833-Article Text-1661-1-10-20130701 PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

ISSN 0852-8349

JURNAL PENELITIAN UNIVERSITAS JAMBI


SERI HUMANIORA

Volume 14, Nomor 2, Juli - Desember 2012

Daftar Isi

Analisa Directness Level Penyampaian Keluhan dan Saran pada Kolom


Opini Surat Kabar
Melati 01 - 08

Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Hubungan Antara


Pengetahuan Anggota DPRD Tentang Anggaran dengan Pengawasan
APBD
Yuliusman 09 - 18

Pengaruh Teknologi Sistem Informasi Baru terhadap Kinerja Individu


Nela Safelia, Susfayetti dan Rita Friyani 19 - 24

Model Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan pada Usahatani


Padi Sawah di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
Provinsi Jambi
Suandi, Yusma Damayanti dan Yulismi 25 - 34

Impor New Process Scraps and Wastes of Natural Latex Condoms


Ditinjau dari Perspektif Basel Convention on The Control of
Transboundary Movements of Hazardous Wastes and Their
Disposal
Rahayu Repindowaty Harahap 35 - 46

Fungsi Pemerintahan dalam rangka Pelayanan Publik Berdasarkan


Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia
Husin Ilyas, Afif Syarif dan. Netty 47 - 56

Pengembangan Pendekatan Kontekstual terhadap Hasil Belajar


Renang Gaya Dada
Muhammad Ali 57 - 68

Pengaruh Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap Citra


Penyelenggara Layanan Publik
Erida, Ade Octavia dan Yenny Yuniarti 69 - 76
Pedoman Penulisan
Volume 14, Nomor 2, Hal. 25-34 ISSN 0852-8349
Juli – Desember 2012

MODEL PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN PADA


USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN
MUARO JAMBI PROVINSI JAMBI

Suandi, Yusma Damayanti, dan Yulismi


Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Kampus Pinang Masak, Mendalo Dara,t Jambi 36361

Abstrak
Tujuan penelitian: (1) mengetahui model Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di
daerah penelitian, (2) mengetahui tingkat kesejahteraan petani peserta Pengembangan Usaha
Agribisnis Perdesaan (PUAP), dan (3) mengetahui pengaruh Program Pengembangan Usaha
Agribisnis Perdesaan (PUAP) di daerah penelitian terhadap kesejahteraan petani. Desain
penelitian adalah cross sectional. Penelitian dilakukan di Desa Tunas Mudo, Pematang Pulai, dan
Desa Berembang Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Responden atau unit usaha
agribisnis (gapoktan) diambil secara acak sederhana (simple random sampling) pada masing-
masing gapoktan dengan jumlah gapoktan 1 dan responden sebanyak 40 orang sehingga total
responden sebanyak 120 orang. Waktu penelitian diperlukan selama selama 3 (tiga) bulan
kalender. Variabel penelitian yaitu sosio-demografi, usaha agribisnis, manajemen sumberdaya
kelompok dan variabel kesejahteraan ekonomi petani. Data penelitian ini bersumber dari data
primer dan sekunder. Untuk mengetahui pengaruh faktor program PUAP terhadap kesejahteraan
ekonomi petani di daerah penelitian di analisis melalui model Structural Equation Model (SEM)
dengan program Linear Structural Releationship (LISREL). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pelaksanaan program PUAP di daerah penelitian memberikan peran penting untuk
kemajuan pembangunan pertanian terutama bantuan modal kepada petani, bimbingan dan
pelatihan bagi petani yang belum terampil. Namun model yang dikembangkan di daerah penelitian
periode 2009-2010 masih belum mampu mengentaskan kemiskinan penduduk, dan pengangguran.
Pelaksanaan Program PUAP di daerah penelitian dapat meningkatkan kesempatan kerja dan
penghasilan anggota kelompok, namun belum mampu mengembangkan lembaga Keuangan Mikro
dan Jejaring Mitra Kerja petani. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel program PUAP
melalui manajemen sumberdaya gapoktan berpengaruh positif sangat nyata terhadap peningkatan
kesejahteraan petani. Hal ini mengindikasikan bahwa program PUAP sangat berperan terhadap
peningkatan kesejahteraan petani namun perlu dikelola secara intensif dan profesional berbasis
sumberdaya lokal.

Kata kunci : Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan, usahatani padi sawah, Sosio-demografi,
manajemen sumberdaya kelompok, dan kesejahteraan ekonomi petani.

