Anda di halaman 1dari 5

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Bahan Berbahaya dan Beracun atau kerap disingkat B3 adalah zat atau bahan-bahan lain
yang dapat membahayakan kesehatan atau kelangsungan hidup manusia, makhluk lain, dan
atau lingkungan hidup pada umumnya. Karena sifat-sifatnya itu, bahan berbahaya dan beracun
serta limbahnya memerlukan penanganan yang khusus.

Pengertian[sunting | sunting sumber]


Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun mendefinisikan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sebagai zat, energi, dan/atau
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk
hidup lain.[1]
Bahan-bahan tersebut selanjutnya dapat diklasifikasikan dalam kelompok-kelompok bahan yang
bersifat:

1. mudah meledak (explosive);


2. pengoksidasi (oxidizing);
3. sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
4. sangat mudah menyala (highly flammable);
5. mudah menyala (flammable);
6. amat sangat beracun (extremely toxic);
7. sangat beracun (highly toxic);
8. beracun (moderately toxic);
9. berbahaya (harmful);
10. korosif (corrosive);
11. bersifat iritasi (irritant);
12. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
13. karsinogenik (carcinogenic);
14. teratogenik (teratogenic);
15. mutagenik (mutagenic).

Sumber https://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_Berbahaya_dan_Beracun_(B3)

