PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis menguraikan bahasan persamaan dan kesenjangan pada
masalah yang muncul pada pasien dengan diagnosa medis Dengue fever secara
teori dan pada kasus nyata.
Pada kasus nyata pasien dengan diagnosa medis dengue fever karakteristik
yang ditemukan antara lain, data subjektif seperti Ibu mengatakan anak panas
sudah 5 hari naik turun, Anak mengatakan nyeri pada perut, Ibu mengatakan anak
susah makan, hanya makan satu sendok, Data objektif yang ditemukan adalah
Mukosa bibir kering, S: 38,2 , N : 98 x/menit , RR : 23 x/menit, badan kemerahan,
P : proses peradangan virus dengue fever, Q : di tusuk-tusuk, R : dibagian perut, S
: Skala 4, T : hilang timbul, Mukosa bibir kering , A : BB : 15 kg, TB : 110 cm (
IMT : 12,4 Kurus ), B : Hb : 11,6, albumin : 3,8 , C : Anak lemas, badan kurus,
mukosa bibir kering, D : Diit TKTP. Menurut Nanda NIC – NOC, 2015
menyatakan karakteristik secara teori pada pasien dengan diagnosa medis Dengue
fever meliputi data subjektif seperti Penderita mengeluh badan panas
(peningkatan suhu tubuh), sakit kepala, lemah, nyeri ulu ati, mual dan nafsu
makan menurun. Dari penjabaran diatas terdapat persamaan karakteristi pasien
dengue fever antara kasus nyata dan teori.
5.2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang diangkat pada pasien dalam kasus nyata adalah
Hipertermi berhubungan dengan virus masuk kedalam darah, Nyeri berhubungan
dengan virus menyerang daerah lambung, Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual muntah. Secara teori adalah Hipertermi berhubungan
dengan proses infeksi virus dengue, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat
mual dan nafsu makan yang menurun. Berdasarkan ketiga diagnosa yang telah
diangkat pada kasus nyata, terdapat perbedaan antara diagnosa keperawatan
33
secara teori dan kasus nyata yaitu pada teori tidak terdapat masalah nyeri karena
data yang ditemukan pada saat pengkajian pasien mengeluh perut nyeri.
5.3. Intervensi Keperawatan
34
nutrisi pasien adekuat. Intervensi yang dilakukan pada kasus nyata adalah kaji
status nutrisi, anjurkan makan selagi hangat, anjurkan makan sedikit tapi sering,
anjurkan oral hygine sebelum makan. Secara teori menurut Nanda NIC – NOC,
2015 menyatakan bahwa intervensi yang dilakukan pada kasus nyata hampir sama
dengan intervensi secara teori meliputi kaji pola makan, timbang berat badan, bila
memungkinkan, anjurkan ibu memberi makanan sedikit tapi sering, memonitor
dan catat makanan yang dihabiskan pasien, penatalaksanaan pemberian nutrisi
parenteral. Menurut Nursalam 2007 menyatakan bahwa pemberian nutrisi pada
pasien dengan dengue fever sangat dibutuhkan untuk mempertahankan kekuatan,
meningkatkan fungsi imunitas, dan menjaga kondisi penderita sehingga
mempercepat proses penyembuhan. Kebutuhan nutrisi menjadi hal yang penting
dalam perawatan pasien karena fungsinya sangat penting dalam memproduksi
energi untuk mempertahankan fungsi fisiologis pasien. Menurut penulis, tindakan
modifikasi yang dilakukan adalah dengan penambahan intervensi. Health
Education pada keluarga pasien tentang pentingnya asupan nutrisi untuk
membantu mempercepat proses penyembuhan atau pemulihan pasien dan
intervensi untuk kolaborasi dengan ahli gizi.
5.4. Implementasi Keperawatan
36
kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil
keputusan bersama, seperti dokter dan petugas kesehatan lain. Jadi, penulis
melihat bahwa implementasi secara teori dan kusus nyata harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi pasien, sehingga masalah nutrisi dapat teratasi dengan
baik.
Evaluasi pada masalah nyeri yaitu Anak mengatakan nyerinya mulai terasa
berkurang. Data objektif anak hanya diam, skala nyeri 2, tertusuk-tusuk, hilang
timbu pada perut.
37
BAB 5
PENUTUP
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran dari laporan
asuhan keperawatan yang telah dibuat.
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Karakteristik
Karakteristik pada pasien DHF yaitu Ibu mengatakan anak panas sudah 5
hari naik turun, Anak mengatakan nyeri pada perut, Mukosa bibir kering, S: 38,2 ,
N : 98 x/menit , RR : 23 x/menit, badan kemerahan, P : proses peradangan virus
dengue fever, Q : di tusuk-tusuk, R : dibagian perut, S : Skala 4, T : hilang timbul,
Mukosa bibir kering , A : BB : 15 kg, TB : 110 cm ( IMT : 12,4 Kurus ), B : Hb :
11,6, albumin : 3,8 , C : Anak lemas, badan kurus, mukosa bibir kering, D : Diit
TKTP.
5.1.2 Diagnosa
5.1.3 Intervensi
Intervensi yang dilakukan sesuai dengan teori dan diagnosa yang muncul
pada kasus nyata
5.1.4 Implementasi
38
5.1.5 Evaluasi
5.1. Saran
5.2.1. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Diharapkan agar lebih menguasai teori dan praktik keperawatan lewat
literatur-literatur keperawatan, latihan lab klinik, maupun saat praktik profesi
di rumah sakit, agar dapat melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien
dengan baik dan benar.
5.2.2. Bagi Perawat
Hendaknya perawat lelah fokus pada penanganan pasien termasuk
pasien dengan penyakit dengue fever karena pada anak terutama bayi
membutuhkan penanganan yang khusus supaya kriteria hasil yang diharapkan
dapat tercapai dengan baik, serta perawat juga lebih fokus pada keluarga
pasien untuk memberikan Health Education supaya dapat meningkatkan
pengetahuan keluarga pasien tentang dengue fever.
5.2.3. Bagi Rumah Sakit
Keberhasilan rumah sakit dapat ditinjau dari kepuasan pasien saat
dirawat dirumah sakit tersebut.
39