Anda di halaman 1dari 325

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGALAMAN EMOSI YANG MENDASARI TINDAKAN

INDIVIDU DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Vincentia Diajeng Hapsari Mariantika

NIM : 109114026

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Having feelings at the right times, about the right things, toward the right people,

for the right end, and in the right way, is the intermediate and best condition,

and proper to virtue. Virtue, is the mean”

(Aristotle)

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, dan Malaikat Pelindung yang selalu setia
mendampingi serta membimbing saya

Keluarga saya yang selalu memberikan doa dan dukungan

Dosen pembimbing yang selalu sabar dalan mendampingi, memberikan masukan,


dan mengarahkan saya

Teman- teman yang selalu memberikan masukan dan semangat

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 7 April 2016

Penulis,

Vincentia Diajeng Hapsari Mariantika

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EMOTIONAL EXPERIENCE THAT INFLUENCE INDIVIDUAL ACTION


IN DAILY LIFE

Vincentia Diajeng Hapsari Mariantika

ABSTRACT

Emotion can influence individual action in daily life, so we need the


ability to see clearly about what emotions can arise in it self in order to manage
our emotions better. However, understanding of what emotion can actually
influencing individual action in daily life still overlap. The aim of this study are to
determine what the actual emotions arise to influence indvidual action. Nine
people with diverse backgrounds were interviewed and analyzed using grounded
theory approach. This study found that positive emotion, negative emotion, and
condition like without emotion are arise and affect individual action, that
appropriate and unappropriate with social standart in daily life. The emergence of
emotional experience are related with cognitive content, that include religious,
environment, family, and physiology which are related to each other.
Keywords: emotional experience, cognitive content

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGALAMAN EMOSI YANG MENDASARI TINDAKAN INDIVIDU


DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Vincentia Diajeng Hapsari Mariantika

ABSTRAK

Emosi dapat mendasari individu dalam bertindak di kehidupan sehari-hari,


sehingga diperlukan kemampuan untuk mengetahui dengan jelas mengenai emosi
yang muncul dalam diri agar dapat mengelola emosi dengan lebih baik. Namun,
pemahaman mengenai emosi apa yang sebenarnya dapat mendasari tindakan
individu dalam kehidupan sehari-hari masih cenderung tumpang-tindih. Penelitian
ini ingin mengetahui emosi apa saja yang sebenarnya muncul dan mendasari
tindakan individu. Sembilan orang subjek dengan latar belakang yang beragam
kemudian diwawancara dan dianalisis menggunakan pendekatan grounded theory.
Penelitian ini menemukan bahwa emosi positif, emosi negatif, dan keadaan
seolah-olah tidak ada emosi merupakan emosi-emosi yang muncul dan mendasari
individu dalam bertindak, baik yang sesuai dengan standart sosial maupun yang
tidak sesuai dengan standart sosial. Kemunculan pengalaman-pengalaman emosi
tersebut berkaitan dengan munculnya isi kognitif yang juga dialami oleh individu
dalam bertindak di kehidupan sehari-hari. Isi kognitif tersebut meliputi perspektif
individu, religiusitas, lingkungan sekitar, keluarga, dan fisiologis yang saling
berkaitan satu sama lain.
Kata kunci: pengalaman emosi, isi kognitif

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tanggan di bawah ini, saya mahasiswa Universita Sanata Darma:

Nama : Vincentia Diajeng Hapsari Mariantika

NIM : 109114026

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan


Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah yang berjudul:

PENGALAMAN EMOSI YANG MENDASARI TINDAKAN INDIVIDU

DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau di media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.

Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 7 April 2016
Yang menyatakan,

(Vincentia Diajeng Hapsari Mariantika)

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan atas rahmat dan berkat yang telah

diberikan, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengalaman

Emosi yang Mendasari Tindakan Individu dalam Kehidupan Sehari-hari” dengan

baik dan penuh tanggung jawab.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari

bantuan, doa, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, dan Malaikat Pelindung yang selalu

memberikan berkat, bimbingan, dan kekuatan kepada saya.

2. Bapak C. Siswa Widyatmoko M.Psi., selaku dosen pembimbing skripsi

yang selalu sabar mendampingin, memberikan masukan dan bantuan

khususnya dalam penulisan skirpsi.

3. Ibu P. Henrietta P. D. A. D. S., S,Psi., M. A, selaku dosen pembimbing

akademik yang selalu sabar dalam mendampingi, memantau dan

memberikan masukan kepada saya.

4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan ilmu psikologi

baik secara langsung maupun tidak langsung.

5. Kedua orang tua yang selalu memberikan semangat, masukan, bantuan

serta mendoakan saya.

6. Kedua adik- adik saya yang selalu mendampingi, memberi masukan,

memberikan bantuan dan semangat serta selalu mendoakan saya

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Blasius Air Dahsyat Pamungkas yang selalu memberikan dukungan dan

bantuan kepada saya.

8. Para responden yang telah bersedia berkontribusi untuk meluangkan

waktu, pemikiran, tenaga dalam penulisan skripsi

9. Teman-teman yang selalu membantu dan mendukung saya selama masa

studi dan dalam penulisan skripsi.

10. Semua pihak yang telah berkontribusi selama masa studi dan penulisan

skripsi, atas dukungan serta doa yang telah diberikan selama ini.

Yogyakarta, 7 April 2016

Penulis

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................................v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... vi

ABSTRACT ............................................................................................................ vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL .................................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................4

C. Tujuan Penelitian .....................................................................................4

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................5

1. Manfaat Teoritis ..................................................................................5

2. Manfaaat Praktis .................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Definisi Emosi .........................................................................................6

B. Jenis Emosi ..............................................................................................7

1. Emosi Dasar ........................................................................................7

1.1 Definisi Emosi Dasar ....................................................................7

1.2 Karakteristik Emosi Dasar ............................................................7

1.3 Jenis Emosi Dasar .........................................................................8

2. Emosi Moral ........................................................................................9

2.1 Definisi Emosi Moral....................................................................9

2.2 Jenis Emosi Moral ......................................................................10

C. Emosi Dalam Tindakan .........................................................................20

D. Fungsi Emosi .........................................................................................22

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................24

A. Jenis Penelitian ......................................................................................24

B. Fokus Penelitian ....................................................................................24

C. Subjek Penelitian ...................................................................................25

D. Metode Pengumpulan Data ...................................................................26

E. Teknik Analisis Data .............................................................................30

F. Keabsahan Data .....................................................................................32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................36

A. Pelaksanaan Penelitian ..........................................................................36

B. Data Identitas Subjek Penelitian ............................................................37

C. Hasil Penelitian ......................................................................................39

1. Sebelum Bertindak ............................................................................41

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Setelah Bertindak ..............................................................................74

D. Pembahasan ...........................................................................................98

BAB V PENUTUP ...............................................................................................116

A. Kesimpulan ..........................................................................................116

B. Kekuatan Penelitian .............................................................................119

C. Kelemahan Penelitian ..........................................................................119

D. Saran ....................................................................................................120

1. Peneliti Selanjutnya ........................................................................120

2. Psikolog dan Praktisi ......................................................................120

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................121

LAMPIRAN ........................................................................................................129

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pelaksanaan Kegiatan Wawancara............................................................37

Tabel 2 Identitas Subjek Penelitian ........................................................................38

Tabel 3 Data Demografis Subjek Penelitian ..........................................................38

Tabel 4 Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada

Kategori Usia Remaja ............................................................................................41

Tabel 5 Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada

Kategori Usia Dewasa Awal ..................................................................................45

Tabel 6 Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada

Kategori Usia Dewasa Madya ................................................................................48

Tabel 7 Isi Kognnitif Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada Kategori

Usia Remaja ...........................................................................................................51

Tabel 8 Isi Kognnitif Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada Kategori

Kategori Usia Dewasa Awal ..................................................................................55

Tabel 9 Isi Kognnitif Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada Kategori

Usia Dewasa Madya ...............................................................................................59

Tabel 10 Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial

Pada Kategori Usia Remaja ...................................................................................62

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 11 Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial

Pada Kategori Usia Dewasa Awal .........................................................................64

Tabel 12 Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial

Pada Kategori Usia Dewasa Madya .......................................................................67

Tabel 13 Isi Kognnitif Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada

Kategori Usia Remaja ............................................................................................68

Tabel 14 Isi Kognnitif Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada

Kategori Usia Dewasa Awal .................................................................................70

Tabel 15 Isi Kognnitif Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada

Kategori Usia Dewasa Madya ................................................................................73

Tabel 16 Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada

Kategori Usia Remaja ............................................................................................74

Tabel 17 Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada

Kategori Usia Dewasa Awal ..................................................................................77

Tabel 18 Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada

Kategori Usia Dewasa Madya ................................................................................79

Tabel 19 Isi Kognitif Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada Kategori Usia

Remaja....................................................................................................................81

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 20 Isi Kognitif Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada Kategori Usia

Dewasa Awal .........................................................................................................83

Tabel 21 Isi Kognitif Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada Kategori Usia

Dewasa Madya .......................................................................................................85

Tabel 22 Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada

Kategori Usia Remaja ............................................................................................87

Tabel 23 Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada

Kategori Usia Dewasa Awal ..................................................................................89

Tabel 24 Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada

Kategori Usia Remaja ............................................................................................91

Tabel 25 Isi Kognitif Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada

Kategori Usia Remaja ............................................................................................92

Tabel 26 Isi Kognitif Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada

Kategori Usia Dewasa Awal ..................................................................................94

Tabel 27 Isi Kognitif Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada

Kategori Usia Dewasa Madya ................................................................................97

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Survey trial ...................................................................................130

Lampiran 2. Interviewing Guideline .................................................................143

Lampiran 3. Inform Consent ............................................................................152

Lampiran 4. Pernyataan Persetujuan Partisipasi Subjek Trial ..........................156

Lampiran 5. Pernyataan Persetujuan Partisipasi Subjek 1 ................................157

Lampiran 6. Pernyataan Persetujuan Partisipasi Subjek 2 ................................158

Lampiran 7. Pernyataan Persetujuan Partisipasi Subjek 3 ................................159

Lampiran 8. Pernyataan Persetujuan Partisipasi Subjek 4 ................................160

Lampiran 9. Pernyataan Persetujuan Partisipasi Subjek 5 ................................161

Lampiran 10. Pernyataan Persetujuan Partisipasi Subjek 6 ................................162

Lampiran 11. Pernyataan Persetujuan Partisipasi Subjek 7 ................................163

Lampiran 12. Pernyataan Persetujuan Partisipasi Subjek 8 ................................164

Lampiran 13. Pernyataan Persetujuan Partisipasi Subjek 9 ................................165

Lampiran 14. Contoh Verbatim Subjek trial .......................................................166

Lampiran 15. Contoh Meaning Unit Subjek trial ...............................................190

Lampiran 16. Contoh Meaning Unit Subjek trial yang Tereliminasi .................194

Lampiran 17. Contoh Meaning Unit Subjek trial yang Tidak tereliminasi ........195

Lampiran 18. Contoh Kategorisasi Tema Subjek trial ........................................198

Lampiran 19. Contoh Verbatim Subjek 1 ...........................................................207

Lampiran 20. Contoh Meaning Unit Subjek 1 ....................................................249

Lampiran 21. Contoh Meaning Unit Subjek 1 yang Tereliminasi ......................255

Lampiran 22. Contoh Meaning Unit Subjek 1 yang Tidak tereliminasi .............257

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 23. Contoh Kategorisasi Tema Subjek 1 ............................................262

Lampiran 24. Open Coding dan Axial Coding Sebelum Bertindak ...................273

Lampiran 25. Open Coding dan Axial Coding Setelah Bertindak .....................283

Lampiran 26. Pengalaman Emosi dan Isi Kognitif Individu Sebelum dan Setelah

Bertindak Sesuai Standart Sosial ..................................................291

Lampiran 27. Pengalaman Emosi dan Isi Kognitif Individu Sebelum dan Setelah

Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial ......................................301

Lampiran 28. Lembar Bukti Kesepakatan Penelitian .........................................306

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Emosi mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan sehari-

hari karena dapat mempengaruhi individu dalam bertindak (Schwarz, 2000).

Misalnya, empati akan cenderung mendorong individu untuk menolong

individu lain (Haidt, 2003). Namun, jika respon terhadap emosi yang muncul

mengenai suatu peristiwa atau keadaan tidak sesuai, maka akan cenderung

mengarah pada perilaku yang bersifat maladaptif atau menyimpang (Ekman,

2003; Keltner & Kring, 1998).

Hal tersebut dapat dilihat melalui fenomena terjadinya kasus seorang

pemuda yang diketahui melakukan pembunuhan hanya karena merasa marah

atas ejekan temannya (Cahya, 2015). Dengan kata lain, fenemona tersebut

merupakan salah satu bentuk nyata dari respon terhadap emosi yang tidak

sesuai, atau mempunyai intensitas dan cara penyampaian yang kurang tepat

(Ekman, 2003; Keltner & Kring, 1998).

Emosi sebenarnya berasal dari bahasa latin yaitu emovere yang berarti

perpindahan dari (Candald, Fell, Keen, Leshner, Tarpy, & Plutchik, 1977).

Sedangkan Fredickson (2001) melihat emosi sebagai kecenderungan respon

individu terhadap suatu peristiwa, baik disadari maupun tidak disadari yang

meliputi proses kognitif, ekspresi, dan fisiologis.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Selain itu, jika berdasarkan pencapaian tujuan individu, maka emosi

dapat dibagi menjadi dua, yaitu emosi dasar dan emosi moral (Ekman, 2003;

Haidt, 2003; Izard, 2007; Tangney, Stuewig & Mashek, 2007). Emosi dasar

mengarah pada pencapaian tujuan bertahan hidup (survival), yang dapat

dikenali melalui ekspresi wajah dan tidak dipengaruhi oleh budaya (Ekman,

2003; Izard, 2007; Tangney, dkk., 2007; Tracy & Robins, 2007), sebaliknya

emosi moral lebih berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, tidak dapat

dikenali melalui ekspresi wajah dan dipengaruhi oleh budaya (Tangney dkk.,

2007).

Disamping itu, selain dapat mempengaruhi individu dalam bertindak,

emosi juga mempunyai fungsi untuk mengkoordinasi interaksi sosial,

sehingga dapat dijadikan sebagai tanda sekaligus memperbaiki jika ada yang

salah pada interaksi dengan lingkungan eksternal maupun internal individu

(Keltner & Kring, 1998).

Mengingat begitu pentingnya peran emosi dalam kehidupan sehari-

hari, maka diperlukan kemampuan dalam mengelola emosi, agar respon

terhadap emosi tersebut dapat lebih sesuai. Namun, kemampuan dalam

mengelola emosi tersebut kurang dapat berjalan dengan baik, jika individu

belum mampu menyadari dan mengetahui dengan jelas mengenai emosi yang

muncul di dalam dirinya (Ekman, 2003).

Sebelumnya telah banyak ditemukan penelitian mengenai emosi

dalam konteks kehidupan sehari-hari, bila dilihat berdasarkan sifatnya.

Misalnya, sebuah studi mengungkapkan bahwa emosi positif akan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengarahkan individu untuk berinteraksi serta membentuk ikatan sosial yang

positif (Keltner & Kring, 1998). Tidak hanya itu, Baumgardner dan Crothers

(2009) dalam Positive Psychology mengungkapkan bahwa emosi positif juga

berkaitan dengan tingkat kesuksessan, perilaku positif, dan kesehatan mental.

Emosi positif seperti rasa bahagia, juga mendorong individu untuk lebih

menolong sesama, menghindari tindakan yang merugikan, dan lebih

menyenangkan bagi individu lain (Isen & Myers dalam Schwarz, 2000).

Demikian pula sebaliknya, Strongman (2003) mengkaitkan emosi

negatif seperti rasa marah, dengan keadaan yang dianggap tidak adil dan

keinginan untuk menyerang. Sedangkan emosi negatif seperti rasa malu, akan

cenderung mendorong individu untuk melakukan represi, bersembunyi,

menghilang, atau keinginan untuk mati (Lickel, 2005; Tangney, dkk., 2007).

Meskipun demikian, Braithwaite (2000) justru mengungkapkan bahwa

emosi negatif seperti rasa malu sebenarnya dapat mengurangi tingkat

kriminalitas. Hal ini dikarenakan rasa malu dapat menimbulkan stigmatisasi

tertentu pada individu serta kehilangan identitas atau dikeluarkan dari

kelompok (Bedford & Kwang, 2003). Selaras dengan hal tersebut, Fredickson

(2001) dalam penelitiannya juga mengungkapkan bahwa emosi negatif seperti

rasa takut, sebenarnya diperlukan individu untuk menghadapi keadaan yang

dianggap berbahaya dan mengancam. Selain itu, pengalaman akan emosi

negatif seperti embarrassment, juga berkaitan dengan pelanggaran akan

norma kesopanan, sehingga akan mendorong individu untuk cenderung

mematuhi aturan sosial yang berlaku (Keltner, 1995).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan uraian di atas, hasil dari beberapa penelitian sebelumnya

mengenai emosi apa saja yang seringkali muncul dan dapat mempengaruhi

individu dalam bertindak masih cenderung saling tumpang tindih. Selaras

dengan hal tersebut, Diamond dan Aspinwall (2003) dalam Emotion

Regulation Across the Life Span: An Integrative Perspective, juga

menyebutkan bahwa masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk

mengetahui emosi apa saja yang muncul dan mempengaruhi tindakan

individu dengan latar belakang individu yang beragam.

Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

gambaran mengenai emosi apa saja yang sebenarnya muncul dan mendasari

tindakan individu di dalam kehidupan sehari-hari.

B. RUMUSAN MASALAH

Emosi apa saja yang muncul dan mendasari tindakan individu di dalam

kehidupan sehari-hari?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui emosi apa saja yang muncul dan

mendasari tindakan individu di dalam kehidupan sehari-hari.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat semakin menambah pengetahuan

dalam bidang ilmu psikologi, khususnya mengenai emosi yang dapat

mendasari tindakan individu di dalam kehidupan sehari-hari.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat semakin menambah wawasan

masyarakat mengenai emosi yang seringkali muncul dan mendasari

tindakan di dalam kehidupan sehari-hari. Dengan semakin bertambahnya

kesadaran dan pemahaman mengenai emosi yang muncul dan mendasari

tindakan dalam kehidupan sehari-hari maka, diharapkan masyarakat dapat

semakin mengelola emosi dengan lebih baik, sehingga respon terhadap

emosi yang muncul tersebut juga dapat semakin sesuai.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI EMOSI

Emosi merupakan suatu proses dinamis yang mengkordinasi perilaku

manusia dan menuntun proses interaksi interpersonal ke arah yang lebih baik

(Campos, 1989; Lazarus, 1991). Selain itu, emosi juga merupakan pertanda

yang dimiliki oleh individu setelah merespon stimulus atau suatu peristiwa,

yang dapat dilihat melalui ekspresi wajah serta perubahan fisiologis yang

dialami oleh individu (Guerrero, 1997; Johnston & Krettenauer, 2011; Plutchik

& Kellerman, 1980). Fredikson dan Barbara (2001) juga mengemukakan

bahwa emosi merupakan pengalaman individu terhadap stimulus atau peristiwa

yang melibatkan proses kognitif, fisiologis, ekspresi wajah, serta pengalaman

subjektif lainnya. Pengalaman tersebut dapat dialami individu baik secara sadar

maupun secara tidak sadar.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa emosi

merupakan pengalaman yang dialami individu sebagai respon dari stimulus

atau peristiwa, yang melibatkan proses kognitif, fisiologis, serta pengalaman

subjektif individu lainnya.

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. JENIS EMOSI

1. Emosi Dasar

1.1 Definisi Emosi Dasar

Warga (1983) dalam Personal Awarness, menyebutkan bahwa

emosi dasar merupakan jenis emosi yang mempunyai batasan yang

sangat luas dan bersifat dinamis. Emosi dasar juga dapat digolongkan

sebagai suatu kategori fenomena alami atau tidak dipelajari yang

mempunyai kemampuan untuk memotivasi dan meregulasi kognitif

serta tindakan (Izard, 2007). Emosi dasar tidak dipengaruhi oleh

perbedaan budaya seperti jenis emosi yang lain, sehingga emosi yang

bukan termasuk emosi dasar akan berbeda setiap individu dan budaya

(Ekman, 2003; Izard, 2007).

Beberapa definisi diatas menggambarkan bahwa emosi dasar

merupakan jenis emosi yang dinamis dan tidak dipelajari, tetapi mampu

memotivasi dan meregulasi tindakan individu.

1.2 Karakteristik Emosi Dasar

Emosi dasar mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Dapat dikenali melalui ekspresi wajah.

Emosi dasar dapat secara umum dikenali melalui ekspresi

wajah, karena memiliki proses yang sederhana dengan melibatkan

otot wajah yang bekerja secara involuntary (Tangney, dkk., 2007;

Tracy & Robins, 2007).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Terjadi secara otommatis.

Emosi dasar terjadi secara langsung atau otomatis karena hanya

melibatkan otot yang bekerja secara involuntary, yaitu hanya

beberapa milidetik atau mungkin bersamaan ketika mengalami

suatu kejadian, bahkan sebelum individu menyadari sepenuhnya

(Ekman, 2003; Tangney dkk., 2007; Tracy & Robins, 2007).

c. Melibatkan proses persepsi dan aktifitas fisik.

Emosi dasar melibatkan aktivitas fisik dan kemampuan untuk

mengeskpresikan perilaku yang diperoleh dari adaptasi saat proses

sistem neurobiologi (Izard, 2007). Pengaktifan dan pemilihan emosi

dasar tergantung pada persepsi mengenai keadaan lingkungan

sekitar (Plutchik & Kellerman, 1980; Warga, 1983).

1.3 Jenis Emosi Dasar

Warga (1983) dalam Personal Awareness: A Psychology of

Adjustment membagi emosi dasar menjadi takut, cinta, marah, sedih,

dan senang. Jika berdasarkan ekspresi wajah, emosi dasar dapat

dibedakan menjadi sedih, marah, takut dan terkejut, jijik, dan senang

(Ekman, 2003). Sedangkan berdasarkan sifatnya, dapat dibedakan

menjadi emosi dasar positif yang meliputi senang, cinta, tertarik dan

emosi dasar negatif yang meliputi sedih, marah, takut, jijik (Fredickson,

2001; Izard, 2007; Teilegen, Kellerman, Watson & Clark,1999).

Emosi dasar positif memfasilitasi eksplorasi dan pembelajaran,

memperolah pengetahuan dan keahlian yang baru, sehingga membantu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam mengoptimalkan pencapaian kesehatan mental individu.

Sedangkan emosi dasar negatif dapat mengurangi atau mengganggu

sosialisasi, perkembangan kognitif, dan pembelajaran sosial. Hal ini

berkaitan dengan krikitan dari lingkungan sekitar terhadap individu

sebagai respon yang diberikan secara langsung terhadap ketepatan

individu dalam mengintepretasikan lingkungan sekitarnya (Fredickson,

2001; Izard, 2007).

2. Emosi Moral

2.1 Definisi Emosi Moral

Emosi moral merupakan emosi yang mempunyai keterkaitan

dengan lingkungan sekitar yang memotivasi individu untuk melakukan

tindakan yang sesuai dengan moral dan menjauhi tindakan yang tidak

sesuai dengan moral yang berlaku (Haidt, 2003; Tangney, dkk., 2007).

Sedangkan Haidt (2003), menilai emosi moral sebagai emosi yang

muncul sebagai respon terhadap segala tindakan yang berkaitan dengan

moralitas, demi kesejahteraan sosial secara keseluruhan maupun

sebagian

Beberapa definisi di atas menggambarkan bahwa emosi moral

merupakan emosi yang muncul sebagai respon terhadap tindakan yang

berkaitan dengan moralitas, demi kesejahteraan sosial dengan bertindak

sesuai dengan standart moral yang berlaku.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

2.2 Jenis Emosi Moral

Emosi moral dapat dibedakan menjadi emosi moral yang

berorientasi pada diri sendiri yaitu self conscious emotion dan yang

berorientasi pada orang lain atau other focused moral emotion (Batson,

Klein, Highberger, & Shaw, 1995; Haidt, 2003; Tangney, dkk., 2007).

2.2.1 Self Conscious Emotion

Self conscious emotions merupakan suatu rangkaian penilaian

yang kompleks mengenai bagaimana suatu tindakan dievaluasi

oleh diri sendiri maupun oleh orang lain (Beer, Heerey, Keltner,

& Knight, 2003; Tangney dkk., 2007) sehingga memiliki

keterikatan akan segala sesuatu yang berhubungan dengan

kesejahteraan dalam masyarakat (Haidt, 2003). Tidak hanya itu,

bentuk emosi ini mempunyai implikasi yang penting pada

individu dalam mengambil keputusan, berperilaku, hingga

kesehatan fisik dan mental (Tracy dkk., 2007).

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan

bahwa self conscious emotions merupakan emosi yang muncul

karena adanya proses evaluasi diri dan representasi diri, sehingga

mempunyai implikasi penting pada individu dalam mengambil

keputusan dan berperilaku.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

a. Karakteristik Self Conscious Emotion

Self conscious emotions mempunyai beberapa karakteristik

sebagai berikut:

a) Memerlukan proses evaluasi diri.

