Anda di halaman 1dari 1

Hanifah ghaida shafa nuha

Dahulu kala, di daerah Padang Sumatra Barat di perkampungan Air Manis. Tinggal seorang
perempuan bernama Mande Rubayah anaknya bernama Malin Kundang. Ayahnya sudah
lama meninggal ketika dia masih kecil. Dalam memenuhi kehidupan sehari-hari mande
rubayah berdagang kue keliling kampung. Setiap berdagang kue, dia selalu membawa Malin
Kundang.

Malin Kundang dikenal oleh teman sepermainnya sebagai anak yang baik hati. Dia suka
menolong teman-temannya yang memerlukan bantuannya. Orang-orang tua perkampungan
Pantai Air Manis juga mengenal Malin Kundang sebagai anak yang ringan tangan.

Tak terasa waktu terus berjalan, Malin Kundang tumbuh menjadi seorang pemuda yang
gagah. Sedangkan ibunya semakin tua. Untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan ibunya,
Malin Kundang menangkap ikan di laut, hasil tangkapannya dia jual ke pasar.

Suatu hari, Malin Kundang melihat sebuah kapal besar yang merapat di Pantai Air Manis.
Terbesit dalam hatinya untuk pergi merantau, dia bertekad mengubah nasib dirinya. Malin
Kundang segera berlari menuju ke rumah menemui ibunya. Dia pun mengutarakan
keinginannya kepada ibunya. Dengan berat hati ibunya pun memberi izin kepada Malin
Kundang.

Malin Kundang dan para pemuda pergi merantau segera menaiki kapal besar. Mande
Rubayah dan orang tua yang lainnya melepas kepergian anaknya dengan linangan air mata.
Dia melihat sudah banyak orang-orang tua yang ikut melepas kepergian anak laki-lakinya
untuk pergi merantau ke negeri seberang untuk mengubah nasib dirinya dan keluarganya.

Setiap pagi dan sore Mande Rubayah selalu pergi ke pantai. Dia melihat ke laut, apabila ada
ombak besar, dadanya selalu berdebar-debar. Dia mengangkat tangannya dan berdoa kepada
Allah. Semoga tidak terjadi sesuatu apapun yang membahayakan diri anaknya. Apabila ada
setiap kapal yang merapat di Pantai Air Manis, Mande Rubayah selalu menanyakan kabar
tentang anaknya. Tetapi semua awak kapal dan nahkoda tidak mengetahui kabar Malin
Kundang anaknya.

Harapan Mande Rubayah ingin bertemu dengan anaknya terkabul. Pada suatu hari yang cerah
ada sebuah kapal besar dan megah yang merapat di Pantai Air Manis. Mande Rubayah dan
orang-orang kampung berkumpul menyambut kedatangan kapal itu. Mereka mengira pemilik
kapal itu adalah bangsawan yang kaya raya. Sepasang muda-mudi sanagt senang atas
penyambutan masyarakat setempat. Mande Rubayah yakin bahwa lelaki muda tampan itu
adalah anak kesayangannya Malin Kundang.

Anda mungkin juga menyukai