Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN MODUL KEANEKARAGAMAN AVES SEBAGAI

SUMBER BELAJAR BIOLOGI

Herwati
STKIP Tunas Palapa Bandar Jaya Lampung Tengah
E-mail:herawati9674@yahoo.com

Abstract
The objective of this research were: (1) To make module of Aves bio diversity as
biology learning source; (2) To develop module of Aves bio-diversity as biology
learning source; (3) To find out the appropriateness of module of Aves bio-
diversity as a biology learning source. The population in this research was all
grade X students in State Senior High School 5 in Metro. The samples were
grade X students taken randomly. The data were collected with interviews,
questionnaires, and observations. Analysis was conducted with questionnaires of
expert, teachers, and students. Based on scale little test result and scale
expanded test of students showed was very good (82 %), this module was
effective and appropriate for used as one of biology learning sources for grade
X, especially in leraning Aves material in Kingdom Animalia.

Keywords: Development, Module, Learning Source

PENDAHULUAN pembelajaran yaitu modul. Namun


modul belum banyak digunakan oleh
Peningkatan kualitas pembelajaran
guru untuk mengajar.Hal tersebut sesuai
merupakan salah satu faktor yang dapat
dengan hasil prasurvei yang telah
mempengaruhi mutu pendidikan.
dilakukan peneliti pada guru Biologi di
Proses pembelajaran yang baik dan
SMA Negeri 1 Metro dan SMA Negeri
efektif salah satu caranya adalah dengan
5 Metro. Penggunaan bahan ajar
memaksimalkan sumber belajar yang
seperti modul akan memperkaya
ada. Dengan memanfaatkan berbagai
pengetahuan siswa terhadap sesuatu.
sumber belajar maka siswa akan lebih
Kota Metro merupakan salah satu
mudah untuk mengerti dan memahami
kota yang memiliki keragaman fauna
tentang apa yang dipelajarinya, karena
jenis Aves, baik yang hidup liar di alam,
sumber belajar menjadi media atau
dipelihara di rumah, maupun yang
sarana dalam rangka memperbaiki
dijual di pasar burung. Hal ini diketahui
pemahaman siswa terhadap pelajaran
setelah peneliti mengadakan
menjadi lebih baik lagi.
pengamatan langsung ke lapangan di
Salah satu sumber belajar yang
seluruh Kecamatan di Kota Metro pada
berkaitan langsung dengan standar mutu
tahun 2014 dan dilanjutkan pada tahun

28 Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436
2015 yang lalu. Peneliti 3) Mengetahui kelayakan modul
menginventarisasi jenis Aves yang ada keanekaragaman Aves sebagai
di Kota Metro. Memanfaatkan sumber sumber belajar biologi.
belajar akan dapat membantu dan 3. Tinjauan Pustaka
memberikan kesempatan belajar yang Modul adalah suatu istilah dalam
lebih optimal dan dapat memberikan dunia teknologi, yaitu alat ukur yang
perjalanan belajar yang berupa fakta. lengkap dan merupakan satu kesatuan
Berdasarkan uraian di atas maka program yang dapat mengukur tujuan.
peneliti memfokuskan penelitian pada Menurut Daryanto (2014: 178) modul
pengembangan modul keanekaragaman merupakan suatu unit yang berdiri
Aves sebagai sumber belajar biologi. sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian
1. Rumusan Masalah kegiatan belajar yang disusun untuk
Berdasarkan latar belakang di atas, membantu siswa mencapai sejumlah
maka dikembangkan menjadi rumusan tujuan yang dirumuskan secara khusus
masalah sebagai berikut: dan jelas. Sedangkan menurut Wena
1. Apakah modul keanekaragaman (2014: 232) menyatakan modul
Aves dapat dijadikan sumber diartikan sebagai salah satu bentuk
belajar biologi? media cetak yang berisi satu unit
2. Bagaimana mengembangkan modul pembelajaran, dilengkapi dengan
keanekaragaman Aves sebagai berbagai komponen sehingga
sumber belajar biologi? memungkinkan siswa-siswa yang
3. Apakah modul keanekaragaman mempergunakannya dapat mencapai
Aves layak dikembangkan? tujuan secara mandiri, dengan sekecil
2. Tujuan Penelitian mungkin bantuan dari guru, mereka
Penelitian ini mempunyai tujuan dapat mengontrol mengevaluasi
yaitu untuk: kemampuan sendiri, yang selanjutnya
1) Menjadikan modul dapat menentukan mulai dari mana
keanekaragaman Aves sebagai kegiatan belajar selanjutnya harus
sumber belajar biologi. dilakukan. Selanjutnya Sukiman (2012:
2) Mengembangkan modul 132) menyatakan bahwa modul adalah
keanekaragaman Aves sebagai semacam paket program untuk
sumber belajar biologi. keperluan belajar yang terdiri dari

Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436 29
komponen berisi tujuan belajar, bahan 2. Supaya peserta didik memfokuskan
belajar, metode belajar, alat dan sumber perhatian pada hal-hal yang
belajar, dan sistem evaluasi.Dari menjadi tujuan pembelajaran pada
pernyataan yang dikemukakan beberapa modul, tujuan tersebut perlu
ahli mengenai modul, maka dapat diinformasikan secara jelas dan
disimpulkan bahwa modul adalah unit tegas pada peserta didik.
pembelajaran berbentuk cetak yang 3. Hubungkan bahan ajar yang
meliputi berbagai aktivitas dan merupakan informasi baru bagi
komponen, seperti tujuan belajar, bahan peserta didik dengan pengetahuan
belajar, metode belajar, alat dan sumber yang telah dikuasai sebelumnya
belajar, dan sistem evaluasi, yang oleh peserta didik.
bertujuan mempermudah siswa untuk 4. Informasi perlu dipenggal-penggal
mencapai tujuan pembelajaran secara untuk memudahkan pemrosesan
mandiri. dalam ingatan pengguna modul.
Belajar adalah proses yang Sajikan 5 sampai 9 butir informasi
melibatkan penggunaan memori, dalam satu kegiatan belajar.
motivasi, dan berfikir. Banyaknya hal 5. Penyajian modul harus dapat
yang dapat dipelajari sesuai dengan memberikan motivasi untuk belajar.
kapasitas pemrosesan, kedalaman Modul dikembangkan agar menarik
pemrosesan, banyaknya upaya yang perhatian penggunanya selama
dilakukan oleh peserta didik dalam mempelajarinya.Aves adalah salah satu
menerima dan mengolah informasi. kelas yang terdapat dalam hewan
Terkait dengan hal tersebut, implikasi vertebrata (bertulang belakang) yang
penting prinsip belajar terhadap mencakup hewan-hewan unggas yang
penulisan modul menurut Direktorat ditandai oleh adanya bulu dan adaptasi
PMPTK (2008: 10) antara lain sebagai terbang lainnya. Kelas aves ini diduga
berikut: berawal dari reptile terbang. Kelas aves
1. Rancang strategi untuk menarik berevolusi selama radiasi reptilia yang
perhatian sehingga peserta didik sangat hebat pada masa mesozoikum.
dapat memahami informasi yang Sekitar 150 juta tahun yang lalu,
disajikan. tetrapoda berbulu telah berevolusi
menjadi burung. Archaeopteriyx, yang

30 Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436
ditemukan di sebuah pertambangan terpisah maupun dalam bentuk
gamping di Jerman pada tahun 1861, gabungan, untuk kepentingan belajar
tetap merupakan burung tertua yang mengajar dengan tujuan meningkatkan
diketahui. Burung ini memiliki sayap efektivitas dan efisiensi tujuan
berbulu namun masih mempertahankan pembelajaran.
karakter nenek moyang seperti gigi, jari
METODE PENELITIAN
bercakar pada sayap, dan ekor yang
panjang (Campbell, 2008: 293). Bulu Model pengembangan dalam
menjadi penciri anatomi burung. Bobot penelitian ini yaitu model
bulu dapat mencapai 4,9% dari total pengembangan oleh Thiagarajan,
bobot tubuh (Sari, 2013: 472). Masing- Semmel, dan Semmel, 1974 (dalam
masing jenis memiliki ukuran dan Trianto 2014:93). Model 4-D yang
warna yang berbeda, tetapi mereka terdiri dari empat tahap, yaitu tahap
semua mempunyai ciri yang sama yaitu Define (pendefinisian), tahap Design
mempunyai bulu, sepasang sayap, (perancangan), tahap Develop
walaupun tidak semua burung dapat (pengembangan), dan tahap
terbang. Diperkirakan sekitar 17% dari Disseminate (penyebaran). Desain Uji
spesies burung di seluruh dunia terdapat Coba meliputi uji terbatas (skala kecil)
di Indonesia, yaitu sekitar 1.539 jenis dan uji coba produk yang diperluas . Uji
burung, dan 381 jenis diantaranya terbatas dilakukan kepada 10 siswa
merupakan jenis endemik di Indonesia SMA kelas X , sedangkan uji coba
(Saepuloh, 2012: 7). produk yang diperluas dilakukan pada
Dalam pengertian sederhana, satu kelas X. Subjek coba pada
menurut Rohani (2010: 185) sumber penelitian ini yaitu siswa kelas X SMA
belajar adalah guru dan bahan-bahan sebagai pemakai produk. Subjek ahlinya
bacaan atau semacamnya. Karwono yaitu empat orang dosen Universitas
(2012: 140) menyatakan bahwa sumber Muhammadiyah Metro, yang terdiri dari
belajar adalah segala sesuatu dan dua orang dosen sebagai ahli materi,
dengan mana seseorang mempelajari dan dua orang dosen sebagai ahli
sesuatu. Sumber belajar adalah segala desain. Sedangkan dua guru biologi
sesuatu atau daya yang dapat SMA kelas X dan siswa sebagai
dimanfaatkan oleh guru, baik secara penanggap dari produk yang

Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436 31
dikembangkan. Jenis data pada N = skor keseluruhan
penelitian ini adalah jenis data Kriteria penskoran hasil penilaian
kualitatif, yaitu berupa data yang modul :
dideskriptifkan dari hasil masukan dan 1) Sangat layak, apabila produk
saran dosen ahli, serta tanggapan guru mendapat skor 81,26 % - 100%
dan siswa. Pengumpulan data pada 2) Layak, apabila produk mendapat
penelitian ini dilakukan dengan skor 62,51% - 81,25%
beberapa cara, yaitu observasi, 3) Cukup layak, apabila produk
wawancara dan kuisioner. mendapat skor 43,76% - 62,50%
Penelitian ini memfokuskan pada 4) Tidak layak, apabila produk
menilai kelayakan modul mendapat skor 25% - 43,75%
keanekaragaman Aves. Hasil kuisioner Sedangkan data angket tanggapan
akan di kualitatifkan sesuai dengan siswa dan guru diukur dengan skor :
indikator yang ditetapkan dan kriteria Jawaban ya = 1, dan jawaban tidak = 0,
penilaian. Data instrumen penilaian data yang telah diberi skor kemudian
kelayakan modul dinilai oleh 4 (empat) dijumlahkan lalu dipresentasekan
orang pakar (dosen), yang terdiri dari dengan menggunakan rumus sebagai
dua orang pakar (ahli) materi, dua orang berikut :
pakar (ahli) desain, dua orang guru, dan Keterangan :
beberapa orang siswa. Data instrumen P = angka persentase data angket
dari pakar (ahli) dianalisis dengan uji f = jumlah skor yang diperoleh
deskriptif persentase dengan rumus : N = jumlah skor maksimum
(Sudijono 2006, dalam Pradana, 2013: (Sudijono 2006, dalam Pradana,
29): 2013: 29):
P = f/N x 100% Hasil persentase data deskripsi
Keterangan : dengan kriteria sebagai berikut:
P = angka persentase 1) Sangat baik, apabila produk
f = skor yang diperoleh mendapat skor 81% - 100%
4 = sangat baik 2) Baik, apabila produk mendapat skor
3 = baik 61% - 80%
2 = cukup 3) Cukup baik, apabila produk
1 = kurang mendapat skor 41% - 60%

