Fraktur Antebrachii
Fraktur Antebrachii
DEFINISI
terbanyak adalah insiden kecelakaan, tetapi faktor lain seperti proses degeneratif juga
dapat berpengaruh terhadap kejadian fraktur. Fraktur adalah suatu patahan pada
kontinuitas struktur tulang berupa retakan, pengisutan ataupun patahan yang lengkap
ulna, pada anak biasanya tampak angulasi anterior dan kedua ujung tulang yang patah
masih berhubungan satu sama lain. Gambaran klinis fraktur antebrachii pada orang
dewasa biasanya tampak jelas karena fraktur radius ulna sering berupa fraktur yang
II. ANATOMI
a. Ulna
Ulna adalah tulang stabilisator pada lengan bawah, terletak medial dan
merupakan tulang yang lebih panjang dari dua tulang lengan bawah. Ulna adalah
tulang medial antebrachium. Ujung proksimal ulna besar dan disebut olecranon,
struktur ini membentuk tonjolan siku. Corpus ulna mengecil dari atas ke bawah.1
1
Gambar 1.1 Anatomi os Ulna
b. Radius
Radius terletak di lateral dan merupakan tulang yang lebih pendek dari dari
dua tulang di lengan bawah. Ujung proksimalnya meliputi caput pendek, collum, dan
tuberositas yang menghadap ke medial. Corpus radii, berbeda dengan ulna, secara
bertahap membesar saat ke distal. Ujung distal radius berbentuk sisi empat ketika
2
Gambar 1.2 Anatomi os Radius
Penyebab dari fraktur antebrachii sendiri dapat di sebabkan oleh beberap hal
seperti:
1. Kekerasan langsung
Fraktur demikian demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah melintang
atau miring. 2
3
2. Kekerasan tidak langsung
Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari
tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.Kekuatan dapat berupa
penarikan. 2
jaringan disekitar, bentuk patahan tulang, dan lokasi pada tulang fisis. 2
a) Transversal
Fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang atau
bentuknya melintang dari tulang. Fraktur semacam ini biasanya mudah dikontrol
4
b) Spiral
Fraktur meluas yang mengelilingi tulang yang timbul akibat torsi ekstremitas
atau pada alat gerak. Fraktur jenis ini hanya menimbulkan sedikit kerusakan jaringan
lunak.2
c) Oblik
d) Segmental
Dua fraktur berdekatan pada satu tulang, ada segmen tulang yang retak dan ada
e) Kominuta
f) Greenstick
Adalah fraktur tidak sempurna atau garis patahnya tidak lengkap dimana
korteks tulang sebagian masih utuh demikian juga periosterum. Fraktur jenis ini sering
g) Fraktur Impaksi
Adalah fraktur yang terjadi ketika dua tulang menumbuk tulang ketiga yang
berada diantaranya, seperti pada satu vertebra dengan dua vertebra lainnya.3
5
h) Fraktur Fissura
Fraktur yang tidak disertai perubahan letak tulang yang berarti, fragmen
IV. PATOMEKANISME
Fraktur dapat terjadi akibat peristiwa trauma (kekuatan yang tiba-tiba dan
(tekanan yang normal, kalau tulang itu lemah (tumor) atau kalau tulang itu sangat
rapuh. Trauma dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Trauma langsung
menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan.
Fraktur yang terjadi biasanya bersifat kominutif dan jaringan lunak ikut mengalami
kerusakan. Disebut trauma tidak langsung apabila trauma dihantarkan ke daerah yang
lebih jauh dari daerah fraktur, misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat
menyebabkan fraktur pada klavikula. Pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap
utuh.2
Tekanan pada tulang dapat berupa tekanan berputar yang menyebabkan fraktur
bersifat spiral atau oblik, tekanan membengkok yang menyebabkan fraktur transversal,
tekanan sepanjang aksis tulang yang dapat menyebabkan fraktur impaksi, dislokasi
atau fraktur dislokasi, kompresi vertebra yang dapat menyebabkan fraktur kominutif
atau memecah misalnya badan vertebra, talus atau fraktur buckle pada anak-anak,
trauma langsung disertai dengan resistensi pada jarak tertentu yang akan menyebabkan
6
fraktur oblik atau fraktur Z, fraktur karena remuk, maupun trauma karena tarikan pada
V. EPIDEMIOLOGI
Fraktur lebih sering terjadi pada laki – laki daripada perempuan dengan umur
dibawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan olah raga, pekerjaan atau luka yang
