Anda di halaman 1dari 8

SPESIFIKASI TEKNIS

Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan
dilelangkan, tidak mengarah dengan ketentuan :
1. Kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi
dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metode pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

Pasal 1
PERATURAN, PERSYARATAN DAN LINGKUP PEKERJAAN

Peraturan, persyaratan dan lingkup pekerjaan ini adalah sbb :

1. PERATURAN DAN PERSYARATAN TEKNIS


Dalam kegiatan ini peraturan dan ketentuan teknis yang digunakan adalah sbb:
1. UU No. 18 tahun 1999 tentang : Jasa Konstruksi .
2. UU No. 28 tahun 2002 tentang : Bangunan Gedung .
3. UU No. 38 tahun 2004 tentang : Jalan
4. UU No. 7 tahun 2004 tentang : Sumber Daya Air
5. PP No. 36 tahun 2005 tentang : Peraturan Pelaksanaan tentang UU No.
28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung .
6. Kepmen PU No. 29/PMK/M/2006 tentang : Pedoman Persyaratan
Teknik Bangunan Gedung

2. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini berupa 7 komponen NUSSP sbb :
1. Jalan Setapak / Gertak lebar 2 meter atau lebih kecil
2. Jalan Lingkungan lebar lebih dari 2 meter
3. Penerangan Jalan
4. Persampahan
5. Air Bersih
6. Drainase Mikro
7. Sanitasi.
Lokasi di Zona I ( Jl. Juka & sekitar ) dan Zona II ( Jl. Jeruju & sekitar )

Pasal 2
PENJELASAN RKS, GAMBAR DAN VOLUME PEKERJAAN

1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar, Rencana Kerja dan Syarat-syarat


(RKS) dan Volume Pekerjaan termasuk tambahan dan perubahannya yang
dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) .

2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS),
maka yang mengikat / berlaku adalah ketentuan yang ada dalam RKS.

3. Bila satu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka gambar yang
mempunyai skala yang besar yang berlaku.

4. Bila gambar dan volume ( termasuk volume dari konsultan perencana ), tidak
cocok maka yang mengikat adalah : gambar.

------------------------------------------------------------------------------------------ New Upgrading NUSSP Kota Pontianak, hal : 1


5. Bila ada perbedaan yang menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam
pelaksanaan dikawatirkan menimbulkan kesalahan, maka kontraktor wajib
menanyakan ke konsultan perencana pada saat penjelasan atau kepada
konsultan pengawas pada saat mengggambar gambar kerja .

Pasal 3
RENCANA KERJA

1. Sebelum memulai pekerjaan yang nyata di lapangan, kontrraktor wajib mem-


buat rencana pelaksanaan pekerjaan berupa barchart dan kurva S ukuran A3
yang telah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas.

2. Rencana kerja yang berupa bar chart dan curve S yang berukuran A3 ditempel
di Direksi Keet dan ditulis dan digambar realisasi/ capaian tiap minggu dan
bila deviasi – ( negative ) diarsir warna merah.

3. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor berdasarkan


rencana kerja tersebut, keterlambatan melebihi 10 % dari jadwal rencana
akan mendapat surat peringatan.

Pasal 4
DOMISILI SITE MANAGER

1. Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa kontraktor di lapangan atau biasa


disebut Site Manager yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan & mendapat kuasa penuh dari kontraktor, berpendidikan minimum
S1 yang berpengalaman minimum 5 tahun. Penunjukan atau penugasan
tenaga ahli yang bertugas di lapangan ditujukan kepada pengguna jasa,
pengelola teknis, konsulan pengawas dan tembusan ke konsultan perencana.

2. Dengan adanya Site Manager tidak berarti bahwa kontraktor lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan kewajibannya.
Site Manajer di lapangan disampaikan secara tertulis, nama, pendidikan dan
jabatan untuk mendapat persetujuan konsultan pengawas.

3. Bila kemudian hari menurut konsultan pengawas, ternyata Site Manager


kurang mampu atau kurang cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahukan kepada kontraktor secara tertulis untuk mengganti pelaksana
lapangan tersebut.

4. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja diluar jam kerja (lembur)


apabila terjadi hal-hal yang mendesak, kontraktor wajib memberitahukan
secara tertulis kepada pengguna jasa dan konsultan pengawas .

5. Alamat kontraktor dan no telepon dan hp yang diharapkan tidak berpindah-


pindah atau berganti selama pekerjaan. Bila terjadi perubahan alamat,
kontraktor wajib segera memberitahukan secara tertulis paling lambat dalam
waktu 1 x 24 jam kepada pengguna jasa.

