Anda di halaman 1dari 7

KEMAS 9 (2) (2014) 137-143

Jurnal Kesehatan Masyarakat


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas

GAMBARAN PENGGUNAAN NAPZA PADA ANAK JALANAN


DI KOTA SEMARANG

Siti Riza Azmiyati, Widya Hary Cahyati, Oktia Woro Kasmini Handayani

Klinik Aisyah, Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Di Provinsi Jawa Tengah, jumlah anak jalanan yang tergolong cukup tinggi adalah di
Diterima 12 November 2013 Kota Semarang. Lingkungan pergaulan anak jalanan yang bebas menyebabkan anak jala-
Disetujui 28 November 2013 nan rawan melakukan hal-hal negatif, salah satunya yaitu penyalahgunaan NAPZA. Pe-
Dipublikasikan Januari 2014
nelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan NAPZA pada anak jala-
Keywords: nan di Kota Semarang. Jenis penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif yang
Drugs; dilakukan pada tahun 2013. Teknik pengambilan informan secara purposive sampling
Abuse; dilanjutkan snowball sampling. Informan terdiri dari 6 anak jalanan pengguna NAPZA,
Street Children; 6 teman dekat/ kerabat anak jalanan pengguna NAPZA, dan 3 pengurus RPSA di Kota
Semarang City. Semarang. Teknik pengambilan data berupa wawancara mendalam dan observasi. Ana-
lisis data dilakukan secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk narasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa anak jalanan menggunakan NAPZA setiap hari di pinggir jalan,
bawah jembatan, rumah, dan di tempat bekerja secara berkelompok. Jenis NAPZA yang
digunakan adalah pil dextro, pil BI, pil kasaran, lem, minuman keras, dan rokok. NAP-
ZA diperoleh dari apotek, pengedar, toko bangunan, minimarket, dan warung dengan
harga Rp 5.000-20.000. Ada keinginan dalam diri anak jalanan untuk berhenti meng-
gunakan NAPZA, namun lingkungan pergaulan anak jalanan yang bebas menyebabkan
mereka sulit untuk berhenti.

DESCRIPTION OF STREET CHILDREN IN USE DRUG IN SEMARANG

Abstract
In Central Java Province, Semarang City has more street children than other cities. The cir-
cle of society among street children which is quite free cause they ease to do negative things
like drugs abuse. This study was carried out to know drugs abuse behaviour of street chil-
dren in Semarang City. This was a qualitative research. Informants selected using purposive
sampling continued by snowball sampling. The informants were 6 street children had drugs
abuse behaviour, 6 close friends/ family of them, and 3 employee of RPSA in Semarang.
Data items were collected by indepth interview and observation methods. Data items were
analyzed by descriptive analysis presented in narration. The result showed that street chil-
dren used drugs everyday in the street, under bridges, houses, and in their workplaces with
their friends. Some types of drug that street children used were dextro pills, BI pills, kasaran
pills, glue, alcohol, and cigarettes. Drugs bought at pharmacies store, drugs suppliers, con-
struction stores, minimarkets, and small shops. The range prices of the drugs amount IDR
5.000-20.000. There were desire to stop their drugs abuse behavior, but the society circles
among street children which was quite free caused it was hard.

© 2014 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 1858-1196
Jl. Graha Mukti Raya, Semarang
E-mail: sitirizaazmiyati@gmail.com
Siti Riza Azmiyati, Widya Hary Cahyati, Oktia Woro Kasmini Handayani / KEMAS 9 (2) (2014) 137-143

