Anda di halaman 1dari 14

Ujian Tengah Semester

Kritik Desain B

“HOUSE WITH GRID STRUCTURE”

Rancangan Yono Ngalimin., S.T.

Disusun oleh:

Elizabeth Gina Mitayanny Salim

41415167

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

2018
DASAR TEORI

Tadao Ando adalah seorang arsitek Jepang, lahir pada tanggal 13 September 1941 di
distrik Minato, Osaka sebagai putra kembar. Ia dibesarkan kakek dan nenek dari pihak ibu di
distrik Asahi, nama keluarga Ando diperolehnya dari keluarga ibunya.

Pada buku Anthology of Architectural Theory (1965-1995), terdapat penjabaran


mengenai arsitektur yang diciptakan oleh Tadao Ando. Secara garis besar, teori Tadao Ando
yang di jabarkan dalam buku ini antara lain transparent logic, nature, dan place.

A. Abstract
Desain arsitektur yg diinspirasi dari lingkungan sekitar dapat membuat arsiteknya
terinspirasi dan membuat desain yang bervariasi dan unik. Yang dimaksud lingkungan
sekitar itu bisa saja tempat dimana bangunan itu berada nantinya, alam di sekitarnya,
budaya masyarakat di sekitarnya, atau sejarah terkait tempat itu.
Contohnya adalah di Azuma residence, dimana terdapat tiga rumah petak kayu.
Rumah rumah ini dibangun dengan ide dasar sebagai kandang yang terbuat dari beton.
Desain rumah tersebut sederhana, hanya terbuat dari beton kotak kotak yang tersusun rapi.
Namun ketika rumah ini berfungsi sebagaimana fungsinya, desainnya menjadi sempurna.
Fokus dari rumah tersebut adalah pada bentuknya yang simple. Hal ini juga
diimplementasikan pada desain rumah koshino, kidosaki dan yang lainnya.

B. Transparant Logic
Desain arsitektur dibangun melalui perilaku kritis. Cara arsitek menggabungkan
nilai karakter dari suatu benda ke dalam arsitektur adalah dengan mementingkan fungsi
dan menghilangkan isu-isu penting yang bisa dihilangkan.

Dalam mendesain Chikatsu-Asuka Historical Museum, Tadao Ando fokus kepada


kekuatan arsitektur, yang dimaksudkan adalah desain arsitektur tersebut tidak lebih megah
daripada lingkungan sekitarnya, melainkan saling melengkapi dengan lingkungan
sekitarnya.

Dalam masyarakat yang kontemporer, arsitektur dinilai berdasarkan faktor


ekonomi sebagai standard, sedangkan seorang arsitektur yang baik adalah arsitek yang
mampu berpikir untuk memanfaatkan apa yang ada di lingkungan sekitar bangunan
semaksimal mungkin. Dengan cara ini ia akan mampu menghasilkan spesial karakter yang
ada dari lingkungan sekitarnya, yang bisa membawa desain arsitektur kepada realisasi
yang baik. Penampakan yang baik bukan hanya sebatas persepsi penglihatan, melainkan
juga mengapa seorang desainer mendesain seperti itu.

C. Nature

Tadao Ando menanamkan keberadaan alam di dalam desain arsitektur austerely


yang dimaksudkan utk menunjukan logika yang transparan. Elemen dari alam yaitu air,
angin, cahaya dan langit membawa arsitektur dari pikiran ideologi menjadi realitas, dan
membuatnya menjadi konstruksi yang nyata didalamnya.

Tradisi Jepang membawa pengaruh yang berbeda mengenai alam bila


dibandingkan dengan tradisi Barat. Kehidupan manusia tidak diciptakan untuk melawan
alam dan dengan serakah mengontrolnya, tetapi lebih kepada mencari kesamaan untuk
bersatu dengan alam. Di Jepang bisa dikatakan bahwa bentuk dari kegiatan spiritual
biasanya secara tradisional dibawa kedalam konteks hubungan antara manusia dan alam.

Pemahaman ini telah membentuk sebuah budaya yang mengaburkan batasan fisik
antara tempat tinggal dan lingkungan alam sekitarnya dan membangun hubungan dengan
alam sekitarnya. Tidak ada batasan yg jelas antara dalam dan luar, tetapi lebih
menggambarkan kepada hubungan secara mutualisme antara alam dengan manusia.
Sayangnya, saat ini alam telah kehilangan keistimewaannya, sebagaimana kita melihat dan
memahami alam. Arsitektur kontemporer, memiliki peran yg penting untuk menghidupkan
kehadiran alam didalam tempat-tempat yang di desain secara arsitektural. Ketika arsitektur
kontemporer dilakukan, gayanya akan merubah alam melalui abstraksi yang akan merubah
artinya.