PENDAHULUAN sebesar 17,13 persen, sedangkan


Kabupaten/Kota lainnya seperti Kabupaten
Provinsi Jambi dihuni oleh 3.088.618 jiwa, Muaro Jambi ditempati oleh sekitar 11,06
atau sekitar 1,19 persen dari seluruh penduduk persen penduduk, Kabupaten Merangin
Indonesia (BPS Provinsi Jambi, 2010). ditempati sebanyak 10,88 persen penduduk
Apabila dibandingkan dengan luas wilayah dan kabupaten/kota lain ditempati oleh kurang
(50.160,05 km2), Provinsi Jambi memiliki dari 10 persen penduduk Jambi. Berdasarkan
kepadatan penduduk sebesar 62 orang/km2. hasil Sensus tahun 2010, ternyata
Dari jumlah tersebut, penduduk Provinsi pertumbuhan penduduk Provinsi Jambi per
Jambi masih terpusat di Kota Jambi yaitu tahun selama sepuluh tahun terakhir (2000-

25
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora

2010) yaitu sebesar 2,55 persen. Laju bulan kalender. Jenis atau variabel penelitian
pertumbuhan penduduk tertinggi terdapat di dibagi ke dalam empat kelompok, yaitu:
Kabupaten Muaro Jambi yaitu mencapai 3,86 sosio-demografi, usaha agribisnis,
persen, sedangkan pertumbuhan penduduk manajemen sumberdaya keluarga dan variabel
terendah adalah Kabupaten Kerinci dan kesejahteraan (objektif dan subjektif). Aspek
Sungai Penuh hanya 0,53 persen (BPS karakteristik anggota kelompok, variabel yang
provinsi Jambi, 2010). Tingginya tingkat diteliti meliputi: (1) umur, (2) tingkat
pertumbuhan penduduk Provinsi Jambi (2000- pendidikan formal, (3) jumlah anggota
2010) berdampak buruk terhadap keluarga, (4) mata pencaharian utama, dan (5)
pembangunan, antara lain kemiskinan. Data pendidikan non formal. Aspek Usaha
statistik menunjukkan bahwa pada tahun agribisnis, variabel yang diteliti yaitu usaha
2005, terdapat sebanyak 317,8 ribu jiwa atau agribisnis tanaman padi sawah. Aspek
sebesar 11,88 persen dari jumlah penduduk manajemen sumberdaya keluarga, variabel
keseluruhan dengan perincian, di wilayah yang diteliti, meliputi: (1) manajemen waktu,
perkotaan sebanyak 130,80 ribu jiwa dan (2) manajemen anggota kelompok, dan (3)
wilayah perdesaan 194,30 ribu jiwa. manajemen keuangan. Aspek kesejahteraan
Kemudian, pada tahun 2008 dan 2009 jumlah ekonomi keluarga anggota kelompok.
penduduk miskin di Provinsi Jambi Variabel kesejahteraan ekonomi keluarga
mengalami penurunan masing-masing 9,28 anggota kelompok, meliputi: (1) kebutuhan
dan 8,55 persen. Artinya, pada tahun 2009 pangan, (2) kebutuhan non pangan, dan (3)
masih terdapat sebanyak 245,0 ribu jiwa kebutuhan investasi sumberdaya manusia,
penduduk berstatus miskin di Provinsi Jambi. Data penelitian ini bersumber dari data
Walaupun penduduk miskin dari tahun ke primer dan sekunder. Data primer diperoleh
tahun mengalami penurunan, namun dilihat langsung dari rumahtangga sasaran penelitian
angka kemiskinan secara absolute masih melalui metode wawancara dengan dipandu
tergolong tinggi sehingga beban pemerintah daftar pertanyaan (kuesioner) dan pedoman
masih besar. Oleh karena itu perlu ada wawancara yang telah dipersiapkan terlebih
terobosan untuk mengatasi hal tersebut. dahulu, sedangkan data sekunder diperoleh
Permasalahan mendasar yang dihadapi petani dari instansi dan lembaga terkait disamping
adalah kurangnya akses kepada sumber dari laporan hasil penelitian, journal maupun
permodalan, pasar dan teknologi, serta majalah yang memuat tentang masalah
organisasi tani yang masih lemah. Untuk perlindungan anak. Metode pengumpulan data
mengatasi dan menyelesaikan permasalahan dilakukan dengan cara survai melalui daftar
tersebut Pemerintah menetapkan Program pertanyaan (kuesioner) dan daftar wawancara.
Jangka Menengah (2005-2009) yang fokus Untuk mendapatkan data lebih mendalam,
pada pembangunan pertanian perdesaan. pengumpulan data dilanjutkan dengan metoda
Salah satunya ditempuh melalui pendekatan Indepth Interview terhadap beberapa
mengembangkan usaha agrbisnis dan responden terpilih, dan FGD. Daerah
memperkuat kelembagaan pertanian di penelitian ditentukan dengan metode
perdesaan. purposive sampling yaitu dengan cara
membagi daerah berdasarkan komoditas yang
METODE PENELITIAN diusahakan, sedangkan responden atau unit
usaha agribisnis (gapoktan) diambil secara
Desain penelitian adalah cross sectional. acak sederhana (simple random sampling)
Penelitian dilakukan di Desa Tunas Mudo, pada masing-masing desa dengan jumlah
Pematang Pulai, dan Desa Berembang gapoktan 1 dan responden sebanyak 40 orang
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro sehingga total responden sebanyak 120 orang.
Jambi. Waktu dibutuhkan selama pelaksanaan Analisis data dimulai dari melakukan
penelitian mulai dari persiapan, pengumpulan sortasi, dan “coding”. Kemudian dilanjutkan
data dan pelaporan penelitian selama 3 (tiga) analisis data secara deskriptif dengan