Pasal 5
KEAMANAN LAPANGAN DAN JAMINAN KESELAMATAN

1. Kontraktor wajib menjaga keamanan di lapangan terhadap : pemberi tugas,


konsultan pengawas dan perencana serta barang-barang milik proyek.

2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah diapsang atau


belum menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak akan diperhitungkan
dalam biaya pekerjaan tambahan.

------------------------------------------------------------------------------------------ New Upgrading NUSSP Kota Pontianak, hal : 2


3. Apabila terjadi kebakaran yang disebabkan oleh kelalaian kontraktor,
kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang berupa barang-
barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu kontraktor harus menyediakan
alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan pada tempat
yang mudah dijangkau.

4. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat pertolangan


pertama pada kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan
di lapangan untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua
petugas dan pekerja lapangan.

5. Segala sesuatu yang menyangkut jaminan social dan keselamatan para


pekerja wajib diberikan oleh kontraktor sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Jika terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan perawatan
serius, kontraktor harus membawa korban kerumah sakit dan melaporkan
kejadian tersebut kepada konsultan pengawas dan memberikan bantuan seaui
aturan di bidang ketenagakerjaan.

Pasal 6
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pembersihan Lokasi
Kontraktor harus membersihkan lokasi pekerjaan dari segala sesuatu yang
dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan, seperti sampah dan
bahan bekas lainnya.

2. Papan Nama Proyek


Kontraktor diwajibkan membuat papan nama proyek. Papan nama dibuat dari
plat seng bjls 0.30 mm ukuran 80 x 120 cm dengan ranga kayu 5/7 tiang 2 x
5/7 kayu , dicat dasar warna putih dan tulisan warna hitam. Data proyek yang
dicantumkan sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas .

3. Direksi Keet
Direksi Keet wajib dibuat ukuran 6 x 4 m2 dibuat rangka kayu, dinding & lantai
papan mal, atap daun dan diberi jendela dibuat di lantai 2 ( dua ), sehingga
bagian bawah bisa dipakai untuk gudang.
Direksi Keet harus ada meja, kursi dan papan untuk rapat ( site meeting ).
Peralatan peninjauan lapangan, keselamatan kerja dan alat ukur .
- Sepatu lapangan 3(tiga) set.
- Helm proyek 5 ( lima ) buah
- 2 (dua) buah roll meter ukuran 5 meter.
- Caliper/schuifmaat dan penyiku besi.
Direksi Keet dibuat 2 buah di Zona I dan Zona II serta lokasi ditentukan pada
saat penjelasan lapangan.

4. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


a. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank dilaksanakan setelah
pekerjaan perataan tanah dan pembersihan lokasi selesai dilaksanakan.
b. Yang termasuk pekerjaan pengukuran adalah :
1. Pengukuran Site
2. Penentuan dan penarikan as-as bangunan yang ada
3. Pengukuran dan pengecekan elevasi
4. Pemasangan patok-patok
c. Segala pekerjaan pengukuran persiapan menjadi tanggungan Kontraktor
dan dilaksanakan dengan instrumen waterpass dan theodolite.
d. Papan bangunan dan pemasangannya harus ditetapkan dibawah penga-
wasan konsultan, dengan titik patok dan papan duga yang dipancang di
tanah atau air dan tidak mudah berubah oleh cuaca dari papan kayu kelas
2 ketebalan 2 cm.
e. Pekerjaan penggalian pondasi tidak boleh dilakukan sebelum bouwplank
dipasang.

------------------------------------------------------------------------------------------ New Upgrading NUSSP Kota Pontianak, hal : 3


4. Jalan masuk, jalan untuk memeriksa seluruh bagian proyek yang berupa ger-
tak dari papan untuk memeriksa bangunan harus disediakan .

Pasal 7
SITUASI, UKURAN DAN URUTAN KERJA

1. Situasi
a. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan bangunan,
sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi
harga penawaran.
b. Kesalahan atau kekurangtelitian kontraktor tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan tuntutan penambahan biaya atau waktu
pelaksanaan.

2. Ukuran
a. Ukuran satuan yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam
cm, kecuali ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inch dan mm.
b. Pedoman titik duga lantai +0,00 sesuai dengan gambar rencana dan
kontraktor wajib membuat 1 titik referensi diluar bangunan dari PVC yang
diisi beton ditanam dipermukaan tanah.
c. Tinggi titik duga 0 ( nol ) sebagai referensi untuk Zona I diambil dari
lantai Gazebo akhir dari Jl. Yuka & untuk Zona II diambil dari gertak belian
Jl. Jeruju I yang nantinya akan diganti .

