Anda di halaman 1dari 9

KEMAMPUAN UMBI RUMPUT TEKI (Cyperus Rotundus L) SEBAGAI LOTION

ANTI NYAMUK

Inayah

Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar


Email: inayahmahmud.500@gmail.com
ABSTRACT

The mosquito has a role as vector of disease such as DBD, Malaria, Filariasis,
Chikungunya, and Japanese Encephalitis. One of the ways to avoid mosquito bites is the used of
repellent. However, Repellent that has ingredient synthetic chemicals actives has the side effect
for human health. So that, we need to find out the natural active inggredients that more secure.
One of them by using nut grass root (Cyperus Rotundus L) which used as the lotion of repel
mosquito.
The aim of this research is to know the power of the nut grass root (Cyperus Rotundus L) as
te lotion to avoid the mosquito bites. The type of this research is experiment by using the nut
grass root (Cyperus Rotundus L) as the ingredient by dose usage 10 gr, 15 gr and 20 gr to make
the lotion in this research
The result of this research showed that more greater dose of the nut grass root (Cyperus
Rotundus L) lotion using (10 gr, 15 gr and 20 gr) it more lower the capacility of the mosquito
bites. Dose 20 gr is most effective to eject the mosquito with persentase 95% in reject power.
For society, to more choose the nature inggredients in around us to be utilize. Nut grass root
(Cyperus Rotundus L) as the technology which is easy, cheap, and environment friendly even
secure fo health compared the product lotion that available in the market.

Keywords: Nut grass root (Cyperus Rotundus L), Lotion

A. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara tropis, yang termasuk daerah endemis penyakit,terutama


penyakit akibat lingkungan yang disebabkan oleh berbagai jenis Nyamuk yang berperan sebagai
vektor penular penyakit seperti DBD, Malaria, Filariasis, Chikungunya, Japanese Encephalitis.
Penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian
terutama di daerah pedesaan dan daerah kumuh yang merenggut ribuan jiwa setiap tahunnya..
Nyamuk adalah serangga yang berperan sebagai vektor bagi beberapa penyakit pada
manusia, dimana perannya sebagai penular dari agent penyakit dari satu orang ke orang yang
lain. Berbagai jenis nyamuk di Indonesia yaitu Aedes Aegepty, Anopheles dan Culex
Filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh parasit berupa cacing
filaria, yang terdiri dari tiga spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia
timori.Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (getah bening).Filariasis menular melalui gigitan
nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing
tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap dijaringan limfe sehingga menyebabkan
pembengkakan di kaki, tungkai, payudara, lengan dan organ genital (Kemenkes, 2015)
WHO menetapkan kesepakatan global untuk mengeliminasi filariasis pada tahun 2020
(The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health problem by The

