Anda di halaman 1dari 11

TADAO ANDO ARSITEK KONTEMPORER JEPANG

Tadao Ando bekerja sebagai seorang petinju, magang pada tukang kayu, dan membuka praktik arsitek
sendiri, pada 1969. Di antara rancangannya yang tercatat, termasuk: Azuma House, Osaka, Jepang,
1976; Kompleks Perumahan Rokko, Jepang; Gereja di atas Air, Hokkaido, Jepang; Gereja Terang, Osaka,
Jepang; Kuil Air, Hyogo, Jepang; Paviliun Jepang, 1992; Galeri untuk Institut Seni Chicago, 1992; tempat
Seminar TOTO, 1999; Kompleks Perkebunan Yumebutai, Pulau Awaji, 2001; Yayasan Pulitzer untuk
bidang Seni, St. Louis, MO, 2001; Kuil Buddha Komyo-ji, Saijo, Jepang, 2001; Rumah Mode, Milan, Italia,
2002; bangunan baru dari Museum Seni Modern Forth Worth, TX, 2001; Paviliun Piccadilly Gardens,
Manchester, Inggris, 2002; tambahan Clark Institute, Williamston, MA, 2004; Yayasan Langen, Neuss,
Jerman, 2004. Juga mengajar arsitektur di Yale, Columbia, dan Harvard.

Penghargaan: Lembaga Arsitektur Jepang, 1979; Rancangan Kebudayaan Jepang, 1983; Medali Alvar
Aalto, 1985; Kementerian Pendidikan Jepang, 1986; Seni Mainichi, 1987; Isoya Yoshida, 1988; Medaille
d'Or, French Academy of Architecture, 1989; Seni, Osaka, 1990; Arnold W. Brunner

Kesuksesan Lain

Tadao Ando adalah salah seorang arsitek kontemporer Jepang paling terkenal. Rancangannya sering
dibandingkan dengan Louis Kahn dan Le Corbusier dan dia tentunya mengambil inspirasi dari karya
mereka. Ciri khas karya Ando termasuk cakrawala luas dari dinding biasa yang digabung dengan kayu
atau lantai semen dan jendela-jendela besar. Elemen alami yang hidup seperti matahari, hujan, dan
angin adalah ciri khas yang termasuk dalam gaya kontemporernya.

Ando lahir beberapa menit sebelum saudara kembarnya di Osaka, Jepang tahun 1941. Ketika dia
mencapai usia dua tahun, keluarganya memutuskan dia dibesarkan oleh neneknya sementara saudara
kembarnya, tetap tinggal bersama orangtuanya. Masa kecil lingkungan Ando terdiri dari tempat kerja
banyak perajin, termasuk toko hasil kerajinan kayu di mana ia belajar teknik keahlian tersebut. Sebagai
orang dewasa, usaha rancangan terdininya sebuah rumah-rumahan kayu kecil dan perabotannya.

Ando mengatakan pada Watanabe Hiroshi dalam artikel tahun 1993 untuk Japan Quarterly bahwa
neneknya ‘tidak kaku mengenai sekolah, namun dia sangat disiplin bahwa saya perlu pegang perkataan
saya.

Ia adalah pelajar rata-rata dan daripada mengejar pendidikan, Ando mengikuti jejak saudaranya,
menjadi petinju profesional pada usia 17 tahun. Serangkaian pertandingan tinju segera membawanya ke
Bangkok, Thailand. Sementara di sana, ia mengunjungi kuil Buddha pada waktu senggang dan kagum
oleh berbagai rancangan. Ia kemudian menghabiskan beberapa tahun berkelana di Jepang, Eropa, dan
AS mengamati rancangan gedung.

Ando meninggalkan karier bertinjunya lalu melatih diri menjadi tukang kayu dan mungkin memulai
karier sebagai tukang bangunan bukan arsitek kecuali, dia terus mendorong para nasabah untuk
menerima ide rancangannya yang tak lazim. Ia tidak punya pelatihan formal arsitek. Ia menggunakan
daftar buku mahasiswa arsitek yang diwajibkan dalam empat tahun. Ia melatih dirinya sendiri selama
setahun. Ia tidak belajar pada arsitek lain, karena setiap kali mencobanya, dia harus menjelaskan dalam
wawancara. Ia pun dipecat karena ‘keras kepala dan cepat marah.’

