Anda di halaman 1dari 11

PRINSIP PERANCANGAN ARSITEKTUR

“ EKSPRESIONISME II “

OLEH :

KELOMPOK 4 B
1. DENI HIDAYAT ( )
2. SANDRA OKTAVIA SKB (16016003)
3. JULIARTI NOVLATEN (160160006)
4. WAHYU PUTRA UTAMA ( )

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

T.A 2018
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ruang Organik

Arsitektur organik adalah sebuah konsep arsitektur dimana ruang dan bentuk
dipadukan. Ruang menjadi pusat pemikiran. Arsitektur organik secara konseptual
menggabungkan konsep tempat tinggal manusia dengan lingkungan alam. Arsitektur
organik dapat diartikan juga sebagai ilmu yang mempelajari perencanaan dan perancangan
dengan mengambil sumber dari alam yang berupa mahluk hidup atau yang berhubungan
denganmahluk hidup, sebagai pokok dari bentuk dan fungsi bangunan. Arsitek yang terkenal
dalam arsitektur organik adalah Gustav Stickley, Antoni Gaudi, Frank Lloyd Wright, Louis
Sullivan, Bruce Goff dan Anton Alberts. Dari para arsitek tersebut, salah satunya
yang merupakan pelopor arsitektur organik adalah Frank Lloyd Wright. Sejak awal
perancangannya, arsitektur organik dipandang sebagai media dari berbagai intensitas
kegiatan, mempunyai karakter psikologis, nilai dan bertujuan mengangkat harkat aktivitas
manusia.

Ahli teori David


Pearson mengusulkan daftar ke arah perancangan arsitektur organik. Aturan
tersebut dikenal sebagai Piagam Gaia untuk arsitektur dan desain organik. Isi aturannya
adalah diilhami dari organisme, yaitu:
1.Mengikuti arus dan menyesuaikan diri
2.Mencukupi kebutuhan sosial, fisik dan rohani
3.Tumbuh keluar dan unik
4.Menandai jiwa muda dan kesenangan
5.Mengikuti irama

Ciri-ciri arsitektur organik pada umumnya adalah sebagai berikut:


1.Terinspirasi bentukan alam
2.Adanya unsur pengulangan
3.Elastis, lentur, mengikuti aliran
4.Pendalaman terhadap konsep serta kepuasan dalam ide bentuk
5.Unik dan lain dari yang lain
6.Penuh dengan kejutan dan permainan
7.Mengkespresikan konsep ide secara kuat

Konsep dasar arsitektur organik dapat dijelaskan sebagai berikut :

1.Building as nature,Bangunan bersifat alami di mana alam menjadi


pokok dan inspirasi dari arsitektur organik. Bentuk-bentuk organis dan struktur
suatu organis dapat menjadi konsep dan gagasan yang tidak ada akhirnya
dalam desain arsitektur organik.

2. Continous present, Suatu karakteristik khusus dari desain arsitektur organik


adalah bahwa arsitektur organik merupakan sebuah desain arsitektur yang
terus berlanjut, di mana tidak pernah berhenti dan selalu dalam keadaan
dinamis yang selalu berkembang mengikuti zaman namun tetap
membawa unsur keaslian dan kesegaran dalam sebuah desain.
3. Form Follows Flow, Bentuk bangunan sebaiknya diciptakan mengikuti aliran
energy alam. Arsitektur organik harus menyesuaikan dengan alam sekitarnya
secara dinamis dan bukan melawan alam. Alam dalam hal ini dapat berupa
kekuatan struktural, angin, panas dan arus air, energy bumi, dan medan magnet,
seperti halnya tubuh manusia yang sulit dipisahkan dari pikiran dan
jiwa.

4. Of the people, Desain organik menempatkan penekanan khusus pada


pengembangan suatu hubungan yang kreatif dan sensitive dengan para
pemakai bangunan. Perancangan bentuk dan struktur bangunan, didesain
berdasarkan kebutuhan pemakai bangunan. Perancangan untuk
kenyamanan pemakai bangunan juga sangat penting.

