MAKALAH
Oleh :
Nama : Sufiyanti Puji Lestari
NIM : 20180210133
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Dosen MK Bahasa Indoneia, Penulis,
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman pangan merupakan tanaman yang mengandung karbohidrat dan protein
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi bagi manusia, tanaman pangan
menjadi sumber pokok utama sebagian besar penduduk Indonesia. Salah satu tanaman
pangannya yaitu tanaman singkong (manihot esculenta) (Minarni & Warman, 2017).
Menurut Ginting (2002) komoditas tanaman pangan terbesar di Indonesia yang
menempati urutan ketiga merupakan ubi kayu. Tanaman singkong sendiri banyak
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar sebagai kebutuhan pangan maupun non
pangan. Singkong dimanfaatkan untuk non pangan maupun pangan baik secara
langsung (pengolahan tradisional) atau secara tidak langsung (pengolahan industri).
Produksi singkong sendiri di Indonesia mencapai 23,95 juta ton dengan area seluas
1,02 juta ha pada tahun 2015 (Badan Pusat Statistik, 2015). Di Indonesia memiliki
beberapa sentra produksi singkong di Lampung dengan presentase tertinggi diantara
sentra produksi singkong lainnya yaitu (37,39%), selanjutnya Jawa Tengah (16,89%),
Jawa Timur (12,02%), Jawa Barat (9,07%), dan Sumatera Utara (4,46%) (Direrktorat
Jendral_Tanaman Pangan, 2011).
Selain sebagai bahan makanan pokok, singkong juga dapat digunakan sebagai
bahan baku industri dan bahan ternak. Singkong merupakan sumber energi yang lebih
tinggi daripada padi, jagung, ubi jalar, dan sorgum (Pusdatin, 2015) yaitu singkong
yang memiliki kandungan air sekitar 60%, pati 25% - 35%, serta protein, serat, kalsium,
dan fosfat. Dalam perdagangan dunia maupun nasional, jumlah rata-rata produksi per
tahun antara 2005 hingga 2012 adalah 0,4% ton/ha (Badan Pusat Statistik, 2015).
Sedangkan total penggunaan singkong per tahun diperkirakan semakin meningkat,
pada tahun 2018 surplus diperkirakan sekitar 923,85 ton, sedangkan pada tahun 2019
dan 2020 diperkirakan mencapai 462,29 juta ton dan 708,31 juta ton (Pusdatin, 2015).
1
2
industri dan bahan dasar industri lanjutan. Berdasarkan data yang diperoleh (Badan
Pusat Statistik, 2016), produktivitas tanaman singkong di Indonesia mengalami
penurunan dengan luas panen yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Dari segi
produktivitas tanaman singkong yang mengalami penurunan, hal itu dikarenakan
minimnya jumlah penggunaan varietas unggul dan kurangnya pemakaian pupuk pada
tanaman singkong. Pada peningkatan produktivitas tanaman singkong, varietas unggul
mempunyai peran penting untuk dapat membuat adanya peningkatan produktivitas dan
produksi tanaman singkong untuk pemenuhan permintaan pasar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka rumusan masalah yang dihadapi adalah :
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka
tujuan penulisan makalah ini adalah :
B. Permintaan Pasar
Permintaan tanaman singkong di pasaran terus mengalami peningkatan dengan
presentase per tahun 4,78% per tahunnya (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2013).
Peningkatan tersebut dalam segi domestik maupun non domestik terbilang mengalami
perubahan yang signifikan dikarenakan saat ini tanaman singkong memiliki peran yang
sangat penting yaitu sebagai bahan baku sumber energi alternatif maupun sebagai
sumber bahan pangan. Dalam kebijakan pemerintah dalam Perpres No. 5/2006 dan UU
Energi No. 30/2007 (UU RI No. 30 tahun 2007 tentang Energi, n.d.) juga menyatakan
tentang pemanfaatan bahan bakar nabati, tanaman singkong sendiri sebagai sumber
protein nabati yang merupakan suatu bentuk kekuatan dimana pemerintah memberikan
dukungan untuk
3
4
yang enak dan pulen. Sedangkan untuk bahan baku industri diperlukan varietas yang
memiliki kadar bahan kering, kadar pati tinggi, dan memiliki potensi untuk bahan baku
indutri yang tinggi.
III. METODE PENULISAN
A. Jenis Penulisan
Makalah ini menggunakan jenis penulisan deskriptif argumentasi yang bersifat
menjelaskan serta memperluas materi dengan jalan melukiskan, membeberkan suatu
objek secara subjektif. Jenis penulisan makalah ini bersifat subjektif dan objektif
dimana makalah ini mengangkat tulisan sesuai dengan sumber informasi dan realita
kejadian di sekitar yang sekiranya memang perlu untuk dibahas secara tindak lanjut.
1. Informasi yang didapatkan melalui jurnal ilmiah edisi online dengan permasalahan
yang terkait apa yang dibahas dalam makalah ini.
2. Informasi yang didapatkan melalui e-book dengan cara mengakses perpustakaan
online di website resmi Universitas maupun website resmi perpustakaan resmi
Republik Indonesia.
3. Informasi untuk penulisan makalah ini diperoleh dari data sekunder yang
bersumber dari instansi yang terkait baik di lingkup Kementerian Pertanian seperti
Food and Agriculture Organization (FAO) maupun di luar lingkup Kementerian
Pertanian seperti Badan Pusat Statistik (BPS).
C. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data untuk penulisan makalah ini bersifat studi pustaka.