1
Year 2020). Di dunia terdapat 1,3 miliar penduduk yang berisiko tertular penyakit kaki gajah di
lebihdari 83 negara dan 60% kasus berada di Asia Tenggara.
Pada tahun 2014 di 34 Provinsi di Indonesia tercatat berbagai kasus penyakit yang
disebabkan oleh berbagai jenis nyamuk yaitu penyakit DBD 100.347 Kasus, Chikungunya
7.341 Kasus, Filariasis 14.932 Kasus, dan Malaria 252.027 Kasus. Sedangkan Kasus yang
terjadi di Sulawesi Selatan yaitu DBD 2.904 Kasus,Malaria 800 Kasus dan Filariasis 129 kasus
yang terjadi (Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2015)
Berdasarkan laporan Budiman (2006), terdapat DEET (N,N-diethyl-m-toluamide)
bermerek seperti Autan, Sari puspa, dan Lavender. Kandungan DEET dalam Sari Puspa sebesar
13%, Autan sebesar 12,5%, sedangkan Lavender kandungan DEETnya mencapai 15%. DEET
bersifat racun dan sangat korosif, bahan kimia tersebut dapat diserap oleh kulit sehingga dapat
menyebabkan iritasi bahkan dapat memicu kanker kulit jika dipakai secara terus menerus
(Solahudin, 2006 dalam Meiria, 2006).
Usaha Pencegahan terhadap penyebaran penyakit yang disebabkan oleh nyamuk telah
banyak digunakan yaitu dengan menekan perkembangbiakan nyamuk untuk mengurangi
dampak negative yang ditimbulkan maka diperlukan pengendalian alternatif, yaitu dengan cara
mencari bahan aktif biologis dari tanaman atau sumber daya hayati lainnya yang dapat
digunakan sebagai insektisida botani. Tumbuh-tumbuhan merupakan sumber yang kaya akan
berbagai jenis senyawa kimia potensial untuk dikembangkan menjadi insektisida botani,
misalnya sebagai repellent. Insektisida botani merupakan golongan senyawa metabolit sekunder
yang mudah didegradasi di alam, karena pada umumnya tumbuhan merupakan senyawa
organik. Kandungan senyawa kimia pada beberapa jenis tanaman dapat digunakan sebagai
repellent misalnya dalam bentuk losion anti nyamuk seperti lavender, kayu putih, serai wangi,
akar wangi, cengkeh, dan mimba
Repellent lebih dikenal sebagai salah satu jenis pestisida rumah tangga yang digunakan
untuk melindungi tubuh (kulit) dari gigitan nyamuk. Sekarang lebih dikenal dalam bentuk
lotion, tetapi ada juga yang berbentuk spray (semprot), jadi penggunaannya dioles atau
disemprotkan pada kulit. Repellent nyamuk ini dapat diambil dari suatu tanaman yang memiliki
kandungan minyak atsiri. Minyak atsiri dihasilkan oleh suatu kelenjar khusus dari tanaman yang
mempunyai bau yang khas dan khasiat yang tinggi sehingga dapat bersifat sebagai repellent
nyamuk (Depkes,2004).
Cyperus rotundus L atau dikenal dengan umbi teki merupakan bahan yang digunakan
untuk Obat herbal salah satunya obat untuk haid tidak teratur.Umbi rumput teki (Cyperus
rotundus L) mempunyai bau yang khas yaitu berbau menthol, yang masyarakat Tripoli
menggunakannya sebagai bedak dingin dan pencuci mulut. Baunya yang khas dapat digunakan
sebagai pengusir serangga dan nyamuk (Sudarsono dkk,1996 dalam Meiria,2006). Umbi rumput
teki (Cyperus rotundus L) mengandung alkaloid, flavonoid dan minyak atsiri sebanyak 0,3 – 1
% yang isinya bervariasi, tergantung daerah asal tumbuhnya (Achyad dan Rasyidah, 2000 dalam
Meiria 2006)
Berdasarkan uji pendahuluan Umbi rumput teki (Cyperus rotundus L) yang digunakan
sebagai lotion anti nyamuk dengan dosis 10 gr mampu mengusir 20 ekor nyamuk selama 30
menit. Sehubungan dengan hal tersebut bahwa belum ada produk yang tersebar dimasyarakat
mengenai umbi rumput teki (Cyperus rotundus L) yang dijadikan salah satu anti nyamuk
sebagai lotion anti nyamuk. Dari informasi tersebut, maka Peneliti muncul pemikiran untuk
membuat suatu formula berupa Powder untuk mengusir nyamuk dan kemudian dijadikan lotion
anti nyamuk.