Ando lebih jauh mendemonstrasikan kebebasannya dengan menolak mengembangkan sebuah kantor di
Tokyo, yang biasanya dianggap penting bagi kesuksesan arsitek di Jepang. Ia membuka praktik tahun
1969 pada usia 28 tahun di kota asalnya Osaka.

Perusahaannya yang dikelola istrinya, Yumikio, masih berbasis di Osaka. Akibatnya, mayoritas besar
gedungnya berada di sekitar Osaka termasuk beberapa proyek dekat Kobe.

Keberhasilan pertama Ando dihargai Azuma House dan dia menerima penghargaan tahunan Lembaga
Arsitektur Jepang tahun 1979. Diselesaikan tahun 1976, dan juga dikenal sebagai Rowhouse di
Sumiyoshi, sebuah rumah kecil di daerah golongan pekerja Osaka, yang memperkenalkan semua elemen
dari karya kemudiannya; dinding semen licin, kaca cakrawala besar, interior rapi, dan penekanan dengan
membawa alam bersentuhan dengan penghuni. Hanya dua tingkat tingginya dan hanya sedikit lebih
lebar dari tiga meter, dinding depan tanpa kaca jendela seluruhnya terbuat dari beton bertulang dengan
sebuah area istirahat yang menaungi jalan masuk. Rumah terdiri dari tiga komponen kubus. Kubus
pertama terdiri dari ruang duduk di lantai bawah, dan kamar tidur utama di atas. Bagian ketiga terdiri
dari dapur, ruang makan, dan kamar mandi di lantai lebih bawah, dan kamar tidur anak-anak di lantai
lebih atas. Antara kedua bagian adalah sebuah halaman tengah.

Kompleks Perumahan

Salah satu proyek lebih besar Ando yang terkenal adalah Kompleks Perumahan Rokko. Kompleks yang
dibangun dalam tiga tahap pada kemiringan 60 derajat dari pegunungan Rokko, termasuk ruang publik
terbuka dan apartemen pribadi terinsulasi. Setiap apartemen memiliki sebuah teras dengan
pemandangan luar biasa dari Pelabuhan Kobe dan Teluk Osaka.
Paviliun Jepang empat lantai buatan Ando dianggap sebagai karya arsitek paling menakjubkan di
Expo’92 Seville, Spanyol. Salah satu bangunan kayu terbesar di dunia, paviliun berukuran 60 meter lebar,
40 meter kedalaman, dan 25 meter pada titik tertingginya. Kayu tanpa cat, salah satu material bangunan
tradisional di Jepang, yang dikontraskan dengan unsur modern, seperti, atap layar bercat teflon yang
buram.

Tahun 1999, rancangan Ando untuk sebuah rumah seminar bagi TOTO, sebuah pabrik alat-alat saluran
air, dibangun. Ando diminta oleh perusahan itu untuk ‘mencari lokasi yang menyegarkan secara rohani,’
menurut Peter Davey dari Architectural Review. Lokasi yang dipilih di atas sebuah bukit yang melihat
sebuah hutan menuju ke Teluk Osaka. Ia merancang proyek terbesar sampai saat itu: kompleks kebun
70 hektare di Pulau Awaji, Jepang. Ando menyebutnya yumebutai, yang berarti ‘suatu tempat impian.’

Pada 2001, Yayasan Calder menyewa Ando merancang museum baru di Philadelphia, Pennsylvania, yang
menurut Interior Design, akan ‘didedikasikan pada tiga generasi pematung yang berbagi nama,
Alexander Calder dan sebuah medium.’ Dia juga dikontrak untuk mendesain Francois Pinault, Yayasan
Kontemporer Seni di Paris, Prancis dsan Institut Clark di Williamston, Massachusetts. Berikutnya
bangunan baru, Yayasan Pulitzer untuk seni di St. Louis, Missouri, dibuka untuk umum pada Oktober
2001. Itu proyek kelembagaan pertama di AS.

