Anda di halaman 1dari 2

MENGEJAR CINTA PAK GURU

Pernah merasakan sakit kan ? sekalipun kamu termasuk orang yang sangat selektif
soal urusan kesehatan, tapi prediksiku mengatakan bahwa kamu pernah mersakan sakit.
Minimal sakit kepala. Terus gimana dengan sakit hati ? masikah diantara kita yang mengelak
jika aku berasumsi bahwa sep anjang sejarah hidup seseorang, pasti pernah mengalami sakit
hati, aku pun pernah mengalaminya, bahkan di ikuti dengan kata sering. Hari itu aku tela
sekolah, akibatnya semua mata tertuju ke arahku, termasuk mata pak guru yang tajam dan
berperawakan gagah, tapi berwibawa. Setelah mengucapkan salam dan mengajukan
permintaan maaf kepada pak guru tanpa berani melihat sorotan matanya, aku berjalan
perlahan mencari tempat duduk yang kosong. Aku melirik teman geng ku yang duduk paling
belakang. Ada Agnes, Tati dan Wari. Mereka tersenyum meggodaku, aku tersipu malu.
Mereka menggodaku bukan tanpa alasan, terlebih untuk mata pelajaran yang satu ini,
habislah diriku jika ini sampai keteman geng ku jaman dulu. Iya mereka teman ngobrol,
teman kerja tugas, teman makan, teman mejeng, juga temen ngerjaiin orang, jadi yah mereka
pasti tahu kalau aku suka sama pak guru. Aku tidak berkonsentrasi menyimak materi
pelajaran pak guru yang gagah ini , peneybabnya kareana Agnes melempar secari kertas
berisi tulisan tanganya kearah ku. ‘’ cie cie, yang lagi serius, serius belajarnya atau serius
sama pak gurunya’’. Huft ! mati aki ! gimana kalau pak guru melihat tulisan ini dan
menegurku ? tidak bisa aku pungkiri, aku suka pada beliau. Tapi karena luapan rasa yang tak
bisa tertahan... ( mengungkapkanya langsung adalah hal mustahil, sampai mati pun aku tak
akan melakukanya ), akhirnya aku pun membalas tulisan Agnes. ‘’ serius sama pak gurunya
dong, sambil membanyangin di ajak makan malam sama pak guru, hahahaha....mimpi kali
ya.... huhahahha ...Agnes ngakak tanpa sadar, semua mata tertuju ke Agnes ‘’ mampuslah
aku’’ aku menatap Agnes dengan tatapan tajam. Agnes meminta maaf tapi percuma, pak guru
sudah berdiri di dekat kami, secari kertas itu kini berpindah tangan ke beliau, tapi tak mampu
melakukannya. Andakan aku bisa pinjam ilmu selimut kabut dari sembara dalam drama ‘’
misteri dalam gunung berapi’’ mungkin saat itu juga aku sudah melenyapkan diri. Pak guru
tidak menghukum kami hanya mengingatkan ‘’ jangan rebut di dalam kelas.’’lalu beliau
berjalan ke depan kelas sambil memasukkan secarik kertas itu ke dalam saku celanya. Satu
mingu berlalu...aku bertemu pak guru di parkiran ‘’ besok ngak usah bawa kendaraan iya,
entar pulangnya barengan’’, kata pak guru. Rasanya jantungku berhenti berdetak, mimpi apa
aku semalam ? sungguh aku tak sabar untuk sampaikan berita hebat ini ke geng ku. Berawal
dari pulang bareng itu, kami pun makin sering bersama, dan ber pacaran. Tiga bulan berlalu,
aku dan geng ku, jalan – jalan ke mall selepas mengerjakan tugas sekolah. Kita nongkrong di
caffe. Teman – teman ku sibuk berbisik – bisik mencurigakan. Aku menyeleksi satu – persatu
raut muka mereka terdiam, aku makin curiga setelah merek menghalangi pemandanganku ke
meja sebelah. Oh may god, pak guru ! dia bersama siapa itu ? aku geram menahan marah.
Teman – teman ku pun demikian. ‘’ wari, ayo kita gilas !’’ kata Agnes hendak berdiri yang
lain juga berdiri,’’ tapi dia guru kita , gimana kalau kita tidak lulus pelajaran dia ‘’ jawabku. ‘’
aah nialai belakangan !’’ sambung tuti. Sebenarnya, aku tidak mau rebut dan memilih
meninggalkan tempat, tapi mereka pada ngomporin sampai amarahku memuncak, secepat
kilat aku cepat melangkah dan tiba – tiba tanpa sadar aku telah berdiri di depan meja pak
guru dan menggambil se gelas minuman, lalu menyiram wajah wanita yang menemani guru
ku itu. Wanita itu berdiri dan menjambak rambutku. ‘’ berhrnti ‘’ teriakan pak guru
menyadarkan kami’’ dia istriku’’ lanjutnya. Haah ??? kami semua berdiri dan melangkah
pergi setelah peristiwa itu, aku merasakan saki dan sakit di hatiku. Ke esokan harinya
handphone ku berbunyi pesan dari pak guru yag menyatakan permohonan maaf, pesan beliau
tidak aku balas. Kami berempat menghindari pertemuan dengan pak guru. Bahkan, kami rela
bolos saat pelajaran beliau. Sakit hati yang di alami seseorang bukan tanpa sebab ada
beragam alas an mengapa seseorang merasakan sakit hati. Level yang di rasakan pun ber
beda – beda, ter gantung bagaimana seseorang menyikapi setiap masalah sakit hatinya. Jika
ingin larut dan menikmatinya berlama – lama itu pilihan. Jika menganggap sakit hati adalah
sesuatu yang merugikan dan hanya buang – buang energy, iya cepat – cepatlah bergegas
mencari solusinya. Jadikan lah setiap peristiwa sebagi pembelajaran untuk menjalani
kehidupan yang lebih baik.

Pengarang : VIKA SAFIRA


Kategori : percintaan

Anda mungkin juga menyukai