Informasi yang didapatkan berasal dari beeerbagai literature, seperti jurnal ilmiah,
jurnal penelitian, e-book, dll. Pengumpulan data ini juga disusun berdasarkan hasil
studi dari informasi yang
6
7
diperoleh. Penulisan makalah ini diupayakan saling terkait antar satu sama lain dan
sesuai dengan apa yang dibahas dimakalah ini dengan topik yang ditentukan.
8
9
Gambar 1. Varietas unggul tanaman singkong yang sesuai untuk pangan beserta
karakteristiknya
Sumber : (Litbang Pertanian, 2011)
oleh tinggi dan panjang rantau amilosa. Maka dari itu kadar gula total juga
mempengaruhi atau menentukan kesesuaian sebagai bahan baku etanol. Berikut
varietas ungguk yang sesuai untuk pemenuhan bahan baku industri akan ditampilkan
dalam Gambar 2.
Gambar 2. Varietas unggul tanaman singkong yang sesuai untuk bahan baku industri
beserta karakteristiknya
Sumber : (Litbang Pertanian, 2011)
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan informasi yang diperoleh, produktivitas tanaman singkong dari tahun
ke tahun mengalami kenaikan dan penurunan. Data yang diperoleh dari BPS
menjelaskan bahwa produktivitas dan luas panen di tahun 2014 hingga 2015
mengalami penurunan. Dari data tersebut juga menjelaskan adanya peningkatan
permintaan pemenuhan kebutuhan untuk bahan pangan maupun bahan baku industri.
Penyebab dari menurunnya tingkat produksi tanaman singkong terjadi karena kualitas
bibit yang kurang terjamin, dan terbatasnya penggunaan varietas unggul. Pengunaan
varietas juga harus disesuaikan dengan kebutuhan baik itu bahan pangan maupun bahan
baku industri, untuk varietas bahan pangan sendiri cenderung lebih bagus atau hasil
yang akan dihasilkan rasanya enak, pulen dan tidak terlalu mengandung HCN.
Sedangkan varietas untuk bahan baku industri cenderung memiliki potensi hasil tinggi,
kadar bahan kering, dan kadar pati tinggi. Kandungan HCN yang tinggi pada varietas
tanaman singkong untuk bahan baku industri dianggap tidak menjadi pengaruh karena
kandungan HCN tersebut akan larut atau hilang saat pencucian, pemanasan, maupun
pengeringan.
B. Saran
Tingkat permintaan pasar terhadap pemenuhan kebutuhan baik untuk bahan pangan
maupun bahan baku industri dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dibutuhkan cara
yang efektif agar menghasilkan singkong yang berkualitas dengan masa panen yang
pendek. Penanganan tindak lanjut untuk masalah tersebut dapat menggunakan varietas
unggul untuk bibit penanamannya, diharapkan dengan mengunakan varietas tersebut
dapat menanggulangi adanya peningkatan permintaan pasar terhadap pemenuhan
kebutuhan tanaman singkong
11
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, B. (2015). Badan Pusat Statistik. Retrieved November 30, 2018,
from https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/09/09/880/produksi-ubi-kayu-
menurut-provinsi-ton-1993-2015.html
Badan Pusat Statistik, B. (2016). Badan Pusat Statistik. Retrieved November 30, 2018,
from https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/09/09/879/luas-panen-ubi-kayu-
menurut-provinsi-ha-1993-2015.html
Bantacut, T. (2016). Kebijakan Pendorong Agroindustri Tepung dalam Prespektif
Ketahanan Pangan. Jurnal Pangan, (November). Retrieved from
http://www.jurnalpangan.com/index.php/pangan/article/view/192
DEA, D. I. Y. (2012). PEMBUATAN PATI TINGGI AMILOSA SECARA
ENZIMATIS DARI PATI UBI KAYU (Manihot esculenta) DAN
APLIKASINYA UNTUK PEMBUATAN MALTOSA. El–Hayah, 1(1).
https://doi.org/10.18860/elha.v1i1.1683
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, D. T. P. (2013). Road map peningkatan produksi
ubi kayu tahun 2010-2-14. Retrieved from
http://lib.bppsdmp.pertanian.go.id/main/index.php?p=show_detail&id=4039&ke
ywords=peningkatan+produksi+ubi+kayu
Direrktorat Jendral_Tanaman Pangan. (2011). full-text, 274.
Litbang Pertanian, B. (2011). AgroinovasI. Tahun XLI. Retrieved from
http://www.litbang.pertanian.go.id/download/one/261/file/Varietas-Unggul-
Ubikayu-un.pdf
Minarni, M., & Warman, I. (2017). Case-Based Reasoning (CBR) Pada Sistem Pakar
Identifikasi Hama dan Penyakit Tanaman Singkong dalam Usaha Meningkatkan
Produktivitas Tanaman Pangan. Ejournal.Itp.Ac.Id ,Mk, 5. Retrieved from
https://ejournal.itp.ac.id/index.php/tinformatika/article/view/634
Pusdatin. (2015). Outlook Ubi Kayu 2015. (L. Nuryati, Noviati, & B. Waryanto, Eds.).
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementrian Pertanian 2015. Retrieved
from http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id/epublikasi/outlook/2015/Tanaman
Pangan/Outlook Ubikayu 2015/files/assets/common/downloads/Outlook
Ubikayu 2015.pdf
Sundari, T. (2010). Pengenalan Varietas Unggul dan Teknik Budidaya Ubi kayu
(Materi Pelatihan Agribisnis bagi KMPH), (55).
12
13