Anda di halaman 1dari 7

BAB 4

PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis menguraikan bahasan persamaan dan kesenjangan pada
masalah yang muncul pada pasien dengan diagnosa medis Dengue fever secara
teori dan pada kasus nyata.

5.1. Pengkajian Keperawatan

Pada kasus nyata pasien dengan diagnosa medis dengue fever karakteristik
yang ditemukan antara lain, data subjektif seperti Ibu mengatakan anak panas
sudah 5 hari naik turun, Anak mengatakan nyeri pada perut, Ibu mengatakan anak
susah makan, hanya makan satu sendok, Data objektif yang ditemukan adalah
Mukosa bibir kering, S: 38,2 , N : 98 x/menit , RR : 23 x/menit, badan kemerahan,
P : proses peradangan virus dengue fever, Q : di tusuk-tusuk, R : dibagian perut, S
: Skala 4, T : hilang timbul, Mukosa bibir kering , A : BB : 15 kg, TB : 110 cm (
IMT : 12,4 Kurus ), B : Hb : 11,6, albumin : 3,8 , C : Anak lemas, badan kurus,
mukosa bibir kering, D : Diit TKTP. Menurut Nanda NIC – NOC, 2015
menyatakan karakteristik secara teori pada pasien dengan diagnosa medis Dengue
fever meliputi data subjektif seperti Penderita mengeluh badan panas
(peningkatan suhu tubuh), sakit kepala, lemah, nyeri ulu ati, mual dan nafsu
makan menurun. Dari penjabaran diatas terdapat persamaan karakteristi pasien
dengue fever antara kasus nyata dan teori.
5.2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang diangkat pada pasien dalam kasus nyata adalah
Hipertermi berhubungan dengan virus masuk kedalam darah, Nyeri berhubungan
dengan virus menyerang daerah lambung, Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual muntah. Secara teori adalah Hipertermi berhubungan
dengan proses infeksi virus dengue, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat
mual dan nafsu makan yang menurun. Berdasarkan ketiga diagnosa yang telah
diangkat pada kasus nyata, terdapat perbedaan antara diagnosa keperawatan

33
secara teori dan kasus nyata yaitu pada teori tidak terdapat masalah nyeri karena
data yang ditemukan pada saat pengkajian pasien mengeluh perut nyeri.
5.3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan yang diberikan pada An.A difokuskan dalam


mengatasi tiga masalah yang muncul dan menjadi prioritas, pada masalah
hipertermi, tujuan yang ditetapkan adalah untuk membuat suhu tubuh pasien
dalam rentang normal (36,5 – 37,5°C). Adapun intervensi yang dilakukan pada
kasus nyata adalah observasi tanda-tanda vital, ajarkan kompres hangat, berikan
minum air putih 2-2,5 liter, gunakan pakaian tipis. Hal ini didukung oleh Harjun,
2014 mengenai intervensi yang dilakukan dalam mengatasi masalah hipertermi,
dimana juga terdapat perencanaan untuk observasi tanda-tanda vital terutama 2-4
jam, beri kompres air biasa, atur suhu ruangan yang nyaman, anjurkan pasien
memakai pakaian yang menyerap keringat atau tipis, anjurkan pasien untuk
banyak minum air putih, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antipiretik
dan antibiotik, dalam perencanaan atau intervensi terdapat masalah hipertermi,
perawat melakukan intervensi sederhana yang juga berasal dari teori,
menambahkan intervensi health education untuk keluarga tentang komplikasi dari
demam tifoid jika tidak segera ditangani. Hal ini dapat meningkatkan pengetahuan
keluarga supaya lebih berhati-hati dan tanggap dalam mengatasi masalah ini dan
penulis mencantumkan tindakan kolaborasi untuk pemberian antipiretik seperti
paracetamol 200mg sehingga dapat mengatasi masalah hipertermi.

