Anda di halaman 1dari 11

Gedung LPPM

 Fire Protection

Gedung LPPM adalah bangunan pusat energi di ITS dengan beberapa


ruang penelitian, laboratorium, pusat studi, dan ruang pertemuan.
Sumber-sumber api yang dapat menyebabkan kebakaran selain berasal
dari listrik juga berasal dari peraltan-peralatan yang digunakan untuk
penelitian. Prioritas utama dari proses evakuasi saat terjadi peristiwa
kebakaran di gedung LPPM selain penghuni dan pengguna gedung itu
sendiri, juga elemen-elemen yang menunjang penelitian di gedung
tersebut, baik peralatan maupun data-data hasil penelitian. Dengan
tingkat kepentingan elemen yang harus dievakuasi tersebut maka
diperlukan sistem penanggulangan kebakaran yang baik.

 Tangga Kebakaran
Pelaksanaan evakuasi darurat di gedung LPPM menggunakan tangga
darurat yang terletak di depan lift, dekat dengan pintu keluar (lihat
gambar denah).
Berdasarkan penjelasan mengenai evakuasi darurat di buku panduan
Sistem Bangunan Tinggi karya Ir. Jimmy S. Juwana, MSAE, tangga darurat
yang baik harus kedap api dan asap sehingga aman dari gas panas dan
beracun. Selain itu ruang tangga harus diisi dengan udara segar
bertekanan positif untuk mencegah penjalaran asap dari lokasi kebakaran
ke dalam ruang tangga.

Tangga darurat yang terdapat di gedung LPPM dilengkapi dengan


keterangan “emergency” sehingga dapat dibedakan dengan tangga
utama. Selain itu pintu keluar juga harus terbuat dari material tahan api
untuk waktu sekurang-kurangnya 2 jam. Terdapat tuas pembuka pintu
yang berada di luar ruang tangga kecuali tangga pada lantai dasar.
Sedangkan koridor dan jalan keluar juga dilengkapi dengan keterangan
“exit” yang dapat dilihat dengan jelas.
 Alat Deteksi Kebakaran
Untuk sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran secara
aktif , di gedung LPPM terdapat alat pendeteksi asap dan hydran
kebakaran, selain alat pemadam kebakaran (fire extinghuiser).

a. Hydran kebakaran
Tiap hydran kebakaran diletakkan pada jarak 35 meter satu sama lain.
Untuk panjang selang hydran pada umumnya adalah 30 meter
ditambah dengan jarak semprotan air kira-kira 5 meter. Hydran atau
selang kebakaran harus diletakkan pada tempat yang mudah
dijangkau dan aman, misalnya di dekat pintu darurat. Sedangkan
hydran halaman diletakkan di luar bangunan pada lokasi yang aman
dari api.

b. Detektor Asap
Di gedung LPPM terdapat alat pendeteksi asap sebagai alat
peringatan dini jika ada asap akibat kebakaran. Pada tahap awal
terjadinya kebakaran,partikel-partikel masih tidak kasat mata, belum
ada tanda-tanda muncul api dan asap serta panas belum terasa.
Kemudian berlanjut pada tahap asap partikel besar seperti asap mulai
terlihat dan suhu panas masih belum terasa. Pada tahap inilah alat
pendeteksi asap mulai bekerja.

Persyaratan pemasangan detektor asap seperti yang tertulis di buku


panduan Sistem Bangunan Tinggi adalah sebagai berikut:
- Untuk setiap lantai 92 m2
- Jarak antar detektor maksimum 12 meter di dalam ruang aktif dan
18 meter untuk ruang sirkulasi
- Jarak detektor dengan dinding minimum 6 meter untuk ruang
aktif dan 12 meter untuk ruang sirkulasi
- Setiap kelompok sistem dibatasi maksimum 20 buah detektor
untuk melindungi ruangan seluas 2000 m2

 Tandon Air Untuk Kebakaran


Pasokan air untuk keperluan hydran dan selang kebakaran diperoleh
dari tandon air kebakaran. Tandon air dari luar harus ditanam di
dalam tanah dan penggunaannya dibedakan dengan tandon air untuk
keperluan air bersih.

