Anda di halaman 1dari 9

Anterior Jurnal, Volume 14 Nomor 1, Desember 2014, Hal 130 – 138

IDENTIFIKASI BORAKS DAN FORMALIN PADA BAKSO DAGING


DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

RABIATUL ADAWIYAH
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

ABSTRACT
Food security is the responsibility of all parties that is the government's responsibility as manager of
government which includes order, security and prosperous society. The responsibilities of employers or
manufacturers as the economic actors that drive business improvement and provide the needs of the
community and the consumers who uses the goods and services to meet their needs, especially food. The
purpose of research is to determine the content of borax and formaldehyde in meatballs sold at the
Muhammadiyah University of Palangkaraya. The method used is experimental research with laboratory
approach that will be done with a series of try out.
The results of this study show that meatballs in the environment of Muhammadiyah University of
Palangkaraya partially detectable formaldehyde but largely undetectable contain formaldehyde as a
hazardous material for Health. While the study of borax is undetectable contain borax, it indicated by the
colour of the flame is not green, after the flame test there is no change of colour on curcumin paper ( still
yellow ), after the colour test is done using curcumin paper.

Keywords : Food safety, hazardous materials, and health

ABSTRAK
Keamanan makanan merupakan tanggung jawab semua pihak, yaitu tanggung jawab pemerintah
selaku pengelola pemerintah yang meliputi ketertiban, keamanan dan sejahtera masyarkat. Tanggung
jawab pengusaha (produsen) selaku pelaku ekonomi yang mendorong peningkatan usaha dan
menyediakan kebutuhan masyarakat dan konsumen yang menggunakan barang dan jasa dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya terutama makanan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kandungan boraks dan
formalin pada bakso daging yang dijual di lingkungan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Metode
yang digunakan dalam penelitian eksperimen atau percobaan (experiment research) dengan pendekatan
laboratorium yang akan dilakukan dengan serangkaian percobaan. Hasil dari penelitian tersebut adalah
bahwa bakso daging dilingkungan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya sebagian terdeteksi formalin
tetapi sebagian besar tidak terdeteksi mengandung formalin sebagai bahan berbahaya bagi Kesehatan.
Sedangkan untuk penelitian borak tidak terdeteksi mengandung boraks yang ditunjukkan dengan warna
nyala api tidak berwarna hijau, setelah dilakukan uji nyala api dan tidak adanya perubahan warna pada
kertas kurkumin (tetap berwarna kuning), setelah dilakukan uji warna menggunakan kertas kurkumin.

Kata Kunci: keamanan pangan, bahan berbahaya, dan kesehatan.

PENDAHULUAN Keamanan makanan merupakan tanggung


Makanan merupakan salah satu kebutuhan jawab semua pihak, yaitu tanggung jawab
dasar manusia yang terpenting dan juga pemerintah selaku pengelola pemerintah yang
merupakan faktor yang sangat esensial bagi meliputi ketertiban, keamanan dan sejahtera
pertumbuhan dan perkembangan manusia. Tetapi masyarakat. Tanggung jawab pengusaha
betapapun menariknya penampilan, lezat rasanya (produsen) selaku pelaku ekonomi yang
dan tinggi nilai gizinya, apabila tidak aman mendorong peningkatan usaha dan menyediakan
dikonsumsi, maka makanan tersebut tidak ada kebutuhan masyarakat dan konsumen yang
nilainya sama sekali (Winarno dan Rahayu, menggunakan barang dan jasa dalam memenuhi
1994). kebutuhan hidupnya terutama makanan.

