bahkan mabuk gajah atau unta. Walaupun jelas kelihatan keragaman stimulasi
penyebab, terdapat ciri khas yang sama yang memprovokasi stimulasi dan
dalam hal gejala dan tanda. Pola dari perkembangan gejala bergantung pada
sifat dari kondisi terpapar dan sifat individualnya.2

Setiap orang yang mempunyai fungsi vestibular yang normal mudah


terkena penyakit ini sampai kebeberapa derajat walaupun kepekaan mereka
berbeda dalam tingkat kekuatan yang melatarbelakanginya untuk pola yang
sama dari gerakan tubuhnya sendiri. Secara relatif, stimulasi yang diprovokasi
seperti gerakan yang lembut gejala-gejala dari kepala lebih dominan seperti
rasa sakit kepala, mengantuk. Sedangkan untuk stimulasi yang diprovokasi
seperti membuat kepala berputar selama melakukan putaran gejala dari
pencernaan lebih dominan seperti rasa mual dan muntah.2

Penyakit ini sulit diindentifikasi dalam kondisi tanpa pemeriksaan


laboratorium jika tidak terlihat rasa pucat dan mualnya. Individu-individu
yang kehilangan fungsi vestibularnya secara total kebal terhadap penyakit ini
dan individu yang kehilangan setengahnya lebih sering terkena dibandingkan
orang normal.2

1
2. ANATOMI TELINGA
Telinga merupakan sebuah badan organ yang mampu mengesan bunyi dan
juga berperanan dalam keseimbangan dan kedudukan tubuh. Telinga pada hewan
vertebrata memiliki dasar yang sama daripada ikan hingga manusia, dengan
beberapa jenis bergantung kepada fungsi dan spesies. Setiap vertebrata memiliki
satu pasang telinga, keduanya terletak simetris pada bagian yang berlawanan di
kepala, untuk menjaga keseimbangan dan kedudukan bunyi. Telinga terdiri dari
tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.3

2.1 TELINGA LUAR


Bagian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar meliputi
daun telinga atau pinna, liang telinga atau meatus auditorius eksternus.3

Saluran luar auditori merupakan pipa pendengaran dengan panjang sekitar


2,5 cm, sepertiga luarnya adalah tulang rawan, sementara dua pertiga
dalamnya berupa tulang. Saluran ini berfungsi untuk meneruskan vibrasi yang
telah ditangkap oleh aurikel menuju membran timpani (selaput gendang).
Pada saluran ini juga terdapat rambut-rambut, yang berfungsi untuk
mencegah benda asing masuk ke dalam telinga. Di dalam saluran terdapat
banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin yang disebut serumen.
Hanya bagian saluran yang menghasilkan sedikit serumen yang memiliki
rambut. Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan bunyi
ke telinga dalam.4

Gambar 2. Anatomi Telinga Luar3

2
2.2 TELINGA TENGAH
Telinga tengah meliputi gendang telinga, 3 tulang- tulang pendengaran
(maleus, inkus dan stapes) dan pinggir tuba Eustachius. Getaran suara yang
diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang pendengaran. Setiap
tulang pendengaran akan menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang
stapes yang merupakan tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea.3
Pada manusia dan hewan darat yang lain, telinga tengah dan saluran
pendengaran akan terisi udara dalam keadaan normal. Tidak seperti pada
bagian luar, udara pada telinga tengah tidak berhubungan dengan udara di luar
tubuh.3

Membran timpani atau sering disebut sebagai gendang telinga, dengan


bentuk menyerupai gendang, terletak tepat setelah saluran luar auditori dan
merupakan penerima rangsangan vibrasi pertama. Membran timpani berfungsi
untuk meneruskan vibrasi suara menuju tulang-tulang pendengaran (osikula).3

