Anda di halaman 1dari 15

Makalah Komunikasi Massa

“Pengaruh Televisi Terhadap Anak”


Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mata Kuliah Komunikasi
Massa
Dosen Mata Kuliah :
Drs.Syahrul Abidin,MA
Disusun Oleh :
Dendi Siswanto (0105171057)

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
2018/2019

i
Kata Pengantar

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur saya


panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan kita taufik dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun tugas makalah saya yang berjudul
“Pengaruh Televisi Terhadap Anak”. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya
yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang
benderang.
Didalam penyusunan makalah ini saya mengucapkan banyak terima kasih
kepada Bapak Drs.Syahrul Abidin,MA selaku dosen mata kuliah beserta semua
pihak yang telah membantu di dalam proses penyusunan makalah ini.
Saya menyadari didalam tulisan ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu dengan rendah hati saya mengharapkan saran dan kritik yang
membangun. Dan saya mengharapkan tulisan ini dapat bermanfaat umumnya bagi
para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

Medan, 25 April 2019

Dendi Siswanto

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... II


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ III
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
A. Pengertian Media Televisi ........................................................................................ 5
B. Sejarah Televisi ......................................................................................................... 6
C. Pengaruh Media Televisi........................................................................................... 7
1. Daya Tarik Televisi .............................................................................................. 8
2. Dampak Media Televisi........................................................................................ 8
3. Kemampuan Media Mempengaruhi Massa .......................................................... 8
4. Perubahan Massa saat Melihat Media .................................................................. 10
D. Dampak Televisi Terhadap Anak.............................................................................. 10
E. Peranan Orang Tua dalam Mengatasi Dampak Negatif Acara Televisi ................... 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 14
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 14
B. Saran .......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Pada jaman sekarang ini Televisi merupakan media massa elektronik yang
mampu meyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai
khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi
dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat
pemirsanya, dan membuat pemirsannya ‘ketagihan’ untuk selalu menyaksikan
acara-acara yang ditayangkan. bahkan bagi anak-anak sekalipun sudah merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya, bahkan acara “nonton
tv” sudah menjadi agenda wajib bagi mereka.
Dengan berbagai acara yang ditayangkan mulai dari infotainment,
entertainment, iklan, sampai pada sinetron-sinetron dan film-film yang berbau
kekerasan, televisi telah mampu membius para pemirsanya (anak-anak, remaja
dan orang tua) untuk terus menyaksikan acara demi acara yang dikemas
sedemikian rupa, dan di bubuhi dengan assesories-assesories yang menarik,
sehingga membuat pemirsanya terkagum-kagum dengan acara yang disajikan.
Tidak jarang sekarang ini banyak anak-anak lebih suka berlama-lama didepan
televisi dari pada belajar, bahkan hampir-hampir lupa akan waktu makannya. Ini
merupakan suatu problematika yang terjadi dilingkungan kita sekarang ini, dan
perlu perhatian khusus bagi setiap orang tua untuk selalu mengawasi aktivitas
anaknya.
Tidak dipungkiri, dengan adanya media massa televisi ini, banyak sekali
manfaat yang bisa kita ambil. Dimana kita akan dengan cepat memperoleh
informasi-informasi terbaru yang terjadi dimana pun dan belahan dunia manapun.
Dengan adanya televisi akan mempermudah suatu perusahaan atau badan usaha
untuk mempromosikan produk-produknya, sehingga konsumen mengetahui dan
dapat dengan mudah mencari produk tersebut, serta masih banyak lagi
keuntungan-keuntungan yang dapat kita peroleh dengan adanya media televisi.
Jika kita kaji lebih jauh sebenarnya media massa televisi mempunyai
fungsi utama yang selalu harus diperhatikan yaitu fungsi informatif, edukatif,
rekreatif dan sebagai sarana mensosialisasikan nilai-nilai atau pemahaman-
pemahaman baik yang lama maupun yang baru. Namun jika kita lihat
kenyataannya sekarang ini, acara-acara televisi lebih kepada fungsi informatif dan
rekreatif saja, sedangkan fungsi edukatif yang merupakan fungsi yang sangat
penting untuk disampaikan, sangat sedikit sekali. Hal ini bisa kita lihat dari
susunan acara-acara televisi, kebanyakan hanya acara-acara sinetron dan
infotainment saja. Sedangkan acara-acara yang mengarah kepada edukatif atau
pendidikan sangat kecil sekali frekuensinya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Televisi


