Anda di halaman 1dari 18

QBL 6 ASUHAN KEPERAWATAN PREMATURITAS

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Keperawatan Anak I

Dosen Pengampu: Ns. Herlina, M.Kep, Sp.Kep.An

Disusun Oleh:
Aldin Aditya Fareza 1710711075
Nurul Fatihah Auliani 1710711076
Husna Maharani 1710711078
Ghina Regiana 1710711082
Ega Shafira 1710711108

Siti Alifah Nadia Putri 1710711120

S1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NEGERI “VETERAN”
JAKARTA
2019
DEFINISI PREMATURITAS

Husna Maharani 1710711078

Siti Alifah Nadia Putri 1710711120

Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum
usia kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir) dan
sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan kurang 2500 gram.

Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Sejak tahun 1961
WHO telah mengganti istilah prematur dengan bayi berat lahir rendah (BBLR).
Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi yang berat badannya kurang dari 2500
gram pada waktu lahir adalah bayi prematur (Rukiyah & Yulianti, 2012).
PATHWAY PREMATURITAS

Ghina Regiana 1710711082

Ega Shafira 1710711108


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Aldin Aditya Fareza 1710711075

Nurul Fatihah Auliani 1710711076


1. Pemantauan glukosa darah terhadap hipoglikemia
Nilai normal glukosa serum : 45 mg/dl
2. Pemantauan gas darah arteri
Normal untuk analisa gas darah apabila kadar PaO2 50 – 70 mmHg dan kadar
PaCO2 35 – 45 mmHg dan saturasi oksigen harus 92 – 94 %.
3. Kimia darah sesuai kebutuhan
v Hb (Hemoglobin)
Hb darah lengkap bayi 1 – 3 hari adalah 14,5 – 22,5 gr/dl
v Ht (Hematokrit)
Ht normal berkisar 45% - 53%
v LED darah lengkap untuk anak – anak
Menurut :
Westerfreen : 0 – 10 mm/jam
Wintrobe : 0 – 13 mm/jam
v Leukosit (SDP)
Normalnya 10.000/ mm³. pada bayi preterm jumlah SDP bervariasi
dari 6.000 – 225.000/ mm³.
v Trombosit
Rentang normalnya antara 60.000 – 100.000/ mm³.
v Kadar serum / plasma pada bayi premature (1 minggu)
Adalah 14 – 27 mEq/ L
v Jumlah eritrosit (SDM) darah lengkap bayi (1 – 3 hari)
Adalah 4,0 – 6,6 juta/mm³.
v MCHC darah lengkap : 30% - 36% Hb/ sel atau gr Hb/ dl SDM
MCH darah lengkap : 31 – 37 pg/ sel
MCV darah lengkap : 95 – 121 µm³
v Ph darah lengkap arterial prematur (48 jam) : 7,35 – 7,5
4. Pemeriksaan sinar sesuai kebutuhan
5. Penyimpangan darah tali pusat

PENATALAKSANAAN MEDIS
Aldin Aditya Fareza 1710711075
Nurul Fatihah Auliani 1710711076
1. Perawatan di Rumah Sakit
Mengingat belum sempurnanya kerja alat – alat tubuh yang perlu
untuk pertumbuhan dan perkembangan dan penyesuaian diri dengan
lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan
suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu pemberian
oksigen, mencegah infeksi sertamencegah kekurangan vitamin dan zat
besi.