Tidak seperti emosi dasar, self conscious emotions

harus melibatkan evaluasi diri (Tracy & Robins, 2007;

Tangney dkk., 2007). Proses evaluasi sendiri dapat terjadi

jika proses kesadaran diri (self awareness) dan representasi

diri (self representation) telah dapat dilalui (Le Doux,

1996).

Representasi diri sebenarnya merupakan gambaran

individu sebagai makhluk sosial, karena menggambarkan

cara individu untuk berelasi dengan diri sendiri, keluarga,

teman dekat, kelompok sosial, hingga dengan budaya

tertentu (Tracy & Robins, 2007).

b) Muncul setelah emosi dasar.

Pada usia delapan belas bulan hingga dua puluh empat

bulan, mulai muncul konsep self conscious emotions yaitu

embarrassment (Lewis, 2000). Toddler mulai dapat

membedakan dirinya dengan orang lain dan mulai

menyadari bahwa dirinya menjadi pusat perhatian (Lewis,

2000; Wenar & Kerig, 2000).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Kemudian pada usia tiga tahun, konsep self conscious

emotions menjadi lebih kompleks. Pada tahap ini mulai

muncul konsep akan rasa bersalah, rasa malu, dan rasa

bangga (Tracy & Robins, 2007; Tangney, 2007; Wenar &

Kerig, 2000).

c) Menjadikan standart moral sebagai acuan.

Standart moral merupakan hasil representasi individu

mengenai pengetahuan dan adat istiadat atau kebiasaan

(Tangney dkk., 2007). Dalam masyarakat, standart moral

diatur oleh aturan secara universal dan budaya. Standart

moral inilah yang nantinya akan menuntun individu untuk

mengevaluasi tindakan mereka (Lewis, 2011). Oleh karena

itu, maka standart moral dijadikan acuan munculnya self

conscious emotions.

d) Self conscious emotions tidak mempunyai ciri-ciri raut

muka yang dapat dikenali secara umum.

Self conscious emotions secara umum tidak dapat

dikenali hanya melalui raut muka, karena dapat muncul

hanya dengan melibatkan proses yang lebih kompleks.

Individu yang mengalami self conscious emotions harus

memiliki kesadaran diri terlebih dahulu. Kemudian

dilanjutkan dengan proses representasi diri dan bagaiamana


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

dirinya dievaluasi baik oleh orang lain maupun oleh dirinya

sendiri (Tangney dkk., 2007; Tracy & Robins, 2007).

b. Jenis Self Conscious Emotion

a) Rasa malu (shame) dan rasa bersalah (guilt)

i. Rasa malu

Handayani dan Novianto (2004) dalam bukunya

yang berjudul “Kuasa Wanita Jawa”, membedakan rasa

malu menjadi isin dan sungkan. Kata isin dapat diartikan

sebagai rasa malu-malu atau karena ada perilaku yang

dianggap kurang pantas. Sedangkan kata sungkan dapat

diartikan sebagai rasa malu yang bersifat lebih positif

bila dibandingkan dengan isin. Misalnya rasa malu

terhadap oarang yang dihormati maupun orang yang

dituakan.

Rasa malu juga merupakan bentuk dari proses

kognitif dan kesadaran dalam diri atas kekurangan atau

kesalahan dalam mencapai harapan dari self image,

standart, tujuan, maupun aturan yang berlaku dalam

masyarakat (Miller, 1990; Lewis; 2011; Tangney dkk.,

2007).

Individu dalam proses evaluasi memfokuskan

kesalahan pada keseluruhan diri. Oleh karena itu,

individu yang merasa malu akan cenderung ingin


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

melakukan represi, bersembunyi, menghilang, atau mati.

(Lickel, Schmader, Curtis, Scarnier, & Ames, 2005;

Tangney dkk., 2007). Bahkan dalam beberapa budaya

timur, individu yang merasa malu dapat kehilangan

identitas dan dikeluarkan dari kelompok. (Bedford &

Kwang, 2003; Miller, 1990).

ii. Rasa bersalah

Rasa bersalah merupakan tekanan yang muncul dari

superego yang dialami individu untuk membatasi

perilaku yang dianggap negatif (Bedford & Kwang,

2003; Miller, 1990). Rasa bersalah melibatkan proses

evaluasi yang fokus pada perilaku spesifik, sehingga

mendorong individu untuk mengkoreksi dan

memperbaiki kesalahan agar tidak terulang kembali

(Lewis, 1992; Lewis, 2011).

b) Rasa Bangga.

Rasa bangga muncul sebagai hasil evaluasi individu

yang telah memenuhi standar, tujuan, dan aturan dalam

tatanan sosial (Lewis, 2011; Tangney dkk., 2007). Rasa

bangga dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu

autenthic pride atau alpha pride dan hubris atau beta pride

(Tracy & Robins, 2007).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Autenthic pride atau alpha pride merupkan rasa bangga

yang merupakan dampak dari tidakan spesifik sesuai

dengan sntandart, tujuan, dan aturan. Dengan kata lain,

dalam kategori ini terdapat pemisahan antara self dengan

tindakan yang spesifik (Lewis, 2011), sehingga akan

menaikkan harga diri dan semakin mendorong individu agar

bertindak menyesuaikan diri dengan moral sosial (Tracy &

Robins, 2007)

Sebaliknya hubris atau betha pride merupakan bagian

dari rasa bangga yang mempunyai kecendrungan implikasi

yang bersifat negatif. Lewis (2011) menyebutkan bahwa

hubris atau betha pride merupakan rasa bangga yang

dilebih-lebihkan, karena tidak ada pemisahan antara self

dengan tindakan. Individu yang telah memenuhi standart,

tujuan, dan aturan akan merasa bangga pada keseluruhan

dirinya, sehingga akan medorong masalah pada relasi

interpersonal dan cenderung narsistik (Lewis, 1992; Tangey

dkk., 2007; Tracy & Robins, 2007).

c) Embarrassment

Embarrassment merupakan keengganan individu akan

keadaan memalukan yang melanggar norma dan nantinya

akan diikuti dengan pemberian label oleh masyarakat

(Keltner, 1995; Keltner & Buswell, 1997). Pada umumnya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

individu akan merasa konyol, canggung, dan inferior,

sehingga terkadang juga mendorong individu untuk

menyalahkan diri sendiri dan ingin bersembunyi (Keltner &

Buswell, 1997). Oleh karena itu, individu akan cenderung

patuh dan menjaga tindakannya agar sesuai dengan

kebiasaan kelompok pada umumnya, sehingga identitas

sosial individu tersebut akan tetap terjaga (Keltner &

Buswell, 1997; Tangney dkk., 2007). Tetapi embarrassment

yang berlebihan dapat mengarahkan individu untuk mudah

mengalami gangguan psikologis seperti, self-esteem yang

rendah, kesadaran diri berlebihan, dan takut akan evaluasi

negatif dari individu lain (Keltner & Buswell, 1997).

Embarrassment sebenarnya dapat dikenali melalui

tanda non verbal, seperti tersenyum dengan raut muka

memerah dan kepala yang perlahan digerakkan ke bawah

(Edelmann, 1987; Ekman, 1992). Tetapi, tanda ini

seringkali mengalami bias budaya, sehingga tidak dapat

digeneralisasikan (Haidt & Keltner, 1997).

2.2.2 Other Focused Moral Emotion

Other Focused Moral Emotion merupakan emosi moral yang

hanya muncul ketika individu mengobservasi tindakan moral

yang dilakukan oleh individu lain, sehingga menjadi termotivasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

untuk melakukan hal yang sama (Haidt, 2003; Tangney dkk.,

2007).

a. Karakteristik Other Focused Moral Emotion

Other Focused Moral Emotion mempunyai karakteristik

sebagai berikut:

a) Tidak mempunyai ciri-ciri raut muka yang dapat dikenali

secara umum.

Sama halnya dengan self conscious emotion, other

focused moral emotion secara umum juga tidak dapat

dikenali hanya melalui raut muka (Tangney dkk., 2007;

Tracy & Robins, 2007).

b) Berorienasi pada individu lain.

Other focused moral emotion cenderung dihasilkan

oleh tindakan moral individu lain (Haidt, 2003) atau hanya

dapat muncul setelah individu melihat tindakan moral yang

dilakukan oleh individu lain tersebut (Tangney dkk., 2007).

b. Jenis Other Focused Moral Emotion

a) Bersyukur

Bersykur merupakan keadaan syukur, hangat,

menyenangkan, dan ramah ketika individu mendapatkan

keuntungan yang ditimbulkan oleh individu lain dan

cenderung tidak terduga (Haidt, 2003; Tangney dkk., 2007).

Sedangkan Guralnik dalam A Prototype Analysis of


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Gratitude: Varieties of Gratitude Experiences, lebih

mendeskripsikan beryukur sebagai suatu pengalaman akan

rasa terima kasih atas kebaikan atau kemurahan hati yang

diterima (Lambert, Graham, & Fincham, 2009).

Rasa syukur juga berkaitan dengan meningkatnya

kesehatan mental dan perilaku yang adaptif karena dapat

memotivasi individu yang menerima keuntungan untuk

cenderung bertindak altruis atau melakukan tindakan yang

sama kepada individu lain (Tangney dkk., 2007; Trivers,

1971).

b) Elevation

Elevation (ditinggikan) merupakan perasaan hangat dan

terbuka karena melihat atau melakukan tindakan

kemaanusiaan yang mulia dan patut dipuji (Haidt, 2003;

Tangney dkk., 2007). Elevation (ditinggikan) dapat

mendorong individu untuk menjadi pribadi yang lebih baik

dengan menolong dan mencontoh tindakan mulia lainnya

yang terlebih dahulu dilakukan oleh Tuhan atau contoh

kudus lainnya (Fredrickson, 1998; Haidt, 2003; Tangney

dkk., 2007).

c) Empati

Berbeda dengan simpati, empati lebih fokus pada

pengalaman emosi dan kebutuhan orang lain (Tangney


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

dkk., 2007; Prinz, 2011). Batson (1995) dalam Is Empaty

Necessary for Morality, melihat empati sebagai respon

emosi yang berorientasi di luar diri dan sesuai dengan

kesejahteraan individu lain.

Empati merupakan respon emosi yang berorientasi

yang saling berbagi antara individu yang mengamati

dengan individu yang mengalami kejadian tertentu,

sehingga memerlukan komponen afektif dan kognitif

(Haidt, 2003; Tangney dkk., 2007). Kemampuan kognitif

diperlukan untuk mengambil dan memahami perspektif

individu lain, kemudian mengakurasikan dan

menggambarkan pengalaman emosi individu lain

(Tangney dkk., 2007; Prinz, 2011). Sedangkan

kemampuan afeksi diperlukan untuk ikut merasakan

secara personal emosi yang dialami oleh individu lain

(Hatfield, Cacioppo, & Rapson, 1994; Hoffman, 2000;

Tangney dkk., 2007). Empati seringkali muncul jika

melihat penderitaan individu lain sehingga mendorong

keinginan menolong untuk mengurangi penderitaan

individu tersebut (Haidt, 2003).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

C. EMOSI DALAM TINDAKAN

Proses emosi dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya tidak dapat

dilepaskan dari proses kognitif yang dapat mengevaluasi stimulus atau

keadaan, sehingga menghasilkan respon emosi tertentu (Ekman, 2003;

Fredikson & Barbara, 2001; Izard, 2007; Candald dkk., 1977; Tracy & Robins,

2007).

Disamping itu, proses evaluasi yang berkaitan dengan standart moral

akan memunculkan emosi moral, seperti malu, bersalah, embarrassment,

bangga, elevation, empati, dan bersyukur (Batson dkk., 1995; Miller, 1990;

Haidt, 2003; Lewis; 2011; Tangney dkk., 2007). Sedangkan proses evaluasi

yang berkaitan dengan tujuan bertahan hidup (survival) akan memunculkan

emosi dasar, seperti senang, sedih, marah, jijik, dan takut (Candald dkk., 1977;

Ekman, 2003; Tracy & Robins, 2007).

Meskipun demikian, individu di dalam kehidupan sehari-hari seringkali

mengalami dilema ketika akan bertindak. Dilema tersebut terjadi karena

individu mengevaluasi satu situasi atau keadaan secara ganda atau multiple,

yaitu dapat dievaluasi baik sekaligus buruk (Candald dkk., 1977). Selain itu,

stimulus atau keadaan yang bersifat netral terkadang oleh individu dievaluasi

secara kurang tepat, sehingga emosi yang muncul juga kurang tepat. Misalnya

individu yang mengevaluasi seutas tali sebagai seekor ular akan memunculkan

rasa takut, sehingga cenderung mendorong individu tersebut untuk menghindar

bahkan lari (Ekman, 2003; Candald dkk., 1977; Keltner & Kring, 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Dengan kata lain, emosi dalam kehidupan sehari-hari dapat berperan

sebagai motivator yang mempengaruhi tindakan individu (Ekman, 2003; Haidt,

2003; Izard, 2007; Tracy & Robins, 2007), misalnya emosi positif dapat

berkaitan dengan kesuksessan dan kesehatan mental, mengarahkan individu

untuk berperilaku adaptif, membentuk ikatan sosial yang positif, dan lebih

menyenangkan bagi individu lain (Baumgardner & Crothers, 2009; Isen, 2003;

Keltner & Kring, 1998; Schwarz, 2000; Strongman, 2003). Sebaliknya, emosi

negatif cenderung mengarakan individu pada keinginan untuk menyerang,

represi, dan bersembunyi (Lickel, 2005; Strongman, 2003; Tangney, 2007).

Bertolak belakang dengan hal tersebut, beberapa penelitian sebelumnya

mengemukakan bahwa emosi negatif tidak selalu mendorong individu untuk

melakukan tindakan yang cenerung bersifat negatif. Misalnya emosi negatif

sebenarnya dapat mengurangi jumlah kriminalitas, menghadapi dan bertahan

dari keadaan yang mengancam, berkaitan dengan keadaan yang dianggap tidak

adil, serta mendorong individu untuk berperilaku sesuai dengan standart sosial

yang berlaku di masyarakat (Bedford & Kwang, 2003; Braithwaite, 2000;

Fredickson, 2001; Keltner, 1995).

Dengan kata lain, beberapa hasil penelitian sebelumnya mengenai emosi

yang muncul dan mendasari tindakan individu masih cenderung saling

tumpang tindih, sehingga pemahaman mengenai pengalaman emosi yang

muncul dan mendasari tindakan individu menjadi belum begitu jelas (Diamond

& Aspinwall, 2003). Sedangkan individu cenderung tidak dapat mengolah

emosi dengan baik, jika belum mengetahui dengan jelas mengenai emosi apa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

saja yang muncul di dalam diri, yang dapat memperngaruhi tindakan individu

tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Ekman, 2003).

D. FUNGSI EMOSI

Emosi dalam penerapannya mempunyai beberapa fungsi yang dapat dilihat

sebagai berikut:

1. Memfasilitasi tujuan individu.

Emosi dasar memfasilitasi tujuan yang lebih sederhana, yaitu untuk

mempertahankan diri, seperti rasa takut yang dapat mendorong individu

untuk menghindari bahaya yang mengancam (Candald dkk,. 1977).

Sedangkan emosi moral dapat memfasilitasi tujuan individu yang

berkaitan dengan standart moral, seperti mendorong individu untuk

menjaga status sosial untuk menghindari penolakan dari kelompok sosial

(Bedford & Kwang, 2003; Tangney dkk., 2007; Tracy & Robins, 2004;

You, 1997).

Selain itu, emosi juga memberikan respon dengan segera terhadap

tindakan yang dilakukan individu. Malu, bersalah, dan embarrassment

akan muncul jika individu tidak dapat mencapai standart moral, tetapi akan

merasa bangga, bersyukur, dan ditinggikan jika mampu mencapai standart

moral (Miller, 1990; Tangney dkk., 2007). Selain itu, akan muncul emosi

yang cenderung menyenangkan jika mampu mencapai tujuan yang

berkaitan degnan mempertahankan hidup dan demikian pula sebaliknya

(Ekman, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

2. Memfasilitasi fungsi adaptif

Emosi dapat mempengaruhi kondisi fisologis, kognitif dan

memotivasi individu untuk melakukan suatu tindakan (Ekman, 2003;

Haidt, 2003; Izard, 2007; Tracy & Robins, 2007). Seperti empati dan

bersyukur memotivasi individu untuk menjalin ikatan sosial (Keltner &

Kring, 1998), sedangkan rasa takut mendorong individu untuk

menghindari keadaan yang dianggap berbahaya atau mengancam (Ekman,

2003; Candald dkk., 1977). Menyadari emosi yang seringkali muncul

dapat membantu individu untuk mengubah intensitas dan meregulasi cara

menyampaikan atau mengekspresikan emosi dengan lebih tepat (Ekman,

2003; Izard, 2007).

3. Membantu proses interaksi sosial

Emosi menyediakan informasi mengenai keadaan atau perasaan dalam

diri individu sebagai tanda dari respon adanya suatu interaksi sosial (Izard,

2007; Ekman, 2003). Tanda tersebut pada umumnya dapat dilihat melalui

raut wajah, suara, hingga bahasa tubuh (Ekman, 2003; Izard, 2007;

Tangney dkk., 2007; Tracy & Robins, 2007). Namun tanda ini seringkali

mengalami bias budaya, sehingga tidak dapat digeneralisasikan (Haidt &

Keltner, 1997).

Meskipun demikian, emosi dapat membantu individu dalam

berinteraksi dengan lingkungan sekitar, tetapi akan menjadi masalah jika

respon terhadap emosi yang muncul tidak sesuai (Ekman, 2003; Keltner &

Kring, 1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

grounded theory. Pendekatan grounded theory merupakan teori yang diperoleh

dari hasil pemikiran induktif dan metode kualitatif yang sistematik dalam suatu

penelitian tentang fenomena yang ada (Smith, 2008; Strauss & Corbin, 1998).

Data kualitatif yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan pengalaman

masyarakat mengenai emosi yang muncul pada diri mereka saat sebelum dan

sesudah melakukan sesuatu atau tidak jadi melakukan sesuatu. Oleh karena itu,

peneliti menggunakan pendekatan grounded theory, agar dapat membangun

teori yang benar-benar berasal dari data melalui proses penelitian (Finlayson,

2008).

B. FOKUS PENELITIAN

Emosi-emosi yang muncul dan mempengaruhi individu dalam bertindak di

kehidupan sehari-hari merupakan fokus dari penelitian ini. Emosi yang muncul

pada diri individu akan dapat dilihat saat sebelum bertindak maupun setelah

bertindak. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggambarkan emosi-emosi

yang muncul pada diri individu saat sebelum maupun setelah bertindak di

dalam kehidupan sehari-hari.

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

C. SUBJEK PENELITIAN

Pemilihan subjek dalam penelitian ini menggunakan theoretical sampling.

Gunawan (2014) mengemukakan bahwa theoretical sampling merupakan

pemilihan subjek berdasarkaan konsep yang terbukti berhubungan secara

teoritik dengan teori yang sedang disusun. Tujuannya adalah mendapatkan

subjek peristiwa atau fenomena yang menunjukkan kategori, sifat, dan ukuran

yang mampu secara langsung menjawab penelitian, sehingga dapat

menghasilkan teori dengan lebih baik (Strauss & Corbin, 1998).

Tidak hanya itu, penelitian ini juga menggunakan maximal variation

sampling untuk mengintegrasi jumlah pengalaman yang relatif sedikit, dan

sebisa mungkin berbeda diantara setiap subjek sehingga dapat semakin

mengeksplorasi variasi peristiwa pengalaman yang berkaitan dengan

kemunculan emosi dalam bertindak yang ingin diteliti (Finlayson, 2008).

Penelitian ini memilih subjek yang berjenis kelamin laki-laki dan

perempuan, dengan rentang kategori usia remaja yaitu 12 hingga 19 tahun,

dewasa awal yaitu 20 hingga 39 tahun, serta dewasa madya yaitu 40 hingga 64

tahun (Papalia & Feldman, 2014/2014). Pemilihan tiga kategori rentang usia ini

dilakukan, agar peneliti dapat melihat perbandingan dan keberagaman jenis

emosi yang mungkin dapat muncul pada individu dalam setiap kategori rentang

usia yang berbeda (Carstensen, Mayr, Pasupathi, & Nesselroade, 2000).

Selain itu, subjek yang dipilih dalam penelitian ini juga memiliki latar

belakang suku dan agama yang beragam, agar dapat melihat keberagaman jenis

emosi yang mungkin dapat muncul dikarenakan suku dan agama.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Penelitian ini pada awalnya menggunakan metode survey sebagai metode

pengumpulan data. Metode survey tersebut berisi lembar penjelasan penelitian,

pernyataan persetujuan pasrtisipasi, data diri subjek penelitian, petunjuk

pengerjaan, hingga pertanyaan penelitian. Dengan menggunakan metode

survey, diharapkan dapat lebih menjangkau jumlah subjek penelitian yang

lebih luas, sehingga mampu mendapatkan informasi yang lebih luas dan

variatif. Namun, setelah melakukan trial survey dan didapatkan hasil yang

kurang dapat menjawab pertanyaan penelitian, maka peneliti menggunakan

metode wawancara sebagai metode pengumpulan data.

Metode wawancara merupakan komunikasi oral dan saling bertatap muka

antara dua orang atau lebih di dalam hubungan interpersonal yang terkait

dengan tugas atau tujuan tertentu (Creswell, 2009/2010; Downs, Smeyak, &

Martin, 1980; Gunawan, 2014). Melalui metode ini, diharapkan peneliti dapat

menemukan apa yang dialami, dipikirkan, dan dirasakan oleh subjek mengenai

emosi dalam bertindak berdasarkan pengalaman sehari-hari yang tidak dapat

ditangkap melalui metode kuesioner, survei maupun pengamatan langsung

(Gunawan, 2014). Adapun kegiatan wawancara yang akan peneliti lakukan

sebagai berikut:

1. Membuat panduan wawancara

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara

semi terstruktur, agar tidak membatasi subjek dalam menjawab pertanyaan

penelitian, sehingga peneliti berkesempatan untuk memperoleh data yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

beragam, terperinci serta dapat mengggali data secara lebih dalam

(Gunawan, 2014).

Sebelum melakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu membuat

interviewing guide lines atau panduan wawancara. Berikut merupakan

beberapa konsep permasalahan yang ingin digali lebih lanjut dan

dikembangangkan menjadi beberapa pertanyaan, yang terangkum dalam

panduan wawancara atau interviewing guide lines:

a. Emosi atau perasaan apa saja yang muncul dalam diri individu,

sehingga mempengaruhi individu dalam berperilaku?

a.1 Sebelum melakukan suatu hal atau tindakan.

a.2 Setelah melakukan suatu hal atau tindakan.

b. Bagaimana perasaan atau emosi itu dapat muncul dalam

mempengaruhi perilaku individu?

c. Kepada siapakah perasaan atau emosi yang muncul tersebut ditujukan?

d. Berdasarkan pengalaman sehari-hari, apa yang diketahui mengenai

emosi atau perasaan?

Adapun beberapa konsep permasalahan tersebut kemudian diolah dan

dikembangkan lebih lanjut menjadi delapan pertanyaan utama mengenai

tindakan yang pantas dan tidak pantas, atau sebaiknya dan tidak sebaiknya

dilakukan oleh subjek. Dengan membedakan tindakan menjadi pantas

dilakukan dan tidak pantas dilakukan, diharapkan peneliti dapat

memperoleh gambaran yang lebih mendalam mengenai emosi yang

muncul ketika individu bertindak sesuai dengan standart sosial maupun


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

tidak sesuai dengan standart sosial. Tidak hanya itu, Tangney (2007),

Lewis (2011), Fredikson (2001), dan Izard (2001) juga mengungkapkan

bahwa pengalaman emosi yang cenderung bersifat positif akan muncul

jika individu melakukan tindakan yang pantas atau melakukan tindakan

yang sebaiknya dilakukan dan sebaliknya akan mengalamai emosi yang

cenderung bersifat negatif jika melakukan tindakan yang tidak pantas atau

tidak sebaiknya dilakukan.

Selain itu, pertanyaan wawancara juga meliputi emosi yang muncul

sebelum subjek melakukan sesuatu atau tidak jadi melakukan sesuatu,

emosi yang muncul setelah subjek melakukan sesuatu atau tidak jadi

melakukan sesuatu, pikiran yang terlintas sebelum subjek melakukan

sesuatu atau tidak jadi melakukan sesuatu, serta pikiran yang terlintas

setelah subjek melakukan sesuatu atau tidak jadi melakukan sesuatu.

Diharapkan melalui beberapa pertanyaan utama tersebut, peneliti dapat

melihat keseluruhan gambaran mengenai kemunculan pengalaman emosi

saat sebelum dan setelah bertindak.