130
Rabiatul Adawiyah, Identifikasi Boraks dan Formalin pada Bakso Daging di Lingkungan Universitas…

Zaman dulu orang masih menggunakan zat sebagai bahan untuk membuat pangan lebih
tambahan alami dari tumbuh-tumbuhan dan kompak (kenyal) teksturnya dan sebagai
hewan. Contonya untuk memberi rasa manis pengawet (Rahayu & Muliani, 2011). Boraks
digunakan gula tebu dan madu, sedangkan daun banyak digunakan dalam pembuatan berbagai
suji, kunyit, gula merah dan daun jati ditambahkan makanan seperti bakso, mi basah, pisang molen,
untuk memberi warna pada makanan dan lemper, lontong, ketupat, pangsit dan siomay (Sri
minuman dan garam bisa digunakan untuk Sugiyatmi, 2006).
mengawetkan ikan. Namun kini banyak produsen Salah satu makanan yang dalam
makanan yang mengganti zat tambahan natural pembuatannya diduga menggunakan boraks dan
dengan zat tambahan sintetis yang sifatnya lebih formalin adalah bakso daging, terbukti dibeberapa
berbahaya bagi kesehatan manusia apabila kota di Indonesia banyak para pedagang yang
dikonsumsi terus menerus dan berebihan. diketahui menggunakan boraks dan formalin
Penambahan zat berbahaya sebagai sebagai bahan pengawet pada bakso dagingnya.
pengawet makanan sangat marak digunakan Pemakaian formalin sebagai bahan
pada saat ini. Pengawet biasanya ditambahkan pengawet makanan dapat menyebabkan bahaya
pada makanan yang mudah rusak yang disukai bagi kesehatan konsumen. Diantaranya adalah
sebagai medium tumbuhnya bakteri atau jamur, kerusakan otak, muntah-muntah, kerusakan hati,
misalnya pada produk daging (bahan dasar kerusakan ginjal, sakit perut akut, iritasi lambung,
daging) dan buah-buahan. Para pedagang diare, dan bahkan bisa kencing darah. Jika
biasanya memilih bahan pengawet yang harganya dikomsumsi dalam jumlah besar bias
murah agar memperoleh keuntungan yang mengakibatkan kejang-kejang, muntah darah dan
banyak, contoh adalah borak dan formalin. kematian (Nuheti Yuliati, 2007).
Bahan Tambahan Pangan yang selanjutnya Melihat maraknya minat masyarakat
disingkat BTP adalah bahan yang ditambahkan terhadap bakso daging dan berdasarkan kejadian
kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau tersebut di atas, maka peneliti merasa tertarik
bentuk pangan (Anonim,2012). Sejak untuk melakukan penelitian dengen Judul
pertengahan abad ke-20 ini, peranan bahan “ Identifikasi Boraks dan Formalin pada Bakso
tambahan pangan (BTP) khususnya bahan Daging di Lingkungan Universitas Muhammadiyah
pengawet menjadi semakin penting sejalan Palangkaraya ”.
dengan kemajuan teknologi produksi bahan Perumusan Masalah
tambahan pangan sintetis (Cahyadi, 2012). Berdasarkan identifikasi serta batasan
Pemerintah telah mengeluarkan peraturan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya
tentang pelarangan penggunaan bahan maka rumusan masalah dalam penelitian adalah
berbahaya untuk pangan seperti misalnya Apakah ada bakso daging yang dijual oleh
penggunaan boraks sebagai Bahan Tambahan pedagang bakso di lingkungan Universitas
Pangan. Namun, sampai saat ini masih banyak Muhammadiyah Palangkaraya mengandung
ditemukan penyalahgunaan penggunaan boraks borak dan formalin?