Pada masalah nyeri Nyeri berhubungan dengan virus menyerang daerah


lambung perawat melakukan intervensi dengan tujuan agar nyeri pasien
berkurang. Intervensi yang dilakukan pada kasus nyata adalah kaji skala nyeri,
ajarkan tehnik distraksi, ajarkan tehnik relaksasi, kolaborasi pemberian anti nyeri.
Sedangkan secara teori masalah keperawatan nyeri tidak didapatkan karena pada
saat melakukan pengkajian data yang didapatkan pasien mengeluh nyeri ppada
bagian perut.
Pada masalah ketidakseimbangan nutrisi perawat melakukan intervensi
dengan tujuan agar pasien mampu memenuhi kebutuhan nutrisi atau kebutuhan

34
nutrisi pasien adekuat. Intervensi yang dilakukan pada kasus nyata adalah kaji
status nutrisi, anjurkan makan selagi hangat, anjurkan makan sedikit tapi sering,
anjurkan oral hygine sebelum makan. Secara teori menurut Nanda NIC – NOC,
2015 menyatakan bahwa intervensi yang dilakukan pada kasus nyata hampir sama
dengan intervensi secara teori meliputi kaji pola makan, timbang berat badan, bila
memungkinkan, anjurkan ibu memberi makanan sedikit tapi sering, memonitor
dan catat makanan yang dihabiskan pasien, penatalaksanaan pemberian nutrisi
parenteral. Menurut Nursalam 2007 menyatakan bahwa pemberian nutrisi pada
pasien dengan dengue fever sangat dibutuhkan untuk mempertahankan kekuatan,
meningkatkan fungsi imunitas, dan menjaga kondisi penderita sehingga
mempercepat proses penyembuhan. Kebutuhan nutrisi menjadi hal yang penting
dalam perawatan pasien karena fungsinya sangat penting dalam memproduksi
energi untuk mempertahankan fungsi fisiologis pasien. Menurut penulis, tindakan
modifikasi yang dilakukan adalah dengan penambahan intervensi. Health
Education pada keluarga pasien tentang pentingnya asupan nutrisi untuk
membantu mempercepat proses penyembuhan atau pemulihan pasien dan
intervensi untuk kolaborasi dengan ahli gizi.
5.4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan pada kasus nyata yang dilakukan untuk


menangani pasien dengan diagnosa hipertermia adalah memantau perubahan suhu
pasien, memberikan penjelasan tentang pemberian kompres air biasa pada lipatan
paha, axila, dan dahi untuk menurunkan panas, memberikan penjelasan mengenai
minum air putih sekitar ± 750 ml/hari untuk mengganti cairan tubuh yang hilang
dan mencegah dehidrasi, memberikan penjelasan mengenakan penggunaan
pakaian yang menyerap keringat atau tipis untuk proses penguapan panas tubuh
dan memberikan rasa nyaman saat panas, membantu memberikan obat
paracetamol 200mg, penurun panas dan antibiotik. Respon pasien dan keluarga
kooperatif saat perawat melakukan tindakan keperawatan. Menurut Gardon dalan
Inova, 2015 mengatakan bahwa implementasi merupakan serangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang baik digambarkan dari kriteria
35
hasil yang diharapkan. Jadi, implementasi keperawatan juga merupakan tahap ke
empat dalam proses keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun
perencanaan. Menurut penulis, implementasi yang dilakukan dalam pelaksanaan
intervensi keperawatan terhadap An. A dapat dilakukan dengan baik, karena pada
awal kegiatan sebelum pengkajian, perawat telah melakukan pendekatan baik
kepada pasien maupun keluarga lewat perkenalan diri serta percakapan verbal dan
gaya tubuh yang menerima, sehingga pasien dan keluarga dapat kooperatif dan
mau memberkan informasi dan melakukan anjuran perawat secara mandiri,
sehingga perawat tidak mengalami kesulitan dalam melakukan implementasi
kepada An. A.