Tidak hanya itu, peneliti juga akan mengajukan beberapa pertanyaan

lain yang mungkin dapat muncul melalui wawancara semi terstruktur

hanya berdasarkan komunikasi saling timbal balik antara subjek dengan

peneliti mengenai topik penelitian (Gunawan, 2014; Creswell, 2009/2010;

Downs dkk., 1980). Keseluruhan panduan wawancara atau interviewing

guide lines dapat dilihat pada lampiran 2.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

2. Membuat lembar penjelasan kepada calon subjek.

Peneliti terlebih dahulu menyusun lembar penjelasan kepada calon

subjek sebelum melakukan wawancara. Hal ini dilakukan agar subjek

mengetahui dengan jelas mengenai penelitian ini dan dapat berpatisipasi

secara sukarela. Adapun penjelasan yang diberikan kepada subjek meliputi

tujuan penelitian, kesukarelaan partisipasi subjek, prosedur penelitian,

harapan untuk subjek, potensi resiko, manfaat, kerahasiaan data subjek,

kompensasi partisipasi dalam penelitian, dan informasi tambahan yang

mungkin diperlukan subjek berkenaan dengan penelitian ini. Keseluruhan

penjelasan kepada calon subjek dapat dilihat pada lampiran 3.

3. Menentukan setting

Peneliti akan melakukan pengambilan data melalui wawancara secara

satu per satu pada setiap subjek di tempat yang telah ditentukan dan

disepakati oleh subjek dan peneliti, sehinga berlangsung dengan nyaman

dan cenderung bersifat rahasia (Downs dkk., 1980).

4. Menentukan jenis data

Peneliti akan menggunakan hasil wawancara semi terstruktur yang

akan direkam dengan menggunakan alat perekam SONY ICD-PX312 dan

diubah menjadi bentuk verbatim.

5. Melakukan trial wawancara.

Peneliti akan melakukan trial wawancara guna menguji kelengkapan

data yang mampu digali melalui daftar pertanyaan yang telah disusun

dalam panduan wawancara.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

6. Melakukan wawancara

Peneliti akan melanjutkan pengambilan data melalui metode

wawancara setelah data yang dihasilkan oleh trial wawancara dianggap

dapat menjawab pertanyaan penelitian.

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Peneliti menganalisis data hasil penelitian dengan menggunakan proses

sebagai berikut:

1. Organisasi Data

Data yang akan diorganisasi oleh peneliti merupakan jawaban subjek

terhadap pertanyaan penelitian mengenai pengalaman emosi yang muncul

saat sebelum atau sesudah bertindak. Mengorganisasikan data dengan

lengkap dan sistematis dapat membantu peneliti untuk mendapatkan

kualitas data yang baik. Oleh karena itu peneliti menyimpan dan

mengorganisasikan keseluruhan data mentah berupa rekaman suara ketika

wawancara, keseluruhan data berupa teks, memo peneliti yang barkaitan

dengan penelitian, serta langkah-langkah peneliti saat melakukan analisis

data.

2. Koding dan Analisis Data

Peneliti melakukan analis data dengan menggunakan pendekatan

grounded theory sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

a. Open Coding

Open coding merupakan serangkaian proses merinci, menguji,

membandingkan, mengkonseptualisasi, dan melakukan kategorisasi

data (Gunawan, 2014; Staruss & Corbin, 1998). Open coding bersifat

deskriptif, yaitu mewaikili nama, identitas, dan fenomena yang tertulis

dalam teks (Sarosa, 2012). Peneliti dalam tahap ini, melakukan analisis

verbatim kemudian memberi label atau kode terhadap data yang dapat

mewakili fenomena (Staruss & Corbin, 1998; Sarosa, 2012). Setelah

label atau kode dibuat, peneliti kemudian membuat kategori-kategori

dengan mengelompokkan data berdasarkan karakteristik umum yang

tampaknya memiliki kesamaan (Gunawan, 2014). Selama proses ini

berlangsung, peneliti juga melakukan constant comparison, dengan

selalu membandingkan label atau kode data yang dihasilkan dengan

data lain yang masuk kemudian, untuk mencari pola kesamaan atau

perbedaan, sehingga label atau kode yang dihasilkan akan memiliki

konsistensi (Sarosa, 2012).

b. Axial Coding

Axial Coding merupakan sekumpulan prosedur dimana data ditata

ulang dengan cara baru setelah open coding dengan cara

menghubungkan kategori-kategori yang ada (Gunawan, 2014; Sarosa,

2012). Peneliti dalam tahap ini mengumpulkan kembali kategori-

kategori yang telah dibuat saat open coding. Kemudian peneliti

mencari pola interaksi yang muncul di antara kategori berdasarkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

kondisi sebab akibat dan membuat kaitan diantara kategori-kategori

tersebut atau diantara kategori dengan sub kategori (Gunawan, 2014;

Strauss & Corbin, 1998).

c. Selective Coding

Selective coding merupakan intepretasi atas label atau kode yang

telah dihasilkan oleh open coding (Strauss & Corbin, 1998; Sarosa

2012). Tahapan ini membangun konsep yang dapat menjelaskan

interaksi antar berbagai kategori yang ada, dengan membandingkan

konsep, kategori dan penjelasan teoritis yang telah ada (Sarosa, 2012).

Selective coding juga merupakan proses pemilihan kategori inti,

dimana peneliti menghubungkan secara sistematis kategori-kategori

lain, melakukan validasi hubungan-hubungan tersebut, mengganti

kategori yang perlu diperbaiki dan dikembangkan lebih lanjut

(Gunawan, 2014).

F. KEABSAHAN DATA
1. Uji Kredibilitas

Uji kredibilitas merupakan derajat kepercayaan terhadap data hasil

penelitian kualitatif (Afiyanti, 2008; Sugiyono, 2014). Uji kredibilitas dalam

penelitian ini dilakukan dengan:

a. Perpanjangan pengamatan

Peneliti kembali ke lapangan untuk melakukan pengamatan

kembali dengan melakukan wawancara lagi pada subjek penelitian baru

dengan latar belakang yang sama untuk melihat apakah data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

selama ini diberikan sudah sesuai atau belum (Putra, 2011; Sugiyono,

2014).

b. Meningkatkan ketekunan

Peneliti mengingkatkan ketekunan dengan membaca kembali hasil

penelitian, referensi teori, dan dokumen-dokumen yang terkait dengan

penelitian agar mendapatkan wawasan yang semakin luas sehingga

dapat digunakan untuk memeriksa kembali kebenaran data yang telah

ditemukan (Putra, 2011; Sugiyono, 2014).

c. Diskusi dengan teman sejawat

Peneliti melakukan diskusi mengenai proses dan hasil temuan

penelitian kepada teman sejawat untuk menghindari adanya

kemelencengan peneliti dan bias pribadi yang masuk yang dapat

mempengaruhi penelitian (Afiyanti, 2008: Putra, 2011).

d. Member check

Peneliti melakukan konfirmasi data dengan menyampaikan temuan

penelitian kepada subjek untuk mengetahui derajat kesesuaian antara

data yang ditemukan dengan data yang diberikan oleh subjek. Setelah

mendapat kesepakatan, subjek kemudian diminta untuk

menandatangani lembar kesepakatan data penelitian sebagai bukti

tertulis yang dapat dilihat pada lampiran 26 (Afiyanti, 2008: Putra,

2011; Sugiyono, 2014).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

2. Uji Transferabilitas

Uji transferabilitas merupakan istilah untuk menggeneralisasi data

dengan pendekatan memilih sampel yang secara representatif mewakili

populasi (Afiyanti, 2008; Sugiyono, 2014). Penelitian dapat memenuhi uji

transferabilitas jika pembaca laporan penelitian mampu memperoleh

gambaran dan pemahaman jelas tentang laporan penelitian (Afiyanti, 2008;

Morse, dkk., 2002; Sugiyono, 2014). Oleh karena itu, peneliti memilih

sampel dengan menggunakan theoritical sampling dan membuat laporan

penelitian dengan memberikan uraian yang rinci, sistematis, dan jelas.

3. Uji Dependabilitas

Uji dependabilitas merupakan sejauh mana konsistensi penelitian

dilakukan melalui metode dan analisis data yang tersruktur, serta

penginterpretasian hasil penelitiaan, sehingga dapat mencapai tujuan

penelitian (Afiyanti, 2008). Berikut merupakan beberapa cara yang peneliti

lakukan untuk memenuhi uji dependabilitas:

a. Berdiskusi dengan teman sejawat mengenai proses dan hasil temuan

penelitian untuk menghindari kemelencengan penelitian dan bias pribadi

yang dapat mempengaruhi penelitian (Afiyanti, 2008: Putra, 2011).

b. Melakukan pengecekan kembali mengenai sejauh mana metode maupun

pendekatan yang digunakan dalam penelitian dapat mencapai tujuan

penelitian (Afiyanti, 2008).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

c. Berdiskusi dan meminta pertimbangan dari peneliti ahli yaitu

pembimbing penelitian pada keseluruhan aktifitas peneliti dalam

melakukan penelitian, dari menentukan fokus masalah, memasuki

lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan

uji keabsahan data, hingga kesimpulan (Sugiyono, 2014).

4. Uji Konfirmabilitas

Uji konfirmabilitas dapat diartikan sebagai transparansi, yaitu

kesediaan peneliti mengungkapkan secara terbuka tentang proses

penelitiannya sehingga memungkinkan peneliti lain melakukan penilaian

tentang hasil temuannya (Afiyanti, 2008). Serta sejauh mana dapat diperoleh

kesepakatan diantara beberapa peneliti mengenai aspek maupun hasil

penelitan (Long & Johnson dalam Afiyanti, 2008). Oleh karena itu, uji

konfirmabilitas peneliti lakukan melalui memberikan uraian rinci dan jelas

dalam laporan penelitian, berdiskusi dengan teman sejawat, serta

berkonsultasi dengan peneliti ahli yaitu pembimbing penelitian (Afiyanti,

2008; Sugiyono, 2014).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN PENELITIAN

Pengumpulan data dalam penelitian ini pada awalnya ingin dilakukan

dengan menggunakan metode survey, yang berisi penjelasan penelitian,

lembar pernyataan persetujuan partisipasi, petunjuk pengerjaan, data diri

subjek peneltian, serta beberapa pertanyaan penelitian. Guna mengetahui

sejauh mana metode survey dapat digunakan sebagai metode pengumpulan

data, maka peneliti terlebih dahulu melakukan survey trial dengan meminta

satu orang calon subjek penelitian untuk mengisi survey yang telah peneliti

persiapkan sebelumnya. Berdasarkan hasil survey trial, didapatkan hasil

jawaban yang cenderung singkat, sehingga kurang mampu dalam menjawab

pertanyaan penelitian. Tidak hanya itu, peneliti juga kurang dapat menggali

informasi secara lebih mendalam guna menjawab pertanyaan penelitian, jika

tetap menggunakan metode survey. Oleh karena itu, selanjutnya peneliti

memutuskan untuk mengumpulkan data penelitian dengan menggunakan

metode wawancara semi terstruktur.

Wawancara semi terstruktur yang dilakukan dalam penelitian ini

direkam menggunakan SONY ICD-PX312, setelah terlebih dahulu

mendapatkan izin dari subjek penelitian. Namun, sebelum melakukan

wawancara, peneliti terlebih dahulu melakukan wawancara trial kepada satu

orang subjek untuk melihat sejauh mana data yang mampu didapatkan

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

melalui teknik tersebut. Setelah melihat bahwa jawaban subjek berdasarkan

wawancara trial yang telah dilakukan sebelumnya mampu menjawab

pertanyaan penelitian, maka peneliti kemudian melanjutkan wawancara

kepada sembilan subjek orang lainnya yang memiliki keragaman latar

belakang umur, suku, dan agama.

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jawaban subjek

penelitian yang telah diubah ke dalam bentuk verbatim. Setelah data

diperoleh, peneliti kemudian melakukan analisis verbatim dengan

menggunakan pendekatan penelitian grounded theory, yaitu melalui proses

open coding, axial coding, dan selective coding.

Kegiatan wawancara yang telah peneliti laksanakan dapat dilihat

melalui Tabel 1.

Tabel 1
Pelaksanaan Kegiatan Wawancara
Subjek Tanggal Waktu Tempat
1. 29 Oktober 2014 12.00 – 13.30 Kampus 1 Mrican
2. 05 November 2014 13.30 – 14.30 Kampus Mrican
3. 08 November 2014 17.51 – 19.00 Rumah Subjek, Warak
4. 09 November 2014 14.00 – 15.00 Rumah Subjek, Warak
5. 22 Desember 2014 09.45 – 11.45 TKK Santa Maria
Lumajang
6. 28 Desember 2014 18.00 – 19.45 Rumah subjek, Lumajang
7. 29 Desember 2014 11.30 - 12.45 Rumah subjek, Lumajang
8. 29 Desember 2014 14.00 – 14.30 Rumah subjek, Lumajang
9. 29 Desember 2014 15.00 – 16.00 Rumah subjek, Lumajang

B. DATA IDENTITAS SUBJEK PENELITIAN

Gambaran identitas sembilan orang subjek yang telah berpartisipasi

dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 2.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Tabel 2
Identitas Subjek Penelitian
Subjek Jenis Usia Suku Agama Kategori
Kelamin
1. L 21 Nias Katolik Dewasa Awal
2. P 17 Dayak Katolik Remaja
3. L 19 Jawa Katolik Remaja
4. L 26 Jawa Katolik Dewasa Awal
5. L 51 Jawa-Madura Islam Dewasa Madya
6. P 59 Tiong Hoa Katolik Dewasa Madya
7. P 19 Jawa Islam Remaja
8. P 23 Jawa Islam Dewasa Awal
9. P 40 Jawa Islam Dewasa Madya

Selain itu, data demografis sembilan orang subjek yang telah

berpartisipasi dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.

Tabel 3
Data Demografis Subjek Penelitian
Identitas Jumlah Subjek
Jenis Kelamin
Wanita 5
Laki-laki 4
Kategori Usia
Remaja 3
Dewasa Awal 3
Dewasa Madya 3
Etnis
Jawa 5
Nias 1
Jawa-Madura 1
Dayak 1
Tiong Hoa 1
Agama
Katholik 5
Islam 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

C. HASIL PENELITIAN

Hasil analisis penelitian ini memberikan gambaran mengenai emosi apa

saja yang muncul pada diri inividu, baik saat sebelum maupun setelah

bertindak. Tindakan individu jika dilihat dalam konteks kehidupan sehari-

hari, dapat dibedakan menjadi tindakan yang sesuai dengan standart sosial

dan tindakan yang tidak sesuai standart sosial.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), tindakan yang dinilai

sesuai standart sosial merupakan tindakan yang sepantasnya atau sebaiknya

dilakukan, karena sesuai dengan ukuran tertentu yang dipakai sebagai

patokan memilih sikap yang sebaik-baiknya untuk dipergunakan di dalam

masyarakat. Sedangkan sebaliknya, tindakan yang dinilai tidak sesuai standart

sosial lebih ditekankan pada tindakan yang tidak sepantasnya atau tidak

sebaiknya dilakukan, karena tidak sesuai dengan ukuran tertentu yang dipakai

sebagai patokan memilih sikap yang sebaik-baiknya untuk dipergunakan di

dalam masyarakat.

Disamping itu, tindakan individu baik yang sesuai maupun tidak sesuai

standart sosial, juga dapat dibedakan berdasarkan jenis pencapaian tujuan

individu. Tindakan yang berkaitan dengan kemampuan beradaptasi atau

bertahan hidup individu akan cenderung mengarah pada pencapaian tujuan

bertahan hidup (survival goal). Sedangkan tindakan yang berkaitan dengan

standart moral maupun representasi diri akan lebih cenderung mengarah pada

(identity goal) tujuan identitas individu (Tracy & Robins, 2007).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Tidak hanya itu, tindakan yang berkaitan dengan tujuan identitas

individu juga dapat dibedakan lagi menjadi tindakan yang berkaitan dengan

hukum, peraturan, dan norma. Tindakan yang berkaitan dengan peraturan

resmi dan dikuatkan oleh pemerintah serta undang-undang akan lebih

cenderung berkaitan dengan hukum. Sedangkan jika berkaitan dengan aturan

atau ketentuan yang wajib dipatuhi akan lebih cenderung berkaitan dengan

peraturan. Kemudian jika berkaitan dengan tata aturan yang mengikat

sekelompok manusia dalam suatu wilayah pada kurun waktu tertentu untuk

mengendalikan tingkah laku yang dianggap baik, maka akan cenderung

berkaitan dengan norma (KBBI, 2008).

Meskipun demikian, keseluruhan gambaran mengenai emosi apa saja

yang muncul dan mendasari tindakan individu dalam kehidupan sehari-hari,

dapat dilihat melalui pengalaman emosi dan isi kognitif yang muncul dan

dialami oleh subjek penelitian. Pengalaman emosi merupakan macam-macam

emosi yang muncul, dialami, dan disadari oleh subjek penelitian. Sedangkan

isi kognitif merupakan hal-hal yang terlintas di dalam benak subjek penelitian

yang berkaitan dengan munculnya emosi tertentu.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

1. Sebelum Bertindak

1.1 Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial

a. Pengalaman Emosi

Pengalaman emosi yang muncul sebelum individu bertindak

sesuai standart sosial meliputi kategori emosi positif, emosi negatif,

dan tidak ada emosi.

Kategori emosi positif terdiri dari tema-tema emosi positif

yang muncul dan cenderung bersifat konstruktif bagi subjek

penelitian. Sebaliknya, kategori emosi negatif merupakan kategori

yang terdiri dari tema-tema emosi atau perasaan yang cenderung

bersifat destruktif bagi subjek. Selain itu, kategori tidak ada emosi

yang dimaksud dalam penelitian ini bukan berarti benar-benar tidak

ada emosi yang muncul, melainkan emosi yang muncul

mempunyai intensitas yang sangat rendah sehingga subjek menjadi

kesulitan untuk menyebutkan emosi apa yang sedang ia alami.

a.1 Kategori Usia Remaja

Pengalaman emosi yang muncul di dalam diri individu

dengan kategori usia remaja, saat sebelum bertindak sesuai standart

sosial dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4
Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial
Pada Kategori Usia Remaja
Pencapaian Emosi Emosi
Tujuan Individu Positif Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum - Stress -
Peraturan - Terpaksa Tidak ada emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Tabel 4 (lanjutan)
Takut karena
Suasana hati mengesampingkan
cenderung emosi yang muncul
mudah
berubah
Menyesal
Bersalah
Tidak
nyaman
Malas
Norma - Menyesal -
Tertekan
Gelisah
Takut
Tujuan Bertahan - Stress Tidak ada emosi
Hidup Suasana hati yang muncul
cenderung karena
mudah mengesampingkan
berubah emosi yang muncul
Tidak
nyaman

Pada individu kategori usia remaja, tidak ditemukan tema

emosi positif yang muncul sebelum bertindak sesuai standart sosial,

baik yang berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup

maupun pencapaian tujuan identias.

Meskipun demikian, tema emosi negatif yang muncul pada

individu sebelum bertindak sesuai sitandart sosial jika berkaitan

dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya berkaitan dengan

hukum, yaitu:

“Stress.” (S7/MU16/B1)

Sedangkan tema-tema emosi negatif yang muncul pada

individu sebelum bertindak sesuai standart sosial jika berkaitan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya berkaitan dengan

peraturan, antara lain:

“Tapi ya karena berpikir sebab-akibatnya, jadi walaupun


kepaksa, saya tetap masuk kuliah. Jadi itu.” (S3/MU4/B2)
“Ya saya takut kalau dosennya itu tersinggung atau
gimana.”(S3/MU41/B2)
“Perasaan yang muncul itu pokoknya suasana hati nggak
enak. Lebih tepatnya berada di tengah-tengah. Nggak
merasakan kegembiraan dan nggak merasakan perasaan
nggak enak. Jadi berada di tengah-tengah. Jadi istilahnya
bimbang gitu. Jadi bingung sebenarnya. Lebih ke flat lah.”
(S3/MU12/B1-5)
“... Dan itu yang membuat saya mengakibatkan rasa
penyesalan yang berkepanjangan. Jadi itu.” (S3/MU28/B3)
“Kalau berbuat salah pasti merasa bersalah. Jadi munculnya
dari situ.” (S3/MU30/B5)
“Perasaan yang muncul itu ndak enak...” (S3/MU51/B1)
“...Disatu sisi, saya malas mau ngerjain...”(S3/MU51/B2)

Tema tidak ada emosi yang muncul pada individu kategori usia

remaja sebelum bertindak sesuai standart sosial jika berkaitan

dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika berkaitan dengan

peraturan, yaitu:

“Masalah perasaan saya tidak terlalu memikirkan itu. Jadi


saya lebih ke memikirkan. Jadi kalau saya kuliah efeknya apa
dan kalau tidak kuliah efeknya apa...” (S3/MU13/B1)

Sedangkan tema-tema emosi negatif yang muncul pada

individu kategori usia remaja sebelum bertindak sesuai standart

sosial jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya

jika berkaitan dengan norma, antara lain:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

“... Kalau durhaka pada orang tua juga saya pada akhirnya
menyesali...” (S7/MU28/B8)
“Ya macem-macem. Merasa tertekan, merasa terkekang
dengan penyesalan-penyesalan yang telah aku lalui
sebelumnya...”(S7/MU42/B1)
“Gelisah. Rasanya tuh saya mau nangis tapi kok gak bisa
gitu...” (S2/MU35/B1)
“...karena takut dicemoohkan orang...”(S2/MU11/B2)

Berikut merupakan tema-tema emosi negatif yang muncul

pada individu kategori usia remaja sebelum bertindak sesuai standart

sosial jika berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup:

“...ya pokoknya dibuat stress lah dengan aktifitas saya dan


relasi saya dengan orang lain...”(S3/MU5/B3)
“Perasaan yang muncul itu pokoknya suasana hati nggak enak.
Lebih tepatnya berada di tengah-tengah. Nggak merasakan
kegembiraan dan nggak merasakan perasaan nggak enak.
Jadi berada di tengah-tengah. Jadi istilahnya bimbang gitu.
Jadi bingung sebenarnya. Lebih ke flat lah.”(S3/MU12/B1-5)
“Perasaan itu, di hati rasanya nggak enak banget...”
(S3/MU20/B1)

Sedangkan tema-tema tidak ada emosi yang muncul yang

muncul pada individu kategori usia remaja sebelum bertindak sesuai

standart sosial jika berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan

hidup, antara lain:

“Kalau masalah itu, perasaannya lebih ke flat. Jadi nggak


ngerasain.”(S3/MU16/B1-2)
“... Jadi saya lebih fokus ke persoalan saya. Jadi sekedar
sepintas lalu saja.”(S3/MU17/B3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

a.2 Kategori Usia Dewasa Awal

Pengalaman emosi yang muncul pada individu kategori usia

dewasa awal, saat sebelum bertindak sesuai standart sosial, dapat

dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5
Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial
Pada Kategori Usia Dewasa Awal
Pencapaian Emosi Emosi
Tujuan Individu Positif Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum - Takut -
Tidak tega
Sedih
Peraturan Tidak tega Inferior -
Malas
Terpaksa
Norma Nyaman Terpaksa Tidak ada emosi
Sayang Takut yang muncul
Malas karena dianggap
wajar
Tujuan Bertahan - - Tidak ada emosi
Hidup yang muncul
karena telah
terbiasa

Pada individu kategori usia dewasa awal, tidak ditemukan

tema emosi positif dan tema tidak ada emosi yang muncul sebelum

bertindak sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian

tujuan identitas, khususnya jika berkaitan dengan hukum.

Meskipun demikian, tema-tema emosi negatif yang muncul

pada individu kategori usia dewasa awal sebelum bertindak sesuai

standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya berkaitan dengan hukum, antara lain:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

“... Kalau nanti ketahuan kan, takut juga kalau ketahuan


urusane wes sama polisi dan lain-lain. Terutama terus
kehilangan pekerjaan juga. Ya itu sih
takut.”(S4/MU20/B2&4)
“Lebih ke yo mungkin takut dan nggak tega, terus takut lah
intine. Takut melakukan itu.”(S4/MU9/B1)
“Wah bojoku bar tak kamplengi mesti perasaanku
sedih.”(S4/MU13/B1)
Selain itu, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas

khususnya berkaitan dengan peraturan, tema-tema emosi positif yang

muncul pada individu kategori usia dewasa awal sebelum bertindak

sesuai standart sosial, yaitu:

“Ya itu kadang mikir lagi karena orang tua tu kasian, capek
buat kuliah. Ya masak disia-siain. Rasanya kasian sama orang
tua.” (S1/MU14/B2&3)
Sedangkan tema-tema emosi negatif yang muncul pada

individu dewasa awal sebelum bertindak sesuai satndart sosial, jika

berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika

berkaitan dengan peraturan, antara lain:

“Terus ngerasa istilahnya ngatain diri sendiri tuh bodoh.”


(S1/MU15/B1)
“...Tapi kadang ada waktunya malas nggak mau ngelakuin
apa-apa...” (S1/MU44/B4)
“...cuman ya gimana yah? Tuntuttan...”(S1/MU47/B1-2)
Berikut merupakan tema-tema emosi positif yang muncul pada

individu kategori usia dewasa awal sebelum bertindak sesuai

standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya yang berkaitan dengan norma, antara lain:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

“... Aku nyaman`e ndelok mereka, seneng gitu lhoh.”


