Anda di halaman 1dari 14

TEORI PERANCANGAN INTERIOR

(Ulasan Tokoh Arsitek Modern Beserta Karyanya)

Oleh :

DOFA RENI
DBB 116 008

Dosen :

JONI W.USOP,S.Sn.,M.Ds

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
2018
Kata Pengantar

Puja dan puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Ulasan Tokoh Arsitek
Modern Beserta Karyanya” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.

Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak
yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini. Tidak lupa juga
saya berterima kasi kepada Bapak Joni W. Usop, S.Sn.,M.Ds selaku dosen matakuliah teori
perancangan interior.

Diluar itu, saya sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat
maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima
segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah ilmu
pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Palangka Raya,29 Juni 2018

Penulis

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Arsitektur merupakan produk budaya manusia dalam bentuk bangunan yang pada

awalnya digunakan sebagai tempat untuk bernaung, hidup dan berlindung dari cuaca dan

alam yang mengancam. Kehadiran arsitektur dalam kehidupan manusia memberikan

kontribusi positif yakni sebagai tempat manusia untuk bertahan hidup juga sebagai

sarana manusia untuk melakukan berbagai aktivitasnya. Prinsip umumnya adalah

membangun sesuatu di atas permukaan tanah sebagai penanda, sebagai ruang yang

disiapkan untuk mereka menjadi kesatuan dalam komunitas kehidupannya. Perkembangan

zaman kemudian mempengaruhi upaya mereka dalam membangun. Untuk menciptakan

bangunan yang kuat, sebuah bangunan harus memiliki fondasi, untuk memiliki

kenyamanan dalam sebuah ruangan bangunan harus ditata sedemikian rupa, dan

untuk membedakan fungsi-fungsi ruangan bangunan juga harus digolongkan

berdasarkan kegunaannya.

Kondisi tersebut tersebut terjadi setelah keberadaan lingkungan manusia dipengaruhi oleh

zaman yang melingkupinya, maka bangunan tercipta dan diwujudkan atas ide-ide

manusia yang dikondisikan oleh zaman yang menaunginya. Transisi zaman menuju zaman

modern adalah salah satu puncak keberhasilan modernisme mencetak sejarah baru dunia.

Modernisme lahir sebagai sebuah pilihan yang menghendaki sesuatu yang baru dan yang

berbeda, tidak terus berkutat pada ajaran-ajaran lama.

1
Modernisme dengan berbagai turunan istilahnya ialah generasi yang ditandai dengan

keyakinan atas rasio, memudarnya regiusitas serta lahirnya pemberontakan kreatif dalam

dunia seni semenjak Renaissance mempengaruhi alam pikiran manusia (Hidayat, 2012: 19-

21).

Dampak pada dunia arsitektur adalah perubahan yang benar-benar fundamental, hingga

menjelang berakhirnya abad 19, pemikiran modern mendominasi dunia arsitektur

sehingga arsitektur secara paradigmatik merubah haluannya dengan menanggalkan kaidah

dekoratif seperti mereduksi penggunaan ornamen pada sebuah bangunan. Yulianto Sumalyo

(1997: 3), menyebutkan terjadi transisi signifikan dari gaya arsitektur klasik murni

menyatu dalam gaya modern di era Neo-klasik abad ke-15. Beranjak dari transisi arsitektur

tersebut, revolusi industri di Eropa menyebabkan manusia ikut merasakan dampaknya,

yang paling krusial adalah penggunaan teknologi yang terbarukan, maka tercetuslah ide

bahwa bangunan harus sejalan dengan fungsi penghunian, artinya bangunan harus tepat

guna sesuai dengan fungsi utamanya.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana biografi Tadao Ando.

