Anda di halaman 1dari 3

M.

K : Teknik Perancangan Interior


NAMA : Dofa Reni
NIM : DBB 116 008

ARSITEKTUR YUNANI KUNO

Dalam sejarah yunani, peradaban Yunani kuno dimulai dari periode yunani purba
yaitu pada abad ke – 8 sampai abad ke-6 SM. hingga penaklukan Romawi atas Korintia
padatahun146 SM. Yunani kuno tidak diragukan lagi merupakan salah satu peradaban paling
berpengaruh dalam sejarah umat manusia. Dari daerah yang terletak di ujung semenanjung
Balkan ini, tercipta dan berkembang berbagai hal penting, misalnya demokrasi, alfabet,
filsafat, teater, dan ilmu pasti. Arsitektur (bangunan dengan desain estetik) berakhir di yunani
pada (sekitar 1200 BC -7 BC) tetapi sejak bangunan yunani kuno di Archaic dan awal
periode klasik hamper semua tidak terdapat sumber tertulis tentang awal arsitektur atau
uraian bangunan tersebut. Dan hanya kuil yang bertahan hingga sekarang, dari berbagai
macam arsitektur antara lain; Stoa Attalus di pugar Athena, Yunani Akademi Nasional di
bangun Athena,Tholos di Delphi, Perpustakaan Celcus (Ephesus), Teater Herodes Atticus
(Athena), kuil Hephaestus dengan gaya Doric,kuil Erecththeum di Athena dengan gaya
Lonic, kuil Olympic Zeus di Athena dengan gaya Corinthian.

Ciri – ciri Arsitektur Yunani yaitu :

 Simplicity ( Kesederhanaan )

NARCICISME yaitu mencinyai kesederhanaan pribadi.

 Clarity ( Kejelasan )

Bentuk struktur yang sederhana terdiri dari tiang dan balok

 Adaptif (dapat diterapkan dimana saja)


 Exterior intention (mengutamakan ruang luar)

Kegiatan lebih banyak diluar gedung.

 Dan terdapatnya order


Parthenon

Parthenon adalah kuil untuk dewi Athena yang dibagun di puncak bukti tertinggi di
kota Athena, yaitu di Akropolis ("Kota Tinggi"). Fondasinya terbuat dari batu kapur dan
tiangnya dari marmer Pentelic. Dasar Parthenon seluas 23.028 kaki persegi atau sekitar
setengah ukuran lapangan sepak bola, dan 46 tiang luarnya setinggi 34 kaki Pada Zaman
Perunggu Akhir, sekitar tahun 1300 SM, Akropolis merupakan tempat tinggal para raja,
sekaligus merupakan tempat pertahanan terakhir jika kota Athena diserang. Kuil Athena
pertama di Akropolis pertama kali dibangun pada periode Arkaik dan dibuat dari batu kapur.
Untuk waktu yang lama setelah Perang Yunani-Persia, orang Athena membiarkan Akropolis
sebagai reruntuhan dan tidak berusaha merenovasinya, sebagai peringatan perang. Pada tahun
440-an SM, barulah rakyat Athena ingin kembali membangun Parthein mereka dengan lebih
besar dan lebih indah.
Athena menyewa dua arsitek ternama, Kallikrates dan Iktinus, serta seorang pemahat
terkenal, Pheidias, untuk membangun Parthenon. Parthenon memiliki delapan tiang. Kuil
Yunani lainnya dihiasi oleh friz (bongkahan batu panjang berhias pahatan bersambungan)
saja atau metope (panel batu individual berhias) saja, sedangkan Parthenon memiliki friz dan
juga metope. Ada serangkaian triglif dan metope di arkitraf utama, di atas tiang bergaya
Doria, dan ada friz di arkitraf dalam, di atas tiang bergaya Ionia. Tiang-tiang Partheon dibuat
dengan dua gaya. Tiang Parthenon dibuat dari 10 sampai 12 potongan marmer berbentuk
drum yang disatukan dengan bahan logam

Tiang Parthenon yang bergaya Doria

Kallicrates dan Iktines ingin Parthenon nampak mengambang, jadi mereka merancang kuil ini
sedikit melengkung ke arah tengah, sehingga Parthenon terlihat hendak melayang ke udara.
Mereka merancang supaya tiangnya agak tebal di bagian tengah, sehingga semua tiangnya
akan nampak tegak dan sama tebalnya.
Ada tiga jenis gaya dalam seni arsitektur kuil Yunani, yaitu gaya Doria, Ionia dan Corinthia.
Ketiga gaya tersebut dapat diperhatikan dari bentuk tiang pada kuil-kuil Yunani. Gaya Doria
memiliki karakteristik batang tiangnya lebih besar pada bagian bawahnya dan semakin
mengecil pada puncak tiangnya. Pada batang tiangnya, terdapat drums atau lekukan-lekukan
yang meruncing. Biasanya berjumlah dua puluh lekukan yang saling potong-memotong. Pada
bagian bawah tiangnya terdapat bantalan yang disebut echinus. Pada bagian atas tiang juga
terdapat bantalan yang berbentuk persegi yang disebut abacus. Pada gaya Ionia agak sedikit
berbeda. Gaya ini mendapat pengaruh dari Asia. Batang tiangnya lebih ramping dan terdiri
dari 24 lekukan yang tidak saling memotong. Karakteristik yang mencolok dari gaya Ionia ini
adalah pada bagian bantalan atas tiangnya yang berbentuk seperti gigi yang dinamakan
dentils. Bentuk Corinthia tidak jauh berbeda dengan gaya Ionia. Satu-satunya yang
membedakan adalah bentuk daun acanthus yang berada pada bantalan atas tiang Corinthian.
Gaya Corinthia ini yang menjadi gaya arsitektur yang banyak digunakan oleh orang-orang
Romawi. Secara garis besar, gaya Doria menunjukkan kekaguman pada kesederhanaan,
kekuatan dan persatuan. Gaya Ionia lebih menunjukkan kelembutan dan keanggunan,
sedangkan gaya Corinthia menunjukkan kekayaan dan kemewahan.

Anda mungkin juga menyukai