3. Urutan Kerja
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus memperhatikan urutan kerja sbb :
1. Pek peningkatan prasarana jalan
a. Pek. Jalan lingkungan
b. Pek. Jalan setapak/ gertak
c. Pek. Penerangan jalan
2. Pek. Sanitasi dan air bersih
a. Pek. Persampahan
b. Pek. Air bersih
c. Pek. Dainase
d. Pek. sanitasi
Pasal 8
PEKERJAAN JALAN LINGKUNGAN

Jalan lingkungan mempunyai pengertian jalan lebih lebar dari 2 meter dengan
lokasi Zona I dan Zona II sesuai gambar kerja, dengan specifikasi teknis sbb :
1. Pembangunan baru ada beberapa macam seperti dalam gambar sbb :
( lihat gambar Situasi Zona I & II )
2. Peningkatan jalan, ada beberapa macam seperti dalam gambar sbb :
( lihat gambar Situasi Zona I & II )

Pasal 9
PEKERJAAN JALAN SETAPAK / GERTAK

Lingkup pekerjaan jalan setapak / gertak gantung dengan lingkup terdiri dari :
1. Jalan Setapak Diatas Air / Gertak Beton Gantung.
1. Lingkup pekerjaan jalan setapak/gertak gantung.
Seluruh pekerjaan pengadaan pancang beton melalui fabrikasi, laci belian
mobilisasi pancang, pemancangan, pengerjaan fender, balok penutup dan
lantai prefab serta finishing lantai jalan setapak.

2. Specifikasi Teknis .
1. Tiang pancang 2 sambung x 20/20 panjang 6 m dengan mutu beton K-
300 sesuai gambar kerja dan dengan mutu baja BJ-24 dengan bentuk
dan ukuran seperti dalam gambar kerja.

------------------------------------------------------------------------------------------ New Upgrading NUSSP Kota Pontianak, hal : 4


Penyambungan tiang pancang satu dan lainnya dengan plat besi
ketebalan 5 mm dengan dilas seluruh sisi plat.
2. Pengukuran dan pemasangan papan bangunan yang berada diatas air /
sungai dengan menentukan letak / posisi tiang pancang, ketinggian dan
titik referensi.
3. Tiang pancang dipancangkan dengan beban hamer 500 kg diatas ponton,
tiang pancang dalam posisi seperti gambar kerja dan dimasukan dengan
ketinggian berdasarkan titik referensi .
4. Pangka tiang pancang yang kedua dihancurkan dan diratakan bagian
pangkal sampai ketinggian seperti dalam gambar dan dikeluarkan
tulangannya.
5. Balok poer /caping, balok beton dengan mutu beton K-225 dan mutu
baja BJ-24 de-ngan bentuk dan ukuran seperti dalam gambar kerja.
6. Lantai gertak berupa panel beton gantung fabrikasi dengan mutu beton
K-225 dan mutu baja BJ-24 dengan bentuk dan ukuran seperti dalam
gambar kerja.
7. Sebagai kelengkapan gertak gantung ada tangga mandi dengan struktur
dengan mutu sama dengan gertak gantungnya .
8. Plesteran penutup permukaan atas dari panel beton campuran 1 Pc : 3
Ps dengan ketebalan : 2 cm .

3. Syarat Pelaksanaan
1. Alat pancang dan pelaksana pekerjaan yang berada diatas sungai harus
dikerjakan oleh tenaga yang cukup ahli dan berpengalaman dalam
bidang tersebut dan harus mendapat perse-tujuan konsultan pengawas .
2. Pemancangan mempergunakan mesin pancang/rick hammer dengan
berat 1,5 ton dan jenis diesel hammer, steam hammer (single atau double
acting hammer). Alat pancang yang dipakai harus mendapat persetujuan
pegawas sebelum pemancangan dimulai.
3. Tiang Layar mesin pancang harus tegak lurus dan kaku pada saat
pemancangan, pengawas memperhatikan saat pemancangan terkait
dengan rekaman tumbuk dan kalendering dari tiap tiang pancang.