2. Apa saja karya arsitektur Tadao Ando

3. Seperti apa Museum Seni Chichū Modern Fort Worth karya Tadao Ando

C. Tujuan

1. Mengetahui biografi Tadao Ando

2. Mengetahui apa saja karya arsitektur Tadao Ando

3. Mengetahui ulasan Museum Seni Chichū Modern Fort Worth karya Tadao Ando

2
BAB II

ISI

1. Biografi Tadao Ando

Nama Tadao Ando


Warga negara Jepang
Tangal lahir 13 September 1941 (umur 76)
Tempat lahir Osaka, Jepang
Kehidupan Kerja
Bangunan Church of the Light, Teatro
terkenal Armani, Museum Seni Chichū
Medali Alvar Aalto
Penghargaan Pritzker
Penghargaan
Medali Emas AIA
Medali Emas UIA

Ando lahir di distrik Minato, Osaka sebagai putra kembar. Dibesarkan kakek dan
nenek dari pihak ibu di distrik Asahi, nama keluarga Ando diperolehnya dari keluarga
ibunya. Adik kembarnya bernama Takao Kitayama, memiliki perusahaan konsultan dan
desain, Kitayama & Company di Tokyo. Arsitek Kōjirō Kitayama berkolaborasi dengan Peter
Eisenman adalah adik bungsunya. Great Ando adalah nama ring sewaktu menjadi petinju
profesional. Uang hadiah dari bertinju dipakainya untuk mengembara ke Amerika, Eropa,
Afrika, dan Asia. Penyuka warna hitam ini adalah lulusan Arsitektur Universitas
Parahyangan Bandung. Ia masuk tahun 2006. Kendati saat ini ia sedang bersinar di kancah
musik Indonesia, namun kecintaannya pada dunia arsitektur masih bertahan.
Setelah lulus dari sekolah menengah teknik, Ando pernah berkuliah di sekolah seni Setsu
Mode Seminar yang didirikan Setsu Nagasawa. Ando pernah kuliah malam hari di Jurusan
Arsitek Osaka Institute of Technology Junior College namun tidak sampai selesai. Selain itu,
ia pernah bekerja di sebuah biro arsitek, serta mengikuti kursus interior secara tertulis.
Sebelum mendesain bangunan, Ando pernah menangani interior sejumlah kafe di wilayah
Kansai.
Ketertarikannya pada arsitektur pertama kali tumbuh saat pada umur 15 ando
membeli buku yang berisi sketsa-sketsa le corbusier. “saya men-trace gambar tersebut
berkali-kali, sampai seluruh halaman jadi hitam,” kata tadao ando, “saya seringkali heran,

3
dari mana le corbusier mendapatkan ide. ” Ia mempelajari arsitektur tidak secara akademis
melainkan melalui proses pembelajaran otodidak dengan menelusuri dan mengamati secara
langsung bangunan di penjuru Jepang, Eropa dan Amerika serta membaca buku-buku tentang
arsitektur. Proses tersebut membentuk Ando mempunyai pemikiran tentang arsitektur yang
bersifat individual, mencirikan keaslian (originality) dan tidak terikat dengan kelaziman yang
ada. Untuk menghasilkan suatu ruang yang kompleks secara psikologis – bukan dari segi fisik.
Ando mendialogkan elemen nature dengan unsur kehidupan manusia ke dalam
bentuk geometri yang sederhana, hal itu berhasil dilakukan Ando dengan menggunakan
teknik the act of cutting dan koneksi interior yaitu proses kreatifitas menyusun dinding
dengan beberapa teknik seperti bukaan, pertemuan dinding, dinding yang saling memotong.
(Farhady & Nam, 2011) menyebutkan Ando menggunakan setiap bagian dari sebuah site,
menjalin ruang eksterior dan interior seperti mengubah jalan, halaman, langit, dan lampu
jalan seolah-olah mereka merupakan bagian dari ruang interior.
Pemikiran Ando akan arsitekur salah satunya adalah pemahaman tentang alam yang sangat
dalam di rancangannya. Air dan cahaya adalah unsur yang hampir selalu ditemukan dalam
karya desain Ando dan merupakan faktor pengendalian yang penting. Pemikiran Ando
lainnya adalah material bangunan yang terlihat sangat kental dalam memanfaatkan beton
ekspose unfinishing yang mempunyai karakter kuat, sehingga orang dapat segera menilai ciri
khas dari karya desain Ando. Kedua elemen arsitektur yaitu alam dan material tersebut
berpadu dengan pengolahan bentuk geometri. Perpaduan ketiga unsur tersebut menghasilkan
pengalaman ruang yang menakjubkan, makna kehadiran suatu ruang akan lebih penting dari
bentuk yang spektakuler. Selama masa karirnya, karya arsitektural Ando dapat dikategorikan
ke dalam tiga kategori yaitu architecture of monistic, dualistic dan pluralistic (Furuyama,
1996).
Pada tahun 1969, Ando mendirikan biro arsitek Tadao Ando Architects & Associates
di Osaka. Kantornya banyak menerima pesanan bangunan rumah tinggal. Karya-karya
awalnya termasuk Kebun Mawar di distrik Ikuta, Kobe (1977) dikerjakan bersama Yasuhiro
Hamano dari Team Hamano. Penghargaan Institut Arsitek Jepang diterimanya untuk desain
rumah tinggal sederhana di Osaka, Sumiyoshi no Nagaya (Azuma House) pada tahun 1979.
Sejak itu pula, Ando mengembangkan gaya arsitektur berupa bentuk-bentuk geometris dari
beton ekspose tanpa finishing.