Dibanding dengan media massa lainnya, televisi mempunyai sifat
istimewa. Televisi merupakan gebungan dari media dengar dan gambar, bisa
bersifat informatif, hiburan, maupun pendidika, bahkan gabungan dari ketiga
unsur diatas,Televisi merupakan sumber citra dan pesan tersebar (shared images
and message) yang sangat besar dalam sejarah, dan ini telah menjadi mainstream
bagi lngkungan simbolik masyarakat. Dan televisi merupakan sistem bercerita
(stary-telling) yang tersentralisasi.1
Televisi saat ini telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Banyak orang menghabiskan waktunya lebih lama di depan televisi,
dibandingkan menghabiskan waktu mengobrol bersama keluarganya,Siaran
televisi adalah pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar
proyeksi yang terbentuk pada sistem lensa dan suara. Menurut Peter Herford,
setiap stasiun televisi dapat menayangkan beberapa acara hiburan seperti,
film, musik, kuis, talk show, dan sebagainnya.2
Televisi merupakan media komunikasi yang menyediakan berbagai
informasi yang update, dan menyebarkannya kepada khalayak umum. “Televisi
merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan
dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki
kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak
individu”. lebih luas lagi dinyatakan bahwa: “Televisi adalah sistem pengambilan
gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik.
Gambar tersebut ditangkap dengan kamera televisi, diubah menjadi sinyal listrik,
dan dikirim langsung lewat kabel listrik kepada pesawat penerima”.
Berdasarkan pendapat di atas menjelaskan bahwa televisi adalah
sistem elektronis yang menyampaikan suatu isi pesan dalam bentuk audiovisual
gerak dan merupakan sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan
kembali gambar melalui tenaga listrik. Dengan demikian, televisi sangat berperan
dalam mempengaruhi mental, pola pikir khalayak umum. Televisi karena sifatnya
yang audiovisual merupakan media yang dianggap paling efektif dalam
menyebarkan nilai-nilai yang konsumtif dan permisif.
Stasiun televisi merupakan lembaga penyiaran atau tempat berkerja yang
melibatkan banyak orang, dan yang mempunyai kemampuan atau keahlian dalam
bidang penyiaran yang berupaya menghasilkan siaran atau karya yang baik.
Stasiun Televisi adalah tempat kerja yang sangat kompleks yang melibatkan

1
Syaputra Iswandi, Rezim media. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013 hal 41
2
Morrison. Media penyiaran, strategi mengelola radio dan televisi. Tangerang: Ramdina
Perkasa, 2005. hal 2

5
banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Juru kamera, editor gambar,
reporter, ahli grafis, dan staf operasional lainnya harus saling berintraksi dan
berkomunikasi dalam upaya untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin.
Dari penjelasan di atas maka dapat diuraikan bahwa televisi sangat
berpengaruh terhadap stasiun, karena stasiun merupakan suatu tempat atau kantor
yang mengupayakan untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin, dengan
demikian melibatkan banyak orang dalam pengelolaan berita atau informasi yang
akan di publikasikan.Umumnya siaran bertujuan untuk memberi informasi yang
dapat dinikmati dan dapat diterima dikalangan masyarakat, “Siaran televisi
merupakan pemancaran sinya l listrik yang membawa muatan gambar proyeksi
yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa dan suara”. Siaran televisi adalah
merupakan gabungan dari segi verbal, visual, teknologial, dan dimensi dramatikal.