5. Of the hill,Frank Lloyd Wright mengatakan bahwa hubungan suatu


bangunan dengan lokasinya akan lebih baik jika dinyatakan dengan ‘of the hill’
dibandingkan dengan ‘on the hill’. Idealnya, dalam suatu bangunan
organik akan terlihat tumbuh dan terlihat unik dalam sebuah lokasi.
Lokasi yang buruk dan tidak biasa akan menjadi tantangan bagi arsitektur
organik untuk memberikan solusi tak terduga dan imajinatif. Dalam
lingkup perkotaan, konteks bangunan yang sering dibangun adalah desain
orthogonal dan konvensional. Desain bangunan tersebut cocok diperkotaan
namun tidak cocok untuk daerah yang masih alami. Dalam hal ini, untuk desain
arsitektur organik, dalam lokasi manapun, arsitektur organik mengurangi
dampak manusia pada lingkungan alam sekitar.

6. Of the materials, Bentuk organik terpancar dari kualitas bahan bangunan yang
dipilih. Material tradisional dari bumi seperti jerami dan kayu digunakan dalam
bangunan organik. Arsitektur organik selalu memiliki material baru dan
terkadang menggunakan material yang tidak biasa di tempat yang tidak biasa.
Tetapi, kini kebutuhan akan material digunakan dengan baik di mana tidak
merusak ekologi dan pemanfaatan sumber daya alam dengan efisien. Hampir
semua arsitektur organik menggunakan material tersebut untuk menggambarkan
jiwa dan kualitas bangunan mereka.

7.Youthful and unexpected, Arsitektur organik biasanya memiliki karakter yang


sangat individu.Terkadang arsitektur organik seperti organisasi inkonvensional,
profokatif,dan bahkan anti-kekuasaan. Arsitektur organik dapat terlihat
muda, menarik, dan mengandung keceriaan anak-anak. Desain tersebut kadang-
kadang dibuat dengan penuh aksen dan memberi kejutan yang tidak
terduga.

8.Living music, Arsitektur organik mengandung unsur music modern, di


mana mengandung keselarasan irama, dari segi struktur dan proporsi bangunan
yang tidak simetris. Arsitektur organik selalu futuristik dan moder
Lingkungan dapat mempengaruhi perasaan kita. Suasana di luar atau di dalam gedung
pun demikian. Terdapat bukti kuat yang menyatakan bahwa terkurung di dalam bangunan,
memberi efek buruk bagi kesehatan kita. Sebaliknya, berada di lingkungan luar memberi
pengaruh yang positif bagi kesehatan kita. Studi pun menyatakan bahwa pemandangan alam
dari dalam rumah memberikan perubahan signifikan dalam kehidupan manusia.
Menghubungkan interior dan eksterior bangunan mendorong "Organic Architecture" atau
arsitektur organik yang dipelopori oleh Frank Lloyd Wright pada awal 1900. Arsitektur
organik hampir selalu diatur oleh satu kumpulan pola geometrik yang konsisten dalam setiap
perhitungan bangunan. Mulai dari keseluruhan rancangan hingga hal-hal kecil seperti lemari
dan pegangan pintu. Pola membantu kita agar mengerti jalannya kehidupan ini. Pola
memungkinkan kita memprediksi cuaca dan juga mengetahui kapan kereta selanjutnya tiba.
Orang-orang akan mengerti bagaimana suasana lingkungan mereka ketika diatur oleh pola.
Sebuah rumah yang dibangun dengan pola, akan membuat lingkungan sekitarnya menjadi
komprehensif dan nyaman. Untuk menyatukan ruang interior dengan lingkungan luar
ruangan, arsitektur organik menggunakan material alami lokal untuk menyelesaikan sebuah
rumah. Rumah organik biasanya menggabungkan batu dan kayu lokal. Jika permukaan
lembut palsu yang dipakai berukuran besar, mereka biasanya diberi pola agar menghasilkan
tekstur yang memberi nuansa alami. Arsitektur organik biasanya menggabungkan kombinasi
objek yang berat dan besar, serta struktur yang lebih ringan. Objek yang besar biasanya
menyatukan bangunan ke tanah dudukannya, seperti batang pada pohon. Sementara kanopi
yang ringan memberikan perlindungan tanpa membuat orang di bawahnya merasa tertekan
atas tembok-tembok besar. Kaca adalah medium kritikal untuk arsitektur organik. Desain
jendela yang teliti memungkinkan ruang di dalam dan luar tidak terbatasi antara keduanya.
Untuk mewujudkan ini, arsitek organik biasanya memastikan bingkai jendela dibuat
tersembunyi. Menyatukan bangunan dengan tempat dudukannya, penting untuk memastikan
bahwa bangunan cocok berada di lokasi tersebut. Frank Lloyd Wright mengatakan bahwa
bangunan haruslah "menjadi bagian dari bukit dan bukan di atasnya". Begitu juga arsitektur
organik, harus muncul dan tumbuh dari tanah dudukannya. Ketika perbedaan antara tanah
dudukan dan bangunan hilang, lingkungan luar ruangan dapat dirasakan di dalam rumah