(S4/MU28/B1)
“Yo perasaan sayang sama cinta. Yo nek ra dilakoni yo meh
kapan lagi gitu lhoh.” (S4/MU38/B1)
Sedangkan jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya yang berkaitan dengan norma, tema-tema emosi negatif

yang muncul sebelum individu dewasa awal bertindak sesuai

standart sosial, antara lain:

“... Ya memang kadang kepaksa, kadang kalo misalnya


ngasih tau yang baik, tapi kadang biasanya bertentangan
dengan apa yang kita inginni. Kadang ngeiyain kata-katanya
kakak terpaksa...”(S1/MU30/B1&6)
“Sebelumnya lebih ke takut, soale kadang aku mikir iso ra yo
nglakoni urip.” (S4/MU36/B1)
“... Soalnya sebelumnya, aku buat ngaji sama sholat itu susah
banget. Jadi malesnya minta ampun.”(S8/MU26/B3)
Selain itu, tema-tema tidak ada emosi yang muncul sebelum

individu dewasa awal bertindak sesuai standart sosial, jika berkaitan

dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang berkaitan

dengan norma, yaitu:

“Yang aku rasain ya kalau memperhatiin pacar. Kalau aku


sih biasa aja karena menurutku itu hal yang wajar
sih.”(S1/MU29/B2-3)
Pada individu kategori usia dewasa awal, tidak ditemukan

tema emosi positif dan tema emosi negatif yang muncul sebelum

bertindak sesuai standart sosial yang berkaitan dengan tujuan

bertahan hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Meskipun demikian, tema tidak ada emosi yang muncul

sebelum individu dewasa awal bertindak sesuai standart sosial yang

berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup, yaitu:

“... Emang sudah jadi kebiasaan sehari-hari, jadi perasaanya


ya biasa aja.”(S8/MU25/B1-3)
a.3 Kategori Usia Dewasa Madya

Pengalaman emosi yang muncul pada individu kategori usia

dewasa madya, sebelum bertindak sesuai standart sosial, dapat

dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6
Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Madya
Pencapaian Emosi Emosi
Tujuan Individu Positif Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum - Tidak -
nyaman
Takut
Peraturan - Tidak -
nyaman
Malu
Norma Bersyukur Tidak -
Empati nyaman
Menyesal
Tujuan Bertahan - - -
Hidup

Pada individu kategori usia dewasa madya, tidak ditemukan

tema emosi positif dan tema tidak ada emosi yang muncul sebelum

bertindak sesuai standart sosial, yang berkaitan dengan pencapaian

tujuan identitas, khususnya jika berkaitan dengan hukum.

Namun, tema-tema emosi negatif yang muncul sebelum

individu kategori usia dewasa madya bertindak sesuai standart sosial


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang

berkaitan dengan hukum, dapat dilihat sebagai berikut:

“Ya kan ndak enak.”(S5/MU8/B1)

“...Saya belum berani bawa pulang.”(S5/MU10/B4)

Disamping itu, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan

identitas, khususnya yang berkaitan dengan peraturan, tidak

ditemukan tema emosi positif dan tema tidak ada emosi yang muncul

pada individu dewasa madya sebelum bertindak.

Meskipun demikian, tema-tema emosi negatif yang muncul

sebelum individu kategori usia dewasa madya bertindak sesuai

standart sosial dan berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya yang berkaitan dengan peraturan, dapat dilihat sebagai

berikut:

“Ya kan ndak enak”(S5/MU8/B1)


“... Sampek ketemu golongane orang-orang itu, terus
dimasukkan TV, kan malu saya...” (S5/MU35/B3)
Sedangkan, tema-tema emosi positif yang muncul pada

individu dewasa madya sebelum bertindak sesuai standart sosial,

yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika

berkaitan dengan norma, dapat dilihat sebegai berikut:

“... Lagi-lagi ke religi lagi. Gini ya, karena rasa syukur saya.
Saya itu bisa hidup sempurna...” (S6/MU38/B2)
“... Kadang-kadang melihat “kok ada ya dokter yang mau ke
sana? Kasihan ya anak-anak ini. Kok ada ya guru yang mau
ke sana? Kapan ya aku bisa seperti mereka?” Seperti itu. Itu
tuh dorongan.” (S6/MU43/4-6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Tema-tema emosi negatif yang muncul pada individu dewasa

madya sebelum bertindak sesuai standart sosial, yang berkaitan

dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika berkaitan

dengan norma, dapat dilihat sebegai berikut:

“... Gini ya, sebetulnya kalau kita menahan, ada ganjelan.


Kalau saat itu ya pasti ini, pasti ada perasaan kayak ada
sesuatu ganjalan, ndak nyaman.”(S6/MU11/B1-3)
“Menyesal”(S9/MU9/B1)
Namun, tidak ditemukan tema tidak ada emosi yang muncul

sebelum individu kategori usia dewasa madya bertindak sesuai

standart sosial yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya berkaitan dengan norma.

Tidak hanya itu, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan

bertahan hidup, tidak ditemukan tema emosi positif, tema emosi

negatif, maupun tema tidak ada emosi yang muncul pada individu

kategori usia dewasa madya sebelum bertindak sesuai dengan

standart sosial.

b. Isi Kognitif

Isi kognitif yang muncul sebelum individu bertindak sesuai

standart sosial, baik yang berkaitan dengan pencapaian tujuan

identitas maupun tujuan bertahan hidup meliputi, kategori

perspektif individu, religiusitas, lingkungan sekitar, keluarga, serta

fisiologis.

Kategori perspektif individu merupakan pemahaman dan

penilaian yang muncul pada individu mengenai suatu keadaan atau


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

situasi tertentu. Sedangkan kategori religiusitas merupakan hal-hal

yang berkaitan dengan agama atau keyakinan yang dianut,

sehingga cenderung mendasari individu dalam bertindak.

Selain itu, kategori lingkungan sekitar lebih berkaitan dengan

hal-hal yang berada di sekitar individu, yang cenderung mendasari

individu dalam bertindak. Sedangkan, kategori keluarga lebih

berkaitan dengan hal-hal yang berada di sekitar individu, tetapi

masih mempunyai hubungan darah.

Selain itu, kategori fisiologis merupakan hal-hal yang

berkaitan dengan pengalaman fisik yang muncul dan cenderung

mendasari individu dalam bertindak.

b.1 Kategori Usia Remaja

Isi kognitif yang muncul dalam diri individu dengan kategori

usia remaja, saat sebelum bertindak sesuai standart sosial dapat

dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7
Isi Kognnitif Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Remaja
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum Perspektif Individu
Memenuhi dan mempertahankan
representasi diri
Peraturan Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif atas tindakan
Memenuhi dan mempertahankan
representasi diri
Bimbang
Menyadari dan memperbaiki kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Tabel 7 (lanjutan)
Keluarga
Kelekatan dengan keluarga
Fisiologis
Jantung berdebar-debar
Norma Perspektif Individu
Memenuhi dan mempertahankan
representasi diri
Menghindari dampak negatif atas tindakan
Menyadari dan memperbaiki kesalahan
Memikirkan dampak positif atas tindakan
Bimbang
Lingkungan Sekitar
Termotivasi oleh lingkungan sekitar
Kelekatan dengan lingkungan sekitar
Tujuan Bertahan Perspektif Individu
Hidup Menghindari dampak negatif atas tindakan
Mengesampingkan emosi yang muncul
Lingkungan Sekitar
Penilaian lingkungan sekitar terhadap
individu
Keluarga
Mematuhi orang tua

Pada individu kategori usia remaja, hanya muncul tema

pespektif individu sebelum bertindak sesuai standart sosial, jika

berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang

berkaitan dengan hukum, yaitu:

“Kalau mencuri, saya pikir saya orang baik...dan saya tidak


akan pernah untuk melakukan hal tersebut.”(S7/MU10/B1)

Sedangkan jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya peraturan, maka isi kognitif yang muncul meliputi tema

perspektif individu, tema keluarga, serta tema fisiologis.

Berikut merupakan tema-tema perspektif individu yang

muncul sebelum inidvidu remaja bertindak sesuai standart sosial,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya

peraturan:

“....Jadi kan sebaiknya kan saya mengerjakannya toh supaya


ndak mepet atau malah dapat hasil yang
buruk...”(S3/MU49/B1-3)

“... Saya kan mahasiswa, kuliah juga bayar mahal. Kewajiban


saya ya kuliah yang niat. Kalau saya nggak melaksanakan
itu kan perbuatan yang nggak pantas dan nggak sesuai
dengan kewajiban saya.”(S3/MU8/B3-7)
“... Apa yang harus saya lakukan? Di satu sisi, saya malas
mau ngerjain, terus tapi kan akan lebih baik lagi kalau saya
ngerjain meski dikumpulinnya lama. Jadi biar ndak keburu
numpuk gitu. Jadi lebih ke pergulatan tadi.”(S3/MU51/B2-6)
“... Oh saya keterlaluan mungkin. Saya harus memperbaiki
diri.”(S7/MU29/B1-2)
Berikut merupakan tema keluarga yang muncul sebelum

inidvidu kategori usia remaja bertindak sesuai standart sosial, yang

berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya peraturan:

“Tapi menurut saya itu, namanya mbolos itu kan tidak pantas.
Karena sudah membayar mahal, orang tua susah-susah,
masak mbolos? Kan nggak pantes itu. Ya sepantasnya saya
masuk.”(S3/MU3/B2-3)
Selain itu, tema-tema fisiologis yang muncul sebelum inidvidu

remaja bertindak sesuai standart sosial, yang berkaitan dengan

pencapaian tujuan identitas, khususnya peraturan dapat dilihat

sebagai berikut:

“Perasaan iu deg-deggan, ya ada takut. Deg-degan dan takut


itu...”(S3/MU41/B1)
Pada individu kategori usia remaja, hanya tema-tema pespektif

individu dan tema-tema lingkungan sekitar yang muncul sebelum


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

bertindak sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian

tujuan identitas, khususnya yang berkaitan dengan norma.

Berikut merupakan tema-tema perspektif individu yang

muncul pada individu remaja sebelum bertindak sesuai standart

sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya yang berkaitan dengan norma:

“...Kalau ehm orang tua, saya..harus saya hormati. Jadi saya


tidak mungkin untuk melawan orang tua
saya.”(S2/MU7/B1-3)
“...Dan saya berpikir bahwa itu tidak ada gunanya ke
depan...”(S7/MU26/B2)
“Saya berharap, Oh saya keterlaluan mungkin. Saya harus
memperbaiki diri.”(S7/MU29/B1-2)
“Di dalam di kelas saya sudah memperoleh akademik yang
baik dan nanti di dalam bekerjanya, kalau etika saya
ataupun itu saya kurang berkenan, kan juga akan, apa sih kalau
bilang, “lhoh kok orang ini pinter tapi etikanya gak pinter ya?”
Jadi saya bilang itu penting karena
gimanaya.”(S2/MU26/B3-8)
“Pertama sih bimbang. Ehm terus kadang itu kalau untuk
memulainya ragu karena takut dicemoohkan
orang...”(S2/MU11/B1)
Selain itu, berikut merupakan tema-tema lingkungan sekitar

yang muncul pada individu remaja sebelum bertindak sesuai

standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya yang berkaitan dengan norma:

“Saya belajar dari orang-orang yang baik. Mereka sukses


maupun tidak. Saya pikir bahwa apapun yang dulu pernah
mereka lakukan, baik itu jelek maupun baik itu akan
berdampak ke depan dengan hidup mereka. Ya itu yang
mendasari saya.”(S7/MU38B1&5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

“...Saya tidak bisa berjalan sendiri tanpa bantuan teman-


teman.”(S2/MU8/B2-3)
Berikut merupakan tema perspektif individu yang muncul

sebelum individu remaja bertindak sesuai standart sosial yang

berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup:

“Terus juga bagi kesehatan kan juga efeknya


negatif.”(S3/MU19/B1)
“...Jadi sekedar sepintas lalu saja.”(S3/MU17/B3)
Berikut merupakan tema lingkungan sekitar yang muncul

sebelum individu remaja bertindak sesuai standart sosial yang

berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup:

“Kata temen-temen mukanya “alim”. Jadi nggak cocok


aja.”(S3/MU11/B1)
Sedangkan berikut merupakan tema keluarga yang muncul

sebelum individu remaja bertindak sesuai standart sosial yang

berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup:

“...Nggak pantes soalnya orang tua juga ngelaraang jadi


yaudah nggak saya lakuin itu.”(S3/MU6/B1-3)
b.2 Kategori Usia Dewasa Awal

Isi kognitif yang muncul di dalam diri individu kategori usia

dewasa awal, saat sebelum bertindak sesuai dengan standart sosial

dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8
Isi Kognitif Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Awal
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum Perspektif Individu
Menyadari dan mematuhi standart sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Tabel 8 (lanjutan)
Bimbang
Menghindari dampak negatif atas tindakan
Memenuhi dan mempertahankan
representasi diri
Peraturan Perspektif Individu
Memenuhi dan mempertahankan
representasi diri
Menghindari dampak negatif atas tindakan
Keluarga
Kelekatan dengan keluarga
Norma Perspektif Individu
Memenuhi dan mempertahankan
representasi diri
Telah terbiasa
Religiusitas
Mematuhi ajaran agama
Lingkungan Sekitar
Kelekatan dengan lingkungan sekitar
Keluarga
Kelekatan dengan keluarga
Tujuan Bertahan Perspektif Individu
Hidup Memenuhi dan mempertahankan
representasi diri
Menghindari dampak negatif atas tindakan
Telah terbiasa

Pada individu kategori usia dewasa awal, hanya tema-tema

pespektif individu yang muncul sebelum bertindak sesuai standart

sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya yang berkaitan dengan hukum.

Berikut merupakan tema-tema perspektif individu yang

muncul pada individu dewasa awal sebelum bertindak sesuai

standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya yang berkaitan dengan hukum:

“... Kalau mukulin orang kan itu ada undang-undangnya.


Mukulin orang tanpa sebab, terus hanya karena bantuin temen
kita. Itu kan menurutku sih ndak pantes.”(S1/MU2/B5&8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

“Ya antara takut sama bingung aja gitu mbak.”(S1/MU6/B1)

“...Kan misalnya kita nyolong terus ketauan. Terus ya gak baik


aja istilahnya kayak gitu.”(S1/MU3/B4-5)
“Ya saya tau itu salah dan bukan tipe saya kayak
gitu.”(S4/MU2/B1)
Berikut merupakan tema-tema perspektif individu yang

muncul pada individu dewasa awal sebelum bertindak sesuai

standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya yang berkaitan dengan peraturan:

“... Saya kan mahasiswa, kuliah juga bayar mahal.


Kewajiban saya ya kuliah yang niat. Kalau saya nggak
melaksanakan itu kan perbuatan yang nggak pantas dan
nggak sesuai dengan kewajiban saya.”(S3/MU8/B3-7)
“Biasanya kalau ada tugas. Jadi kan sebaiknya kan saya
mengerjakannya toh supaya ndak mepet atau malah dapat
hasil yang buruk...”(S3/MU49/B1-3)
Sedangkan, tema keluarga yang muncul pada individu dewasa

awal sebelum bertindak sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan

pencapaian tujuan identitas, khususnya yang berkaitan dengan

peraturan, yaitu:

“Ya itu kadang mikir lagi karena orang tua tu kasian, capek
buat kuliah. Ya masak disia- siain...”(S1/MU14/B1-2)
Selain itu, tema-tema perspektif individu yang muncul pada

individu dewasa awal sebelum bertindak sesuai standart sosial, jika

berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang

berkaitan dengan norma, meliputi:

“...kalau ehm orang tua, saya..harus saya hormati. Jadi saya


tidak mungkin untuk melawan orang tua
saya.”(S2/MU7/B1-3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

“...Emang sudah jadi kebiasaan sehari-hari, jadi


perasaanya ya biasa aja.”(S8/MU25/B1-3)

Sedangkan, tema religiusitas yang muncul pada individu

dewasa awal sebelum bertindak sesuai standart sosial, jika

berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang

berkaitan dengan norma, meliputi:

“...Jadi kita harus jadi orang muslim ya harus sholat, ngaji


juga...”(S8/MU23/B4-5)

Berikut merupakan tema lingkungan sekitar yang muncul pada

individu dewasa awal sebelum bertindak sesuai standart sosial, jika

berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang

berkaitan dengan norma:

“...Yo bagi saya itu mereka penting. Jadine selama selagi


masih bisa itu yo kita manfaatke lah. Misale nduwe konco yo
dijogo, nduwe bojo yo dijogo.”(S4/MU29/B2-5)

Berikut merupakan tema keluarga yang muncul pada individu

dewasa awal sebelum bertindak sesuai standart sosial, jika

berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang

berkaitan dengan norma:

“Ya kalau keluarga kan ada perasaan takut


kehilangan...”(S4/MU30/B1)

Sedangkan jika berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan

hidup, hanya tema-tema perspektif inidvidu yang muncul sebelum

individu dewasa awal bertindak sesuai dengan standart sosial,

meliputi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

“Kalau dilihat dari aku sih cewek yah. Contohnya kalau


ngerokok juga ndak pantes dilihat kan. Cewek kok ngerokok
gitu. Aku sih mikirnya gitu.”(S8/MU7/B1&3)
“...Toh aku juga liver juga harusnya aku jaga kesehatan,
tidur pada waktunya...”(S1/MU112/B2-3)
“...Emang sudah jadi kebiasaan sehari-hari, jadi perasaanya
ya biasa aja.”(S8/MU25/B1-2)

b.3 Kategori Usia Dewasa Madya

Isi kognitif yang muncul pada kategori usia dewasa madya,

sebelum bertindak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat pada

Tabel 9.

Tabel 9
Isi Kognnitif Sebelum Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Madya
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif atas tindakan
Peraturan Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif atas tindakan
Memenuhi dan mempertahankan
representasi diri
Religiusitas
Ajaran agama mempengaruhi pola pikir
individu
Norma Perspektif Individu
Memenuhi dan mempertahankan
representasi diri
Menghindari dampak negatif atas tindakan
Religiusitas
Mematuhi ajaran agama
Fisiologis
Lelah
Tujuan Bertahan -
Hidup

Pada individu kategori usia dewasa madya, hanya tema-tema

perspektif individu yang muncul sebelum bertindak sesuai standart


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya yang berkaitan dengan hukum.

Berikut merupakan tema-tema perspektif individu yang

muncul pada individu dewasa madya sebelum bertindak sesuai

standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya yang berkaitan dengan hukum:

“Nanti kalau saya bawa, kalau dicari. Mau cari ke mana


saya? Gitu...”(S5/MU16/B1-2)
Berikut merupakan tema-tema perspektif individu yang

muncul pada individu dewasa madya sebelum bertindak sesuai

standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya yang berkaitan dengan peraturan:

“Soalnya kalau itu semua diumbar kan persediaan di sini


kan ndak cukup, terbatas...”(S5/MU7/B1-2)
“...Kalau disini itu. Namanya anak-anak murid apalagi TK
kan. Anggapan saya itu bukan macem-macem. Sama seperti
anak saya sendiri...”(S5/MU22//B1-4)
Sedangkan, berikut merupakan tema religiusitas yang muncul

pada individu dewasa madya sebelum bertindak sesuai standart

sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya yang berkaitan dengan peraturan:

“Orang kan kalau masih punya iman masih ingat. Iman kita
masih tetap nancap di sini. Jadi kalau orang punya iman
mungkin kalau mau melakukan apa-apa itu ndak “jrat jret”
seenaknya, mungkin dipikir dulu. Kalau aku berbuat gini
akibatnya seperti apa? Daripada nanti punya akibat yang tidak
diinginkan jadi lebih baik ya hati-hati sangat.”(S5/MU36/B1-
4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Selain itu, tema-tema perspektif individu yang muncul sebelum

individu dewasa madya bertindak sesuai standart sosial, yang

berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang

berkaitan dengan norma, antara lain:

“...Mungkin kebetulan memang sifat saya itu peduli. Jadi


apapun, misalnya apa ya? Saya itu selalu prepare untuk
anak-anak, untuk keluarga...”(S6/MU48/B3-5)
“Dampaknya aja ndak baik kan.”(S8/MU6/B1)

Berikut merupakan tema religiusitas yang muncul sebelum

individu dewasa madya bertindak sesuai standart sosial, yang

berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang

berkaitan dengan norma:

“...Jadi kita harus jadi orang muslim ya harus sholat, ngaji


juga...”(S8/MU23/B4-5)
Sedangkan tema fisiologis yang muncul sebelum individu

dewasa madya bertindak sesuai dengan standart sosial, yang

berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang

berkaitan dengan norma, yaitu:

“...Karena telah berhasil untuk kelelahan dan keletihan yang


telah dilakukan tadi sudah terbayar dan sudah ndak terpikir
lagi bahwa saya tadi bekerja dengan giat,
lelah...”(S9/MU34/B2-4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

1.2 Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial

a. Pengalaman Emosi

Pengalaman emosi yang muncul sebelum individu bertindak

tidak sesuai standart sosial meliputi kategori emosi positif, emosi

negatif, dan tidak ada emosi.

a.1 Kategori Usia Remaja

Pengalaman emosi individu kategori usia remaja yang muncul

sebelum bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat

pada Tabel 10.

Tabel 10
Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart
Sosial Pada Kategori Usia Remaja
Pencapaian Emosi Emosi
Tujuan Individu Positif Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum - - -
Peraturan - Malas -
Tidak
senang
Norma Senang Malas -
Nyaman Tidak
nyaman
Bersalah
Marah
Terpaksa
Stress
Tujuan Bertahan - - -
Hidup

Tidak ditemukan tindakan yang tidak sesuai standart sosial jika

berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang

berkaitan dengan hukum pada individu remaja. Oleh karena itu,

tidak ditemukan tema emosi positif, emosi negatif, maupun tema


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

tidak ada emosi yang muncul sebelum bertindak tidak sesuai

standart sosial, khususnya yang berkaitan dengan hukum.

Selain itu, pada individu remaja tidak ditemukan tema emosi

positif dan tema tidak ada emosi yang muncul sebelum bertindak

tidak sesuai standart sosial, yang berkaitan dengan pencapaian

tujuan identitas, khususnya peraturan. Meskipun demikian, tema-

tema emosi negatif yang muncul pada individu kategori remaja

sebelum bertindak tidak sesuai standart sosial, yang berkaitan

dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang berkaitan

dengan peraturan, antara lain:

“Tidak melakukan soalnya saya ada rasa malas.”


(S3/MU90/B1)
“Itu agak ndak seneng soalnya saya ndak suka disuruh-
suruh...”(S3/MU93/B1)

Sedangkan tema-tema emosi positif yang muncul pada

individu remaja sebelum bertindak tidak sesuai standart sosial,

yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika

berkaitan dengan norma meliputi:

“...Malah kadang ada rasa agak sedikit seneng. Biar dia tahu
rasanya kesusahan...”(S3/MU102/B4)
“...Sebelum berbohong tadi, awalnya sih rasa nyaman aja ya.
Saya ngerasa itu benar.”(S2/MU49/B3)

Berikut merupakan tema-tema emosi negatif yang muncul

pada individu remaja sebelum bertindak tidak sesuai standart

sosial, yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya jika berkaitan dengan norma:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

“...Cuma faktor malas sih mungkin mbak yang muncul, tapi


yaudahlah laundry.”(S2/MU42/B6-8)
“...Enggak enak...”(S2/MU61/B1)
“Sebelumnya tuh, yang saya rasakan perasaan
bersalah...”(S2/MU63/B2)
“Marah.”(S3/MU62/B1)
“...Orang tuanya ndak marah sama temen saya. Kan jadi
sama-sama enak. Meskipun perbuatan saya kan ndak baik
toh. Tapi kan sama-sama menguntungkan kedua belah
pihak toh...”(S3/MU80/B4-8)
“...itu kan seperti stress menumpuk ya.”(S7/MU56/B4)
Disamping itu, tidak ditemukan tindakan yang tidak sesuai

standart sosial jika berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan

hidup, pada individu remaja. Oleh karena itu, tidak ditemukan tema

emosi positif, emosi negatif, maupun tema tidak ada emosi yang

muncul sebelum bertindak tidak sesuai standart sosial, khususnya

yang berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup pada

individu dengan kategori usia remaja.

a.2 Kategori Usia Dewasa Awal

Pengalaman emosi individu kategori usia dewasa awal yang

muncul sebelum bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat

dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11
Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart
Sosial Pada Kategori Usia Dewasa Awal
Pencapaian Emosi Emosi
Tujuan Individu Positif Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum - Marah -
Peraturan - Takut -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Tabel 11 (lanjutan)

Norma Senang Malas Tidak ada emosi


Tidak yang muncul
peduli
Tidak suka
Marah
Takut
Berdosa
Tujuan Bertahan - Malas -
hidup

Pada individu kategori usia dewasa awal, hanya tema emosi

negatif yang muncul sebelum bertindak tidak sesuai standart sosial,

yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika

berkaitan dengan hukum, yaitu:

“...Waktu itu dia bikin aku marah, emosi. Terus aku ngejar dia
terus ngelempar pake pisau terus nempel di
punggungnya...”(S1/MU78/B6)

Tidak hanya itu, pada individu dewasa awal, hanya tema emosi

negatif yang juga muncul sebelum bertindak tidak sesuai standart

sosial, yang berkaitan dengan pencapaian tujuaan identitas,

khususnya jika berkaitan dengan peraturan, yaitu:

“Sebelum nyotek mikirnya ya takut sih sebenernya. Kalau


nggak dapet contekkan takut sih...”(S1/MU96/B1&3)

Meskipun demikian, tema emosi positif yang muncul pada

individu kategori usia dewasa awal sebelum bertindak tidak sesuai

standart sosial, yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya jika berkaitan dengan norma, yaitu:

“Seneng sih sebenernya”(S1/MU89/B1)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Sedangkan tema-tema emosi negatif yang muncul pada

individu kategori usia dewasa awal sebelum bertindak tidak sesuai

standart sosial, yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya jika berkaitan dengan norma, antara lain:

“...Terus aku mau ke sana ki wes males ki lhoh.”


