Anda di halaman 1dari 13

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MESUJI

UPT RSUD RAGAB BEGAWE CARAM

PANDUAN
ASESMEN PASIEN TERMINAL

EDISI 1
TAHUN 2019

1
DINAS KESEHATAN KABUPATEN MESUJI
UPT RSUD RAGAB BEGAWE CARAM
Jalan Z.A Pagar Alam Berabasan Kecamatan Tanjung Raya kode pos 34597
Email : rsud_rbcmesuji@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RAGAB BEGAWE CARAM
NOMOR : 445/ 578 /UPT-RSUD RBC/ I / 2019

TENTANG
PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RAGAB BEGAWE CARAM

Menimbang a Bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas dan


keamanan pelayanan pasien, maka diperlukan adanya
Panduan Asesmen pasien terminal di Rumah Sakit
Umum Daerah Ragab Begawe Caram;
b Bahwa sesuai butir a diatas perlu menetapkan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Ragab
Begawe Caram tentang Panduan Asesmen Pasien
Terminal.

Mengingat 1. Undang – undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan
2. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
3. Undang-undang RI Nomor 29 Tahun 2009 tentang
Praktek Kedokteran
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1165.A/MenKes/SK/X/2004 tentang Komisi Akreditasi
Rumah Sakit.

2
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


RAGAB BEGAWE CARAM TENTANG PANDUAN
ASESMEN PASIEN TERMINAL RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH RAGAB BEGAWE CARAM;

KESATU : Panduan Asesmen Pasien Terminal dimaksudkan


sebagaimana tercantum dalam Panduan di Keputusan ini.
KEDUA : Pelaksanaan Panduan Asesmen Pasien Terminal
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan keamanan
pelayanan pasien sebagaimana dimaksud dalam Diktum
kesatu
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Berabasan
pada tanggal : 1 Juni 2019
DIREKTUR UPT RSUD
RAGAB BEGAWE CARAM

dr HOTMAIDA VERAWATI S
NIP. 197305052002122001

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat-Nya Buku Pedoman Asesmen Pasien Terminal Rumah Sakit
Ragab Begawe Caram telah selesai disusun.

Sangat penting diketahui untuk kita, sebagai tenaga kesehatan


tentang bagaimana cara menangani pasien yang menghadapi sakaratul
maut atau dalam kondisi terminal. Inti dari penanganan pasien yang
menghadapi sakaratul maut adalah dengan memberikan perawatan yang
tepat seperti memberikan perhatian yang lebih terhadap pasien sehingga
pasien dan keluarga lebih sabar dan ikhlas dalam menghadapi kondisi
sakaratul maut.

Untuk meningkatkan pelayanan akan kebutuhan yang unik ini di


Rumah Sakit diperlukan suatu Panduan. Buku panduan ini diharapkan
dapat menjadi pegangan atau acuan dalam memberikan pelayanan
terhadap pasien tahap terminal secara komprehensif dan juga terhadap
pasien dalam kondisi sakaratul maut di Rumah Sakit Umum Daerah Ragab
Begawe Caram.

Berabasan, 01 Juni 2019

Direktur

4
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................4


Daftar Isi ....................................................................................................5

I. Pendahuluan ...........................................................................................6
II. Definisi ...................................................................................................8
III. Ruang Lingkup ......................................................................................9
IV. Pelaksanaan ..........................................................................................9
V. Dokumentasi ........................................................................................13
VI. PENUTUP ...........................................................................................13