B. Sejarah Televisi
Pada hakikatnya, media televisi lahir karena perkembangan
teknologi.Bermula dari ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan
gagasan seorang mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul
Nipkov, menemukan sistem penyaluran sinyal gambar,untuk mengirim gambar
melalui udara dari suatu tempat ke tempat lain. Sistem ini dianggap praktis,
sehingga diadakan percobaan pemancaran serta penerimaan sinyal televisi
tersebut. Hal ini terjadi antara tahun 1883-1884.
Akhirnya Nipkov diakui sebagai ‘Bapak’ televisi. Televisi sudah
mulaidapat dinikmati oleh publik Amerika Serikat pada tahun 1939, yaitu ketika
berlangsungnya World’s Fair di New York Amerika serikat, tetapi Perang Dunia
II telah menyebabkan kegiatan dalam bidang televisi itu terhenti. Baru setelah
itu, tahun 1946 kegiatan dalam bidang televisi dimulai lagi. Pada waktu itu di
seluruh Amerika Serikat hanya terdapat beberapa buah pemancar saja, tetapi
kemudian teknologi berkembang dengan pesat, jumlah pemancar TV meningkat
dengan hebatnya.
Tahun 1948 merupakan tahun penting dalam dunia pertelevisian
karena pada tahun tersebut ada perubahan dari televisi eksperimen ke televisi
komersial di Amerika. Seperti halnya dengan media massa lain, televisi pun tidak
dapat dimonopoli oleh Amerika Serikat saja. Sewaktu Amerika giat
mengembangkan media massa itu, negara-negara Eropalain pun tidak mau
ketinggalan.
Perkembangan televisi sangat cepat sehingga dari waktu ke waktu media
ini memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari. Menurut
Skormis (Kuswandi, 1996 : 8) dalam bukunya “Television and Society : An
Incuest and Agenda “, dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat
kabar, majalah, buku, dan sebagainya) Televisi tampaknya mempunyai sifat
istimewa.

6
Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa
bersifat informatif, hiburan, dan pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga
unsur tersebut. Informasi yang disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti
karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual. Bersamaan dengan
kemajuan media cetak, muncul media lain sebagai sumber informasi bagi
khalayak yaitu media elektronik mulai dari TV berwarna hingga teknologi
internet. Seperti surat kabar, saat ini hampir setiap orang memiliki televisi di
tempat tinggalnya.
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi
berasal dari kata teledan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele)
dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapatmelihat dari jarak jauh.
Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan
inimampu mengubah peradaban dunia.3

C. Pengaruh Media Televisi


1. Daya Tarik Televisi
Televisi mempunyai daya tarik yang kuat. Jika radio mempunyai daya
tarik yang kuat disebabkan unsur kata-kata, musik dan sound effect, maka TV
selain ketiga unsur tersebut juga memiliki unsur visual berupa gambar. Dan
gambar ini bukan gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu
menimbulkan kesan mendalam pada pemirsa. Daya tarik ini selain melebihi radio,
juga melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati di rumah
dengan aman dan nyaman. Selain itu, TV juga dapat menyajikan berbagai
program lainnya yang cukup variatif dan menarik untuk dinikmati masyarakat.
Daya tarik merupakan proses awal terhadap kesan dari suatu bentuk komunikasi
dan sangat berperan dalam membentuk animo komunikan. Daya tarik
merupakan kekuatan atau penampilan komunikator yang dapat memikat
perhatian, sehingga seseorang mampu untuk mengungkapkan kembali pesan yang
ia peroleh dari media komunikasi.
Daya tarik merupakan sikap yang membuat orang senang akan objek
situasi atau ide-ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan
kecenderungan untuk mencari objek yang disenanginya itu.4

3
http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi/akses terakhir 27April 2019.
4
Syaiful Halim, Postkomodifikasi Media, Yogyakarta, Jalasutra, hal 59.

7
2. Dampak Media Televisi
Media televisi sebagaimana media massa lainnya berperan sebagai alat
informasi, hiburan, kontrol sosial, dan penghubung wilayah secara
strategis. Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi
kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan di interpretasikan secara berbeda-
beda menurut visi pemirsa. Serta dampak yang ditimbulkan juga beraneka ragam.
Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa terhadap isi
pesan acara televisi berkaitan erat dengan status sosial ekonomi serta situasi dan
kondisi pemirsa pada saat menonton televisi.
Dengan demikian apa yang diasumsikan televisi sebagai suatu acara yang
penting untuk disajikan bagi pemirsa, belum tentu penting bagi khalayak.
Ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa :
1. Dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk
menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang
melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.
2. Dampak peniruan yaitu pemirsa di hadapkan pada trendiaktual yang di
tayangkan televisi.
3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang
telah ditayangkanacara televisi yang diterapkan dalam kehidupan
pemirsa sehari-hari.5