Osikula merupakan tulang-tulang pendengaran yang terdiri atas tiga


tulang kecil, tersusun pada rongga telinga tengah seperti rantai dan bersambung
dari membran timpani menuju rongga telinga dalam. Tulang-tulang tersebut
adalah tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus), dan tulang sanggurdi
(stapes). Semua tulang tersebut berfungsi meneruskan vibrasi dari membran
timpani menuju jendela oval di telinga dalam secara berurutan, mulai dari
tulang maleus, tulang inkus, dan tulang stapes.3

Saluran Eustachius merupakan saluran di dalam rongga telinga tengah


yang menjorok menghubungkan telinga dengan faring. Saluran Eustachius
akan tertutup jika dalam keadaan biasa, dan akan terbuka ketika kita menelan,
sehingga tekanan udara di dalam telinga tengah dengan udara luar akan
seimbang. Dengan begitu, cedera atau ketulian akibat tidak seimbangnya
tekanan udara, dapat dihindarkan. Dalam keadaan biasa, hubungan tuba
Eustachius dan telinga tengah tertutup dan terbuka ketika mengunyah dan
menguap. Hal ini menjelaskan mengapa penumpang kapal terbang berasa
'pekak sementara' ketika mendarat. Rasa 'pekak' disebabkan perbedaan tekanan
antara udara sekeliling. Tekanan udara di sekitar telah menurun, sedangkan di

3
telinga tengah merupakan tekanan udara biasa. Perbedaan ini dapat diatasi
dengan mekanisme mengunyah sesuatu atau menguap.3

2.3 TELINGA DALAM


Telinga dalam terdiri atas beberapa rongga yang menyerupai saluran-saluran,
yaitu vestibula, tiga saluran setengah lingkaran (saluran semi serkuler), dan
koklea (rumah siput).3
Vestibula merupakan bagian pertama dari telinga dalam yang berfungsi
sebagai pintu penghubung bagian-bagian telinga.3

Tiga saluran setengah lingkaran (Saluran semi serkuler), yaitu saluran


superior, posterior, dan lateral. Ketiga saluran ini saling membuat sudut tegak
lurus satu sama lain. Pada salah satu ujung setiap saluran terdapat penebalan
yang disebut ampula. Saluran semi serkuler berfungsi untuk membantu otak
dalam mengendalikan keseimbangan, dan kesadaran akan kedudukan tubuh
kita.3

Koklea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya


seperti rumah siput. Belitan-belitan tersebut melingkari sebuah sumbu
berbentuk kerucut yang memiliki bagian tengah dari tulang, dan disebut
modiolus. Dalam koklea terdapat jendela oval (fenestra vestibuli) yang
menghubungkan telinga tengah dengan telinga dalam, dan jendela melingkar
(fenestra kokhlea) yang berfungsi sebagai reseptor suara. 3

Gambar 2. Anatomi Telinga Tengah Dan Dalam3

4
3. PROSES PENDENGARAN
Bunyi memasuki telinga melalui kanalis auditorius ekternus dan
menyebabkan membrana timpani bergetar. Getaran menghantarkan suara,
dalam bentuk energi mekanis, melalui gerakan pengungkit osikulus oval.
Energi mekanis ini kemudian dihantarkan cairan telinga dalam ke koklea, di
mana akan menjadi energi elektris. Energi elektris ini berjalan melalui nervus
vestibulokoklearis ke nervus sentral, di mana akan dianalisis dan diterjemahkan
dalam bentuk akhir sebagai suara. Selama proses penghantaran,gelombang
suara menghadapi masa yang jauh lebih kecil, dari aurikulus yang berukuran
sampai jendela oval yang sangat kecil, yang mengakibatkan peningkatan
amplitudo bunyi.3

Gambar 3. Proses Pendengaran

4.FISIOLOGI KESEIMBANGAN
Keseimbangan merupakan integrasi yang kompleks antara sistem
somatosensorik (visual, vestibular, proprioceptive) dan motorik
(musculoskletal, sendi dan jaringan lunak) yang seluruhnya diatur oleh otak
terhadap respon atau pengaruh internal dan eksternal tubuh. 3

