OLEH
1. Doni Kusuma (1811A0005)
2. Dwi Suri Pangestu (1811A0006)
3. Intan Purnamasari (1811A0012)
4. Juni Dwi Restiawan (1811A0035)
5. Mei Wulandari Ningsih (1811A0019)
6. Meri Nopitasari (1811A0036)
7. Rinda Wahyuningsih (1811A0023)
8. Rizky Tri Ramadhani (1811A0024)
FAKULTAS KEPERAWATAN
STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Manfaatnya yaitu :
Kami sebagai mahasiswa dapat mampu menjelaskan mulai dari definisi, klasifikasi,
etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, dan
Penatalaksanaan dari ca mamae.
Selain itu, kami juga dapat mampu menjelaskan Asuhan Keperawatan dari Contoh
Kasus ca mamae.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ca mamae merupakan penyakit yang disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-
sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat di kendalikan dan akan
tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker) sel (Brunner dan Suddarth, 2005 ).
Ca mamae adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan payudara
dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol proliferasi dan
maturasi sel (Brunner dan Suddarth, 2005 ).
Ca mamae adalaah suatu penyakit yang menggambarkan gangguan pertumbuhan
seluler dan merupakan kelompok penyakit,bukan penyakit tunggal (Tucker dkk,1998).
Ca mamae adalah sekelompok sel tidak normal yang terus tumbuh di dalam jaringan
mammae (Tapan, 2005).
Ca mamae adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang
berubah menjadi ganas (http//www.pikiran-rakyat. com. jam 10.00, Minggu tanggal 29-8-
2005,sumber : Harianto,dkk).
2.2 Klasifikasi
Pembagian stadium menurut Portman yang disesuaikan aplikasi klinik yaitu:
1. Stadium 1
Tumor teraba dalam payudara, bebas dari stadium jaringan sekitarnya, tidak
ada fixasi/ infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya (otot). Besar tumor 1-
2 cm dan tidak dapat terdeteksi dari luar. Kelenjer getah bening regional belum
teraba. Perawatan yang sangat sistematis diberikan tujuannya agar sel kanker tidak
dapat menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya. Pada stadium ini,
kemungkinan penyembuhan pada penderita adalah 70%.
2. Stadium II
Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5-5 cm, sudah ada atau beberapa
kelenjer getah bening axila yang masih bebas dengan diameter kurang dari 2 cm.
Untuk mengangkat sel-sel kanker biasanya dilakukan operasi dan setelah operasi
dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang
tertinggal. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh penderita adalah 30-40%.
3) Staium III A
Tumor sudah meluas pada payudara, besar tumor 5-10 cm, tapi masih bebas
di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening axila masih bebas satu sama
lain. Menurut data Depkes, 87% ca mamae ditemukan pada stadium ini.
4) Stadium III B
Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah, ada edema (lebih
dari sepertiga permukaan kulit payudara) ulserasi, kelenjar getah bening
axila melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2-5
cm. Kanker sudah menyebar pada seluruh bagian payudara, bahkan
mencapai kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada.
5) Stadium IV
Tumor seperti pada stadium I,II,III tapi sudah disertai dengan kelenjar getah
bening axila supra-klafikula dan metastasis jauh. Sel-sel kanker sudah
merembet menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-paru, hati,
otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di batang leher. Tindakan yang harus
dilakukan adalah mengangkat payudara. Tujuan pengobatan pada palliative
bukan lagi kuratif(menyembuhkan).
2.3 Etiologi
Tidak satupun penyebab spesifik dari ca mamae,sebaliknya serangkaian faktor
genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan dapt menunjang terjadinya
kanker ini. Bukti yang terus bermunculan menunjukan bahwa perubahan genetik belum
berkaitan dengan ca mamae, namun apa yang menyebabkan perubahan genetik masih
belum diketahui. Perubahan genetik ini termasuk perubahan atau mutasi dalam gen
normal, dan pengaruh protein yang menekan atau menigkatkan perkembangan ca
mamae. Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium mempunyai peran penting dalam
ca mamae.Dua hormone ovarium utama-estradiol dan progesterone mengalami
perubahan dalam lingkungan seluler, yang dapat mempengaruhi factor pertumbuhan bagi
ca mamae(Brunner dan Sudart, 2001).