Teori Sejarah Menurut Oswald Spengler (1880-1936)


O Spengler tersohor karena dengan kitabnya yang berjudul : Der Untergang des
Abendlandes (Decline of the West = keruntuhan dunia barat-eropa). Spengler bertindak
laksana seorang ahli nujum : meramalkan keruntuhan eropa.
Ramalan itu atas keyakinan bahwa gerak sejarah ditentukan oleh hukum alam yang disebut
nasib, fatum, atau dalam bahasa jerman schicksal. Dalil Spengler bahwa kehidupan sebuah
kebudayaan dalam segalah-galahnya sama dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan, kehidupan
hewan dan perikehidupan manusia. Persalaan itu pula dengan alam semesta : makro-cosmos
dan mikro-cosmos, sama dengan susunan dan sama kehidupannya. Adapun persamaan itu
berdasarkan kehidupan organis yang dikuasasi hukum-syclus sebagai wujud dari pada fatum.
Hukum itu tampak pada cyclus:
ALAM MANUSIA TUMBUH- HARI KEBUDAYAAN
TUMBUHAN
Musim semi Masa muda Masa pagi pertumbuhan
pertumbuhan
Musim panas Masa dewasa Masa siang perkembangan
berkembang
Musim rontok Masa pada Masa berbuah sore kejayaan
puncaknya
Musim dingin Masa tua Masa rontok malam keruntuhan

