OLEH :
D024231007
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................iii
KATA PENGANTAR........................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN...............................................................................................1
BAB II
BAB III
A. ARSITEKTUR ORGANIK.......................................................................12
B. ARSITEKTUR EKOLOGI........................................................................12
C. ARSITEKTUR BIOKLIMATIK...............................................................12
D. ARSITEKTUR BIOFILIK........................................................................13
E. SMART BUILDING.................................................................................13
F. GREEN ARCHITECTURE.......................................................................13
BAB IV
KESIMPULAN...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini sesuai
yang diharapkan sebagai salah satu kegiatan belajar dalam mata kuliah Teknologi
Bangunan Berwawasan Lingkungan. Dalam makalah ini penyusun membahas
tentang Kajian Arsitektur Organik. Dalam proses pembuatan karya ilmiah ini,
penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Ir. Nurul Jamala
Bangsawan, M.T. selaku Dosen bidang studi Teknologi Bangunan yang telah
memberikan kesempatan serta masukan pada saya dalam menyusun makalah ini.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Menurut Frank Lloyd Wright arsitektur Organik adalah arsitektur
yang harmonis dengan tapak atau site, terbentuk dari dalam ke luar secara
integral seperti tumbuhan, dan menghasilkan ruang-ruang yang mengalir
dan mengutamakan perasaan bebas di dalam ruang seperti kebebasan yang
ada di alam.
2
4. Of the people
Selain energi dari alam, desain Arsitektur Organik juga
dipengaruhi oleh hubungan dengan pemakai bangunan. Desain
Arsitektur Organik dipengaruhi oleh aktifitas, aktifitas yang diwadahi
pada bangunan, tujuan bangunan, kebutuhan pengguna, kenyamanan
penggunanya dan keinginan-keinginan penggunanya. Steadman
(2008) mengatakan bahwa salah satu ide yang melekat pada Arsitektur
Organik adalah pada metode komposisi yang bekerja dari dalam ke
luar, yakni dari program kebutuhan penghuni dan harapan mengenai
penampilan luar bangunan.
5. Of the hill
Frank Lloyd Wright menyebutkan bahwa suatu bangunan
dengan site lebih baik berhubungan secara „of the hill’ dibandingkan
dengan „on the hill’. Of the hill di sini memiliki arti bahwa bangunan
merupakan bagian dari site, bukan sekedar bangunan yang
ditempatkan di atas sebuah site.
6. Of the materials
Asitektur organik juga dapat diekspresikan melalui material yang
digunakan. Menurut Steadman dalam Rasikha (2009) ada kecenderungan
penggunaan material tertentu dalam Arsitektur Organik. Material yang
dipilih antara lain material alami, material lokal dan material yang dapat
memproduksi bentuk bebas.
7. Youthful dan unexpected
Arsitektur Organik biasanya memiliki karakter yang
inkonvensional, provokatif, terlihat muda, menarik dan mengandung
keceriaan anak - anak. Tsui dalam Rasikha (2009) mengatakan, unsur-
unsur yang dapat ditemukan pada bangunan organik antara lain adalah
perubahan, pergerakan fisik dari komponen-komponen bangunan,
kontinuitas struktur dan tampak, ruang yang terbuka dan beragam, denah
dengan grid yang tidak seragam, serta fluktuasi pada level lantai (Sujanra
et al., 2009).
3
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ARSITEKTUR ORGANIK
1. Kelebihan Arsitektur Organik
a. Memiliki Desain yang Lebih Natural
Arsitektur Organik mampu menghasilkan desain yang lebih
natural karena elemen-elemen alami dipergunakan dalam
merancang bangunan. Hal ini membantu dalam menciptakan
suasana yang nyaman di dalam rumah.
b. Lingkungan yang Lebih Sehat
Arsitektur Organik dalam pemilihan material yang
digunakan memberikan dampak yang minimal terhadap
lingkungan sekitar. Hal ini membuat lingkungan yang lebih sehat
bagi pemilik bangunan dan juga lingkungan sekitarnya.
c. Menghemat Energi
Arsitektur Organik memiliki desain yang berorientasi pada
cahaya dan gerakan udara sehingga memungkinkan penggunaan
energi yang lebih efisien.
d. Meningkatkan Kesehatan Mental
Arsitektur Organik juga membantu meningkatkan
kesehatan mental pemilik bangunan dengan memberikan suasana
yang natural dan tenang.