Ketika air, angin, cahaya, hujan dan elemen-elemen alam lainnya digabungkan
kedalam desain arsitektur, desain arsitektur tersebut menjadi tempat dimana manusia dan
alam menjadi satu dalam satu penekanan yang sama. Tadao Ando percaya bahwa
penekanan ini akan membangkitkan kepekaan spiritual didalam kehidupan manusia.

Di museum anak-anak yang terletak di Hyogo, Tadao Ando telah mengatur setiap
elemen arsitektur utk bersatu dengan air, hutan dan langit di dalam kondisi yang ideal.
Ketika kehadiran arsitektur mengubah suatu tempat dengan tujuan yang baru, penemuan
akan hubungan baru dengan alam itu mungkin saja terjadi.
D. Place

Kehadiran arsitektur yang tidak mengabaikan self-contained character secara tidak


langsung akan membuat pemandangan yang baru. Hal ini menggaris bawahi pentingnya
mempertimbangkan desain arsitektur sesuai dengan dimana tempat tersebut berada.

Time’s building yang berada di sungai Takase di Kyoto terinspirasi oleh


keterlibatan sungai disekitarnya. Pada pusat gedung diberi jembatan yang terletak di atas
sungai bukan di samping sungai, sehingga orang bisa mencelupkan tangannya di dalam
air, elemen ini mewakili karakter yang unik dari sekitar bangunan tersebut. Rokko Housing
Project lahir dari perhatian pada hubungan yang seimbang antara tempat yang tunggal,
dalam hal ini satu bagian lebih tinggi 60 derajat dibandingkan dengan yang lainnya. Yang
mendasari desain ini adalah pemikiran mengenai suatu bangunan yang tenggelam diantara
lereng, mengarahkan proyeksinya diatas tanah dengan maksud utk menyatukan
kenampakan hutan yang lebat. Hal ini membuat setiap unit memiliki pandangan yang luas
ke laut dari teras yang disediakan. Setiap proyek yang dilakukan Tadao Ando, baik itu
museum anak-anak, Hyogo, The Forrest of Tombs Museum, Kumamoto, The Raika
Headquarters Building atau Festival Okinawa adalah hasil usaha untuk menciptakan suatu
pemandangan dengan cara membawa karakter sesungguhnya dari tempat tersebut untuk
kemudian diolah lebih lanjut.

Tadao Ando membuat desain arsitektur dengan cara mencari logika esensial yang
menyatu pada suatu tempat. Desain arsitektural menyiratkan tanggung jawab untuk
mencari dan menggambarkan karakteristik dari tempat tersebut, juga mencari tradisi lokal,
cuaca, dan karakter alam lainnya, struktur kota, dan cara hidup, dan kebudayaan yg akan
dibawa manusia hingga masa depan. Tadao Ando menginspirasi untuk mengubah suatu
tempat melalui desain arsitektur kepada level yang abstrak dan universal. Melalui cara ini
kita bisa membawa desain arsitektur dalam teknologi industri untuk menjadi “grand art”
dalam arti yang sebenarnya.

Kesimpulan

Pemikiran desain arsitektural harus disertai oleh logika yang abstrak. Yang dimaksud
dengan abstrak adalah melalui proses eksplorasi yang didapat melalui kristalisasi dari
kompelsitas dan kekayaan dunia, dimana kita harus dapat memanfaatkan sumber daya alam
yang ada dengan maksimal dan bijaksana sehingga bangunan yang diciptakan merupakan
bangunan yang unity dengan lingkungan disekitarnya.
Dari teori-teori Tandao Ando di atas, dapat dilihat bahwa Tadao Ando merupakan
arsitektur yang mementingkan hubungan suatu manusia dengan alam. Hubungan tersebut dapat
berupa bangunan dengan alam disekitarnya. Bagaimana seorang desainer diharapkan dapat
menciptakan suatu bangunan yang dapat saling berinteraksi, melengkapi, dan melakukan
simbiosis mutualisme dengan alam dana tau lingkungan disekitar bangunan tersebut. Dengan
adanya kesatuan antara bangunan dengan alam, maka akan muncul suatu desain yang baik,
dimana desain itu diciptakan dengan pertimbangan “mengapa”, sehingga dapat memberikan
manfaat bagi lingkungan sekitarnya. (Nesbitt, K. (1996). Theorizing A New Agenda of
Architecture. New York : Princeton Architectural Press)
YONO NGALIMIN

