i
Kata Pengantar
Dendi Siswanto
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada jaman sekarang ini Televisi merupakan media massa elektronik yang
mampu meyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai
khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi
dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat
pemirsanya, dan membuat pemirsannya ‘ketagihan’ untuk selalu menyaksikan
acara-acara yang ditayangkan. bahkan bagi anak-anak sekalipun sudah merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya, bahkan acara “nonton
tv” sudah menjadi agenda wajib bagi mereka.
Dengan berbagai acara yang ditayangkan mulai dari infotainment,
entertainment, iklan, sampai pada sinetron-sinetron dan film-film yang berbau
kekerasan, televisi telah mampu membius para pemirsanya (anak-anak, remaja
dan orang tua) untuk terus menyaksikan acara demi acara yang dikemas
sedemikian rupa, dan di bubuhi dengan assesories-assesories yang menarik,
sehingga membuat pemirsanya terkagum-kagum dengan acara yang disajikan.
Tidak jarang sekarang ini banyak anak-anak lebih suka berlama-lama didepan
televisi dari pada belajar, bahkan hampir-hampir lupa akan waktu makannya. Ini
merupakan suatu problematika yang terjadi dilingkungan kita sekarang ini, dan
perlu perhatian khusus bagi setiap orang tua untuk selalu mengawasi aktivitas
anaknya.
Tidak dipungkiri, dengan adanya media massa televisi ini, banyak sekali
manfaat yang bisa kita ambil. Dimana kita akan dengan cepat memperoleh
informasi-informasi terbaru yang terjadi dimana pun dan belahan dunia manapun.
Dengan adanya televisi akan mempermudah suatu perusahaan atau badan usaha
untuk mempromosikan produk-produknya, sehingga konsumen mengetahui dan
dapat dengan mudah mencari produk tersebut, serta masih banyak lagi
keuntungan-keuntungan yang dapat kita peroleh dengan adanya media televisi.
Jika kita kaji lebih jauh sebenarnya media massa televisi mempunyai
fungsi utama yang selalu harus diperhatikan yaitu fungsi informatif, edukatif,
rekreatif dan sebagai sarana mensosialisasikan nilai-nilai atau pemahaman-
pemahaman baik yang lama maupun yang baru. Namun jika kita lihat
kenyataannya sekarang ini, acara-acara televisi lebih kepada fungsi informatif dan
rekreatif saja, sedangkan fungsi edukatif yang merupakan fungsi yang sangat
penting untuk disampaikan, sangat sedikit sekali. Hal ini bisa kita lihat dari
susunan acara-acara televisi, kebanyakan hanya acara-acara sinetron dan
infotainment saja. Sedangkan acara-acara yang mengarah kepada edukatif atau
pendidikan sangat kecil sekali frekuensinya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Syaputra Iswandi, Rezim media. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013 hal 41
2
Morrison. Media penyiaran, strategi mengelola radio dan televisi. Tangerang: Ramdina
Perkasa, 2005. hal 2
5
banyak orang dengan berbagai jenis keahlian. Juru kamera, editor gambar,
reporter, ahli grafis, dan staf operasional lainnya harus saling berintraksi dan
berkomunikasi dalam upaya untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin.
Dari penjelasan di atas maka dapat diuraikan bahwa televisi sangat
berpengaruh terhadap stasiun, karena stasiun merupakan suatu tempat atau kantor
yang mengupayakan untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin, dengan
demikian melibatkan banyak orang dalam pengelolaan berita atau informasi yang
akan di publikasikan.Umumnya siaran bertujuan untuk memberi informasi yang
dapat dinikmati dan dapat diterima dikalangan masyarakat, “Siaran televisi
merupakan pemancaran sinya l listrik yang membawa muatan gambar proyeksi
yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa dan suara”. Siaran televisi adalah
merupakan gabungan dari segi verbal, visual, teknologial, dan dimensi dramatikal.
B. Sejarah Televisi
Pada hakikatnya, media televisi lahir karena perkembangan
teknologi.Bermula dari ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan
gagasan seorang mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul
Nipkov, menemukan sistem penyaluran sinyal gambar,untuk mengirim gambar
melalui udara dari suatu tempat ke tempat lain. Sistem ini dianggap praktis,
sehingga diadakan percobaan pemancaran serta penerimaan sinyal televisi
tersebut. Hal ini terjadi antara tahun 1883-1884.
Akhirnya Nipkov diakui sebagai ‘Bapak’ televisi. Televisi sudah
mulaidapat dinikmati oleh publik Amerika Serikat pada tahun 1939, yaitu ketika
berlangsungnya World’s Fair di New York Amerika serikat, tetapi Perang Dunia
II telah menyebabkan kegiatan dalam bidang televisi itu terhenti. Baru setelah
itu, tahun 1946 kegiatan dalam bidang televisi dimulai lagi. Pada waktu itu di
seluruh Amerika Serikat hanya terdapat beberapa buah pemancar saja, tetapi
kemudian teknologi berkembang dengan pesat, jumlah pemancar TV meningkat
dengan hebatnya.