5
Lampiran

Peraturan Direktur UPT RSUD Ragab Begawe Caram

Tentang Panduan Asesmen Pasien Terminal

PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL

I. PENDAHULUAN
Kehilangan dan kematian adalah peristiwa dari pengalaman
manusia yang bersifat universal dan unik secara individual. Hidup
adalah serangkaian kehilangan dan pencapaian. Dukacita adalah
respon alamiah terhadap kehilangan. Penting artinya untuk
diperhatikan bahwa apapun yang dikatakan disini tentang proses
dukacita dan kehilangan yang terdapat dalam perspektif sosial dan
historis mungkin berubah sepanjang waktu dan situasi. Menjadi tua
adalah proses alamiah yang akan dihadapi oleh setiap mahluk hidup
dan meninggal dengan tenang adalah dambaan setiap insan. Namun
sering kali harapan dan dambaan tersebut tidak tercapai. Kondisi
terminal merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami sakit
atau penyakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh dan
menuju pada proses kematian dalam 6 (enam) bulan atau kurang.
Dalam masyarakat kita, umur harapan hidup semakin bertambah
dan kematian semakin banyak disebabkan oleh penyakit-penyakit
degeneratif seperti kanker dan stroke. Pasien dengan penyakit kronis
seperti ini akan melalui suatu proses pengobatan dan perawatan yang
panjang. Jika penyakitnya berlanjut maka suatu saat akan dicapai
stadium terminal yang ditandai dengan oleh kelemahan umum,
penderitaan, ketidak-berdayaan, dan akhirnya kematian.
Proses terjadinya kematian diawali dengan munculnya tanda-
tanda yaitu sakaratul maut dalam istilah disebut dying. Untuk itu
perlu adanya pendampingan terhadap pasien yang menghadapi
sakatarul maut (dying).

6
Dr. Elisabeth Kubler-Ross telah mengidentifikasikan lima tahap
berduka yang dapat terjadi pada pasien menjelang ajal :
1. Denial (Pengingkaran)
Dimulai ketika orang disadarkan bahwa ia akan meninggal dan
dia tidak dapat menerima informasi ini sebagai kebenaran, dan
bahkan mungkin mengingkarinya.
2. Anger (Marah)
Terjadi ketika pasien tidak dapat lagi mengingkari kenyataan
bahwa ia akan meninggal.
3. Bargaining (Tawar menawar)
Merupakan tahapan proses berduka dimana pasien mencoba
menawar waktu untuk hidup.
4. Depression (Depresi)
Tahap dimana pasien datang dengan kesadaran penuh bahwa
ia akan segera mati. Ia sangat sedih karna memikirkan bahwa ia
tidak akan lama lagi bersama keluarga dan teman-teman.
5. Acceptance (Penerimaan)
Merupakan tahap selama pasien memahami dan menerima
kenyataan bahwa ia akan meninggal dan ia berusa keras untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya yang belum selesai.
Tujuan disusunnya Buku Pedoman Asesmen Pasien terminal ini
adalah :
 Menghargai nilai yang dianut pasien, agama, dan preferensi
budaya.
 Mengikutsertakan pasien dan keluarga dalam aspek pelayanan
kesehatan.
 Memberikan respon pada hal psikologis, emosional, spiritual,
dan budaya dari pasien dan keluarganya.
 Diharapkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
dalam kaitannya dengan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.

7
II. DEFINISI
Pelayanan pada tahap terminal adalah pelayanan yang
diberikan untuk pasien yang mengalami sakit atau penyakit yang
tidak mempunyai harapan untuk sembuh dan menuju pada proses
kematian dalam 6 (enam) bulan atau kurang. Pasien yang berada
pada tingkat akhir hidupnya memerlukan pelayanan yang berfokus
akan kebutuhannya yang unik. Pasien dalam tahap ini dapat
menderita gejala lain yang berhubungan dengan proses penyakit atau
terapi kuratif atau memerlukan bantuan berhubungan dengan faktor
psikososial, agama, dan budaya yang berhubungan dengan proses
kematian. Keluarga dan pemberi layanan dapat diberikan
kelonggaranmelayani pasien tahap terminal dan membantu
meringankan rasa sedih dan kehilangan.
Penyakit terminal adalah suatu penyakit yang tidak bisa
disembuhkan lagi.Kematian adalah tahap akhir kehidupan.Kematian
bisa datang tiba-tiba tanpa peringatan atau mengikuti periode sakit
yang panjang.
Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju
kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik ,
psikososial dan spiritual bagi individu.
Pasien terminal adalah pasien – pasien yang dirawat, yang
sudah jelas bahwa mereka akan meninggal atau keadaan mereka
makin lama makin memburuk.
Pendampingan dalam proses kematian adalah suatu
pendampingan dalam kehidupan karena mati itu termasuk bagian
dari kehidupan .Manusia dilahirkan, hidup beberapa tahun, dan
akhirnya mati. Manusia akan menerima bahwa itu adalah kehidupan,
dan itu memang akan terjadi, kematian adalah akhir dari kehidupan.
Sakaratul Maut (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang
menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan
tertentu untuk meninggal.