Impuls propriosepsi berasal dari tendo, otot dan rasa raba mekanis. Impuls
ini terutama didapatkan dari otot dan tendo spinal untuk menyokong postur
tubuh terutama bagian leher (mengatur posisi kepala). Impuls yang ada
kemudian di salurkan ke cerebellum untuk dikoordinasikan di nucleus fastigii
lalu dilanjutkan ke nucleus vestibularis. 3

5
Selain bagian pendengaran, bagian telinga dalam terdapat organ
keseimbangan. Bagian ini secara struktur terletak di belakang labirin yang
membentuk struktur utrikulus dan sakulus serta tiga salur setengah bulat atau
kanalis semisirkularis. Kelima bagian ini berfungsi mengatur keseimbangan
badan dan memiliki sel rambut yang akan dihubungkan dengan bagian
keseimbangan dari saraf vestibulokoklearis. 3

Labirin terdiri dari labirin statis yaitu utrikulus dan sakulus yang
merupakan pelebaran labirin membran yang terdapat dalam vestibulum labirin
tulang. Pada tiap pelebarannya terdapat makula utrikulus yang didalamnya
terdapat reseptor keseimbangan. Labirin kinetik terdiri dari tiga kanalis
semisirkularis dimana tiap kanalis terdapat pelebaran yang berhubungan
dengan utrikulus, disebut ampula. Didalamnya terdapat krista ampularis yang
terdiri dari sel - sel reseptor keseimbangan dan seluruhnya tertutup oleh
substansi gelatin yang disebut kupula. 3
Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh akan menimbulkan
perpindahan cairan endolimfa labirin dan selanjutnya silia sel rambut akan
menekuk. Tekukan silia menyebabkan permeabilitas membran sel berubah
sehingga ion kalsium masuk kedalam sel yang menyebabkan terjadinya
depolarisasi dan akan merangsang pelepasan neurotransmiter eksitator yang
selanjutnya akan meneruskan impuls sensoris melalui saraf aferen ke pusat
keseimbangan di otak. Sewaktu berkas silia terdorong ke arah berlawanan,
maka terjadi hiperpolarisasi.3
Organ vestibuler berperan sebagai tranduser yang mengubah energi
mekanik akibat rangsangan otolit dan gerakan endolimfa di kanalis
semisirkularis menjadi energi biolistrik sehingga mendapat informasi mengenai
perubahan posisi tubuh akibat percepatan linier dan percepatan sudut. Dengan
demikian dapat memberikan informasi mengenai semua gerak tubuh yang
sedang berlangsung.3

6
Gambar 4. Fisiologi Keseimbangan

Sistem vestibuler berhubungan dengan sistem tubuh lain sehingga


kelainannya dapat menimbulkan gejala pada sistem tubuh bersangkutan.
Kelainan sisten keseimbangan dan vestibuler mengenai lebih dari 30 juta orang
Amerika yang berusia 17 tahun ke atas dan mengakibatkan lebih dari 100.000
patah tulang panggul pada populasi lansia setiap tahun. Keseimbangan badan
dipertahankan oleh kerja sama otot dan sendi tubuh (sistem proprioseptif),
mata (sistem visual), dan labirin (sistem vestibuler). Ketiganya membawa
informasi mengenai keseimbangan, ke otak (sistem serebelar) untuk koordinasi
dan persepsi korteks serebelar. Otak, tentu saja, mendapatkan asupan darah dari
jantung dan sistem arteri. Satu gangguan pada salah satu dari daerah ini seperti
arteriosklerosis atau gangguan penglihatan, dapat mengakibatkan gangguan
keseimbangan. Aparatus vestibularis telinga tengah memberi umpan balik
mengenai gerakan dan posisi kepala, mengkoordinasikan semua otot tubuh,
dan posisi mata selama gerakan cepat gerakan kepala.3