Tahun 1948 merupakan tahun penting dalam dunia pertelevisian
karena pada tahun tersebut ada perubahan dari televisi eksperimen ke televisi
komersial di Amerika. Seperti halnya dengan media massa lain, televisi pun tidak
dapat dimonopoli oleh Amerika Serikat saja. Sewaktu Amerika giat
mengembangkan media massa itu, negara-negara Eropalain pun tidak mau
ketinggalan.
Perkembangan televisi sangat cepat sehingga dari waktu ke waktu media
ini memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari. Menurut
Skormis (Kuswandi, 1996 : 8) dalam bukunya “Television and Society : An
Incuest and Agenda “, dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat
kabar, majalah, buku, dan sebagainya) Televisi tampaknya mempunyai sifat
istimewa.
6
Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa
bersifat informatif, hiburan, dan pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga
unsur tersebut. Informasi yang disampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti
karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual. Bersamaan dengan
kemajuan media cetak, muncul media lain sebagai sumber informasi bagi
khalayak yaitu media elektronik mulai dari TV berwarna hingga teknologi
internet. Seperti surat kabar, saat ini hampir setiap orang memiliki televisi di
tempat tinggalnya.
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi
berasal dari kata teledan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele)
dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapatmelihat dari jarak jauh.
Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan
inimampu mengubah peradaban dunia.3
3
http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi/akses terakhir 27April 2019.
4
Syaiful Halim, Postkomodifikasi Media, Yogyakarta, Jalasutra, hal 59.
7
2. Dampak Media Televisi
Media televisi sebagaimana media massa lainnya berperan sebagai alat
informasi, hiburan, kontrol sosial, dan penghubung wilayah secara
strategis. Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi
kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan di interpretasikan secara berbeda-
beda menurut visi pemirsa. Serta dampak yang ditimbulkan juga beraneka ragam.
Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa terhadap isi
pesan acara televisi berkaitan erat dengan status sosial ekonomi serta situasi dan
kondisi pemirsa pada saat menonton televisi.
Dengan demikian apa yang diasumsikan televisi sebagai suatu acara yang
penting untuk disajikan bagi pemirsa, belum tentu penting bagi khalayak.
Ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa :
1. Dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk
menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang
melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.
2. Dampak peniruan yaitu pemirsa di hadapkan pada trendiaktual yang di
tayangkan televisi.
3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang
telah ditayangkanacara televisi yang diterapkan dalam kehidupan
pemirsa sehari-hari.5
5
http://repository.usu.ac.id//akses terakhir 16 April 2015.
8
Tidak perlu dikatakan lagi bahwa media televisi sekarang ini ada banyak
sekali pilihan bila kita lihat sudah banyak sekali saluran khusus yang tersedia,
Akan tetapi, ternyata didapat bahwa yang ditawarkan saluran saluran ini tidak
lebih dari kesempatan untuk memfokuskan niat seseorang, mereka tidak
menentang sinteks televisi dengan cara apapun. Sebagai contoh, jika ada yang
menyukai acara masak memasak, maka kesempatan untuk memuaskan
kesenangan ini akan di dapat dengan menonton sebuah saluran tentang masak
memasak.
Dalam menayangkan paket – paket acara – acara audisi ini, media televisi
memiliki dua tujuan yaitu:7
1. Menarik para produser (pengiklan) untuk beriklan atau menjadi sponsor
utama acara audisi tersebut. seperti kita ketahui paket – paket acara audisi
sangat digemari pemirsa. Di lain pihak, para produsen menginginkan
produknya diketahuiatau di tonton banyak pemirsa. Jadi secara otomatis
pihak televisi akan dengan mudah mendapatkan sepasang iklan .
Tayangan audisi sangat berkaitan erat dengan jumlah pemirsa, sedangkan
jumlah penonton atau pemirsa sangat signifikan
untuk promosi atau iklan sebuah produk.
2. Menciptakan keterrkaitan emosional penonton, dalam beberapa episode
acara audisi, terlihat ada tangis kesedihan antara pemirsa dengan peserta
audisi yang gagal masuk babak berikutnya. Dalam hal ini media televisi
tunggal yang mengatur dan membidik para produsen dan pemirsa.
Sebagai media audio visual televisi mampu merebut saluran masuk pesan-
pesan atau informasi kedalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga,
umumnya orang akan mampu mengingat setiyap informasi yang ditayangkan di
televisi dengan mudah, kemampuan televisi yang luar biasa tersebut sangat
bermanfaat bagi banyak pihak baik dari kalangan ekonomi maupun politik,
televisi sering di manfaatkan bagi para produsen iklan untuk untuk
mempublikasikan produk yang di tayangkannya.
