Anda di halaman 1dari 25

Oleh :

Kelompok IV

Nama Kelompok :

Luhde Hendryani Pratiwi (1607522129)


Ni Made Indri Pratiwi (1607522131)
Putu Novi Antari (1607522132)
Regita Purnama Sari (1607522133)
Komang Hans Jaya Putra (1607522134)

i
Program Non Reguler
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2017

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................... ii

VISI MISI UNIVERSITAS UDAYANA ....................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ....................................................................................... 1

Perumusan Masalah ....................................................................................... 2

Tujuan Masalah ....................................................................................... 2

BAB II ISI PEMBAHASAN

Pusat Informasi Pariwisata ....................................................................................... 3

Sistem Informasi Pemasaran Pariwisata.............................................................. 4

Sistem Perencanaan ....................................................................................... 5

Sistem Evaluasi Pemasaran .................................................................. 11

BAB III PENUTUP

Kesimpulan dan Saran ....................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 23

ii
Visi Universitas Udayana
Menjadi lembaga pendidikan tinggi yang menghasilkan
sumberdaya manusia unggul, mandiri dan berbudaya.

Misi Universitas Udayana


1. Menyelenggarakan Pendidikan Tinggi melalui sistem
pembelajaran yang bermutu dan menghasilkan lulusan
yang memiliki moral / etika / akhlak dan integritas yang
tinggi sesuai dengan tuntutan masyarakat lokal, nasional,
dan internasional.
2. Mengembangkan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat sesuai dengan kepentingan masyarakat dan
bangsa; dan
3. Memberdayakan Unud sebagai perguruan tinggi yang
berlandaskan pengembangan Ipteks dan nilai budaya.

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat maka
kebutuhan untuk berlibur pun meningkat. Untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan informasi tentang tujuan wisata, obyek wisata yang menarik,
sarana yang tersedia seperti transportasi untuk mencapai daerah tujuan
wisata, produk wisata yang diminati dan lain sebagainya. Untuk
memperoleh informasi tersebut wisatawan sering mengalami kesulitan
karena tidak mengetahui dimana dan pada siapa harus meminta
informasi. Singkatnya kebutuhan informasi di bidang pariwisata
meningkat dan perlu disiapkan dengan rapi dan terstruktur agar dapat
diakses dengan mudah.

Selain kebutuhan wisatawan akan informasi yang lengkap, akurat


dan mudah didapat, maka pihak lain yang juga membutuhkan data dan
informasi tersebut adalah pihak pengelola industri pariwisata dan
pemerintah sebagai pihak pengambil keputusan dan penentu kebijakan di
bidang pariwisata. Namun penekanan kebutuhan data dan informasi bagi
masing-masing pihak berbeda. Jika bagi wisatawan adalah untuk
memudahkan mereka menentukan rencana perjalanan wisatanya
sementara bagi industri pariwisata dan pemerintah, adanya sistem
informasi yang baik sangat membantu mereka untuk tujuan pengambilan
keputusan. Suatu Sistem Informasi Manajemen dapat membantu kedua
pihak terakhir.

Sejalan dengan keinginan pemerintah untuk memajukan industri


pariwisata maka tentunya ada keinginan besar untuk menata informasi
data pariwisata sebaik-baiknya agar masyarakat yang membutuhkan
dapat memperoleh dengan cepat, akurat dan dapat disebarluaskan
dengan mudah pula. Ada berbagai cara untuk penataan informasi

1
tersebut. Kalau pada jaman dulu informasi disebarluaskan dari mulut ke
mulut, kemudian melalui radio, surat kabar, televisi dan meida lainnya
maka sekarang dengan kemajuan di bidang teknologi informasi ada
beberapa sarana baru yang lebih mempercepat penyebarluasan
informasi. Secara umum SIM merupakan kebutuhan setiap organisasi. Hal
ini disebabkan karena data yang disimpan suatu organisasi harus selalu
diperbarui dan ditambah, sehingga keberadaannya dapat membantu
memberikan keputusan dengan cepat. Untuk bidang pariwisata maka SIM
dapat digunakan untuk mengelola data yang dapat dimanfaatkan oleh
wisatawan, industri pariwisata maupun pemerintah. Data pariwisata yang
banyak dan selalu bertambah membutuhkan pengelolaan yang tepat.
Keberadaan sistem informasi manajemen yang terintegrasi dengan baik
disertai dengan dukungan sistem komputer akan sangat membantu
pengelolaan data pariwisata.





.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka didapat rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pusat informasi pariwisata?
2. Bagaimana sistem informasi pemasaran pariwisata ?
3. Bagaimana sistem perencanaan?
4. Bagaimana sistem evaluasi pemasaran ?