32 Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436
4) Kurang baik, apabila produk Tanggapan oleh guru dilakukan pada
mendapat skor 21% - 40%. dua orang guru biologi SMA kelas X
dengan cara menanggapi beberapa
HASIL DAN PEMBAHASAN
pertanyaan yang diajukan peneliti
Penilaian dari kedua ahli materi melalui kuisioner. Dari data hasil
melalui lembar penilaian sedikit kuisioner tanggapan guru terhadap
berbeda, tetapi menunjukkan hasil yang modul menunjukkan respon yang
sama yaitu dengan kriteria sangat layak. positif dengan persentase skor
Ahli I menilai 94% dengan kriteria keseluruhan untuk kelayakan modul
penilaian sangat layak, sedangkan Ahli diperoleh nilai sebesar 100% , sehingga
II 91% dengan kriteria sangat sesuai dengan kriteria skor penilaian
layak.Hasil penilaian kedua ahli materi maka produk dinyatakan sangat baik.
menunjukkan kriteria sangat layak Pada komponen kelayakan isi terdapat
dengan persentase kelayakan sebesar perbedaan hasil penilaian, yaitu ahli I
89%.Pada penilaian kelayakan produk memberi nilai 37 sedangkan ahli II
dalam hal ini modul keanekaragaman memberi nilai 35. Perbedaan ini terletak
Aves terdapat juga saran/tanggapan dari pada sub aspek kebenaran prinsip,
kedua ahli materi sebagai acuan untuk rujukan termasa, dan merangsang
revisi produk berikutnya.Penilaian keingintahuan. Pada komponen
berikutnya yaitu dari ahli desain yang kebahasaan juga terdapat perbedaan
juga berjumlah dua orang.dari hasil penilaian. Ahli I memberi nilai 44
perhitungan penilaian pada kedua ahli sedangkan ahli II memberi nilai
desain masing-masing adalah sebesar 42.Perbedaan terdapat pada koherensi
81% dengan kriteria penilaian sangat dan keruntutan alur pikir, dan ketepatan
layak. Penggabungan nilai pada ahli tata bahasa.Terakhir pada komponen III
desain menunjukkan persentase hasil perbedaan terletak pada daftar foto, dan
penilaian kelayakan sebesar 82% kesesuain ilustrasi dengan materi.
dengan kriteria kelayakan sangat layak. Perbedaan ini menjadi revisi
Kedua ahli desain juga memberikan peneliti bagi produk yang
saran/tanggapan terhadap modul yang dikembangkan Dari kriteria hasil
akan dikembangkan. peniilaian didapatkan tingkat kelayakan
modul adalah sangat layak untuk

Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436 33
dikembangkan, dengan nilai persentase angket kepada siswa untuk mengetahui
secara keluruhan sebesar 89%, yang respon siswa terhadap produk yang
terdiri dari komponen isi 81%, dikembangkan. Persentase skor yang
komponen kebahasaan 97%, dan diperoleh adalah sebesar 93%,
komponen penyajian sebesar 89%. berdasarkan kriteria penilaian maka
Penilaian ahli desain tidak banyak modul mendapatkan kriteria sangat
mengalami perbedaan hasil pada setiap baik.Data uji coba pada skala besar
komponennnya, pada komponen isi ahli diperuntukkan bagi siswa dengan
desain I memberikan penilaian dengan pengambilan responden sebanyak satu
skor 20 dan ahli II 22, sedangkan pada kelas. Persentase keseluruhan yang
komponen II yaitu kebahasaan ahli I diperoleh dari hasil tanggapan siswa
memberikan penilaian dengan skor 35 adalah sebesar 82%, dan berdasarkan
dan ahli II memberikan penilaian 33. kriteria penilaian maka persentase
Berdasarkan data hasil penilaian maka tersebut menunjukkan hasil yang sangat
dapat diketahui bahwa persentase baik. Berdasarkan tabel uji coba
keseluruhan penilaian yang diperoleh kelompok kecil dari 10 siswa yang
adalah sebesar 82%, yang terdiri dari menjadi responden diperoleh data yang
komponen isi sebesar 87%, komponen menunjukkan respon positif terhadap
kebahasaan 77%, dan komponen produk yang dikembangkan.
penyajian 83%. Jika dilihat kriteria Persentase skor yang diperoleh
penilaian maka hasil produk oleh ahli adalah sebesar 93%, berdasarkan
desain dinyatakan sangat layak untuk kriteria penilaian maka modul
dikembangkan.Dari data hasil penilaian keanekaragaman aves mendapatkan
guru diketahui bahwa persentase hasil kriteria sangat baik.Uji coba yang
yang didapatkan adalah sebesar 100%, dilakukan pada skala besar terdiri dari
dengan kriteria penilaian sangat baik. 22 orang siswa. Persentase keseluruhan
Penyajian data uji coba pada yang diperoleh dari hasil tanggapan
penelitian ini dilakukan melalui uji siswa adalah sebesar 82%, dengan skor
skala kecil yang melibatkan sepuluh total yang diperoleh sebesar 181 dari
orang siswa, dan uji skala besar pada total skor keseluruhan sebesar 22, dan
satu kelas sebanyak 22 siswa. Uji coba berdasarkan kriteria penilaian maka
kelompok kecil peneliti mengajukan persentase tersebut menunjukkan hasil

