PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rehabilitasi medik adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
individu dan/atau kelompok untuk mengembangkan ,memelihara dan memulihkan gerak
dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara
manual, peningkatan gerak,peralatan(physics,elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan
fungsi dan komunikasi.
Rehabilitasi medik didasari pada teori ilmiah dan dinamis yang diaplikasikan secara
luas dalam penyembuhan ,pemulihan,pemeliharaan,dan promosi gerak tubuh yang optimal,
meliputi: mengelola gangguan gerak dan fungsi,meningkatkan kemampuan fisik dan
kemampuan tubuh, mengembalikan, memelihara, dan mempromosikan fungsi fisik yang
optimal,kebugaran dan kesehatan jasmani,kualitas hidup yang berhubungan dengan
gerakan dan kesehatan, mencegah terjadinya gangguan, gejala, dan perkembangan,
keterbatasan kemampuan fungsi, serta kecacatan yg mungkin dihasilkan oleh penyakit,
gangguan, kondisi, ataupun cedera.
Perlu dibuat suatu pedoman pengorganisasian di Instalasi Rehabilitasi medik
dengan tujuan untuk melaksanakan pelayanan Rehabilitasi medik yang sesuai dengan visi
dan misi rumah sakit. Struktur organisasi dibuat dengan mempertimbangkan hubungan-
hubungan antar kelompok didalamnya, posisi-posisi, herarki wewenang serta
memperhatikan system pelaporannya.
B. RUANG LINGKUP
Ruang linkup pedoman pengorganisasian RSI Sultan Hadlirin meliputi
pendahulan, gambaran umum RS, visi, misi, falsafah, nilai dan tujuan, struktur organisasi
RSI Sultan Hadlirin, struktur organisasi unit fisioterapi,uraian jabatan, tata hubungan
kerja, pola ketenagaan dan kualifikasi personil, kegiatan orientasi, rapat, dan laporan-
laporan unit.
1
BAB II
GAMBARAN UMUM
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN HADLIRIN JEPARA
Dengan menyandang nama sebagai daerah religius islami, pada tahun 1983 muncul
gagasan untuk mewujudkan pembangunan Rumah Sakit Islam yang diprakarsai oleh Bupati
Jepara dan didukung oleh Pengurus Persatuan Persaudaraan Haji Indonesia (PPHI), para ulama,
tokoh masyarakat dan lain lain. Oleh karena itu, Rumah Sakit Islam dipandang sebagai institusi
sosial yang bermaslahat bagi umat Islam dan masyarakat pada umumnya juga sebagai pendorong
perwujudan Ukhuwah Islamiyah.
Dengan upaya yang gigih dari Bupati/Pemda Jepara beserta para tokoh dan disponsori
oleh para dermawan/pengusaha kayu jati (Himpunan Pengusaha Kayu Jepara/HPKJ), para
Jamaah Haji Jepara, maka pada tanggal 20 Desember 1989 diresmikan beroperasinya Rumah
Sakit Islam Jepara dengan kapasitas awal 15 tempat tidur dan terletak pada sebidang lahan seluas
2,2 Ha di Desa Kuwasen, Kecamatan Jepara.
Pemilik Rumah Sakit Islam adalah Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI) yang disyahkan
oleh Akta Notaris No : 21 tahun 2008, melalui Berita Negara RI tanggal 30 Mei 2008 No : 44
(pembaruan/penyesuaian dengan UU No. 16 tahun 2001).
Susunan Pengurus YARSI terdiri dari unsur Pemerintah Daerah (Bupati sebagai Ketua
Pembina Yayasan, Sekretaris Daerah sebagai Ketua Yayasan), Majelis Ulama Indonesia (MUI),
IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) & Tokoh Masyarakat.
I. RINGKASAN SEJARAH
2
Tahun 1987 : Peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Islam oleh Bupati
Jepara pada tanggal 14 Desember 1987.
Tahun 1989 : Peresmian operasional Rumah Sakit Islam Jepara pada tanggal 20
Desember 1989 oleh Bupati Jepara.