(S4/MU57/B4)
“...Rasanya tuh yaudah lah biarin aja. Kalau bohong ya
udah.”(S1/MU16/B3)
“...Banyak yang nggak suka termasuk aku...”(S1/MU57/B14)
“Perasaane yo mangkel toh. Terus emosi, marah,
mangkel.”(S4/MU44/B1)
“Takut...”(S8/MU48/B1)
“Kadang berpikir kalau bohong pasti aku dosa. Kalau
ngegosipin orang pasti dosa aku.”(S8/MU50/B1-2)

Tema tidak ada emosi yang muncul pada individu kategori usia

dewasa awal sebelum bertindak tidak sesuai standart sosial, yang

berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika

berkaitan dengan norma, yaitu:

“Biasa saja.”(S4/MU56/B1)

Sedangkan pada kategori usia dewasa awal, tidak ditemukan

tema emosi positif maupun tema tidak ada emosi yang muncul

sebelum bertindak tidak sesuai standart sosial, yang berkaitan

dengan pencapaian tujuan bertahan hidup. Meskipun demikian,

berikut merupakan tema emosi negatif yg muncul sebelum individu

dewasa awal bertindak tidak sesuai standart sosial jika berkaitan

dengan pencapaian tujuan bertahan hidup:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

“Males...”(S4/MU73/B1)
a.3 Kategori Usia Dewasa Madya

Pengalaman emosi individu kategori usia dewasa madya yang

muncul sebelum bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat

dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12
Pengalaman Emosi Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart
Sosial Pada Kategori Usia Dewasa Madya
Pencapaian Emosi Emosi
Tujuan Individu Positif Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum - - -
Peraturan - - -
Norma - Marah -
Tidak
nyaman
Malas
Tujuan Bertahan - - -
hidup

Pada kategori usia dewasa madya, hanya muncul tindakan

tidak sesuai standart sosial, jika berkaitaan dengan norma.

Sehingga tidak ada tema emosi positif, tema emosi negatif, dan

tema tidak ada emosi yang muncul pada individu dewasa madya

sebelum bertindak tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan

dengan pencapaian tujuan bertahan hidup dan pencapaian tujuan

identitas, khususnya yang berkaitan dengan hukum dan peraturan.

Meskipun demikian, hanya ditemukan tema-tema emosi

negatif yang muncul pada individu dewasa madya sebelum

bertindak tidak sesuai standart sosial, yang berkaitan dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

pencapaian tujuan identitas, khususnya jika berkaitan dengan

norma, antara lain:

“Cuman kan karena orang itu merasa emosi saja waktu itu, jadi
marah seperti itu.”(S6/MU4/B2)
“Perasaan sebetulnya ndak nyaman sebetulnya....”
(S6/MU70/B1)
“...Nah itu ndak tak lakukan karena kemalasan...”
(S6/MU79/B4)

b. Isi Kognitif

Isi kognitif yang muncul sebelum individu bertindak tidak

sesuai standart sosial meliputi kategori perspektif individu,

religiusitas, lingkungan sekitar, keluarga, serta fisiologis.

b.1 Kategori Usia Remaja

Isi kognitif yang muncul pada kategori usia remaja sebelum

bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat pada

Tabel 13.

Tabel 13
Isi Kognnitif Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Remaja
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum -
Peraturan Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas tindakan
Norma Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas tindakan
Tidak mampu mengendalikan emosi dan
pikiran
Bimbang
Fisiologis
Refleks
Tujuan Bertahan -
Hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Pada individu remaja, tidak ditemukan tindakan tidak sesuai

standart sosial yang muncul, jika berkaitan dengan pencapaian

tujuan identitas (hukum) dan pencapaian tujuan bertahan hidup.

Oleh karena itu, tidak ditemukan tema-tema isi kognitif yang

muncul sebelum bertindak tidak sesuai standart sosial, khususnya

yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas (hukum) dan

pencapaian tujuan bertahan hidup pada individu remaja.

Meskipun demikian, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan

identitas yang khususnya berkaitan dengan peraturan, maka hanya

tema perspektif individu yang muncul. Berikut merupakan tema

perspektf individu yang muncul pada individu remaja sebelum

bertindak tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan

peraturan:

“Itu agak ndak seneng soalnya saya ndak suka disuruh-


suruh. Toh tugasnya ndak terlalu penting dan ada aktifitas
lain yang harus dilakuin. Jadi ndak seneng
gitu.”(S3/MU93/B1-3)
Sebelum bertindak tidak sesuai standart sosial, yang berkaitan

dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika berkaitan

dengan norma, hanya ditemukan tema-tema perspektif individu dan

fisiologis yang muncul pada individu dengan kategori usia remaja.

Berikut merupakan tema-tema perspektif individu yang

muncul sebelum individu remaja bertindak tidak sesuai standart

sosial, yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya jika berkaitan dengan norma:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

“...Sebelum berbohong tadi, awalnya sih rasa nyaman aja ya.


Saya ngerasa itu benar.”(S2/MU49/B3)
“...Kan saya sudah tahu ndak pantes, tapi logika saya kalah
dengan perasaan saya.”(S3/MU60/B2)
“...Di satu sisi orang tuanya baik banget, jadi kalau saya
berbohong kan ndak enak. Jadi saya
bimbang.”(S3/MU79/B3-5)
Sedangkan tema fisiologis yang muncul sebelum individu

remaja berrtindak tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan

pencapaian tujuan identitas, khususnnya yang berkaitan dengan

norma, dapat dilihat sebagai berikut:

“Jadi emosinya keluar begitu saja.”(S3/MU61/B1)


Pada individu dengan kategori usia remaja, tidak ditemukan

tindakan tidak sesuai standart sosial yang muncul jika berkaitan

dengan pencapaian tujuan bertahan hidup, sehingga tema-tema

yang berkaitan dengan isi kognitif juga tidak muncul.

b.2 Kategori Usia Dewasa Awal

Isi kognitif yang muncul pada kategori usia dewasa awal

sebelum bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat

pada Tabel 14.

Tabel 14
Isi Kognnitif Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Awal
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum Pespektif Individu
Tidak mampu mengendalikan emosi dan
pikiran
Peraturan Pespektif Individu
Menemukan pembenaran atas tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Tabel 14 (lanjutan)
Norma Pespektif Individu
Menghindari keadaan yang tidak
menyenangkan
Menemukan pembenaran atas tindakan
Bimbang
Fisiologis
Lelah
Religiusitas
Berdosa jika melanggar aturan agama
Tujuan Bertahan Pespektif Individu
Hidup Menemukan pembenaran atas tindakan
Fisiologis
Lelah

Hanya tema perspektif individu yang muncul sebelum individu

dewasa awal bertindak tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan

dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang berkaitan

dengan hukum dan peraturan.

Berikut merupakan tema perspektif individu yang muncul pada

individu dewasa awal sebelum bertindak tidak sesuai standart

sosial, jika berkaitan dengan hukum:

“...Waktu itu dia bikin aku marah, emosi. Terus aku


ngejar dia terus ngelempar pake pisau terus nempel di
punggungnya...”(S1/MU78/B5-8)
Sedangkan berikut merupakan tema perspektif individu yang

muncul pada individu dewasa awal sebelum bertindak tidak sesuai

standart sosial, jika berkaitan dengan peraturan:

“...Kalau menurutku kalau nyontek hal yang nggak baik.


Tapi yah tetep dilakukan demi nilai.”(S1/MU83/B5-7)
Selain itu, sebelum individu dewasa awal bertindak tidak

sesuai standart sosial yang berkaitan dengan pencapaian tujuan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

identitas, khususnya jika berkaitan dengan norma, maka tema-tema

perspektif individu yang muncul antara lain:

“...Cuman kan nggak sepantesnya kan. Kenapa nggak jujur aja


kan. Aku mikirnya kalau misalnya jujur malah buat
pertengkaran.”(S1/MU61/B11-12)
“Yo sebenere ki nggak baik sih ceritane. Aku berpikiran
ndadak nang nggrejo ki nggo opo wong neng omah wae
iso...”(S4/MU66/B1-2)
“...Aduh balas dendam nggak yah? Ah nggak usah lah biar
Tuhan yang balas. Aduh nggak enak juga tapi kalau terus-
terusan kayak gini tuh.”(S1/MU66/B4-7)
Berikut merupakan tema fisiologis yang muncul pada individu

dewasa awal sebelum bertindak tidak sesuai standart sosial, yang

berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika

berkaitan dengan norma:

“...Lebih males ke capek.”(S4/MU64/B5)


Sedangkan berikut merupakan tema religiusitas yang muncul

pada individu dewasa awal sebelum bertindak tidak sesuai standart

sosial, yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya jika berkaitan dengan norma:

“Kalau ngegosipin temen, waduh itu kan lebih dosa banget


ya.”(S8/MU41/B1-2)
Selain itu, sebelum individu dewasa awal bertindak tidak

sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan

bertahan hidup, maka tema perspektif individu yang muncul antara

lain:

“...Terus mau menyang adhus ki wes males. Opo meneh wes


nggletak ning kasur, nonton TV. Yowes males. Paling keluar
makan, pulang nggak mandi yowes tidur.”(S4/MU73/B1-3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Berikut merupakan tema fisiologis yang muncul sebelum

individu dewasa awal bertindak tidak sesuai standart sosial, jika

berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup:

“...Capek males...”(S4/MU73/B1)
b.3 Kategori Usia Dewasa Madya

Isi kognitif yang muncul pada kategori usia dewasa madya,

saat sebelum bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat

dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15
Isi Kognitif Sebelum Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Madya
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum -
Peraturan -
Norma Perspektif Individu
Tidak mampu mengendalikan emosi dan
pikiran
Menemukan pembenaran atas tindakan
Fisiologis
Refleks
Tujuan Bertahan -
Hidup

Pada individu dengan kategori usia dewasa madya, tidak

ditemukan tindakan tidak sesuai standart sosial yang muncul jika

berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup serta

pencapaian tujuan identitas (khususnya hukum dan peraturan),

sehingga tema-tema yang berkaitan dengan isi kognitif juga tidak

muncul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Meskipun demikian, berikut merupakan tema-tema perspektif

individu yang muncul sebelum individu dewasa madya bertindak

tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian

tujuan identitas, khususnya yang berkaitan dengan norma:

“Cuman kan karena orang itu merasa emosi saja waktu itu,
jadi marah seperti itu.”(S6/MU4/B1-2)
“...Nah itu ndak tak lakukan karena kemalasan. Lha bangune
isuk`e. Aku sek kurang tidur. Ya itu.”(S6/MU79/B4-5)
Sedangkan tema fisiologis yang muncul sebelum individu

dewasa madya bertindak tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan

dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang berkaitan

dengan norma dapat dilihat sebagai berikut:

“...Tapi kalau kita marah tiba-tiba itu kan kejadiannya


tiba-tiba ndak ada perencanaan.”(S6/MU5/B10)

2. Setelah Bertindak

2.1 Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial


a. Pengalaman Emosi
a.1 Kategori Usia Remaja
Pengalaman emosi yang muncul pada kategori usia remaja,

setelah bertindak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat pada

Tabel 16.

Tabel 16
Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Remaja
Pencapaian Tujuan Emosi Emosi
Individu Positif Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum Lega - -
Peraturan Senang Menyesal -
Lega
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tabel 16 (lanjutan)
Norma Senang Inferior -
Lega
Puas
Nyaman
Bangga
Tujuan Bertahan Senang - -
hidup

Setelah bertindak sesuai dengan standart sosial, yang berkaitan

dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika berkaitan

dengan hukum, hanya tema emosi positif yang muncul pada

individu remaja. Tema emosi positif yang muncul tersebut yaitu:

“Saya lega setelah..”(S7/MU11/B1)

Sedangkan setelah bertindak sesuai standart sosial, yang

berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika

berkaitan dengan peraturan, hanya tema emosi positif dan tema

emosi negatif yang muncul pada individu remaja. Tema-tema

emosi positif yang muncul antara lain:

“Perasaan saya seneng...”(S3/MU34/B1)


“Lega itu...” (S7/MU27/B1)
Meskipun demikian, tema-tema emosi negatif yang muncul

setelah individu remaja bertindak sesuai standart sosial, jika

berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang

berkaitan dengan peraturan dapat dilihat sebagai berikut:

“...Tapi kalau situasinya tidak menyenangkan, agak nggak


enak di hati. Jadi belajar nggak konsentrasi, pikirannya
kemana-mana. Jadi saya merasa percuma masuk. Hanya
sekedar badannya aja tapi nyawanya nggak ada. Ya mbuang
waktu lah...”(S3/MU15/B8-12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Setelah bertindak sesuai standart sosial, yang berkaitan dengan

pencapaian tujuan identitas, khususnya jika berkaitan dengan

norma, hanya tema emosi positif dan tema emosi negatif yang

muncul pada individu remaja. Tema-tema emosi positif yang

muncul antara lain:

“Kalau itu pasti seneng banget mbak...”(S2/MU18/B1)


“Saya lega setelah”(S7/MU11/B1)
“...Ketika saya udah mencapainya dan direspon sama orang
sekitarnya itu baik dengan usaha saya, rasanya tuh kepuasan
sendiri.”(S2/MU21/B6)
“...jadi saya pun merasa tenang, enjoy, enak. Seperti
itu...”(S7/MU39/B3)
“...Oh aku berhasil melalui seperti ini, saya merasa sepeti
menjadi seorang juara, oh saya bisa berarti.”(S7/MU40/B3-
5)
Sedangkan tema-tema emosi negatif yang muncul setelah

individu remaja bertindak sesuai standart sosial, jika berkaitan

dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang berkaitan

dengan norma dapat dilihat sebagai berikut:

“...sampai ada orang yang bilang, “ih kok kamu kayak gitu
sih itunya?”. Itu kan buat saya semakin “aduh kok jadinya
kayak gini?...”(S2/MU13/B1-3)
Selain itu, hanya emosi positif yang muncul setelah individu

remaja bertindak sesuai standart sosial, yang berkaitan dengan

pencapaian tujuan bertahan hidup. Berikut merupakan tema emosi

positif yang muncul pada individu remaja setelah bertindak sesuai

standart sosial, yang berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan

hidup:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

“Ya seneng sih...”(S3/MU21/B1)

a.2 Kategori Usia Dewasa Awal

Pengalaman emosi yang muncul pada kategori usia dewasa

awal setelah bertindak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat

pada Tabel 17.

Tabel 17
Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Awal
Pencapaian Emosi Emosi
Tujuan Individu Positif Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum Senang - -
Bersyukur
Puas
Bangga
Peraturan Senang - Tidak ada emosi
yang muncul
Norma Senang Marah Tidak ada emosi
Puas yang muncul
Tujuan Bertahan - - Tidak ada emosi
hidup yang muncul

Setelah bertindak sesuai standart sosial, yang berkaitan dengan

pencapaian tujuan identitas, khususnya jika berkaitan dengan

hukum, hanya tema emosi positif yang muncul pada individu

dewasa awal. Tema-tema emosi positif yang muncul antara lain:

“Seneng sih...”(S1/MU7/B1)
“...Syukurlah maksdunya...”(S1/MU7/B3)
“Tapi kalau nggak melakukan kan ada kepuasan batin
kan...”(S1/MU14/B1)
“...Yo bangga aku melakukan hal yang bener gitu
lhoh...”(S4/MU23/B1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Sedangkan jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya peraturan, hanya tema emosi positif dan tidak ada emosi

yang muncul setelah individu dewasa awal bertindak sesuai

standart sosial. Tema emosi positif yang muncul yaitu:

“Kalau dapet ya seneng...”(S1/MU97/B1)


Berikut merupakan tema tidak ada emosi yang muncul

setelah individu dewasa awal bertindak sesuai standart sosial, yang

berkaitan dengan peraturan:

“... Soalnya ngelakuinnya ya bukan karena disuruh atau


dipaksa ya reflek aja. Nggak ngerasain apa-
apa...”(S1/MU51/B2-4)
Selain itu, tema-tema emosi positif yang muncul setelah

individu dewasa awal bertindak sesuai standart sosial, jika

berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang

berkaitan dengan norma antara lain:

“Setelahnya seneng. Ya apalagi soalnya sholat sama ngaji ya


seneng banget...”(S8/MU31/B1-2)
“...yo puas...”( S4/MU31/B1)
Berikut merupakan tema emosi negatif yang muncul setelah

individu dewasa awal bertindak sesuai standart sosial, jika

berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang

berkaitan dengan norma:

“Kadang kalau misalnya udah kejadian seperti yang nggak kita


mau dan karena dia yang sarankan kan kita kadang marah,
nggak suka, bad mood...”(S1/MU31/B3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Tema tidak ada emosi yang muncul setelah individu dewasa

awal bertindak sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan

pencapaian tujuan identitas, khususnya yang berkaitan dengan

norma, yaitu:

“Ya biasa saja sih.”(S8/MU13/B1)


Sedangkan jika berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan

hidup, hanya tema tidak ada emosi yang muncul setelah individu

dewasa awal bertindak sesuai standart sosial. Tema tidak ada emosi

yang muncul antara lain:

“Ya biasa saja sih”(S8/MU13/B1)


a.3 Kategori Usia Dewasa Madya

Pengalaman emosi yang muncul pada kategori usia dewasa

madya setelah bertindak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat

pada Tabel 18.

Tabel 18
Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Madya
Pencapaian Emosi Emosi
Tujuan Individu Positif Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum Nyaman - -
Lega
Peraturan Bersyukur Takut -
Tidak tega
Norma Senang - -
Lega
Bahagia
Tujuan Bertahan - Takut -
hidup Menyesal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya

hukum, hanya tema emosi positif yang muncul setelah individu

dewasa madya bertindak sesuai standart sosial. Tema emosi positif

yang muncul antara lain:

“...Mbawanya juga ndak ragu-ragu. Jadi enak. Walaupun


ketemu kan enak...”(S5/MU17/B3-4)
“...Plong gitu. Kan sudah diberikan...”(S5/MU17/B4)
Selain itu, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya peraturan, hanya tema emosi positif dan emosi negatif

yang muncul setelah individu dewasa madya bertindak sesuai

standart sosial. Tema emosi positif yang muncul antara lain:

“Tapi syukur bisa diamankan, diatasi.”(S5/MU6/B1)


“Kasihan. Yang jelas kasihan dengan anak itu. Sebenernya
perlu ditolong.”(S5/MU28/B1)
Sedangkan tema emosi negatif yang muncul setelah individu

dewasa madya bertindak sesuai standart sosial, yang berkaitan

dengan peraturan, yaitu:

“Takut. Takut diancam. Takut marah sungguhan. Nanti


kalau marah sungguhan kan jadi rame.”(S5/MU42/B1)
Jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya

norma, hanya tema emosi positif yang muncul setelah individu

dewasa madya bertindak sesuai standart sosial. Tema emosi positif

yang muncul antara lain:

“...senang, terus gimana ya?”(S9/MU33/B2)


“...wah, wes lega, ini wes mari, ini wes mari...”(S6/MU52/B2)
“...Ada perasaan suka cita...”(S6/MU/39/B1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Berikut merupakan tema-tema emosi negatif yang muncul

setelah individu dewasa madya bertindak sesuai standart sosial,

yang berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup:

“Ya disamping itu ya kalau tadi takut kesetrum...”


(S5/MU65/B1)
“Ya termasuk cuman hanya getun ya...”(S5/MU66/B1)
b. Isi Kognitif

b.1 Kategori Usia Remaja

Isi Kognitif yang muncul pada kategori usia remaja setelah

bertindak sesuai standart sosial dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19

Isi Kognitif Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada


Kategori Usia Remaja
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum Perspektif Individu
Mempertahankan representasi diri
Peraturan Perspektif Individu
Mempertahankan representasi diri
Memikirkan dampak positif atas tindakan
Menghindari dampak negatif atas tindakan
Lingkungan Sekitar
Penilaian lingkungan sekitar terhadap
individu
Fisiologis
Jantung berdebar-debar
Norma Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas tindakan
Memikirkan dampak negatif atas tindakan
Mempertahankan representasi diri
Lingkungan Sekitar
Puas karena mendapat respon positif dari
lingkungan sekitar
Menyesal karena tertinggal dari kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Tabel 19 (lanjutan)
Tujuan Bertahan Perspektif Individu
Hidup Tidak memikirkan keputusan yang telah
diambil
Memikirkan dampak positif atas tindakan

Jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya

yang berkaitan dengan hukum, hanya tema perspektif individu

yang muncul setelah individu remaja bertindak sesuai standart

sosial. Tema perspektif individu yang muncul yaitu:

“...ya intinya se-stress-stressnya dan se-sumppek-sumpeknya


saya tidak akan melakukan hal itu.”(S7/MU13/B2-3)
Selain itu, tema perspektif individu yang muncul pada individu

remaja setelah bertindak sesuai standart sosial, jika berkaitan

dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya peraturan, antara

lain:

“...Soalnya saya itu, bagaimanapun hasilnya, ya itu hasil


perjuangan saya. Gitu.”(S3/MU34/B1-2)
“...woo untung udah ngerjain jadi bisa kerja tugas lainnya
atau main-main dulu. Jadi ndak beban lagi
gitu.”(S3/MU54/B1-3)
“...Untung saya tadi nggak bolos. Kalau saya ngggak masuk,
saya ketinggalan banyak banget padahal pelajarannya sulit
dan tugasnya banyak banget...”(S3/MU15/B6-8)
Berikut merupakan tema lingkungan sekitar yang muncul pada

individu remaja setelah bertindak sesuai standart sosial, jika

berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya peraturan:

“...Terus kalau ini deg-deggaannya lebih ke reaksi kelas


kepada saya. Waktu saya angkat tangan dan langsung
ngomong itu, kan perhatian langsung ke saya semua. Jadi
grogi. Kan jadi pusat perhatian.”(S3/MU46/B3&5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Sedangkan, berikut merupakan tema fisiologis yang muncul

pada individu remaja setelah bertindak sesuai standart sosial, jika

berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya peraturan:

“Ya itu sih, lebih ke deg-deggan tadi.”(S3/MU44/B1)


b.2 Kategori Usia Dewasa Awal

Isi Kognitif yang muncul pada kategori usia dewasa awal

setelah bertindak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat pada

Tabel 20.

Tabel 20
Isi Kognitif Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Awal
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas tindakan
Memikirkan dampak negatif atas tindakan
Mempertahankan representasi diri
Peraturan Perspektif Individu
Mempertahankan representasi diri
Keluarga
Kelekatan dengan keluarga
Norma Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas tindakan
Memikirkan dampak negatif atas tindakan
Mempertahankan representasi diri
Tujuan Bertahan Perspektif Individu
Hidup Memikirkan dampak negatif atas tindakan

Jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya

yang berkaitan dengan hukum, hanya tema perspektif individu

yang muncul setelah individu dewasa awal bertindak sesuai

standart sosial. Tema perspektif individu yang muncul antara lain:

“...yo tenang...”(S4/MU11/B1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

“Cuman opo yo? Aku pikir lagi, yo itu ndak baik lah buat
aku.”(S8/MU17/B1-2)
“Tapi kalau nggak melakukan kan ada kepuasan batin kan.
Wah aku orang`e nggak kejem gitu.”(S4/MU14/B2)
Sedangkan jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya yang berkaitan dengan peraturan, hanya tema perspektif

individu dan tema keluarga yang muncul setelah individu dewasa

awal bertindak sesuai standart sosial. Tema perspektif individu

yang muncul yaitu:

“Soalnya ngelakuinnya ya bukan karena disuruh atau di


paksa ya reflek aja . enggak ngerasain apa- apa. Aku soalnya
di kos itu banyak tipe- tipe orang itu kaya. Cuman ya enggak
tau sih bener atau nggak. Mangkanya di suruh kerja bakti
buat beresin kos, masuk satu- satu ke kamar terus pintu
kamarnya di tutup...”(S1/MU51/B3-10)
Sedangkan tema keluarga yang muncul setelah individu

dewasa awal bertindak sesuai standart sosial, yang berkaitan

dengan peraturan, yaitu:

“Ah aku udah ngelakuin pasti ibuk seneng kalau misalnya


dulu aku “cabut” sekarang aku nggak lagi. Sekarang aku
serius.”(S1/MU24/B1-3)
Selain itu, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya yang berkaitan dengan norma, hanya tema perspektif

individu yang muncul setelah individu dewasa awal bertindak

sesuai standart sosial. Tema perspektif individu yang muncul antara

lain:

“...Aku bisa deket sama Tuhan...”(S8/MU31/B8)


“...Aku pikir lagi, yo itu ndak baik lah buat
aku.”(S8/MU17/B1-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

“...Apa namane ngepek bojo ki ora mung ngepek bojo, tapi


aku punya kewajiban untuk memenuhi kebutuhan dia gitu
lhoh.”(S4/MU35/B3-4)
Tema perspektif individu yang muncul setelah individu dewasa

awal bertindak sesuai standart sosial, yang berkaitan dengan

pencapaian tujuan bertahan hidup, yaitu:

“Cuman opo yo? Aku pikir lagi, yo itu ndak baik lah buat
aku.” (S8/MU17/B1-2)

b.3 Kategori Usia Dewasa Madya

Isi Kognitif yang muncul pada kategori usia dewasa madya

setelah bertindak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat pada

Tabel 21.