26
Suandi, dkk.: Model Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan pada Usahatani Padi
Sawah di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi

menggunakan tabel frekuensi tunggal untuk jumlah petani miskin per tahun 2009
data sosio-demografi, manajemen sumberdaya sebanyak 18.200 jiwa. Apabila dikaitkan
keluarga, usaha agribisnis dan tingkat dengan jumlah anggota rumahtangga, ternyata
kesejahteraan ekonomi keluarga petani. Untuk pada rata-rata jumlah rumahtangga di
mengetahui pengaruh faktor program PUAP Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 3.460
terhadap kesejahteraan ekonomi keluarga rumahtangga (rata-rata per keluarga terdapat
(objektif dan subjektif) di daerah penelitian di sebanyak 5 orang anggota keluarga). Artinya,
analisis melalui model Structural Equation jumlah peserta program PUAP di Kabupaten
Model (SEM) dengan program Linear Muaro Jambi per tahun 2009 sebesar 23
Structural Releationship (LISREL) versi 8.8 persen dari rumahtangga miskin.
(Bollen: Freund, dan Carneli. 2004). Data sampel diperoleh temuan bahwa dari
tiga gapoktan, yakni Gapoktan Tani Mandiri
HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Tunas Mudo yang terdiri dari kelompok
tani: petani jaya, jaya bersama, dan kelompok
Program Pengembangan Usaha Agribisnis tani berkah tani dengan jumlah anggota
Perdesaan (PUAP) sebanyak 50 orang. Adapun kegiatan usaha
Menurut laporan dari Balai Pengkajian terdiri dari kegiatan pengembangan usaha
Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Jambi tanaman palawija termasuk usahatani padi
tahun 2010 bahwa pelaksanaan kegiatan sawah, hortikultura, bakulan, dan usaha
PUAP oleh Gapoktan secara umum industri kecil. Gapoktan Klopak Meranti Desa
menunjukkan perkembangan dan memberikan Pematang Pulai yang terdiri dari kelompok
manfaat yang signifikan baik dari aspek tani pematang kepayang, usaha sepakat, dan
ekonomis, teknis maupun sosial. Adanya dana kelompok tani mekar sari dengan jumlah
BLM-PUAP yang telah disalurkan melalui anggota sebanyak 89 orang. Adapun kegiatan
Gapoktan telah banyak membantu para petani. usaha yaitu pengembangan usahatani padi
Berdasarkan pengamatan dan laporan dari sawah dan usaha bakulan, sedangkan
tingkat lapangan, beberapa manfaat yang Gapoktan Sumber Rezeki Desa Berembang
diperoleh petani dengan program PUAP memiliki kegiatan usaha pengembangan
adalah sebagai berikut: (1) membantu usahatani padi sawah, hortikultura, dan usaha
mengatasi masalah permodalan petani; (2) bakulan. Masing-masing gapoktan di daerah
menghilangkan/ mengurangi ketergantungan penelitian memperoleh bantuan sebanyak
petani kepada tengkulak/rentenir; (3) tingkat Rp.100.000.000,-. Dari jumlah dana tersebut
kerjasama petani semakin kuat dalam wadah digunakan secara berkelompok pada masing-
Gapoktan; (4) petani semakin mudah dalam masing gapoktan sesuai dengan unit usaha
memperoleh pupuk bersubsidi; (5) Gapoktan yang dikembangkan terutama usaha potensial
PUAP dijadikan sebagai tempat studi banding masyarakat.
bagi petani yang lain; (6) usaha agribisnis Hasil wawancara dengan anggota
semakin berkembang di lokasi desa PUAP; kelompok menunjukkan bahwa tujuan dari
dan (7) beberapa Gapoktan telah berhasil Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
dalam menumbuhkan Lembaga Keuangan (PUAP) di Kabupaten Muaro Jambi Provinsi
Mikro Agribisnis. Jambi hanya baru terbatas pada peningkatan
Kabupaten Muaro Jambi adalah salah satu kesempatan kerja dan peningkatan
kabupaten sasaran program PUAP. Data penghasilan anggota kelompok, dan belum
menunjukkan bahwa program PUAP baru sampai kepada usaha pengembangan lembaga
terdapat sebanyak 29 kelompok dari tahun Keuangan Mikro apalagi dapat membangun
2008 dan tahun 2009. Kalau dikaitkan dengan Jejaring Mitra Kerja. Data lain membuktikan
jumlah rata-rata anggota kelompok yang bahwa pelaksanaan program PUAP di
disyaratkan yaitu sebanyak 30 orang, maka Kabupaten Muaro Jambi masih terbatasnya
jumlah anggota kelompok yang terlibat dalam waktu sosialisasi kepada masyarakat
program PUAP di Kabupaten Muaro Jambi khususnya petani, kurang melibatkan
sebanyak 870 orang atau petani, sedangkan kelompok masyarakat dalam pelaksanaan