Pendahuluan negatif yang banyak dilakukan anak jalanan


adalah menyalahgunakan NAPZA (LPPM
Anak jalanan adalah anak berusia 5–18 USM, 2008: 43).
tahun baik laki-laki maupun perempuan yang NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan
menghabiskan sebagian besar waktunya di ja- Zat Adiktif lain) adalah bahan/ zat/ obat yang
lan, memiliki komunikasi yang minimal atau bila masuk ke dalam tubuh manusia akan
sama sekali tidak pernah berkomunikasi dengan mempengaruhi tubuh terutama otak/ susunan
keluarga dan kurang pengawasan, perlindungan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan
dan bimbingan sehingga rawan terkena gang- kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya ka-
guan kesehatan dan psikologi (UNICEF). Se- rena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta
dangkan Kementerian Sosial Republik Indone- ketergantungan (dependensi) terhadap NAP-
sia mendefinisikan anak jalanan sebagai anak ZA. Sedangkan penyalahgunaan NAPZA ada-
yang melewatkan atau memanfaatkan sebagian lah penggunaan salah satu atau beberapa jenis
besar waktunya untuk melakukan kegiatan NAPZA secara berkala atau teratur diluar in-
sehari-hari di jalanan termasuk di lingkungan dikasi medis, sehingga menimbulkan ganggu-
pasar, pertokoan dan pusat-pusat keramaian an kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi
lainnya. sosial. Sebuah penelitian di Semarang menun-
Berdasarkan data Perserikatan Bangsa- jukkan bahwa 62 dari 102 anak jalanan di Se-
Bangsa (PBB), jumlah anak jalanan di dunia marang (61,76%) menyalahgunakan NAPZA
tahun 2005 mencapai 150 juta. Hal ini berarti (LPPM USM, 2008: 42-43).
hampir 1 dari 60 orang yang hidup di dunia ini Penelitian Wahyuni S. dan Ellyn S.D
adalah seorang anak jalanan (Berezina E, 2005: pada tahun 2009 menyebutkan bahwa latar be-
1). Kementerian Sosial Republik Indonesia me- lakang anak jalanan menyalahgunakan NAP-
laporkan jumlah anak jalanan di Indonesia ta- ZA adalah demi menjaga keakraban dengan
hun 2012 mencapai 230.000 anak. Berdasarkan teman, sebagai tempat pelarian atau memper-
data Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah jumlah oleh kekuatan ketika menghadapi masalah, dan
anak jalanan pada tahun tahun 2012 sebanyak sebagai upaya untuk menghilangkan rasa malu
5.030 anak. Di Kota Semarang yang merupa- dan rasa lelah ketika di jalan.
kan ibukota Provinsi Jawa Tengah jumlahnya Penyalahgunaan NAPZA pada anak
216 anak. Sedangkan data anak jalanan pada jalanan menimbulkan dampak negatif, seperti
Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) yang semakin menurunnya tingkat sumber daya ma-
menaungi anak jalanan di Kota Semarang jum- nusia yang berakibat pada menurunnya tingkat
lahnya mencapai 1.339 anak. produktifitas kerja anak jalanan. Selain itu,
Di Kota Semarang, anak jalanan terse- penyalahgunaan NAPZA juga meningkatkan
bar di berbagai titik, seperti di kawasan Tugu angka kriminalitas pada anak jalanan seperti
Muda, Simpang Lima, Pasar Johar, perempatan meningkatnya angka pencurian, pencopetan,
Kaligarang, Swalayan ADA Banyumanik, Jalan perkelahian, pergaulan seks bebas, dan lain-
Pahlawan, Citarum, dan Akpol (Zuliayani A., lain. NAPZA mempunyai dampak negatif yang
dkk, 2012). Sebagian besar profesi yang dijalani sangat luas, baik secara fisik, psikis, ekonomi,
anak jalanan adalah pengamen (60,78%) dan sosial, budaya, hankam, dan lain-lain (Eleanora
sebesar 39,21% sebagai peminta-minta, tukang F.N, 2011: 440-441).
parkir, penjual koran, pemulung, dan lain-lain Banyak upaya pemerintah yang telah di-
(LPPM USM, 2008: 42). lakukan untuk menanggulangi masalah anak
Jalanan bukanlah tempat yang baik bagi jalanan. Sesuai MDG’s tahun 2015, pemerin-
anak-anak, baik untuk tempat tinggal maupun tah pusat menargetkan berkurangnya jumlah
untuk tempat bekerja. Kerasnya persaingan dan anak jalanan di Indonesia minimal separuh
kehidupan diantara penghuni jalanan men- dari jumlah yang ada sekarang. Beberapa upaya
dorong anak jalanan menjadi lebih rentan un- tersebut antara lain melakukan razia anak jala-
tuk berbuat hal-hal negatif, seperti mencuri, nan, merehabilitasi anak-anak jalanan penyalah-
mencopet, terlibat perdagangan seks, dan guna NAPZA, pemberian keterampilan kerja,
menyalahgunakan NAPZA. Salah satu perilaku hingga pemberian modal bantuan bagi anak