a. Pengaturan suhu
Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermia
bila berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan panas
disebabkan oleh permukaan tubuh bai yang relative lebih luas bila
dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak di
bawah kulit dan kekurangan lemak coklat (brown flat). Untuk
mencegah hipotermia perlu diusahakan lingkunagn yang cukup
hangat untuk bayi dan dalam keadaan istirahat konsumsi okigen
paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap normal. Bila bayi di
rawat di dalam incubator maka suhu untuk bayi dengan berat
badan kurang dari 2 kg adalah 35 ˚C dan untuk bayi dengan berat
badan 2 – 2,5 kg adalah 34 ˚C agar ia dapta mempertahankan suhu
tubuh sekitar 37 ˚C. Kelembapan incubator berkisar antara 50% -
60%. Kelembapan yang lebih tinggi diperlukan pada bayi dengan
sindroma gangguan pernafasan. Suhu incubator dapat diturunkan
1˚C perminggu untuk bayi dengan berat badan 2 kg dan secara
berangsur – angsur ia dapat di letakkan di dalam tempat tidur bayi
dengan suhu lingkungan 27˚C - 29˚C. Bila incubator tidak ada,
pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan
meletakkan botol – botol hangat disekitarnya atau dengan
memasang lampu petromaks di dekat tempat tidur bayi. Cara lain
untuk mempertahankan suhu tubuh bayi sekitar 36˚C - 37˚C adalah
dengan memakai alat “perspexheat shield” yang diselimutkan pada
bayi dalam incubator. Alat ini digunakan untuk menghilangkan
panas karena radiasi. Akhir – akhir ini telah mulai digunakan
incubator yang dilengkapi dengan alat temperature sensor
(thermistor probe). Alat ini ditempelkan di kulit bayi. Suhu
incubator dikontrol oleh alat servomechanism. Dengan cara ini
suhu kulit bayi dapat dipertahankan pada derajat yang telah
ditetapkan sebelumnya. Alat ini sangat bermanfaat untuk bayi
dengan lahir yang rendah.
Bayi dalam incubator hanya dipakaikan popok. Hal ini
mungkin untuk pengawasan mengenai keadaan umum, perubahan
tingkah laku, warna kulit, pernafasan, kejang dan sebagainya
sehingga penyakit yang diderita dapat dikenal sedini – dininya dan
tindakan serta pengobatan dapat dilaksanakan secepatnya.
b. Pemberian ASI pada bayi premature
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik yang dapat
diberikan oleh ibu pada bayinya, juga untuk bayi premature.
Komposisi ASI yang dihasilkan ibu yang melahirkan premature
berbeda dengan komposisi ASI yang dihasilkan oleh ibu yang
melahirkan cukup bulan dan perbedaan ini berlangsung selama
kurang lebih 4 minggu. Jadi apabila bayi lahir sangat premature
(<30> Sering kali terjadi kegagalan menyusui pada ibu yang
melahirkan premature. Hal ini disebabkan oleh karena ibu stres,
ada perasaan bersalah, kurang percaya diri, tidak tahu memerah
ASI pada bayi prematur refleks hisap dan menelan belum ada atau
kurang, energi untuk menghisap kurang, volume gaster kurang,
sering terjadi refluks, peristaltik lambat.
Agar ibu yang melahirkan prematur dapat berhasil memberikan
ASI perlu dukungan dari keluarga dan petugas, diajarkan cara
memeras ASI dan menyimpan ASI perah dan cara memberikan
ASI perah kepada bayi prematur dengan sendok, pipet ataupun
pipa lambung.
1) Bayi prematur dengan berat lahir >1800 gram (> 34 minggu
gestasi) dapat langsung disusukan kepada ibu. Mungkin untuk
hari – hari pertama kalau ASI belum mencukupi dapat
diberikan ASI donor dengan sendok / cangkir 8 – 10 kali
sehari.
2) Bayi prematur dengan berat lahir 1500- 1800 gram (32 – 34
minggu), refleks hisap belum baik, tetapi refleks menelan
sudah ada, diberikan ASI perah dengan sendok / cangkir, 10 –
12 kali sehari. Bayi prematur dengan berat lahir 1250 – 1500
gram (30 – 31 minggu), refleks hisap dan menelan belum ada,
perlu diberikan ASI perah melalui pipa orogastrik 12X sehari.
3) Bayi prematur dengan berat lahir <1250>
c. Makanan bayi
Pada bayi prematur, reflek hisap, telan dan batuk belum
sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim
pencernaan terutama lipase masih kurang disamping itu kebutuhan
protein 3 – 5 gram/ hari dan tinggi kalori (110 kal/ kg/ hari), agar
berat badan bertambah sebaik – baiknya. Jumlah ini lebih tinggi
dari yang diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai
pada waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita
hipoglikemia dan hiperbilirubinemia.
Sebelum pemberian minum pertama harus dilakukan penghisapan
cairan lambung. Hal ini perlu untuk mengetahui ada tidaknya
atresia esophagus dan mencegah muntah. Penghisapan cairan
lambung juga dilakukan setiap sebelum pemberian minum
berikutnya. Pada umumnya bayi denagn berat lahir 2000 gram atau