3. Kemampuan Media Mempengaruhi Media Massa

Teori kultivasi (Cultivation Theory) pertama kali dikenalkan oleh Profesor


George Gerbner ketika ia menjadi dekan Annenberg School of Communication
di Universitas Pennsylvania Amerika Serikat (AS). Tulisan pertama yang
memperkenalkan teori ini adalah “Living with Television: The Violence profile”,
Journal of Communication. Awalnya, ia melakukan penelitian tentang “Indikator
Budaya” dipertengahan tahun 60 - an untuk mempelajari pengaruh menonton
televisi. Teori ini mendeksripsikan bahwa media menghasilkan sebuah dampak
dimana ada sebagian masyarakat yang menganggap dunia nyata (kehidupannya
sehari- hari) berjalan sesuai dengan dunia yang digambarkan oleh media. Ataupun
sebaliknya, menganggap bahwa dunia dalam media itu adalah "realita". Sebagai
contoh, anak-anak yang secara konsisten menyaksikan liputan mengenai
penculikan anak, akan menganggap bahwa dimana pun Ia berada penculikan
tersebut bisa terjadi, sehingga memiliki rasa ketakutan yang berlebihan,
dibandingkan anak-anak yang tidak menonton liputan tersebut.6

5
http://repository.usu.ac.id//akses terakhir 16 April 2015.

8
Tidak perlu dikatakan lagi bahwa media televisi sekarang ini ada banyak
sekali pilihan bila kita lihat sudah banyak sekali saluran khusus yang tersedia,
Akan tetapi, ternyata didapat bahwa yang ditawarkan saluran saluran ini tidak
lebih dari kesempatan untuk memfokuskan niat seseorang, mereka tidak
menentang sinteks televisi dengan cara apapun. Sebagai contoh, jika ada yang
menyukai acara masak memasak, maka kesempatan untuk memuaskan
kesenangan ini akan di dapat dengan menonton sebuah saluran tentang masak
memasak.
Dalam menayangkan paket – paket acara – acara audisi ini, media televisi
memiliki dua tujuan yaitu:7
1. Menarik para produser (pengiklan) untuk beriklan atau menjadi sponsor
utama acara audisi tersebut. seperti kita ketahui paket – paket acara audisi
sangat digemari pemirsa. Di lain pihak, para produsen menginginkan
produknya diketahuiatau di tonton banyak pemirsa. Jadi secara otomatis
pihak televisi akan dengan mudah mendapatkan sepasang iklan .
Tayangan audisi sangat berkaitan erat dengan jumlah pemirsa, sedangkan
jumlah penonton atau pemirsa sangat signifikan
untuk promosi atau iklan sebuah produk.
2. Menciptakan keterrkaitan emosional penonton, dalam beberapa episode
acara audisi, terlihat ada tangis kesedihan antara pemirsa dengan peserta
audisi yang gagal masuk babak berikutnya. Dalam hal ini media televisi
tunggal yang mengatur dan membidik para produsen dan pemirsa.

Sebagai media audio visual televisi mampu merebut saluran masuk pesan-
pesan atau informasi kedalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga,
umumnya orang akan mampu mengingat setiyap informasi yang ditayangkan di
televisi dengan mudah, kemampuan televisi yang luar biasa tersebut sangat
bermanfaat bagi banyak pihak baik dari kalangan ekonomi maupun politik,
televisi sering di manfaatkan bagi para produsen iklan untuk untuk
mempublikasikan produk yang di tayangkannya.
Televisi mempunyai kemampuan yang sangat baik untuk menembus batas-
batas yang sulit di tembus oleh media massa lainnya, televisi mampu
menjangkau daerah-daerah yang jauh secara geografis. Kehendak massa untuk
mempengaruhi media televisi bahwasanya media massa juga menginginkan
sesuatu keuntungan dari massa hal ini timbul dari besarnya angka pemasukan
yang diperoleh dari massa yaitu seperti iklan dan juga pada program hiburan
seperti audisi maupun genre yang bisa menguntungkan media.

