Anda di halaman 1dari 3

PENULIS : IKKE SEPRIYANTI

KELAS : XI IIS 1

BERKAT SELALU BERSYUKUR

Angin mulai berhembus. Waktu pun berjalan,seorang wanita paruh baya mulai
menjalani kehidupanya dengan mengais sampah. Nenek jum yang biasa disapa ini mulai
mencari barang-barang dari tempat sampah warga,mengangkatnya,dan membawanya
ketempat pembuangan akhir. Nenek Jum hidup bersama anaknya,ibu dari satu orang anak
ini bekerja sebagai pemulung dari pagi hingga sore hari. Dengan ditemani sang anak,Nenek
Jum menjadi semangat dalam menjalani kehidupanya.

Nenek Jum merupakan sosok wanita yang patut dibanggakan. Dia bekerja keras demi
keluarga. Anak Nenek Jum memiliki keterbatasan mental. Keterbatasan yang dimiliki oleh
sang anak,tidak menjadikan Nenek Jum malu dan bosen merawat dan menjaganya.
Meskipun begitu,sang anak pun bisa membantu Nenek Jum bekerja mengais sampah
dirumah-rumah warga.

Dalam menjalani pahitnya kehidupan dikota besar saat ini,Nenek Jum tetap bekerja keras
meskipun harus mengais sampah. Nenek Jum tidak memiliki cita-cita atau harapan besar
tentang kehidupanya pada masa mendatang,karena bisa makan nasi saja Nenek Jum sangat
bersyukur. Tidak ada rasa malu yang dirasakan oleh Nenek Jum walaupun rumah yang
dimilikinya tidak sebesar rumah milik tetangganya. Rumah kecil,dipenuhi dengan kursi
diruang tamu yang diberi koran dan karton,serta tempat tidur kasur untuk anaknya dan
Nenek Jum itu sudah cukup berarti.

Beribadah solat lima waktu tidak pernah ditinggalkan oleh Nenek Jum,karena
menurutnya apapun yang diberikan oleh yang kuasa harus wajib dia syukuri. Namun
terkadang Nenek Jum juga sering kali merasa lelah dan kecapean,setelah seharian penuh
menggumpulkan rupiah demi rupiah. Jika Nenek Jum sakit dia tidak pernah membeli
bahkan meminum obat sama sekali. Berbeda dengan orang-orang biasanya,obat ampuh
Nenek Jum hanyalah air ES,biasanya orang-orang pada umumnya jika meminum air ES ia
akan sakit,tetapi tidak untuk Nenek Jum.

Karena berkat kesabaran dan keihklasanya dalam menjalani hidup,suatu hari ketika
Nenek Jum sedang berjalan kelelahan sambil membawa keranjang sampah,tiba-tiba ada
seorang wartawan muda yang sedang duduk beristirahat diwarung kopi memanggil Nenek
Jum.

“Nek nek kemari nek.” (Minta si wartawan muda itu)

“Ohh iya mas ada apa?” (Tanya si Nenek Jum sedikit keheranan)

“Sepertinya Nenek kelelahan,mari duduk sini nek.” (Sambil diberikanya air minum untuk
Nenek Jum).

“Wah terima kasih banyak mas,mas ini baik sekali.” (Ucap si Nenek sambil membuka tutup
botol minum yang diberikan oleh wartawan muda itu).

Sambil beristirahat,Nenek Jum juga diajak bercakap-cakap dengan wartawan muda itu,si
wartawan bertanya-tanya tentang keseharian Nenek jum. Percakapan mereka cukup lama
dan tidak terasa matahari pun sudah memperlihatkan sinar merahnya tanda waktu sudah
hampir gelap. Nenek Jum segera bergegas pulang kembali kerumahnya dan sekali lagi
Nenek Jum mengucapkan banyak terima kasih kepada wartawan muda itu.

Dua hari kemudian,ketua RT desa setempat datang kerumah Nenek Jum,dan


memberitahunya bahwa Nenek Jum mendapat undangan dari sebuah acara disalah satu
stasiun televisi. Nenek jum terkejut sambil kebingungan,kenapa tiba-tiba dia bisa diundang
kestasiun televisi. Ketua RT itu pun menjelaskan bahwa bertemunya Nenek Jum dengan
wartawan dua hari yang lalu yang membuatnya bisa diundang kesalah satu stasiun televisi.
Tanpa sepengetahuan Nenek jum ternyata percakapanya kemarin direkam oleh wartawan
muda itu.
Keesokan harinya di antarkanlah Nenek Jum ke stasiun televisi itu oleh ketua RT
nya,dan tidak ketinggalan pula anak satu-satunya Nenek Jum pun juga ikut dibawanya.
Setelah sampai disana,Nenek Jum disambut hangat oleh para kru stasiun televisi itu,dan
tidak lama kemudian dipanggilah Nenek Jum untuk naik diatas panggung dihadapan
ratusan orang. Nenek Jum juga ditanya-tanya lagi oleh para host tentang keseharianya.
Setelah sekian lama ditanya-tanya ada sesuatu lagi yang sangat mengejutkan Nenek Jum.
Ia diberi amplop yang berisi tiket umrah ke tanah suci Mekah. Maha Besar Allah,seketika
Nenek Jum langsung bersujud syukur sambil menangis,ia tidak percaya bahwa dia akan
pergi ketanah suci. Inilah bentuk balasan dari Allah untuk orang-orang yang selalu
bersyukur atas apa yang ia berikan. Sesuatu yang tidak mungkin bisa saja terjadi atas
kehendak yang kuasa.

EDITOR : JODI NUR PRATAMA

Anda mungkin juga menyukai