131
Anterior Jurnal, Volume 14 Nomor 1, Desember 2014, Hal 130 – 138

Tujuan Penelitian Alat dan Bahan


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
kandungan boraks dan formalin pada bakso ini yaitu cawan porselen, korek api, oven,
daging yang dijual di lingkungan Universitas timbangan analitik, corong, Erlenmeyer, penjepit
Muhammadiyah Palangkaraya besi, mortir dan stamper, pipet tetes, bunsen,
buret dan tanur, beaker glass 500 mL, buret 10
METODOLOGI mL, gelas ukur 100 mL, kapas, klem, kompor
Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian listrik, labu ukur 100 mL, labu ukur 1000 mL, labu
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di ukur 250 mL, neraca digital, pipet ukur 5 mL, pipet
Laboratorium Fakultas Ilmu Kesehatan volume 1 mL, pipet volume 10 mL, pipet volume 2
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Waktu mL, pipet volume 3 mL, selang, seperangkat alat
penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai destilasi, seperangkat tabung reaksi, statif,
dengan Juni 2014. stemper, tali sampage, dan termometer.
Metode Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam
Metode yang digunakan dalam penelitian penelitian ini yaitu sampel bakso daging, asam
eksperimen atau percobaan (experiment sulfat pekat (H2SO4), asam klorida (HCl) p.a,
research) dengan pendekatan laboratorium yang metanol p.a, natrium tetraborat p.a, kalsium
akan dilakukan dengan serangkaian percobaan. karbonat (CaCO3) p.a, turmerik powder, alkohol
Penelitian eksperimen atau percobaan p.a, kertas saring (whatman 40), aquadest, kertas
(experiment research) adalah kegiatan yang lakmus, formalin 37%, asam fosfat (H3PO4), dan
bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau asam kromatopat.
pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya Prosedur Kerja Boraks
perlakuan tertentu. (Notoadmodjo, 2005). 1. Uji Kertas Kurkumin
Populasi dan Sampel a. Membuat Kertas Kurkumin Timbang
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh sebanyak 2 gram turmerik powder dan
bakso daging yang dijual di lingkungan masukkan bersama 100 ml etanol 80%
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. kedalam Erlenmeyer 250 ml lalu ditutup.
Sampel adalah sebagian yang diambil dari Dikocok selama 5 menit setelah itu disaring
keseluruhan objek yang diteliti dianggap mewakili menggunakan kertas saring. Celupkan
seluruh populasi. Teknik pengambilan sampel kertas saring kedalam larutan tersebut, lalu
dalam penelitian ini yaitu menggunakan tekik kertas digantung untuk mengeringkan.
Purposive Sampling. Pengambilan sampel secara Setelah 1 jam kertas dipotong dengan
Purposive Sampling didasarkan pada suatu ukuran 6x1 cm dan disimpan ditempat
pertimbangan tertentu yang dibuat peneliti sendiri. yang rapat dan terhindar dari cahaya
(Anonim, 1999).
b. Uji Warna Kertas Kurkumin pada pengujian
boraks Menurut Triastuti (2013), Prosedur