Faktor resiko timbul ca mamae terdiri dari faktor resiko yang tidak dapat di ubah
(unchangeable) dan dapat di ubah (changeable) yaitu :
2.4 Patofisiologi
Ca mamae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal,
mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan
berlanjut menjadi karsinoma insitu dan menginvasi stroma. Karsinoma membutuhkan
waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar
untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari
karsinoma mammae telah bermetastasis. Karsinoma mammae bermetastasis dengan
penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah
(Prince, Sylvia, Wilson Lorrairee M, 1995).
Tumor / neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri:proliferasi
yang berlebihan dan tak berguna,yang tak mengikuti pengaruh jaringan
sekitarnya.Proliferasi abnormal sel kanker akan mengganggu fungsi jaringan normal
dengan meninfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar keorgan-
organ yang jauh.Didalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi terutama
dalam maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal (Prince,A
Sylvia.2006).
Transformasi sel-sel kanker dibentik dari sel-sel normal dalam suatu proses rumut
yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi, promosi dan progresi. Pada
tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam genetiksel yang memancing selmenjadi
maligna.perubahan dalam denetic sel ini disebabakan oleh suatu gen yang disebut dengan
karsinogen,yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi atau penyinaran dan sinar
matahari. Tetapi, tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen
harus merupakan mutagen yang dapat menimbulkan mutasi pada gen (Sukarja,2000).
Apabila ditemukan suatu kesalahan maka basa-basa DNA yang terlihat akan dipotong
dan diperbaiki. Namun, kadang terjadi transkripsi dan tidak terdeteksi oleh enzim-enzim
pengoreksi. Pada keadaan tersebut akan timbul satu atau lebih protein regulator yang akan
mengenali kesalahan resebut dan menghentikan sel dititik tersebut dari proses
pembelahan.pada titik ini, kesalahan DNA dapat diperbaiki,atau sel tersebut deprogram
untuk melakukan bunuh diri yang secara efektif menghambat pewarisan kesalahan sel-sel
keturunan jika sel tersebut kembali lobs, maka sel tersebut akan menjadi mutasi permanen
dan bertahan di semua keturunan dan masuk ketahap irreversible (Cerwin ,2000).
Pada tahap promosi kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut
promoter, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik
menahun pun dapat membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Promotor adalah zat non-mutagen tetapi dapat menikkan reaksi karsinogen dan tidak
menimbulkan amplifikasi gen produksi copi multiple gen (Sukarha, 2000).
Suatu sel yang telah megalami insiasi akan menjadi maligna. Sel yang belum
melewati tahap inisiasi tidak akan terpenngaruhi oleh promosi. Oleh karena itu, diperlukan
beberapa faktor untuk terj adinya suatu keganasan (gabungan dari sel yang akan peka dan
suatu karsinogen).
Pada tahap progresif terjadi aktivitas, mutasi, atau hilangnya gen.pada progresif ini
timbul perubahan benigna menjadi pre-maligna dan maligna. Ca mamae menginvasi secara
lokal dan menyebar pertama kali melalui kelenjer getah bening regional, aliran darah, atau
keduanya. Ca mamae yang bermetastasis dapat mengenai seluruh organ tubuh, terutama
paru-paru, hepar, tulang, otak dan kulit (Weiss.M 2010).
Metastasis ca mamae biasanya muncul bertahun-tahun atau beberapa dekade setelah
diagnosis pertama dan terapi (Swart R, DAN Harris JE, 2011).