1.3 TUJUAN MASALAH


Tujuan dalam pembahasan makalah ini antara lain sebagai berikut
:
1. Untuk mengetahui dan menambah wawasan mengenai pusat
informasi pariwisata

2
2. Untuk mengetahui bagimana system informasi pemasaran
pariwisata
3. Untuk mengetahui mengenai system perencanaan
4. Untuk mengetahui system evaluasi pemasaran

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pusat Informasi Pariwisata atau Tourist Information Centre (TIC)

Tourist Information Centre (TIC)


merupakan fasilitas yang menyediakan
informasi khusus tentang kawasan lokal,
daya tarik wisata, festival, dan pelayanan
(Mill, 2000). TIC juga membantu
mengumpulkan data tentang wisatawan,
seperti negara asal, lama tinggal, motivasi,
dan data penting lain untuk membantu
lembaga lain dalam mengembangkan rencana pariwisata. TIC harus mampu menyediakan
informasi lengkap tentang daerahnya. Informasi yang tersedia bersifat inklusif, akurat, tidak
ketinggalan zaman, mudah dipahami, dan dipresentasikan dengan menarik.

Tourist Information Center (TIC) juga dapat diartikan sebagai pusat informasi
pariwisata yang memberikan informasi kepada wisatawan mengenai lokasi, atraksi,
penginapan, pusat hiburan, peta dan segala sesuatu mengenai pariwisata di daerah tersebut.
Biasanya pusat-pusat informasi pariwisata ini berlokasi di bandara, tempat-tempat wisata
yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta (Suwintari, 2012:14). Pengelolaan TIC yang
dilakukan baik oleh pemerintah maupun oleh swasta, adalah ditujukan untuk menyediakan
informasi yang akurat kepada wisatawan mengenai segala potensi pariwisata yang dapat
memudahkan wisatawan untuk mengetahui objek wisata dan kegiatan/event kepariwisataan.

TIC memiliki fungsi ganda, yaitu :


1. Fungsi Promosi
Peran ini mengacu pada promosi aktif dalam
memperkenalkan dan “menjual” potensi wisata
pada suatu daerah. Pada dasarnya peran ini
untuk merangsang permintaan wisata dan sering berusaha untuk meningkatkan
pengeluaran pengunjung di daerah wisata.

4
2. Fungsi Orientasi dan Peningkatan Kunjungan
Fungsi ini menekankan pada kualitas pengalaman bagi pengunjung. TIC perlu
memberikan tampilan, yang menunjukkan lokasi baru dan umumnya
menginformasikan pengunjung tentang fitur dari wilayah untuk mempromosikan
perilaku yang bertanggung jawab. Hal ini adalah sebuah kesungguhan yang bukan
hanya sekedar merangsang permintaan dan melibatkan apresiasi bahwa permintaan
adalah sensitif terhadap prinsip-prinsip perilaku pariwisata yang berkelanjutan.

3. Fungsi Kontrol dan Penyaringan


TIC dapat mengontrol aliran pengunjung sehingga sumber daya dan pengaturannya
tetap berada di bawah kendali sebuah instansi. Biasanya TIC bertindak sebagai pintu
masuk dan menjadi pusat untuk melakukan kendali terhadap pengunjung di daerah.
Fungsi ini mungkin menjadi penyaringan terhadap pengunjung untuk mengunjungi
lokasi yang ditetapkan, dan memberikan alternatif lokasi yang kurang ramai dan
penggunaan pusat secara merata dalam hubungannya dengan kegiatan lain seperti tur
yang menerapkan manajemen kapasitas pada situs tertentu. Staf TIC bekerja di sebuah
pusat dimana fungsi ini sering dominan dan akan memiliki peran pelayanan yang kuat
dalam kaitannya dengan sumber daya.

4. Fungsi Substitusi
TIC harus bisa menjadi pengganti daya tarik wisata atau setidaknya menjadi daya
tarik besar dalam dirinya sendiri. TIC menekankan fungsi ini sering disebut sebagai
pusat penafsiran atau lebih sederhananya diberi label sebagai tempat wisata.
Pergantian fungsi sangat penting ketika sejumlah besar pengunjung yang lemah, sakit
fisik atau kurang pengetahuan untuk mengakses dan memahami sumber dayanya.

5. Fungsi Tambahan
TIC dapat bertindak sebagai fasilitas masyarakat untuk berbagai kegiatan budaya dan
sosial lokal, terutama dimana ruangnya berisi ruang teater atau pertemuan.
Selanjutnya, dapat dikatakan bahwa
fungsinya lebih simbolis dari sebuah
Visitor Center dan makna dari suatu
kota atau situs untuk pariwisata
adalah alasan utama untuk
keberadaan TIC tersebut.