132
Rabiatul Adawiyah, Identifikasi Boraks dan Formalin pada Bakso Daging di Lingkungan Universitas…

uji warna kertas kurkumin pada pengujian 5 ml metanol dalam cawan porselen dan
boraks adalah sebagai berikut: dinyalakan, bila timbul nyala yang
1) Preparasi Sampel pinggirnya hijau maka menandakan
Sampel ditimbang sebanyak 50 gram adanya boraks (Vogel, 1985).
0
dan di oven pada suhu 120 C, setelah c. Membuat Kontrol Positif
kering di tambahkan dengan 10 gram Baku boraks dicampurkan kedalam
0
kalsium karbonat. Kemudian masukkan blanko di oven pada suhu 120 C selama
ke dalam tanur hingga menjadi abu 6 jam, kemudian diarangkan. Setelah
selama 6 jam dan dinginkan. menjadi arang ditambahkan 1 ml asam
2) Membuat Kontrol Positif sulfat pekat dan 5 ml metanol, kemudian
Baku boraks dicampurkan kedalam dibakar nyala yang dihasilkan berwarna
0
blanko lalu di oven pada suhu 120 C, hijau dipinggir dan digunakan sebagai
setelah itu ditambahkan dengan 10 baku positif.
gram kalsium karbonat kemudian 3. Limit of Detection (LOD) Boraks pada
masukkan kedalam tanur hingga Bakso Daging
menjadi abu selama 6 jam dan a. Pembuatan Baku Induk 2500 ppm:
dinginkan. Abu kemudian tambahkan 3 Timbang sebanyak 2,5 gram boraks
ml asam klorida 10%, celupkan kertas masukkan kedalam labu tentukur 1000
kurkumin. Kertas yang mulanya ml. Larutkan dengan aquadest hingga
berwarna kuning berubah menjadi 1000 ml.
merah kecoklatan dan digunakan b. Membuat baku seri
sebagai baku positif. 1250,1000,750,500,250 dan 200 ppm:
3) Identifikasi Boraks pada Sampel LOD Boraks pada Siomay Metode Kertas
Abu dari sampel kemudian ditambahkan Kurkumin:
3 ml asam klorida 10%, celupkan kertas Pipet sebanyak 25,20,15,10,5 dan 4 ml
kurkumin. Bila di dalam sampel terdapat dari larutan baku induk masing-masing
boraks, kertas kurkumin yang berwarna kedalam 50 gram sampel. Di oven pada
0
kuning menjadi berwarna merah suhu 120 C, setelah kering ditambahkan
kecoklatan. dengan 10 ml CaCO3 10%. Kemudian
2. Uji Nyala Api masukkan ke dalam tanur hingga menjadi
a. Preparasi Sampel abu selama 6 jam dan dinginkan. Abu
Sampel ditimbang sebanyak 10 gram di kemudian ditambahkan 6 ml asam klorida
0
oven pada suhu 120 C selama 6 jam, 10%. Celupkan kertas kurkumin.
kemudian sampel diarangkan. LOD Boraks pada bakso daging Metode
b. Identifikasi Boraks pada Sampel Uji Nyala:
Sampel yang telah menjadi arang Pipet sebanyak 5, 4, 3, 2 dan 1 ml dari
ditambahkan 1 ml asam sulfat pekat dan larutan baku induk masing-masing

133
Anterior Jurnal, Volume 14 Nomor 1, Desember 2014, Hal 130 – 138

kedalam 10 gram sampel, lalu di oven Larutan di masukan ke dalam penangas air
0
pada suhu 120 C selama 6 jam kemudian mendidih selama 15 menit dan diamati
diarangkan. Setelah menjadi arang perubahan warna yang terjadi. Adanya
ditambahkan 1 ml H2SO4 pekat dan 5 ml formaldehid ditunjukan dengan timbulnya
metanol kemudian dinyalakan. warna ungu terang sampai ungu tua
Prosedur Kerja Formalin (Rohman, 2005).
1. Pembuatan Larutan Pereaksi Asam
Kromatropat HASIL DAN PEMBAHASAN
Pereaksi dibuat dengan cara melarutkan Boraks
0,5% asam kromatropat dalam asam sulfat Hasil Penelitian identifikasi boraks pada
72% (Rohman, 2005). bakso daging di lingkungan Universitas
2. Pembuatan Baku Induk Larutan Formalin Muhammadiyah Palangkaraya pertama kali
370 ppm (part per million) dilakukan menggunakan uji nyala api. Hasil
a) Diambil 1 mL larutan formalin dari identifikasi pada baku sodium tetraborat dan 3
sedian formalin 37%. (tiga) sampel bakso daging disajikan pada tabel 1.
b) Dimasukan ke dalam labu ukur 1000 Penelitian identifikasi boraks pada bakso
mL, ditambahkan aquades hingga tepat daging dilanjutkan dengan metode kedua
batas dan kocok hingga homogen. dilakukan menggunakan uji warna dengan kertas
3. Pembuatan Baku Seri Formalin kurkumin. Hasil identifikasi pada baku sodium
Formalin 0 ppm (kontrol negatif) = Aquades tetraborat dan 3 (tiga) sampel bakso daging
100 mL disajikan pada tabel 2.
4. Destilasi Sampel Hasil penelitian identifikasi boraks di atas
Sebanyak 100 gram sampel bakso daging pada bakso daging di lingkungan Universitas
dicampur dengan 100 mL air yang Muhammadiyah Palangkaraya ini menggunakan
ditambahkan sedikit demi sedikit sambil metode uji nyala api (Svehla, 1985) dan metode
digerus sampai halus dan/atau homogen. reaksi warna menggunakan kertas kurkumin
Gerusan dipindah ke dalam labu destilasi, di (Triastuti et al., 2013). Sampel yang digunakan
asamkan dengan asam fosfat, dan ditambah adalah sampel bakso daging yang diambil dari 3
1 mL asam fosfat berlebih. Labu destilasi pedagang bakso daging di lingkungan Universitas
selanjutnya dihubungkan dengan pendingin Muhammadiyah Palangkaraya meskipun
dan selanjutnya di destilasi. Hasil destilasi berbeda-beda tempat produksinya.
ditampung (Rohman, 2005). Berdasarkan tabel 2. bahwa pengujian
5. Identifikasi Formalin (Sampel Uji) dengan baku sodium tetraborat (kontrol positif) pada
Pereaksi Asam Kromatropat metode uji nyala api menunjukkan bahwa sampel
Sebanyak 5 mL peraeaksi asam kromatofat yang telah menjadi arang kemudian ditambahkan
dimasukan ke dalam tabung reaksi, ditambah dengan sodium tetraborat, setelah itu
1 mL larutan hasil destilasi sambil diaduk. ditambahkan 1 ml asam sulfat pekat dan 5 ml