Tiap-tiap masa pasti datang pada waktunya, sesudah musim dingin pasti musim semi
datang pula. Itulah keharusan alam, itulah yang pasti-mesti-tentu terjadi. Manusia tidak dapat
berbuat apa-apa kecuali menerimah amor fati.
Seperti dalam historis-materialisme sesudah masyarakat kapitalispasti-mesti-tentu datang
masyarakat tak berkelas, demikian pula suatu kebudayaan pasti-mesti-tentu runtuh apabilah
sudah melewati puncak kebesarannya. Maka oleh sebab itu keruntuhan suatu kebudayaan
dapat diramalkan terlebih dahulu berdasarkan perhitungan.
Apakah kebudayaan itu? Kebudayaan adalah wujud dari seluruh kehidupan
manusia:bahasa, adat, industri, filsafatdan sebagainya. Ditiap-tiap wilayah kehidupan
manusia timbul suatu kebudayaan barat (eropa-amerika), india, tiongkok, mesir, babilonia
dsb. Kebudayaan-kebudayaan semuanya mengalami masa lahir-muda-dewasa-tua-mati, tepat
seperti tumbuh-tumbuhan biasa.
Spengler mengadakan perbedaan antara kultur dengan civilization. Kultur adalah
kebudayaan yang masih hidup, dapat tumbuh dan berkembang, seperti sebuah dahan yang
masih bisa berbunga. Sedangkan civilization adalah kebudayaan yang sudah tidak dapat
tumbuh lagi, sudah mati. Contoh musik keroncong adalah suatu yang masih hidup dan masih
tumbuh terus. Seni pahat candi adalah suatu seni yang sudah mati. Sembah sebagai kultur
adalah perjalanan menerimah berkah dari seorang yang dipandang sakti. Sembah sebagai
civilization adalah adat kebiasaan yang dilaksanakan tanpa merasakan apa-apa secara
mekanis (dengan sendirinya)
Suatu kebudayaan sudah mendekati keruntuhan apabilah kultur sudah menjadi
civilization. Apabila kultur sudah kehilangan jiwanya maka daya pencipta dan gerak sejarah
membeku.
Apa tujuan gerak sejarah?gerak sejarah tidak bertujuan sesuatu kecuali melahirkan-
membesarkan-mengembangkan-meruntuhkan kebudayaan kebudayaan. Bandingkan tujuan
kehidupan padi? Bertumbuh – berbuah – mati, itulah tujuan siklus kehidupannya.
Spengler menyelidiki kebudayaan barat dengan sejarah kebudayaan-kebudayaan yang
sudah tenggelam kalau ia berkesimpulan bahwa:
1. Kebudayaan barat sudah sampai pada masa tua. Yaitu masa civilization.
2. Sesudah masa civilization itu kebudayaan barat pasti-mesti-tentu runtuh
3 Manusia barat harus dengan bersikap berani menghadapi keruntuhan itu.
Mempelajari sejarah tujuannya adalah mengetahui tingkat kebudayaan (diagnose) seperti
seorang dokter menentukan sifat seorang penderita. Sesudah diagnose ditentukan, nasib
kebudayaan itu dapat diramalkan sehingga untuk seterusnya pemilik kebudayaan itu dapat
menentukan sikap-sikap mereka.
B. Konsep Dasar Arsitektur Organik

Arsitektur organik memiliki beberapa konsep dasar. Berikut beberapa konsep


dasar dalam desain arsitektur organik:

Building as nature, bangunan bersifat alami dimana alam menjadi pokok dan inspirasi
dari arsitektur organik.Bentuk-bentuk organism dan struktur suatu organism dapat menjadi
konsep dan gagasan yang tidak ada akhirnya dalam desain arsitektur organik.
Continous present, suatu karakteristik khusus dari desain arsitektur organik adalah bahwa
arsitektur organik merupakan sebuah desain arsitektur yang terus berlanjut, dimana tidak
pernah berhenti dan selalu dalam keadaan dinamis yang selalu berkembang mengikuti zaman
namun tetap membawa unsur keaslian dan kesegaran dalam sebuah desain.
Form Follows Flow, bentuk bangunan sebaiknya diciptakan mengikuti aliran energi
alam. Arsitektur organik harus menyesuaikan dengan alam sekitarnya secara dinamis dan
bukan melawan alam. Alam dalam hal ini dapat berupa kekuatan struktural, angin, panas dan
arus air, energii bumi, danmedan magnet, seperti halnya tubuh manusia yang sulit dipisahkan
dari pikiran dan jiwa.
Of the people, desain organik menempatkan penekanan khusus pada pengembangan
suatu hubungan yang kreatif dan sensitive dengan para pemakai bangunan. Perancangan
bentuk dan struktur bangunan, didesain berdasarkan kebutuhan pemakai bangunan.
Perancangan untuk kenyamanan pemakai bangunan juga sangat penting.