138
Siti Riza Azmiyati, Widya Hary Cahyati, Oktia Woro Kasmini Handayani / KEMAS 9 (2) (2014) 137-143

Tabel 1. Karakteristik Anak Jalanan


Lama di
Umur
Nama Alamat Pendidikan Pekerjaan Jalanan
(th)
(th)
Sawah Besar, Barito, Pengamen, Tu-
Aldi 13 Tidak tamat SD 3
Semarang kang rongsok
Bima 14 Citarum, Semarang Tidak tamat SD Pengamen 8
Gunungbrintik,
Cipto 16 Tidak tamat SD Pengamen 4
Wonosari, Semarang
Doni 18 Palebon, Semarang Tidak tamat SMP Pengamen 5
Edo 11 Karangayu, Semarang Tidak tamat SD Pengamen 4
Sampangan, Sema-
Faisal 17 Tidak tamat SMP Pengamen 6
rang

jalanan dan orang tua anak jalanan. Namun, lembar observasi dan alat perekam. Uji keab-
hingga saat ini masalah anak jalanan ini be- sahan data dilakukan dengan teknik triangulasi
lum dapat teratasi. Hal ini terlihat dari semakin sumber, yaitu dengan cara membandingkan
meningkatnya jumlah anak jalanan dari tahun hasil wawancara antara anak jalanan pengguna
ke tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengeta- NAPZA dengan hasil observasi yang telah pe-
hui gambaran penggunaan NAPZA pada anak neliti lakukan dan melakukan wawancara den-
jalanan di Kota Semarang. gan teman dekat/ kerabat anak jalanan peng-
guna NAPZA dan pengurus RPSA atau yayasan
Metode yang menaungi anak jalanan di Kota Semarang
untuk mengecek kebenaran jawaban anak jala-
Penelitian ini menggunakan metode nan pengguna NAPZA.
penelitian kualitatif. Teknik pengambilan in- Teknik analisis data dalam penelitian
forman menggunakan purposive sampling di- ini menggunakan teknik analisis data model
lanjutkan snowball sampling. Teknik purposive Miles dan Huberman, yaitu analisis data secara
sampling berarti informan dipilih berdasar- induktif. Analisis dimulai dari pengumpulan
kan pertimbangan atau kriteria tertentu yang data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi
dipandang dapat memberikan data secara data.
maksimal. Selanjutnya, berdasarkan data atau
informasi yang diberikan oleh informan sebe- Hasil dan Pembahasan
lumnya, peneliti menetapkan informan lainnya
yang dipertimbangkan akan mem-berikan data Karakteristik Anak Jalanan
yang lebih lengkap begitu seterusnya (snowball Praktik Penggunaan NAPZA pada Anak Jala-
sampling). Pemilihan informan dihentikan bila nan
data sudah mengalami redundancy atau jenuh, Berdasarkan hasil penelitian ini, semua
yaitu apabila ditambah informan lagi tidak informan (100%) menyatakan bahwa mereka
akan memberikan informasi baru. sudah lama menggunakan NAPZA, Mereka
Informan dalam penelitian ini berjum- bahkan lupa sejak kapan tepatnya mulai meng-
lah 15 orang yang terdiri dari 6 anak jalanan gunakan NAPZA. Namun, mayoritas informan
pengguna NAPZA, 6 teman dekat/ kerabat menyatakan mulai menggunakan NAPZA sete-
anak jalanan pengguna NAPZA, dan 3 Pengu- lah mereka bekerja di jalan. Ada informan yang
rus RPSA/ yayasan yang menaungi anak jala- menggunakan NAPZA setiap hari pada pagi,
nan di Kota Semarang. siang dan malam (66,67%), seminggu 3 kali
Pengumpulan data dilakukan dengan atau lebih (16,67%), dan menggunakan NAP-
cara wawancara mendalam dan observasi. Alat ZA bila mempunyai uang (16,67%).
bantu yang digunakan dalam pengumpulan Kebiasaan anak jalanan mengenal dan
data adalah panduan wawancara mendalam, menggunakan NAPZA diawali dari proses