27
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora

program PUAP terutama kelompok meningkatkan kesempatan kerja dan


kerukunan adat, masih terbatasnya koordinasi mengurangi kelompok penduduk miskin. Hal
dengan pemerintah kabupaten/kota terutama ini ditegaskan oleh kepala BPTP Provinsi
penentuan kelompok sasaran dan pelaksanaan Jambi pada acara pertemuan teknis dengan
program PUAP sehingga sebagian besar Departemen Pertanian Pusat, tentang
pemerintah kabupaten/ kota wilayah sasaran “Evaluasi Pelaksanaan PUAP tahun 2008-
kurang ikut berpartisipasi kecuali pemerintah 2010 dan langkah operasional PUAP 2011”.
Kabupaten Tanjung jabung Timur. Namun Di Provinsi Jambi jumlah desa yang telah
demikian, terdapat sebesar 9,52 persen mendapatkan alokasi PUAP pada tahun 2008
diantara gapoktan Terpilih telah dapat adalah sebanyak 283 desa, tahun 2009
berusaha secara mandiri dengan menerapkan sebanyak 369 desa, dan tahun 2010 sebanyak
Model PUAP. Sesuai dengan potensi alam 151 desa, sedangkan pada tahun 2011 lokasi
dan karakteristik masyarakat sehingga PUAP tahap kedua sebanyak 149 desa
mayoritas Gapoktan peserta PUAP di daerah dan tahap ketiga sebanyak 17 desa. Dengan
penelitian memilih usaha budidaya tanaman demikian total desa pelaksana program PUAP
pangan khususnya Usahatani Padi Sawah. di Provinsi Jambi sampai saat ini adalah
Sesuai dengan peraturan menteri pertanian sebanyak 969 desa dengan jumlah dana BLM-
nomor : 04/permentan/ ot.140/ 2/2012 tentang PUAP yang disalurkan ke Gapoktan sebanyak
pedoman umum pengembangan usaha Rp. 96,9 M. Diharapkan dengan adanya
agribisnis perdesaan (puap) bahwa puap program PUAP ini dapat membantu dan
bertujuan untuk: (1) mengurangi kemiskinan mengatasi permasalahan yang dialami petani
dan pengangguran melalui penumbuhan dan selama ini khususnya dalam hal pembiayaan
pengembangan kegiatan usaha agribisnis di kegiatan usahatani, disamping tentunya dana
perdesaan sesuai dengan potensi wilayah; (2) PUAP yang dikelola Gapoktan diharapkan
meningkatkan kemampuan pelaku usaha dapat dikembangkan lagi untuk kepentingan
agribisnis, pengurus gapoktan, penyuluh dan para anggota Gapoktan.
penyelia mitra tani; (3) memberdayakan
kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan Kesejahteraan Ekonomi Petani
untuk pengembangan kegiatan usaha Menurut Lokshin dan Ravallion (Strauss,
agribisnis; (4) meningkatkan fungsi 2004:63), pengertian kesejahteraan dilihat
kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring dari dua pendekatan, yakni: kesejahteraan
atau mitra lembaga keuangan dalam rangka objektif dan kesejahteraan subjektif. Noll
akses ke permodalan, sedangkan sasaran (Milligan et al., 2006:22), melihat bahwa
program puap, yaitu: (1) berkembangnya kesejahteraan objektif adalah tingkat
usaha agribisnis di desa terutama desa miskin kesejahteraan individu atau kelompok
terjangkau sesuai dengan potensi pertanian masyarakat yang diukur secara rata-rata
desa; (2) berkembangnya gapoktan yang dengan patokan tertentu baik ukuran ekonomi,
dimiliki dan dikelola oleh petani untuk sosial maupun ukuran lainnya. Dengan kata
menjadi kelembagaan ekonomi; (3) lain, tingkat kesejahteraan masyarakat diukur
meningkatnya kesejahteraan rumah tangga dengan pendekatan yang baku (tingkat
tani miskin, petani/peternak (pemilik dan/atau kesejahteraan masyarakat semuanya dianggap
penggarap) skala kecil, buruh tani; dan, (4) sama), sedangkan kesejahteraan subjektif
berkembangnya usaha agribisnis petani yang adalah tingkat kesejahteraan seorang individu
mempunyai siklus usaha harian, mingguan, yang dilihat secara personal yang diukur
maupun musiman. dalam bentuk kepuasan dan kebahagiaan.
Perkembangan Program PUAP di Provinsi Namun dalam penelitian ini hanya difokuskan
Jambi sampai pada periode 2010 cukup kedalam Kesejahteraan Objektif.
mengembirakan walaupun belum mampu Kesejahteraan ekonomi objektif kelompok di
sepenuhnya membangun usaha ekonomi wilayah penelitian diukur dengan proxy
mikro dan networking tetapi sudah dapat besarnya pengeluaran anggota kelompok.

