Anda di halaman 1dari 5

Invasi dan Metastasis Sel Kanker

Setiap sel di tubuh kita adalah sel yang rentan terhadap berbagai macam gangguan yang mampu
mengancam kelangsungan hidupnya. Gangguan itu bisa berupa agen-agen karsinogenik yang memicu
perubahan pada sel. Akan tetapi, Allah swt telah memberikan program pertahanan kepada sel di tubuh
kita untuk mampu beradaptasi terhadap berbagai gangguan dan rintangan yang menimpa.

Namun, kemungkinan terburuk masih ada, karena setiap hal diciptakan-Nya dengan
keseimbangan. Ada kalanya sel di tubuh kita ini tidak mampu beradaptasi terhadap gangguan yang ada,
sehingga memicu perubahan dan berujung kepada jejas pada sel tersebut. Mekanisme hipertrofi,
hiperplasi, metaplasi, displasia ringan hingga berat hingga kalanya menjadi neoplasma adalah suatu hal
yang mungkin terjadi. Namun apabila sebuah sel normal telah berubah menjadi sel neoplasma, dan
neoplasma itu telah berinfiltrasi ke jaringan sekitarnya, maka jadilah ia sel tumor ganas, atau sel kanker.
Infiltrasi atau invasi yang dilakukan oleh sel ini pada mulanya terjadi pada jaringan di sekitar tempat
tumbuhnya sel kanker tersebut, dan ini masih bisa diupayakan kesembuhannya. Akan tetapi, ketika sel
kanker tersebut telah ber-metastasis ke organ lainnya, yang biasa terjadi pada stadium akhir sel kanker,
upaya paliatif mungkin menjadi jalan terakhir.

Pertanyaannya, apa itu invasi, apa itu metastasis? Mudah-mudahan secuil ilmu yang aku dapat selama
kuliah semester 3 di kampus fk unand ini cukup bisa membantu.

INVASI
Invasi adalah penjalaran sel tumor ke daerah di sekitarnya sehingga menimbulkan kerusakan pada
jaringan di sekitarnya tersebut. Jaringan manusia tersusun menjadi serangkaian kompartemen yang
dipisahkan satu sama lain oleh dua jenis matriks ektrasel (ECM), yaitu membrane basalis dan jaringan
ikat interstisium. Walaupun tertata secara berlainan, tiap-tiap komponen ECM ini terdiri atas kolagen,
glikoprotein, dan proteoglikan. Sel tumor harus berinteraksi dengan ECM di beberapa tahapan dalam
jenjang invasi dan metastatic.
Tahapan invasi adalah sebagai berikut:

1. Meregangnya sel tumor – Pada dasarnya, setiap sel diikat oleh lem antarsel yakni E-kaderin.
Bagian E-kaderin yang berada di sitoplasma berikatan dengan beta-katenin. Molekul E-kaderin
yang berdekatan mempertahankan agar sel tetap menyatu, sedangkan perlekatan homotipik yang
diperantarai oleh E-kaderin menyalurkan sinyal antipertumbuhan melalui beta-katenin. Beta-
katenin bebas dapat mengaktifkan transkripsi gen yang mendorong pertumbuhan. Akan tetapi,
fungsi E-kaderin lenyap di hampir semua kanker sel epitel, baik akibat mutasi inaktivasi gen E-
kaderin meupun oleh aktivasi gen beta-katenin, sehingga sel tumor seolah-olah renggang dari sel
lainnya.
2. Melekatnya sel tumor ke berbagai protein ECM – Contoh protein ECM: laminin dan
fibronektin. Sel epitel normal memiliki reseptor untuk laminin membrana basalis yang
terpolarisasi di permukaan basalnya. Sebaliknya, sel karsinoma memiliki lebih banyak reseptor,
dan reseptor ini tersebar di seluruh membrane sel, sehingga memungkinkan perlekatan yang lebih
banyak.
3. Degradasi lokal membrana basalis dan jaringan ikat interstisium – Sel tumor mengeluarkan
enzim proteolitik untuk mengeluarkan protease. Beberapa enzim penghancur matriks yang
disebut metalloproteinase, termasuk gelatinase, kolagenase, dan stromelisin, ikut berperan.
Kolagenase tipe IV adalah suatu gelatinase yang memecah kolagen tipe IV epitel dan membrane
basal vascular. Keganasan dari sel tumor ditunjukkan oleh meningkatnya kolagenase tipe IV ini,
dan juga inhibitor metaloproteinsase akan berkurang sehingga keseimbangan akan bergeser ke
arah penghancuran jaringan.
4. Migrasi sel tumor menembus membrana basalis – Migrasi diperantarai oleh berbagai sitokin
yang berasal dari sel tumor, misalnya faktor motilitas autokrin. Selain itu, produk penguraian
komponen matriks (misal: kolagen, laminin) dan sebgian faktor pertumbuhan (misal:nsulin-like
growth factor I dan II) memiliki aktivitas kemotaktik untuk sel tumor. Sel stroma juga
menhasilkan efektor parakrin untuk motilitas sel, seperti hepatocyte growth factor(HGF) yang
berikatan dengan reseptor di sel tumor. Konsentrasi HGF meningkat di bagian tepi tumor otak
yang sangat invasive, glioblastoma multiforma yang mendukung peran faktor ini dalam motilitas
tumor.
METASTASIS