139
Siti Riza Azmiyati, Widya Hary Cahyati, Oktia Woro Kasmini Handayani / KEMAS 9 (2) (2014) 137-143

coba-coba dan ajakan teman dimulai sejak di- (Logan B.K, et al, 2009: 101). Sebelum bekerja,
rinya turun ke jalan menjadi anak jalanan. Sete- informan menggunakan pil dextro sebanyak 17
lah mengenal NAPZA hampir setiap hari anak- pil. Jadi, rata-rata informan menggunakan 255
anak jalanan menggunakan NAPZA bersama mg setiap harinya. Efeknya informan merasa
teman-temannya sesama anak jalanan setelah staminanya bertambah kuat sehingga bekerja
seharian bekerja (Wahyuni S & Ellyn S.D, 2009: di jalan seharian tidak merasa lelah. Informan
13). umumnya merasa kaki mereka tidak terkon-
Berbagai tempat/ fasilitas umum menja- trol, dimana timbul keinginan untuk selalu
di tempat bagi informan untuk menggunakan berjalan dan tidak mengantuk. Namun, bila di-
NAPZA, seperti di pinggir jalan, bawah jem- pakai untuk berlari mereka mengalami kesusa-
batan, rumah, dan di tempat informan bekerja han (hilangnya koordinasi gerak tubuh). Selain
setiap harinya, yaitu di Tugu Muda Semarang itu, pil dextro juga membuat perasaan senang,
dan lampu merah perempatan Kaligarang. Dari meskipun rasanya mual.
6 informan, sebanyak 4 informan (66,67%) Pil kasaran adalah obat penenang yang
menyatakan bahwa kadang mereka menggu- menyebabkan badan menjadi lemas, rileks,
nakan NAPZA sendiri dan kadang bersama kepala pusing, halusinasi, dan emosi bertam-
teman. Sedangkan 2 informan (33,33%) menyata- bah. Menurut salah satu pengurus RPSA, pil
kan mereka selalu menggunakan NAPZA ber- kasaran merupakan nama sandi yang diguna-
sama teman. kan oleh anak jalanan untuk menyebut pil trihek
Dari hasil observasi terhadap 2 in- atau trihexyphenidyl (THP). Trihexyphenidyl
forman, diketahui bahwa informan meng- adalah obat yang digunakan untuk pengobatan
gunakan NAPZA yaitu minuman keras dan penyakit parkinson dan meringankan efek
lem di tempat informan bekerja, yaitu di Tugu samping dari antipsikotik. Trihexyphenidyl
Muda Semarang. Dua botol minuman keras di- banyak disalahgunakan baik oleh pasien penyakit
minum sekitar 4-5 anak, sedangkan lem hanya parkinson maupun pihak-pihak lain, termasuk
membeli 2 kaleng. Lem digunakan dengan cara remaja dan anak jalanan. Efek penyalahgunaan
memasukkan kaleng lem ke dalam baju/ kaos pil trihex antara lain euforia, gembira, peruba-
kemudian baju/ kaos berisi lem tersebut ditem- han mental, halusinasi, dan lebih berani (Amin,
pelkan ke hidung. Jadi orang yang melihat tidak N.M. & Danial S, 2013: 3-5).
akan menyadari bahwa mereka sedang meng- Jenis NAPZA berikutnya adalah pil BI
hirup lem. atau Buto Ijo. Anak jalanan menyebutnya pil
Sebagian besar informan menyatakan Buto Ijo (BI) karena pada pil tersebut terdapat
bahwa mereka telah mencoba menggunakan gambar monster berwarna hijau. Menurut in-
berbagai jenis NAPZA, seperti pil dextro, pil forman, pil BI menyebabkan emosi bertambah
BI (Buto Ijo), pil kasaran, lem, minuman keras, besar dan tidak bisa mengontrol diri. Efek pil
dan rokok. Namun NAPZA yang informan gu- BI bertahan lama, bisa mencapai 3 hari. Bila in-
nakan masih sebatas pil psikotropika golongan forman menggunakan pil BI biasanya berujung
IV dan zat adiktif lain. Banyaknya jenis NAP- pada perkelahian. Pil BI sebenarnya adalah pil
ZA yang informan konsumsi dikarenakan in- riklona. Pil riklona mengandung clonazepam
forman penasaran ingin mengetahui rasa dan yang merupakan golongan obat dari benzodi-
efek dari masing-masing jenis NAPZA. azepine. Golongan obat benzodiazepine (Clon-
Pil dextro atau dextrometorphan (DMP) azepam) merupakan kelompok obat yang dise-
merupakan obat batuk namun kini sering disalah- but depresan sistem saraf pusat (SSP). Depresan
gunakan. Pada anak jalanan, pil dextro sering SSP merupakan obat yang dapat memperlam-
disebut “nasi kuning.” Penggunaan nama sandi bat sistem saraf. Clonazepam digunakan sendi-
ini digunakan agar orang awam tidak mengeta- ri atau bersama dengan obat lain untuk mengo-
hui bahwa informan menggunakan NAPZA. bati gangguan kejang tertentu, misalnya sindrom
Dosis wajar penggunaan pil dextro adalah 90- Lennox Gastaut. Clonazepam merupakan salah
120 mg perhari untuk orang dewasa. Setiap satu obat dari resep dokter yang paling banyak
pil dextro rata-rata berdosis 15 mg, sehingga disalahgunakan. Efek clonazepam antara lain
penggunaan pil dextro maksimal 8 pil sehari sedasi yang tinggi, pusing di kepala, gangguan