5
Tersedianya informasi pariwisata secara akurat tidak lepas dari bagaimana pemerintah
maupun swasta menerapkan fungsi manajemen dalam mencapai tujuannya. Fungsi
manajemen adalah suatu bentuk kerja yang melekat dalam proses manajemen yang akan
menjadi acuan dalam melakukan pekerjaan mengandung unsur yaitu :

1. Perencanaan meliputi penetapan tujuan dan diikuti dengan berbagai rencana


untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Pengorganisasian merupakan suatu kegiatan pengaturan sumber daya manusia
untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan untuk menggapai tujuan
organisasi
3. Pelaksanaan mencakup kepemimpinan dan motivasi
4. Pengawasan yang mencakup aktivitas menilai kinerja untuk melihat apakah
kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai rencana dan membuat perubahan atau
perbaikan jika diperlukan (Effendi, 2014:19-20).

2.2 Sistem Informasi Pemasaran Pariwisata

Sistem Informasi Pariwisata adalah sistem yang menyajikan informasi - informasi

mengenai suatu objek wisata, kawasan wisata ataupun wahana - wahana di suatu

objek/kawasan wisata. Sistem ini juga menyajikan tentang beberapa informasi yang

menunjang kegiatan kepariwisataan seperti akomodasi, transportasi, tiket, hotel. Adapun,

bagian-bagian dari sistem informasi pariwisata antara lain :

 Promosi oleh negara/daerah

 Asosiasi pariwisata

 Travel information centers

 Promosi oleh perusahaan

 Pengetahuan pekerja pariwisata

 Brosur, newsletter

 Penampilan daerah pariwisata

 Wisatawan lainnya

 Wisatawan yang selalu datang

Di dalam pemasaran pariwisata peran dari sistem informasi pariwisata

(Marketing Information System atau disingkat MIS) ini sangat penting. Sebab

6
perilaku calon wisatawan sangat dinamis perkembangannya dari waktu ke waktu.

Jika didefinisikan dalam arti yang luas, sistem informasi pemasaran adalah

kegiatan perseorangan dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat

hubungan pertukaran yang memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui

penciptaan pendistribusian promosi dan penentuan harga barang jasa dan

gagasan. Sistem informasi pemasaran selalu digunakan oleh bagian pemasaran

dalam sebuah perusahaan untuk memasarkan produk-produk perusahaan

tersebut.

Sistem informasi ini merupakan gabungan dari keputusan yang berkaitan dengan:
1. Produk (Product) adalah tawaran untuk memuaskan kebutuhan dari perusahaan.
Tawaran ini dapat berbentuk barang, jasa, atau campuran keduanya. Produk
menggambarkan bagaimana perusahaan menciptakan produk yang tepat untuk pasar
sasaran. Berkaitan dengan produk adalah pemberian merek, pengemasan, jaminan,
pengembangan produk baru, kualitas produk dan lini produk yang ada.

2. Tempat (Place) adalah bagaimana perusahaan membuat produk/jasanya tersedia dalam


jumlah dan lokasi yang tepat ketika konsumen memerlukan produk/jasa tersebut.
Untuk lebih sederhana, tempat disini dapat dipahami sebagai saluran distribusi yang akan
digunakan oleh perusahaan dalam mendistribusikan produknya. Berkaitan dengan tempat
adalah wholesaler(termasuk distributor, pedagang besar), retailer(pengecer), dan logistik.

3. Promosi (Promotion) adalah bagaimana perusahaan mengkomunikasikan produk/jasanya


kepada saluran distribusi dan pasar sasarannya untuk mempengaruhi sikap dan perilaku
mereka.Promosi dibedakan menjadi 3, yaitu penjualan pribadi (personal selling),
penjualan massa (mass selling), dan promosi penjualan (sales promotion).

4. Harga (Price) adalah sejumlah uang yang perlu dibayarkan konsumen untuk mendapatkan
tawaran perusahaan. Jika perusahaan melihat harga sebagai pendapatan, maka konsumen
melihat harga sebagai biaya.Yang perlu diperhatikan adalah tujuan penetapan harga,
kebijakan harga yang digunakan, dan bagaimana menetapkan harga di dunia bisnis.

Sistem informasi pemasaran dapat juga diartikan sebagai suatu struktur yang

berkesinambungan dan saling berinteraksi dari orang-orang, peralatan dan prosedur

7
untuk mengumpulkan, mensortir, menganalisis, mengevaluasi dan mendistribusikan

informasi yang dibutuhkan, secara tepat waktu, dan akurat kepada pengambil keputusan

dalam bidang pemasaran.