Metastasis adalah invasi sel tumor dalam jarak yang lebih jauh sehingga memungkinkan tumbuhnya sel
tumor yang sama di tempat/organ yang baru. Proses metastasis pada pembuluh darah adalah sebagai
berikut:

1. Invasi: Sel tumor menembus lapisan membrane basalis dan masuk ke matriks ekstrasel.
2. Intravasasi: Dari matriks ekstrasel, sel tumor masuk menembus endotel pembuluh vaskuler
(intravasasi) dan mulai menyebar melalui aliran pembuluh tersebut.
3. Sirkulasi: saat berada di dalam sirkulasi, sel tumor rentan terhadap destruksi oleh sel imun
pejamu. Di dalam aliran darah, sebagian sel tumor membentuk embolus (gumpalan)/adhesi dan
kemudian melekat ke leukosit dan trombosit. Embolus tersebut akan sedikit banyak memperoleh
perlindungan dari serangan sel efektor antitumor pejamu. Namun sebagian besar sel tumor masuk
dalam sirkulai sendiri-sendiri.
4. Eksravasasi: ketika sampai di lokasi organ yang akan diinangi, sel tumor ataupun embolus akan
melekat ke endotel vaskuliar yang diikuti dengan pergerakan melalui membrane basal dengan
mekanisme yang serupa dengan yang berperan dalam invasi.
5. Angiogenesis: Sesampainya sel tumor di organ yang diinangi, sel tersebut akan mengeluarkan
faktor pertumbuhan PLGF untuk merangsang pembentukan pembuluh darah baru.
6. Pertumbuhan: setelah semua fasilitas cukup untuk mendukung kehidupan sel tumor tersebut,
maka sel tumor mulai tumbuh dan membelah sehingga membentuk tumor baru.
Tambahan:
Metastasis suatu sel tumor berlangsung secara spesifik, tidak semua tumor dapat tumbuh di lokasi
tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi:

 Letak dari tumor primer.


 Adanya ekspresi dari gen sel tumor mengenai tipe molekul reseptor yang mampu ditangkap oleh
lokasi tertentu.
Pada dasarnya, penyebaran sel tumor melalui empat cara:

1. Penyebaran perkontinuitatum: Sel /jaringan kanker menyusup keluar dari organ tempat
tumbuhnya, kemudian masuk kedalam organ /struktur disekitarnya.
2. Penyebaran Limfogen: Sel kanker masuk ke saluran limfe, ikut aliran limfe dan menimbulkan
metastasis di kelenjer getah bening regional. Sel kanker juga mengadakan infiltrasi dengan
struktur sekitarnya sehingga terjadi perlengketan dan membentuk paket (konglomerasi).
3. Penyebaran Hematogen: Sel kanker menyusup ke kapiler darah, masuk pembuluh darah, vena
sampai keorgan tubuh lainya, lalu sel kanker tumbuh disana, menjadi tumor baru, merupakan
anak sebar, letaknya jauh dari tumor primer.(distance metastasis). Penyebaran hematogen dapat
mengenai: Hati Paru, Pleura,Tulang, Kulit, Otak dll.
4. Penyebaran Transluminal: Terjadi dalam saluran, seperti melaui saluran pernapasan, saluran
pencernaan, dan saluran kemih. Sel lepas kedalam kedalam lumen kemudian tertanam pada satu
tempat, lalu mengalami implantasi. Hal serupa juga bisa terjadi dalam rongga tubuh, misal:
Rongga Peritonium dan rongga pleura.

Anda mungkin juga menyukai