5. EPIDEMIOLOGI
Orang dengan usia berapapun dapat terkena motion sickness. Pada orang
dengan usia lebih dari 40 tahun lebih sering mengalami motion sickness,
sementara anak-anak di bawah usia 2 tahun sangat tahan terhadap kondisi
tersebut. Namun, cenderung memuncak pada anak-anak usia antara 4 dan 10
tahun. Wanita cenderung lebih sering terkena motion sickness daripada pria,

7
pada usia berapa pun. Sementara pada orang hamil sulit untuk menentukan
antara motion sickness atau morning sickness.6
Prevalensi dari motion sickness:6
 hampir 80% dari populasi mengalaminya.
 Perahu kecil dan mobil cenderung yang paling provokatif
merangsang terjadinya motion sickness.
 Lebih sering terjadi pada wanita (terutama selama kehamilan), anak-
anak usia 2-12 tahun, dan orang dengan migrain.
 Penelitian di India mengatakan prevalensi motion sickness adalah
sekitar 28%, wanita lebih rentan (27%) dari pria (16,8%). Individu
yang aktif lebih jarang terkena.

6. ETIOLOGI
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa konflik berasal dari dua organ
penting keseimbangan yaitu mata dan koklea di telinga dalam menyesuaikan
diri terhadap kecepatan yang berbeda ketika terjadinya gerakan. Mata
menyesuaikan diri secara cepat sedangkan telinga dalam lebih lama. Sampai
kedua organ ini menyesuaikan diri dan menetapkan sinyal yang indentik untuk
dikirimkan ke otak maka kekacauan pemusatan perhatian terhadap posisi tubuh
dapat terjadi. Penyakit ini dapat diprovokasi oleh gerakan yang tiba-tiba seperti
saat berada diperjalanan yang tidak rata, penerbangan yang berputar, dan
pelayaran yang bergelombang.1
Mabuk dapat dibagi menjadi tiga kategori:
 Gerak penyakit yang disebabkan oleh gerakan yang dirasakan tetapi
tidak terlihat
 Mabuk perjalanan disebabkan oleh gerakan yang terlihat tapi tidak
merasa
 Mabuk perjalanan disebabkan ketika kedua system mendeteksi gerakan,
tetapi mereka tidak sesuai.

Berdasarkan penyebabnya motion sickness dapat dibedakan atas:6


1. Sea sickness

8
Rasa mabuk laut yang ditandai dengan perasaan mual dan, dalam kasus
yang ekstrim, vertigo dialami setelah menghabiskan waktu di perahu
seperti kapal atau kapal. Motion Sickness pada saat perjalanan darat
2. Airsickness
Air sickness disebabkan oleh sensasi tertentu dari perjalanan udara. Ini
adalah bentuk spesifik dari motion sickness dan dianggap sebagai
respon normal pada individu yang sehat. Hal ini pada dasarnya sama
dengan mabuk mobil tetapi terjadi di pesawat terbang
3. Car sickness
Suatu bentuk khusus dari penyakit gerakan yang cukup umum dan
dibuktikan dengan disorientasi saat membaca peta, buku, atau layar
kecil selama perjalanan.
4. Space sickness
Suatu kondisi yang dialami oleh sebanyak setengah dari semua
penjelajah ruang angkasa selama adaptasi mereka terhadap tanpa bobot
satu kali di orbit.

7. PATOFISIOLOGI
Sekarang ini belum ada teori yang adekuat yang dapat menjelaskan
perjalanan penyakit ini. Dan ada banyak teori yang menjelaskan mengenai
penyakit ini.5
1. Teori darah dan sistem pencernaan. Teori ini menjelaskan
bahwa muntah adalah respon refleks dari iritasi mukosa lambung. Dan dari
teori darah yaitu karena aliran darah yang sedikit ke otak meyebabkan iritasi
pada mata dan secara cepat menyebabkan spasme kapiler otak yang
menyebabkan muntah. Dan teori ini ditolak karena individu yang
kehilangan fungsi vestibular kebal terhadap penyakit ini.