lebih dapat menyusu pada ibunya. Bayi dengan berat lahir kurang
dari 1500 gram kurang mampu menghisap air susu ibu atau susu
botol, terutama pada hari – hari pertama, maka bayi diberi minum
melalui sonde lambung (orogastrik intubation).
Jumlah cairan yang diberikan untuk pertama kali adalah 1 – 5
ml/jam dan jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap
12 jam. Banyaknya cairan yang diberikan adalah 60mg/kg/hari dan
setiap hari dinaikkan sampai 200mg/kg/hari pada akhir minggu
kedua.
d. Mencegah infeksi
Bayi prematur mudah sekali terserang infeksi. Ini disebabkan
oleh karena daya tahan tubuh terhadap infeksi kurang, relatif belum
sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi
terhadap peradangan belum baik oleh karena itu perlu dilakukan
tindakan pencegahan yang dimulai pada masa perinatal
memperbaiki keadaan sosial ekonomi, program pendidikan
(nutrisi, kebersihan dan kesehatan, keluarga berencana, perawatan
antenatal dan post natal), screening (TORCH, Hepatitis, AIDS),
vaksinasi tetanus serta tempat kelahiran dan perawatan yang
terjamin kebersihannya. Tindakan aseptik antiseptik harus selalu
digalakkan, baik dirawat gabung maupun dibangsal neonatus.
Infeksi yang sering terjadi adalah infeksi silang melalui para
dokter, perawat, bidan, dan petugas lain yang berhubungan dengan
bayi.
Untuk mencegah itu maka perlu dilakukan :
1. Diadakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan
bayi yang tidak terkena infeksi
2. Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang
bayi
3. Membersihkan temapat tidur bayi segera setelah tidak dipakai
lagi (paling lama seorang bayi memakai tempat tidur selama 1
minggu untuk kemudian dibersihkan dengan cairan antisptik)
4. Membersihkan ruangan pada waktu – waktu tertentu
5. Setiap bayi memiliki peralatan sendiri
6. Setiap petugas di bangsal bayi harus menggunakan pakaian yang
telah disediakan
7. Petugas yang mempunyai penyakit menular dilarang merawat
bayi
8. Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik – baiknya
9. Para pengunjung hanya boleh melihat bayi dari belakang kaca
e. Minum cukup
Selama dirawat, pihak rumah sakit harus memastikan bayi
mengkonsumsi susu sesuai kebutuhan tubuhnya. Selama belum
bisa menghisap denagn benar, minum susu dilakukan dengan
menggunakan pipet.
f. Memberikan sentuhan
Ibu sangat disarankan untuk terus memberikan sentuhan pada
bayinya. Bayi prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu
menurut penelitian menunjukkan kenaikan berat badan yang lebih
cepat daripada jika si bayi jarang disentuh.
g. Membantu beradaptasi
Bila memang tidak ada komplikasi, perawatan di RS bertujuan
membantu bayi beradaptasi dengan limgkungan barunya. Setelah
suhunya stabil dan dipastikan tidak ada infeksi, bayi biasanya
sudah boleh dibawa pulang. Namunada juga sejmlah RS yang
menggunakan patokan berat badan. Misalnya bayi baru boleh
pulang kalau beratnya mencapai 2kg kendati sebenarnya berat
badan tidak berbanding lurus dengan kondisi kesehatan bayi secara
umum.(Didinkaem, 2007).
2. Perawatan di rumah
a. Minum susu
Bayi prematur membutuhkan susu yang berprotein tinggi. Namun
dengan kuasa Tuhan, ibu – ibu hamil yang melahirkan bayi
prematur dengan sendirinya akan memproduksi ASI yang
proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan
bayi cukup bulan. Sehingga diusahakan untuk selalu memberikan
ASI eksklusif, karena zat gizi yang terkandung didalamnya belum
ada yang menandinginya dan ASI dapat mempercepat
pertumbuhan berat anak.
b. Jaga suhu tubuhnya
Salah satu masalah yang dihadapi bayi prematur adalah suhu tubuh
yang belum stabil. Oleh karena itu, orang tua harus mengusahakan
supaya lingkungan sekitarnya tidak memicu kenaikan atau
penurunan suhu tubuh bayi. Bisa dilakukan dengan menempati
kamar yang tidak terlalu panas ataupun dingin.
c. Pastikan semuanya bersih
Bayi prematur lebih rentan terserang penyakit dan infeksi.
Karenanya orang tua harus berhati – hati menjaga keadaan si kecil
supaya tetap bersih sekaligus meminimalisir kemungkinan
terserang infeksi. Maka sebaiknya cuci tangan sebelum
memberikan susu, memperhatikan kebersihan kamar.
d. BAB dan BAK
BAB dan BAK bayi prematur masih terhitung wajar kalau setelah
disusui lalu dikeluarkan dalam bentuk pipis atau pup. Menjadi
tidak wajar apabila tanpa diberi susu pun bayi terus BAB dan
BAK. Untuk kasus seperti ini tak ada jalan lain kecuali segera
membawanya ke dokter.
e. Berikan stimulus yang sesuai
Bisa dilakukan dengan mengajak berbicara, membelai, memijat,
mengajak bermain, menimang, menggendong, menunjukkan
perbedaan warna gelap dan terang, gambar – gambar dan mainan
berwarna cerah.