Yono Ngalimin merupakan arsitektur muda Indonesia yang berbakat. Lahir di


Pontianak pada tangga 18 Februari 1994. Umurnya yang masih terbilang muda, tidak
menghalanginya untuk menciptakan suatu karya arsitektur yang baik. Dia menempuh jenjang
pendidikan sarjana pada Universitas Swasta di Jakarta Barat, yaitu Universitas Bina Nusantara.

Pada awalnya, arsitek muda ini tidak memiliki antusiasme pada dunia arsitektur, dengan
keadaan yang terjepit, maka dia memilih untuk mengambil jurusan arsitek. Setelah mengetahui
lebih dalam mengenai dunia arsitektur, maka dia mulai menggemari jurusan yang dia ambil.
Arsitektur minamlist kontemporer menjadi bidangnya. Salah satu karya yang paling
digemarinya merupakan bangunan Frank Lioyd Wright Fallingwater.

Pada tahun 2017 Yono Ngalimin beserta dengan delapan orang temannya, membuat
buku yang berjudul Ragam Desain Rumah Modern Tropis. Ia menulis buku ini dikarenakan
adanya rasa keingintahuan yang besar dari dalam diri Yono untuk mengasah pengetahuan dan
melatih skill yang ada pada dirinya.
HOUSE WITH GRID STRUCTURE

Bangunan yang dirancang oleh Yono Ngalimin ini memiliki luas 112 m² dengan luas
lahan 150 m². Rencana Anggaran Biaya bangunan yang didesain oleh Yono ini berkisar 210
samapi dengan 235 juta. Konsep bangunan ini merupakan rumah tropis yang tahan gempa.

Iwono.T,dkk. (2017). Desain Rumah Modern Tropis. Jakarta : Griya Kreasi


ANALISIS

Adanya kesadaran akan negara Indonesia yang cukup sering terjadi gempa bumi
dikarenakan banyaknya pergerakkan lempeng bumi di daerah Indonesia, maka munculah suatu
desain arsitektur yang dirancang dengan konsep tahan gempa. Selain daripada itu, tanpa
mengabaikan fakta bahwa Indonesia merupakan negara beriklim tropis, maka Yono Ngalimin
mengambil rumah tropis sebagai konsep objek rancangannya.

Konsep bangunan tahan gempa pada dasarnya adalah upaya untuk membuat seluruh
elemen rumah menjadi satu kesatuan yang utuh, yang tidak lepas/runtuh akibat gempa.
Penerapan konsep tahan gempa antara lain dengan cara membuat sambungan yag cukup kuat
diantara berbagai elemen tersebut serta pemilihan material dan pelaksanaan yang tepat.