2. Teori detektor toksin. Sistem vestibuler bertindak sebagai


detektor toksin. Otak berkembang untuk mengetahui setiap perubahan yang
terjadi di sistem vestibular, visual dan informasi kinetotik sebagi bukti dari
malfungsi sistem saraf pusat. Inisiasi muntah adalah sebagai pertahanan
melawan neurotoksin yang mungkin termakan. Sistem detektor toksin yang
utama adalah kemoreseptor di nervus vagus dan di batang otak.

9
3. Teori perbedaan sensori berhubungan dengan perangsangan
penyakit sebagai perbedaan antara sistem vestibular sebagai transduser
dengan indera lain sebagai sinyal atau antara kanalis semisirkularis dan
otolith yang lebih spesifik terhadap tubuh yang bergerarak. Bagaimanapun
juga, teori ini kurang dapat menjelaskan dan tidak dapat mengindentifikasi
kenapa beberapa keadaan dapat memprovokasi dan keadaan yang lain tidak.

Hipotesis yang paling umum untuk penyebab penyakit gerakan adalah


bahwa ia berfungsi sebagai mekanisme pertahanan terhadap neurotoksin. Para
post rema daerah di otak yang bertanggung jawab untuk merangsang muntah saat
racun terdeteksi dan untuk menyelesaikan konflik antara visi dan keseimbangan.
Ketika merasa gerak tetapi tidak melihat itu (misalnya, dalam sebuah kapal tanpa
jendela), telinga bagian dalam mengirimkan ke otak bahwa itu indra gerak, tapi
mata memberitahu otak bahwa semuanya masih diam. Sebagai hasil dari
kejanggalan tersebut, otak akan sampai pada kesimpulan bahwa salah satu dari
mereka berhalusinasi dan selanjutnya menyimpulkan bahwa halusinasi adalah
karena menelan racun. Otak merespon dengan muntah merangsang, untuk
membersihkan toksin seharusnya.8

Binatang percobaan menunjukkan sensitivitas yang menurun cukup dalam


terhadap obat-obatan emesis setelah dilakukannya labirinthectomi bilateral.
Banyak perubahan baik secara autonim atau endokrin yang terjadi selama
terserang penyakit ini dan stress juga menyertainya. Pemindahan area proyeksi
vestibular di serebelum membuat monyet jadi tidak mudah terserang penyakit ini,
hal ini juga dapat membuktikan apakah pemindahan juga menyingkirkan respon
muntah terhadap obat-obatan yang menyebabkan muntah.5

Muntah disebabkan oleh aktivasi yang terkoordinir antara otot polos dan
somatik yang menghasilkan perubahan yang tepat sesuai dengan tekanan
intrabadominal dan tekanan intrathoracic yang membuka spinkter esofagus.
Mekanisme koordinasi sistem saraf pusat adalah kompleks dan sekarang ini sudah
banyak dipahami secara baik. Penyakit ini yang parah dengan serangan muntah
yang hebat dan berulag dapat mengakibatkan suatu keadaan alkalosis karena
hilangnya ion hidrogen dan menyebabkan peningkatan ekskresi ginjal terhadap

10
bikarbonat yang mengakibatkan defesiensi klorida yang dapat menyebabkan otot-
otot melemah, konstipasi dan aritmia.5

Hilangnya natrium dapat menyebabkan hipotensi, pelepasan Anti-Diuretic


Hormone (ADH) juga meningkat. Adanya sisitem vestibular tidaklah menjadi
penting lagi terhadap proses muntahnya. Muntah dapat ditimbulkan dari berbagai
aktivasi baik sentral atau perifer.5