ASUHAN KEPERAWATAN PREMATURITAS

Husna Maharani 1710711078

Siti Alifah Nadia Putri 1710711120

Pengkajian

1. Pengkajian umum pada bayi


Pengkajian umum pada bayi antara lain meliputi:
a. Penimbangan berat badan.
b. Pengukuran panjang badan dan lingkar kepala.
c. Mendiskripsikan bentuk badan secara umum, postur saat istirahat,
kelancaran pernapasan, edema dan lokasinya.
d. Mendiskripsikan setiap kelainan yang tampak.
e. Mendiskripsikan tanda adanya penyulit seperti warna pucat, mulut yang
terbuka, menyeringai, dan lain-lain.

2. Masalah yang berkaitan dengan ibu


Masalah-masalah tersebut antara lain adalah hipertensi, toksemia,
plasenta previa, abrupsio plasenta, inkompeten servikal, kehamilan kembar,
malnutrisi, diabetes mellitus, status sosial ekonomi yang rendah, tiadanya
perawatan sebelum kelahiran (prenatal care), riwayat kelahiran prematur atau
aborsi, penggunaan obat-obatan, alkohol, rokok, kafein, umur ibu yang di
bawah 16 tahun atau di atas 35 tahun, latar pendidikan rendah, kehamilan
kembar, kelahiran prematur sebelumnya dan jarak kehamilan yang
berdekatan, infeksi seperti TORCH atau penyakit hubungan seksual lain,
golongan darah dan faktor Rh.

3. Pengkajian bayi pada saat kelahiran


Umur kehamilan biasanya antara 24 sampai 37 minggu, rendahnya
berat badan saat kelahiran (kurang dari 2500 gram), lapisan lemak subkutan
sedikit atau tidak ada, bayi terlihat kurus, kepala relatif lebih besar dari pada
badan dan 3 cm lebih lebar dibanding lebar dada, nilai Apgar pada 1 sampai
5.