Pada tahun 1980-an, karya Ando terus bermunculan di wilayah Kansai (termasuk Kitano
Izinkan di Kitano-chō, Kobe, dan kawasan Shinsaibashi, Osaka), pusat perbelanjaan, kuil,

4
serta gereja. Bangunan fasilitas publik dan museum seni banyak dihasilkannya pada tahun
1990-an. Ando juga diundang sebagai profesor tamu di luar negeri, seperti di Universitas
Yale (1987), Universitas Columbia (1988), Universitas Harvard (1889), dan Universitas
South California (2002). Sejak tahun 1997, Ando menjadi dosen di Fakultas Teknik
Universitas Tokyo, dan setelah pensiun mendapat gelar Profesor Emeritus (2003), serta gelar
Tokubetsu eiyo kyōju (Profesor Kehormatan Luar Biasa Universitas Tokyo) pada tahun 2005.
Tadao Ando memperoleh banyak penghargaan arsitektur, seperti carlsberg prize (1992),
pritzker prize (1995), praemium imperiale (1996), dan gold medal of royal institute of british
architects (1997). sejak tahun 1997, ando menjadi dosen di fakultas teknik universitas tokyo, dan
setelah pensiun mendapat gelar profesor emeritus (2003), serta gelar tokubetsu eiyo kyōju (profesor
kehormatan luar biasa universitas tokyo) pada tahun 2005. sekarang, tadao ando adalah salah satu
arsitek, legenda hidup, yang sangat dihormati dan mempengaruhi banyak arsitek lainnya.

2. Karya-karya Tadao Ando

 Azuma House, Kobe, Jepang (1975)


Rumah baris sempit ini adalah bangunan beton sederhana. Fasadnya kosong kecuali a pintu
keluar masuk. Di dalam, ruang hidup mengelilingi atrium batin yang mengakui cahaya. Itu
struktur melindungi warga dari kekacauan kehidupan perkotaan namun mengakui elemen
alami cahaya untuk memungkinkan mereka terhubung kembali dengan alam.
 Museum Sejarah Chikatsu-Asuka, Osaka (1990-94)
Museum ini, yang memamerkan budaya gundukan kuburan dan makam, dirancang sebagai
sebuah bukit lihat situs penggalian sekitarnya. Atapnya adalah plaza melangkah besar yang
melingkupi a interior seperti makam gelap. Pengunjung dipandu ke atas atap dengan batu
lebar langkah-langkah dan dinding diagonal yang kuat.
 Museum Anak-Anak, Himeji, Jepang (1987-1989)
Terletak di sebuah bukit yang menghadap danau, museum ini memiliki tiga bagian - museum
utama, a plaza, dan kompleks bengkel - dihubungkan oleh jalur panjang. Ando
menggabungkan air di beberapa kolam renang dan air terjun berbentuk kipas yang dramatis.
 Church of the Light, Ibaraki, Jepang (1987-1989)
Mungkin karya Ando yang paling terkenal, Church of the Light menggunakan beton dan
cahaya untuk ciptakan tempat perlindungan yang bergerak. Bangunan ini terdiri dari dua
persegi panjang yang diiris dengan dinding diagonal. Pengunjung melakukan perjalanan
sepanjang dinding miring antara volume ke entri kapel, di mana mereka harus berputar 180
derajat untuk menyesuaikan diri dengan kapel
i diri. Pada bagian akhir dari struktur, Ando