7
Kuswandi Wawan. Komunikasi Massa Analisis Interaktif Budaya massa. Jakarta Rineka cipta
2008. hal 147-148

9
4. Perubahan Massa Setelah Melihat Media
Sekarang ini banyak sekali tayangan televisi yang sebenarnya merupakan
duplikasi dari acara luar negri sehingga masyarakat perdesaan mulai geger budaya
karena berondongan pesan yang asing itu, sinetron remaja yang ramai di
tayangkan di televisi indonesia di dominasi oleh konflik – konflik yang tidak
menggambarkan kehidupan santun yang sesuai budaya bangsa. Alur cerita diisi
dengan perebutan pacar, sikap hidup konsumtif dan gaya hidup modern dan
westren seperti dugem dan kongkow, sehingga masyarakat mengabaikan
budaya yang telah dimilikinya.
Perubahan pemahaman massa setelah melihat tayangan televisi bisa
terlihat dalam genre media yang menayangkan beberapa film yang mungkin
tidak begitu bagus manfaatnya seperti tayangan televisi tentang pacaran
melakukan sesuatu yang mubadzir makan malam dengan pacar, menghambur -
hamburkan uang seperti pesta pergi ke diskotik terkadang pula minum minuman
keras maupun barang – barang yang terlarang.
Banyaknya program acara audisi seperti musik, akting, bakat, dan
sebagainya membuat masyarakat memiliki banya pilihan acara yang menarik
sesuai kebutuhan. Fungsi media televisi secara perlahan bukan lagi sebagai alat
informasi, hiburan, dan kontrol sosial, tetapi media televisi akan menjadi alat
produksi dalam menciptakan sosok figur atau yang bisa menjadi idola penonton.

D. Dampak Televisi Terhadap Anak


Televisi merupakan media massa elektronik yang sangat digemari hampir
disegala jenjang usia, baik oleh anak-anak remaja maupun orang dewasa
sekalipun. Menonton acara televisi sebenarnya sangat baik bagi anak-anak, remaja
dan orang dewasa, dengan catatan apabila menonton televisi tersebut tidak
berlebihan, acara yang ditonton sesuai dengan usia, dan bagi anak-anak adanya
kontrol/pengawasan dari orang tua. Namun kenyataan yang terjadi, banyak dari
anak-anak menonton acara yang seharusnya belum pantas untuk ia saksikan serta
kebiasaan menonton televisi telah menjadi kebiasaan yang berlebihan tampa
diikuti dengan sikap yang kreatif, bahkan bisa menyebabkan anak bersikap pasif.
Bagi anak-anak, kebiasaan menonton televisi bisa mengakibatkan
menurunnya minat baca anak-anak terhadap buku, serta masih banyak lagi
dampak negatif lainnya jika dibandingkan dampak positifnya yang hanya sedikit
sekali. Anak-anak cenderung lebih senang berlama-lama didepan televisi
dibandingan harus belajar, atau membaca buku.
Jika kita melihat acara-acara yang disajika oleh stasiun televisi, banyak
acara yang disajikan tidak mendidik malahan bisa dakatakan berbahaya bagi anak-
anak untuk di tonton. Kebanyakan dari acara televisi memutar acara yang berbau
kekerasan, adegan pacaran yang mestinya belum pantas untuk mereka tonton,

