Anda di halaman 1dari 9

2.1.

Pengertian
Gunung meletus adalah gunung yang memuntahkan materi-materi dari
dalam bumi seperti debu, awan panas, asap, kerikil, batu-batuan, lahar panas,
lahar dingin, magma, dan lain sebagainya. Gunung meletus biasanya bisa
diprediksi waktunya sehinggi korban jiwa dan harta benda bisa diminimalisir.
Letusan gunung api (volcanic eruption) adalah letusan yang berasal dari
sebuah gunung yang aktif, dimana terdapat sistim saluran fluida panas (batuan
panas dalam wujud cair atau magma) yang memanjang dengan kedalaman
sekitar 10 km di bawah ermukaan bumi. Suhu magma yang mencapai
permukaan bumi dapat encapai 1.000 0C. Saat muncul ke permukaan bumi,
magma akan membentuk kerucut raksasa berbentuk bukit yang memiliki
sebuah atau beberapa kawah.
Magma yang sampai ke permukaan bumi disebut lava. Lava yang
mengalir disebut lahar panas. Adapun lahar panas yang mendingin serta
bercampur dengan air hujan dan lumpur, kemudian mengalir ke tempat yang
lebih rendah disebut lahar dingin. Selain itu magma yang keluar dapat
membeku dan menjadi batu yang dikenal dengan sebutan batuan beku.
Gunung api tersebar di permukaan bumi maupun di dasar laut. Rangkaian
gunung berapi yang terdapat di Indonesia berada di jalur Sirkum Pasifik atau
dikenal dengan Busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire) Busur ini
merupakan garis pergesekan antara dua lempengan tektonik. Gunung api di
duni tersebar di jalur punggungan tengah samudra dan pada titik-titik panas di
muka bumi (tempat keluarnya magma di benua maupun samudra). Hal ini
disebabkan karena Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng kerak bumi,
yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik.
Gunung berapi aktif melalui Bukit Barisan (30 buah), Jawa (35 buah),
Bali dan Nusa Tenggara (30 buah), Maluku (16 buah) dan Sulawesi (18 buah).

2.2. Penyebab
Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di
dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior bumi.

1
Pada kedalaman tertentu, suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu
melelehkan batu-batuan di dalam bumi. Saat batuan ini meleleh, dihasilkanlah
gas yang kemudian bercampur dengan magma. Sebagian besar magma
terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi.
Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 km.
Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan
karena massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di
sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut melelehkan batu-batuan di
dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km
dari permukaan. Kabin magma (magma chamber) inilah yang merupakan
gudang (reservoir) darimana letusan material-material vulkanik berasal.
Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi di
bawah tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini
menyebabkan magma meletus atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian
batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran ini
menuju ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas di
dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan membentuk
lubang yang disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan
material vulkanik lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang ini.
Setelah semburan berhenti, kawah (crater) yang menyerupai mangkuk biasanya
terbentuk pada bagian puncak gunung berapi. Sementara lubang utama terdapat
di dasar kawah tersebut.
Setelah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada
letusan berikutnya naik sampai ke permukaan melalui lubang utama. Saat
magma naik, sebagian mungkin terpecah melalui retakan dinding atau
bercabang melalui saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui saluran ini
mungkin akan keluar melalui lubang lain yang terbentuk pada sisi gunung, atau
mungkin juga tetap berada di bawah permukaan.

2.3. Tanda-Tanda dan Proses Kejadian Letusan Gunung Berapi


a. Suara guntur yang disertai asap / gas beracun seperti CO, CO2, H2S, SO2,
NO2, awan panas (piroklastik) dan abu vulkanik.

2
b. Gempa bumi
c. Kebakaran hutan
d. Hujan abu dan batu panas
e. Semburan pijar api dan magma
f. Aliran lava dan lahar
g. Longsor dan tsunami
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud
cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah
permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil
akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Terjadinya Gunung
meletus akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh
gas yang bertekanan tinggi.
Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya
yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km
atau lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km.
Letusan gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang
besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran
iklim di bumi ini.