8
Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya pernafasan,
nadi, dan tekanan darah serta hilangnya respons terhadap stimulus
eksternal, ditandai dengan terhentinya aktifitas otak atau terhentinya
fungsi jantung dan paru secara menetap.
Selain itu, dr.H.Ahmadi NH,Sp.KJ juga mendefininisikan Death:
1. Hilangnya fase sirkulasi dan respirasi yang irreversible.
2. Hilangnya fase keseluruhan otak, termasuk batang otak.
Dying dan death merupakan dua istilah yang sulit untuk
dipisahkan, serta merupakan suatu fenomena tersendiri.Dying lebih
ke arah suatu proses, sedangkan death merupakan dari hidup.

III. RUANG LINGKUP


Ruang Lingkup daripada Asesmen Pasien Terminal meliputi
dokter yang merawat. Apabila dokter yang merawat sedang tidak
berada di tempat, dapat diwakilkan oleh dokter ruangan. Perawat juga
turut melakukan asesmen pasien terminal. Dan apabila pasien
menginginkan adanya keterlibatan daripada pemuka agama yang
dianut, maka Rumah Sakit Umum Daerah Ragab Begawe Caram
menyediakan pelayanan tersebut.

IV. PELAKSANAAN
Tatalaksana kegiatan pelayanan pada tahap terminal akhir
hidup di RSU Bunda Thamrin antara lain :
 Menghormati keputusan dokter untuk tidak melanjutkan
pengobatan dengan persetujuan pasien dan atau keluarganya
 Melakukan asesmen dan pengelolaan yang sesuai terhadap
pasien dalam tahap terminal.
Problem yang berkaitan dengan kematian antara lain:
1. Problem fisik berkaitan dengan kondisi atau penyakit
terminalnya
2. Problem psikologi, ketidak-berdayaan, kehilangan kontrol,
ketergantungan, dan kehilangan diri dan harapan.

9
3. Problem sosial, isolasi dan perpisahan
4. Problem spiritual
5. Ketidak sesuaian antara kebutuhan dan harapan dengan
perlakuan yang didapat ( dokter, perawat, keluarga dan
sebagainya )
 Memberikan pelayanan dan perawatan pada pasien tahap
terminal dengan hormat.
 Melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri, secara
primer atau sekunder serta memberikan pengobatan sesuai
permintaan pasien dan keluarga.
 Menyediakan akses terapi lainnya yang secara realistis
diharapkan dapat memperbaiki kualitas hidup pasien, yang
mencakup terapi alternatif atau terapi tradisional
 Melakukan intervensi dalam masalah keagamaan dan aspek
budaya pasien dan keluarga.
 Melakukan asesmen status mental terhadap keluarga yang
ditinggalkan serta edukasi terhadap mekanisme
penanganannya.
 Peka dan tanggap terhadap harapan keluarganya.
 Menghormati hak pasien untuk menolak pengobatan atau
tindakan medis lainnya.
 Mengikut-sertakan keluarga dalam pemberian pelayanan.
Layanan tahap akhir di rumah sakit dilakukan di instalasi
gawat darurat dan di unit rawat inap. Adapun proses operasional
pelayanan ini dilakukan oleh perawat/bidan dengan kualifikasi
lulusan D3/D4/S1 keperawatan atau kebidanan yang mempunyai
surat tanda registrasi (STR), yang meliputi intervensi atau mengurangi
rasa sakit, gejala primer, dan atau sekunder, mencegah gejala dan
komplikasi sedapat mungkin intensitas dalam hal masalah psikologis,
pasien dan keluarga, masalah emosional dan kebutuhan spiritual
mengenai kematian dan kesusuhan, intervensi dalam masalah
keagamaan dan aspek budaya pasien dan keluarga, serta

10
mengikutsertakan pasien dan keluarga dalam pemberian pelayanan.
Sedangkan asesmen pasien terminal dilakukan oleh dokter yang
merawat dan boleh diwakilkan oleh dokter ruangan apabila dokter
yang merawat sedang tidak berada di tempat.

Ciri-ciri pokok pasien yang akan meninggal

Pasien yang menghadapi sakaratul maut akan memperlihatkan


tingkah laku yang khas antara lain :
1. Penginderaan dan gerakan menghilang secara berangsur-angsur
yang dimulai pada gerakan paling ujung khususnya pada ujung
kaki, tangan, ujung hidung, yang terasa dingin dan lembab.
2. Kulit nampak kebiru-biruan, kelabu atau pucat
3. Nadi mulai tak teratur lemah dan pucat
4. Terdengar suara mendengkur disertai gejala nafas cyene nokes
5. Menurunnya tekanan darah peredaran darah perifer menjadi
terhenti dan rasa nyeri bila ada biasanya menjadi hilang.
Kesadaran dan tingkat kekuatan ingatan bervariasi dari
individu. Otot rahang menjadi mengendur, wajah pasien yang
tadinya kelihatan cemas tampak lebih pasrah menerima.