5
telah menembus dinding beton dengan sederhana cruciform, memungkinkan celah cahaya
yang jelas untuk menembus ke ruang minimalis, sinar bergerak seiring waktu dengan
jalannya matahari.
 Church on the Water, Hokkaido, Jepang (1985-1988)
Terletak di daerah pedesaan dan sepertinya tumbuh secara alami dari lereng bukit, Gereja di
Air memiliki rencana dengan dua bujur sangkar berpotongan. Pengunjung masuk ke dalam
kecil ruang atas kaca kemudian turun ke kapel melalui lengkungan gelap yang sempit tangga.
Di bagian bawah adalah tempat kudus dengan vista yang harmonis melalui sepenuhnya
dinding berkaca ke bukit-bukit dan danau yang tenang dengan salib yang timbul dari
permukaannya. Itu jendela-dinding dapat digeser ke samping, membuka bagian dalam gereja
sepenuhnya ke alam. Kapel menciptakan suasana hati yang introspektif.
 Collezione, Tokyo, Jepang (1986-1987)
Sebuah kompleks komersial, proyek baja dan beton bertulang ini terdiri dari a jumlah bentuk
geometris yang saling terkait. Sebuah spiral tangga di sekitar dan di antara volume.
 Perpustakaan Internasional Literatur Anak, Tokyo (2002)
Tambahan ini untuk perpustakaan gaya Renaissance yang awalnya dibangun pada tahun 1906
menggunakan beton dan kaca untuk secara efektif menyandingkan yang lama dengan yang
baru. Transparansi kaca memungkinkan struktur lama untuk sepenuhnya terwujud.
 Kidosaki House, Tokyo, Jepang (1982-1986)
Kediaman pinggiran kota ini, dirancang sebagai tempat tinggal multi-keluarga, terdiri dari
kubik volume dikelilingi oleh dinding perimeter pelindung. Ruang eksterior dan interior
menyediakan tempat perlindungan bagi keluarga namun memungkinkan privasi di tempat
tinggal yang terpisah.
 Koshino House, Ashiya, Jepang (1979-1981)
Rumah Koshino, sebagian diatur di bawah tanah di lereng gunung berhutan, terdiri dari dua
struktur beton bertulang di kedua sisi halaman tengah. Slot cahaya dalam dinding dan
skylight menciptakan pola sinar matahari di dinding.
 Ruang Meditasi, Markas Besar UNESCO, Paris, Perancis (1994-1995)
Ruang beton bertingkat satu yang kecil ini didedikasikan untuk doa selama-lamanya,
perdamaian global untuk orang-orang dari semua latar belakang etnis, agama, budaya, atau
sejarah. Ruangnya tenang dan khusyuk.
 Museum Seni Modern, Fort Worth, Texas (2002)
Ini beton dan kaca museum muncul langsung dari kolam 2 acre, berdemonstrasi Kemampuan
Ando terus menyandingkan massa dengan air dan cahaya. Dibangun pada modular