Hierarki Pengelolaan Limbah B3


Pelaku Pengelolaan Limbah B3
 Penghasil
 Pengumpul
 Pengangkut
 Pemanfaat
 Pengolah
 Penimbun
Perizinan Pengelolaan Limbah B3
 Wajib ijin dari KLH untuk penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengolahan,
penimbunan, ijin operasi alat (incenerator, tank cleaning)
 Rekomendasi KLH untuk :
 Pengangkutan (ijin dari Dephub)
 Pemanfaatan sebagai kegiatan utama (ijin dari
 instansi berwenang)
 Lokasi pengolahan/penimbunan (ijin dari BPN)
 Tata cara permohonan ijin (SK Ka. Bapedal No. 68/1994)
 Wajib AMDAL (kegiatan utama, komersil) kecuali pengumpul minyak pelumas
bekas dan slop oil (cukup UKL & UPL)
 Keputusan ijin selama 45 hari sejak permohonan diterima.
Minimisasi Limbah B3
 Reduksi pada sumber dengan pengolahan bahan.
 Subsitusi bahan, yaitu mengganti penggunaan bahan yang memiliki potensi menimbulkan
limbah B3 dalam jumlah besar dan bersifat sangat toksik dengan bahan yang memiliki
potensi menimbulkan limbah B3 lebih rendah dan kurang toksik dan bahkan tidak toksik
 Pengaturan operasi kegiatan, yaitu mengatur jalannya proses produksi secara sistematis
dan terencana dengan mempertimbangkan pemilihan proses produksi yang dapat
mengurangi timbulnya pencemaran.
 Penerapan teknologi bersih
Penyimpanan & Pengumpulan Limbah B3
 Penyimpanan sementara limbah B3 adalah bagian pengelolaan limbah B3 yang bertujuan
menyimpan sementara limbah B3 yang dihasilkan sendiri di lokasi penghasil limbah B3
sampai dengan suatu keekonomisan pengelolaan lebih lanjut tercapai
 Menyimpan limbah B3 maksimal 90 hari, kecuali bagi penghasil dengan jumlah timbulan
limbah B3 lebih kecil dari 50 kg per hari
 Pengumpulan limbah B3 adalah bagian pengelolaan limbah B3 yang bertujuan
menyimpan sementara limbah yang dihasilkan dari beberapa sumber di luar lokasi
penghasil sampai dengan suatu keekonomisan pengelolaan lebih lanjut tercapai
 Pengumpulan limbah B3 maksimal 90 hari
 Teknis penyimpanan dan pengumpulan limbah B3 sesuai dengan ketentuan yang berlaku
sebagaimana Kepdal No. 1/BAPEDAL/09/1995.
Persyaratan Pengangkutan Limbah B3
 Pengangkutan limbah B3 adalah bagian dari pengelolaan limbah B3 yang bertujuan untuk
memindahkan limbah B3 dari satu pelaku ke pelaku yang lain
 Harus mendapat rekomendasi dari KLH dan ijin dari Departemen Perhubungan.
 Harus memiliki dokumen limbah B3
 Pengangkutan limbah B3 harus menggunakan alat angkut khusus yang dirancang
sedemikian rupa yang dapat menjamin keamanan dan keselamatan proses pengangkutan
 Melaporkan kegiatan pengangkutan limbah B3.
Pemanfaatan Limbah B3
 Pemanfaat limbah B3 adalah bagian dari kegiatan pengelolaan limbah B3 yang bertujuan
memproses limbah B3 menjadi suatu produk melalui daur ulang (recycling), perolehan
kembali (recovery) dan penggunaan kembali (reuse) (3R)
 Prinsip-prinsip :
 Aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia;
 Mempunyai proses produksi yang handal;
 Mempunyai standard mutu produk dan demand pasar.
 Pemanfaat sebagai kegiatan utama, izin dari instansi teknis – rekomendasi dari KLH;
 Pemanfaat bukan sebagai kegiatan utama, izin dari KLH.
 Pemanfaatan yang tidak memerlukan izin :
 terintegrasi dengan proses produksi;
 hasil pemanfaatan kembali ke proses produksi;
 belum masuk alat pengendali pencemaran.
Pengolahan Limbah B3
 Pengolahan limbah B3 adalah bagian dari pengelolaan limbah B3 yang bertujuan untuk
mengurangi, memisahkan, mengisolasi dan atau menghancurkan sifat/ kontaminan yang
berbahaya
 Dapat berupa:
 Pengolahan fisika – kimia
 Pengolahan biologis
 Pengolahan thermal
Pengolahan Fisika Kimia
 Tujuan untuk mengurangi, memisahkan, mengisolasi, mengubah sifat kimia dan
menambah kestabilan
 Jenis:
 Air stripping
 Carbon absorption
 Steam stripping
 Chemical oxidation
 Membrane process
 Solidification/ stabilization
Pengolahan secara Biologis
 Dengan bantuan mikroorganisme, men-degradasi senyawa organik menjadi senyawa/
unsur dasar.
 Hanya dapat untuk senyawa organik.
 Relatif murah dan sederhana.
 Perlu pemilihan mikroorganisme, aklimatisasi, metoda yang tepat, tempat yang luas,
waktu yang lama dan nutrient tambahan.
 Perlu ultimate indicator
 Biodegradation & bioregulation
Pengolahan secara Thermal
 Dengan bantuan panas mendestruksi senyawa organik atau menstabilkan senyawa
anorganik
 Persyaratan:
 Limbah : pada umumnya untuk senyawa organik, flash point < 40oC.
 Insenerator : type, suhu pembakaran, waktu tinggal, tinggi stack, air supply, fuels
 Emisi
 Effisiensi pembakaran
 DRE dan dioxin (hanya untuk yang membakar POHCs)
 Perkiraan dampak terhadap udara ambient
Penimbunan Limbah B3
Penimbun limbah B3 adalah bagian dari pengelolaan limbah B3 berupa penempatan
permanen limbah B3 di dalam tanah yang memperhatikan persyaratan lokasi, rancang
bangun, operasi dan pasca operasi
Persyaratan Lokasi Penimbunan Limbah B3
 Lokasi merupakan daerah yang bebas banjir 100 tahunan
 Bebas potensi bencana alam (banjir, longsor, gempa bumi)
 Tidak terdapat aquifer dibawahnya (minimal 4 m).
 Berjarak minimal 500 m dari aliran sungai yang mengalir sepanjang tahun.
 Curah hujan kecil.
Persyaratan Limbah Yang Boleh Ditimbun
 Memenuhi baku mutu TCLP
 Telah melalui proses stabilisasi/solidifikasi, insenerasi, pengolahan lainnya.
 Tidak bersifat flammable, explosive, reactive, infectious.
 Tidak mengandung zat organik > 10%.
 Tidak mengandung PCB / dioksin
 Tidak mengandung radioaktif.
 Tidak berbentuk cair/lumpur.
Persyaratan Bekas Lokasi Landfill
 Memiliki perencanaan : pemeliharaan, sistem deteksi kebocoran, drainase air tanah.
 Uji laboratorium secara periodik.
 Pelaporan tiap 3 bulan ke BAPEDAL.
 Bertanggungjawab terhadap pemeliharaan serta dampak yang timbul, selama 30 tahun
sejak ditutupnya landfill.
Hal-Hal yang dilarang dalam Pengelolaan Limbah B3
 Membuang limbah B3 langsung ke lingkungan
 Pengenceran limbah B3
 Impor limbah B3
 Ekspor limbah B3, kecuali memenuhi persyaratan dan ada persetujuan dari negara
penerima dan KLH.
Fasilitas pengolahan limbah B3 yang dipersiapkan
 PPLI B3 di Jawa Barat (Cileungsi – Bogor) – Operasi;
 PPLI B3 di Jawa Timur (Cerme — Gresik) – Pemilihan Investor oleh Pemerintah Daerah
Jatim dan Gresik;
 PPLI B3 di Kalimantan Timur (Sepaku – Kutai) – Pemilihan Investor oleh Pemerintah
Daerah Kaltim;
 PPLI B3 di Batam – Tidak ditemukan lokasi yang memenuhi syarat tempat penimbunan;
 PPLI B3 di Sumatera bagian utara – (Lhok Seumawe – Aceh) – belum mencapai skala
ekonomi
Apa yang didapatkan dengan mengolah limbah?
 Kualitas lingkungan hidup terjaga
 Merupakan salah satu komponen agar :
 Penilaian PROPER baik
 Penilaian Audit Lingkungan baik
 Bisa meminta sertifikasi ISO 14001

Anda mungkin juga menyukai