28
Suandi, dkk.: Model Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan pada Usahatani Padi
Sawah di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi

Pengeluaran anggota kelompok yaitu (pendidikan dan kesehatan) hanya sebesar


pengeluaran yang diperuntukkan pembelian 15,2 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa
kebutuhan anggota kelompok sehari-hari, pola konsumsi anggota kelompok terhadap
yakni kebutuhan pokok dan kebutuhan konsumsi pangan masih tergolong besar
lainnya. Dengan kata lain, pengeluaran namun jauh lebih rendah bila dibandingkan
anggota kelompok dialokasikan untuk dengan hasil penelitian Suandi (2010) yaitu
kebutuhan pangan, non pangan dan investasi. berkisar antara 60-70 persen.
Porsi pengeluaran tersebut akan Tabel 2. Distribusi Anggota Kelompok
mencerminkan tingkat kesejahteraan suatu Berdasarkan Kebutuhan Anggota
kelompok masyarakat (Mangkuprawira: Kelompok, Tahun 2012
Suandi, 2010). Hasil pengamatan lapangan, Jenis Kebutuhan Rata-rata Pengeluaran
Anggota
terdapat perbedaan yang cukup mencolok No
Kelompok Rp. Relatif
antara pengeluaran kecil (miskin) dengan (tahun)
pengeluaran relatif besar (anggota kelompok
berkecukupan). Seperti tertera pada Tabel 1, 01 Pangan 11,026,440.00 56,2
distribusi pengeluaran pada kelompok hampir 02 Non pangan 5,611,320.00 28,6
berkecukupan keatas mencapai 75,00 persen.
03 Investasi 2,982,240.00 15,2
Tabel 1. Distribusi Anggota Kelompok Total
Berdasarkan Tingkat Pengeluaran - 19.620.000,00 100,00
Pengeluaran
Anggota Kelompok, Tahun 2012
Tingkat Pengeluaran Jumlah Keterkaitan Program PUAP dengan
No Anggota Kelompok Responden Kesejahteraan Petani
(Rp.000/kapita/tahun) Absolut Relatif Keterkaitan program PUAP dengan
01 Sangat miskin (<Rp. kesejahteraan anggota gapoktan dianalisis
12 9.6
2.160)
dengan menggunakan model SEM. Melalui
02 Miskin (Rp.2.160 –
18 15.4 model ini dapat diketahui pengaruh atau
Rp.2.880)
03 Hampir berkecukupan hubungan antar konstrak secara kausalitas.
54 44.8 Sesuai dengan hipotesis, sehingga variabel
(Rp.2.880 – Rp.4.320)
04 Berkecukupan (> konstrak terdiri dari empat variabel laten
36 30.2
Rp.4.320) utama, yakni: Karakteristik petani, Program
- Total 120 100,0 PUAP, Manajemen Sumberdaya, dan
- Rata-rata (Rp.) 3.924.000 Kesejahteraan. Dalam analisis, karakteristik
Catatan; rata-rata harga beras Rp.9.000/kg petani (Ciri) dengan loading (X1) umur
petani, (X2) jumlah anggota kelompok, dan
Data lapangan menunjukkan bahwa rata- (X3) keterampilan petani, (2) Program PUAP
rata pengeluaran keluarga petani per tahun di dengan loading variabel (puap) (X4)
wilayah penelitian adalah sebesar Rp. kesejahteraan petani (X5) Kesempatan kerja,
19.620.000,00, (Tabel 2), dan jumlah dan (X6) Keuangan Ekonomi Mikro, (3)
pengeluaran ini diatas rata-rata tolok ukur Manajemen sumberdaya kelompok (daya)
kesejahteraan dengan pendekatan Badan Pusat dengan loading variabel (Y1) Manajemen
Statistik (Rp.13.710.000,00)(BPS Provinsi waktu, (Y2) Manajemen anggota kelompok,
Jambi, 2012). Dimana rata-rata UMP Provinsi dan (Y3) Manajemen keuangan, (4)
Jambi pada tahun 2012, yaitu sebesar Kesejahteraan Anggota Kelompok dengan
Rp.1.142.500,00 per bulan. loading variabel: (Y4) kebutuhan pangan,
Dari jumlah pengeluaran tersebut (Y5) kebutuhan non pangan, dan (Y6)
persentase terbesar dialokasikan untuk pangan kebutuhan investasi sumberdaya manusia bagi
(56,2 %), kemudian diikuti pengeluaran non- rumahtangga anggota gapoktan.
pangan (sandang, energi, komunikasi, sosial Berdasarkan analisis melalui model SEM
dan lainnya) sebesar 28,6 persen, dan terkecil dengan program LISREL diperoleh hasil
adalah pengeluaran untuk investasi bahwa tingkat validitas konstrak penelitian