Televisi mempunyai kemampuan yang sangat baik untuk menembus batas-
batas yang sulit di tembus oleh media massa lainnya, televisi mampu
menjangkau daerah-daerah yang jauh secara geografis. Kehendak massa untuk
mempengaruhi media televisi bahwasanya media massa juga menginginkan
sesuatu keuntungan dari massa hal ini timbul dari besarnya angka pemasukan
yang diperoleh dari massa yaitu seperti iklan dan juga pada program hiburan
seperti audisi maupun genre yang bisa menguntungkan media.
7
Kuswandi Wawan. Komunikasi Massa Analisis Interaktif Budaya massa. Jakarta Rineka cipta
2008. hal 147-148
9
4. Perubahan Massa Setelah Melihat Media
Sekarang ini banyak sekali tayangan televisi yang sebenarnya merupakan
duplikasi dari acara luar negri sehingga masyarakat perdesaan mulai geger budaya
karena berondongan pesan yang asing itu, sinetron remaja yang ramai di
tayangkan di televisi indonesia di dominasi oleh konflik – konflik yang tidak
menggambarkan kehidupan santun yang sesuai budaya bangsa. Alur cerita diisi
dengan perebutan pacar, sikap hidup konsumtif dan gaya hidup modern dan
westren seperti dugem dan kongkow, sehingga masyarakat mengabaikan
budaya yang telah dimilikinya.
Perubahan pemahaman massa setelah melihat tayangan televisi bisa
terlihat dalam genre media yang menayangkan beberapa film yang mungkin
tidak begitu bagus manfaatnya seperti tayangan televisi tentang pacaran
melakukan sesuatu yang mubadzir makan malam dengan pacar, menghambur -
hamburkan uang seperti pesta pergi ke diskotik terkadang pula minum minuman
keras maupun barang – barang yang terlarang.
Banyaknya program acara audisi seperti musik, akting, bakat, dan
sebagainya membuat masyarakat memiliki banya pilihan acara yang menarik
sesuai kebutuhan. Fungsi media televisi secara perlahan bukan lagi sebagai alat
informasi, hiburan, dan kontrol sosial, tetapi media televisi akan menjadi alat
produksi dalam menciptakan sosok figur atau yang bisa menjadi idola penonton.
10
tidak hormat terhadap orang tua, gaya hidup yang hura-hura (mementingkan
duniawi saja) dan masih banyak lagi deretan dampak negatif yang akan
menggrogoti anak-anak yang masih belum mengerti dan mengetahui apa-apa.
Mereka hanya tahu bahwa acara televisi itu bagus, mereka merasa senang dan
terhibur serta merasa penasaran untuk terus mengikuti acara demi acara
selanjutnya. Sudah sepatutnya orang tua menyadari hal ini, mengingat betapa
besarnya akibat dari menonton televisi yang berlebihan.
Dibawah ini dicantumkan data mengenai fakta tentang pertelevisian
Indonesia tahun 2002 jam tonton televisi anak-anak 30-35 jam/hari atau 1.560 –
1.820 jam/tahun, sedangkan jam belajar SD umumnya kurang dari
1.000jam/tahun. 85% acara televisi tidak aman untuk anak, karena banyak
mengandung adegan kekerasa, seks dan mistis yang berlebihan dan terbuka. Saat
ini ada 800 judul acara anak, dengan 300 kali tayang selama 170jam/minggu
padahal satu minggu hanya ada 24 jam X 7 hari = 168 jam. 40 % waktu tayang
diisi iklan yang jumblahnya 1.200 iklan/minggu, jauh diatas rata-rata dunia 561
iklan/minggu.
Berdasarkan perjabaran diatas, bisa dibayangkan apabila anak-anak yang
merupak aset-aset bangsa yang akan meneruskan perjuangan bangsa ini serta yang
akan memajukan bangsa ini, sejak kecil telah terbiasa dengan hal yang tidak
bermanfaat, maka negara ini yang sudah tertinggal dan terpuruk ini akan semakin
terpuruk dan tertinggal dan akhirnya akan menjadi negara yang akan di lecehkan
oleh negara lain. Inilah fakta yang bukan hanya untuk kita perhatikan tetapi perlu
dilakukan tindakan nyata untuk mengantisipasinya. Yang pastinya diperlukan
satu-kesatuan tekat dalam setiap diri orang tua dan anggota masyarakat untuk bisa
mengatisipasi dampak yang akan terjadi serta bisa menjadi kontrol bagi pihak
penyiar televisi terhadap acara-acara yang ditayangkan oleh setiap stasiun televisi.