34 Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436
yang sangat baik. Berdasarkan hasil hasil yang positif dan kriteria kelayakan
penyajian data dari beberapa uji coba yang sangat layak, dengan persentase
produk yang telah dijelaskan di atas, nilai sebesar 82%. Dengan nilai tersebut
maka hasil pengembangan produk yaitu modul sudah dapat digunakan oleh
modul keanekaragaman aves yang siswa kelas X sebagai sumber belajar.
dilakukan oleh peneliti pada pokok
Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan
bahasan Dunia Hewan ( Animalia)
Pengembangan Produk Lebih Lanjut
pada siswa kelas X4 SMA Negeri 5
Metro telah mendapat respon yang baik Berdasarkan kajian yang telah
dari siswa maupun guru, dan dinyatakan diuraikan di atas, maka peneliti
layak untuk dikembangkan memberikan saran sebagai berikut:
sebagaimana hasil dari validasi ahli. 1. Saran Pemanfaatan
Peneliti melakukan revisi sesuai dengan a) Bagi guru biologi SMA Negeri 5
saran/tanggapan dari para validator ahli, Metro, agar lebih memanfaatkan
respn guru dan respon siswa baik pada lingkungan sekitar sebagai sumber
uji skala kecil maupun skala besar. belajar alternative bagi siswa.
kiranya dengan menggunakan
SIMPULAN
bahan ajar modul yang sesuai
Berdasarkan hasil penilaian dari dengan pokok bahasan yang
validator ahli materi terhadap modul diberikan dapat meningkatkan hasil
yang dikembangkan menunjukkan hasil belajar siswa.
dengan kriteria sangat layak. Hal ini b) Bagi siswa SMA Negeri 5
ditunjukkan dengan persentase Metro, khususnya kelas X4 dan X5,
kelayakan sebesar 89%, berarti modul dengan diberikannya bahan ajar
yang dikembangkan telah layak untuk modul diharapkan dapat semakin
digunakan dalam proses pembelajaran meningkatkan minat belajar.
pada siswa SMA kelas X materi 2. Saran Diseminasi Produk
Kingdom Animalia. Hasil penilaian Untuk diseminasi produk yang
tersebut menjadi acuan bagi peneliti lebih luas peneliti menyarankan
untuk mengembangkan modul untuk SMA Negeri 5 Metro kelas X
keanekaragaman aves. Penilaian dari dapat menggunakan bahan ajar
validator ahli desain juga menunjukkan modul yang sesuai dengan pokok

Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436 35
bahasan yang diberikan pada Departemen Pendidikan
Nasional.
pelajaran biologi agar hasil belajar
Karwono. (2012). Belajar dan
siswa meningkat. Pembelajaran. Jakarta. Rajawali
Pers.
3. Saran Pengembangan Lanjutan
Pradana, Isyana Indra (2013). Buku
Produk Panduan Lapangan
Keanekaragaman Jenis
Untuk pengembangan
Herpetofauna di Kampus
lanjutan produk modul disarankan Universitas Negeri Semarang
Sebagai Sumber Belajar Biologi
agar produk modul
Siswa SMP/MTs. Semarang:
keanekaragaman aves tidak hanya Universitas Negeri Semarang.
Rohani, Ahmad. (2010). Pengelolaan
dilakukan pada satu sekolah saja
Pengajaran. Jakarta: Rineka
tetapi juga pada SMA lain dan Cipta.
Saepuloh, Anang. (2012). Elang Jawa
sederajat yang ada di Metro dan
Perambah Angkasa Raya.
sebaiknya dilakukan revisi kembali Bandung: CV. Sarana
Penunjang Pendidikan.
agar kualitas produk menjadi lebih
Sari, Widya.(2013). Perbandingan Tipe
baik. dan Perkembangan Bulu pada
Tiga Jenis Unggas.Banda Aceh.
DAFTAR PUSTAKA Jurusan Biologi Fakultas
Tarbiyah IAIN Ar-raniry, Banda
Campbell, Reece. (2008). BIOLOGI. Aceh.
Jakarta: Erlangga. Sukiman. (2012). Pengembangan
Daryanto, Dwicahyono. (2014). MediaPembelajaran.Yogyakarta
Pengembangan Perangkat : Pedagogia.
Pembelajaran. Yogyakarta: Trianto. (2014). Model Pembelajaran
Gava Media. Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Direktorat Tenaga Kependidikan Wena, Made. (2014). Strategi
Direktorat Jenderal Peningkatan Pembelajaran Inovatif
Mutu Pendidikan dan Tenaga Kontemporer. Jakarta: Bumi
Kependidikan (PMPTK). Aksara.
(2008). Penulisan Modul.

36 Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436

Anda mungkin juga menyukai