disebabkan oleh kendaraan bermotor. Mobilisasi yang lebih banyak dilakukan oleh laki
– laki menjadi penyebab tingginya risiko fraktur. Sedangkan pada orang tua,
perempuan lebih sering mengalami fraktur daripada laki – laki yang berhubungan
pada menopause. Di Indonesia, jumlah kasus fraktur yang disebabkan oleh kecelakaan
lalu lintas 4 kali lebih banyak terjadi pada laki – laki daripada perempuan.2
kondisi jalan raya, permukaan jalan yang tidak rata atau berlubang, lantai yang licin
dilakukan dengan cepat di jalan raya yang padat, bila tidak hati – hati dan tidak
mematuhi rambu lalu lintas maka akan terjadi kecelakaan. Kecelakaan lalu lintas yang
7
VI. KLASIFIKASI FRAKTUR
1. Fraktur Colles
Fraktur colles adaalah fraktur yang terjadi akibat jatuh dalam keadaan tangan terentang dengan
lengan pronasi arah dorsofleksi, sehingga menyebabkan fraktur pada ujung bawah radius dengan
pergeseran posterior dari fragmen distal. Pada pemeriksaan radiologi yang paling umum
ditemukan adalah angulasi ke dorsal dengan hilangnya kemiringan normal (5-10 derajat) ke arah
volar pada permukaan artikular dari radius, displasia fragmen distal fraktur ke arah dorsal,
impaksi pada lokasi fraktur, displasia fragmen distal fraktur ke arah radial, dan kemiringan
8
2. Fraktur Smith
Fraktur ini biasanya akibat terjatuh pada punggung tangan atau pukulan keras secara langsung
pada punggung tangan. Pasien datang dengan nyeri dan bengkak pada pergelangan tangan
disertai dengan deformitas. Pada pemeriksaan radiologi sering sekali disebut sebagai fraktur
fraktur colles jika hanya proyeksi AP yang diperiksa. Fraktur transversal melalui bagian distal
dari metafisis radius yang disertai dengan angulasi ke arah volar dan pergeseran ke volar.3
3. Fraktur Galeazzi
Fraktur ini terjadi akibat jatuh dengan tangan terlentang dan lengan bawah dalam keadaan
pronasi, atau terjadi karena pukulan langsung pada pergelangan tangan bagian dorsolateral.
Gambaran radiologisnya fraktur pada radius umumnya terjadi pada perbatasan 1/3 tengan
dengan 1/3 distal. Radius sering kali akan tampak memendek, nilai secara hati-hati sendi
9
radioulna distal akan adanya pelebaram. Pada proyeksi lateral caput ulna biasanya akan
terdorong ke dorsal. Fraktur prosesus stylodeus ulna merupakan hal yang umum sebagai
Gambar 2.3 . Fraktur Galeazzi pada radius dextra dengan dislokasi sendi radioulnar distal
4. Fraktur Montegia
Fraktur jenis ini disebabkan oleh pronasi lengan bawah yang di paksakan saat jatuh
atau pukulan secara langsung pada bagian dorsal sepertiga proksimal lengan bawah.
Gambaran radiologinya selalu dicurigai adanya dislokasi caput radius pada fraktur ulna
yang terisolir. Periksa dengan seksama elbow view untuk kesegarisan yang normal.
Sebuah garis yang digambar sepanjang sumbu radius harus melewati pertengahan
capitallum baik pada proyeksi AP maupun lateral. Ini dikenal sebagai radiocapitallar
line.4
10
Gambar 2.4. Fraktur oblik pada proksimal ulna dextra dengan angulasi radiohumeral
VII. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
a. Identitas penderita
11
2. Pemeriksaan Fisik 5
- Look
- Feel
- Movement
Pergerakan pada distal dan proksimal dari fraktur sesuai dengan toleransi pendirita
3. Pemeriksaan Radiologi
serta pergerakannya
12
- Untuk menentukan apakah fraktur intra-artikuler atau ekstraartikuer
Pemeriksaan radiologi harus meliputi dua sendi dan dua proyeksi, bahkan
jikadiperlukan dua sisi dan dua waktu/kesempatan. Pada penggunaan x-ray yang harus
dan lateral. 5
2. Dua sendi pada anggota gerak dan tungkai harus di foto, di atas dan di bawah
3. Dua anggota gerak. Pada anak-anak sebaiknya dilakukan foto pada ke dua
4. Dua trauma, pada trauma yang hebat sering menyebabkan fraktur pada dua
daerah tulang. 5
5. Dua kali dilakukan foto. Pada fraktur tertentu misalnya fraktur tulang skafoid,
foto pertama biasanya tidak jelas sehingga biasanya diperlukan foto berikutnya
13
Gambar 3.1. Foto AP antebrachii sinistra normal
1) A: Alignment : (Penjajaran)
tulang
2) B: Bone Density
3) C: Cartillage Space
14
- Lempeng epifisis : menilai ukuran dan relativitasnya sesuai
umur tulang. 5
4) S: Soft Tissue
15