2
B. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Adapun jenis Penelitian ini adalah Eksperimen dengan menggunakan Lotion Umbi
Rumput Teki (Cyperus Rotundus L) dalam mengusir nyamuk
Gambaran Umum
a. Lokasi Penelitian/Pemeriksaan
Lokasi Penelitian dilaksanakan di Lab. Terapan dan Rekayasa Kesling Kampus
Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar sedangkan
pembuatan Powder dan Lotion umbi rumput teki (Cyperus Rotundus L) dibuat di
Laboratorium Vektor Jurusan Kesehatan lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Makassar
b. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dibagi menjadi dua tahap yaitu:
1) Tahap Persiapan, meliputi uji pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 13
Januari 2016 serta penyusunan proposal penelitian dan pengumpulan data sekunder
yang berlangsung November 2015 – Januari 2016
2) Tahap Pelaksanaan meliputi kegiatan penelitian yang berlangsung pada 25 April – 9
Mei 2016
Variabel Penelitian
1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat dengan uji coba
Lotion umbi rumput teki (Cyperus Rotundus L) dalam mengusir nyamuk dengan dosis
10 gr, 15 gr, 20 gr.
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu nyamuk
yang terusir
3. Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah suhu, kelembaban dan pencahayaan.

Definisi Operasional
1. Powder Anti Nyamuk adalah bubuk yang berasal dari proses pengeringan dan
penggerusan umbi rumput teki (Cyperus Rotundus L) menggunakan satuan gram (gr)
2. Lotion Anti Nyamuk adalah cairan yang berasal dari proses pencampuran powder umbi
rumput teki (Cyperus Rotundus L) menggunakan satuan mililiter (ml)
3. Nyamuk yang terusir dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan pada saat melakukan
pengujian atau pemaparan nyamuk dengan lotion umbi rumput teki (Cyperus Rotundus
L) yang diukur dengan jumlah nyamuk yang menjauh dari tangan yang dipaparkan
dalam kurungan nyamuk
4. Suhu dalam penelitian ini adalah temperatur udara yang di ukur dengan alat
thermometer dengan satuan 0C
5. Kelembaban pada penelitian ini yaitu kondisi suhu pada ruangan yang diukur dengan
alat hygrometer dengan satuan ukur persen (%)
6. Pencahayaan pada penelitian ini adalah kondisi cahaya pada ruangan yang diukur
dengan gelap atau terang

Kriteria Objektif
1. Pengujian Powder umbi rumput teki (Cyperus Rotundus L)yang dijadikan lotion anti
nyamuk dengan dosis 10 gr dinyatakan mampu mengusir nyamuk apabila pada saat
diujikan dengan 20 ekor nyamuk yang berada didalam kurungan nyamuk yang terusir
mencapai >80 % dan dinyatakan tidak mampu mengusir nyamuk apabila pada saat

3
diujikan dengan 20 ekor nyamuk yang berada didalam kurungan nyamuk yang terusir
mencapai <80 %
2. Pengujian Powder umbi rumput teki (Cyperus Rotundus L)yang dijadikan lotion anti
nyamuk dengan dosis 15 gr dinyatakan mampu mengusir nyamuk apabila pada saat
diujikan dengan 20 ekor nyamuk yang berada didalam kurungan nyamuk yang terusir
mencapai >80 % dan dinyatakan tidak mampu mengusir nyamuk apabila pada saat
diujikan dengan 20 ekor nyamuk yang berada didalam kurungan nyamuk yang terusir
mencapai <80 %
3. Pengujian Powder umbi rumput teki (Cyperus Rotundus L)yang dijadikan lotion anti
nyamuk dengan dosis 10 gr dinyatakan mampu mengusir nyamuk apabila pada saat
diujikan dengan 20 ekor nyamuk yang berada didalam kurungan nyamuk yang terusir
mencapai >80 % dan dinyatakan tidak mampu mengusir nyamuk apabila pada saat
diujikan dengan 20 ekor nyamuk yang berada didalam kurungan nyamuk yang terusir
mencapai <80 %