4. Kardiovaskular
Pada bayi prematur denyut jantung rata-rata 120-160/menit pada bagian
apikal dengan ritme yang teratur. Pengkajian sistem kardiovaskuler dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Menentukan frekuensi dan irama denyut jantung.
b. Mendengarkan suara jantung.
c. Menentukan letak jantung tempat denyut dapat didengarkan, dengan
palpasi akan diketahui perubahan intensitas suara jantung.
d. Mendiskripsikan warna kulit bayi, apakah sianosis, pucat pletora, atau
ikterus.
e. Mengkaji warna kuku, mukosa, dan bibir.
f. Mengukur tekanan darah dan mendiskripsikan masa pengisian kapiler
perifer (2-3 detik) dan perfusi perifer.

5. Gastrointestinal
Pada bayi prematur terdapat penonjolan abdomen, pengeluaran
mekonium biasanya terjadi dalam waktu 12 jam, reflek menelan dan
mengisap yang lemah, tidak ada anus dan ketidaknormalan kongenital lain.
Pengkajian sistem gastrointestinal pada bayi dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. Mendiskripsikan adanya distensi abdomen, pembesaran lingkaran
abdomen, kulit yang mengkilap, eritema pada dinding abdomen, terlihat
gerakan peristaltik dan kondisi umbilikus.
b. Mendiskripsikan tanda regurgitasi dan waktu yang berhubungan dengan
pemberian makan, karakter dan jumlah sisa cairan lambung.
c. Jika bayi menggunakan selang nasogastrik diskripsikan tipe selang
pengisap dan cairan yang keluar (jumlah, warna, dan pH).
d. Mendiskripsikan warna, kepekatan, dan jumlah muntahan.
e. Palpasi batas hati.
f. Mendiskripsikan warna dan kepekatan feses, dan periksa adanya darah
sesuai dengan permintaan dokter atau ada indikasi perubahan feses.
g. Mendiskripsikan suara peristaltik usus pada bayi yang sudah mendapatkan
makanan.

6. Integumen
Pada bayi prematur kulit berwarna merah muda atau merah, kekuning-
kuningan, sianosis, atau campuran bermacam warna, sedikit vernix caseosa
dengan rambut lanugo di sekujur tubuh, kulit tampak transparan, halus dan
mengkilap, edema yang menyeluruh atau pada bagian tertentu yang terjadi
pada saat kelahiran, kuku pendek belum melewati ujung jari, rambut jarang
atau bahkan tidak ada sama sekali, terdapat petekie atau ekimosis. Pengkajian
sistem integumen pada bayi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Menentukan setiap penyimpangan warna kulit, area kemerahan, iritasi,
abrasi.
b. Menentukan tekstur dan turgor kulit apakah kering, halus, atau bernoda.
c. Mendiskripsikan setiap kelainan bawaan pada kulit, seperti tanda lahir,
ruam, dan lain-lain.
d. Mengukur suhu kulit dan aksila.

7. Muskuloskeletal
Pada bayi prematur tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan
sempurna yang masih lembut dan lunak, tulang tengkorak dan tulang rusuk
lunak, gerakan lemah dan tidak aktif atau letargik. Pengkajian
muskuloskeletal pada bayi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Mendiskripsikan pergerakan bayi, apakah gemetar, spontan, menghentak,
tingkat aktivitas bayi dengan rangsangan berdasarkan usia kehamilan.
b. Mendiskripsikan posisi bayi apakah fleksi atau ekstensi.
c. Mendiskripsikan perubahan lingkaran kepala (kalau ada indikasi) ukuran
tegangan fontanel dan garis sutura.

