Anda di halaman 1dari 3

Cerita Rakyat Malin Kundang Lengkap

Dengan Gambar
Sebuah kepercayaan masyarakat sumatera barat tepatnya di kota Padang meyakini bahwa
batu yang berada di pinggir pantai itu adalah sebuah kutukan dari sang ibu untuk anaknya
yang bernama malin kundang. Untuk kesempatan kali ini saya akan berbagi cerita rakyat
malin kundang kepada kalian semua yang pastinya juga dilengkapi dengan gambar sebagai
ilustrasi agar kalian lebih senang dalam membacanya. 

Pada Zaman dahulu kala tinggallah sekeluarga kecil yang miskin terdiri dari ayah, ibu dan
satu orang anak laki-laki. Dalam keseharian mereka sangatlah sulit hanya hidup dalam pas-
pasan saja dan terkadang mereka sulit untuk mendapatkan makanan. Anaknya yang bernama
Malin Kundang terbilang sangat nakal, setiap hari hanya bermain dan mengejar ayam
peliharaan orang tuanya. Setiap kali berhasil menangkap, ayam itu selalu disiksa olehnya. 
Suatu hari ayahnya yang merasa hidup ini harus berubah dan mencoba merelakan
meninggalkan anak dan istrinya demi mencari nafkah merantau ke negeri sebrang yang kata
kebanyakan orang disana bisa mendapatkan uang yang banyak jika berhasil. Ibunya dan
malin bersedih ketika mengantarkan ayahnya ke pelabuhan untuk berangkat merantau.

Hari demi hari mereka menanti kehadiran sang ayah namun tak kunjung datang dan tak ada
kabar dari ayahnya. Sang ibu harus bekerja keras demi mencukupi kehidupan mereka. Dikala
ibunya berjualan, si malin kundang seperti biasa hanya senang bermain dan mengejar
ayamnya. Sampai seketika saat ia mengejar ayamnya itu ia terjatuh dan terluka di bagian
lengannya. Malin kundang pun menangis sangat kejer karena rasa sakit dari luka itu.
Ibunya mengobati luka itu dengan penuh kasih sayang. Saat sambil mengobati luka si malin
kundang ibunya berkata. “Nak luka ini pasti cepat sembuh tapi bekas luka ini akan sulit
hilang dan akan menjadi bekas”. Malin hanya bisa menangis saja. Hu hu hu sakit ibu. 
Hari telah berlalu dan tanpa terasa si malin kundang sudah menjadi pria dewasa yang tampan
dan gagah. Ia merasa bosan dengan kehidupannya saat ini, tinggal di desa yang sepi dan
amatlah miskin. Ia bertekad dan membulatkan keyakinannya ingin merantau seperti ayahnya.
Lalu meminta izin kepada ibunya. “Bu, izinkan aku merantau ke negeri sebrang seperti ayah
dan aku ingin menjadi orang sukses”. Ibunya yang merasa sedih mengizinkan anaknya untuk
merantau serta mendoakannya. 

Malin Kundang menyelinap disebuah kapal dan bersembunyi di dalam peti kayu agar tidak
ketahuan, lalu berlayarlah kapal itu. Saat di tengah laut tiba-tiba kapal yang ditumpangi oleh
malin kundang di jegat oleh kapal bajak laut. Semua awak kapal dibunuh dan mengambil
semua barang yang ada di kapal itu lalu meninggalkan kapal itu terombang ambing di laut. 
Nasib malin kundang sungguh beruntung kare di saat perampokan terjadi ia sedang
bersembunyi di sebuah peti kayu dan tidak di ketahui oleh perampok. Saat ia keluar dari
persembunyiannya, ternyata kapal yang ia tumpangi sudah terdampar di pinggir pantai
sebuah pulau yang sangat subur, makmur dan kaya. 
Sesampainya di pulau itu, ia bekerja keras menghidupi dirinya. Siang malam ia selalu
bekerja, dalam dirinya hanya ada tekad kalau ia bisa menjadi orang sukses dan kaya.
Akhirnya tekad dan kerja kerasnya itu membuahkan hasil yang sangat baik, ia berhasil
menjadi orang sukses dan kaya, punya kapal besar dengan seratus awak kapal. Ia pun juga
sudah menikah dengan seorang gadis yang juga keturunan dari keluarga yang kaya raya. 
Suatu hari ia mengajak istrinya untuk
mengunjungi pulau-pulau yang ada dan akhirnya tibalah malin kundang di pulau dimana ia
dibesarkan dulu. Kapalnya yang sangat mewah danbagus itu membuat penduduk warga
terkagum melihat kapal besar bagus bersandar di pulauyang miskin itu hingga terdengar
kekuping ibunya malin kundang, dan percaya itu pasti adalah anaknya yang sudah sukses lalu
menghampiri ke tepi pantai untuk melihat kapal besar itu. 
Saat malin kundang dan istrinya turun dari kapal besar itu, ibunya dengan batin yang sangat
kuat mempercayai kalau itu adalah anaknya lalu berteriak memanggil-manggil. “Malin, malin
ini aku ibumu nak” teriak ibunya sambil tersedu-sedu. Seketika
istrinyamalinkundangbertanya “siapa itu kakanda yang memanggil-manggil namamu ?”. 
Dalam benak hati malin kundang tidak ingin menjawab kalau sebenarnya ia adalah
orangyang dilahirkan dari keluarga miskin di pulau terpencil itu. Lalu malin
kundangberkata“mungkin itu hanya pengemis tua yang meminta sedekah kepada
kita”.Ibunyayangmendengar perkataan itu menjadi sedih karena tidak diakui sebagai ibunya. 
Ibunya terus mendekati dan mengatakan “aku ini ibumu nak, apa kamu sudah lupa dengan
ibu ?” malin kundang jadi semakin kesal dan tidak mau mengakui ibunya didepan istrinya
yang cantik dan kaya raya itu. Lalu menyuruh awak kapal agar segera menyingkirkan ibu tua
itu dari hadapan kita. Dengan sangat kasar ibu tua itu diseret oleh
awakkapalmalinkundang. Saat diseret-seret oleh awak kapal malin kundang ibunya berteriak
“lihatlah bekas luka ditanganmu itu, hanya anakku yang punya tanda bekas luka seperti
itu”.Malin kundang merasa geram mendengarnya dan tidak memperdulikan ibunya itu.
Laluibunya berdoa dan mengucap ” ya tuhan, jika memang benar dia adalah anakku
malinkundangKutuklah dia menjadi batu”. 
Seketika cuaca yang tadinya tenang menjadi berubah dan sangat menakutkan, tiba-tiba tubuh
malin kundang menjadi kaku dan tidak bisa bergerak. Malin kundang yang merasa kalau
dirinya sedang terkenan kutukan langsung bersujud ke pasir di tepi pantai dan memohon
maaf, tapi apalah daya ibunya yang sudah terlanjur mengutuk dia, saat keadaan bersujud ia
berubah menjadi batu. Hingga kini batu itu masih ada di pantai air manis, padang, sumatera
barat. 
Dari cerita rakyat malin kundang kita dapat mengambil pelajaran, kalau kita kelak menjadi
orang sukses janganlah menjadi orang yang sombong dan terus ingatlah kepada orang tua kita
yang selalu mendoakan yang terbaik untuk anaknya.
    

Anda mungkin juga menyukai