Populasi Dan Sampel


Jumlah sampel yang digunakan untuk perlakuan sebanyak 20 ekor, hal ini didasarkan
untuk Uji Kerentanan Nyamuk (Susceptibility Test) digunakan 20 – 25 ekor Nyamuk untuk
mengetahui status resistensi terhadap insektisida yang akan digunakan mengusir nyamuk
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei 2016 di laboratorium Vektor Poltekkes
Kemenkes Makassar Jurusan Kesehatan Lingkungan yaitu pembuatan Lotion Umbi Rumput
Teki (Cyperus Rotundus L) dengan mengembangbiakkan jentik hingga berkembang menjadi
nyamuk dewasa dan pengujian lotion anti nyamuk.
Dalam penelitian uji Kemampuan Umbi Rumput Teki (Cyperus Rotundus L) sebagai Lotion
Anti Nyamuk yang dipaparkan dengan 180 ekor nyamuk pada 3 kurungan. Selama 90 menit dan
diamati setiap 30 menit dengan masing – masing menggunakan Dosis 10 gr, 15 gr, dan 20 gr
disertai dengan kontrol, dimana setiap kurungan diberikan 20 ekor
Tabel 4.1
Kemampuan Lotion Umbi Rumput Teki (Cyperus Rotundus L) dengan Dosis 10 gr dalam
Mengusir Nyamuk
Nyamuk Yang Terusir
Interval Jumlah % Terusir
Waktu Nyamuk
Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol
30 menit 1 20 20 11 100 55

30 Menit 2 20 20 16 100 80

30 Menit 3 20 17 13 85 65

Sumber : Data Primer Tahun 2016

4
Tabel 4.2
Kemampuan Lotion Umbi Rumput Teki (Cyperus Rotundus L) dengan Dosis 15 gr dalam
Mengusir Nyamuk
Interval Jumlah Nyamuk Yang Terusir % Terusir
Waktu Nyamuk Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol
30 menit 1 20 20 15 100 75
30 Menit 2 20 20 17 100 85
30 Menit 3 20 17 12 85 60
Sumber : Data Primer Tahun 2016

Tabel 4.3
Kemampuan Lotion Umbi Rumput Teki (Cyperus Rotundus L) dengan Dosis 20 gr dalam
Mengusir Nyamuk
Interval Jumlah Nyamuk Yang Terusir % Terusir
Waktu Nyamuk Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol
30 menit 1 20 20 8 100 40
30 Menit 2 20 20 14 100 70
30 Menit 3 20 19 15 95 75
Sumber : Data Primer Tahun 2016