134
Rabiatul Adawiyah, Identifikasi Boraks dan Formalin pada Bakso Daging di Lingkungan Universitas…

metanol kemudian dibakar. Hasil yang didapat warna dari kertas kurkumin tersebut (kertas
pada saat pembakaran sampel mengalami nyala kurkumin tetap berwarna kuning)
api menjadi biru dengan pinggiran hijau, hal ini Berdasarkan hasil identifikasi boraks ini
terjadi karena terbentuknya senyawa metil borat. dilakukan pengujian limit of detection (LOD) pada
Sampel 1, 2 dan 3 dengan metode uji nyala baku boraks dengan cara membuat baku induk
api sampel menunjukkan negatif mengandung sodium tetraborat dengan konsentrasi 2500 ppm,
boraks yang ditandai dengan tidak terbentuk yang kemudian dibuat baku serinya dengan
nyala api warna biru pinggiran hijau. Warna nyala berbagai konsentrasi yaitu 1.250 ppm, 1000 ppm,
api yang dihasilkan dari sampel 1, 2 dan 3 berupa 750 ppm, 500 ppm, 250 ppm. Pada konsentrasi
merah orange. 250 ppm warna merah kecoklatan mulai samar
Identifikasi boraks pada bakso daging dan hampir tidak terlihat setelah didiamkan
setelah dilakukan menggunakan metode uji nyala selama 5 menit. Hal ini menyatakan bahwa LOD
api dan menghasilkan negatif mengandung sodium tetraborat adalah 250 ppm. Jadi, nilai LOD
boraks, maka uji dilanjutkan menggunakan uji metode identifikasi boraks dengan kertas
warna dengan kertas kurkumin. Berdasarkan kurkumin sebesar 250 ppm. Dari hasil LOD dapat
tabel 4.2. bahwa pengujian baku sodium disimpulkan bahwa pada konsentrasi 250 ppm
tetraborat (kontrol positif) pada metode uji warna merupakan batas terkecil analit dalam sampel
menggunakan kertas kurkumin menunjukkan yang dapat dideteksi atau yang masih
bahwa sodium tetraborat ditambahkan ke dalam memberikan respon warna kertas kurkumin sedikit
sampel, kemudian dimasukkan ke dalam tanur merah kecoklatan. Sedangkan untuk dibawah
listrik hingga menjadi abu, setelah menjadi abu konsentrasi 250 ppm kertas kurkumin tidak
sampel ditambahkan 3 ml HCl 10%, setelah itu memberikan respon atau warna yang ditimbulkan
dilakukan pengecekan pH dengan menggunakan tetap berwarna kuning.
indikator pH. Kemudian mencelupkan kertas Berdasarkan Permenkes Republik
kurkumin ke dalam sampel dan menghasilkan Indonesia Nomor 033 tahun 2012 bahwa boraks
perubahan warna kertas kurkumin dari warna adalah salah satu bahan berbahaya yang dilarang
kuning menjadi warna merah kecoklatan. Hal ini digunakan sebagai bahan tambahan pangan.
terjadi karena adanya reaksi antara kurkumin dan Pada penelitian ini semua sampel bakso daging di
boraks sehingga membentuk senyawa komplek lingkungan Universitas Muhammadiyah
yang berwarna merah kecoklatan yang bernama palangkaraya tidak terdeteksi mengandung
senyawa rosasianin (Roth dan Blaschke, 1988). boraks dengan menggunakan uji nyala api dan uji
Identifikasi boraks terhadap bakso daging warna dengan kertas kurkumin.
pada sampel 1, 2 dan 3 dengan metode uji warna Formalin
dengan kertas kurkumin menghasilkan bahwa Pada penelitian Identifikasi formalin pada
bakso dag tersebut negatif mengandung boraks bakso daging, salah satu uji analisis secara
yang ditandai dengan tidak terjadi perubahan kualitatif adalah dengan cara uji Identifikasi ini di
lakukan dengan pereaksi asam kromatropat.