29
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora

pengaruh program PUAP terhadap juga ditunjukkan oleh item loadings pada
kesejahteraan anggota gapoktan di daerah variabel laten program PUAP, dan
penelitian cukup valid. Artinya, model-model kesejahteraan anggota gapoktan semuanya
yang disusun dalam rancangan penelitian menunjukkan nilai (λ ) yang signifikan.
cocok atau fit dengan data yang dikumpulkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa
Kecocokan atau kehandalan rancangan variabel program PUAP melalui manajemen
penelitian dan data yang dijaring ditandai oleh sumberdaya gapoktan berpengaruh positif
nilai-nilai alat uji yang digunakan. Nilai hasil sangat nyata terhadap peningkatan
pengujian model mendekati dan melebihi dari kesejahteraan ekonomi anggota kelompok.
cut-off value yang dikehendaki (Tabel 3). Hal ini mengindikasikan bahwa program
PUAP sangat berdampak terhadap
Tabel 3. Goodness of Fit Index Pengaruh Program peningkatan kesejahteraan anggota kelompok
PUAP terhadap Kesejahteraan Petani di namun perlu dikelola secara intensif dan
Daerah Penelitian, 2012 profesional. Hasil FGD menunjukkan bahwa
Cut- Hasil bantuan program PUAP tanpa dikelola dengan
No Goodness of Fit Index off Pengujian baik oleh pengurus gapoktan maka tingkat
Value
penggunaan dana tersebut banyak tidak sesuai
1 X2 (Chi – Square) = no 0,00 0,00
dengan tujuan dari program PUAP bahkan
sign atau lebih kecil
RMSEA (Root Mean < ada diantara anggota gapoktan memanfaatkan
2 0,06
Square Error of 0,08 dana ini untuk kebutuhan konsumtif
Approximation) rumahtangga petani. Hal ini membuktikan
3 GFI (Goodness of Fit > 0,91 hipotesis yang dibangun sebelumnya bahwa
Index) 0,90 program PUAP secara kausalitas dapat
4 CFI (Comparative Fit > 0,96 mempengaruhi tingkat kesejahteraan ekonomi
Index) 0,94 petani. Artinya, semakin besar peran program
Sumber: Joreskog & Sorbom (Freund, dan PUAP yang dikelola oleh anggota gapoktan
Carneli, 2004:104) maka semakin baik pula tingkat kesejahteraan
ekonomi anggota kelompok sehingga pada
Menurut Joreskog dan Sorbom (Freund, gilirannya dapat menurunakn kemiskinan dan
dan Carneli, 2004:104) bahwa ada 31 alat uji pengangguran.
yang digunakan dalam menguji model. Sesuai dengan potensi alam dan mata
Namun, uji yang sering digunakan dan pencaharian utama masyarakat, program
relevan yaitu mengukur nilai Chi-Square (X2), PUAP ini cukup berkembang walaupun belum
Root Mean Square Error of Approximation merata pada setiap desa. Sebagian besar
(RMSEA), Goodness of Fit Index (GFI) dan program PUAP yang berhasil dan lebih maju
nilai Comparative Fit Index (CFI) (Baker, et terdapat pada gapoktan yang memiliki
al., 2005;9). Melalui hasil pengujian model keanggotaan dalam satu kelompok
ternyata item loadings untuk variabel-variabel kalbu/paguyuban. Kelompok ini memegang
laten dalam model juga menunjukkan peranan penting dalam meningkatkan
konsistensi internal (reliabilitas) sangat pendapatan masyarakat khususnya produksi
signifikan. Seperti terlihat pada Gambar 2, usahatani dan produktivitas kerja. Kondisi ini
variabel laten karakteristik petani anggota di dukung budaya yang dianut di daerah
gapoktan misalnya yang terdiri dari tiga penelitian dalam sistem pengelolaan usahatani
dimensi yakni: umur petani, jumlah anggota yang disebut sistem ”kekeluargaan atau
gapoktan, dan keterampilan petani memiliki sistem kalbu.” Sistem kalbu ini sangat
nilai loading yang cukup signifikan. Melalui memudahkan dalam membangun kerja
model diketahui item loadings (X1) umur bersama. Keakraban dan latar belakang
petani (λ = 0,74), (X2) jumlah anggota budaya yang sama menguntungkan dalam
gapoktan (λ = 0,72), dan (X3) tingkat pemanfaatan fasilitas bersama karena
keterampilan petani (λ = 0,74). Hal yang sama memiliki tingkat emosional yang tinggi untuk