Tabel 21
Isi Kognitif Setelah Bertindak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Madya
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum Perspektif Individu
Memikirkan dampak negatif atas tindakan
Memikirkan dampak positif atas tindakan
Peraturan Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas tindakan
Memikirkan dampak negatif atas tindakan
Norma Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas tindakan
Mempertahankan representasi diri
Tujuan Bertahan Persektif Individu
Hidup Menghindari dampak negatif atas tindakan

Hanya tema perspektif individu yang muncul setelah individu

dewasa madya bertindak sesuai standart sosial, jika berkaitan

dengan pencapaian tujuan identitas (khususnya hukum, peraturan,

serta norma) dan pencapaian tujuan bertahan hidup.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Berikut merupakan tema perspektif individu yang muncul

setelah individu dewasa madya bertindak sesuai standart sosial, jika

berkaitan dengan hukum:

“...Setelah ndak bawa pulang yang dipikirkan anu, wong ini


sudah termasuk barang bekas, lama-lama dimakan rayap
atau habis musnah. Kan gitu. Ndak ada
manfaatnya...”(S5/MU20/B1-4)
“Kecuali kalau sudah ijin dari kepala sekolah. Pak ini sudah
ndak tepakai, boleh dibawa pulang. Mbawanya juga ndak
ragu-ragu. Jadi enak. Walaupun ketemu kan enak. Plong
gitu. Kan sudah diberikan...”(S5/MU17/B1-4)
Sedangkan tema perspektif individu yang muncul setelah

individu dewasa madya bertindak sesuai standart sosial, jika

berkaitan dengan peraturan, antara lain:

“...Ada berita apa setelah ini di sana? Kok adem adem ayem
aja, berarti sudah ndak apa-apa. Setelah itu saya lega
sudah...”(S5/MU43/B8-10)
“...Nanti kalau marah sungguhan kan jadi
rame.”(S5/MU42/B1-2)
Berikut merupakan tema perspektif individu yang muncul

setelah individu dewasa madya bertindak sesuai standart sosial, jika

berkaitan dengan norma:

“Kedua itu pikirannya juga tenang gitu.”(S9/MU14/B1)


“...Misalnya saya bangun duluan. Saya tahu “oh ini perlu
masak air, perlu masak nasi. Lho kok belum masak, kok
belum ada persiapan?...”(S6/MU49/B2-4)
Sedangkan tema perspektif individu yang muncul setelah

individu dewasa madya bertindak sesuai standart sosial, jika

berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup, yaitu:

“...Takut kesetrum. Mati saya nanti.”(S5/MU64/B1)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

2.2 Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial

a. Pengalaman Emosi

a.1 Kategori Usia Remaja

Pengalaman emosi yang muncul pada kategori usia remaja

setelah bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat

pada Tabel 22.

Tabel 22
Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial
Pada Kategori Usia Remaja
Pencapaian Emosi Emosi
Tujuan Individu Positif Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum - - -
Peraturan - - Tidak ada emosi
yang muncul
Norma Senang Tidak -
Lega nyaman
Bersalah
Menyesal
Tujuan Bertahan - - -
Hidup

Tidak ditemukan tindakan yang tidak sesuai standart sosial jika

berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup dan pencapaian

tujuan identitas (khususnya yang berkaitan dengan hukum), pada

individu remaja. Oleh karena itu, tidak ditemukan tema emosi

positif, emosi negatif, maupun tema tidak ada emosi yang muncul

setelah bertindak tidak sesuai standart sosial, khususnya yang

berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup dan pencapaian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

tujuan identitas (khususnya yang berkaitan dengan hukum), pada

individu remaja.

Meskipun demikian, hanya tema tidak ada emosi yang muncul

setelah individu remaja bertindak tidak sesuai standart sosial, yang

berkaitan dengan peraturan. Tema tidak ada emosi tersebut yaitu:

“Aku perasaan sih biasa sih. Lebih ke cuek. Wong toh kan
juga aku ngelakuin yang lebih penting gitu.”(S3/MU96/B1-2)

Sedangkan jika berkaitan dengan norma, hanya tema emosi

positif dan emosi negatif yang muncul setelah individu remaja

bertindak tidak sesuai standart sosial. Tema-tema emosi positif

tersebut meliputi:

“...Yang pertama seneng. Maksudnya lega karena ndak ada


masalah yang muncul antara orang tua dan anak
tadi...”(S3/MU83/B1-3)
“Lega...”(S7/MU58/B1)
Berikut merupakan tema-tema emosi negatif yang muncul

setelah individu remaja bertindak tidak sesuai standart sosial,

khususnya jika berkaitan dengan norma:

“...Terus mikirnya juga kalau sering-sering bohongin mamak


juga gak enak.”(S2/MU46/B3)
“Rasa bersalah kepada orang tuanya.”(S3/MU85/B1)
“Lebih kepada menyesal ya...”(S7/MU68/B1)

a.2 Kategori Usia Dewasa Awal

Pengalaman emosi yang muncul pada kategori usia dewasa

awal setelah bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat

dilihat pada Tabel 23.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Tabel 23
Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial
Pada Kategori Usia Dewasa Awal
Pencapaian Emosi Emosi
Tujuan Individu Positif Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum - Menyesal -
Peraturan Senang Takut -
Norma Lega Tidak Tidak ada emosi
Senang peduli yang muncul
Inferior
Malu
Menyesal
Takut
Berdosa
Bersalah
Tujuan Bertahan - - Tidak ada emosi
Hidup yang muncul

Jika berkaitan dengan hukum, hanya tema emosi negatif yang

muncul setelah individu dewasa awal bertindak tidak sesuai

standart sosial. Tema-tema emosi negatif tersebut yaitu:

“Di situ hal yang paling aku sesali...”(S1/MU79/B1)


Disamping itu, jika berkaitan dengan peraturan, hanya tema

emosi positif dan emosi negatif yang muncul setelah individu

dewasa awal bertindak tidak sesuai standart sosial. Tema-tema

emosi positif tersebut yaitu:

“Kalau dapet ya seneng...”(S1/MU97/B1)


Sedangkan berikut merupakan tema emosi negatif yang

muncul setelah individu dewasa awal bertindak tidak sesuai

standart sosial, yang berkaitan dengan peraturan:

“...Dan setelah itu nggak berani lagi cabut sekolah soalnya


takut ketahuan bapak...”(S1/MU77/B6-8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Berikut merupakan tema-tema emosi positif yang muncul

setelah individu dewasa awal bertindak tidak sesuai standart sosial,

jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang

berkaitan dengan norma:

“Yaudah. Berarti ya sama-sama. Yaudah.”(S1/MU64/B1)


“Seneng”(S1/MU72/B1)
Sedangkan tema-tema emosi negatif yang muncul setelah

individu dewasa awal bertindak tidak sesuai standart sosial, jika

berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang

berkaitan dengan norma, antara lain:

“Tapi kadang-kadang ya biarin aja...”(S8/MU76/B1)


“...Kan jadinya down.”(S1/MU90/B3)
“Pengen minta maaf tapi malu. Haduh harga diriku
dimana...”(S1/MU93/B1)
“Nyesel. Asem ki, kok aku ngono kuwi?”(S4/MU47/B1)
“...Sebenernya sama-sama takut sih”(S8/MU52/B2)
“...Kalau untuk membohongin orang tua itu paling dosa gedhe
lah menurut aku...”(S8/MU55/B6-7)
“...Kalau pas ibuk lagi ndak mood gitu ya aku ngerasa
bersalah gitu...” (S8/MU75/B2)
Berikut merupakan tema-tema tidak ada emosi yang muncul

setelah individu dewasa awal bertindak tidak sesuai standart sosial,

jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang

berkaitan dengan norma:

“Setelahnya ya biasa saja sih...”(S4/MU60/B1)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Selain itu, berikut merupakan tema-tema tidak ada emosi yang

muncul setelah individu dewasa awal bertindak tidak sesuai

standart sosial, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan

hidup:

“nggak ada sih.”(S4/MU76/B1)

a.3 Kategori Usia Dewasa Madya

Pengalaman emosi yang muncul pada kategori usia dewasa

madya setelah bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat

dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24
Pengalaman Emosi Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial
Pada Kategori Usia Dewasa Madya
Pencapaian Emosi Emosi
Tujuan Individu Positif Negatif Tidak Ada Emosi
Tujuan Identitas
Hukum - - -
Peraturan - - -
Norma - Menyesal Tidak ada emosi
Tidak yang muncul
nyaman
Tujuan Bertahan - - -
Hidup

Pada kategori usia dewasa madya, hanya muncul tindakan

tidak sesuai standart sosial, jika berkaitaan dengan norma.

Sehingga tidak ada tema emosi positif, tema emosi negatif, dan

tema tidak ada emosi yang muncul pada individu dewasa madya

setelah bertindak tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan

pencapaian tujuan bertahan hidup dan pencapaian tujuan identitas,

khususnya yang berkaitan dengan hukum dan peraturan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Meskipun demikian, hanya ditemukan tema-tema emosi

negatif dan tidak ada emosi yng muncul pada individu dewasa

madya setelah bertindak tidak sesuai standart sosial, yang berkaitan

dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya jika berkaitan

dengan norma. Tema-tema enosi negatif tersebut meliputi:

“Penyesalan. Penyesalan. Sebetulnya ada rasa penyesalan.


Seperti itu.”(S6/MU7/B1)

“Tetep ndak nyaman”(S6/MU72/B1)

Sedangkan tema tidak ada emosi yang muncul setelah individu

dewasa madya bertindak tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan

dengan norma, yaitu:

“Anu, biasa-biasa saja. Kalau untuk itu biasa-biasa


saja.”(S6/MU83/B1)
b. Isi Kognitif

b.1 Kategori Usia Remaja

Isi Kognitif yang muncul pada kategori usia remaja setelah

bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat pada

Tabel 25.

Tabel 25
Isi Kognitif Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Remaja
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum -
Peraturan Perspektif Individu
Mencari pembenaran atas tindakan
Norma Perspektif Individu
Mencari pembenaran atas tindakan
Mampu mengungkapkan emosi terpendam
Menyadari dan memperbaiki kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Tabel 25 (lanjutan)
Lingkungan Sekitar
Menyesal karena tertinggal dari kelompok
Keluarga
Mempertahankan kepercayaan orang tua
Tujuan Bertahan -
Hidup

Pada individu remaja, tidak ditemukan tindakan tidak sesuai

standart sosial yang muncul, jika berkaitan dengan pencapaian

tujuan identitas (hukum) dan pencapaian tujuan bertahan hidup.

Oleh karena itu, tidak ditemukan tema-tema isi kognitif yang

muncul setelah bertindak tidak sesuai standart sosial, khususnya

yang berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas (hukum) dan

pencapaian tujuan bertahan hidup pada individu remaja.

Meskipun demikian, jika berkaitan dengan pencapaian tujuan

identitas yang khususnya berkaitan dengan peraturan, maka hanya

tema perspektif individu yang muncul. Berikut merupakan tema

perspektf individu yang muncul pada individu remaja setelah

bertindak tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan

peraturan:

“...Wong toh kan juga aku ngelakuin yang lebih penting


gitu.”(S3/MU96/B1-2)
Berikut merupakan tema perspektf individu yang muncul pada

individu remaja setelah bertindak tidak sesuai standart sosial, jika

berkaitan dengan norma:

“...Tapi ndak masalah kan ndak tahu” (S3/MU86/B1)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

“...Terkadang setelah melakukan ketiga hal itu efek dari


stress saya itu saya merasa lega...”(S7/MU58/B1-2)
“...Ya biar jadinya endak, ya berobat lah biar endak gimana
ya mbak. Endak bohong- bohong terus.”(S2/MU54/B5-6)
Selain itu, berikut merupakan tema lingkungan sekitar yang

muncul pada individu remaja setelah bertindak tidak sesuai standart

sosial, jika berkaitan dengan norma:

“...Yaampun mengapa saya sholat lima waktu saja ndak


bisa, padahal orang tua, orang lain bisa melakukan
itu...”(S7/MU69/B3-4)
Tema keluarga yang muncul pada individu remaja setelah

bertindak tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan norma,

yaitu:

“Ya kan orang tua jauh-jauh percayain kita udah di sini.


Masak kita balesnya dengan bohongin
mereka”(S2/MU47/B1-2)
b.2 Kategori Usia Dewasa Awal

Isi Kognitif yang muncul pada individu kategori usia dewasa

awal setelah bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat

dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26
Isi Kognitif Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Awal
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum Perspektif Individu
Menyadari kesalahan
Peraturan Perspektif Individu
Mencari pembenaran atas tindakan
Menyadari dan memperbaiki kesalahan
Norma Perspektif Individu
Memenuhi rasa ingin tahu
Mencari pembenaran atas tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Tabel 26 (lanjutan)
Menghindari keadaan yang tidak
menyenangkan
Menyadari dan memperbaiki kesalahan
Telah terbiasa
Keluarga
Respon negatif keluarga atas tindakan
Menyadari dan memperbaiki kesalahan atas
permintaan pasangan
Tujuan Bertahan Perspektif Individu
Hidup Menemukan Pembenaran atas tindakan
Fisiologis
Gerah

Berikut merupakan tema persektif individu yang muncul pada

individu dewasa awal setelah bertindak tidak sesuai standart sosial,

jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas, khususnya yang

berkitan dengan hukum:

“...Ya aku nyesel aja waktu itu, kok bisa itu lhoh aku
ngelempar pisau ke dia.”(S1/MU80/B5)
Sedangkan tema perspektif individu yang muncul pada

individu dewasa awal setelah bertindak tidak sesuai standart sosial,

jika berkaitan dengan peraturan, antara lain:

“...Kadang ada pelajaran yang memang bener aku nggak


ngerti. Terus yang mau dipelajarin apa. Toh aku nggak
ngerti juga...”(S1/MU106/B2-4)

“...kalau nggak dapet contekkan terus nilainya jelek. Aku


malah mikirnya aku harus lebih baik lagi lebih belajar lagi
kalau ada ujian.”(S1/MU104/B4-7)
Selain itu, berikut merupakan tema perspektif individu yang

muncul pada individu dewasa awal setelah bertindak tidak sesuai

standart sosial, jika berkaitan dengan norma:

“Iya pengen tau. Berarti, dia terima nggak apa yang dia
lakukan dilakuin balik gitu?...”(S1/MU65/B1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

“...Terus yang ikut ngata-ngatain itu juga banyak. Itu yang


buat aku seneng. Berarti kan bener.”(S1/MU73/B2-4)
“Seneng sih sebenernya. Selamat dari pertengkaran...”
(S1/MU74/B1-2)
“...Awalnya milih salah satu. Aku nyadar setelah mikir lagi.
Kalau aku terus ngelakuin kayak gini nggak baik buat aku
sendiri, terus aku tinggalin...”(S1/MU101/B1-4)
“...Lha wong wes biasa kok.”(S4/MU68/B2)
Berikut merupakan tema keluarga yang muncul pada individu

dewasa awal setelah bertindak tidak sesuai standart sosial, jika

berkaitan dengan norma:

“Iya kan jadi marah istrine”(S4/MU54B1)


“Tapi nek sekarang ya ke gereja terus, lha sudah ada
helder`e(istri)”(S4/MU70/B1-2)
Selain itu, tema perspektif individu yang muncul setelah

individu dewasa awal bertindak tidak sesuai standart sosial, yang

berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup, yaitu:

“...Tapi harus`e pulang kerja ki yo bisa, tapi mambu kasur


wes geletakkan wes males.”(S4/MU75/B3-4)
Sedangkan tema fisiologis yang muncul setelah individu

dewasa awal bertindak tidak sesuai standart sosial, yang berkaitan

dengan pencapaian tujuan bertahan hidup, yaitu:

“Sumuk”(S4/MU74/B1)

b.3 Kategori Usia Dewasa Madya

Isi Kognitif yang muncul pada kategori usia dewasa madya

setelah bertindak tidak sesuai dengan standart sosial dapat dilihat

pada Tabel 27.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Tabel 27
Isi Kognitif Setelah Bertindak Tidak Sesuai Standart Sosial Pada
Kategori Usia Dewasa Madya
Tujuan Individu Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum -
Peraturan -
Norma Perspektif Individu
Menyadari dan memperbaiki kesalahan
Memikirkan dampak negatif atas tindakan
Mencari pembenaran atas tindakan
Tujuan Bertahan -
Hidup

Pada kategori usia dewasa madya, hanya muncul tindakan

tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan dengan norma. Sehingga

tidak ada tema-tema isi kognitif yang muncul pada individu dewasa

madya setelah bertindak tidak sesuai standart sosial, jika berkaitan

dengan pencapaian tujuan bertahan hidup dan pencapaian tujuan

identitas, khususnya yang berkaitan dengan hukum dan peraturan.

Meskipun demikian, hanya ditemukan tema-tema perspektif

individu yang muncul pada individu dewasa madya setelah

bertindak tidak sesuai standart sosial, yang berkaitan dengan

pencapaian tujuan identitas, khususnya jika berkaitan dengan

norma. Tema-tema perspektif individu tersebut meliputi:

“Aku merasa ndak nyaman, merasa ada penyesalan dan


ingin memperbaiki...” (S6/MU73/B1-2)
“...Tapi ya herannya begitu aku ngetawain orang, aku
sendiri yang kena...”(S6/MU62/B1-2)
“...Ya itu tadi nyari pembenaran. Pokok`e sing penting pagi
tadi aku udah doa...”(S6/MU83/B1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

D. PEMBAHASAN

Secara umum emosi yang muncul dan mendasari tindakan individu di

dalam kehidupan sehari-hari, dapat digolongkan berdasarkan pencapaian

tujuan individu serta berdasarkan sifatnya. Para ahli mengungkapkan bahwa

bila berdasarkan pencapaian tujuan individu, emosi dasar akan muncul jika

berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup atau survival goal

(Ekman, 2003; Izard, 2007; Tangney dkk., 2007; Tracy & Robins, 2007),

sedangkan emosi moral akan muncul jika berkaitan dengan pencapaian tujuan

identitas atau identity goal (Tangney dkk., 2007).

Selaras dengan hal tersebut, penelitian ini juga menemukan bahwa emosi

dasar akan muncul jika tindakan individu berkaitan dengan pencapaian tujuan

bertahan hidup. Misalnya rasa takut yang muncul setelah individu terhindar

dari sengatan listrik. Sebaliknya, emosi moral akan muncul jika tindakan

individu berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas. Misalnya rasa bersalah

yang muncul, setelah individu bertindak tidak sesuai dengan norma yang

berlaku. Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa emosi dasar akan

tetap muncul meskipun tindakan individu berkaitan dengan pencapaian tujuan

identitas. Misalnya rasa takut akan dicemooh oleh orang lain dapat

mendorong individu untuk bertindak sesuai dengan norma yang berlaku di

masyarakat.

Bila berdasarkan sifatnya, emosi dapat dibedakan menjadi emosi positif

dan emosi negatif. Penelitian ini menemukan bahwa bila berdasarkan

sifatnya, emosi-emosi yang muncul dan mendasari tindakan individu dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

kehidupan sehari-hari meliputi, emosi positif, emosi negatif, dan tidak ada

emosi.

Berbicara mengenai emosi positif dan emosi negatif, beberapa penelitian

sebelumnya mengkaitkan emosi positif dengan hal-hal atau tindakan yang

juga bersifat positif. Misalnya berkaitan dengan tingkat kesuksessan,

membentuk ikatan sosial yang positif, kesehatan mental, serta menghindari

tindakan yang merugikan (Baumgardner & Crothers, 2009; Keltner & Kring,

1998). Sedangkan sebaliknya, emosi negatif dikaitkan dengan hal-hal atau

tindakan yang bersifat negatif. Misalnya berkaitan dengan keinginan untuk

menyerang, represi, bersembunyi, menghilang, atau keinginan untuk mati

(Lickel, 2005; Strongman, 2003; Tangney, 2007).

Namun, beberapa penelitian lain justru menunjukkan bahwa emosi

negatif tidak selalu berkaitan dengan hal-hal atau tindakan yang juga bersifat

negatif. Misalnya dapat mengurangi kriminalitas, diperlukan untuk

menghadapi keadaan yang berbahaya dan mengancam, serta mendorong

individu untuk mematuhi aturan sosial yang berlaku (Braithwaite, 2000;

Fredickson, 2001; Keltner, 1995).

Berkenaan dengan hal tersebut, penelitian ini menemukan bahwa emosi

positif tidak selalu berkaitan dengan keadaan atau tindakan yang juga bersifat

positif, dan demikian pula sebaliknya dengan emosi negatif yang tidak selalu

berkaitan dengan keadaan atau tindakan yang bersifat negatif. Misalnya

emosi positif seperti nyaman yang berkaitan dengan tema menemukan

pembenaran atas tindakan, serta sayang yang berkaitan dengan tema


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

menghindari keadaan yang tidak menyenangkan muncul sebelum individu

bertindak tidak sesuai dengan standart sosial.

Sebaliknya beberapa emosi negatif yang muncul pada individu, seperti:

(a) stress, bersalah, malu, tertekan, malas, dan sedih yang berkaitan dengan

tema mempertahankan representasi diri,

(b) takut dan tidak nyaman yang berkaitan dengan tema memikirkan dampak

negatif tindakan,

(c) suasana hati yang cenderung mudah berubah, inferior, dan terpaksa yang

berkaitan dengan tema kelekatan dengan keluarga,

(d) menyesal yang berkaitan dengan tema menyadari dan memperbaiki

kesalahan,

(e) seta gelisah yang berkaitan dengan tema kelekatan lingkungan sekitar,

justru muncul sebelum individu bertindak sesuai dengan standart sosial yang

berlaku.

Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa kategori tidak ada emosi juga

muncul pada diri individu dalam bertindak, baik sesuai maupun tidak sesuai

standart sosial. Tidak ada emosi sebenarnya bukan berarti benar-benar tidak

ada emosi yang muncul, hanya saja intensitas emosi yang muncul sangat

rendah sehingga subjek dalam penelitian ini menjadi kesulitan untuk

menyebutkan emosi apa yang sedang ia alami.

Keadaan seolah-olah tidak ada emosi ini semakin mempertegas teori

sebelumnya yang dikemukakan oleh Paul Ekman (2003) dalam bukunya yang

berjudul Emotions revealed: Recognizing faces and feeling to improve


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

comunication and emotional life. Beliau mengemukakan bahwa terkadang

individu mengalami keadaan dimana tidak ada emosi yang muncul ketika

merespon suatu keadaan atau peristiwa, tetapi sebenarnya individu tersebut

hanya tidak mampu mendeteksi emosi yang muncul di dalam dirinya karena

memiliki intensitas yang teralu kecil.

Jika berbicara mengenai emosi, dalam kehidupan sehari-hari pengalaman

emosi sebenarnya tidak dapat dilepaskan dengan kognitif. Para ahli

sebelumnya mengungkapkan bahwa emosi selalu melibatkan proses kognitif

di dalamnya, sehingga dapat memunculkan beberapa emosi tertentu di dalam

diri individu (Candald dkk., 1977; Ekman, 2003; Fredikson & Barbara, 2001;

Izard, 2007; Tracy, 2007). Selaras dengan hal tersebut, penelitian ini

menemukan bahwa secara keseluruhan, emosi yang mendasari tindakan

inidvidu dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat melalui pengalaman emosi

dan isi kognitif yang muncul dan dialami oleh individu. Hal ini disebabkan

karena pengalaman emosi yang muncul pada individu selalu berkaitan dengan

kemunculan isi kognitif yang juga dialami oleh individu tersebut.

Pengalaman emosi yang dimaksud dalam hal ini yaitu macam-macam

emosi yang muncul, dialami, dan disadari oleh subjek penelitian. Sedangkan

isi kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu hal-hal yang terlintas di

dalam benak subjek penelitian yang berkaitan dengan munculnya emosi

tertentu. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, pengalaman emosi

yang muncul pada individu dalam bertindak meliputi kategori emosi positif,

emosi negatif, dan tidak ada emosi. Sedangkan, isi kognitif yang muncul pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

individu dalam bertindak meliputi, kategori perspektif individu, religiusitas,

lingkungan sekitar, keluarga, serta fisiologis.

1. Pengalaman emosi dan isi kognitif yang muncul sebelum individu

bertindak sesuai standart sosial.

Penelitian ini menemukan bahwa kategori emosi negatif lebih sering

muncul sebelum individu bertindak sesuai dengan hukum yang berlaku.