135
Anterior Jurnal, Volume 14 Nomor 1, Desember 2014, Hal 130 – 138

Sebelum dilakukan identifikasi formalin terlebih Sehingga konsentrasi formalin pada bakso daging
dahulu yang dilakukan adalah membuat uji batas dibawah 4,4 ppm, maka tidak akan terdeteksi.
(limit test) untuk menentukan LOD (Limit Of Jadi, batas deteksi formalin dalam bakso daging
Detection) formalin pada bakso daging. Uji batas yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4,4
dilakukan dengan cara membuat baku formalin ppm.
dalam beberapa konsentrasi yaitu 3,7 ppm, 4,4 Identifikasi formalin pada bakso daging
ppm, 7,4 ppm, 11,1 ppm, 18,5 ppm, dan 37,0 dalam penelitian ini dilakukan pada bakso daging
ppm. yang dijual di Lingkungan Universitas
Uji LOD di lakukan dengan dua persi yaitu Muhamadiyah Palangkaraya. Sampel yang di
menggunakan sampel dan tidak menggunakan ambil di tiga tempat berbeda, masing-masing
sampel, sampel yang dianggap tidak sampel yang sudah di beli di potong kecil lalu di
menggandung formalin direndam selama lakukan penimbangan sebanyak 100 gram,
semalam agar mengetahui pada LOD berapa kemudian dimasukkan ke labu destilasi, di
bakso daging yang mengandung formalin sudah tambahkan aquadest kurang lebih 200 ml dan 1
mulai tidak ada. Bakso daging yang direndam ml asam fosfat.
dilakukan penimbangan sama dengan perlakuan Destilasi merupakan teknik memisahkan
sampel yaitu 100 gram di masukkan kedalam dua atau lebih komponen yang memiliki
erlenmeyer lalu direndam dengan ppm yang telah perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran
dibuat. dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk
Bakso daging yang telah direndam memperoleh senyawa murninya. Senyawa-
dikeringkan sebentar lalu di masukkan kedalam senyawa yang terdapat dalam campuran akan
labu destilasi dengan menambahkan aquadest menguap pada saat mencapai titik didih masing-
kurang lebih 200 ml dan diasamkan dengan asam masing. Hasil destilat ditampung didalam beaker
fosfat 1 ml. kemudian di destilasi sampai uap air glass dan di pindahkan kedalam tabung reaksi.
mengalir, setelah itu hasil destilat dimasukkan Uji Identifikasi formalin terhadap bakso
kedalam tabung reaksi. Ambil 1 ml hasil destilasi daging di lakukan dengan metode reaksi warna
lalu di tambahkan pereaksi 5 ml homogenkan dan menggunakan asam kromatropat 0,5 %. Proses
dimasukkan kepenangas air selama 15 menit, identifikasi dengan reaksi warna di lakukan
amati perubahan warna yang terjadi. Dari dengan cara mereaksikan 5 ml asam kromatropat
pengujian uji batas untuk menentukan LOD dengan hasil destilat dan kemudian di panaskan
formalin pada bakso daging maka didapatkan didalam penangas air selama 15 menit. Selama
hasil pada tabel 3. proses pemanasan tabung reaksi harus dalam
Hasil uji batas (limit test) formalin pada keadaan tertutup menggunakan kapas bebas
bakso daging, pada konsentrasi 4,4 ppm warna lemak. Setelah beberapa menit pemanasan amati
ungu sudah mulai pudar hampir tidak terlihat. Hal hasil perubahan warna yang terjadi, apabila
ini menyatakan LOD (Limit Of Detection) formalin larutan yang di uji berwarna ungu pekat atau ungu
pada bakso daging berkisar antara 4,4 ppm.