8. Neurologis
Pada bayi prematur reflek dan gerakan pada tes neurologis tampak
resisten dan gerak reflek hanya berkembang sebagian. Reflek menelan,
mengisap dan batuk masih lemah atau tidak efektif, tidak ada atau
menurunnya tanda neurologis, mata biasanya tertutup atau mengatup apabila
umur kehamilan belum mencapai 25-26 minggu, suhu tubuh tidak stabil atau
biasanya hipotermi, gemetar, kejang dan mata berputarputar yang bersifat
sementara tapi bisa mengindikasikan adanya kelainan neurologis. Pengkajian
neurologis pada bayi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Mengamati atau memeriksa reflek moro, mengisap, rooting, babinski,
plantar, dan refleks lainnya.
b. Menentukan respon pupil bayi.

9. Pernapasan
Pada bayi prematur jumlah pernapasan rata-rata antara 40-60 kali/menit
dan diselingi dengan periode apnea, pernapasan tidak teratur, flaring nasal
melebar (nasal melebar), terdengar dengkuran, retraksi (interkostal,
suprasternal, substernal), terdengar suara gemerisik saat bernapas. Pengkajian
sistem pernapasan pada bayi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Mendiskripsikan bentuk dada simetris atau tidak, adanya luka dan
penyimpangan yang lain.
b. Mendiskripsikan apakah pada saat bayi bernapas menggunakan otot – otot
bantu pernapasan, pernapasan cuping hidung, atau subternal, retraksi
interkostal atau subklavikular.
c. Menghitung frekuensi pernapasan dan perhatikan teratur atau tidak.
d. Auskultasi suara napas, perhatikan adanya stridor, crackels, mengi, ronki
basah, pernapasan mendengkur dan keimbangan suara pernapasan.
e. Mendiskripsikan sura tangis bayi apakah keras atau merintih.
f. Mendiskripsikan pemakaian oksigen meliputi dosis, metode, tipe
ventilator, dan ukuran tabung yang digunakan.

10. Perkemihan
Pengkajian sistem pekemihan pada bayi dapat dilakukan dengan cara
mengkaji jumlah, warna, pH, berat jenis urine dan hasil laboratorium yang
ditemukan. Pada bayi prematur, bayi berkemih 8 jam setelah kelahirandan
belum mampu untuk melarutkan ekskresi ke dalam urine.

11. Reproduksi
Pada bayi perempuan klitoris menonjol dengan labia mayora yang
belum berkembang atau belum menutupi labia minora. Pada bayi lakilaki
skrotum belum berkembang sempurna dengan ruga yang kecil dan testis
belum turun ke dalam skrotum.

12. Temuan sikap


Tangis bayi yang lemah, bayi tidak aktif dan terdapat tremor.

Diagnosa Keperawatan pada Bayi Prematur

1. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis tidak adekuat.


2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imaturitas otot – otot
pernafasan dan penurunan ekspansi paru.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan menerima nutrisi.
4. Ketidakadekuatan pemberian ASI berhubungan dengan prematuritas.
5. Disfungsi motalitas gastrointestinal berhubungan dengan ketidakadekuatan
aktivitas peristaltik di dalam sistem gastrointestinal.
6. Ikterus neonatus berhubungan dengan bilirubin tak terkonjugasi dalam
sirkulasi.
Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil

1. Risiko Infeksi Setelah dilakukan asuhan Kontrol Infeksi


berhubungan dengan keperawatan 3 x 24 jam
pertahanan tidak terdapat tanda –  Bersihkan
lingkungan setelah
imunologis tidak tanda terjadinya infeksi,
dipakai pasien lain.
adekuat dengan kriteria hasil :  Pertahankan teknik
isolasi pada pasien
 Klien bebas dari
yang berisiko.
tanda dan gejala
infeksi.  Batasi pengunjung
 Jumlah leukosit bila perlu.
dalam batas normal  Intruksikan pada
(9000 – 12.000/mm ) 3 pengunjung untuk
mencuci tangan
sebelum
berkunjung dan
setelah berkunjung.
 Cuci tangan
sebelum dan
sesudah melakukan
tindakan
keperawatan.
 Pertahankan
lingkungan aseptik
selama tiindakan
pemasangan alat.
 Ganti IV perifer
dan line central dan
dressing sesuai
dengan petunjuk
umum.
 Tingkatkan intake
nutrisi dan berikan
terapi antibiotik
bila perlu.
Perlindungan Infeksi