10
tidak hormat terhadap orang tua, gaya hidup yang hura-hura (mementingkan
duniawi saja) dan masih banyak lagi deretan dampak negatif yang akan
menggrogoti anak-anak yang masih belum mengerti dan mengetahui apa-apa.
Mereka hanya tahu bahwa acara televisi itu bagus, mereka merasa senang dan
terhibur serta merasa penasaran untuk terus mengikuti acara demi acara
selanjutnya. Sudah sepatutnya orang tua menyadari hal ini, mengingat betapa
besarnya akibat dari menonton televisi yang berlebihan.
Dibawah ini dicantumkan data mengenai fakta tentang pertelevisian
Indonesia tahun 2002 jam tonton televisi anak-anak 30-35 jam/hari atau 1.560 –
1.820 jam/tahun, sedangkan jam belajar SD umumnya kurang dari
1.000jam/tahun. 85% acara televisi tidak aman untuk anak, karena banyak
mengandung adegan kekerasa, seks dan mistis yang berlebihan dan terbuka. Saat
ini ada 800 judul acara anak, dengan 300 kali tayang selama 170jam/minggu
padahal satu minggu hanya ada 24 jam X 7 hari = 168 jam. 40 % waktu tayang
diisi iklan yang jumblahnya 1.200 iklan/minggu, jauh diatas rata-rata dunia 561
iklan/minggu.
Berdasarkan perjabaran diatas, bisa dibayangkan apabila anak-anak yang
merupak aset-aset bangsa yang akan meneruskan perjuangan bangsa ini serta yang
akan memajukan bangsa ini, sejak kecil telah terbiasa dengan hal yang tidak
bermanfaat, maka negara ini yang sudah tertinggal dan terpuruk ini akan semakin
terpuruk dan tertinggal dan akhirnya akan menjadi negara yang akan di lecehkan
oleh negara lain. Inilah fakta yang bukan hanya untuk kita perhatikan tetapi perlu
dilakukan tindakan nyata untuk mengantisipasinya. Yang pastinya diperlukan
satu-kesatuan tekat dalam setiap diri orang tua dan anggota masyarakat untuk bisa
mengatisipasi dampak yang akan terjadi serta bisa menjadi kontrol bagi pihak
penyiar televisi terhadap acara-acara yang ditayangkan oleh setiap stasiun televisi.
Jika kita kaji lebih jauh, dampak negatif dari menonton televisi berlebihan
yaitu:
 Anak 0–4 tahun, menggangu pertumbuhan otak, menghambat
pertumbuhan berbicara, kemampuan herbal membaca maupun maupun
memahaminya, menghambat anak dalam mengekspresikan pikiran melalui
tulisan.
 Anak 5-10 tahun, meningkatkan agresivitas dan tindak kekerasan, tidak
mampu membedakan antara realitas dan khayalan
 Berprilaku konsumtif karena rayuan iklan
 Mengurangi kreatifitas, kurang bermain dan bersosialisasi, menjadi
manusia individualis dan semdiri
 Televisi menjadi pelarian dari setiap keborosan yang dialami, seolah tidak
ada pilihan lain
 Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan) kaena kurang
berkreativitas dan berolahraga

11
 Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga, waktu berkumpul dan
bercengkrama dengan anggota keluarga tergantikan dengan nonton TV,
yang cendrung berdiam diri karena asik dengan jalan pikiran masing-
masing.
 Matang secara seksual lebih cepat asupan gizi yang bagus adegan seks
yang sering dilihat menjadikan anak lebih cepat matang secara seksual,
ditamah rasa ingin tahu pada anak dan keinginan untuk mencoba adegan di
TV semain menjerumskan anak.
Mungkin kita beranggapan dampak televisi tidaklah begitu teralu besar
bagi anak-anak, malahan orang tua hanya melarang anak-anaknya untuk tidak
menonton film yang berbau pornoaksi, dan membiarkan mereka menonton film
yang biasa-biasa saja atau memang film anak-anak, namun sebenarnya film anak-
anak yang di tonton oleh anak-anak pun tidak menutup kemungkinan bisa
berdampak negatif bagi anak itu sendiri. Sekarang seteleh mengetahui begitu
besar dampak televisi bagi anak sudah sepatutunya setiap orang tua membatasi
waktu menonton dan mengawasi serta menseleksi acara-acara apa saja yang
pantas dan tidak pantas untuk di tonton oleh anak-anak.