136
Rabiatul Adawiyah, Identifikasi Boraks dan Formalin pada Bakso Daging di Lingkungan Universitas…

terang berarti sampel tersebut di nyatakan Hasil penelitian pada tabel 4. adalah
terdeteksi mengandung formalin. sampel 1 memunjukan terdeteksi menggandung
Pembentukan warna ungu pada asam formalin dengan menunjukan warna ungu. Maka
kromatropat dan formalin adalah apabila senyawa dari identifikasi formalin pada sampel penelitian
tersebut dipanaskan dengan asam dinyatakan terdeteksi mengadung formalin.
kromatropatdalam larutan asam sulfat pekat akan Sedangkan sampel 2 dan sampel 3 tidak
membentuk warna violet. Reaksi ini terjadi memunjukan terdeteksi menggandung formalin
berdasarkan kondensasi formaldehida dengan karena tidak menunjukan warna ungu melainkan
sistem aromatik dari asam kromatropat, berwarna kuning jernih.
membentuk senyawa berwarna (3,4,5,6- Hasil pengujian kedua pada sampel
dibenzoxanthylium). Pewarnaan disebabkan dengan proses pengujian yang sama yaitu
terbentuknya ion karbenium - oksonium yang dengan mendestilasi bakso daging dan hasil
stabil karena mesomeri (HernaJulinSimanjuntak) destilat di tampung lalu dilakukan pengujian
Pengujian identifikasi formalin pada bakso dengan asam kromatropat0,5% dan di panaskan
daging yang di jual di tiga tempat di lingkungan di penangas air. Hasil menunjukan bahwa bakso
universitas muhammadiyah palangkaraya di daging sampel 1 terdeteksi mengandung formalin
peroleh hasil pada tabel 4 sedangkan sampel 2 dan sempal 3 tidak
terdeteksi mengandung formalin.

Tabel 1. Hasil identifikasi boraks pada bakso menggunakan uji nyala api
No. Sampel Warna Nyala Api Hasil pengamatan
1. Baku sodium tetraborat (kontrol positif) Biru dengan pinggiran hijau Positif
2. Sampel 1 Merah orange Negatif
3. Sampel 2 Merah orange Negatif
4. Sampel 3 Merah orange Negatif