Tahun 2000 : Penggantian nama Rumah Sakit Islam dari Rumah Sakit Islam M.A
Ngasirah menjadi Rumah Sakit Islam Sultan Hadlirin Jepara pada
tanggal 1 Desember 2000
3
BAB III
VISI : Terwujudnya Rumah Sakit unggulan Islami yang bermaslakhat bagi umat
MISI : a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan rujukan yang
bermutu
b. Menyediakan dan meningkatkan sumber daya manusia yang professional
dan islami.
c. Mewujudkan suasana lingkungan yang asri, nyaman, komunikatif dan
informatif
d. Menjalin kerjasama pemangku kepentingan (Stake Holders) dengan
memperhatikan aspirasi masyarakat tentang mutu pelayanan, eksistensi, dan
lain lain.
FALSAFAH : 1. Pelayanan yang dilandasi dengan ke-Ikhlasan dan Amal Soleh
2. Mengutamakan kecepatan dan mutu pelayanan
NILAI : 1. Rabbaniyah (Sesuai syariat)
2. Akhlaqiyah (Mengedepankan moral & etika)
3. Itqan (Profesional)
4. Sidiq (Jujur)
5. Fathanah (Cerdas)
6. Ta’awun (Kerjasama/Gotong Royong)
7. Insaniyyah (Manusiawi)
MOTO : ISTITHO’AH, ISTIQOMAH, AMANAH
(Berkemampuan, Komitmen/Konsisten, Bertanggung Jawab)
TUJUAN
Umum : Ikut meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat melalui
penyelenggaraan Rumah Sakit yang meliputi pelayanan rawat jalan, rawat
inap, gawat darurat & rujukan secara profesional, bermutu & islami.
Khusus : 1. Tercapainya profesionalisme SDM sesuai dengan standar kebutuhan tenaga
dan kompetensinya.
4
2. Terlaksananya upaya manajemen yang baik sesuai dengan aturan aturan
yang berlaku.
3. Terselenggaranya Rumah Sakit yang bersih, nyaman, indah serta diminati
oleh pasien.
4. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan sehingga mengurangi komplain pasien
(Zero Complaint).
5
6
BAB V
Secara struktur organisasi, Rehabilitasi medik berada dibawah Kabid pelayanan medis.
Dalam hal yang berkaitan dalam SDM Rehabilitasi medik dan sarana prasarana Rehabilitasi
medik akan berkoordinasi dengan Kabid pelayanan medis.
Instalasi Rehabilitasi medik adalah unit pelayanan struktural yang dipimpin oleh seorang
kepala instalasi yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik , pendidikan, pelatihan dan
penelitian kesehatan di rumah sakit. Struktur organisasi Instalasi Rehabilitasi medik sebagai
berikut:
DIREKTUR
Unit Fisioterapi
7
BAB VI
URAIAN JABATAN
8
B. Nama Jabatan : Fisioterapi
1. Uraian Tugas:
a. Perencanaan :
- Merencanakan kegiatan pelayanan terhadap pasien yang membutuhkan pelayanan
fisioterapi.
- Menyiapkan fasilitas dan ruang untuk kelancaran pelayanan .
b. Pelaksanaan:
- Meneria memeriksa kelengkapan adm dan melakukan persiapan pasien yang akan
dilakukan fisioterapi.
- Memelihara kebersihan dan ketertiban dan keamanan dipoliklinik fisioterapi.
- Merapikan kembali alat alat fisioterapi agar siap pakai untuk tindakan fisioterapi
selanjutnya.
- Mencegah kemungkinan kecelakaa kerja dengan memantau kondisi peralatan dan
fasilitas setiap akan dilakukan pelayanan fisioterapi.
- Mengadakan kerjasama dan memelihara hub baik dengan semua petugas yang ada
dilingkungan kerja.
- Memberikan pelayanan secara persiapan dan melakukan pemeliharaan peralatan
agar selalu dalam keadaan siap pakai.
- Melaksanakan pelaporan dan pencatatan yang dapat dijadikan pedoman bagi
atasan dalam menentukan kebijakan selanjutnya.