Pariwisata adalah salah satu sektor yang merupakan industri multiproduk dimana

pengalaman wisatawan secara keseluruhan dapat diciptakan oleh bauran produk.

Akomodasi, restoran, daya tarik, penerbangan, toko cinderamata, biro perjalanan, dan

transportasi merupakan beberapa produk pariwisata yang dapat disebutkan sehingga

mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Pemasaran pariwisata didefinisikan Lumsdon

sebagai proses manajerial yang berfungsi

mengantisipasi dan memuaskan keinginan

pengunjung secara lebih efektif dari pemasok atau

destinasi pesan. Salah satu unsur pemasaran, yaitu

promosi bertujuan menginformasikan, membujuk, mendorong serta memengaruhi

customer potensial atau intermediary (perantara) perdagangan seperti travel agen,


operator tur, jasa reservasi, hotel, dan pedagang. melalui channel komunikasi supaya

dapat berpikir dan bertindak dengan cara tertentu. Pemasaran pariwisata melibatkan

organisasi pariwisata yang beragam dengan cara-cara berbeda sehingga dapat

dikelompokkan sebagai berikut :

a) Perusahaan pariwisata yang menangani wisatawan ke luar negeri (outbound)

seperti operator perjalanan dan angkutan.

b) Operator yang menangani wisatawan masuk ke dalam negeri (inbound)

melakukan pemasaran di luar negeri.

c) Perusahaan yang melayani wisatawan di destinasi seperti hotel, daya tarik,

hiburan, restoran, gerai ritel, dan operator yang masuk (incoming operator).

d) Perusahaan multinasional yang beroperasi secara internasional seperti untaian

hotel (hotel chains), operator perjalanan besar, dan angkutan.

e) Destinasi yang memposisikan diri di pasar global.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

telah mengubah pola distribusi, promosi, serta operasi

8
produk/jasa pariwisata termasuk sistem distribusi global, internet, komunikasi elektronik,

pembuatan tiket, dan transfer biaya. Efisiensi dan efektifitas diperoleh dengan

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sehingga dapat menghemat biaya

operasional, khususnya di sektor hotel dan catering (yaitu manajemen hasil), kemajuan

teknologi angkutan, meningkatkan efisiensi, menurunkan biaya, menyajikan kenyamanan

dan kenikmatan, dan daya tarik wisata dengan menggunakan teknologi canggih dalam

kegiatan yang ditawarkan dan interpretasi peninggalan budaya. Industri pariwisata

memerlukan media yang efektif untuk memasarkan produk/jasa sehingga dapat

menjangkau target yang luas. Pemasaran pariwisata menggunakan internet dapat

menunjang pemasaran pariwisata yang low cost high impact sehingga dapat memberikan

keuntungan yang besar terhadap industri pariwisata. Selain itu, terdapat beberapa

manfaat menggunakan internet dalam sistem informasi pariwisata, antara lain :


1. Memudahkan untuk mengakses
2. Dapat memberikan informasi yang lengkap kepada konsumen
3. Dapat menjangkau luas di berbagai dunia
4. Data-data yang dibutuhkan untuk perencanaan pariwisata

Dengan perkembangan dan perubahan yang kian dinamis inilah, keputusan harus

dapat cepat diambil untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Skema sistem

informasi pemasaran komponennya disajikan oleh Kotler, et al (1999) berikut.

1. Manajer Pemasaran. Manajer pemasaran melaksanakan analisis terhadap

informasi yang didapat, kemudian membuat perencanaan, pelaksanaan,

pengorgansasian dan melakukan kontrol terhadap pelaksanaan pemasaran.

2. Membuat keputusan untuk melakukan pemasaran dan mengkomunikasikan

keseluruh bagian terkait.

Keputusan ini sebenarnya dari 2 aspek , yaitu :

a. Sistem Informasi Pemasaran, sistem informasi dilakukan penapisan,

kesesuaian informasi dengan informasi yang dibutuhkan dan pendistribusian

informasi.

b. Mengembangkan informasi. Pengembangan informasi ini terdiri atas:

pencatatan informasi, membuat analisis informasi, menyusun suatu strategi

dan membuat penelitian untuk pemasaran.

9
3. Faktor Lingkungan yang mempengaruhi pemasaran.

Ada beberapa faktor yang mempengarhi

keberhasilan pemasaran yaitu: Sasaran, saluran atau

hubungan pesaing, kondisi masyarakat dan

tekanan. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan

pemasaran pariwisata Indonesia dapat dilihat seperti berikut.