Prosedur Asesmen Pasien Terminal

Dokter yang merawat / dokter ruangan / perawat melakukan


asesmen tanda-tanda klinis menjelang kematian :
1. Kehilangan Tonus Otot,yang ditandai dengan :
a. Relaksasi otot muka sehingga dagu menjadi turun.
b. Kesulitan dalam berbicara, proses menelan dan hilangnya
reflek menelan.
c. Penurunan kegiatan traktus gastrointestinal, ditandai:
nausea, muntah, perut kembung, obstipasi.
d. Penurunan control spinkter urinari dan rectal.
e. Gerakan tubuh yang terbatas.
2. Kelambatan dalam Sirkulasi, yang ditandai dengan :
a. Kemunduran dalam sensasi.

11
b. Cyanosis pada daerah ekstermitas.
c. Kulit dingin, pertama kali pada daerah kaki, kemudian
tangan, telinga dan hidung.
3. Perubahan-perubahan dalam tanda-tanda vital
a. Nadi lambat dan lemah.
b. Tekanan darah turun.
c. Pernafasan cepat, cepat dangkal dan tidak teratur.
4. Gangguan Sensori
a. Penglihatan kabur.
b. Gangguan penciuman dan perabaan.
Tanda-tanda Klinis Saat Meninggal :
1. Pupil mata melebar.
2. Tidak mampu untuk bergerak.
3. Kehilangan reflek.
4. Nadi cepat dan kecil.
5. Pernafasan chyene-stoke dan ngorok.
6. Tekanan darah sangat rendah
7. Mata dapat tertutup atau agak terbuka.
Tanda-tanda Meninggal secara klinis :
1. Tidak ada respon terhadap rangsangan dari luar secara total.
2. Tidak adanya gerak dari otot, khususnya pernafasan
3. Tidak ada reflek.
4. Gambaran mendatar pada EKG.
Kemudian perawat akan melakukan evaluasi pada saat pasien menjelang
ajal, dimana :
1. Klien merasa nyaman dan mengekpresikan perasaannya pada
perawat
2. Klien tidak merasa sedih dan siap menerima kenyataan
3. Klien selalu ingat kepada Tuhan dan selalu bertawakkal
4. Klien sadar bahwa setiap apa yang diciptakan Tuhan akan
kembali kepadanya

12
V. DOKUMENTASI
Berkas-berkas yang didokumentasikan pada Asesmen Pasien Teminal
adalah :
1. Status pasien
2. Catatan Terintegrasi
3. Asesmen pasien terminal
4. Buku catatan pelayanan kerohanian
5. Surat kematian.

VI. PENUTUP
Pelayanan tahap terminal merupakan bagian dari pelayanan
kesehatan paripurna di rumah sakit, yang terkait dengan keenam dasar
fungsi RS, yaitu peningkatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
pendidikan, dan penelitian.
Dengan pelayanan Tahap terminal yang tepat dan berhasil guna
akan membantu pasien dan keluarganya dalam melewati fase kritisnya.
Perawatan kepada pasien yang menghadapi sakaratul maut (dying)
oleh petugas kesehatan dilakukan dengan cara memberi pelayanan
khusus jasmaniah dan rohaniah sebelum pasien meninggal. Perawat
memiliki peran untuk memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis,
psikologis, dan spiritual pasien sakaratul maut dengan memperhatikan
moral, etika serta menumbuhkan sikap empati dan caring kepada
pasien.Penanganan pasien perlu dukungan semua pihak yang terkait,
terutama keluarga pasien dan perlu tindakan yang tepat dari perawat.
Panduan Asesmen Pasien Terminal ini merupakan panduan bagi
pelaksana pelayanan pada tahap terminal yang diselenggarakan di
Rumah Sakit Umum Daerah Ragab Begawe Caram. Dengan ini,
diharapkan pelayanan pada tahap terminal yang diselenggarakan dapat
terlaksana dengan baik dan dapat ditingkatkan seiring dengan kemajuan
Rumah Sakit.

13

Anda mungkin juga menyukai