Of the hill, Frank Lloyd Wright mengatakan bahwa hubungan suatu bangunan dengan
lokasinya akan lebih baik jika dinyatakan dengan ‘of the hill’. dibandingkan dengan ‘on the
hill’. Idealnya dalam suatu bangunan organik akan terlihat tumbuh dan terlihat unik dalam
sebuah lokasi. Lokasi yang buruk dan tidak biasa akan menjadi tantangan bagi arsitektur
organik untuk memberikan solusi tak terduga dan imajinatif. Dalam lingkup perkotaan,
konteks bangunan yang sering dibangun adalah desain orthogonal dan konvensional. Desain
bangunan tersebut cocok di perkotaan namun tidak cocok untuk daerah yang masih alami.
Dalam hal ini untuk desain arsitektur organik, dalam lokasi manapun, arsitektur organic
mengurangi dampak manusia pada lingkungan alam sekitar.
Of the materials, bentuk organik terpancar dari kualitas bahan bangunan yang dipilih.
Material tradisional dari bumi seperti jerami dan kayu digunakan dalam bangunan organik.
Arsitektur organik selalu memiliki material baru dan terkadang menggunakan material yang
tidak biasa di tempat yang tidak biasa. Tetapi, kini kebutuhan akan material digunakan
dengan baik dimana tidak merusak ekologi dan pemanfaatan sumber daya alam dengan
efisien. Hampir semua arsitektur organik menggunakan material tersebut untuk
menggambarkan jiwa dan kualitas bangunan mereka.
Youthful and unexpected, arsitektur organik biasanya memiliki karakter yang sangat
individu. Terkadang arsitektur organik seperti organisasi inkonvensional, profokatif, dan
bahkan anti-kekuasaan. Arsitektur organik dapat terlihat muda, menarik, dan mengandung
keceriaan anak-anak. Desain tersebut kadang-kadang dibuat dengan penuh aksen dan member
kejutan yang tidak terduga.
Living music, arsitektur organik mengandung unsur musik modern, dimana
mengandung keselarasan irama, dari segi struktur dan proporsi bangunan yang tidak simetris.
Arsitektur organik selalu futuristik dan modern.

C. Ciri Umum Desain Arsitektur Organik

Arsitektur organik adalah sebuah konsep arsitektur dimana ruang dan bentuk dipadukan.
Ruang menjadi pusat pemikiran. Arsitektur organik secara konseptual menggabungkan
konsep tempat tinggal manusia dengan lingkungan alam.
Ciri pada umumnya:

 Terinspirasi bentukan alam.

 Elastis, lentur, mengikuti aliran.

 Pendalaman terhadap konsep serta kepuasan dalam ide.

 Bentuk.

 Unik dan lain dari yang lain.

 Adanya unsur pengulangan.

 Penuh dengan kejutan dan permainan.

 Mengkespresikan konsep ide secara kuat.

Desain arsitektur organik bisa menjadi ide bagi Anda untuk menciptakan kesan sebuah rumah
atau bangunan yang unik sekaligus menyatu dengan alam.

Gerakan Ekspresionis kerap diyakini sebagai berlawanan dengan ide ruang. Memang
ruang sebagai suatu ide tidaklah menjadi subjek utama dari perselisihan artistic di antara para
arsitek Ekspresionis, meskipun demikian, Spengler dengan jelas menempatkan ekspresi dari
massa aritektur menurut ekspresi ide ruang faustian.