Beberapa Faktor yang Mempengaruhi


Keberhasilan Pemasaran Pariwisata
Faktor Kondisi Seharusnya
1. Sasaran a. Pemasaran tidak jelas sasaran atau a. Pemasaran sesuai dengan produk yang
target dimiliki
b. Pemasaran diutamakan wisman b. Wisnus sangat potensial, disamping wisman

Membentuk jaringan pemasaran


2.Hubungan Tidak ada rantai pemasaran
a. Negara – Negara ASEAN sebagai mitra
3.Pesaing a. Negara ASEAN ditempatkan dalam pemasaran
sebagai pesaing b. Pemasaran bersama, pemasaran dilakukan
b. Setiap daerah memasarkan wisata di DTW utama
untuk daerahnya
Seluruh masyarakat dilibatkan. Siapapun yang
4.Bantuan Tidak ada. Seolah olah pemasaran ke luar negeri diberi mandat sebagai pemberi
masyarakat kewajiban pemerintah dan industri informasi tentang potensi wisata di daerahnya
(TKI, Wisatawan Outbound, Pelajar,
mahasiswa, diplomat, pedagang dll).
Kembangkan sistem IT yang didesign oleh
pemerintah pusat.

Ditempatkan sebagai peluang. Misalnya bom


5. Tekanan Dipandang sebagai penghambat Bali, justru sebagai alat promosi bahwa Bali
hanya satu daerah, masih banyak daerah yang
aman. Kuncinya Campaign yang sistematis .

2.3 Sistem Perencanaan

1. Pengertian Sistem Perencanaan


Pada hakikatnya perencanaan merupakan penentuan suatu tujuan
utama beserta cara-cara untuk menentukan
tujuan tersebut. Maka dalam pariwisata
sangat dibutuhkan perencanaan untuk
mengembangkan suatu obyek wisata.

10
Karena dalam kepariwisataan perencanaan tidak lepas dari segala aspek
yang berhubungan dengan pariwisata, dengan demikian perencanaan
kepariwisataan mencakup seluruh jaringan yang berkaitan dengan
pariwisata yaitu diantarnya adalah :
1. Kalangan pemerintah (vertikal maupun horizontal).
2. Para pelaku usaha pariwisata.
3. Masyarakat umum.

Pentingnya perencanaan dalam sebuah wisata dikarenakan


perencanaan digunakan sebagai pedoman penyelenggara wisata, sebagai
sarana untuk memprediksikan kemungkinan timbulnya hal-hal di luar
dugaan sekaligus alternatif untuk memecahkanya, sebagai sarana untuk
mengarahkan penyelenggaran wisata sehingga dapat mencapai
tujuannya, yaitu mewujudkan wisata secara efektif dan efisien, serta
sebagai alat ukur tingkat keberhasilan wisata sebagai upaya pengawasan
atau evaluasi dalam rangka memberikan umpan balik bagi
penyelenggaraan wisata selanjutnya.

Sebagian besar kawasan atau kota-kota belum memiliki kebijakan,


visi dan misi, arah atau tindakan praktis lainnya sebagai upaya
pengembangan wisata atas potensi wisata
yang dimiliki kawasan tersebut. Akibatnya
peran wisata tidak berkembang di kawasan
tersebut baik di segi ekonomi dan sosial
masyarakatnya. Padahal sektor pariwisata
merupakan sumber pendapatan wilayah atau kawasan serta mampu
mendorong perkembangan kawasan atau wilayah yang memiliki suatu
potensi wisata. Oleh karena itu, wisata begitu besar manfaatnya jika
mampu dikembangkan dan dikelola dengan baik. Pariwisata dianggap
perlu direncanakan dengan baik agar mampu menghasilkan manfaat yang
maksimal bagi kawasan tersebut serta bagi negara. Terdapat beberapa
alasan mengapa pariwisata perlu direncanakan dengan baik, antara lain :
1. Fenomena pariwisata makin kompleks dari yang pernah terpikir
sebelumnya karena pariwisata melingkupi seluruh sektor kehidupan
masyarakat.

11
2. Pariwisata makin
kompetitif dan promosi
destinasi wisata makin
gencar

3. Pariwisata bisa
berakibat buruk pada
sumberdaya alam dan
budaya jika kurang tepat pengelolaannya

4. Pariwisata mempengaruhi semua orang dalam komunitas tertentu


dan semua yang terlibat dalam pariwisata perlu berpartisipasi
dalam proses perencanaan pariwisata.

Jika pariwisata tidak direncanakan dengan baik akan menimbulkan


berbagai dampak bagi kawasan wisata itu sendiri dan masyarakat
sekitarnya. Berikut adalah dampak kawasan wisata tanpa perencanaan :
1. Dampak fisik kawasan menjadi tidak
tertata dan seringkali banyak
bangunan terlantar serta kekumuhan
yang muncul sehingga mengurangi
daya tarik kawasan wisata tersebut.
2. Dampak sosial budaya yaitu hilangnya keaslinya budaya lokal akibat
kulturalisasi yang berlebihan dan tanpa kontrol.

