I. Latar Belakang
Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk
bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel
diantara suatu fasa gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan fasa diam
yang juga bisa berupa zat cair ataupun zat padat. Penemu Kromatografi adalah
Tswett pada tahun 1903, mencoba memisahkan pigmen-pigmen dari daun
dengan menggunakan suatu kolom yang berisi kalsium sulfat (CaSO4). lstilah
kromatografi diciptakan oleh Tswett untuk menggambarkan daerah-daerah
berwarna yang bergerak kebawah kolom. D.T. Day juga menggunakan
kromatografi untuk memisahkan fraksi-fraksi petroleum, namun Tswett lah
yang pertama diakui sebagai penemu dan yang menjelaskan tentang proses
kromatografi. 1
Kromatografi cair dalam praktek ditampilkan dalam kolom gelas
berdiameter besar pada dasarnya dibawah kondisi atmosfer. Waktu analisis
lama dan segala prosedur biasanya sangat membosankan. Akhir tahun
1960 an semakin banyak usaha dilakukan untuk pengembangan kromatografi
cair sebagai suatu teknik mengimbangi kromatografi gas. High Performance
Liquid Chromatography (HPLC) atau Kromatografi Cair Performa Tinggi
telah berhasil dikembangkan dari usaha ini. Kemajuan dalam instrumentasi
dan pengepakan kolom terjadi dengan cepatnya sehingga sulit untuk
mempertahankan suatu bentuk hasil keahlian membuat instrumentasi dan
pengepakan kolom dalam keadaan tertentu. Saat ini dengan teknik yang sudah
matang dan dengan cepat High Performance Liquid Chromatography
1,2
mencapai suatu keadaan yang setara dengan kromatografi gas.
Fasa diam yang digunakan biasanya berisi silika murni atau gugus senyawa
organik seperti amino atau siano yang terikat pada basis silika. Sedangkan
fasa geraknya biasanya merupakan senyawa non polar seperti heksana atau
heptana yang sedikit dicampur dengan senyawa polar seperti metanol, etanol,
ataupun isopropanol.
Fasa diam yang digunakan pada fasa ini biasanya merupakan hidrokarbon alkil
non polar seperti rantai C-8 atau C-18 yang terikat pada basis silika. Kolom C18
atau Oktadesil Silika (ODS) merupakan jenis yang paling populer digunakan
dalam HPLC. Fasa gerak yang kerap digunakan pada fasa terbalik adalah
campuran air dengan pelarut polar lain seperti metanol, asetonitril, atau
tetrahidrofuran.
Gambar 4.. Kolom fasa terbalik berisi C18 yang terikat pada silika
(Sumber gambar: labsatu.com)
2. Pompa
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pompa yang digunakan dalam
HPLC haruslah pompa bertekanan tinggi agar dapat mendorong fasa gerak
dalam Reservoir menuju kolom fasa diam dan melewati detektor. Tekanan
yang digunakan beragam tergantung dari dimensi kolom, ukuran partikel
fasa diam, serta laju alir dan komposisi dari fasa gerak yang akan
dipakai. 2-5
3. Injektor
Injektor merupakan tempat masuknya sampel ke dalam sistem HPLC.
Proses injeksi dapat dilakukan secara manual dengan syringe atau dengan
menggunakan sistem injeksi otomatis. Injektor pada HPLC harus dapat
menampung sampel cairan dalam kisaran volume 0.1-100 mL. 2-7
5. Kolom HPLC
Aktivitas utama dalam HPLC terjadi di dalam kolom sebagai fasa diam
terjadi pemisahan komponen sampel yang kemudian dapat dihitung waktu
retensi masing-masing komponennya oleh detektor. Waktu retensi adalah
waktu yang dibutuhkan oleh senyawa komponen sampel untuk melewati
kolom menuju detektor. Waktu retensi dihitung dari saat sampel
diinjeksikan hingga puncak pembacaan maksimum pada detektor.
Senyawa yang berbeda akan memiliki waktu yang berbeda sehingga
masing-masing konsentrasinya dapat dihitung.
Kolom HPLC tersedia dalam panjang serta packing material yang
berbeda-beda tergantung dari jenis HPLC yang hendak
digunakan. Packing material merupakan material yang diisikan ke dalam
kolom sebagai fasa diam. Packing material yang sering digunakan
biasanya yang berbasis silika, baik silika yang tidak dimodifikasi maupun
yang telah termodifikasi seperti oktadesil silika (ODS) yang memiliki
lapisan C18. 2-7
6. Detektor
Detektor berfungsi untuk mendeteksi keberadaan komponen yang telah
melewati kolom dan memberikan sinyal elektronik pada pengolah data.
Terdapat beberapa jenis detektor HPLC tergantung dari karakteristik yang
hendak dibaca. Misalnya pada detektor jenis UV-vis, maka karakteristik
yang dibaca oleh detektor adalah absorbansinya. Detektor jenis lain yang
bisa digunakan adalah detektor indeks bias, fluoresensi, serta detektor
elektrokimia. 2-6
VII. Ringkasan
High Performance Liquid Chromatography merupakan metode yang
dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif. HPLC
secara mendasar merupakan sebuah perkembangan lanjutan dari kromatografi