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang pelayanan rehabilitasi
medik/fisioterapi melalui pertemuan ilmiah dan seminar.
c. Pengawasan:
- Memantau dan menilai keadaan pasien yang sedang dilakukan fisioterapi.
d. Evaluasi :
- Melaksanakan evaluasi tindakan fisioterapi sesuai batas kemampuan.
2. Wewenang
- Berhak meminta informasi dan bimbingan dari atasan
- Berhak mengajukan saran saran kepada atasan dalam upaya perbaikan pelayanan
- Menggunakan fasilitas rumah sakit dalam menjalankan tugas dalam memberi
pelayanan.
9
3. Syarat jabatan
- Pendidikan DIII/IV fisioterapi
- Sehat jasmani dan rohani
10
BAB VII
DIREKTUR
Kepala
Dokter Instalasi Fisioterapi
Rehabilitasi Rehabilitasi
Medik Medik
Penjelasan :
Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik bertanggungjawab kepada direktur untuk semua
kegiatan yang dilakukan Rehabilitasi Medik. Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik menerima
rujukan dari dokter spesiais lain /DPJP untuk diberikan tindakan Rehabilitasi Medik.
Instalasi Rehabilitasi Medik terdiri dari unit Fisioterapi, dan dikoordinasi oleh dokter
Spesialis Rehabilitasi Medik.
Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik bekerjasama dengan dokter spesialis lain dalam upaya
penanganan pasien, sehingga penatalaksanaan secara komprehensif dapat tercapai untuk
mengupayakan kesembuhan dan kemampuan fungsional pasien.
11
BAB VIII
Instalasi Rehabilitasi medik sebagai bagian dari Unit pelayanan sebuah rumah sakit, memiliki
peranan penting dalam pemberian pelayanan kesehatan baik meliputi fase Preventif, Promotif, Kuratif dan
Rehabilitatif. Hal tersebut akan dapat berlangsung dengan baik apabila ditunjang dengan Tenaga
kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan manajemen yang handal.
KEGIATAN ORIENTASI
Pengertian Orientasi adalah usaha membantu para pekerja agar mengenali secara baik
dan mampu beradaptasi dengan suatu situasi atau dengan lingkungan.
Orientasi harus mampu membantu para pekerja baru untuk memahami dan bersedia
melaksanakan perilaku social yang mewarnai kehidupan organisasi/perusahaan sehari-hari.
Orientasi juga harus mampu membantu para pekerja baru untuk mengetahui dan
memahami berbagai aspek teknis pekerjaan/jabatannya,agar mampu melaksanakan tugas-
tugasnya secara efektif, efisien,dan produktif.
13
kerja
5. Latihan penggunaan
peralatan kerja
14
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT
1. Rapat rutin
Rapat rutin diselenggarakan pada;
Waktu :Setiap rabu minggu terakir setiap bulan
Jam :12.00- SELESAI
Tempat :Ruang rapat unit kerja
Peserta :Kepala Instalasi,Pelaksana Tugas.
Materi :Evaluasi, Masalah dan pemecahan, rekomendasi
2. Rapat Insidentil
Rapat Insidentil diselenggarakan sewaktu waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang
perlu dibahas segera.
15
BAB XI
PELAPORAN
1. Laporan Harian
Pelaporan harian di lakukan dalam hal:
- Jumlah kunjungan pasien rawat inap
- Jumlah kunjungan rawat jalan
- Jumlah tindakan pasien rawat jalan dan rawat inap.
2. Laporan Bulanan
Laporan bulanan di lakukan dalam hal:
- Jenis pelayanan sesuai parameter
- Pelaporan bulanan di lakukan ke personalia dalam hal pelaporan kehadiran karyawan (
absensi )
3. Laporan Tahunan
Laporan tahunan di lakukan pada awal tahun dalam hal data tindakan pelayanan instalasi
rehabilitasi medik. formulir laporan harian,bulanan dan tahunan di serahkan ke bagian
rekam medik dari bagian rekam medik memberikan umpan balik ke instalasi rehabilitasi
medik.
16