Antropologi Banten
Antropologi Banten
“Kebudayaan Banten”
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
2018/2019
1. Asal-usul dan Sejarah
2. Letak Geografi
b. Bahasa
Penduduk asli yang hidup di Provinsi Banten berbicara
menggunakan dialek yang merupakan turunan dari bahasa Sunda
Kuno. Dialek tersebut dikelompokkan sebagai bahasa kasar dalam
bahasa Sunda modern, yang memiliki beberapa tingkatan dari
tingkat halus sampai tingkat kasar (informal), yang pertama tercipta
pada masa Kesultanan Mataram menguasai Priangan (bagian
tenggara Provinsi Jawa Barat). Namun demikian, di Wilayah Banten
Selatan Seperti Lebak dan Pandeglangmenggunakan Bahasa Sunda
Campuran, Sunda Kuno, Sunda Modern dan Bahasa Indonesia,
di Serang dan Cilegon, bahasa Jawa Banten digunakan oleh etnik
Jawa. Dan, di bagian utara Kota Tangerang, bahasa Indonesia
dengan dialek Betawi juga digunakan oleh pendatang beretnis
Betawi. Di samping bahasa Sunda, bahasa Jawa dan dialek Betawi,
bahasa Indonesia juga digunakan terutama oleh pendatang dari
bagian lain Indonesia.
c. Senjata Tradisional
Golok adalah pisau besar dan berat yang digunakan sebagai alat
berkebun sekaligus senjata yang jamak ditemui di Asia Tenggara.
Hingga saat ini kita juga bisa melihat golok digunakan sebagai
senjata dalam silat. Ukuran, berat, dan bentuknya bervariasi
tergantung dari pandai besi yang membuatnya. Golok memiliki
bentuk yang hampir serupa dengan machete tetapi golok cenderung
lebih pendek dan lebih berat, dan sering digunakan untuk memotong
semak dan dahan pohon. Golok biasanya dibuat dari besi baja
karbon yang lebih lunak daripada pisau besar lainnya di dunia. Ini
membuatnya mudah untuk diasah tetapi membutuhkan pengasahan
yang lebih sering.
d. Pakaian Adat
Tarian ini dilakukan oleh satu orang pria atau lebih sesuai
dengan kebutuhan. Gerakkan tari ini tempak gemulai.Tarian
topeng mengisahkan tentang seorang rasa yang balas dendam
karena cintanya yang ditolak.
f. Rumah Adat
g. Kebudayaan Debus