Kepekaan terhadap penyakit ini sulit ditentukan. Kepekaan terhadap satu


kondisi tertentu mungkin tidak dapat disamaratakan terhadap situasi yang lain.
Walaupun sistem vestibular penting terhadap penyakit ini tetapi kepekaan
penyakit ini tidak berhubungan dengan sensitivitas sistem vestibular. Setiap
individu mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap bentuk stimulasi yang
berbeda.5

Gerakan kepala yang dibuat selama rotasi tubuh yang pasif dapat
menyebabkan pola yang ganjil pada stimulasi sistem kanal dan organ-organ
otolith.5

8. GEJALA DAN TANDA


Gejala dan tanda dari penyakit ini adalah suatu Sindroma mabuk perjalanan8
1. Pusing nonvertiginous

2. Gangguan epigastrik seperti rasa tidak nyaman epigastrik, mual dan muntah.

3. Gejala-gejala pada kulit seperti pucat, keringat dingin, mulut kering.

4. Gejala-gejala SSP seperti sakit kepala, mengantuk, rasa tegang dimata, dan
lesu.

Dan berdasarkan tingkat keparahannya dibagi atas ringan, sedang dan berat.1

Tingkat Tanda Gejala


Keparahan
Ringan  Menguap  Rasa tidak enak di perut
 Bersendawa  Malaise

11
 Wajah dan sekitar  Sakit kepala
mulut pucat  Mudah marah
 Mulas  Mengantuk
 Hipersalivasi  Kelelahan
 Frekuensi
Kencing
bertambah
Sedang  Keringat dingin  Mual
 Peningkatan suhu  Pusing
tubuh  Apati
 Hiperventilasi  Depresi
 Muntah  Ketidaktarikan aktifitas
sosial
 Keseganan dalam bekerja
 Peningkatan Postural sway
 penurunan kognitif
 Merasa berlebihan gerak
Berat  tidak mampu  Mengisolasi dari kehidupan
berjalan sosial
 tidak berdaya
 Kehilangan
keseimbangan
 Muntah terus-
menerus
Tabel 1. Tingkat Keparahan Motion Sickness8

9. PENATALAKSAAN
Obat-obatan penyakit ini bekerja dengan mengurangi sensitivitas terhadap
gerakan. Dengan menguranginya berarti mengurangi kekacauan sinyal yang
akan diterima oleh otak dan obat-obatan ini dapat mencegah penyakiti ini.
Obat-obatan ini dapat diklasifiksikan kedalam dua kategori yaitu over the
counter (OTC) dan obat-obat yang harus diresepkan. Produk-produk OTC

12
berisikan antihistamin dan cocok untuk gejala yang ringan dan merupakan self-
medication. Sedangkan obat yang diresepkan berisi scopolamin yaitu
antikolinergik dan menurut penelitian lebih efektif. Scopolamin cocok untuk
mengobati gejala sedang-berat.1,6

9.1 Skopolamin
Skopolamin, antikolinergik, adalah pilihan lini pertama untuk
mencegah mabuk perjalanan pada orang-orang yang ingin
mempertahankan terjaga selama perjalanan.2,20,24 Sebuah ulasan
Cochrane dari 14 uji coba terkontrol secara acak (RCT) menunjukkan
bahwa skopolamin efektif untuk pencegahan motion sickness.14 RCT
terbaru dari 76 anggota awak angkatan laut menunjukkan bahwa
skopolamin transdermal lebih efektif dan memiliki efek samping yang
lebih sedikit daripada antihistamin cinnarizine (tidak tersedia di Amerika
Serikat) .15 Jika dosis skopolamin yang dianjurkan tidak cukup meredakan
gejala , dosisnya bisa dua kali lipat.9