PEMBAHASAN

Berdasarkan Hasil Penelitian, dapat diketahui bahwa Umbi Rumput Teki yang dijadikan
Lotion Anti Nyamuk mempunyai kemampuan sebagai penolak nyamuk dengan menggunakan 3
macam dosis yaitu 10 gr, 15 gr, 20 gr yang kemudian diulang sebanyak tiga kali selama 90
menit pengamatan dengan interval waktu setiap 30 menit, diperoleh jumlah nyamuk yang terusir
berbeda – beda setiap dosis. Dan pada kurungan yang dijadikan tempat pengujian nyamuk tidak
terdapat nyamuk yang mati, maka hal ini membuktikan kondisi lingkungan nyamuk pada
kurungan tidak mempengaruhi kelangsungan hidup nyamuk.
Selama penelitian berlangsung ada beberapa nyamuk yang hinggap cukup lama dan ada juga
yang hinggap hanya sebentar kemudian terbang karena gerakan dari tangan relawan yang
berusaha mengusir agar tidak menggigit.Pengujian diamati selama 30 menit dan dilakukan
pengulangan sebanyak tiga kali untuk tiap variasi dosis.Setiap mencapai 30 Menit Pengujian
penggantian nyamuk baru dilakukan.
1. Kemampuan umbi rumput teki (Cyperus Rotundus L)dengan dosis 10 gr sebagai Lotion Anti
Nyamuk
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nyamuk yang terusir pada dosis 10
gr umbi rumput teki (Cyperus Rotundus L) pada menit 30 pertama dan kedua semua nyamuk
di tangan perlakuan terusir mencapai 20 ekor (100%), Nyamuk menjauh terbang menepi ke
pinggir kurungan, dan dari Nyamuk yang terusir 20 ekor (100%) menurun menjadi 17 ekor
(85 %) dan pada 30 menit ketiga sehingga yang hinggap 3 ekor (15%).
Nyamuk yang hinggap pada 30 menit ketiga pemajanan ini dikarenakan lotion pada
tangan relawan mengalami penguapan atau penyerapan oleh kulit dan keringat sehingga
menyebabkan daya tolak dari masing – masing variasi dosis, makin lama semakin menurun,
5
tetapi walaupun adanya penurunan daya usir nyamuk, Lotion umbi rumput teki (Cyperus
Rotundus L) masih mampu mengusir nyamuk mencapai >80% sedangkan pada tangan
Kontrol yang tidak dioleskan Lotion umbi rumput teki (Cyperus Rotundus L) pada 30 menit
pertama Nyamuk yang terusir 11 ekor (55%), pada 30 menit kedua Nyamuk yang terusir 16
ekor (80%) dan pada 30 menit ketiga Nyamuk yang terusir 13 ekor (65%).
2. Kemampuan umbi rumput teki (Cyperus Rotundus L) dengan dosis 15 gr sebagai Lotion
Anti Nyamuk
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nyamuk yang terusir pada dosis 15
gr umbi rumput teki (Cyperus Rotundus L) pada menit 30 pertama dan kedua semua nyamuk
di tangan perlakuan terusir mencapai 20 ekor (100%) dan pada 30 menit ketiga Nyamuk
pada tangan perlakuan terusir mencapai 17 ekor (85%) sedangkan pada tangan Kontrol pada
30 menit pertama Nyamuk yang terusir 15 ekor (75%), pada tangan kontrol 30 menit kedua
Nyamuk yang terusir 17 ekor (85%) dan pada tangan kontrol 30 menit ketiga Nyamuk yang
terusir 12 ekor (60%)
3. Kemampuan umbi rumput teki (Cyperus Rotundus L) dengan dosis 20 gr sebagai Lotion
Anti Nyamuk
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nyamuk yang terusir pada dosis 20
gr Lotion Umbi Rumput Teki (Cyperus Rotundus L) pada menit 30 pertama dan kedua
semua nyamuk pada tangan perlakuan terusir mencapai 20 ekor (100%) dan pada 30 menit
ketiga nyamuk pada tangan perlakuan terusir mencapai 19 ekor (95%) sedangkan pada
tangan Kontrol pada 30 menit pertama Nyamuk yang terusir 8 ekor (40%), pada tangan
kontrol 30 menit kedua Nyamuk yang terusir 14 ekor (70%) dan pada tangan kontrol 30
menit ketiga Nyamuk yang terusir 15 ekor (75%). Dan diketahui bahwa semakin tinggi dosis
Lotion Umbi Rumput Teki (Cyperus Rotundus L) yang digunakan maka semakin tinggi rata
– rata Nyamuk yang terusir.Hal ini juga bisa dinyatakan bahwa semakin tinggi dosis Powder
umbi rumput teki (Cyperus Rotundus L) yang digunakan maka semakin tinggi pula efek
Insektisida yang dihasilkan.
Pengujian pada 30 menit pertama, kedua dan ketiga semua nyamuk di 3 kurungan dengan
dosis Lotion Umbi Rumput Teki (Cyperus Rotundus L) 10 gr, 15 gr, 20 gr. Perlakuan pada
tangan yang dioleskan Lotion Umbi Rumput Teki (Cyperus Rotundus L), semua nyamuk
terusir dan menepi ke pinggir kurungan, karena nyamuk terpapar aroma Lotion Umbi Rumput
Teki (Cyperus Rotundus L) yaitu Aroma Menthol dan memiliki kandungan Alkaloid,
Flavonoid dan Minyak Atsiri.
Menurut penelitian yang dilakukan Niken dan Haryono (2015) tentang pengaruh variasi
konsentrasi ekstrak bunga kamboja dalam lotion sebagai repellent terhadap daya tolak
nyamuk.Bahan aktif yang terkandung yaitu Alkaloid dan Flavonoid.Alkoloid bersifat sebagai
penghalau serangga sedangkan Flavonoid mempunyai sifat yang khas yaitu bau yang sangat
tajam.Senyawa ini masuk ke dalam mulut serangga melalui sistem pernafasan berupa spirakel
yang terdapat dipermukaan tubuh dan menimbulkan kelayuan syaraf, serta kerusakan pada
spirakel sehingga serangga tidak bisa bernafas.
Pengujian pada menit 30 ketiga pada tangan perlakuan dengan dosis Lotion Umbi
Rumput Teki (Cyperus Rotundus L) 10 gr dan 15 gr terdapat masing – masing 17 ekor (85%)
yang terusir dan pada dosis 20 gr terdapat 19 ekor (95%) yang terusir, sehingga Lotion Umbi
Rumput Teki (Cyperus Rotundus L) dikatakan mampu mengusir nyamuk karena lotion
mempunyai kemampuan >80% pada saat diujikan dengan 20 ekor nyamuk yang berada
didalam kurungan.

