DILEMA ETIS
email :rsudalmulk@gmail.com
2019
PANDUAN DILEMA ETIK RSUD AL-MULK KOTA SUKABUMI
BAB I
DEFINISI
0
Etik adalah norma-norma yang menentukan baik-buruknya
tingkah laku manusia, baik secara sendirian maupun bersama-sama
dan mengatur hidup ke arah. Etika juga berasal dari bahasa yunani,
yaitu Ethos berarti ” kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau standar yang
diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan
istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan
yang mempengaruhi prilaku.
Dari pengertian di atas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang
menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam
masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang
menentukan tingkah laku yang benar, yaitu : baik dan buruk serta
kewajiban dan tanggung jawab
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola
atau cara hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar
seseorang yang mempengaruhi perilaku profesional. Berdasarkan uraian
diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan istilah yang digunakan
untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa
yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain. Sehingga
juga dapat disimpulkan bahwa etika mengandung 3 pengertian pokok
yaitu : nilai-nilai atau norma moral yang menjadi pegangan seseorang
atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku, kumpulan azas
atau nilai moral, misalnya kode etik dan ilmu tentang yang baik atau
yang buruk
Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana
keputusan mengenai perilaku yang layak harus di buat. Untuk itu
diperlukan pengambilan keputusan untuk menghadapi dilema etika
tersebut. Enam pendekatan dapat dilakukan orang yang sedang
menghadapi dilema tersebut, yaitu:
1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan
2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
3. Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang
dipengaruhi dilemma
4. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema
5. Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternative
6. Menetapkan tindakan yang tepat.
TIPE-TIPE ETIKA
1. Bioetik
Bioetika merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang
kontroversi dalam etik, menyangkut masalah biologi dan pengobatan.
Lebih lanjut, bioetika difokuskan pada pertanyaan etik yang muncul
tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan,
1
politik, hukum, dan theology. Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik
merupakan evaluasi etika pada moralitas treatment atau inovasi
teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada
lingkup yang lebih luas, bioetik mengevaluasi pada semua tindakan
moral yang mungkin membantu atau bahkan membahayakan
kemampuan organisme terhadap perasaan takut dan nyeri, yang
meliputi semua tindakan yang berhubungan dengan pengobatan dan
biologi. Isu dalam bioetik antara lain : peningkatan mutu genetik,
etika lingkungan, pemberian pelayanan kesehatan.
2. Clinical ethics/Etik klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih
memperhatikan pada masalah etik selama pemberian pelayanan
pada klien. Contoh clinical ethics : adanya persetujuan atau
penolakan, dan bagaimana seseorang sebaiknya merespon
permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
3. Nursing ethics/Etik Perawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu
etik dan dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis
untuk mendapatkan keputusan etik. Etika keperawatan dapat
diartikan sebagai filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral
yang mendasari pelaksanaan praktek keperawatan. Inti falsafah
keperawatan adalah hak dan martabat manusia, sedangkan fokus
etika keperawatan adalah sifat manusia yang unik
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu
mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.
Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat
sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang
harus dihargai oleh orang lain. Otonomi merupakan hak kemandirian
dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek
2
profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak
klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
2. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik.
Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,
penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan
oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan
kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika
perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar
praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan.
4. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada klien.
5. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini
diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien
sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan
seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar
menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi
pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang
sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan.
3
pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi
tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan.
(Geoffry hunt. 1994)
BAB III
TATA LAKSANA
4
Tokoh masyarakat
LSM
2. Satuan kerja yang menerima keluhan atau complain melakukan
hal-hal :
Mencacat dan mengkaji informasi :
1. Identitas
2. Kondisi pasien
3. Peristiwa atau kejadian
4. Tuntutan pasien
Menanggapi keluhan :
1. Mengucapkan terima kasih dan laporan
2. Membuat penjelasan sementara
3. Menjamin keluhan akan ditindaklanjuti
4. Menenangkan pelapor
5. Memberi tanda terima kasih laporan
Melaporkan kepada direksi adanya keluhan atau complain
Mengisi formulir sesuai keluhan :
1. Memberi pertimbangan
2. Meminta pengarahan tindak lanjut dari direksi
3. Menindaklanjuti instruksi dari direksi
4. Investigasi kasus
Membahas kebeneran informasi tentang :
1. Identitas pasien
2. Peristiwa
3. Rekam medis
Penataan dokumen
1. Dokumen informasi
2. Berkas Rekam Medis
3. Dokumen persetujuan tindakan medis
4. Second opinion
5. Resume medis
6. Pendapat organisasi profesi
7. Juklak, Juknisdan SOP pelayanan
Rapat dengan satuan kerja terkait
4. Analis kasus
Hasil rapat koordinasi menentukan atau memilih kategori kasus :
Kasus etika à ditangani oleh KE
Kasus administrasi à ditangani bagian SDM
Kasus hukum à ditangani oleh KE
Kasus gabungan à ditanganin KE
Telaah kasus :
1. Kebenaran identitas pasien
2. Kebenaran peristiwa
3. Barang bukti
4. Pertimbangan prosedur tindak lanjut
Penyimpulan kasus posisi ditinjau dari :
1. Kewenangan dan kompetensi
2. Indikasi dan Kontrak indikasi
3. Persetujuan tindakan medis
4. Kesesuaian dengan tindakan SOP
5. Kerugian/ cidera dan sebab akibatnya
6. Hukum dan perundang-undangan
Putusan direksi tentang pilihan penyelesaian kasus litigasi atau
non litigasi
Dokumen kasus :
1. Seluruh dokumen yang terkait dengan kasus pelayanan medis
ditata dan diberikan pengkodean khusus
5
2. Dokumen disimpan oleh Wakil Direktur Pelayanan sampai kasus
dianggap selesai
3. Bila kasus telah selesai dokumen dikembalikan kepada Bagian
Rekam Medis.
BAB IV
DOKUMENTASI