9.2 Pemberian Antihistamin


AH1 tertentu misalnya difenhidramin, dimenhidrinat, derivate piperazin
dan prometazin dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati mabuk
perjalanan udara, laut dan darat. Dahulu digunakan skopolamin untuk
mabuk perjalanan berat dengan jarak dekat (kurang dari 6 jam). tetapi
sekarang AH1 lebih banyak digunakan karena efektif dengan dosis relative
kecil. Karena AH1 seperti juga skopolamin memiliki anti kolinergik yang
kuat, maka diduga sebagian besar efek terhadap mabuk perjalanan di
dasarkan oleh efek antikolinergiknya. Untuk mencegah mabuk perjalanan
AH1 sebaiknya diberikan setengah jam sebelum berangkat. AH1 terpilih
untuk mengobati mabuk perjalanan ialah prometazin, difenhidramin,
siklizin, dan meklizin. Meklizin cukup diberikan sehari sekali. AH1 efektif
diberikan untuk dua pertiga kasus vertigo, mual dan muntah. AH1 efektif
sebagai antimuntah pascabedah, mual dan muntah waktu hamil dan
radiasi. Pada dosis terapi, semua AH1 menimbulkan efek samping

13
walaupun jarang bersifat serius. Efek samping yang paling sering ialah
sedasi.1,9

Dosis dewasa Durasi


Obat Rute Onset (Jam )
(mg) (Jam)
12–24
Cyclizine Oral 50 0.5–1

Dimenhydrinate Oral 50–100 2 8


12–24
Meclizine Oral 25–50 0.5–1

4–6
Diphenhydramine Oral 25–50 0.25–0.5

Promethazine Oral 25 0.5–1 8–12

Buclizine Oral 50 0.5 12

Scopolamine Oral 1.5 4–6 72

Tabel 2. Obat anti Motion Sickness3

Obat-obatan diatas mempunyai efek samping berupa rasa ngantuk dan


mulut kering. Scopolamin untuk meningkatkan efeknya sering digunakan
bersamaan dengan amfetamin, dan promethazin sering digunakan bersamaan
dengan efedrin. Kontraindikasi penggunaan scopolamin adalah orang-orang
dengan glaukoma, hipertrofi prostat, penyakit hati dan ginjal. Wanita hamil dan
menyusui juga sebaiknya tidak mengkonumsi scopolamine kecuali keadaan yang
sangat diperlukan. Alkohol dapat meningkatkan efek ngantuk jika digunakan
bersamaan dengan scopolamin sehingga tidak boleh digunakan saat
berkendaraan.6

10. EDUKASI PENCEGAHAN10

14
 Hindari membaca saat dalam perjalanan dan tidak duduk di kursi yang
menghadap ke belakang.
 Berada dalam posisi dimana mata selalu melihat gerakan yang sama
dengan yang dirasakan tubuh dan telinga. Kalau di mobil atau bus,
duduklah di depan dan lihat pemandangan. Kalau di kapal, pergilah ke dek
dan melihat gerakan horizon. Kalau di pesawat, duduklah dekat jendela
dan melihat keluar. Duduklah di bagian dekat sayap, di mana gerakan
terasa paling minimal.
 Makan makanan ringan sebelum bepergian atau menghindari makanan jika
sudah merasa mual.
 Hindari menonton atau berbicara dengan penumpang lain yang mengalami
motion sickness
 Jaga agar kepala tidak bergoyang-goyang saat duduk di sandaran kursi.
 Hindari merokok atau duduk di sebelah orang yang sedang merokok.
 Jika terlanjur mual, makanlah biskuit atau minum minuman berkarbonasi
untuk mengurangi keluhan lambung.
 Fokus pada objek yang jauh atau mata tertutup, bukan membaca atau
melihat sesuatu di dalam kendaraan; meminimalkan gerakan kepala, dan
jika perlu, tidur terlentang.
 Minumlah banyak air dan aturlah ventilasi udara
 Beradaptasi dengan kondisi ini.

15

Anda mungkin juga menyukai