6
Berdasarkan hasil penelitian, Lotion Umbi Rumput Teki (Cyperus Rotundus L) dapat
digunakan sebagai repellent karena dapat mengusir atau melindungi pemakaiannya dari gigitan
nyamuk selama beberapa lama dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit, dapat menolak
serangga, tidak beracun dan tidak lengket.
Namun, beberapa masukan dari relawan bahwa warna lotion yang digunakan kurang
menarik. Secara fisik, warna Lotion Umbi Rumput Teki (Cyperus Rotundus L) memang terlihat
kurang menarik karena berwarna kecoklatan dan tidak menyatu antara Powder umbi teki
dengan bahan pencampurnya sehingga pada saat penggunaan Lotion Umbi Rumput Teki
(Cyperus Rotundus L) harus dikocok terlebih dahulu agar lotion tersebut menyatu apabila
hendak digunakan.
Kemampuan Lotion dari umbi Rumput teki yang dijadikan repellent dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu kondisi lingkungan, daya tarik individu terhadap nyamuk, penguapan dan
penyerapan oleh kulit dan keringat. Faktor – faktor yang mempengaruhi daya repellent saat
penelitian ini dilakukan, antara lain adalah daya tarik pada masing – masing individu uji coba
berbeda, tergantung dari suhu tubuh masing – masing.
Selain itu, hilangnya kemampuan Lotion Umbi Rumput Teki (Cyperus Rotundus L)
sebagai Anti nyamuk karena mengalami penguapan atau penyerapan oleh kulit dan keringat
dari individu – individu tersebut juga menyebabkan daya tolak dari masing – masing variasi
dosis, makin lama semakin menurun.
Penggunaan Lotion Umbi Rumput Teki (Cyperus Rotundus L)dalam mengusir nyamuk
yang dijadikan repellent bertujuan untuk mengurangi penyebaran penyakit akibat nyamuk
seperti DBD, Malaria, Filariasis, chikungunya, Japanese encephalitis dengan cara
menghindari gigitan nyamuk yang dapat menyebabkan kematian serta menimbulkan kejadian
luar biasa atau wabah.
Repellent adalah substansi kimia yang ditujukan untuk menolak atau mencegah kehadiran
antropoda. Repellent merupakan suatu bahan baik kimia ataupun alami yang berfungsi sebagai
penolak serangga maupun hewan lain. Repellent yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan
termasuk sebagai pestisida nabati.Pestisida nabati adalah jenis pestisida alami, karena bahan
dasarnya berasal dari alam bukan buatan pabrik.Karena bahan dasarnya berasal dari tumbuhan,
maka jenis pestisida ini mudah terurai di alam sehingga relatif aman bagi manusia dan tidak
mencemari lingkungan.
Untuk menjauhkan manusia dari serangga, repellent yang digunakan harus memenuhi
beberapa syarat,yaitu nyaman digunakan di kulit tubuh, tidak menyebabkan iritasi, tidak
menimbulkan rasa panas atau terasa lengket di kulit, Melindungi kulit lebih lama karena bahan
aktifnya terurai secara perlahan, Praktis penggunaannya, mudah digunakan saat kegiatan
indoor maupun outdoor, berbahan dasar alami, aman dan bebas racun, ramah lingkungan dan
tidak menimbulkan efek samping, dibuat dari bahan yang berkualitas baik (Direktorat Jendral
P2PL, 2012)
Selain itu keuntungan dari penggunaan repellent, antara lain adalah pemakaiannya
mudah, jika dioleskan, baunya dapat menolak nyamuk dengan jarak 4 cm dari kulit dan tidak
merusak lingkungan. Lotion Umbi Rumput Teki (Cyperus Rotundus L) tidak akan
membahayakan bagi kesehatan karena bersifat tidak persisten pada tubuh dan juga tidak
membahayakan bagi lingkungan. Bila Lotion Umbi Rumput Teki (Cyperus Rotundus L)
digunakan sebagai repellent bagi nyamuk tentu akan aman. Dan beberapa syarat sebagai
repellent telah terpenuhi sehingga penggunaan Lotion Umbi Rumput Teki (Cyperus Rotundus
L) mampu mengusir nyamuk.