Emosi negatif tersebut meliputi:

(a) stress dan sedih yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif

individu, yaitu memenuhi dan mempertahankan representasi diri,

(b) takut yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif individu,

yaitu menyadari dan mematuhi standart sosial, bimbang, menghindari

dampak negatif tindakan, serta memenuhi dan mempertahankan

representasi diri,

(c) serta tidak nyaman yang berkaitan dengan munculnya kategori

perspektif individu, yaitu menghindari dampak negatif tindakan.

Meskipun demikian, kategori emosi positif yang muncul sebelum

individu bertindak sesuai dengan hukum yaitu tidak tega. Dalam hal ini,

rasa tidak tega berkaitan dengan kategori munculnya perspektif individu

mengenai memenuhi dan mempertahankan representasi diri.

Selain itu, emosi positif seperti tidak tega juga muncul pada individu

sebelum bertindak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Namun pada

konteks ini, kemunculan tema emosi tidak tega selain berkaitan dengan

perspektif individu yaitu memenuhi dan mempertahankan representasi diri,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

tetapi juga berkaitan dengan munculnya tema menghindari dampak negatif

atas tindakan, serta kategori keluarga yaitu kelekatan keluarga.

Sedangkan emosi negatif yang muncul sebelum individu bertindak

sesuai dengan peraturan meliputi:

(a) terpaksa dan suasana hati cenderung mudah berubah, yang berkaitan

dengan munculnya kategori perspektif individu yaitu menghindari

dampak negatif tindakan, memenuhi dan mempertahankan

representasi diri. Selain itu rasa terpaksa juga berkaitan dengan

kategori keluarga yaitu kelekatan keluarga,

(b) takut yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif individu

yaitu memenuhi dan mempertahankan representasi diri, serta kategori

fisiologis yaitu jantung berdebar-debar,

(c) menyesal dan bersalah yang berkaitan dengan memenuhi dan

mempertahankan representasi diri, bimbang, menghindari dampak

negatif tindakan, serta menyadari dan memperbaiki kesalahan,

(d) tidak nyaman dan malas yang berkaitan dengan menghindari dampak

negatif tindakan dan bimbang,

(e) inferior yang berkaitan dengan munculnya kategori keluarga yaitu

kelekatan dengan keluarga,

(f) dan malu yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif

individu yaitu memenuhi dan mempertahankan representasi diri, serta

menghindari dampak negatif tindakan. Munculnya rasa malu juga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

berkaitan dengan munculnya kategori religiusitas yaitu ajaran agama

dapat mempengaruhi pola pikir individu.

Selain itu, tidak ada emosi yang muncul juga dialami individu

sebelum bertindak sesuai dengan peraturan yang berlaku, namun ini lebih

berkaitan dengan kategori perspektif individu yaitu memenuhi dan

mempertahankan representasi diri.

Sebelum individu bertindak sesuai dengan norma, emosi positif yang

muncul meliputi:

(a) nyaman yang berkaitan dengan munculnya kategori lingkungan

sekitar (kelekatan dengan lingkungan sekitar) dan kategori keluarga

(kelekatan dengan keluarga),

(b) sayang yang juga berkaitan dengan munculnya kategori lingkungan

sekitar (kelekatan dengan lingkungan sekitar) dan kategori keluarga

(kelekatan dengan keluarga), serta kategori perspektif individu yaitu

memenuhi dan mempertahankan representasi diri,

(c) bersyukur yang berkaitan dengan munculnya kategori religiusitas

yaitu dengan mematuhi ajaran agama,

(d) serta empati yang juga berkaitan dengan munculnya kategori

religiusitas yaitu dengan mematuhi ajaran agama, serta kategori

perspektif individu yaitu memenuhi dan mempertahankan representasi

diri.

Sedangkan emosi negatif yang muncul sebelum individu bertindak

sesuai dengan norma yang berlaku antara lain:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

(a) menyesal yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif

individu yaitu memenuhi dan mempertahankan representasi diri,

menghindari dampak negatif atas tindakan, serta menyadari dan

memperbaiki kesalahan. Selain itu, munculnya rasa menyesal juga

berkaitan dengan munculnya kategori religiusitas yaitu mematuhi

ajaran agama dan munculnya kategori fisiologis yaitu lelah,

(b) tertekan yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif

individu yaitu menghindari dampak negatif atas tindakan serta

memenuhi dan mempertahankan representasi diri. Selain itu,

munculnya rasa tertekan juga berkaitan dengan munculnya kategori

lingkungan sekitar yaitu termotivasi oleh lingkungan sekitar,

(c) gelisah yang juga berkaitan dengan munculnya kategori lingkungan

sekitar, tetapi lebih berkaitan dengan kelekatan dengan lingkungan

sekitar. Munculnya rasa gelisah juga berkaitan dengan munculnya

kategori perspektif individu yaitu memikirkan dampak positif atas

tindakan,

(d) takut yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif individu

yaitu bimbang serta memenuhi dan mempertahankan representasi diri,

kategori lingkungan sekitar yaitu kelekatan dengan lingkungan sekitar,

serta kategori keluarga yaitu kelekatan dengan keluarga,

(e) terpaksa yang yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif

individu yaitu bimbang serta memenuhi dan mempertahankan

representasi diri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

(f) malas yang berkaitan dengan munculnya kategori religiusitas yaitu

mematuhi ajaran agama,

(g) serta tidak nyaman yang berkaitan dengan munculnya kategori

perspektif individu yaitu menghindari dampak negatif tindakan.

Selain itu, kategori tidak ada emosi juga muncul sebelum individu

bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Kemunculan kategori tidak

ada emosi ini berkaitan dengan munculnya kategori perspektif individu

yaitu telah terbiasanya individu dengan keadaan atau tindakan tersebut.

Kategori tidak ada emosi juga muncul sebelum individu mencapai

tujuan bertahan hidup. Jika berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan

hidup, munculnya kategori tidak ada emosi ini tidak hanya berkaitan

dengan munculnya kategori perspektif individu yaitu telah terbiasanya

individu dengan keadaan atau tindakan tersebut, tetapi juga berkaitan

dengan mengesampingkan emosi yang muncul, memenuhi dan

mempertahankan representasi diri, serta menghindari dampak negatif atas

tindakan.

Sedangkan emosi negatif yang muncul sebelum individu mencapai

tujuan bertahan hidup meliputi stress, suasana hati cenderung mudah

berubah, dan tidak nyaman yang berkaitan dengan munculnya kategori

perspektif individu yaitu menghindari dampak negatif atas tindakan. Selain

itu, emosi-emosi tersebut juga berkaitan dengan munculnya kategori

lingkungan sekitar yaitu penilaian lingkungan sekitar terhadap individu

serta kumunculan kategori keluarga yaitu mematuhi orang tua.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

2. Pengalaman emosi dan isi kognitif yang muncul setelah individu

bertindak sesuai standart sosial.

Penelitian ini menemukan bahwa hanya emosi positif yang muncul

setelah individu bertindak sesuai dengan hukum. Emosi-emosi tersebut

meliputi:

(a) lega, senang dan puas yang berkaitan dengan munculnya kategori

perspektif individu yaitu mempertahankan representasi diri dan

memikirkan dampak positif atas tindakan,

(b) bersyukur dan nyaman yang berkaitan dengan munculnya kategori

perspektif individu yaitu memikirkan dampak positif atas tindakan,

(c) serta bangga yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif

individu yaitu mempertahankan representasi diri.

Sedangkan emosi positif yang muncul setelah individu bertindak

sesuai dengan peraturan meliputi:

(a) senang yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif individu

yaitu memikirkan dampak positif atas tindakan dan mempertahankan

representasi diri. Tidak hanya itu, kemunculan rasa senang juga

berkaitan dengan kemunculan kategori keluarga yaitu kelekatan

dengan keluarga,

(b) lega, bersyukur, dan tidak tega yang berkaitan dengan munculnya

kategori perspektif individu yaitu memikirkan dampak positif atas

tindakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Meskipun demikian, setelah bertindak sesuai dengan peraturan yang

berlaku, emosi-emosi negatif tetap muncul pada individu yang meliputi:

(a) menyesal yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif

individu yaitu dengan memikirkan dampak positif atas tindakan,

kategori lingungan sekitar yaitu penilaian lingkungan sekitar terhadap

individu, serta munculnya kategori fisiologis yaitu jantung berdebar-

debar,

(b) dan takut yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif

individu yaitu dengan memikirkan dampak positif atas tindakan.

Selain itu kategori tidak ada emosi juga muncul setelah individu

bertindak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tetapi munculnya

kategori emosi ini lebih berkaitan dengan kategori perspektif individu

yaitu mempertahankan representasi diri.

Disamping itu, setelah individu bertindak sesuai dengan norma yang

berlaku, emosi-emosi positif yang muncul antara lain:

(a) senang dan lega yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif

individu yaitu dengan memikirkan dampak positif atas tindakan dan

mempertahankan representasi diri,

(b) puas yang juga berkaitan dengan munculnya kategori perspektif

individu yaitu dengan memikirkan dampak positif atas tindakan dan

mempertahankan representasi diri. Tidak hanya itu, munculnya rasa

puas juga berkaitan dengan munculnya kategori lingkungan sekitar

yaitu puas karena mendapat respon positif dari lingkungan sekitar,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

(c) nyaman, sayang, dan bahagia yang berkaitan dengan munculnya

kategori perspektif individu yaitu dengan memikirkan dampak positif

atas tindakan.

Meskipun telah bertindak sesuai dengan norma, emosi negatif tetap

muncul pada diri individu. Emosi negatif tersebut antara lain:

(a) inferior yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif individu

yaitu dengan memikirkan dampak negatif atas tindakan dan munculnya

kategori lingkungan sekitar yaitu tertinggal dari kelompok,

(b) dan marah yang juga berkaitan dengan munculnya kategori perspektif

individu yaitu dengan memikirkan dampak negatif atas tindakan serta

mempertahankan representasi diri.

Selain itu, kategori tidak ada emosi juga muncul setelah individu

bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Tetapi munculnya kategori

emosi ini lebih berkaitan dengan kategori perspektif individu yaitu dengan

memikirkan dampak positif tindakan.

Disamping itu, emosi positif seperti rasa senang muncul setelah

individu mencapai tujuan bertahan hidup. Kemunculan emosi ini berkaitan

dengan munculnya kategori perspektif individu yaitu memikirkan dampak

positif tindakan atau bahkan tidak memikirkan keputusan yang telah

diambil.

Sebaliknya, emosi takut dan menyesal justru muncul setelah individu

mencapai tujuan bertahan hidup. Kemunculan emosi ini berkaitan dengan

munculnya kategori perspektif individu yaitu tetap memikirkan dampak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

negatif atas tindakan, bahkan meskipun ia telah mencapai tujuan bertahan

hidup.

Selain itu individu juga mengalami keadaan tidak ada emosi,

meskipun kemunculan kategori tidak ada emosi ini berkaitan dengan

kemunculan kategori perspektif individu yaitu tetap memikirkan dampak

negatif atas tindakan.

3. Pengalaman emosi dan isi kognitif yang muncul sebelum individu

bertindak tidak sesuai standart sosial

Hanya emosi negatif marah yang muncul sebelum individu bertindak

tidak sesuai dengan hukum. Kemunculan rasa marah ini berkaitan dengan

munculnya kategori perspektif individu yaitu ketidakmampuan dalam

mengendalikan emosi dan pikiran.

Sedangkan jika berkaitan dengan pencapaian tujuan identitas,

khususnya peraturan, hanya emosi-emosi negatif yang muncul pada diri

individu sebelum bertindak. Emosi-emosi negatif tersebut meliputi rasa

malas, tidak senang, dan takut yang kemunculannya berkaitan dengan

kategori perspektif individu yaitu menemukan pembenaran atas tindakan.

Meskipun tidak sesuai dengan standart sosial, khususnya norma,

emosi positif tetap muncul pada diri individu saat sebelum bertindak.

Emosi- emosi positif tersebut antara lain:

(a) nyaman yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif individu

yaitu menemukan pembenaran atas tindakan,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

(b) serta senang yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif

individu yaitu menemukan pembenaran atas tindakan dan menghindari

keadaan yang tidak menyenangkan.

Selain itu, emosi negatif yang muncul pada individu sebelum

bertindak tidak sesuai dengan norma meliputi:

(a) malas yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif individu

yaitu menemukan pembenaran atas tindakan dan munculnya kategori

fisiologis seperti lelah,

(b) tidak nyaman, bersalah, dan tidak peduli yang juga berkaitan dengan

munculnya kategori perspektif individu yaitu menemukan pembenaran

atas tindakan,

(c) marah yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif individu

seperti tidak mampu mengendalikan emosi dan pikiran serta

menemukan pembenaran atas tindakan. Selain itu, marah juga

berkaitan dengan munculnya kategori fisiologis yaitu refleks,

(d) terpaksa yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif

individu yaitu menemukan pembenaran atas tindakan dan bimbang,

(e) stress yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif individu

seperti tidak mampu mengendalikan emosi dan pikiran,

(f) tidak suka yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif

individu yaitu menemukan pembenaran atas tindakan, bimbang, dan

menghindari keadaan yang tidak menyenangkan,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

(g) takut dan berdosa yang berkaitan dengan munculnya kategori

religiusitas mengenai pelanggaran atas aturan yang diajarkan oleh

agama.

Selain itu, individu juga mengalami keadaan seolah-olah tidak ada

emosi sebelum bertindak tidak sesuai dengan norma yang berlaku.

Keadaan seolah-olah tidak ada emosi ini berkaitan dengan munculnya

kategori perspektif individu yaitu menemukan pembenaran atas tindakan.

Sedangkan jika berkaitan dengan pencapaian tujuan bertahan hidup,

hanya emosi negatif seperti rasa malas yang muncul sebelum individu

bertindak. Kemunculan rasa malas tersebut berkaitan dengan munculnya

kategori perspektif individu yaitu menemukan pembenaran atas tindakan

dan munculnya kategori fisiologis yaitu lelah.

4. Pengalaman emosi dan isi kognitif yang muncul setelah individu

bertindak tidak sesuai standart sosial

Emosi negatif seperti rasa menyesal merupakan satu-satunya kategori

emosi yang muncul setelah individu bertindak tidak sesuai dengan hukum

yang berlaku. Kemunculan emosi ini berkaitan dengan munculnya kategori

perspektif individu yaitu menyadari kesalahan.

Sedangkan jika berkaitan dengan peraturan, emosi positif seperti rasa

senang, tetap muncul meskipun individu telah bertindak tidak sesuai

dengan peraturan yang berlaku. Kemunculan rasa senang ini berkaitan

dengan munculnya kategori perspektif individu seperti mencari

pembenaran atas tindakan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Selain itu, emosi negatif seperti rasa takut akan muncul setelah

individu bertindak tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Kemunculan rasa takut ini berkaitan dengan munculnya kategori perspektif

individu seperti menyadari dan memperbaiki kesalahan.

Sedangkan keadaan seolah-olah tidak ada emosi juga dialami oleh

individu setelah bertindak tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Keadaan tidak ada emosi ini berkaitan dengan munculnya kategori

perspektif individu yaitu mencari pembenaran atas tindakan.

Selain itu, emosi positif seperti rasa senang dan lega muncul setelah

individu bertindak, meskipun tidak sesuai dengan norma yang berlaku.

Kemunculan emosi tersebut berkaitan dengan munculnya kategori

perspektif individu seperti mencari pembenaran atas tindakan,

menghindari keadaan yang tidak menyenangkan, dan memenuh rasa ingin

tahu.

Meskipun demikian, emosi-emosi negatif juga muncul setelah indvidu

bertindak tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Emosi-emosi negatif

tersebut meliputi:

(a) menyesal yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif

individu yaitu menyadari dan memperbaiki kesalahan, memikirkan

dampak negatif atas tindakan, sekaligus tetap mencari pembenaran atas

tindakan. Kemunculan rasa menyesal juga berkaitan dengan

munculnya kategori lingkungan sekitar yaitu tertinggal dari kelompok,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

(b) tidak nyaman yang juga berkaitan dengan munculnya kategori

perspektif individu mengenai menyadari dan memperbaiki kesalahan,

tetapi sekaligus tetap mencari pembenaran atas tindakan. Selain itu,

kemunculan rasa tidak nyaman juga berkaitan dengan munculnya

kategori keluarga yaitu mempertahankan kepercayaan orang tua,

(c) bersalah yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif

individu mengenai menyadari dan memperbaiki kesalahan, tetapi juga

sekaligus tetap mencari pembenaran atas tindakan,

(d) tidak peduli yang berkaitan dengan munculnya kategori perspektif

individu mengenai tetap mencari pembenaran atas tindakan,

(e) inferior dan malu yang berkaitan dengan munculnya kategori

perspektif individu mengenai menyadari dan memperbaiki kesalahan,

(f) takut dan berdosa meskipun berkaitan dengan munculnya kategori

perspektif individu yaitu tetap mencari pembenaran dan telah tersbiasa.

Selain itu, individu juga mengalami keadaan seolah-olah tidak ada

emosi yang muncul setelah bertindak tidak sesuai dengan norma yang

berlaku. Keadaan ini berkaitan dengan munculnya kategori perspektif

individu yaitu mencari pembenaran atas tindakan dan telah terbiasa, serta

munculnya kategori keluarga seperti respon negatif keluarga atas tindakan

serta menyadari dan memperbaiki kesalahan atas permintaan pasangan.

Namun, hanya keadaan seolah-olah tidak ada emosi yang muncul

setelah individu belum mampu mencapai tujuan bertahan hidup. Keadaan

seolah-olah tidak ada emosi ini berkaitan dengan munculnya kategori


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

perspektif individu seperti menemukan pembenaran dan kategori fisiologis

yaitu gerah.

Keseluruhan gambaran mengenai pengalaman emosi dan isi kognitif

individu dalam bertindak, baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai

standart sosial di kehidupan sehari-hari, dapat dilihat pada lampiran 26 dan

lampiran 27.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Emosi positif, emosi negatif, dan keadaan seolah-olah tidak ada

emosi merupakan emosi-emosi yang muncul dan mendasari individu

dalam bertindak. Sebelum individu bertindak sesuai dengan hukum yang

berlaku, muncul emosi positif seperti tidak tega, serta muncul pula emosi

negatif seperti stres, takut, sedih, dan tidak nyaman. Namun, setelah

individu bertindak sesuai dengan hukum yang berlaku, hanya emosi

positif yang muncul seperti bersyukur, puas, bangga, nyaman, lega, dan

senang. Berbeda ketika individu melakukan tindakan yang tidak sesuai

dengan hukum yang berlaku, hanya emosi negatif yang muncul, seperti

merasa marah saat sebelum bertindak dan kemudian merasa menyesal saat

setelah bertindak.

Ketika individu bertindak sesuai dengan pertauran yang berlaku,

ada dua jenis emosi yang muncul dan mendasari tindakan tersebut. Dua

jenis emosi tersebut adalah emosi positif seperti tidak tega, serta emosi

negatif seperti merasa inferior, terpaksa, takut, menyesal, bersalah, malas,

tidak nyaman, malu, dan suasana hati cenderung mudah berubah. Setelah

individu bertindak sesuai dengan peraturan yang berlaku, muncul emosi

positif seperti bersyukur, senang, lega, dan tidak tega. Tetapi muncul pula

emosi negatif seperti menyesal dan takut. Selain itu, keadaan seolah-olah

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

tidak ada emosi juga muncul pada diri individu, baik sebelum maupun

setelah bertindak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Sebelum individu bertindak tidak sesuai dengan peraturan yang

berlaku, hanya emosi negatif yang muncul seperti malas, tidak senang dan

takut. Selain itu, setelah individu bertindak tidak sesuai dengan peraturan

yang berlaku, tidak hanya emosi negatif seperti rasa takut saja yang

muncul, melainkan juga muncul keadaan seolah-seolah tidak ada emosi,

serta emosi positif seperti merasa senang.

Emosi yang mendasari individu sebelum bertindak sesuai dengan

norma yang berlaku meliputi, emosi positif, emosi negatif, serta keadaan

seolah-olah tidak ada emosi. Emosi positif meliputi nyaman, sayang,

bersyukur, dan empati. Sedangkan emosi negatif meliputi menyesal,

takut, tertekan, gelisah, terpaksa, dan malas. Selain itu, setelah individu

bertindak sesuai dengan norma yang berlaku, keadaan seolah-olah tidak

ada emosi, emosi positif, dan emosi negatif juga muncul. Emosi positif

tersebut meliputi senang, lega, puas, nyaman, bangga, dan bahagia.

Sedangkan Emosi negatif meliputi marah dan inferior.

Emosi positif, emosi negatif, dan keadaan seolah-olah tidak ada

emosi juga muncul pada diri individu sebelum bertindak tidak sesuai

dengan norma yang berlaku. Emosi positif tersebut meliputi rasa nyaman

dan senang. Sedangkan emosi negatif tersebut meliputi rasa malas, tidak

nyaman, bersalah, marah, terpaksa, stres, tidak peduli, tidak suka, takut,

dan berdosa. Selain itu, emosi positif, emosi negatif, dan keadaan seolah-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

olah tidak ada emosi juga muncul pada diri individu setelah bertindak

tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Emosi positif itu sendiri

meliputi rasa senang dan lega. Sedangkan emosi negatif itu sendiri

meliputi rasa menyesal, tidak nyaman, bersalah, tidak peduli, malu,

merasa inferior, takut, dan berdosa.

Sebelum individu melakukan tindakan yang berkaitan dengan

dapat mencapai tujuan bertahan hidup, hanya muncul emosi negatif (tidak

nyaman, stres, dan suasana hati cenderung mudah berubah) dan keadaan

seolah-olah tidak ada emosi. Sedangkan setelah individu melakukan

tindakan yang berkaitan dengan dapat mencapai tujuan bertahan hidup,

emosi yang muncul adalah emosi positif, emosi negatif, dan keadaan

seolah-olah tidak ada emosi. Emosi positif tersebut meliputi rasa senang,

dan emosi negatif tersebut meliputi rasa takut dan menyesal. Namun jika

berkaitan dengan belum tercapainya tujuan bertahan hidup, emosi negatif

seperti rasa malas akan muncul pada individu sebelum bertindak.

Sedangkan setelah bertindak, akan muncul keadaan seolah-olah tidak ada

emosi.

Kemunculan pengalaman-pengalaman emosi tersebut berkaitan

dengan munculnya isi kognitif yang juga dialami oleh individu dalam

bertindak di kehidupan sehari-hari. Isi kognitif tersebut meliputi

perspektif individu, religiusitas, lingkungan sekitar, keluarga, dan

fisiologis yang saling berkaitan satu sama lain.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

B. KEKUATAN PENELITIAN

Kekuatan penelitian ini yaitu penggunaan metode wawancara

sebagai metode pengumpulan data pada masing-masing subjek sehingga

dapat lebih menggali data penelitian secara mendalam. Selain itu,

kekuatan penelitian ini juga terletak pada subjek penelitian yang

berjumlah sembilan orang yang memiliki latar belakang usia, agama, serta

suku atau etnis yang beragam, sehingga data penelitian menjadi lebih

bervariasi.

Kekuatan ketiga dari penelitian ini yaitu terletak pada proses analisis

verbatim tiap subjek yang dilakukan secara berulang-ulang dan melalui

proses diskusi dengan teman sejawat untuk mengurangi kemelencengan

hasil sehingga mendapatkan hasil yang lebih konsisten. Tidak hanya itu,

peneliti juga melakukan member checking untuk mendapatkkan

kesepakatan data penelitian dari masing-masing subjek, sehingga hasil

penelitian sesuai dengan pengalaman subjek penelitian dan mampu

menggambarkan keadaan lapangan yang sesungguhnya. Kekuatan

penelitian yang berikutnya yaitu terletak pada pencantuman keseluruhan

proses penelitian, sehingga dapat lebih dipahami, dikaji dan

dikembangkan oleh peneliti lain.

C. KELEMAHAN PENELITIAN

Kelemahan pertama pada penelitian ini yaitu terletak pada jumlah

petanyaan penelitian yang banyak, sehingga beberapa subjek menjadi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

bosan dan cenderung membatasi jawaban yang diberikan. Selain itu,

kelemahan berikutnya dari penelitian ini yaitu subjek yang dirasa masih

perlu ditambah dalam segi jumlah maupun keragaman latar belakang suku

dan agama, agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih mendalam.

D. SARAN

Berikut ini merupakan saran yang peneliti ajukan kepada:

1. Peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan memperhatikan kelemahan-

kelemahan yang ada pada penelitian ini. Peneliti selanjutnya diharapkan

untuk menguasai keseluruhan pertanyaan penelitian dan mengatur alur

wawancara dengan lebih padat agar subjek tidak bosan dan semakin

memberikan jawaban yang lebih mendalam.

Selain itu, peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk menambah

jumlah dan variasi subjek penelitian agar mendapatkan hasil penelitian

dengan lebih menyeluruh dan mendalam.

2. Bagi psikolog dan praktisi

Bagi psikolog dan praktisi, melalui penelitian ini diharapkan dapat

semakin mendorong individu maupun masyarakat untuk lebih

menyadari dan memahami kemunculan emosi yang dapat mendasari

tindakan, sehingga diharapkan dapat semakin membantu dalam

mengatasi permasalahan perilaku individu maupun masyarakat di dalam

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan emosi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti, Y. (2008). Validitas Dan Reliabilitas Dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal


Keperawatan Indonesia, Vol. 12, No. 2, 2008, 137-141.