30
Suandi, dkk.: Model Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan pada Usahatani Padi
Sawah di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi

X1 Y1

0,72 4,24** Y2
X2 K-Resp MSDK
0,74
Y3
X3 2,25**
4,21**
2,32**
X4 Y4
0,76

0,79 Welfare
X5 PUAP Y5
3,62**

0,73
X6 Y6
(**) Alpha = 0,01, T-table > 2,24

Keterangan:
K-Resp (Karakteristik Responden): (X1) Umur, (X2) Jumlah Anggota Kelompok, dan (X3) Tingkat Keterampilan Petani.
PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan): (X4) Kesejahteraan petani (X5) Kesempatan kerja, dan (X6)
Keuangan Ekonomi Mikro. MSDK (Manajemen Sumberdaya Kelompok): (Y1) Manajemen Sumberdaya Waktu, (Y2)
Anggota Kelompok, dan (Y3) Manajemen Sumberdaya Keuangan. Welfare (Kesejahteraan Petani): (Y4) Kebutuhan
pangan, (Y5) Non pangan, dan (Y6) Kebutuhan Investasi.

Gambar 1. Hubungan Struktural antara Program PUAP


Gambar 1. Hubungan struktural antara program PUAP dengan kesejahteraan ekonomi
dengan Kesejahteraan Ekonomi Anggota Kelompok
anggota kelompok

kepentingan bersama. Kahkoren (Grootaert: 2. Hasil analisis menunjukkan bahwa


Suandi, 2010) mencontohkan pengelolaan variabel program PUAP melalui
pembangunan irigasi di Bangladesh mirip manajemen sumberdaya gapoktan
dengan sistem kalbu yang ada di masyarakat berpengaruh positif sangat nyata terhadap
jambi. Ia membuktikan semangat kerjasama peningkatan kesejahteraan petani. Hal ini
bagi kelompok yang berasal dari etnis dan mengindikasikan bahwa program PUAP
budaya yang sama sangat menguntungkan sangat berperan terhadap peningkatan
dalam pengelolaan bendungan irigasi kesejahteraan petani namun perlu dikelola
terutama semangat kerjasama. secara intensif dan profesional berbasis
sumberdaya lokal.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Rekomendasi
Kesimpulan
Pelaksanaan program PUAP di daerah
1. Pelaksanaan Program PUAP di daerah penelitian pada periode akan datang
diperlukan beberapa hal:
penelitian memberikan peran penting
1. Sosialisasi secara sinergi kepada kelompok
untuk kemajuan pembangunan pertanian
sasaran, tentang maksud dan tujuan
terutama bantuan modal, bimbingan dan
program PUAP dari Balai Pengkajian
pelatihan bagi petani yang belum
Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Jambi
terampil, serta meningkatkan kesempatan dengan Badan Perencanaan Pembangunan
kerja dan penghasilan anggota kelompok. Daerah (Bapeda) setempat, dan Badan
Namun demikian, Model PUAP yang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
dikembangkan di daerah penelitian Pertanian Daerah.
periode 2009-2010 masih belum mampu 2. Pengembangan program PUAP di wilayah
mengentaskan kemiskinan penduduk, perdesaan harus dilakukan secara
pengangguran, dan pengembangan berkesinambungan. Artinya, pengembangan
lembaga Keuangan Mikro serta Jejaring program PUAP perlu ditindaklanjuti
Mitra Kerja petani. melalui berbagai tindakan yakni pelatihan,