2.4. Dampak dan Akibat


Dampak Negatif Primer
 Leleran lava merupakan cairan yang pekat dan panas dan dapat merusak
segala bentuk infrastruktur yang dilaluinya, suhunya berkisar antara 800
s.d 1.2000C.
 Lahar panas gas beracun berupa CO, CO2, H2S menjadi ancaman
langsung, pada saat atau sesudah terjadinya letusan. Pada ambang batas
tertentu dapat mematikan semua makhluk hidup di sekitarnya.

Dampak Negatif Sekunder


 Adanya lahar dingin yang terjadi apabila endapan material lepas dari
hasil erupsi gunung berapi, diendapkan pada puncak dan lereng

3
kemudian terangkut oleh hujan atau air permukaan. Aliran ini umumnya
berupa aliran lumpur yang sangat pekat sehingga dapat mengangkut
benda berbagai ukuran material. Lahar dingin juga dapat merubah
topografi sungai yang dilaluinya dan merusak infrastruktur
 Banjir bandang akibat longsoran material vulkanik pada lereng gunung
berapi.
 Longsoran vulkanik akibat erupsi, eksplorasi uap air dan alterasi batuan
sehingga material batuan menjadi rapuh.
Dampak Positif Primer
 Sumber daya bahan galian dan mineral menjadikan tanah subur karena
mendapat peremajaan dari abu vulkanik letusan, tanah mengandung
bahan galian batuan dan mineral untuk bahan bangunan dan industri
(seperti batu pasang, batu apung, mineral kaolin)
 Sumber daya panas bumi dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
pariwisata (pemandian air panas dan pembangkit listrik)
 Sumber daya wisata pegunungan seperti pemberdayaan keindahan
panorama alam untuk pariwisata, penginapan dan perhotelan.
Dampak Positif Bagi Bisnis dan Perekonomian
 Menambah kesuburan kawasan sekitar merapi, sehingga dapat ditumbuhi
banyak pepohonan dan dapat dimanfaatkan untuk pertanian dalam waktu
beberapa tahun kedepan
 Dapat dijadikan objek wisata bagi wisatawan domestic dan wisatawan
mancanegara setelah Gunung Merapi meletus
 Hasil erupsi (pasir) dapat dijadikan mata pencaharian seperti
penambangan pasir dan karya seni dari endapan lava yang telah dingin.
 Aktifitas gunung api dapat menghasilkan geothermal atau panas bumi
yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari
 Sisa-sisa aktivitas Gunung Merapi dapat menghasikan bahan-bahan
tambang yang berguna dan bernilai tinggi. Seperti belerang, batu pualam
dan lain-lain.
 Membangkitkan industry semen dan industry yang berkaitan dengan
insfrastuktur bisa bangkit, termasuk bisa menyerap banyak tenaga ahli

4
untuk memulihkan infrastruktur dan sector lainnya di kawasan terkena
musibah.
 Terjadinya disribusi keadilan ekonomi, dengan banyaknya sumbangan
dari para dermawan.
Dampak Negatif Bagi Bisnis dan Perekonomian
 Merusak pemukiman warga sekitar bencana
 Menyababkan kebakaran hutan (Bencana Merapi)
 Pepohonan dan tumbuhan yang ditanam warga sekitar banyak yang layu,
bahkan mati akibat debu vulkanik, begitu juga dengan ternak warga
banyak yang mati akibat letusan Gunung Merapi
 Menyebabkan gagal panen
 Matinya infrastruktur
 Terhentinya aktivitas mata pencaharian warga sekitar bencana
 Pemerintah harus mengeluarkan biaya yang tidak terduga untuk
memperbaiki infrastruktur yang telah rusak akibat bencana
 Terhentinya industri periwisata, seperti pasar Malioboro dan Candi
Borobudur (Bencana Merapi)
 Bandar udara tidak dapat beroperasi atau tidak dapat melakukan
penerbangan karena debu vulkanik yang dihasilkan oleh letusan Gunung
Merapi dapat menyebabkan mesin pesawat mati
 Mengganggu hubungan komunikasi, jaringan listrik terputus dan aktifitas
masyarakat lumpuh