Stadium-stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaia Dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasienya,sudah sejauh mana tingkat
penyebaran kanker tersebut baik ke organ maupun penyebaran ketempat jauh.Stadium
hanya di kenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada tumor jinak.Untuk menentukan
suatu stadium,harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan
penunjang lainnya,yaitu histopologi,PA,rontgen,usg,danbila memungkinkan CT
Scan,Scintigrafi (Sukarja,2000)
3. Biopsy
Ini bisa dilakukan secara stereotaktik atau dengan bantuan ultrasound. Biopsi
TerbukaTerdapat berbagai macam teknik biopsy terbuka yaitu:
a. Biopsy Eksisi
Istilah biopsy Eksisi merujuk pada istilah yang berarti dengan
mengangkat seluruh massa yang terlihat dan biasanya dengan sedikit
batas jaringan yang sehat. Hal tersebut perlu direncanakan secara hati-
hati dan curiga lesinya bersifat gana. Kebanyakan boipsi bisa
dilakukan dengan lokal anestesi. Namun dengan kenyamanan pasien
biasa dilakukan dengan sedasi intravena. Poting beku biasa dilakukan
dan bisa disimpan untuk tes resptor estrogen dan progesterone.
b. Biopsi Insisi
Untuk lesi yang besar dan sulit untuk dilakukan biopsy eksisi biasanya
dilakukan biopsy insisi dengan hanya mengambil sedikit jaringan. Hal
ini bisa dilakukan dalam anestesi lokal dan cukup nyaman pada pasien
poli.
c. Needle-Guided Biopsy (GNB)
Skrinning mammografi bisa digunakan untuk melihat lesi
mencurigakan sebelum muncul secara klinis. Dan hal tersebut bisa
dijadikan petokan dalam melakukan biopsy jarum dengan bantuan
mammografi. Teknik ini dilakukan atas dasar prinsip menghilangkan
lesi secara presisi tanpa mengorbankan jaringan sehat sekitar. Pasien
dilakukan mamografi yang disesuaikan dengan film aslinya dan
dilakukan introduks berdasarkan gambaran film tersebut. Jadi bisa
disimpulkan NGB merupakan biopsy dengan bantuan mamograf.
Suplai nutrisi
ke jaringan lain Hipoksia
Odem pada Penekanan
MK: Nutrisi Kurang Ukuran mamae jaringan
mamae MK : pada sel saraf
Dari Kebutuhan mengecil ANSIETAS
Tubuh
Aliran darah ke
MK: MK: Nyeri jaringan
Massa tumor Gangguan terhambat
mendesak Body Image
jaringan luar
Nekrotik
jaringan
Perfusi jaringan
Bakteri
ulkus patogen
Data Obyektif :
Wajah Ibu Y tampak
meringis kesakitan
TD : 130/90 mmHg
Nadi : >100x/mnt
RR : > 20x/mnt
Skala nyeri : 6
d. Keluarga
dapat
mengontrol
kondisinya ke
dokter
A. Kasus :
Ny.D keluaga Bapak X,berumur 35 tahun mempunyai 2 anak laki-laki. Anak A (27
thn) dan anak B(25 thn) pekerjaan anak A sebagai SPG dan An.B sebagai Penjual
nasi. Suatu ketika Ny.D tidak dapat menahan rasa nyeri sehingga Ny.D datang ke
rumah sakit WM, ibu datang dengan keluhan nyeri pada payudara sebelah kiri. Nyeri
menjalar sampai ke punggung belakang,keadaan umum pasien tampak lemah, wajah
pasien tampak merintih kesakitan dan sulit melakukan aktifitas. Awalnya Ny. D
mengatakan timbul benjolan kecil di payudara sebelah kiri tapi oleh Ny.D tidak
pernah mengontrol kesehatannya dan mengira benjolan biasa akhirnya lama kelamaan
benjolan semakin besar dan nyeri. Setelah di lakukan pemeriksaan Ny. D terdiagnosa
Ca Mammae Stadium 4, TTV klien RR :20x /menit, N:100x/menit,TD:140/80 mmHg,
S:37,5 C, keluarga klien mengatakan luka pada payudara klien semakin membesar
dan terasa gatal. Luka pasien berbau,luka tampak kemerahan,Terdapat push pada
luka, luka teraba hangat, luka melebar dan membengkak.