 monitor tanda dan


gejala infeksi
sistemik dan lokal.
 Monitor kerentanan
terhadap infeksi.
 Berikan perawatan
kulit pada area
epidema.
 Infeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap
kemerahan, panas,
drainase.
 Tingkatkan intake
nutrisi yang cukup.
 Tingkatkan
masukan cairan.
 Laporkan
kecurigaan infeksi.
Laporkan kultur
positif.

2. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan asuhan Manajemen Jalan


nafas berhubungan keperawatan selama 3 x Nafas
dengan imaturitas otot 24 jam jalan nafas dalam
– otot pernafasan dan kondisi bebas atau paten  Posisikan pasien
untuk
penurunan ekspansi dan pola nafas menjadi
memaksimalkan
paru efektif, dengan kriteria ventilasi.
hasil :  Identifikasi pasien
perlunya
 Suara nafas bersih, pemasangan alat
tidak ada sianosis, jalan nafas bantuan.
tidak ada dispneu,
 Auskultasi suara
bayi mampu bernafas nafas, catat adanya
dengan mudah. suara nafas
 Irama nafas teratur, tambahan.
frekuensi pernafasan
 Monitoring
dalam batas normal
respirasi dan
(30 – 40 kali/menit
oksigen.
pada bayi), tidak ada
Terapi Oksigen
suara nafas abnormal.
 Tanda – tanda vital
 Pertahankan jalan
dalam batas normal nafas yang paten.
Nadi 120 – 130
 Atur peralatan
kali/menit oksigenasi.
TD 70 – 90/50mmHg  Monitoring aliran
Suhu 36,6 – 37,2 ͦ C oksigen.
RR 30 – 40  Pertahankan posisi
pasien.
kali/menit  Observasi adanya
tanda – tanda
distres respirasi
seperti retraksi,
takipneu, apneu,
dan sianosis.
Monitor Tnda –
Tanda Vital

 Monitor tekanan
darah, nadi, suhu,
dan pernafasan.
 Monitor frekuensi
dan kulaitas nadi.
 Monitor frekuensi
dan irama
pernafasan.
 Monitor suara paru.
 Monitor pola
pernafasan
abnormal.
 Identifikasi
penyebab dari
perubahan tanda –
tanda vital.
3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang daru keperawatan selama 3 x
krbutuhan tubuh 24 jam asupan nutrisi  Kaji adanya alergi.
 Kaji kesiapan bayi
berhubungan dengan berupa makanan dan
menyusu langsung
ketidakmampuan cairan dalam keadaan pada ibu.
menerima nutrisi seimbang dan tidak ada  Kolaborasi dengan
penurunan berat badan, ahli gizi untuk
dengan kriteria hasil : menentukan jumlah
kalori dan nutrisi
 Adanya peningkatan yang dibutuhkan
berat badan sesuai bayi.
dengan tujuan (berat  Monitor jumlah
badan bertambah 20 nutrisi dan
– 30 gram/hari). kandungan kalori.
 Tidak ada tanda – Monitor Nutrisi
tanda malnutrisi
(pada usia 2 minggu  Monitor adanya
kebutuhan nutrisi penurunan berat
mencapai badan.
150cc/kgbb/hari).
 Menunjukkan  Monitor terjadinya
peningkatan fungsi kulit kering dan
mengisap dan perubahan
menelan. pigmentasi.
 Tidak terjadi  Monitor turgor
penurunan berat kulit.
badan yang berarti.  Monitor kekeringan
dan kusam pada
rambut.
 Monitor terjadinya
muntah.
 Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
bayi.
 Monitor kalori dan
intake nutrisi.

Anda mungkin juga menyukai