PENDAHULUAN
1.2.3 Adsorben
Adsorben adalah bahan padat dengan luas permukaan dalam yang
sangat besar. Permukaan yang luas ini terbentuk karena banyaknya
pori yang halus pada padatan tersebut. Adsorben yang sering
digunakan adalah karbon aktif, silika gel, tanah kelentang dan
aluminium oksida.
a. Karbon Aktif
Karbon aktif dibuat bahan organik yang dapat dikarbonisasi
misalnya kayu, humus, batu bara cokelat dan tempurung kelapa. Untuk
mengetahui masalah adsorbsi yang begitu beragam, diperlukan
berbagai jenis karbon aktif, misalnya:
- Karbon aktif untuk adsorbsi gas dan uap dalam skala teknik.
- Karbon penghilang warna untuk meniadakan warna (maupun
untuk menjernihkan dan memperbaiki rasa) cairan.
- Karbon topeng gas untuk membersihkan udara bagi pernafasan dari
gas dan uap yang mengandung racun.
- Karbon pembersih air untuk pengolahan air minum.
- Karbon obat untuk tujuan terapi.
Dari segi bentuknya, karbon aktif terbagi atas karbon cetak (misalnya
granulat berbentuk silinder), karbon bongkahan (bentuknya tidak
teratur), dan karbon serbuk. Karena sifatnya yang hidrofobik, karbon
aktif khususnya sangat sesuai untuk adsorbsi pelarut yang tidak
bercampur dengan air (misalnya benzena). Untuk tujuan penggunaan,
seringkali diameter pori dari karbon aktif menjadi dasar pemilihan.
Misalnya untuk adsorbsi bahan bermolekul besar digunakan jenis
karbon dengan pori lebar. Untuk bahan bermolekul kecil digunakan
karbon berpori halus.
b. Silika Gel
Silika gel terdiri atas SiO2 yang berbentuk kolodial hampir tidak
mengandung air dan mempunyai banyak pori yang halus, kemampuan
adsorbsi terhadap uap air sangat besar, karena itulah seringkali
digunakan untuk pengeringan gas yang lembab. Silika gel yang
digunakan untuk menjaga kemasan dan instrumen yang peka terhadap
kelembapan disebut sebagai sel biru. Silika gel diregenerasi dengan
cara pemanasan 120oC – 180oC.
1.2.4 Titrasi
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat
dengan menggunakan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya. Dalam
titrasi dikenal istilah ”titran” dan ”titrat”. Titran adalah zat yang
konsentrasinya telah diketahui dan biasanya dimasukkan ke dalam buret,
sedangkan titrat adalah zat yang akan ditentukan kadarnya.
Titrasi Asam – Basa (alkalimetri – asidimetri).
H+ + OH- H2O
Ada dua jenis titrasi asam basa, yaitu alkalimetri dan asidimetri.
Alkalimetri adalah beberapa ml larutan basa dengan kadar tertentu
digunakan untuk menetralkan suatu larutan asam yang kadarnya dicari.
Asidimetri adalah beberapa ml larutan asam dengan kadar tertentu
digunakan untuk menetralkan larutan basa yang kadarnya dicari. Pada titrasi
asam basa, dikenal istilah:
a. Titik ekuivalen : keadaan dimana asam dan basa tepat habis
bereaksi.
b. Titik akhir titrasi : saat dimana titrasi harus dihentikan saat terjadi
perubahan warna.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat
- Buret 50 ml - Magnetic stirer
- Erlenmeyer 250 ml - Shaker
- Corong - Statif dan Klem
- Pipet volume - Spatula
- Pipet tetes - Botol semprot
2.2 Bahan
- Arang aktif
- Kertas saring
- Larutan asam oksalat (0,01 M, 0,05 M, 0,1 M, 0,2 M, 0,3 M)
- Larutan NaOH 0,1 N
- Indikator pp
- Aquadest
0,2 0,1 5
0,1 0,1 5
0,05 0,1 5
0,01 0,01 5
0,005 0,1 5
Y n K
Y =0,5388x-2,3965 1,85597 249,172
3.3 Pembahasan
Y = 0,5388x – 2,3965
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Persamaan grafik fungsi yang didapatkan yaitu y = 0,5388x – 2,3965
b. Nilai k yang diperoleh sebesar 249,172
c. Nilai n yang diperoleh sebesar 1,85597
4.2 Saran
a. Sebelum melakukan metode volumetri, seharusnya dilkukan
standarisasi larutan NaOH 0,1 M
b. Dalam melakukan penimbangan massa karbon aktif,, seharusnya
dilakukan dengan teliti
DAFTAR PUSTAKA
Bernasconi, G. dkk. 1999. Teknologi Kimia Jilid 2. Jakarta: PT. Pradhya Paramita.
PERHITUNGAN
y = 0,5388x – 2,3965
n = 1/0,5388
n = 1,85597
K = antilog 2,3965
K = 249,172
Adsorbsi Isoterm Freundlich
0
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0
-0.5
-1
-1.5
-2
-2.5
-3
y = 0.5388x - 2.3965
R² = 0.8562 -3.5
-4
GAMBAR ALAT