Implementasi keperawatan ke 2 untuk diagnosa nyeri pada kasus nyata yaitu


mengkaji skala nyeri, mengajarkan tehnik distraksi dengan bermain game,
mengajarkan tehni relaksasi tarik nafas dalam. Respon asien dan keluarga
kooperatif dan melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat. Menurut
(Potter & Perry, 2005) Nyeri adalah sesuatu yang menyakitkan tubuh yang
diungkapkan secara subjektif oleh individu yang mengalaminya. Nyeri dianggap
nyata meskipun tidak ada penyebab fisik atau sumber yang dapat diidentiftkasi.
Meskipun beberapa sensasi nyeri dihubungkan dengan status mental atau status
psikologis, pasien secara nyata merasakan sensasi nyeri dalam banyak hal dan
tidak hanya membayangkannya saja. Kebanyakan sensasi nyeri adalah akibat dari
stimulasi fisik dan mental atau stimuli emosional.

Implementasi keperawatan ke 3 untuk diagnosa ketidak seimbangan nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh pada kasus nyata yaitu menganjurkan makan selagi
hangat, menganjurkan makan sedikit tapi sering, menganjurkan oral hygine
sebelum makan. Respon pasien dan keluarga kooperatif saat perawat melakukan
tindakan keperawatan. Menurut Tarwoto, 2015 menyatakan bahwa implementasi
merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana perawatan.
Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri (independen) dan tindakan
kolaboratif. Tindakan mandiri adalah aktivitas perawat yang didasarkan pada
keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau perintah dari petugas

36
kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil
keputusan bersama, seperti dokter dan petugas kesehatan lain. Jadi, penulis
melihat bahwa implementasi secara teori dan kusus nyata harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi pasien, sehingga masalah nutrisi dapat teratasi dengan
baik.

5.5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan yang mengacu pada kriteria hasil yang didapatkan


setelah melakukan tindakan keperawatan selama 3 hari terhadap tiga masalah
keperawatan yang diangkat pada pasien An. A adalah sebagai berikut, pada
masalah hipertermia yaitu anak mengatakan panas anak sudah turun Data objektif
yang dilakukan perawat yaitu pemeriksaan tanda-tanda vital dengan hasil suhu
37,5°C, nadi 99 x/menit, urine 300 cc, minum 450 cc, , akral tidak teraba panas,
anak tidak tampak lemah, pasien nampak segar.

Evaluasi pada masalah nyeri yaitu Anak mengatakan nyerinya mulai terasa
berkurang. Data objektif anak hanya diam, skala nyeri 2, tertusuk-tusuk, hilang
timbu pada perut.

Evaluasi pada masalah ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh, yaitu ibu mengatakan anak masih tidak nafsu makan. Data objektif mukos
bibir kering. Menurut Dian, 2016 menyatakan bahwa evaluasi keperawatan
merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberaoa intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
penatalaksanaannya sudah berhasil dicapai. Tujuannya adalah untuk melihat
kemampuan pasien dalam mencapai tujuan.

37
BAB 5
PENUTUP

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran dari laporan
asuhan keperawatan yang telah dibuat.

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Karakteristik

Karakteristik pada pasien DHF yaitu Ibu mengatakan anak panas sudah 5
hari naik turun, Anak mengatakan nyeri pada perut, Mukosa bibir kering, S: 38,2 ,
N : 98 x/menit , RR : 23 x/menit, badan kemerahan, P : proses peradangan virus
dengue fever, Q : di tusuk-tusuk, R : dibagian perut, S : Skala 4, T : hilang timbul,
Mukosa bibir kering , A : BB : 15 kg, TB : 110 cm ( IMT : 12,4 Kurus ), B : Hb :
11,6, albumin : 3,8 , C : Anak lemas, badan kurus, mukosa bibir kering, D : Diit
TKTP.

5.1.2 Diagnosa

Diagnosa yang muncul pada pasien Hipertermi berhubungan dengan virus


masuk kedalam darah, Nyeri berhubungan dengan virus menyerang daerah
lambung, Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah

5.1.3 Intervensi

Intervensi yang dilakukan sesuai dengan teori dan diagnosa yang muncul
pada kasus nyata

5.1.4 Implementasi

Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi yang direncanakan

38
5.1.5 Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan selama 3 hari. Evaluasi pada diagnosa hipertermi


masalah teratasi, nyeri masalah teratasi, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
masalah teratasi.