2.5. Upaya Penanggulangan


Tindakan Persiapan dalam Menghadapi Letusan Gunung
1. Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung dan ancaman-
ancamannya
2. Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman
3. Membuat sistem peringatan dini
4. Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi
status gunung api

5
5. Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang
diterbitkan oleh instansi berwenang
6. Membuat perencanaan penanganan bencana Mempersiapkan jalur dan
tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar (air,
jamban, makanan, pertolongan pertama) jika diperlukan
7. Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting
8. Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api
(dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi). Pos pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan
perkembangan status gunung api lewat radio komunikasi
Tindakan yang dilakukan ketika telah terjadi letusan adalah :
1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran
sungai kering dan daerah aliran lahar Hindari tempat terbuka, lindungi
diri dari abu letusan
2. Masuk ruang lindung darurat bila terjadi awan panas
3. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan Kenakan pakaian yang
bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi
dan lainnya
4. Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti
kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke
dalam mata Jangan memakai lensa kontak
5. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
6. Saat turunnya abu gunung usahakan untuk menutup wajah dengan kedua
belah tangan
Tindakan yang Sebaiknya Dilakukan Setelah Terjadinya Letusan
1. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
2. Bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak atau
meruntuhkan atap bangunan
3. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa
merusak mesin motor, rem, persneling dan pengapian

6
Penanganan bencana letusan gunung berapi dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu persiapan sebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan setelah
terjadi letusan.
Penanganan sebelum terjadi letusan
1. Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada semua gunung berapi yang
aktif
2. Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona
Resiko Bahaya Gunung Berapi yang didukung dengan Peta Geologi
gunung berapi
3. Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunung
berapi
4. Melakukan pembimbingan dan pemberian informasi gunung berapi
5. Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia
di gunung berapi
6. Melakukan peningkatan sumberdaya manusia (SDM) dan pendukungnya
seperti peningkatan sarana san prasarana
Penanganan saat terjadi letusan
1. Memebentuk tim gerak cepat
2. Meningkatkan pemantauan dan pengamatan dengan didukung oleh
penambahan peralatan yang memadai
3. Meningkatkan pelaporan tingkat kegiatan alur dan frekuensi pelaporan
sesuai dengan kebutuhan
4. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah setempat sesuai prosedur
Penanganan setelah terjadi letusan
1. Menginventarisir data, mencakup sebaran dan volume hasil letusan
2. Mengidentifikasi daerah yang terancam bencana
3. Mmemberikan saran penanggulangan bencana
4. Memberikan penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang
5. Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak
6. Menurunkan status kegiatan, bila keadaan sudah menurun

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami
(suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan
aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya
manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang
keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan
tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan
daya tahan mereka.
Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu : 1. Bencana alam geologis 2. Bencana alam klimatologis 3.
Bencana alam ekstra-terestrial Sedangkan macam- macam bencana alam yang
ada di sekitar kita a) emanasan Global b)Gempa bumi c)Gunung meletus
d) Kebakaran liar e)Banjir f)Tsunami g)aTornado h) Kemarau
Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya
sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai
peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat
manusia. Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan
dan kerusakan termasuk yang paling sering harus dialami bersama datangnya
bencana itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus direlakan, dan itu semua
bukan masalah yang mudah. Dan juga terhambatnya laju perekonomian daerah
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Pendidikan Lingkungan Hidup untuk SMP/Mts kelas IX, Penerbit Erlangga

Bronto, Sutikno.2010.Vulkonologi.UGM.Yogyakarta

Suharno.2009.Geologi Untuk Geofisika.Universitas Lampung.Lampung.

8
9

Anda mungkin juga menyukai