3. Dampak pemasaran yang berlebihan yaitu terjadinya


ketidakefisiensian pemasaran yang dilakukan oleh berbagai pihak
tanpa koordinasi yang baik.

4. Dampak pengorganisasian yang kurang serta dampak lainnya.

2. Tahap – tahapan Perencanaan Pariwisata

Dalam perencanaan pembangunan pariwisata memerlukan berbagai


proses tahapan-tahapan yaitu diantaranya adalah :

12
1. Persiapan studi adalah awalan bagi badan perencana di bawah
pemerintahan daerah memutuskan atau melakukan study dan
menyusun acuan kerja atau organisasi.
2. Penentuan sasaran, merumuskan maksud pokok memrakarsai studi,
misalnya untuk menunjang pengembangan pariwisata kota dalam
rangka meraih manfaat ekonomi (yang terukur) dan lingkungan kota
serta manfaat bagi penduduk kota melalui menciptakan lapangan
kerja dan memperluas pelayanan bagi penduduk maupun
wisatawan.
3. Segi semua elemen, menghimpun ragam sumberdaya pariwisata
dan perkembangan daerah maupun ekonomi kepariwisataan. Untuk
itu perlu dikumpulkan data
perihal kebutuhan pariwisata
kota ( misalnya : karakteristik
wisatawan, pola perjalanan, dan
kecenderungannya) dan
ketersediaan sumber daya
kepariwisataan (misalnya : daya
tarik, akomodasi, fasilitas,
prasarana, struktur ekonomi
pariwisata, dan lingkungan) serta
penilaian kemungkinan tentang
penanaman modal bagi perkembangan dimasa depan.
4. Analisis dan sintesis temuan temuan, mengacu pada proses analisis
informasi yang diperoleh dari hasil penyigian sebagai dasar
perumusan rencana.
5. Rumusan kebijakan dan rencana, menyususun draft rencana
pengembangan berdasarkan pilihan kebijakan pariwisata.
6. Dasar pertimbangan usulan, adalah tahap perencanaan seluruhnya
diajukan kepada komisi perencanaan pemerintah daerah untuk
dikaji dan memperoleh masukan. Diskusi berlangsung antara
penyusun rencana dan komisi perencanaan pemerintah dapat juga

13
dilakukan konsultasi kepada pihak-pihak lain yang mempunyai
perhatin.
7. Pelaksanaan dan pemantauan rencana, tahap rencana diwujudkan
dalam tindakan, kegagalan baru disadari saat proses berjalan maka
dari itu pelu diadakan pemantauan.
8. Tinjauan berkala, mengacu pada proses pelaporan balik atas
kemajuan rencana dan tahap studi persiapan sering perlu dilakukan
lagi. Kegagalan rencana di tahap ini sering
diakibatkan oleh :
a. Kegagalan membangkitkan minat
pengembang.
b. Ketidak mampuan membuat aturan yang
diperlukan untuk proses pengembangan lahan.
c. Kegagalan koordinasi sektor publik dan
swasta.
d. Kelangkaan anggaran sektor publik untuk
melaksanakan rencana keseluruhan.
e. Ketersediaan sarana prasarana angkutan yang
tidak memadai.
f. Ketidakmampuan memahami oposisi
masayarakat atas pengembangan
pariwisata yang dapat menunda rencana.

Sedangkan, menurut matheusik langkah dalam proses


perencanaan sebagai berikut :
1. Pilih pangsa pasar yang digunakan
2. Pahami kunci komponen kepariwisataaan atau buat peta
karakteristik produk.
3. Himpun data produk pariwisata dalam ksetiap komponen factor
pariwisata.
4. Alihkan data karakteristik produk pariwisata ke format peta dasar.
5. Bandingkan pangsa pasar dengan potensi-potensi produk
pariwisata.
6. Tentukan bobot setiap pangsa produk untuk setiap pangsa pasar.
7. Buat peta gabungan dari setiap pasar produk yang sesuai.

14
8. Tentukan zona tujuan yang cocok bagi pangsa pasar.
9. Tetapkan gabungan zona destinasi untuk kepentingan kombinasi
pasar.