Bangunan rumah ini didesain dengan memperhatikan struktur yang digunakan, yaitu
sistem grid sejajar. Penggunaan sistem grid sejajar berguna untuk meminimalisir pengaruh
adanya guncangan atau getaran akibat gempa. Hal ini sesuai dengan teori yang dipaparkan pada
makalah “Analisis Perbandingan Simpangan Material Antara Variasi Balok Grid Sejajar dan
Diagonal Pada Bangunan Beton Bentang Lebar” yang mengacu pada peraturan American
concrete institute oleh Angga Satriadi, Hanafiah, dan Imron Fikri Asitra. Dimana pada makalah
tersebut dikatakan bahwan system grid sejajar merupakan sistem dengan tingkat fleksibilitas
yang lebih tinggi daripada sistem lainnya.
Pemikiran desain arsitektur yang tertuang dalam arsitektur bangunan ini,
mencerminkan akan adanya kesadarannya akan lingkungan di sekitarnya. Hal ini membuktikan
bahwa adanya keterkaitan antara arsitektur bangunan ini dengan pemikiran Tadao Ando,
dimana kita sebagai seorang desianer harus dapat menciptakan suatu tempat dengan mengkaji
terlebih dahulu tentang lingkungan di sekitar bangunan yang akan dirancang.
Pada karya bangunan ini, Yono Ngalimin juga memikirkan material yang digunakan.
Material pada bangunan ini dipilih berdasarkan pertimbangan akan konsep bangunan, yaitu
modern tropis dan tahan gempa. Bangunan ini menggunakan kolom balok beton yang didesain
untuk dapat merespon guncangan gempa. Selain daripada struktur, hal yang dapat
meminimalisir pengaruh merugikan akibat gempa adalah penggunaan material lantai berupa
parquet, dinding berupa partisi dari GRC dengan motif kayu, serta material atap berupa atap
metal sehingga beban gravitasi yang dihasilkan akan lebih ringan.
Indonesia terletak di antara dua benua, yaitu Asia dan Australia, sehingga membuat
Indonesia memiliki pola arah angin yang berganti setiap setengah tahun sekali, yaitu angin
musim barat dan angin musim timur, yang mengakibatkan Indonesia memiliki iklim
musim/muson. Tidak hanya itu, Indonesia juga berada di belahan bumi tropis (terdapat di
antara 23,5° lintang utara dan 23,5° lintang selatan) yang juga menjadikan Indonesia memiliki
iklim tropis. Iklim muson tropis ini membuat sebagian besar wilayah Indonesia hanya memiliki
dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau, yang berganti setiap enam bulan sekali
(https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/iklim/pengertian-ciri-ciri-dan-daerah-sebaran-iklim-
tropis)
Pemilihan material parquet sebagai lantai pada bangunan ini sangatlah menguntungkan.
Selain karena parquet memiliki daya lentur yang tinggi sehingga cocok sebagai material tahan
gempa, parquet juga menyerap hawa panas yang ada di dalam bangunan. Sehingga kiranya
bangunan menjadi lebih terasa sejuk. Hal ini mengacu pada letak geografis Indonesia yang
memiliki iklim tropis, dimana suhu udara Indonesia berkisar 27º Celcius. Selain itu, menurut
Amirullah Muh. Amin, selaku CEO PT. Architectaria Media Cipta, material parquet juga
merupakan material yang bisa memberikan dampak positif pada kesehatan penghuni. Parket
bisa mengurangi pengaruh Volatile Organic Compounds (VOC) yang ada di dalam ruangan.
Dinding partisi dari GRC (Glassfiber Reinforced Cement) dengan motif kayu,
diaplikasikan pada bangunan ini. Dinding GRC atau yang sering dikenal dengan GRC board
merupakan material yang lebih kuat dan tahan cuaca, oleh sebab itu dinding GRC board cocok
untuk digunakan pada dinding luar dan dinding dalam bangunan. Menariknya, papan semen
ini mampu menahan benturan hingga 170kg/cm². Menurut Sendar Kutlu, Aquapanel Regional
Manager Near-East Asia Pacific, papan semen diciptakan dengan teknologi canggih, sehingga
dapat bersahabat dengan cuaca panas dan lembab. Sendar lebih lanjut memaparkan papan
semen mengandung bahan isolasi yang mampu meredam maupun memantulkan sinar matahari,
sehingga suhu ruangan menggunakan papan semen menjadi tidak panas.
Kesadaran akan letak Indonesia yang beriklim tropis ini, menyebabkan pemilihan
dinding GRC sangatlah tepat untuk diaplikasikan ke dalam bangunan. Selain dapat mereduksi
panas dari sinar matahari yang ada, papan semen juga dapat menahan guncangan/ benturan,
sehingga aplikasi dinding partisi GRC dapat menunjang tercapainya konsep yang ingin
disampaikan oleh Yono Ngalimin.
Selain keuntungan di atas, keuntungan menggunakan dinding GRC lainnya adalah
kedap suara, hal ini membuktikan bahwa dinding GRC merupakan dinding yang cukup tebal.
Hal ini sesuai dengan desain dari Tadao Ando untuk penggunaan beton tebal. Beton tebal
bertujuan untuk menciptakan sebuah tempat yang bersifat individual, yaitu sebuah zona untuk
diri sendiri di dalam masyarakat. Pemikiran Ando lainnya mengenai bahan bangunan terlihat
sangat kental dalam memanfaatkan beton eskpose yaitu beton tanpa finishing yang mempunyai
karakter kuat, sehingga orang dapat segera menilai ciri khas dari karya desain Ando.

Bangunan ini menggunakan atap berbahan metal, hal ini bertujuan agar beban gravitasi
yang dihasilkan akan lebih ringan. Seperti yang kita ketahui, konsep rumah ini adalah rumah
tropis yang tahan gempa. Yono Ngalimin menggunakan struktur bangunan seminimal mungkin
(tidak menggunakan struktur kolom yang miring) ditambah dengan penggunaan material yang
ringan dan fleksibel sehingga dapat bergerak (tidak kaku).