Geometri dalam Arsitektur


Geometri merupakan suatu dasar pemikiran akan bentuk, mulai dari
bentuk
yang ada pada alam hingga bentuk yang merupakan suatu
arsitektur. Menurut
World Book Encyclopedia
, geometri didefinisikan sebagai
berikut: “Geometri merupakan suatu ilmu matematika yang sangat terkait
dengan bentuk, ukuran, dan pemposisian. Bentuk geometri termasuk dua
dimensional, seperti segitiga dan persegi, serta tiga dimensional, seperti
kubus dan bola.”
Pengertian arsitektur yang terdapat dalam buku Hybrid Space, yaitu
Arsitektur adalah suatu seni atau pengetahuan mengenai bangunan,
khususnya seni atau praktek perancangan struktur yang layak dihuni
(Zellner, 1999: 9). Pengertian ini lebih menyempitkan pengertian
arsitektur
sebagai suatu seni. Suatu seni tentunya ditujukan untuk dapat
menghasilkan
suatu yang memiliki nilai keindahan.
Kimberly Elam mengemukakan
bahwa
arsitektur memiliki hubungan
yang kuat dengan geometri. Salah satu yang
menghubungkan antara kedua hal
ini adalah nilai estetis
(Elam, 2001: 101).
Dari pendapat di atas didapat bahwa geometri dapat menjadi salah satu
elemen yang dapat menjadikan suatu karya arsitektur memiliki nilai estetis.
Tapi tentunya untuk menimbulkan nilai estetis ini, maka karya arsitektur
tersebut kemudian dibatasi dengan aturan-aturan geometri yang ada.
Dengan adanya aturan ini, bentuk yang dihasilkan menjadi terikat. Salah
satu contoh lain aturan geometri adalah golden section.
Arsitek romawi
bernama Marcus Vitruvius menjelaskan bahwa pembangun harus selalu
menggunakan rasio yang tepat dalam pembangunan suatu kuil. Tiap kuil
yang ada pada saat itu, harus menggunakan aturan golden section, sehingga
bentuk kuil pada saat itu tidak beragam dan memiliki standar yang sama.
Dengan bentuk yang dibatasi oleh aturan golden section tersebut, tentu saja
para arsitek pada saat itu tidak dapat mengeluarkan ide kreatif mereka,
sehingga keragaman arsitektur pada saat itu sangat berkurang. Kimberly
Elam
menjelaskan
bahwa geometri memiliki fungsi yang relevan dalam
memperlihatkan hubungan visual suatu objek dari segi proporsi, dan juga
pola perkembangan objek tersebut. Hal ini juga banyak diterapkan oleh
bangunan pada saat itu. Pada saat itu, lukisan dan bangunan yang tidak
menggunakan prinsip geometri tidak dapat dianggap sesuatu yang indah.
Banyak lukisan-lukisan dan bentuk yang tidak menggunakan aturan
geometri. Walaupun tidak menerapkan aturan ini, lukisan ataupun bentuk
tersebut dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang indah. Terlihat bahwa
kaidah geometri dalam suatu desain dapat membatasi variasi desain yang
dihasilkan. Selain dari penggunaan geometri sebagai pemvisualisasian
hubungan dan proporsi dari suatu objek, geometri juga memiliki fungsi
sebagai suatu kaidah yang digunakan untuk memberi ukuran pada bangunan
dan bentuk.
Le Corbusier menganggap bahwa geometri
memiliki keterkaitan dengan
ukuran, yang kemudian akan membentuk suatu aturan dalam bangunan
tersebut. Dan ia juga menyebutkan bahwa proporsi suatu struktur, sangat
berkaitan dengan skala manusia. Hal ini yang kemudian membentuk suatu
aturan baru, yaitu bagaimana suatu struktur harus relevan dengan skala
manusia sebagai pengguna struktur tersebut. Anggapan Le Corbusier ini
benar. Dalam penciptaan suatu ruang, maka arsitek harus menggunakan
skala manusia. Namun, pada saat ini, ruang tidak hanyaberfungsi sebagai