31
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora

bimbingan, dan pembinaan sesuai dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten


kebutuhan dan sasaran kelompok peserta Muaro Jambi Provinsi Jambi.
program PUAP melalui kerjasama _______, 2011. Pertemuan Teknis Program
Balitbangda Provinsi Jambi dengan Dinas Pengembangan Usaha Agribisnis
Sosial dan Nakertrans. Perdesaan (PUAP) Di Provinsi Jambi
3. Komoditas dan atau program PUAP yang Tahun 2011. Jambi: Balai Pengkajian
dikembangkan di wilayah sasaran Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi
diutamakan komoditas unggulan daerah Jambi.
dan berbasis pada sumberdaya lokal dan _______, 2012. Sensus Penduduk Provinsi
sosial budaya masyarakat. Jambi Tahun 2010. Jambi: Badan
4. Program PUAP yang dikembangkan di Pusat Statistik Provinsi Jambi.
wilayah sasaran harus berorientasi pada _______, 2012. Peraturan Menteri Pertanian
kegiatan agribisnis. Artinya, program Nomor : 04/Permentan/ Ot.140/
PUAP mengembangkan unit usaha 2/2012 Tentang Pedoman Umum
melalui berbagai subsistem agribisnis, Pengembangan Usaha Agribisnis
yakni subsistem hulu, onfarm, dan Perdesaan (PUAP). Jakarta:
subsistem hilir yang didukung oleh Departemen Pertanian Pusat.
kelembagaan pasar, pendidikan, Freund, Anat, dan Abraham, Carneli. 2004.
penelitian, kemitraan dan kelembagaan “The Relationship between Work
keuangan, melalui kerjasama BPTP, Commitment and Organizational
Balitbangda, Dinas Pertanian, Dinas Citizenship Behavior among Lawyers
Koperasi, dan Dinas Perdagangan dan in The Private Sector.” The Journal of
Industri. Behavioral and Applied Management.
Vol. 5, No.2, p:93-113, winter 2004.
Milligan Sue, Fabian Angela, Coope Pat, dan
DAFTAR PUSTAKA
Errington Chris. 2006. Family
Wellbeing Indicators from the 1981-
Anonim, 2008. Pedoman Umum
2001 New Zealand Cencuses. New
Pengembangan Usaha Agribisnis Zealand: Published in June 2006 by
Perdesaan (PUAP). Jakarta: Peraturan Statistics New Zealand in
Menteri Pertanian, Nomor: Conjunction with The University of
16/Permentan/ OT.140/2/2008, Auckland and University of Otago.
Tanggal. 11 Februari 2008. 2006, ISBN 0-478-26982-X.
_______, 2009. Dokumen PUAP 2009: Data Suandi. 2010. Kajian Sosio Demografi dan
Desa dan Gapoktan PUAP 2008, dan Manajemen Sumberdaya terhadap
2009, serta Biodata Penyelia Mitra Kesejahteraan Ekonomi Keluarga di
Tani (PMT). Jakarta: Balai Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi.
Pengkajian Teknologi Pertanian, Jurnal AGRISEP, Volume 9 No. 2
Badan Penelitian Dan Pengembangan Periode 2010. Bengkulu: Jurusan
Pertanian, Departemen Pertanian. Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas
________, 2010. Pengembangan Usaha Pertanian Universitas Bengkulu.
Agribisnis Perdesaan (PUAP) di ISSN: 1412-8837.
provinsi Jambi. Jambi: Balai Strauss, John, Kathleen Beegle, Agus
Dwiyanto, Yulia Herawati, Daan
Pengkajian Teknologi Pertanian
Pattinasarany, Elan Satriawan,
(BPTP) Provinsi Jambi. Bondan Sikoki, Sukamdi, dan Firman
_______, 2010a. Sensus Penduduk Provinsi Witoelar, 2004. Indonesian Living
Jambi Tahun 2010. Jambi: Badan Standards: Before and After the
Pusat Statistik Provinsi Jambi. Financial Crisis. RAND Corporation,
_______, 2010b. Sensus Penduduk Kabupaten Santa Monica, USA, and Institute of
Muaro Jambi Tahun 2010. Sengeti: Southeast-Asian Studies, Singapore.

32

Anda mungkin juga menyukai