Pencahayaan dan penghawaan masuk melalui jendela dan pintu yang ada pada lantai 1
dan 2. Dapat dilihat dari gambar di atas, banyak terdapat jendela hidup yang terletak pada
bangunan ini. Banyaknya jendela yang terdapat pada bangunan ini, memungkinkan untuk
masuknya sinar matahari secara maksimal. Karena banyaknya pencahayaan yang masuk, maka
dapat berdampak pada suhu ruangan yang panas. Untuk mencegah panas yang berlebihan,
maka Yono Ngalimin menggunakan material yang menyerap panas, salah satunya adalah lantai
parquet dan dinding GRC.

Bentuk bangunan yang dirancang merupakan bentuk persegi panjang. Bentuk persegi
panjang ini menguntungkan dari segi penghawaan cross ventilation
(http://arsitekturdanlingkungan.wg.ugm.ac.id/2015/11/20/pengaturan-penghawaan-dan-
pencahayaan-pada-bangunan/) .Selain daripada itu, jendela yang digunakan merupakan jendela
hidup. Dengan jendela yang dibuka, memungkinkan adanya pergerakan sirkulasi udara di
dalam ruang. Sirkulasi udara yang terjadi kebanyakan merupakan sirkulasi udara ventilasi
silang. Dimana terdapat dua titik penghawaan untuk in dan out pada suatu ruang. Contohnya
adalah gambar di bawah ini.
Ventilasi silang adalah system penghawaan ruangan yang ideal dengan cara memasukkan udara ke
dalam ruangan melalui bukaan penangkap angin dan mengalirkannya ke luar ruangan melalui bukaan yang
lain. System ini bertujuan agar selalu terjadi pertukaran udara di dalam ruangan sehingga tetap nyaman bagi
penghuninya. Ventilasi silang terbagi menjadi 2 macam, yaitu posisi diagonal, dan posisi berhadapan langsung.
(https://www.scribd.com/doc/213458762/Penghawaan-docx)

Sisi diagonal Sisi berhadapan langsung


Angin dapat menjangkau seluruh ruang Aliran anginnya tidak merata

Pada bangunan karya Yono Ngalimin ini, banyak di terapkan sistem ventilasi silang
dengan posisi diagonal, sehingga pertukaran udara dapat terjadi secara maksimal untuk
menyebar dan mencangkup seluruh ruang dalam bangunan. Untuk mengurangi hawa panas
yang ada di Indonesia (iklim tropis), maka terdapat teras yang dapat dikatakan cukup luas untuk
menyaring udara panas yang ada, sehingga udara yang terjadi di dalam ruang dapat terasa lebih
sejuk.

Bangunan karya Yono Ngalimin ini juga merupakan bangunan bertingkat 2, sehingga
juga memungkinkan untuk terjadinya sirkulasi udara secara vertical.

Bangunan bertingkat 2 karya Yono Ngalimin ini menggunakan sistem atap mirip,
dimana atap miring dapat membantu peng-optimal an penghawaan. Udara panas mengalir dari
bawah bangunan ke atas bangunan. Sehingga umumnya udara panas berkumpul di pada bagian
atas bangunan (atap/lantai 2). Untuk mengatasinya, maka bentuk atap yang dipilih merupakan
bentuk atap miring, yaitu penyederhanaan dari bentuk atap pelana.

Pada lantai 2 juga diaplikasikan jendela hidup, hal ini memungkinkan agar cahaya dan
penghawaan yang masuk dapat lebih banyak lagi.

Perbedaan ketinggian atap diisi dengan


material kaca untuk memasukkan
cahaya dan udara yang lebih maksimal
ke dalam rungan
(arsitekturlingkungan, 20 Nov 2015)

Menurut Tadao Ando, seorang arsitektur yang baik harus dapat memaksimalkan
potensial yang ada di dalam alam. Pada bangunan ini contohnya, Yono Ngalimin menggunakan
banyaknya jendela untuk mengoptimalkan pencahayaan alami yang berasal dari alam.
Sehingga dapat meminimalisir penggunaan cahaya buatan yang dapat bertampak pada global
warming. Sehingga terlihat dengan jelas adanya kesinambungan yang terjadi antara alam dan
desain bangunan. Selain itu Yono juga menggunakan sistem cross ventilation pada bangunan
untuk mengoptimalkan sirkulasi aliran udara di dalam ruang. Aplikasi atap miring bertingkat
juga membawa dampak positif pada pencahayan alami dan penghawaan alami.