140
Siti Riza Azmiyati, Widya Hary Cahyati, Oktia Woro Kasmini Handayani / KEMAS 9 (2) (2014) 137-143

koordinasi, depresi, kelelahan, dan kejang. Efek ZA bersifat multidrugs, yaitu beberapa jenis
dari clonazepam juga akan meningkat jika di- NAPZA digunakan sekaligus. Hal ini sesuai
gabungkan dengan alkohol, bahkan bisa me- dengan hasil penelitian yang menemukan bah-
nyebabkan kematian (Sarkis S, 2012: 9-10). wa umumnya informan mencampur beberapa
Lem menurut informan menyebabkan jenis NAPZA dalam sekali menggunakan agar
halusinasi seperti bermimpi, pikiran tidak efek yang ditimbulkan lebih kuat. Misalnya pil
fokus, membuat senang, dan pusing. Penggu- dextro atau pil trihek diminum menggunakan
naan lem (inhalansia) secara terus-menerus minuman keras. Pemakaian dengan cara ini
dapat merusak liver, ginjal, darah, dan sum- jauh lebih berbahaya dibandingkan penggu-
sum tulang. Secara psikologis lem menyebab- naan satu jenis NAPZA (Moeliono, 2003: 44).
kan lupa, sukar berpikir, perasaan tertekan, si-
kap bermusuhan, dan sikap curiga. Inhalansia Ketersediaan NAPZA
merupakan zat yang sangat berbahaya karena Perbedaan jenis NAPZA yang diguna-
dapat menimbulkan kelemahan jantung, meru- kan informan juga selaras dengan tempat in-
sak otak, dan kematian mendadak. Inhalansia forman mendapatkan NAPZA. Pil dextro dan
menimbulkan toleransi tinggi, sehingga orang pil kasaran diperoleh dari apotek. Pil BI diper-
perlu menghirup lebih banyak untuk menda- oleh melalui pengedar NAPZA. Lem diperoleh
patkan efek yang sama (Moeliono: 2003: 26). di toko besi, toko bangunan, dan minimarket.
Minuman keras (alkohol) menurut in- Sedangkan minuman keras dan rokok diper-
forman rasanya pahit, menyebabkan mabuk, oleh di warung. Untuk pil dextro memang di-
kepala pusing, pikiran tidak fokus, dan masalah jual bebas di apotek, namun untuk pil kasaran/
seolah hilang. Alkohol mempunyai sifat me- pil trihek/ THP tergolong dalam daftar G atau
nenangkan sistem saraf pusat, mempengaruhi obat keras yang membelinya harus dengan re-
fungsi tubuh maupun perilaku seseorang, sep dokter, tidak diperjualbelikan dengan be-
mengubah suasana hati dan perasaan. Alkohol bas. Untuk membeli THP, informan biasanya
mempengaruhi sistem saraf pusat sedemiki- memalsukan resep obat THP untuk orang gila.