2. Jalan Setapak dimuka tanah ada beberapa jenis sbb :


1. Jalan setapak dengan tiang belian
Jalan setapak dengan tiang belian dengan ukuran dan jarak seperti dalam
gambar yang diakhiri dengan lantai beton gantung mutu K-175

2. Jalan setapak dengan barau batu belah


Cara kerjanya sbb :
1. Penggalian tanah untuk barau penahan jalan dengan ukuran seperti
dalam gambar.
2. Pemasangan cerucuk dia 8 cm – 2.00 jarak 0.5 m
3. Pasir urug dipadatkan sebagai alas lantai kerja
4. Lantai kerja dari 2 x papan mal
5. Pasangan batu belah dengan aduk 1 Pc : 3 Ps.
6. Pada bagian dalam diurug pasir sesuai dengan gambar
7. Pengerasan jalan dengan beton K-175 dengan tulangan d 6 mm

3. Jalan setapak yang di muka tanah merupakan konstruksi beton semua,


tetapi ada yang di berasal gertak gantung papan belian dan ada yang
merupakan pembentukan dari badan jalan yang dibarau batu belah .

Pasal 10
PEKERJAAN PENERANGAN JALAN

1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi :
1. Penerangan dengan tiang baru meliputi : pengadaan tiang, lampu, skakelar,
instalasi, pemasangan dan testing penerangan jalan.

------------------------------------------------------------------------------------------ New Upgrading NUSSP Kota Pontianak, hal : 5


2. Pengadaan tangkai dan lampu mercuri pada tiang listrik yang ada.

2. Specifikasi .
 Tiang penerangan jalan setapak berupa pipa galvanis dia 2 ” - tinggi 4 m.
 Batang lampu pipa galvanis 1 ” miring seperti dalam gambar .
 Lampu TL 40 watt dan trafo merk philip atau yang setara.
 Lampu Mercuri dengan daya 100 watt
 Meteran listrik dan kotak dari plat besi tebal 4 mm

3. Pemasangan.
Tiang dilas dengan stek pipa yang ditanam didalam beton setinggi 150 cm
dengan pembagian 80 cm masuk ke tanah dan 70 cm dipermukaan tanah.
Tiang dan batang lengkung lampu di las dengan disertai rumah lampu seperti
dalam gambar .

Pasal 11
PEKERJAAN PERSAMPAHAN

Pekerjaan persampahan berupa :

1. Bak Sampah Pembuangan Sementara ( TPS )


Bak pembuangan sampah sementara berupa bak beton dengan ukuran dan
bentuk seperti gambar dengan lokasi yang telah ditentukan.
Bak TPS ini dengan specifikasi sbb :

2. Gerobak Sampah.
Pengadaan gerobak sampah untuk daerah dengan gertak yang sempit dan
apabila dilakukan dengan motor sampah sulit untuk berputar.

Pasal 12
PEKERJAAN AIR BERSIH

Pekerjaan air bersih meliputi Zona I dan Zona II sbb :

1. Instalasi Pengolah Air Bersih (IPAB).


Lingkup pekerjaan ini terdiri pengadaan, pemasangan, instalasi suku cadang
dan pelatihan/pemberdayaan ke kelompok masyarakat penerima manfaat.
Rangkaian Unit Instalasi Pengolah Air Bersih yang terdiri dari :
1. Instalasi Pengolah Air Bersih Mikro ITB ada 2 type :
1. Type IPAB 1500 dengan capasitas 1000 l/jam atau 20 m3/m3
Tenaga listrik / genset dengan pompa 125 watt
2. Type IPAB 4500 dengan capasitas 4000 l/jam atau 80 m3/m3
Tenaga listrik / genset dengan pompa 375 watt.
2. Sumber Air
Unit ini mengolah air bersih bersumber dari sungai dan kolam dan distribusi
ke masyarakat, sedangkan daya listrik menggunakan/mengambil dari
sambungan masyarakat.
3. Pompa Air dan instalasi
Pompa air setara Sanyo dilengkapi rumah pompa yang dapat digembok dan
dengan instalasi pipa PVC dia ¾ ”
4. Bak Penampungan Air
Bak penampungan air dari beton dengan ukuran seperti gambar dan dilapis
keramik pada bagian dalam.
5. Menara dan Bak Air
Menara air dengan pondasi seperti dalam gambar dari besi siku ukuran
seperti dalam gambar, sedangkan profil tank dari bahan dengan tebal 5 mm
6. Keran umum

------------------------------------------------------------------------------------------ New Upgrading NUSSP Kota Pontianak, hal : 6


Pasal 13
PEKERJAAN DRAINASE

Pekerjaan drainase disini yang dimaksud adalah : drainase mikro yaitu :


1. Penggalian tanah dibelakang lahan dengan kedalaman sesuai gambar
situasi di masing-masing zona .
2. Pemasangan cerucuk dia 8-2.00 cm jarak tiap 50 cm satu deret untuk salah
satu sisi dari drainase mikro.
3. Pasangan batu belah dengan aduk 1pc : 3 ps.
4. Lantai sebelah dalam tanpa ada konstruksi lantai & dibiarkan tanah .
5. Finishing drainase mikro diplester 1Pc : 3 Ps pada bagian atas dan dinding
bagian dalam dari drainase.