7
Pemanfaatan bahan aktif dari Umbi Rumput Teki (Cyperus Rotundus L) atau tanaman
lainnya sebagai repellent merupakan alternatif cara untuk mencegah gigitan nyamuk dalam
upaya menurunkan angka kesakitan oleh nyamuk. Namun demikian, pengendalian vektor
penyakit tidak cukup dilakukan hanya dengan satu cara, melainkan memerlukan berbagai usaha
terpadu, misalnya pengendalian secara biologis, fisik, kimiawi dan modifikasi lingkungan.
Melalui pengendalian terpadu dan berkesinambungan, pengendalian yang aman, mudah, murah
dan efektif diharapkan dapat tercapai sehingga populasi vektor dapat ditekan dan angka
kesakitanpun diharapkan dapat menurun.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari Penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Dosis 10 gr Powder umbi rumput teki (Cyperus Rotundus L) yang dijadikan lotion anti
nyamuk memiliki kemampuan mengusir nyamuk yaitu mencapai >80 %
2. Dosis 15 gr Powder umbi rumput teki (Cyperus Rotundus L) yang dijadikan lotion anti
nyamuk memiliki kemampuan mengusir nyamuk yaitu mencapai >80 %
3. Dosis 20 gr Powder umbi rumput teki (Cyperus Rotundus L) yang dijadikan lotion anti
nyamuk memiliki kemampuan mengusir nyamuk yaitu mencapai >80 %

Saran
1. Untuk pemerintah atau petugas kesehatan bisa dijadikan sebagai sumber informasi kepada
masyarakat untuk menggunakan bahan insektisida nabati yang ramah lingkungan.
2. Untuk Masyarakat diharapkan dapat menjadi suatu alternatif pengendalian vektor khususnya
nyamuk yaitu Lotion Umbi Rumput Teki (Cyperus Rotundus L) yang dapat difungsikan
sebagai insektisida nabati karena aman bagi manusia dan lingkungan.
3. Untuk institusi diharapkan agar menjadikan penelitian ini sebagai bahan bacaan
perpustakaan kesehatan lingkungan.
4. Pada peneliti selanjutnya diharapkan agar warna lotion yang diubah menjadi lebih menarik
karena berwarna kecoklatan, yaitu dengan penambahan pewarna dan pewangi yang tidak
mengandung bahan kimia berbahaya.