6
rencanakan dan gunakan hanya putih dan abu-abu, bangunan ini tertata dengan baik dan
tenang. Ando set sebuah irama volume kontras, kerapatan, dan penerangan untuk memberi
energi pada pengunjung.
 Museum Seni Kontemporer Naoshima, Pulau Naoshima, Jepang (1988-1990)
Terletak di tebing di atas pantai yang tenang, museum ini menyambut pengunjung yang
datang dengan perahu dengan plaza melangkah menuju ke bangunan batu puing-puing batu.
Pengunjung memasuki galeri menjadi galeri bawah tanah dua lantai sepanjang 50 meter,
tetapi hanya selebar 8 meter. Karena lebih dari separuh kompleks berada di bawah tanah,
struktur menjadi bagian dari pemandangan alam.
 Nariwa Museum, Nariwa, Jepang (1992-1994)
Museum ini adalah kotak yang dikelilingi oleh tembok pelindung yang dibangun dari batu-
batu tua. Pengunjung naik jalan miring di sekitar kotak beton untuk mendekati pintu masuk
dan berada diperlakukan untuk pandangan lereng yang ditanam dan hamparan air yang besar.
Museum adalah sebuah tempat di mana alam, budaya dan sejarah saling terkait.
 Old / New Rokko Restaurant, Kobe, Jepang (1985-1986)
Dibangun di atas gradien yang curam, kompleks bertingkat ini disusun sekitar tiga pohon
kuno. Ruang, sebuah persegi panjang dan setengah lingkaran yang saling bersilangan,
memiliki bentangan yang besar kaca untuk menciptakan rasa berada di alam.
 Oxy Unagidani, Osaka, Jepang (1986-1988)
Komplek komersial ini terdiri dari bangunan persegi yang dikelilingi oleh dua sisi oleh
sebuah tangga dan dinding beton tinggi bangunan. Satu sisi bangunan sepenuhnya sayu. Foto
itu menunjukkan karya nyata Ando.
 Yayasan Pulitzer untuk Seni, St. Louis, Missouri (1997-2001)
Bangunan Pulitzer Foundation for Arts adalah beton bujursangkar masif struktur dengan garis
atap kantilever mengingatkan Frank Lloyd Wright's Robie Rumah. Ando memperkenalkan
metodenya membentuk beton ke AS di museum ini. Bentuk beton yang dibuat dengan tangan
disegel dan dipoles untuk menciptakan kilau halus permukaan beton yang merupakan ciri
khas Ando.
 Perumahan Rokko, Kobe, Jepang (1981-83 dan 1985-89)
Kompleks perumahan ini dibangun di atas lereng curam yang menghadap ke kota. Ando
dibuat apartemen menggunakan grid 5,2 meter kubik, beberapa tertutup, beberapa terbuka.
Kompleks fitur tangga pusat dari atas ke bawah. Masing-masing unit unik meskipun
keseragaman keseluruhan dari struktur modular.

7
 Vitra Seminar House, Weil-am-Rhein, Jerman (1989-1993)
Sebuah guest house yang dirancang untuk eksekutif perusahaan Jerman, struktur ini dibangun
sebagian bawah tanah untuk meminimalkan dampaknya terhadap lingkungan. Desainnya
terdiri dari persegi panjang, lapangan cekung persegi, persegi panjang lain diatur pada sudut
60 derajat ke pertama, dan volume silindris yang membentuk ruang kosong.

3. Museum Seni Chichū Modern Fort Worth

Bangunan ini, dirancang oleh arsitek Jepang Tadao Ando melalui geometri sederhana,
penggabungan lingkungan alam, dan pilihan bahan yang sangat minim. Lima panjang,
beratap datar paviliun tampaknya mengapung di atas kolam mencerminkan seluas 1,5 hektar,
yang mengingatkan pada proyek-proyek Ando lainnya. Dibuka untuk umum pada hari Sabtu,
14 Desember 2002. Museum saat ini menampilkan hingga 150 karya seni di 53.000 kaki
2
persegi (4.900 m ) ruang galeri. "Modern" terletak di Distrik Budaya kota, berdekatan
dengan Museum Seni Kimbell. Museum Seni Modern Fort Worth (secara luas disebut
sebagai The Modern ) adalah museum seni pasca-Perang Dunia II di Fort Worth, TX.
Museum ini dibangun pada tahun 1892 dan bangunannya saat ini di Distrik Budaya kota
dibuka pada tahun 2002. Museum ini dapat menampilkan hingga 150 karya seni dan koleksi
permanennya mencakup lebih dari 3.000 karya. Museum Seni Modern Fort Worth pertama
kali diberikan Piagam dari Negara Bagian Texas pada tahun 1892 sebagai "Perpustakaan
Umum dan Galeri Seni Fort Worth", berkembang melalui beberapa perubahan nama dan
fasilitas yang berbeda di Fort Worth . Misi museum adalah "mengumpulkan, menyajikan dan
menafsirkan perkembangan internasional dalam seni pasca Perang Dunia II di semua media."
Bangunan ini memiliki lima paviliun panjang yang menjadi kolam pemantul.

