Berdasarkan
1. KESESUAIAN KEGIATAN
PERSYARATAN
PEMANFAATAN RUANG
DASAR
2. PERSETUJUAN LINGKUNGAN
PERIZINAN
3. PERSETUJUAN BANGUNAN
BERUSAHA
GEDUNG
(Pasal 5 ayat 1)
4. SERTIFIKAT LAIK FUNGSI
USAHA DAN/ATAU
KEGIATAN
(Pasal 6 ayat 2)
PERSYARATAN PERIZINAN (Pasal 4)
PERATURAN
PEMERINTAH LAMPIRAN II
NOMOR 5 TAHUN 2021
PERSYARATAN DAN/ATAU
KEWAJIBAN PERIZINAN BERBASIS
RISIKO
PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO
(Pasal 6 ayat 6)
PERATURAN
PEMERINTAH LAMPIRAN III
NOMOR 5 TAHUN 2021
PEDOMAN PERIZINAN
BERBASIS RISIKO
ANALISIS RISIKO (Pasal 7)
1. Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dilakukan
berdasarkan Penetapan Tingkat Risiko dan
Peringkat Skala Kegiatan Usaha: UMK-M
dan/atau Usaha Besar.
2. Penetapan Tingkat Risiko dilakukan
berdasarkan hasil Analisis Risiko
3. Analisis Risiko dilakukan secara transparan,
akuntabel, prinsip kehati-hatian berdasarkan
data dan/atau penilaian professional.
4. Tingkat Risiko menentukan Jenis Perizinan
Berusaha.
KEGIATAN USAHA PERIZINAN
(Pasal 10) BERUSAHA:
a. Pengadaan tanah
b. Pembangunan bangunan
gedung
TAHAP PERSIAPAN c. Pengadaan peralatan atau
sarana
d. Pengadaan sumberdaya
manusia
e. Pemenuhan standar usaha
TAHAP OPERASIONAL f. Kegiatan lain seperti studi
DAN/ATAU kelayakan dan pembiayaan
KOMERSIAL operasional selama
konstruksi.
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 565
Pada saat PP ini mulai berlaku:
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 566
Pada saat PP ini mulai berlaku:
a. Peraturan pelaksanaan wajib ditetapkan paling lama 2
(dua) bulan sejak PP ini diundangkan.
b. Pelaksanaan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
melalui sistem OSS mulai berlaku efektif 4 (empat)
bulan sejak PP ini diundangkan.
Pasal 567
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal
2 Februari 2021