5.1. Saran
5.2.1. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Diharapkan agar lebih menguasai teori dan praktik keperawatan lewat
literatur-literatur keperawatan, latihan lab klinik, maupun saat praktik profesi
di rumah sakit, agar dapat melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien
dengan baik dan benar.
5.2.2. Bagi Perawat
Hendaknya perawat lelah fokus pada penanganan pasien termasuk
pasien dengan penyakit dengue fever karena pada anak terutama bayi
membutuhkan penanganan yang khusus supaya kriteria hasil yang diharapkan
dapat tercapai dengan baik, serta perawat juga lebih fokus pada keluarga
pasien untuk memberikan Health Education supaya dapat meningkatkan
pengetahuan keluarga pasien tentang dengue fever.
5.2.3. Bagi Rumah Sakit
Keberhasilan rumah sakit dapat ditinjau dari kepuasan pasien saat
dirawat dirumah sakit tersebut.

39

Anda mungkin juga menyukai

  • Pre Planning 2
    Pre Planning 2
    Dokumen4 halaman
    Pre Planning 2
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen2 halaman
    Bab 5
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen4 halaman
    Bab 4
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Management Keperawatan
    Jurnal Management Keperawatan
    Dokumen5 halaman
    Jurnal Management Keperawatan
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • Sap Bahaya Merokok
    Sap Bahaya Merokok
    Dokumen17 halaman
    Sap Bahaya Merokok
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Gun
    Bab 1 Gun
    Dokumen2 halaman
    Bab 1 Gun
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen18 halaman
    Bab 3
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • BAB 3 Gadar ROI
    BAB 3 Gadar ROI
    Dokumen21 halaman
    BAB 3 Gadar ROI
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • Informed consen-WPS Office
    Informed consen-WPS Office
    Dokumen2 halaman
    Informed consen-WPS Office
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • BAB 4 Gadar
    BAB 4 Gadar
    Dokumen5 halaman
    BAB 4 Gadar
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • Woc DHF
    Woc DHF
    Dokumen1 halaman
    Woc DHF
    Rizka Rahmaharyanti
    79% (14)
  • Woc DHF
    Woc DHF
    Dokumen1 halaman
    Woc DHF
    Rizka Rahmaharyanti
    79% (14)
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen12 halaman
    Bab 3
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen18 halaman
    Bab 3
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • Ujian Timbang Terima
    Ujian Timbang Terima
    Dokumen14 halaman
    Ujian Timbang Terima
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • Sap Bahaya Merokok
    Sap Bahaya Merokok
    Dokumen17 halaman
    Sap Bahaya Merokok
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • Sap Bahaya Merokok
    Sap Bahaya Merokok
    Dokumen17 halaman
    Sap Bahaya Merokok
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • Sap Bahaya Merokok
    Sap Bahaya Merokok
    Dokumen17 halaman
    Sap Bahaya Merokok
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Manajemen
    Jurnal Manajemen
    Dokumen7 halaman
    Jurnal Manajemen
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • Proposal Supervisi
    Proposal Supervisi
    Dokumen19 halaman
    Proposal Supervisi
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • Proposal Supervisi
    Proposal Supervisi
    Dokumen19 halaman
    Proposal Supervisi
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • Proposal Supervisi
    Proposal Supervisi
    Dokumen19 halaman
    Proposal Supervisi
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • Nama Organisasi Manajemen
    Nama Organisasi Manajemen
    Dokumen2 halaman
    Nama Organisasi Manajemen
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • Pre Planning 1
    Pre Planning 1
    Dokumen4 halaman
    Pre Planning 1
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • Desiminasi Awal
    Desiminasi Awal
    Dokumen15 halaman
    Desiminasi Awal
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat
  • Lampiran III
    Lampiran III
    Dokumen21 halaman
    Lampiran III
    dewihartinah
    100% (1)
  • Diagram Layang Analisa SWOT
    Diagram Layang Analisa SWOT
    Dokumen5 halaman
    Diagram Layang Analisa SWOT
    detris
    100% (2)
  • Pre Planning 4
    Pre Planning 4
    Dokumen5 halaman
    Pre Planning 4
    Anonymous 3I1ldHp02v
    Belum ada peringkat