an rupa sehingga kontrol perilaku berkurang Hal ini diperkuat dengan pernyataan salah satu
(Moeliono, 2003: 19). Jika digunakan sebagai pengurus RPSA yang menyatakan untuk men-
campuran dengan narkotika atau psikotropika dapatkan THP anak jalanan biasanya mencari
maka alkohol dapat memperkuat pengaruh resep obat THP dari keluarga orang gila dan
obat/ zat itu dalam tubuh manusia. menebusnya di apotek dengan mengaku seba-
Sedangkan rokok membuat informan gai keluarganya. Selain itu ada pula anak jala-
merasa tenang, santai, dan paru-parunya terasa nan yang memalsukan resep THP agar bisa me-
hangat. Bila tidak merokok, informan merasa nebus obat tersebut di apotek.
mulutnya pahit sehingga setiap hari informan Informan umumnya membeli jenis
selalu merokok. Rokok terbuat dari tembakau NAPZA yang tergolong murah, yaitu kisaran
dan mengandung berbagai macam zat toksin harga Rp 5.000-20.000. Harga pil dextro Rp
yang bersifat karsinogenik, seperti nikotin, tar, 5.000 berisi 17 butir. Harga pil BI Rp 20.000
gas karbonmonoksida (CO), dan timah hitam berisi 1 butir. Harga lem Rp 5.000-12.000 per
(Pb). Kebiasaan merokok dapat menyebabkan kaleng. Harga rokok Rp 10.000-15.000. Harga
berbagai penyakit seperti kanker paru, penyak- minuman keras Rp 10.000 per botol. Harga pil
it jantung koroner, penyakit vascular perifer, kasaran Rp 15.000-17.000 berisi 10 butir. Hal
dan stroke. Tembakau merupakan penyebab ini sesuai dengan penelitian (Moeliono, 2003:
kematian nomor dua di dunia, sekitar 5 juta ke- 44) yang menyatakan bahwa selain bersifat
matian setiap tahun. Kebanyakan perokok mu- multidrugs, pola penggunaan NAPZA di Indo-
lai menggunakan rokok pada masa anak-anak nesia juga berdasarkan kelas sosial. Jenis NAP-
atau masa remaja. Sebanyak 75% perokok de- ZA yang relatif murah seperti lem, thinner,
wasa menyatakan mulai merokok ketika beru- pil psikotropika, dan ganja banyak digunakan
sia 11-17 tahun (Syahdrajat T, 2007: 184-186; orang-orang dari kelas sosial ekonomi rendah.
Riska, 2012). Kelas sosial ekonomi tinggi biasanya mampu
Di Indonesia, pola penggunaan NAP- membeli NAPZA yang lebih mahal seperti ekstasi

141
Siti Riza Azmiyati, Widya Hary Cahyati, Oktia Woro Kasmini Handayani / KEMAS 9 (2) (2014) 137-143

dan shabu-shabu. sis.