Jika kita kaji lebih jauh, dampak negatif dari menonton televisi berlebihan
yaitu:
Anak 0–4 tahun, menggangu pertumbuhan otak, menghambat
pertumbuhan berbicara, kemampuan herbal membaca maupun maupun
memahaminya, menghambat anak dalam mengekspresikan pikiran melalui
tulisan.
Anak 5-10 tahun, meningkatkan agresivitas dan tindak kekerasan, tidak
mampu membedakan antara realitas dan khayalan
Berprilaku konsumtif karena rayuan iklan
Mengurangi kreatifitas, kurang bermain dan bersosialisasi, menjadi
manusia individualis dan semdiri
Televisi menjadi pelarian dari setiap keborosan yang dialami, seolah tidak
ada pilihan lain
Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan) kaena kurang
berkreativitas dan berolahraga
11
Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga, waktu berkumpul dan
bercengkrama dengan anggota keluarga tergantikan dengan nonton TV,
yang cendrung berdiam diri karena asik dengan jalan pikiran masing-
masing.
Matang secara seksual lebih cepat asupan gizi yang bagus adegan seks
yang sering dilihat menjadikan anak lebih cepat matang secara seksual,
ditamah rasa ingin tahu pada anak dan keinginan untuk mencoba adegan di
TV semain menjerumskan anak.
Mungkin kita beranggapan dampak televisi tidaklah begitu teralu besar
bagi anak-anak, malahan orang tua hanya melarang anak-anaknya untuk tidak
menonton film yang berbau pornoaksi, dan membiarkan mereka menonton film
yang biasa-biasa saja atau memang film anak-anak, namun sebenarnya film anak-
anak yang di tonton oleh anak-anak pun tidak menutup kemungkinan bisa
berdampak negatif bagi anak itu sendiri. Sekarang seteleh mengetahui begitu
besar dampak televisi bagi anak sudah sepatutunya setiap orang tua membatasi
waktu menonton dan mengawasi serta menseleksi acara-acara apa saja yang
pantas dan tidak pantas untuk di tonton oleh anak-anak.
12
4. Tanyakan acara favorit mereka dan buntu memahami pantas tidaknya
acara tersebut untuk mereka diskusikan setelah menonton, ajak mereka
menilai karakter dalam acara tersebut secara bijaksana dan positif
5. Ajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan lingkungan,
bersosialisasi secara positif dengan orang lain. Acara yang bisa dilakukan
misalnya hiking, tamasya, siraturahim tempat sanak keluarg dan hal
lainnya yang bisa membangun jiwa sosialnya.
6. Perbanyak membaca buku, letakkan buku ditempat yang mudah dijangkau
anak, ajak anak ke toko dan perpustakaan
7. Perbanyak mendengarkan radio, memutar kaset atau mendengarkan musik
sebagai mengganti menonton TV. Hal ini sangat penting untuk dilakukan
karena dengan mendenganrkan radio, anak akan terlatih kemampuan
mendengarnya, jika kita bandingkan denga menonton televisi hanya
merangsang anak untuk mengikuti alur cerita tampa menganalisis lebih
lanjut dari apa yang dialihat dan dengar. Begitu juga dengan
mendengarkan musik lebih baik dilakukan bila dibandingkan dengan
menonton televisi karena bisa melatih perkembangan imajinasi anak.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Televisi merupakan media komunikasi sosial yang canggih dan sangat
digemari, terutama bagi kalangan anak-anak. Banyak tayangan yang mendidik
serta dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, serta psikomotorik anak.
Namun pada kenyataannya, acara yang ditayangkan juga banyak memuat hal-hal
yang tidak layak ditonton anak. Misalnya adegan kekerasan yang dapat dengan
mudah ditiru anak dalam kesehariannya. Selain itu, televisi juga banyak
menayangkan iklan yang menyebabkan perilaku konsumtif anak. Menurut hasil
penelitian, terlalu lama duduk menonton televisi dapat menimbulkan penyakit
diabetes.
Orangtua memiliki peran penting mendampingi anak dalam memilih acara
televisi yang disukainya. Komunikasi yang baik antara anak dan orangtua dalam
memilih acara di televisi sangat diperlukan. Pada umumnya anak-anak memiliki
rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Anak bisa saja dapat terpengaruh dengan
tayangan-tayangan yang tidak mendidik bahkan merusak moral. Penempatan
televisi juga tidak kalah pentingnya, sebaiknya televisi ditempatkan di ruang
keluarga. Jangan menempatkan televisi di kamar anak, agar orangtua dapat
dengan mudah mengontrol tayangan yang ditonton anak.
B. Saran
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saya
perlu kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini menjadi sempurna.
14
DAFTAR PUSTAKA
15