3. Tingkatan Perencanaan Pariwisata

Perencanaan pariwisata dilaksanakan dalam berbagai tingkat, dari


tingkat makro sampai lokal atau lebih detil. Tiap tingkatan berfokus pada
pertimbangan yang kadang berbeda dan khusus. Tingkatan perencanaan
pariwisata yang dibedakan secara struktural di dunia saat ini antara lain:

a. Perencanaan Pariwisata Tingkat International antara lain :


 WTO – World Tourism Organization
 IATA – International Civil Aviation
Organization

 WTTC (World Travel &Tourism


Council)

 IFTO (International Federation of Tour Operators)

 IH&RA (International Hotel & Restaurant Association)

 ICCL (International Council of Cruise Lines)

b. Perencanaan Pariwisata Tingkat Regional antara lain :


 PATA – Pacific Asia Travel Association
 TCSP – Tourism Council of the South
Pacific

 IOTO – Indian Ocean Tourism Organization

c. Perencanaan Pariwisata Tingkat Nasional antara lain:


 Kebijakan nasional wisata
 Rencana struktural pariwisata

 Pencapaian internasional ke dalam negeri

 Fasilitas pariwisata di tingkat nasional

15
 Standar pelayanan pariwisata tingkat nasional

 Kebijakan penanaman modal di bidang pariwisata dan kebijakan


pemasaran pariwisata

d. Perencanaan Pariwisata Tingkat Provinsi antara lain:


 Kebijakan wisata di tingkat provinsi
 Perencanaan jaringan pencapaian dan kendaraan di bidang
pariwisata

 Fasilitas dan standar pelayanan pariwisata tingkat provinsi, dll

Perencanaan Pariwisata juga dibedakan menjadi tingkat perencanaan


spasial / geografis dan tingkat organisasi atau insitusi.
a. Tingkat perencanaan (spasial geografis) antara lain:
 Tingkat tapak / lahan
 Tingkat kawasan tujuan wisata

 Tingkat regional

b. Tingkat perencanaan (organisasi


/institusi/pranata) :
 Tingkat ‘retail’
 Tingkat perusahaan

 Tingkat jaringan perusahaan regional

 Tingkat jaringan perusahaan internasional

2.4 Sistem Evaluasi Pemasaran

Pemasaran dalam bidang pariwisata sangat diperlukan, karena dengan adanya


pemasaran, obyek wisata tersebut menjadi dikenal masyarakat luas dan dapat menarik banyak
wisatawan untuk datang berkunjung. Pemasaran pariwisata (marketing of tourism) dimengerti
sebagai suatu usaha untuk mendekatkan atau mempermudah terjadinya pertemuan/transaksi
antara sisi penawaran dan permintaan (Sunaryo, dalam Fandeli 1995).

16
Keseluruhan proses tersebut bermuara pada pencapaian tujuan untuk meningkatkan
frekuensi terjadinya transaksi pariwisata bagi suatu Negara/masyarakat tertentu yang
berbeda-beda, sesuai dengan tujuan filosofi dari (pembangunan) bangsa/Negara itu sendiri.
Selain itu, terdapat batasan pemasaran wisata yang digunakan sebagai penyesuaian yang
sistematis dan terkoordinasi mengenai kebijakan dari badan-badan usaha wisata maupun
kebijakan dalam sektor pariwisata pada tingkat pemerintah, lokal, regional, nasional dan
internasional, guna mencapai suatu titik kepuasan optimal bagi kebutuhan-kebutuhan
kelompok pelanggan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya, sekaligus untuk mencapai
tingkat keuntungan yang memadai (Krippendorf dalam Wahab, 1992).

Pemasaran sebagai suatu kebijakan manajeman, harus dibimbing oleh tujuan-tujuan


yang sudah dirumuskan dengan baik. Tujuan pemasaran berbeda dari sasaran dan target
pemasaran. Tujuan adalah ungkapan yang filosofis secara garis besarnya yang ditegaskan
oleh organisasi atau perumahan tertentu, sedangkan target adalah perkiraan kuantitatif tentang
hasil-hasil yang diharapkan akan dicapai (Wahab, 1992:29). Tujuan-tujuan yang ada harus
bergerak di sekitar pasar dan ciri khasnya secara garis besar adalah sebagai berikut (Wahab,
1992:29):

1. Dalam jangka panjang terus


meningkatkan keuntungan.
2. Mendorong pertumbuhan pariwisata
yang serasi dan memperkokoh
dampak ekonomi bidang pariwisata.

3. Membawa keamanan dan


keseimbangan dalam perencanaan pengembangan sosial dan ekonomi.

4. Memantapkan dan memacu porsi pasar dalam menghadapi persaingan pada bidang
pariwisata.

5. Memajukan citra pariwisata negeri itu.

Proses pemasaran pariwisata dilakukan dengan aktivitas analisis,


baik pada sisi permintaan (pangsa pasar) maupun pada sisi penawaran
(produk) pariwisatanya (Sunaryo, dalam Fandeli 1995).