Pasal 14
PEKERJAAN SANITASI

Pekerjaan sanitasi berupa :


1. Pembuatan septiktenk komunal (freekast)
2. Pek. Pas saluran blck water seperti pada gambar kerja
3. Pek. Pas. Sumur resapan (tripikon)

Pasal 15
PEMERIKSAAN PEKERJAAN

1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutannya yang apabila pekerjaan sebelumnya


telah selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh konsultan pengawas dan
pengelola teknis dan apabila disetujui maka pekerjaan tersebut dapat
dilanjutkan.
2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam tidak dipenuhi
pengguna jasa, kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang
seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui .
3. Bila kontraktor melanggar pasal 1 ayat ini, konsultan pengawas berhak me-
nyuruh bongkar bagian pekerjaan untuk diperbaiki. Biaya pembongkaran dan
pemasangan kembali menjadi tanggung jawab kontraktor.

Pasal 16
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Pekerjaan tambah/kurang diberitahukan secara tertulis oleh pengguna jasa


melalui rapat yang dihadiri atau mendapat persetujuan konsultan perencana,
konsultan pengawas sesuai kewenangannya dan kontraktor .
2. Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada
perintah tertulis dari pengguna jasa, konsultan pengawas .
3. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga
satuan pekerjaan, yang dimasukkan oleh kontraktor yang pembayarannya
diperhitungkan bersama dengan pembayaran terakhir.
4. Untuk pekerjaan tambah/kurang yang harga satuannya tidak tercantum
dalam harga satuan pekerjaan dalam penawaran, harga satuannya akan
ditentukan lebih lanjut oleh pengguna jasa, konsultan pengawas bersama-
sama kontraktor .
5. Adanya pekerjaan tambah/kurang tidak dapat dijadikan alasan penyebab
keterlambatan penyerahan pekerjaan, tetapi konsultan pengawas dapat mem-
pertimbangkan perpanjangan waktu akibat pekerjaan tambah/kurang tsb.

Pasal 17
KETENTUAN TAMBAHAN DAN PENUTUP

------------------------------------------------------------------------------------------ New Upgrading NUSSP Kota Pontianak, hal : 7


1. Segala sesuatu yang belum tercantum dan belum jelas dalam dokumen lelang
bila dipandang perlu dapat disempurnakan pada saat penjelasan pekerjaan
(aanwijzing) dan setelah menjadi risalah merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari dokumen lelang ini .
2. Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan harus melengkapi dan menyediakan
peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini sehingga dapat bekerja
dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Setiap item pekerjaan baru yang akan dimulai, kontraktor wajib membe-
ritahukan 3 hari sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut dan telah mendapat
persetujuan dari pengawas lapangan tentang metode kerja dan bahan serta
peralatan yang akan digunakan.
4. Permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di
lapangan akan dibicarakan bersama semua pihak yang terkait untuk
mendapatkan kesepakatan bersama demi kesempurnaan pekerjaan. Bila terjadi
perubahan dari pekerjaan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
konsultan pengawas proyek sebelum dapat dilaksanakan.
5. Segala kerusakan yang timbul akibat adanya pelaksanaan pekerjaan, misalnya
kerusakan jalan akibat mobilisasi maupun kerusakan lainnya yang nyata-nyata
akibat pelaksanaan pekerjaan ini, maka kontraktor wajib mengadakan
perbaikan atas beban biaya kontraktor.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pontianak, 30 Juni 2009


Kota Pontianak PPK P T P L P

Ir.H.Edi Rusdi Kamtono, MM, MT Mardianto, SE. MM


Nip. 19631017 199203 1 006 Nip. 110.028.383

Diperiksa/ Disetujui :
Kasubdit Permukiman Wilayah I

Ir. Amiruddin, CES


Nip. 110036,074

------------------------------------------------------------------------------------------ New Upgrading NUSSP Kota Pontianak, hal : 8

Anda mungkin juga menyukai