Berdasarkan hasil penelitian ini, 4 in-
forman (66,67%) mengaku pernah tidak men- Keinginan untuk Berhenti
dapatkan NAPZA yang diinginkan. Sebagian Ketika ditanya mengenai keinginan
karena persediaan obat di apotek habis dan untuk berhenti menggunakan NAPZA, 4 in-
sebagian ada yang tidak diperbolehkan mem- forman (66,67%) menyatakan pernah berhenti
beli oleh penjualnya. Ketika tidak mendapat- menggunakan NAPZA selama beberapa waktu
kan NAPZA yang diinginkan, ada informan dikarenakan beberapa hal, seperti sakit, men-
yang kemudian mencari NAPZA di tempat lain dapatkan pekerjaan yang lebih layak, dan meli-
(25%) namun lebih banyak informan yang lebih hat temannya meninggal dunia akibat overdo-
memilih tidur (75%). sis. Namun hal itu hanya bertahan beberapa
Hal ini kurang sesuai dengan penelitian waktu karena pada akhirnya informan kembali
yang menyatakan pengguna NAPZA selalu beru- menggunakan NAPZA. Sedangkan 2 informan
saha memperoleh NAPZA yang dibutuhkan- lainnya (33,33%) menyatakan ingin berhenti
nya dengan cara apapun agar dapat melakukan menggunakan NAPZA namun tidak bisa di-
kegiatannya sehari-hari secara “normal”. Hal karenakan godaan dari lingkungan pergaulan
ini kemungkinan terjadi karena penggunaan sesama anak jalanan.
NAPZA pada anak jalanan masih pada tahap Pada saat mantan pecandu dalam kondi-
rekreasi/ situasional dan jenis NAPZA yang di- si stres atau menghadapi tekanan baik dari
gunakan masih berupa pil psikotropika golongan dalam dirinya maupun dari luar maka pada
IV dan zat adiktif lain sehingga anak jalanan saat itulah sering terjadi relapse, yaitu peristi-
tidak mengalami gejala ketergantungan NAP- wa mantan pecandu yang telah beberapa lama
ZA dimana telah terjadi ketergantungan fisik tidak memakai NAPZA kembali memakai dan
dan psikis, sehingga apabila pemakaiannya di- terus mengkonsumsinya. Seorang mantan pe-
kurangi atau diberhentikan akan timbul gejala candu yang kembali ke lingkungan keluarga,
putus zat (withdrawal symptom). lingkungan tempat tinggal, dan lingkungan
kerja mengalami reaksi dan hambatan dalam
Overdosis berinteraksi yang berasal dari stigma negatif
Berdasarkan hasil penelitian ini, 1 in- yang ada dalam masyarakat yang dapat mem-
forman (16,67%) mengaku pernah mengalami perbesar kemungkinan terjadinya relapse. Se-
overdosis. Informan tersebut mengaku mengala- lain itu, godaan lingkungan sekitar atau teman
mi overdosis karena meminum pil dextro 30 butir sebaya yang sebagian besar juga pecandu me-
ditambah dengan minum minuman keras. nyebabkan mantan pecandu berpotensi kem-
Efeknya informan muntah, mulutnya berbusa, bali menggunakan NAPZA.
badan lemas dan langsung pingsan. Namun, Keinginan untuk sembuh harus ber-
informan tidak mau dibawa ke rumah sakit se- sumber dari dalam diri pecandu sendiri. Na-
hingga hanya diberikan air kelapa muda oleh mun pada kenyataannya, lepas dari NAPZA
temannya. Beberapa saat kemudian informan merupakan hal sulit karena NAPZA dipan-
sadar. Sedangkan 5 informan lainnya (83,33%) dang sebagai jalan keluar untuk menyelesaikan
menyatakan belum pernah mengalami overdo- masalah. Keluarga harus lebih peduli, saling
sis. Efek yang paling parah dirasakan informan memberikan dorongan antara anak dan orang
akibat menggunakan NAPZA adalah kepala tua sehingga seorang pecandu merasa diper-
terasa pusing yang mengakibatkan informan hatikan dan dikasihi. Selain itu, lingkungan
tidak bisa tidur. sekitar, masyarakat, dan pemerintah juga harus
Overdosis atau dikenal dengan istilah OD bersama-sama menerima bahwa seorang pe-
adalah kelebihan takaran pemakaian narkoba candu NAPZA pada dasarnya bukanlah pelaku
yang menyebabkan seseorang dapat kehilangan kejahatan, melainkan korban. Menurut salah
kesadarannya. Overdosis banyak dialami oleh satu pengurus RPSA, anak jalanan pengguna
para pemakai heroin atau putaw. Menurut sur- NAPZA merupakan korban. Mereka korban
vey BNN RI tahun 2010, 1 diantara 9 orang dari perlakuan salah, baik dari orang tua, guru-
pengguna NAPZA pernah mengalami overdo- nya di sekolah, dan orang-orang di sekitarnya.