1. Analisis Permintaan/Pasar Pariwisata

17
Permintaan wisata tidak menggambarkan sekelompok
homogeny orang-orang yang sedang berusaha bepergian setelah
terdorong oleh motivasi tertentu. Perbedaan struktur permintaan
wisata ini tidak mengikuti suatu pola sistematis yang didasarkan
pada kebangsaan, tempat kediaman, jabatan, susunan
keluarga/tingkat sosial, atau tingkat umur dan jenis kelamin.

2. Analisis Penawaran/Produk Pariwisata

Penawaran pariwisata adalah mencakup tujuan pariwisata


yang ditawarkan kepada wisatawan yang nyata maupun yang
potensial. Baik atraksi wisata alamiah ataupun buatan manusia,
jasa-jasa maupun barang-barang yang kira-kira akan menarik
wisatawan untuk mengunjunginya. Penawaran pariwisata dapat
berupa alamiah atau buatan manusia, yaitu:
1. Sumber-sumber alam.
2. Buatan manusia, ada lima kategori:
a. Berciri sejarah, budaya
dan agama, seperti
industri seni kerajinan
rakyat, industri kerajinan
tangan, dll.
b. Prasarana-prasarana,
yang meliputi prasarana umum
yaitu kebutuhan pokok pola
hidup modern (rumah sakit,
apotek, bank, pusat
perbalanjaan, dan sebagainya),
dan prasarana wisata (hotel,
motel, desa wisata, pondok
wisata, dan sebagainya).
c. Sarana pencapaian dan alat
transportasi penunjang,

18
pelabuhan udara, kereta api, angkutan darat lainnya, dan
pelabuhan laut.
d. Sarana pelengkap yang bersifat rekreatif dan hiburan.
e. Pola hidup masyarakat yang sudah menjadi khas wisata
yang sangat penting, seperti cara hidup bangsa dan
pandangan hidup.

Sistem pemasaran pariwisata di suatu daerah sering menggunakan


promosi dan publikasi dalam mengenalkan obyek wisatanya. Publikasi dan
promosi bertujuan untuk memberitahukan kepada orang banyak atau
kelompok tertentu bahwa terdapat suatu produk yang akan dijual (Yoeti,
1996:47). Agar produk tersebut dikenal banyak orang maka perlu
diperkenalkan apa kelebihan dari produk tersebut, dan dimana dapat
membeli produk tersebut. Publikasi ditujukan kepada pembeli potensial
yang belum diketahui, sedangkan promosi ditujukan untuk pembeli
potensial yang telah diketahui identitasnya.

Kegiatan pemasaran merupakan suatu kegiatan yang intensif dalam


waktu yang relatif singkat. Dalam kegiatan pemasaran diadakan usaha
untuk memperbesar daya tarik produk terhadap calon konsumen
(Soekadijo,1996:241). Pemasaran dapat dilakukan dengan beberapa cara,
seperti pemasangan iklan (advertising), promosi penjualan (sales
promotions) maupun melakukan persuasif melalui personal selling dan
dibantu dengan public relations sehingga promosi yang dilakukan dengan
efektif. Pemasaran dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Pemasaran langsung dapat dilakukan melalui:
a. Peragaan (display), misalnya rumah adat, pakaian tradisional,
gambar-gambar.
b. Barang cetakan (prospectus, leaflet,
folder, booklet, atau brochure) yang
disebarkan ke pasar.
c. Pameran khusus berupa benda-
benda kebudayaan, pertunjukan
kesenian, dan sebagainya.

19
d. Pemberian rabata selama jangka waktu tertentu biasanya diberikan
pada waktu promosi.
e. Pemberian hadiah, khusus selama waktu promosi, misalnya karcis
bebas untuk atraksi di daerah pariwisata dan sebagainya.

Pemasaran tidak langsung, dapat dilakukan melalui:


 Pemberian informasi dalam bentuk barang cetakan.
 Publikasi dalam majalah.
 Kunjungan pada perusahaan-perusahaan penyalur.
 Pertemuan dengan perusahaan penyalur untuk memberi informasi.
 Penyelenggaraan temu karya (workshop).

20
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN

21
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Pusat Informasi Sistem DIY. http://etd.repository.ugm.ac.id/


index.php?
mod=download&syb=DownloadFile&act=view&typ=html&id=63813&ftyp=po
tongan&potongan=S2-2013-322031-chapter1.pdf

Saifullah, Arqom. 2013. Penerapan Sistem Informasi Manajemen. http://john-


arqomsaifullah007.blogspot.co.id/2013/04/penerapan-sistem-informasi-
manajemen.html

Anto. 2011. Analisis Pasar dan Pemasaran Pariwisata. http://noviantoblogs.


blogspot.co.id/2011/09/analisis-pasar-dan-pemasaran-pariwisata.html

22

Anda mungkin juga menyukai