trofoblas ke dalam lapisan otot arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi pada lapisan otot
tersebut sehingga jaringan matriks menjadi gembur dan memudahkan lumen arteri spiralis
mengalami distensi dan dilatasi. Distensi dan vasodilatasi memberikan dampak penurunan
darah, penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan aliran darah pada utero plasenta,
Pada kehamilan yang disertai dengan hipertensi tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas.
Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga arteri spiralis tidak dapat
pada janin yang akan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan janin (2)
Berdasarkan Maternal Child Nurshing Care, hubungan antara terjadinya berat bayi
lahir rendah yang diakibatkan oleh hipertensi didasarkan pada teori iskemia plasenta. Teori
tersebut memberikan gambaran bahwasannya plasenta yang mengalami iskemia atau hipoksia
akan menghasilkan senyawa penerima elektron atau molekul yang tidak memiliki pasangan
yang disebut dengan oksidan. Senyawa tersebut akan menyebabkan terjadinya suatu kelainan
yang disebut dengan toxemia dalam kehamilan yang akan mengakibatkan produksi oksigen
dengan radikal bebas (12). Menurut Thomas J. Barder M.D dan L. Dorine Day M.D dalam
Obgyn Secrets lanjutan dari kejadian iskemia atau hipoksia pada plasenta yaitu terjadinya
disfungsi endotel yang mengakibatkan kerusakan pada metabolisme prostaglandin yang akan
penurunan sirkulasi feto-maternal. Secara normal, sirkulasi volume darah pada perempuan
hamil mencapai 5000 mL pada minggu terakhir kehamilan, dibandingkan dengan perempuan
tidak hamil yaitu 3500 mL. Pada kasus hipertensi khususnya eklampsia penambahan volume
darah sebanyak 1500 mL tersebut tidak tercapai sehingga kecukupan nutrisi janin tidak
terpenuhi (7)