 Akses Mobil Pemadam Kebakaran


Akses mobil pemadam kebakaran menuju lokasi site gedung LPPM
lumayan mudah dicapai. Dengan halaman yang lumayan luas sehingga
pergerakan kendaraan pemadam kebakaran lumayan leluasa untuk
menuju lokasi terjadinya kebakaran. Sistem evakuasi yang digunakan
adalah sistem evakuasi sirkulasi.
Untuk standar perlindungan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan
dengan fungsi sebagai pusat energi dan tempat melakukan penelitian,
gedung LPPM sudah cukup memadai. Gedung LPPM telah dilengkapi
tangga kebakaran sebagai evakuasi darurat, alat pendeteksi asap, dan
hydran kebakaran.
Gedung LPPM

 Transportasi Vertikal

Gedung LPPM terdiri dari 3 lantai. Sistem transportasi vertikal yang


digunakan oleh pengguna gedung untuk menuju ke ruangan-ruangan
yang ada pada lantai yang lebih atas adalah dengan menggunakan lift dan
tangga. Selain itu juga terdapat ramp di area luar gedung.

 Letak Lift
Lift yang ada di gedung LPPM terletak di depan tangga darurat (lihat
denah). Hanya ada 1 kabin lift Yang terdapat di gedung LPPM dengan 1
zona, sesuai dengan jumlah lantai bangunan yang hanya terdiri dari 3
lantai. Jenis lift sesuai tipe kabin adalah lift tertutup dengan fungsi yang
lebih sering digunakan sebagai lift penumpang, meskipun tidak dibedakan
penggunaannya baik sebagai lift penumpang maupun lift barang.

 Dimensi Lift
Dimensi ruang lift yang terdapat di gedung LPPM adalah 1,2 meter x 1,5
meter dengan tinggi 2 meter. Kapasitas angkut lift tersebut adalah 630 kg
atau untuk sekitar 8 orang. Untuk memenuhi unsur estetika, maka pada
bagian ceiling kabin lift juga didesain sedemikian rupa.

 Letak Mesin Lift


Jenis mesin lift sesuai penggeraknya adalah traction lift dengan mesin lift
yang terletak di bagian samping lift. Sistem kontrol yang digunakan
adalah simplex collective yaitu panggilan naik dan turun secara
berurutan.
 Alat Transportasi Vertikal Selain Lift
Selain lift juga terdapat tangga sebagai alat transportasi vertikal yang
menunjang perpindahan orang maupun barang antar lantai.
Jenis tangga yang aterdapat di gedung LPPM adalah tangga bolak-balik
dengan lebar sekitar 1,2 meter. Material tangga tersebut adalah beton
dengan railing yang terbuat dari besi.

Di gedung LPPM juga terdapat ramp sebagai pelengkap sarana


transportasi vertikal. Fungsi dari ramp tersebut adalah untuk perpindahan
baik orang maupun barang atau kendaraan dari permukaan tanah ke
lantai dasar gedung. Standar kemiringan pada ramp adalah sekitar 10%,
artinya setiap panjang 1 meter naik setinggi 10 cm.
Ditinjau dari jumlah lantai gedung dan jumlah pengguna maupun
penghuni gedung, kemudian disesuaikan dengan fungsi dari gedung LPPM
sebagai pusat energi di ITS, maka dari segi ketersediaan lift, tangga, serta
ramp, gedung LPPM sudah memadai dan dapat memenuhi kebutuhan
pengguna gedung akan sarana transportasi vertikal.
Gedung Asrama ITS

 Fire Protection

Gedung Asrama ITS merupakan bangunan dengan jumlah penghuni yang


banyak. Apabila terjadi peristiwa kebakaran maka keselamatan penghuni
gedung asrama menjadi prioritas utama. Penghuni gedung asrama harus
selalu siaga terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran yang bisa terjadi
sewaktu-waktu. Selain itu juga diperlukan sistem perlindungan terhadap
bahaya kebakaran yang baik dari bangunan gedung asrama sendiri.

 Tangga Kebakaran
Untuk memudahkan evakuasi, penghuni dapat memanfaatkan tangga
yang terdapat di masing-masing gedung asrama. Tidak terdapat tangga
darurat secara khusus, sehingga tangga yang dimaksud adalah tangga
yang biasa digunakan untuk berpindah dari lantai ke lantai.

Untuk area aula asrama terdapat 2 tangga utama, sedangkan untuk area
gedung asrama terdapat 4 buah tangga untuk masing-masing gedung
(lihat pembahasan transportasi vertikal).