wadah bagi kegiatan manusia, dan tidak seterusnya hanya bergantung
kepada nilai fungsional. Kini aturan geometri yang dijelaskan Le Corbusier,
sudah dapat dipatahkan, dengan adanya bentuk arsitektur yang tidak
berlandaskan skala manusia.
Berdasarkan pengertian dari geometri
(
measuring the earth
), geometri
adalah sesuatu yang dinamis. Geometri dapat menghasilkan bentuk (
form
)
karya arsitektur yang bebas. Kita juga dapat secara bebas menggunakan
kaidah-kaidah yang ada di dalam geometri, sebagai dasar untuk
menghasilkan suatu bentuk atau karya arsitektur. Sehingga suatu karya
arsitektur menjadi sesuatu yang benar-benar merdeka dan bebas baik dari
segi ekspresi bentuknya (
form
). Kata bebas atau merdeka di sini tidak berarti
mengandung pengertian yang sebebas-bebasnya. Tetapi tetap mengacu
kepada sesuatu yang ada di dalam geometri, sebagai proses pembentukan
suatu bentuk atau karya arsitektur
Ilmu biologi pun dapat diterapkan pada bentukan dari geometri.
Sehingga
tidak heran jika karya-karya arsitektur, banyak yang berbentuk
atau mengadopsi
bentuk alam. Pada saat ini di dalam geometri dan
arsitektur, bentuk-bentuk yang
biasa kita kenal telah hilang, seakan-akan
seperti ditelan oleh cepatnya perubahan. Lalu, munculah bentuk yang benar-
benar baru, aneh, dan terasa asing, tetapi tetap merupakan ruang tempat
hidup manusia. Tetap merupakan ruang tempat hidup manusia.
Arsitektur dan geometri tidak harus menuruti apa yang telah ada
sebelumnya,
tetapi mewujudkan sebuah ruang yang bebas dimana kita
dapat menjelajahinya.
Pada akhirnya arsitektur dan geometri harus
membuat tempat yang disebut sebagai
ruang kebebasan. Sebagai bentuk
dan ekspresi kebebasan diri, terkadang arsitektur diwujudkan sebagai bentuk
atau
form
yang mungkin saja tidak dapat
hadir di dalam dunia nyata, tetapi
hanya dapat hadir di dalam suatu imajinasi
atau
electrosphere
dengan
bantuan kecanggihan teknologi virtual.
Di dalam geometri kita juga diberikan kebebasan untuk menggunakan
ide di
dalam merancang suatu karya arsitektur (form). Ternyata banyak
sekali alternatif
atau pilihan prinsip geometri di dalam merancang, seperti
menggunakan prinsip
classical idea, euclidean, non-euclidean
, topologi, teori
gestalt, teori gibson,
taksonomi, dan lainnya. Hal-hal inilah yang sebenarnya
tidak kita ketahui sebelumnya,
bahwa di dalam geometri terdapat banyak
ide atau pemikiran. Sehingga
suatu bentuk dan karya arsitektur yang
dihasilkan pun akan sangat kaya dan
beragam ekspresinya maupun
wujudnya.
Bentuk atau form yang ”bebas” bukanlah berarti suatu bentuk
yang sebebasbebasnya.
Arsitektur tetap harus dapat menjadi perlambang
sesuatu, atau pun
perlambang dirinya sendiri. Arsitektur harus dapat
menyampaikan isi atau makna yang terkandung di dalamnya. Lebih jauh
lagi, arsitektur harus dapat memicu pertanyaan
,
”Mengapa dan bagaimana
ia diciptakan?”. Sesuatu di dalam
geometri itulah yang sangat penting
sebagai proses pembentukan suatu
form
atau karya arsitektur. Arsitektur
yang baik adalah arsitektur yang dengan jujur
mengupas segalanya hingga
menjadi jelas. Proses pembentukan form ini seringkali
menjadi hal yang
terlewatkan untuk kita sadari ketika sedang merancang.
Padahal proses
pembentukan form itulah yang sangat penting untuk kita ketahui.
Suatu
bentuk yang sederhana sekali pun, pada dasarnya memiliki arti di dalamnya,