Pada 2002, konstruksi diselesaikan atas desain Ando yang lain, yakni Museum Seni Modern Fort Worth,
Texas. “Di Ft. Worth dia menciptakan pengalaman arsitektur yang kaya dengan bahan dan pergerakan.
Anda merasa ditarik melalui galeri yang masuk akal dan misterius, sederhana dan mengejutkan,” tulis
Cathleen McGuigan dari Newsweek. Proyek Inggris pertama Ando bergabung pada suatu kelompok yang
menata kembali Manchester Piccadilly Gardens.

Ando memberikan kuliah secara luas dan mengajar arsitektur di universitas AS seperti Yale, Columbia,
dan Harvard. Menurut Herbert Muschamp dalam suatu wawancara untuk New York Times tahun 1995,
Ando menilai Jepang ‘membosankan.’ Ia memilih AS, karena bangsa Amerika didorong memiliki mimpi
masing-masing dan mengejarnya. Di Jepang, dia mengatakan, masyarakat tidak mengizinkan mereka
bermimpi.

Ando yang seumur hidupnya mengejar impiannya , melalui bangunan menampilkan cita-citanya.

Ando mempunyai pepatah terkenal , yakni bertempur dengan diri sendiri , seumur hidupnya
merealisasikan kata-katannya sendiri.Pada tahun 1995 ia mendapat pengakuan kalangan internasional ,
meraih hadiah Nobel dalam dunia arsitek yakni Pritzker , ia bisa meraih hadiah ini , karena hidupnya
dipenuhi dengan perjuangan , yang membuat banyak kaum muda dan banyak arsitek semuanya sangat
terkesan.
BIOGRAFI

Kenzo Tange adalah seorang arsitek terkenal berkebangsaan Jepang. Tange lahir di Imabari Prefektur
Ehime pada tanggal 4 September 1913. Pada tahun 1938, Tange menyelesaikan studinya di Depertemen
Arsitektur Universitas Tokyo kemudian melanjutkan studinya di Universitas Tokyo (1942-1945). Pada
tahun 1965, Tange meraih gelar Ph.D dari Universitas Tokyo. Sejumlah gelar Doktoral lainnya juga dia
terima dari perguruan tinggi yang berada di Eropa, Amerika, dan Asia. Setelah mempunyai gelar
Profesor, Tange menjadi pengajar di Universitas Tokyo pada tahun 1946. Di samping itu, Tange juga
diminta untuk menjadi Profesor tamu di Masschussets Institute of Technology (1959-1960), dan Harvard
University (1987).

Tange memulai karir gemilangnya pada tahun 1945 setelah dia memenangkan sayembara terbuka, yaitu
perancangan gedung Hiroshima Peace Center (HPC). Di awal kariernya itu, berbagai prestasi yang dicapai
oleh Kenzo Tange, di antaranya dia berhasil menjadi pemenang pertama kompetisi penciptaan gedung
Kenangan Asia Timur (1942), pemenang pertama Pusat Kebudayaan Jepang di Bangkok (1943), dan
pemenang pertama kompetisi pembangunan Pusat Perdamaian Hiroshima (1949). Karena berbagai
prestasinya yang mengagumkan itu, Tange dapat disejajarkan dengan para tokoh arsitektur modern
awal generasi di atasnya Le Corbusier, Grophius, Wight, Mies van der Rohe dan sebagainya.