Material yang digunakan oleh Yono Ngalimin sebagian besar berasal dari alam, hal ini
terlihat dari pemilihan material antara lain parquet, semen, beton, kayu, seng, dll. Hal ini sesuai
dengan ciri khas Tadao Ando dimana ia lebih sering menggunakan material dari alam untuk
memunculkan suatu simbiosis antara alam dengan bangunan dan antara alam dengan manusia
itu sendiri.

Selama masa karirnya karya arsitektural Ando dapat dikategorikan ke dalam tiga
kategori yaitu architecture of monistic, dualistic dan pluralistic (Furuyama, 1996:12-24)

Desain Bangunan yang dibuat oleh Yono Ngalimin ini, termasuk ke dalam karya
monistic Tandao Ando. Monistic dapat diidentifikasi dari ruang yang berperan sebagai
prinsip, bentuknya terbatas akan fungsi yang berguna sebagai wadah untuk menyempitkan
ruang yang berlebihan. Hal ini terbukti dengan banyaknya spaces yang tersisa dalam lahan
tanah, tetapi tidak diisi oleh bangunan. Sehingga luas bangunan yang dibangun hanyalah
luasan yang seperlunya sesuai dengan kebutuhan dari penggunanya. Selain daripada itu, hal
ini terlihat dari pemanfaatan ruang yang ada dengan maksimal (tidak adanya ruang kosong
yang dibuat dengan sia-sia).

Jika di lihat dari bentuk bangunan, karya yono ngalimin ini menggunakan bentukan
yang berasal dari geometris dasar, seperti persegi dan segitiga. Hal ini sesuai dengan arsitektur
karya Tadao Ando, menurut Ando arsitektur adalah “chohatsu suru hako”, yang bila diartikan
dalam Bahasa Inggris adalah “a box that provokes”(The Pritzker Architecture Prize, 1995:5).
Berawal dari bentuk yang sangat sederhana dengan pengolahan geometri, pemanfaatan unsur
alam dan material maka akan mampu menghasilkan pengalaman ruang yang menakjubkan,
makna kehadiran suatu ruang akan lebih penting dari bentuk sespektakuler apapun
KESIMPULAN

Sehingga dapat disimpulkan, Desain karya bangunan yang dibuat oleh Yono Ngalimin
ini merupakan suatu bangunan yang sesuai dengan konsep-konsep perancangan dari Tadao
Ando. Yono Ngalimin mempertimbangkan letak geografis bangunan yang terletak di Idonesia
sehingga berdampak pada pemilihan konsep tahan gempa dan tropis. Dalam mencapai konsep
tersebut, Yono juga mengoptimalkan alam yang ada disekitarnya, mulai dari penghawaan
alami, material, dan pencahayaan alami yang digunakannya kedalam bangunan ini. Bangunan
ini juga menekankan bentukan geometris dan fungsi dari ruang itu sendiri. Yono meciptakan
suatu desain sebagai suatu sarana interaksi antara alam dengan bangunan dan manusia dengan
alam. Dimana dalam mendesainnya, ia tidak hanya pandang sebelah mengenai estetika suatu
bangunan melainkan juga mengenai fungsi dari ruang dan bangunan itu sendiri.

Bangunan ini dapat termasuk ke dalam gaya kontemporer. Hal ini terlihat dari
pemanfaat material alami local yang digunakan, bentuk-bentuk geometris, pencahayaan alami
yang maksimal, dan yang lainnya. Hal ini sesuai dengan teori Tadao Ando, dimana pada
nyatanya Tadao Ando sendiri sering menggunakan desain arsitektur dengan gaya kontemporer,
dikarenakan batasan-batasan dan ciri-ciri kontemporer yang mengacu dana tau sesuai dengan
teori-teori yang dikemukakannya.

Aspek-aspek yang belum muncul di karya ini antara lain yang menyangkut dengan
kebudayaan masyarakat setempat, dan pemanfaatan sumber daya tertentu yang menjadi ciri
khas dari tempat tersebut. Hal ini dikarenakan objek yang belum ada secara real (hanya berupa
suatu karya 3D) yang belum terealisasi.

Anda mungkin juga menyukai