E. Peranan Orang Tua dalam Mengatasi Dampak Negatif Acara Televisi


Setiap orang tua memiliki tanggungjawab untuk selalu mengawasi
anaknya dan memperhatikan perkembangannya, oeh sebab itu hal-hal yang
sekecil apapun harus bisa diantisipasi oleh setiap orang tua mengenai dampak
positif atau negatif yang akan ditimbulkan oleh hal yang bersangkutan. Begitu
juga mengenai hal televisi ini, yang sudah nyata dampak negatifnya, sudah
sepatutnya setiap orang tua mempersiapkan senjata untuk mengantisipasinya.
Dari begitu banyak dampak yangdiakibatkan oleh tontonan televisi, ada
beberapa hal yang bisa kita lakukan oleh setiap orang tua, yaitu:
1. Pilih acara yang sesuai dengan usia anak
Jangan biarkan anak-anak menonton acara yang tidak sesuai dengan usianya,
walaupun ada acara yang memang untuk anak-anak, perhatikan dan analisa
apakah sesuai dengan anak-anak (tidak ada unsur kekerasan, atau hal lainnya yang
tidak sesuai dengan usia mereka).
2. Dampingi anak memonton TV
Tujuannya adalah agar acara televisi yang mereka tonton selalu terkontrol dan
orangtua bisa memperhatikan apakah acara tersebut masih layak atau tidak untuk
di tonton.
3. Letakan TV di ruang tengah, hindari menyediakan TV dikamar anak.
Dengan meyimpan TV diruang tengah, akan mempermudah orang tua dalam
mengontrol tontonan anak-anaknya, serta bisa mengantisipasi hal yang tidak
orang tua inginkan, karena kecendrungan rasa ingin tahu anak-anak sangat tinggi.

12
4. Tanyakan acara favorit mereka dan buntu memahami pantas tidaknya
acara tersebut untuk mereka diskusikan setelah menonton, ajak mereka
menilai karakter dalam acara tersebut secara bijaksana dan positif
5. Ajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan lingkungan,
bersosialisasi secara positif dengan orang lain. Acara yang bisa dilakukan
misalnya hiking, tamasya, siraturahim tempat sanak keluarg dan hal
lainnya yang bisa membangun jiwa sosialnya.
6. Perbanyak membaca buku, letakkan buku ditempat yang mudah dijangkau
anak, ajak anak ke toko dan perpustakaan
7. Perbanyak mendengarkan radio, memutar kaset atau mendengarkan musik
sebagai mengganti menonton TV. Hal ini sangat penting untuk dilakukan
karena dengan mendenganrkan radio, anak akan terlatih kemampuan
mendengarnya, jika kita bandingkan denga menonton televisi hanya
merangsang anak untuk mengikuti alur cerita tampa menganalisis lebih
lanjut dari apa yang dialihat dan dengar. Begitu juga dengan
mendengarkan musik lebih baik dilakukan bila dibandingkan dengan
menonton televisi karena bisa melatih perkembangan imajinasi anak.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Televisi merupakan media komunikasi sosial yang canggih dan sangat
digemari, terutama bagi kalangan anak-anak. Banyak tayangan yang mendidik
serta dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, serta psikomotorik anak.
Namun pada kenyataannya, acara yang ditayangkan juga banyak memuat hal-hal
yang tidak layak ditonton anak. Misalnya adegan kekerasan yang dapat dengan
mudah ditiru anak dalam kesehariannya. Selain itu, televisi juga banyak
menayangkan iklan yang menyebabkan perilaku konsumtif anak. Menurut hasil
penelitian, terlalu lama duduk menonton televisi dapat menimbulkan penyakit
diabetes.
Orangtua memiliki peran penting mendampingi anak dalam memilih acara
televisi yang disukainya. Komunikasi yang baik antara anak dan orangtua dalam
memilih acara di televisi sangat diperlukan. Pada umumnya anak-anak memiliki
rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Anak bisa saja dapat terpengaruh dengan
tayangan-tayangan yang tidak mendidik bahkan merusak moral. Penempatan
televisi juga tidak kalah pentingnya, sebaiknya televisi ditempatkan di ruang
keluarga. Jangan menempatkan televisi di kamar anak, agar orangtua dapat
dengan mudah mengontrol tayangan yang ditonton anak.

B. Saran
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saya
perlu kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini menjadi sempurna.

14
DAFTAR PUSTAKA

Iswandi,Syaputra.2013. Rezim media.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Morrison.2008.Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi.


Tangerang: Ramdina Perkasa.

http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi/akses terakhir 27April 2019.

Halim.Syaiful.2013.Postkomodifikasi Media.Yogyakarta: Jalasutra.

Wawan.Kusmandi.2008.Komunikasi Massa Analisis Interaktif Budaya Massa.


Jakarta: Rineka Cipta.

15

Anda mungkin juga menyukai