Pada tahun 1949, Tange menikah dengan Toshiko Kato pada 1949 dan menikah untuk kedua kalinya
dengan Takako Iwata pada tahun 1971. Dari pernikahannya tersebut, Kenzo Tange memperoleh putra-
putri, yaitu Michiko dan Paul Noritaka. Paul yang mengikuti jejak ayahnya, yang menjadi seorang arsitek
di mana dia bergabung dengan Tange pada tahun 1985. Tange memiliki tiga buah studio yang dia pimpin
sendiri yakni Studio Kenzo Tange (1946-1961), Kenzo Tange dan Urtec, Urbanist Architects (1961-1985),
serta Kenzo Tange dan Associates (KTA) pada tahun 1985- hingga saat ini. Kenzo Tange dan Associates
merupakan kantor pusat di Tokyo dan memiliki yang memiliki sekitar 80 orang arsitek dalam kurun
waktu 50 tahun terakhir, Kenzo Tange and Associates telah menyumbangkan proyeknya hampir di 30
negara di dunia, dan Kenzo Tange adalah satu-satunya arsitek yang paling banyak mengukir prestasi
dibanding dengan arsitek-arsitek lain. Tange telah memperoleh 4 medali sekaligus 7 penghargaan yang
sangat bergengsi bagi arsitek dunia,

PENDIDIKAN

Nihon University

University of Tokyo

PENGHARGAAN

The Royal Institute of British Architects (RIBA) Gold Medal

Gold Medal of the American Institute of Architects (AIA)

Order of Culture

Order of Sacred Treasure

Pritzker Architectural Prize

Praemium Imperiale

Wolf Prize in the Arts Carlsberg Architectural Prize

The International Union of Architects (UIA)

Daftar hasil karya arsitektur pilihan :

1955: Hiroshima Peace Memorial Museum, Hiroshima

1957: (Former) Tokyo Metropolitan Government Building, Yurakucho

1958: Kagawa Prefectural Government Building the east offices, Takamatsu, Kagawa

1960: Kurashiki City Hall, Kurashiki, Okayama

1964: Yoyogi National Gymnasium for the 1964 Summer Olympics, Tokyo

1964: St. Mary's Cathedral (Tokyo Cathedral) (Roman Catholic), Tokyo


1966: Master plan for rebuilding of Skopje, Republic of Macedonia, then part of Yugoslavia after the
1963 earthquake

1967: Towers of Fiera district (Regional administration of Emilia-Romagna), Bologna, Italy

1970: Site of Expo '70, Suita, Osaka

1970: Librino New Town Project, Catania City Italy

1977: Sogetsu Kaikan, Aoyama, Tokyo

1979: Hanae Mori Building, Aoyama, Tokyo

1982: Centro Direzionale, Naples

1982: Central Area New Federal Capital City of Nigeria, Nigeria

1986: Nanyang Technological University, Singapore

1986: OUB Centre, Singapore

1987: American Medical Association Headquarters Building, Chicago, Illinois, USA

1991: Tokyo Metropolitan Government Building, Shinjuku, Tokyo

1992: UOB Plaza, Singapore

1993: Phu My Hung Saigon South Master Plan, Ho Chi Minh City, Vietnam

1996: Fuji Television Building, Odaiba, Tokyo

1998: University of Bahrain, Sakhir, Bahrain

1998: WKC Centre For Health Development, Kobe, Hyogo

2000: Kagawa Prefectural Government Building the main offices, Takamatsu, Kagawa

2000: Tokyo Dome Hotel

2003: The Linear – Private Apartments, Singapore

2005: Hwa Chong Institution Boarding School, Singapore

Para Desainer Furniture dan Arsitek Terkenal Abad 20


Para Desainer Furniture dan Arsitek Terkenal Abad 20

Sesuai dengan postingan kami sebelumnya tentang desain furniture klasik. Berikut ini adalah sebuah
liputan tentang para Desainer furniture dan Arsitek terkenal pada abad 20 yang telah menjadikan abad
20 ini sebagai abad dimana sejarah perubahan paling revolusioner terhadap dunia furniture itu terjadi.

Desain Furniture pada abad 20 banyak mengaplikasikan metode inovasi teknologi dan proses
manufaktur baru yang sejalan dengan makin berkembangnya penciptaan dan pengenalan terhadap
bahan2x material dan konstruksi baru dengan pilihan gaya/style, material & bahan serta inovasi desain
yang sangat luas, beragam dan global.