142
Siti Riza Azmiyati, Widya Hary Cahyati, Oktia Woro Kasmini Handayani / KEMAS 9 (2) (2014) 137-143

Sehingga diperlukan kerja sama semua pihak (1): 3-5


untuk menyelesaikan masalah penyalahgunaan Berezina, Evgenia. 2005. Street Children: Victimization
NAPZA pada anak jalanan. and Abuse of Street Children Worldwide. Youth
Advocate Program International Resource Paper.
Penutup hal. 1
Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat
Universitas Semarang. 2008. Studi Karakteristik
Berdasarkan hasil penelitian menge- Anak Jalanan dalam Upaya Penyusunan Pro-
nai gambaran perilaku penggunaan NAPZA gram Penanggulangannya: Kajian Empirik di
pada anak jalanan di Kota Semarang dapat di- Kota Semarang. Riptek, 1 (2): 41-45
simpulkan bahwa sebagian besar anak jalanan Logan, Barry K, et al. 2009. Five Deaths Resulting from
menggunakan NAPZA setiap hari di pinggir Abuse of Dextromethorphan Sold Over the In-
jalan, bawah jembatan, rumah, dan di tempat ternet. Journal of Analytical Toxicology, 33 (3):
bekerja secara berkelompok. Tempat memper- 99-101
oleh NAPZA yaitu apotek, pengedar, toko ban- Moeliono, Laurike. 2003. Sedia Payung Sebelum Hujan:
gunan, minimarket, dan warung dengan harga Apa Saja yang Perlu Kita Tahu Mengenai Narko-
ba, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif Lain.
Rp 5.000-20.000. Jenis NAPZA yang digunakan
BKKBN: Jakarta
antara lain pil dextro, pil Buto Ijo (BI), pil kasa-
Riska Rosita, Dwi L.S., Zaenal A. 2012. Penentu Ke-
ran, lem, minuman keras, dan rokok. Efek yang berhasilan Berhenti Merokok Pada Mahasiswa.
dirasakan antara lain stamina bertambah kuat, Jurnal Kemas, 8 (1): 1-9
tidak mengantuk, membuat perasaan senang, Sarkis S. 2012. Prescription Drug Abuse. Professional
santai, mual, pusing, hilang kesadaran, emosi Development Resources. Hal. 9-10
bertambah besar, tidak bisa mengontrol diri, Syahdrajat T. 2007. Merokok dan Masalahnya. Dexa
halusinasi, dan mabuk. Ada keinginan dalam Media, 4 (20), hal. 184-186
diri anak jalanan untuk berhenti menggunakan Eleanora, F.N. 2011. Bahaya Penyalahgunaan Narkoba
NAPZA, namun lingkungan pergaulan anak serta Usaha Pencegahan dan Penanggulangan-
jalanan yang bebas menyebabkan mereka sulit nya. Jurnal Hukum, 25(1): 440-441
Wahyuni, Sri & Ellyn S.D. 2009. Perilaku Anak Jalanan
untuk berhenti.
dalam Penggunaan Narkoba. Jurnal Kesehatan,
29: 13-14
Daftar Pustaka Zuliayani, Ani, dkk. 2012. Implementasi Bantuan Pen-
didikan untuk Anak Jalanan di Rumah Perlin-
Amin, N.M. & Danial S. 2013. Benzhexol (Artane) dungan Anak “Gratama” Semarang. Unnes
Abuse in An Iraqi Federal Prison in Kurdistan Civic Education Journal, 1 (1): 9
Region. Jounal of Sulaimani Medical College, 1

143

Anda mungkin juga menyukai