DAFTAR PUSTAKA

[1]Ahmad, Hamsir dkk.(2011). Pengendalian Vektor Dan Binatang


Pengganggu.Makassar:Kementerian Kesehatan RI Politeknik Kesehatan Makassar

[2]Ahmad, Hamsir dkk, (2013).Pengendalian Vektor Dan Binatang Pengganggu.


Makassar:Kementerian Kesehatan RI Politeknik Kesehatan Makassar
Chandra. (2010). Nyamuk Si Pembawa Penyakit.https://ustadchandra. wordpress.com/ 2010/06/
14/nyamuk-si-pembawa-penyakit/,

[3]Chandra Budiman, 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta:Buku Kedokteran EGC


Direktorat Jendral P2PL. 2012. Pedoman Penggunaan Insektisida (Pestisida) DalamPengendalian
Vektor.(Online) (http://pppl.depkes.go.id/_asset/_download/ Buku%20PEDOMAN%20
PENGGUNAAN%20INSEKTISIDA.pdf, Diakses 27 Mei 2016)

8
[4]Depkes RI. 1987. Pemberantasan Vektor Dan Cara – cara Evaluasinya. Direktorat Jenderal
Pemberantasan Penyakit Menular Dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (DIT.JEN.PPM DAN
PLP)

[5] Desy. 2013. Cyperus Rotundus L (Online)


https://desmutsi612.wordpress.com/2013/01/15/cyperus-rotundus-l/, Diakses tanggal 27 Desember
2015)

[6] Iskandar, Adang dkk.1985. Pedoman Bidang studi Pemberantasan Serangga Dan Binatang
Pengganggu. Jakarta:Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga Sanitasi Pusat Pendidikan tenaga
Kesehatan Departemen Kesehatan RI

[7] Hariana, Arief. 2013. Tumbuhan Obat Dan Khasiatnya. Jakarta:Penebar Swadaya.
Ira. 2011. Nyamuk penyebab penyakit (Online) (https://iraiyai.wordpress.com/2011/03/24/nyamuk-
penyebab-penyakit/, Diakses 21 Januari 2016)

[8] Karyuni. 2004. Materi Entomology. (Online) (https://narunilif1.wordpress.com/materi-


entomology/, Diakses 22 Januari 2016)

[9] Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia

[9] Kriswandari, Niken dkk. 2015. Pengaruh Variasi Konsentrasi Ekstrak Bunga Kamboja
(Plumeria alba) dalam Lotion sebagai Repellent terhadap Daya Tolak Nyamuk Aedes Sp. Sanitasi
Jurnal KesehatanLingkungan. Vol.6 No.3, hlm 127-134, Yogyakarta Februari 2015

[10] Meiria S, 2006. Isolasi dan Identifikasi Komponen Minyak Atsiri Umbi Teki (Cyperus rotundus
L.), (Online), (http://core.ac.uk/download/files/478/12348471.pdf, Diakses pada tanggal 21
November 2015)

[11] Notoatmodjo, Soekidjo.2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Asdi Maha Satya.
Republik Indonesia 2010. Peraturan Menteri Kesehatan No. 374 tahun 2010 Tentang Pengendalian
Vektor, Jakarta:Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

[12] Ruhban, Andi, dkk. 2013. Efektivitas Anti Nyamuk Elektrik Dengan Bahan Aktif Ekstrak Daun
Serai Dalam Mematikan Nyamuk Culex Sp. Makassar:Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar
Jurusan Kesehatan Lingkungan Makassar (Risbinakes RI)

[13] Zulvita, 2013.Kemampuan Obat Nyamuk Bakar Bubuk Daun Serai (Andropogon Nardus)
Sebagai Bahan Aktif Dan Bubuk Cangkang Kulit Kemiri Sebagai Bahan Pengisi Dalam
Pengendalian Nyamuk Culex Sp. Makassar:Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar Jurusan
Kesehatan Lingkungan.(Skripsi Tidak Diterbitkan)

Anda mungkin juga menyukai