Hal ini telah menjadikan Desain Furniture Abad 20 menjadi sebuah desain yang memiliki perkembangan
dan perubahan yang sangat cepat dengan memunculkan Desainer2x dan Arsitek Terkenal dengan
berbagai karyanya yang dikagumi oleh dunia. Adapn periode Desain Furniture abad 20 ini juga dikenal
sebagai periode furniture klasik, furniture modern dan furniture kontemporer.

Di bawah ini adalah beberapa seleksi dari Desainer Furniture dan Arsitek Terkenal di Abad 20 yang telah
merubah dunia desain furniture menjadi seperti yang kita kenal seperti sekarang ini, simak datanya
berikut ini yang kami susun sesuai dengan alphabet :

Alvar Aalto Membuat konsep desain yang sesuai dengan bentuk tubuh manusia.

Arne Jacobsen Desain furniturenya kebanyakan terbuat dari plywood yang dibentuk menjadi sebuah
bentukan organik.

Bauhaus Pengaruh desain dari Bauhaus masih bisakita rasakan saat ini. terkenal dengan sekolah desain
era modernnya.

Charles Eames revolusioner dengan karya furniture yang bisa kita lihat seperti hari ini.
Ettore Sotsass Desainer furniture terkenal dari Italia

Eileen Gray Seorang Arsitek inspirasional dari Irlandia

Eero Saarinen mempercayai bahwa desain adalah satu kesatuan tubuh manusia.

Gerrit Rietveld Terkenal dengan Desain Kursi Merah/Birunya.

Le Corbusier mendesain furniture untuk menciptakan gaya baru dalam dunia arsitektur, terkenal dengan
desain kursi “chaise longue” nya.

Mies van der Rohe adalah seorang arsitek yang sangat berpengaruh terhadap dunia desain furniture.

Marcel Breuer terkenal dengan karyanya “tubular steel chairs”.

Mario Bellini Seperti kebanyakan arsitek Italia, range aktifitasnya dari mulai arsitektur dan urban
planning sampai pada produk dan furniture desain.

Michelle De Lucch membuat sebuah eksperimental project dengan berorientasi pada produksi kerajinan
yang berskala kecil.

Memphis Group sebuah join manufaktur yang memproduksi desain furniture dari beberapa desainer.

Phillipe Starck

Pablo Pardo Interpretasi dari pencahayaan dalam berbagai bentuk desain furniture.
Richard Sapper Seorang Industrial desainer dari Jerman. Juga seorang penerima penghargaan industrial
desain ” Compasso d’Oro ” pada tahun 1959.

Shiro Kuramata seorang desainer jepang yang terkenal pada abad 20 dengan penggunaan material
industri seperti wire steel mesh, dan lucite untuk menciptakan interior dan furniture.

Ted Boerner

Vico Magistretti adalah seorang industrial desainer dari italia, terkenal sebagai arsitek sekaligus sebagai
desainer furniture

ARSITEK TERKENAL DIDUNIA

FILLIPPO BRUNELLESCHI (ITALIA), Bangunan Gereja “Dome Of Florence” – Italia.

MICHELEANGLO BOUNARROTI (ITALIA), Bangunan Gereja “Dome Of St. Peter”- Vatikan Roma