2. Kekurangan Arsitektur Organik
a. Biaya yang Mahal
Bangunan dengan Arsitektur Organik membutuhkan biaya
yang lebih tinggi dibandingkan dengan bangunan konvensional.
b. Membutuhkan Pekerja Ahli
Bangunan dengan Arsitektur Organik membutuhkan
pekerja ahli pada bidangnya untuk mempraktikkan desain yang
lebih rumit dan lebih natural.
4
c. Perawatan Lebih Intensif
Bangunan dengan Arsitektur Organik memerlukan
perawatan yang lebih intensif karena adanya penggunaan material
alami.
5
BAB II
A. Fallingwater
6
Gambar 2.2 Interior Fallingwater
(Ideaonline.com, 2022)
2. Ciri bangunan berdasarkan tema
1. Deskripsi
Gambar
10
C. South Australian Health And Medical Research Institute / Woods Bagot
(tetratech.com 2019 )
1. Deskripsi
Woods Bagot adalah sebuah biro arsitektur dan konsultansi global yang
didirikan di Australia. Biro ini fokus pada perancangan dan perencanaan
bangunan di berbagai macam sektor dan disiplin, termasuk transportasi,
pendidikan, ilmu pengetahuan, kesehatan, gaya hidup, olahraga, dan ruang
kerja( https://id.wikipedia.org/2023).
11
Institute bangunan dengan menggunakan selubung dengan material kaca
dengan trend bangunan modern futuristik. Form Follows Flow, Australian
Health and Medical Research Institute menggunakan empat bentuk
struktur jaring dengan bentuk kulit pinus pada selubung bangunan untuk
menghalangi paparan radiasi secara langsung kedalam bangunan, sehingga
radiasi matahari dapat terfilter dengan adanya struktur jaring tersebut.
12
BAB III
A. ARSITEKTUR ORGANIK
Arsitektur organik menekankan penggunaan bentuk-bentuk organik
atau alami dalam desain bangunannya. Pendekatan ini menggabungkan
harmoni dengan alam melalui penggunaan bahan organik, kurva alami, dan
integrasi dengan lanskap sekitarnya. Prinsip ini mendorong desain yang
berfungsi dengan alami dan menghormati lingkungan.
B. ARSITEKTUR EKOLOGI
Arsitektur ekologi bertujuan untuk menciptakan bangunan yang sangat
efisien dalam penggunaan energi dan sumber daya alam. Prinsip utamanya
adalah mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan
memaksimalkan keberlanjutan. Ini melibatkan penggunaan bahan bangunan
yang ramah lingkungan, pengolahan limbah, efisiensi energi, penggunaan
energi terbarukan, dan pendekatan desain yang memanjakan alam.
C. ARSITEKTUR BIOKLIMATIK
Arsitektur bioklimatik berfokus pada penggunaan kondisi iklim lokal
untuk merancang bangunan yang nyaman secara termal tanpa perlu terlalu
banyak mengandalkan sistem pendingin atau pemanas buatan. Ini
melibatkan pemosisian bangunan, penggunaan material yang cocok secara
termal, ventilasi yang baik, pemanfaatan penerangan alami, dan strategi
pasif lainnya untuk mengoptimalkan kondisi iklim dalam bangunan.
13
D. ARSITEKTUR BIOFILIK
Arsitektur biofilik menempatkan fokus pada hubungan antara manusia
dan alam, serta pentingnya menggabungkan unsur-unsur alami dalam desain
bangunan. Prinsip dasarnya adalah untuk menciptakan lingkungan yang
mendukung kesehatan dan kesejahteraan manusia dengan membawa alam
ke dalam ruang hidup, seperti penggunaan taman vertikal, penghijauan
dalam ruangan, pemanfaatan pencahayaan alami, dan penggunaan material
organik.
E. SMART BUILDING
Smart building adalah konsep desain yang mengintegrasikan teknologi
informasi dan komunikasi dalam bangunan untuk meningkatkan kinerja,
efisiensi, dan kenyamanan. Ini melibatkan penggunaan sensor, sistem
automation, monitoring dan kontrol energi, manajemen limbah, dan
teknologi terkait untuk mengoptimalkan penggunaan energi, keamanan, dan
kenyamanan dalam bangunan.
F. ARSITEKTUR HIJAU
Arsitektur hijau, juga dikenal sebagai green architecture atau
sustainable architecture, adalah pendekatan desain yang berfokus pada
pengurangan dampak lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup dengan
menggunakan bahan ramah lingkungan, penghematan energi, penggunaan
energi terbarukan, manajemen air yang efisien, dan penerapan konsep daur
ulang dan daur ulang. Tujuannya adalah menciptakan bangunan yang
berkelanjutan secara ekologis, sosial, dan ekonomis.
14
BAB IV
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
16