baik itu proses pembentukan maupun kehadirannya.
Dalam arsitektur, w
ujud wujud
dasar geometri yang sering dikenal
adalah lingkaran, persegi, dan segitiga. Kemudian ada wujud yang dikatakan
sebagai
platonic solid
atau bentuk tiga dimensional, seperti bola, kubus,
kerucut, silinder, balok, dan limas (piramida).
Penerapan Arsitektur Organik dan Geometrik pada
Bangunan.
Contoh bangunan yang diambil adalah Falling Water
Frank Lloyd Wright.
Falling Water
atau Kaufmann
Residence
adalah rumah yang dirancang oleh
arsitek Amerika Frank Lloyd Wright pada tahun 1935 di Pennsylvania.
Bangunan ini ditetapkan sebagai National Historic Landmark di 1966. Pada
tahun 1991, American Institute of Architects menunjukkan bahwa Falling
Water adalah “The Best all-time work American architecture”. Sementara itu
National Geographic Traveler menetapkannya sebagai “Place of a Lifetime”.
Sejak tahun 1963, Falling Water beserta seluruh isinya oleh keluarga
Kaufmann Jr. diserahkan kepada Western Pennsylvania Conservacy untuk
dijadikan museum.
Merujuk pada konsep
arsitektur organik yang
terinspirasi atau dekat
dengan alam, bangunan ini
didirikan langsung di atas air
terjun yang curam pada
sebuah pedesaan.
Frank
Lloyd Wright menggunakan air dinamis dalam bentuk air terjun yang
membuat bangunan tersebut berkesan melayang dengan dominasi
material alam.
Bagian bangunan yang terkesan melayang dan menjorok
ke air terjun adalah ruang keluarga. Air terjun tersebut menjadikan musik
alami yang dapat terdengar di seluruh ruangan rumah.
Konstruksinya
menggunakan rangkaian balkon didukung balok-balok dengan
menggunakan batu kapur untuk semua permukaan vertikal dan beton
untuk permukaan horizontal.
Pada interiornya, lantai dan dinding juga menggunakan batu alam,
sedangkan perabotnya menggunakan material kayu, seperti kursi dan
meja. Bangunan ini mengikuti
bagaimana kondisi alam, di mana
struktur bangunan yang dirancang
disesuaikan dengan keadaan tapak
atau lokasi bangunan yang
ditempatkan pada air terjun. Bukaan-
bukaan besar, seperti jendela pada
ruangannya dirancang untuk merasakan keindahan alam dan juga dapat
dijadikan sebagai masuknya penghawaan dan pencahayaan alami.
Bangunan ini terlihat sangat dominan dengan unsur vertikal dan
horizontal seperti gaya Art-Deco yang memunculkan kembali ide-ide lama
dan diolah serta disesuaikan dengan masa sekarang. Bentuk geometri,
yaitu balok disusun secara vertikal dan horizontal dengan ukuran dan
material yang berbeda. Sehingga, bangunan ini terlihat dinamis sesuai
dengan perkembangan zaman tanpa merubah desain konsep tersebut.
Unik dari bangunan yang lain adalah salah satu ciri arsitektur organik.
Kantilever yang dibuat
overhang
yang langsung berada di atas air terjun
menjadikan bangunan ini unik dan tidak termakan oleh perkembangan
zaman. Bentuk rumah ini tidak seperti rumah pada umumnya yang
cenderung terikat oleh ruang dan mengahasilkan bentuk yang biasa-biasa
saja.
Falling Water
membuktikkan bahwa keterikatan fungsi bangunan
tidak menjadikan bentuk bangunan menjadi kaku, namun dapat
menghasilkan bentuk yang luwes dan menghasilkan bentuk yang
ekspresif.
Referensi
http://www.academia.edu/4380899/Prom_prom_ARSITEKTUR_ORGANIK
http://hamdiel.files.wordpress.com
http://thismeyy.blogspot.com/2011/01/arsitektur-organik.html
http://arsitektur.net
http://www.fallingwater.org

Anda mungkin juga menyukai