INIGO JONES (INGGRIS), “The Queen House” – Belanda

FRANCOIS MANSART (RPANCIS), “Chatheu De Berny” – Paris, Perancis

CHRISTOPHER WHER (INGGRIS), Gereja “St.Paul” –London, Inggris

JOHN VANBURGH (INGGRIS), “Istana Blenhien” –Belanda

KALR FRIEDRICH SCHINKEL (JERMAN), “Museum Alts”- Jerman

ANTONIO GANDI (SPAYOL), “La Sagrada Familia” – Barcelona, Spanyol

FRANK LOYD WRIGHT (AMERIKA), “Museum Guggenheim” – New York, USA

WELTER GROPIM (JERMAN), “Banhars” – Dessan, Jerman

Mis.WAN DE ROHE (JERMAN), “Seagram Building”-New York, USA

LE CORBUSIER (SWISS), “Notredome den Haut” – Prancis

OSCAR NIEMIYER (Brazil), “Government Building” – Brasilia

RICAHARD ROGERS (INGGRIS), “Pompidou Center” – Paris, Prancis


RENCO TENGE (JEPANG), “Olimpia Games Sadion” – Tokyo, Jepang

NORMAN FOSTER (INGGRIS), “Hongkong and Shanghai Bank” – Hongkong, Cina

FRIEDRICH SILABAN (INDONESIA), “Mesjid Istiqlal-Si1aban Dom”– Jakarta, Indonesia

JAKARTA: Arsitek Oryza Angga Irawan tampil sebagai pembicara dalam diskusi dan mempresentasikan
pengalaman dalam bidang arsitektur besok Jumat 1 Juni 2012 di Danes Art Veranda dalam progran
“Architect Under Big 3”.

Dia akan setelah berkunjung ke Jepang beberapa waktu. Sebuah keberuntungan yang sangat langka
bagi Oryza Angga Irawan dapat ikut dalam sebuah program yang pertukaran kebudayaan dan informasi
antara Jepang dan perwakilan negara – negara di Asia yang diprakarsai oleh seorang “star-chitect”
dunia, Tadao Ando.

Program ini menjadi sebuah titik tolak bagi Oryza untuk memperkaya wawasan dan membuka mata
perkembangan dunia arsitektur di luar Indonesia.

Jepang menjadi sebuah pembelajaran yang menarik dalam perjalanan berarsitektur seorang Oryza.
Karya – karya arsitek Tadao Ando dapat dinikmati dan dipahami secara “live”. Salah satu kegiatan
lainnya adalah internship di sebuah biro ternama Takenaka Corporation, memberi kesempatan pada
Oryza untuk merasakan bagaimana atmosfir kerja yang terjadi di dalamnya.

Belajar menjadi orang Jepang dengan waktu yang singkat akan menjadi cerita yang akan dibagikan
Oryza untuk rekan-rekan seprofesi ataupun khalayak umum. Diharapkan pengalamannya dapat
membantu memperkaya informasi dan mendorong rekan-rekan untuk mengambil setiap kesempatan
yang ada, bahkan kesempatan kecil sekalipun.

Oryza Angga Irawan, akrab disapa Oryza, lahir pada 1 Desember 1983 di Klungkung, Bali. Menyelesaikan
studi arsitekturnya dari Universitas Brawijaya pada tahun 2007. Pada tahun 2007 pula dia melakukan
internship di Takenaka Corporation Head Office Osaka melalui dana Tadao Ando Foundation dalam
program Osaka Invitational Program for Short-Term Overseas Trainees in Archiitecture and Art.
Saat ini, Oryza bekerja di Bensley Design Studios Bali dan aktif sebagai rekan ASIA Strategic Partnership
bersama Eka Swadiansa dan Profesor Guenter Nitschke.

Architects Under Big 3 (AUB3) diselenggarakan pada hari Jumat pertama tiap bulan yang dibawakan
oleh arsitek muda usia di bawah 30 tahun. Dalam kegiatan ini arsitek muda diberi kesempatan untuk
mempresentasikan karya arsitektur beserta pemikiran mereka pada publik melalui presentasi nonformal
yang diteruskan dengan diskusi santai.

Bertempat di Danes Art Veranda, peserta diberi kebebasan untuk memilih ruangnya sendiri -di
halaman, dek, rooftop, galeri- dimanapun tempat dimana mereka rasa paling nyaman untuk berbagi
cerita dengan pendengarnya. Melalui pendekatan ini, arsitek muda beserta ide dan karya arsitekturnya
berkesempatan untuk mendapatkan ruang berkomunikasi dengan khalayak yang lebih luas, baik
khalayak awam arsitektur maupun khalayak arsitektur. (faa)

Anda mungkin juga menyukai