 Alat Deteksi Kebakaran


Gedung Asrama ITS dilengkapi dengan perlindungan terhadap
kemungkinan terjadinya kebakaran berupa alat pemadam kebakaran (fire
extinguisher). Alat tersebut diletakkan berjajar di bagian luar pada
masing-masing kamar tidur penghuni asrama dan di dekat kamar mandi.
Akan tetapi di gedung asrama ITS tidak dilengkapi dengan alat pendeteksi
kebakaran standar seperti fire alarm atau pendeteksi asap.
Alat pemadam api ringan (PAR) atau yang disebut juga fire extinghuiser
harus ditempatkan pada area yang mudah terlihat, dicapai, dan tidak
terhalang. Semua jenis fire extinghuiser biasanya dikemas dalam tabung
dengan ketentuan seperti yang tercantum di buku panduan Sistem
Bangunan Tinggi adalah sebagai berikut:
- Tabung harus dalam keadaan baik
- Label mudah dibaca dengan jelas dan dapat dimengerti
- Sebelum digunakan, segel harus dalam keadaan baik (tidak rusak)
- Selang harus tahan terhadap tekanan tinggi
- Bahan baku pemadam selalu dalam keadaan baik
- Isi tabung gas sesuai dengan tekanan yang disyaratkan
- Penggunaannya belum kadaluwarsa
- Warna tabung harus mudah dilihat (pada umumnya warna merah)

 Tandon Air Untuk Kebakaran


Untuk menanggulangi kemungkinan terjadinya kebakaran yang terjadi
dalam skala yang lumayan besar, gedung asrama ITS juga dilengkapi
dengan sebuah kolam yang terletak di belakang sebagai pengganti tandon
air kebakaran. Air dari kolam tersebut diangkut secara manual atau
menggunakan pompa menuju lokasi terjadinya kebakaran di gedung
asrama ITS.
 Akses Mobil Pemadam Kebakaran
Sedangkan akses untuk kendaraan pemadam kebakaran menuju gedung
asrama ITS sangat bergantung pada lokasi site gedung asrama itu sendiri.
Akses ke tapak tidak terlalu mendaki sehingga rute yang digunakan
lumayan mudah dicapai. Akan tetapi saat telah memasuki area gedung
asrama sendiri, lokasinya tidak terlalu luas sehingga pergerakan menjadi
terbatas. Sistem evakuasi yang dapat diterapkan adalah sistem sirkulasi
atau rute penyelamatan dengan sirkulasi normal.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa gedung asrama ITS masih


belum memenuhi standar keamanan untuk terjadinya bahaya kebakaran.
Karena tidak terdapat tangga darurat khusus, area koridor, dan jalan
keluar yang memadai. Serta tidak terdapat alat pendeteksi / peringatan
dini (detektor) dan hydran, baik hydran bangunan maupun halaman.
Gedung Asrama ITS

 Transportasi Vertikal

Gedung asrama ITS terdiri dari 4 lantai (gedung asrama yang menjadi
obyek kunjungan kuliah lapangan). Gedung asrama ITS tidak dilengkapi
dengan lift, baik di area aula asrama maupun d area gedung asrama
sendiri. Sebagai sarana transportasi vertikal pada gedung asrama cukup
dengan menggunakan tangga.
Di area aula asrama terdapat 2 buah tangga utama untuk menuju ke
lantai 2. Sedangkan pada tiap-tiap gedung terdapat tangga sirkulasi yang
merangkap sebagai tangga darurat. Pada gedung asrama yang menjadi
obyek kunjungan kuliah lapangan, jumlah tangga ada 4 buah dengan
bentuk ruang tangga adalah persegi panjang.

Bentuk tangga yang digunakan adalah tangga bolak-balik dengan lebar


sekitar 1,4 – 1,5 meter. Material yang digunakan dalam pembuatan
tangga adalah beton dengan railing yang terbuat dari besi. Pintu keluar
dengan arah bukaan ke luar terdapat di dekat tangga pada lantai
pertama.

 Alat Transportasi Vertikal Selain Lift


Selain tangga sebagai sarana transportasi vertikal, gedung asrama ITS
juga memiliki sebuah shaft yang digunakan untuk mendistribusikan
sampah para penghuni asrama dari masing-masing lantai ke tempat
sampah yang ada di halaman depan gedung asrama.

Apabila disesuaikan dengan jumlah lantai gedung serta jumlah penghuni


asrama, maka jumlah serta spesifikasi tangga sebagai sarana transportasi
vertikal yang terdapat di gedung asrama ITS sudah cukup memadai.

Anda mungkin juga menyukai