8
Museum Seni Modern Fort Worth mempertahankan salah satu koleksi internasional
kontemporer dan seni kontemporer terkemuka di Amerika Serikat bagian tengah. Berbagai
gerakan, tema, dan gaya diwakili, termasuk abstrak ekspresionisme , lukisan lapangan warna
, pop art , dan minimalis , serta aspek lukisan gambar baru dari tahun 1970-an dan seterusnya,
perkembangan terakhir dalam abstraksi dan patung figuratif , dan gerakan kontemporer di
fotografi , video, dan citra digital. Koleksi Permanen mencakup lebih dari 3.000 karya
dengan karya Pablo Picasso , Anselm Kiefer , Robert Motherwell , Susan Rothenberg ,
Jackson Pollock , Gerhard Richter , Richard Serra , Andres Serrano , Cindy Sherman , dan
Andy Warhol . [1] Karya kontemporer ini ditampilkan di Ando's, sebuah bangunan beton dan
kaca yang dikelilingi oleh kolam pemantul. menggunakan kaca sebagai dinding, secara fisik
ada penghalang, perlindungan dari luar, tapi visual ada tanpa batas antara luar dan dalam.
Ada juga cahaya yang datang dari air melalui kaca yang menunjukkan kurangnya batas dan
dapat membuat kehadirannya terasa di tembok. Cahaya juga menjadi kunci dalam desain
museum, dengan penekanan pada disebarkan dan pantulan cahaya alami. Kantilever atap
beton cast mendukung linear skylight dan clerestory jendela, yang menampung cahaya alami.
Lima kolom berbentuk Y berdiri setinggi 40 kaki mendukung lembaran atap, dan telah
menjadi simbol Museum. Museum juga menjadi tuan rumah pameran khusus dan
menyediakan wisata sehari-hari yang dipandu oleh pemandu.

9
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Prinsip desain geometri Tadao Ando yang berhasil diidentifikasi adalah geometri dasar,
komposisi geometri, direction wall, angle wall dan opening. Kelima prinsip desain geometri
tersebut dianalisis pada bangunan terpilih yang dianggap representatif mewakili dua kategori
hasil karya Tadao Ando yaitu monistic architecture dan pluralistic architecture dengan
fungsi yang sama yaitu hunian, gereja dan museum. Beberapa temuan yang memperlihatkan
perbedaan yang signifikan dari kedua kategori tersebut antara lain: (1) bentuk geometri yang
lebih kompleks dan bervariasi di pluralistic architecture dibandingkan dengan bentuk
geometri sederhana di monistic architecture; (2) alur sirkulasi yang saling bertautan
(kompleks) di pluralistic architecture yang dibentuk oleh direction wall dibandingkan
dengan alur sirkulasi sederhana di monistic architecture; (3) sudut yang dibentuk dinding
merupakan kelipatan 15° di monistic architecture dan sudut yang bervariasi di pluralistic
architecture; dan (4) vertikal opening berupa celah- celah dengan tolak ukur eye level
pengguna di pluralistic architecture.

10
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................. i

Daftar isi ........................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan ......................................................................................... 1

A. Latar belakang......................................................................... 1

B. Rumusan masalah ................................................................... 2

C. Tujuan ..................................................................................... 2

BAB II Isi ......................................................................................................... 3

1. Biografi Tadao Ando ................................................................................3

2. Karya-karya Tadao Ando ..........................................................................5

3. Museum Seni Chichū Modern Fort Worth ................................................8

BAB III Penutup ..................................................................................................................10

Kesimpulan ..............................................................................................................10

Daftar pustaka

ii
DAFTAR PUSTAKA

https://arcspace.com/feature/the-modern-art-museum-of-fort-worth/

https://www.eventective.com/fort-worth-tx/modern-art-museum-of-fort-worth-82769.html

https://www.themodern.org/homepage

http://www.aia-mn.org/texas-two-step-modern-art-museum-fort-worth/

https://id.wikipedia.org/wiki/Tadao_Ando

https://archpanino.wordpress.com/2013/03/18/biografi-tadao-ando/

https://en.wikipedia.org/wiki/Modern_Art_Museum_of_Fort_Worth

https://www.archdaily.com/213084/flashback-modern-art-museum-of-fort-worth-tadao-ando

Anda mungkin juga menyukai