Tabel 2. Hasil identifikasi boraks pada bakso daging menggunakan uji warna dengan kertas kurkumin
No. Sampel Kertas kurkumin Hasil pengamatan
1. Baku sodium tetraborat (kontrol positif) warna kuning menjadi merah Positif
kecoklatan
2. Sampel 1 Tetap warna kuning (tidak terjadi Negatif
perubahan merah kecoklatan)
3. Sampel 1 Tetap warna kuning (tidak terjadi Negatif
perubahan merah kecoklatan)
4. Sampel 1 Tetap warna kuning (tidak terjadi Negatif
perubahan merah kecoklatan)

Tabel 3. Hasil Uji Batas Formalin Pada Bakso Daging


No. Konsentrasi (ppm) +Asam Kromatropat
1. 37,0 ppm Ungu
2. 18,5 ppm Ungu
3. 11,1 ppm Ungu
4. 7,4 ppm Ungu memudar
5. 4,4 ppm Ungu tipis
6. 3,7 ppm Kuning jernih

137
Anterior Jurnal, Volume 14 Nomor 1, Desember 2014, Hal 130 – 138

Tabel 4. Hasil Identifikasi Formalin Pada Bakso Daging

No Sampel + Asam Kromatropat Keterangan Hasil


1. Sampel 1 Kuning Jernih Terdeteksi Positif
2. Sampel 2 Kuning Jernih Tidak Terdeteksi Negatif
3. Sampel 2 Kuning Jernih Tidak Terdeteksi Negatif

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik Edisi Ketiga Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
kesimpulan bahwa bakso daging dilingkungan
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Indonesia Ed. III. Depkes RI. Jakarta.
sebagian terdeteksi formalin tetapi sebagian
Departemen Kesehatan RI. 2012. Peraturan
besar tidak terdeteksi mengandung formalin Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 033 Tahun 2012, Tentang Bahan
sebagai bahan berbahaya bagi Kesehatan.
Tambahan Pangan. Depkes RI. Jakarta.
Sedangkan untuk penelitian borak tidak terdeteksi
Hanny, C.W., N. Mulyono, dan F.A. Afandi. 2012.
mengandung boraks yang ditunjukkan dengan
Bahan Tambahan Pangan Pengawet.
warna nyala api tidak berwarna hijau, setelah IPB. Bogor.
dilakukan uji nyala api dan tidak adanya
Manado Post. 16 Agustus 2012. Daging Formalin
perubahan warna pada kertas kurkumin (tetap Dijual di Swalayan. Manado Post News.
http://www.manadopost.co.id/index.php?
berwarna kuning), setelah dilakukan uji warna
mib=berita.detail& id=114562 [Diakses
menggunakan kertas kurkumin. pada tanggal 28 Januari 2013].
Saran
Nasir, A., A. Mubith, dan M.E. Ideputri, 2011.
Saran yang dapat diberikan adalah : Buku Ajar Metodologi Penelitian
Kesehatan.Nuha Medika.Yogyakarta.
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
bahan tambahan lain yang dilarang Nurfaisyah, 2011. Bahan Tambahan Makanan
(Pengawet) dan Analisisnya secara
ditambahkan pada proses pembuatan bakso
Kualitatif dan Kuantitatif.
daging.. http://nurfaisyah.web.id/bahan-
tambahan- makanan-pengawet-dan-
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
analisisnya-secara-kualitatif-dan-
identifikasi formalin dan boraks pada bakso kuantitatif.html [Diakses pada tanggal 20
Juni 2013].
daging.
DAFTAR PUSTAKA Riyadi, W. 2009. Validasi Metode Analisis.
http://www.chem-is-try.org/artikel_
BPOM RI. 2008. Formalin (Larutan Formaldehid). kimia/kimia_analisis/validasi-metode-
http://www.pom.go.id/files/ formalin.pdf analisis [Diakses pada tanggal 15 Juni
[Diakses pada tanggal 5 Maret 2013]. 2013].

Brady, E. J. 2008. Kimia Universitas Asas dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
Struktur Jilid Satu. Bina Rupa Aksara. Tahun 2012 tentang Pangan.
Jakarta.

138

Anda mungkin juga menyukai