Batson, C. D., Klein, T. R., Highberger, L., & Shaw, L. L. (1995). Immorality
from empathy-induced altruism: When compassion and justice conflict.
Journal of Personality and Social Psychology, 68, 1042-1054.

Baumgardner, S. R., & Crothers, M. K. (2009). Positive Psychology. Prentice


Hall, New Jersey.

Bedford, O., & Kwang, K. K. (2003). Guilt and Shame in Chinese Culture: A
Cross-Cultural Framework from the Perspective of Morality and Identity.
Journal for the Theory of Social Behaviour 33:2 0021–8308. USA:
Blackwell Publishing.

Beer, J. S., Heerey, E. A., Keltner, D., Knight, R. T. (2003). The Regulatory
Function of Self-Conscious Emotion: Insights From Patients With
Orbitofrontal Damage. Journal of Personality and Social Psychology, Vol.
85, No. 4, 2003, 594–604.

Braithwaite, J. (2000). Shame and Criminal Justice. Canadian Journal of


Criminology, 42, 3; Academic Research Library, 281.

Cahya, Dirga. (2015). Pengakuan AK Soal Emosi Lalu Membunuh Hayriantira.


Diunduh dari Megapolitan.kompas.com/read/2015/08/07/15200451/ini.
Pengakuan.AK.Soal.Emosi.lalu.Membunuh.Hayriantira.

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

Campos, J. J., Campos, R. G., & Barrett, K. C. (1989). Emergent themes in the
study of emotional development and emotion regulation. Developmental
Psychology, 25, 394-402.

Candald, D. K., Fell, J. P., Keen, E., Leshner, A. I., Tarpy, R. M., Plutchik, R.
(1977). Emotion. Brooklyn: Cole Publishing Company.

Cartensen, Laura. L., Mayr, Urich., Pasupathi, Monisha., Nesselroade, John. R.


(2000). Emotional Experience in Everyday Life Across the Adult Life Span.
Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 79, No. 4, 2000, 644-
655.

Cartwright, Dorwin. (1950). Feelings and emotion:The Moosehearth Symposium.


New York: McGraw-Hill Book Company, Inc.

Creswell. J. W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitaif, dan


Mixed. Celeban Timur: Pustaka Pelajar.

Diamond, L. M., & Aspinwall, L. G. (2003). Emotion Regulation Across the Life
Span: An Integrative Perspective Emphasizing Self-Regulation, Positive
Affect, and Dyadic Processes. Motivation and Emotion, Vol. 27, No. 2.
2003, 125-156.

Downs. C., Smeyak. P., Martin. E. (1980). Professional Interviewing. New York:
Harper & Row Publisher.

Edelmann, R. J. (1987). The psychology of embarrassment. Chichester, UK:


Wiley.

Ekman, P. (1992). An argument for basic emotions. Cognition and Emotion, 6


(3/4), 169-200. San Francisco: University of California.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Ekman, P. (2003). Emotions revealed:Recognizing faces and feeling to improve


comunication and emotional life. New York : Henry Holt & Company.

Emmons, Robert A. (2005) Handbook of the Psychology of Religion and


Sprirituality. London: The Guiltford Press.

Finlayson, A. G., & Daniels, M. (2008). Western converting to Buddhism: An


exploratory grounded theory investigation. Transpersonal Psychology
Review, Vol. 12, No. 1, The British Psychology Soceity.

Fredrickson, Barbara L. (2001). The Role of Positive Emotion in Positive


Psychology: The Broaden and Build Theory of Positive Emotions. Am
Psychol. 2001 March : 56(3) : 218-226

Fredrickson & Levenson. (1998). Positive Emotions Speed Recovery from the
Cardiovascular Sequelae of Negative Emotions. Cogn Emot. 1998, 12(2):
191–220. doi:10.1080/026999398379718

Guerrero, L. K. & Andersen, P. (1997). Handbook of Communication and


Emotion: Research, Applications, and Contexts. San Diego: Academic
Press.

Gunawan, Imam. (2014). Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik.


Jakarta: Bumi Aksara.

Haidt, J. (2003). Elevation and the Positive Psychology of Morality. Dalam


Keyes, C. L. & Haidt, J. (Eds.), Flourishing: Positive Psychology and the
Life Well-Lived, (hh.275–89).Washington, DC: American Psychological
Association.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Haidt, J., & Keltner, D. (1997). Culture and Emotion: New Methods and New
Emotions. Manuscript in preparation. Charlottesville : University of
Virginia, Department of Psychology.

Handayani, Christina S. (2004). Kuasa Wanita Jawa. Yogyakarta: LKIS

Hatfield, E., Cacioppo, J., & Rapson, R. L. (1994). Emotional Contagion. New
York: Cambridge University Press.

Hoffman, M. (2000). Empaty and Moral Development: The Implications for


Caring and Justice. Cambridge, UK: Cambridge University Press.

Izard, C. E. (2007). Basic Emotion, Natural Kinds, Emotion Schemas, and a New
Paradigm. Association for Psychological Science

Johnston, M., & Krettenauer, T. (2011). Moral Self and Moral Emotion
Expectancies as Predictors of Anti- and Prosocial Behaviour in
Adolescence: A Case for Mediation. European Journal of Developmental
Psychology, 8(2), 228–243

Keltner, D. (1995). The Signs of Appeasement: Evidence for the Distinct Displays
of Embarrassment, Amusement, and Shame. Journal of Personality and
Social Psychology, 68, 441-454.

Keltner, D., & Buswell, B. N. (1997). Embarrassment: Its Distinct Form and
Appeasement Functions. Psychological Bulletin. Vol. 122, No. 3, 250-270.

Keltner, D., & Kring, M. (1998). Emotion, Social Function, and Psychopathology.
Review of General Psychology, Vol. 2, No. 3, 320-342.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Lambert, N. M., Graham, S. M., & Fincham, F. D. (2009). A Prototype Analysis


of Gratitude: Varieties of Gratitude Experiences. Personality And Social
Psychology Buletin. DOI: 10.1177/0146167209338071.

Lazarus, R. S. (1991). Emotion and Adaptation. New York: Oxford University


Press.

LeDoux, J. E. (1996). The Emotional Brain: The Mysterious Underpinnings of


Emotional life. New York: Simon & Schuster.

Lewis, M. (1992). Shame: The Exposed Self. New York: Free Press.

Lewis, M. (2000). Self-Conscious Emotions: Embarrassment, Pride, Shame, and


Guilt. Dalam Lewis, M. & Haviland-Jones, J. M. (Eds.), Handbook of
emotions (hh.623–636). New York: Guilford Press.

Lewis, M. (2011). The self conscious emotion. Encyclopedia on early childhood


development. USA: Institute for the Study of Child Development, UMDNJ-
Robert Wood Johnson Medical School, Child Health Institute.

Lickel, B., Schmader, T., Curtis, M., Scarnier, M., Ames, D. R. (2005). Vicarious
Shame and Guilt. Jurnal Group Processes and Intergroup Relations, Vol. 8,
No. 2, 2005, 145-157.

Miller, R. Creighton. (1990). Revisiting Shame and Guilt Cultures. Vol. 18, No. 3,
1990, 85. Diunduh dari : http://links.jstor.org/sici?sici=0091-
2131%28199009%2918%3C279%3ARSAGCA%3E2.0.CO%3B2-C

Morse, J. M. Barrett, M., Mayan, M., Olson, K., & Spiers, J. (2002). Verivication
strategies for establishing reliability and validity in qualitatif research.
International Journal of Qualitatif Methods, 1(2), 1-19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2014). Menyelami Perkembangan Manusia.


Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.

Plutchik. R., & Kellerman, H. (1980). Emotion: Theory, Research and


Experience. California: Academic Press.

Prinz, J. J. (2011). Is Empathy Necessary for Morality. Dalam Goldie, P. &


Coplan, A. (Eds.), Empathy: Philosophical and Psychological Perspectives.
New York: Oxford University Press.

Putra, Nusa. (2011). Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi. Jakarta: PT


Indeks.

Sarosa, Samiaji. (2012). Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta: PT Indeks

Smith, A. J. (2008). Qualitative Psychology: A Practical Guide to Research


Methods (ed. Ke-2). California: Sage Publication.

Strauss, A., & Corbin, J. (1998). Basic of Qualitative Research: Techniques and
Procedures for Developing Grounded Theory (ed. Ke-2). California: Sage
Publication.

Strongman, K. T. (2003). The Psychology Of Emotion (ed. Ke-5). England: John


Wiley & Sons Ltd.

Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Schwarz, Norbert. (2000,). Emotion, cognition, and decision making. Psychology


Press Ltd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Tangney, J.P., Stuewig, J., Mashek. (2007). Moral Emotions and Moral Behavior.
Annu. Review Psychology. 58, 345-372.

Tellegen, A., Watson, D., Clark, L. A. (1999). On the dimensional and


hierarchical structure of affect. Psychological Science. 1999; 10:297–303.

Tracy, J. L., & Robins, R. W. (2004). Putting the self into self-conscious
emotions: A theoretical model. Psychological Inquiry, 15, 103–125.

Tracy, J. L., Robins, R. W. (2007a). The Self in Self-Conscious Emotions: A


Cognitive Appraisal Approach. Dalam Tracy, J. L., Robins, R. W., &
Tangney, J. P. (Eds.), The Conscious Emotions: Theory and Research. New
York : Guilford Press.

Tracy, J. L., & Robins, R. W. (2007b). Self-conscious emotions: Where self and
emotion meet. Dalam Sedikides, C., & Spence, S. (Eds.), The self in social
psychology: Frontiers of social psychology New York: Psychology Press.

Tracy, J. L., & Robins, R. W. (2007c). The nature of pride. Dalam Tracy, J. L.,
Robins, R. W., & Tangney, J. P. (Eds.), The Conscious Emotions: Theory
and Research. New York : Guilford Press.

Trivers, Robert. (1971). The Evolution of Reciprocal Altruism. The Quarterly


Review of Biology, Vol. 46, No. 1, 35-57.

Warga, Richard. (1983). Personal Awareness: A Psychology of Adjustment (ed.


Ke-3). Boston: Houghton Mifflin Company.

Wenar, C., & Kerig, P. (2000). Developmental Psychopathology: From Infancy


through adolescence. New York:The McGraw-Hill Book Companies Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

You, Y. G. (1997). Shame and Guilt Mechanisms in East Asian Culture. The
journal of Pastoral Care, Spring 1997, Vol. 51, No.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

Lampiran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Lampiran 2. Interviewing Guide Lines

A. Tujuan Wawancara

Mengetahui emosi atau perasan apa saja yang muncul dalam berperilaku

B. Konsep Masalah

e. Emosi atau perasaan apa saja yang muncul dalam diri individu,

sehingga mempengaruhi individu dalam berperilaku ?

o Sebelum melakukan suatu hal atau tindakan.

o Setelah melakukan suatu hal atau tindakan.

f. Bagaimana perasaan atau emosi itu dapat muncul dalam

mempengaruhi perilaku individu?

g. Kepada siapakah perasaan atau emosi yang muncul tersebut ditujukan

C. Informasi pokok yang ingin didapat

a. Mengetahu macam-macam emosi atau perasaan yang mungkin muncul

pada diri indivdu dalam berperilaku.

b. Mengetahui alasan perasaan atau emosi itu dapat muncul dalam

mempengaruhi perilaku individu.

c. Mengetahui perasaan atau emosi yang muncul tersebut ditujukan atau

diarahkan.

d. Karakteristik Subyek

a. Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

b. Suku : Jawa, Madura, Tiong Hoa, Dayak, Nias

c. Agama : Katolik, Muslim, Kristen

d. Kategori Umur : Remaja, Dewasa Awal, Dewasa Akhir

e. Daftar Pertanyaan

1. Kurang lebih selama tiga bulan ini, sebutkan tiga hal/tindakan yang

menurut anda sebenarnya tidak sepantasnya dilakukan dan anda

memang benar-benar tidak melakukannya ?

a. Apa yang membuat anda merasa bahwa tindakan/hal tersebut tidak

pantas untuk dilakukan ?

b. Sebelum anda memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan

tersebut, apa yang anda rasakan ?

c. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut dapat muncul ?

d. Adakah yang terlintas di pikiran anda, sebelum anda memutuskan

untuk tidak melakukan hal/tindakan tersebut ?

e. Jika ada, lantas apa yang terlintas dipikiran anda saat itu?

f. Bagaimana pikiran tersebut terlintas di benak anda ?

g. Setelah anda memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan

yang menurut anda tidak sepantasnya tersebut, apa yang anda

rasakan ?

h. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut dapat muncul ?

i. Kepada siapakah perasaan itu anda tujukan ?

j. Adakah yang terlintas di pikiran anda, saat setelah anda

memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan tersebut ?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

k. Jika ada, maka apa yang terlintas di pikiran anda saat setelah anda

memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan tersebut ?

l. Bagaimana pikiran tersebut terlintas di benak anda ?

2. Selama tiga bulan ini, dapatkah anda menyebutkan tiga hal/ tindakan

yang tidak baik untuk anda lakukan, dan benar-benar tidak anda

lakukan?

a. Apa yang membuat anda merasa bahwa tindakan/hal tersebut tidak

baik untuk dilakukan ?

b. Sebelum anda memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan

tersebut, apa yang anda rasakan ?

c. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut dapat muncul ?

d. Adakah yang terlintas di pikiran anda, sebelum anda memutuskan

untuk tidak melakukan hal/tindakan tersebut?

e. Jika ada, lantas apa yang terlintas dipikiran anda saat itu?

f. Bagaimana pikiran tersebut dapat terlintas di benak anda ?

g. Setelah anda memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan

tersebut, apa yang anda rasakan ?

h. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut muncul ?

i. Kepada siapakah perasaan itu anda tujukan ?

j. Adakah yang terlintas di pikiran anda, saat setelah anda

memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan yang menurut

anda tidak baik tersebut ?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

k. Jika ada, maka apa yang terlintas di pikiran anda?

l. Bisakah anda bercerita lebih lanjut mengenai bagaimana pikiran

tersebut dapat terlintas di benak anda ?

3. Dalam kurun waktu tiga bulan ini, dapatkah anda menyebutkan tiga

hal/tindakan yang menurut anda pantas untuk dilakukan, dan anda

benar-benar melakukannya?

a. Apa yang membuat anda merasa bahwa tindakan/hal tersebut

sepantasnya dilakukan ?

b. Sebelum anda memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut,

apa yang anda rasakan?

c. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut muncul ?

d. Adakah yang terlintas di pikiran anda, sebelum anda memutuskan

untuk melakukan hal/tindakan tersebut ?

e. Jika ada, lantas apa yang terlintas dipikiran anda saat itu?

f. Bagaimana pemikiran tersebut dapat terlintas?

g. Setelah anda memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut,

apa yang anda rasakan ?

h. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut muncul ?

i. Kepada siapakah perasaan itu anda tujukan ?

j. Adakah yang terlintas di pikiran anda, saat setelah anda

memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut ?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

k. Jika ada, maka apa yang terlintas di pikiran anda saat setelah anda

memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut ?

l. Bisakah anda menceritakan lebih lanjut mengenai bagaimana

pemikiran tersebut dapat terlintas pada benaak anda ?

4. Dalam kurun waktu tiga bulan ini, dapatkah anda menyebutkan tiga

hal/tindakan yang menurut anda baik untuk dilakukan dan anda benar-

benar melakukannya?

a. Apa yang membuat anda merasa bahwa tindakan/hal tersebut

sebaiknya anda lakukan ?

b. Sebelum anda memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut,

apa yang anda rasakan?

c. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut dapat muncul ?

d. Adakah yang terlintas di pikiran anda, sebelum anda memutuskan

untuk melakukan hal/tindakan tersebut ?

e. Jika ada, lantas apa yang terlintas dipikiran anda saat itu?

f. Dapatkah anda menceritakan bagaimana pemikiran tersebut dapat

muncul ?

g. Setelah anda memutuskan untuk melakukan hal/tindakan yang

menurut anda baik tersebut, maka apa yang anda rasakan ?

h. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut muncul ?

i. Kepada siapakah perasaan itu anda tujukan ?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

j. Adakah yang terlintas di pikiran anda, saat setelah anda

memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut ?

k. Jika ada, maka apa yang terlintas di pikiran anda?

l. Bagaimana pemikiran tersebut dapat muncul pada benak anda ?

5. Selama kurang lebih tiga bulan ini,dapatkah anda menyebutkan tiga

hal/tindakan yang menurut anda sebenarnya tidak sepantasnya anda

lakukan, tetapi tetap anda lakukan ?

a. Sebelum anda memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut,

apa yang anda rasakan?

b. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut dapat muncul ?

c. Adakah yang terlintas di pikiran anda, sebelum anda memutuskan

untuk melakukan hal/tindakan tersebut ?

d. Jika ada, lantas apa yang terlintas dipikiran anda saat itu?

e. Dapatkah anda menceritakan bagaimana pemikiran tersebut dapat

muncul ?

f. Setelah anda memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut,

maka apa yang anda rasakan ?

g. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut muncul ?

h. Kepada siapakah perasaan itu anda tujukan ?

i. Adakah yang terlintas di pikiran anda, saat setelah anda

memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut ?

j. Jika ada, maka apa yang terlintas di pikiran anda?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

k. Bagaimana pemikiran tersebut dapat muncul pada benak anda ?

6. Selama kurang lebih tiga bulan ini,dapatkah anda menyebutkan tiga

hal/tindakan yang menurut anda sebenarnya tidak baik anda lakukan,

tetapi tetap anda lakukan?

a. Sebelum anda memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut,

apa yang anda rasakan?

b. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut dapat muncul ?

c. Adakah yang terlintas di pikiran anda, sebelum anda memutuskan

untuk melakukan hal/tindakan tersebut ?

d. Jika ada, lantas apa yang terlintas dipikiran anda saat itu?

e. Dapatkah anda menceritakan bagaimana pemikiran tersebut dapat

muncul ?

f. Setelah anda memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut,

maka apa yang anda rasakan ?

g. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut muncul ?

h. Kepada siapakah perasaan itu anda tujukan ?

i. Adakah yang terlintas di pikiran anda, saat setelah anda

memutuskan untuk melakukan hal/tindakan tersebut ?

j. Jika ada, maka apa yang terlintas di pikiran anda?

k. Bagaimana pemikiran tersebut dapat muncul pada benak anda ?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

7. Selama kurang lebih tiga bulan ini,dapatkah anda menyebutkan tiga

hal/tindakan yang menurut anda sepantasnya anda lakukan, tetapi

tidak anda lakukan ?

a. Sebelum anda memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan

tersebut, apa yang anda rasakan?

b. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut dapat muncul ?

c. Adakah yang terlintas di pikiran anda, sebelum anda memutuskan

untuk tidak melakukan hal/tindakan tersebut ?

d. Jika ada, lantas apa yang terlintas dipikiran anda saat itu?

e. Dapatkah anda menceritakan bagaimana pemikiran tersebut dapat

muncul ?

f. Setelah anda memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan

tersebut, maka apa yang anda rasakan ?

g. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut muncul ?

h. Kepada siapakah perasaan itu anda tujukan ?

i. Adakah yang terlintas di pikiran anda, saat setelah anda

memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan tersebut ?

j. Jika ada, maka apa yang terlintas di pikiran anda?

k. Bagaimana pemikiran tersebut dapat muncul pada benak anda ?

8. Selama kurang lebih tiga bulan ini, dapatkah anda menyebutkan tiga

hal/tindakan yang menurut anda sebenarnya baik untuk anda lakukan,

tetapi tidak anda lakukan?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

a. Sebelum anda memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan

tersebut, apa yang anda rasakan?

b. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut dapat muncul ?

c. Adakah yang terlintas di pikiran anda, sebelum anda memutuskan

untuk tidak melakukan hal/tindakan tersebut ?

d. Jika ada, lantas apa yang terlintas dipikiran anda saat itu?

e. Dapatkah anda menceritakan bagaimana pemikiran tersebut dapat

muncul ?

f. Setelah anda memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan

tersebut, maka apa yang anda rasakan ?

g. Bagaimana perasaan atau emosi tersebut muncul ?

h. Kepada siapakah perasaan itu anda tujukan ?

i. Adakah yang terlintas di pikiran anda, saat setelah anda

memutuskan untuk tidak melakukan hal/tindakan tersebut ?

j. Jika ada, maka apa yang terlintas di pikiran anda?

k. Bagaimana pemikiran tersebut dapat muncul pada benak anda ?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

Lampiran 3

EMOSI DALAM BERPERILAKU

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK

Saya, Vincentia Diajeng adalah mahasiswa dari Fakultas Psikologi


Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Saat ini, saya sedang melakukan
penelitian yang berjudul “Emosi dalam Berperilaku”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui emosi atau perasaan apa saja yang muncul dalam diri individu,
saat melakukan/tidak jadi melakukan hal/kegiatan/peristiwa yang
sepantasnya/tidak sepantasnya untuk dilakukan. Saya mengajak kesediaan anda
untuk dapat berpatisipasi dalam penelitian ini.

A. Kesukarelaan Partisipasi Subjek


Anda bebas untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Bila anda sudah
memutuskan untuk ikut, anda juga bebas untuk mengundurkan diri atau
berubah pikiran setiap saat tanpa dikenai denda atau sanksi apapun.

B. Prosedur Penelitian
Apabaila anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, maka anda
diminta untuk menandatangani lembar persetujuan partisipasi dan melakukan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Anda akan diminta untuk mengisi data pribadi (nama, suku, jenis kelamin,
umur, dan agama).
2. Anda diminta untuk menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan dengan
jujur dan sesuai dengan kenyataan yang ada.
3. Jawaban anda akan disimpan menggunakan alat perekam, yang nantinya
akan digunakan hanya untuk keperluan penelitian saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

C. Harapan Untuk Subjek


Sebagai subjek penelitian, Anda diharapkan mengikuti petunjuk penelitian
seperti yang telah ditulis di atas. Anda bisa menanyakan hal-hal yang belum
anda pahami, sebelum anda memutuskan kesediaan berpartisipasi dalam
penelitian ini kepada pihak peneliti.

D. Potensi Resiko
Saya berharap bahwa segala resiko dan ketidaknyamanan memiliki
kemungkinan yang sangat kecil. Saya juga berharap resiko dan
ketidaknyamanan tidak terjadi dalam penelitian ini. Namun, anda dapat
mengundurkan diri jika anda merasa tidak nyaman selama penelitian ini
dilakukan.

E. Manfaat
Setelah berpartisipasi dalam penelitian ini, mungkin anda tidak akan
secara langsung merasakan manfaatnya. Meskipun demikian, melalui
penelitian ini akan semakin membantu kita dalam memahami emosi atau
perasaan yang muncul saat melakukan/tidak melakukan
hal/kegiatan/peristiwa, sehingga akan semakin membantu kita dalam
berperilaku di kehidupan sehari-hari.

F. Kerahasiaan
Semua informasi yang terdapat dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan
hanya diketahui oleh pihak peneliti saja.Pihak peneliti tidak akan
mencantumkan nama pada penelitian ini. Selain itu, semua informasi hanya
diperuntukkan hanya untuk penelitian saja. Tidak hanya itu, hasil dari
penelitian akan dipublikasikan tanpa identitas subjek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

G. Kompensasi
Anda tidak akan dikenakan biaya apapun untuk ikut berpartisipasi dalam
penelitian ini. Namun, juga tidak diberikan kompensasi secara materi atas
partisipasi anda.

H. Informasi Tambahan
Anda mempunyai kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum
jelas sehubungan dengan penelitian ini. Jika ada yang belum jelas, maka anda
dapat bertanya melalui pihak peneliti:
Nama : Vincentia Diajeng
Telepon : 087838773092
Email : vincentiadiajeng@gmail.com
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

Biodata Subjek

Nama :…………………………………………………..

Jenis Kelamin :…………………………………………………..

Usia :………………………………………………….

Suku :………………………………………………….

Agama :…………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

Lampiran 4

Pernyataan Persetujuan Partisipasi

Dengan ini saya menyatakan persetujuan saya untuk dapat ikut


berpartisipasi sebagai subjek dalam penelitian ini. Saya menyatakan bahwa
keikutsertaan saya dalam penelitian ini saya lakukan secara sukarela atau tanpa
paksaan dari pihak manapun.
Saya juga memperkenankan kepada peneliti untuk menggunakan data-data
yang saya berikan untuk dipergunakan sesuai dengan kepentingan dan tujuan
penelitian. Saya menyadari dan memahami bahwa data yang saya berikan dan
yang akan digunakan memuat informasi-informasi tentang diri saya. Semua
penjelasan tersebut telah disampaikan kepada saya dan semua pertanyaan saya
telah dijawab oleh pihak peneliti. Dengan menandatangani formulir ini, maka saya
setuju untuk ikut serta dalam penelitian ini.

Nama Subjek

B Air. D

Tanda Tangan Subjek


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

Lampiran 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

Lampiran 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

Lampiran 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

Lampiran 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

Lampiran 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

Lampiran 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

Lampiran 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

Lampiran 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

Lampiran 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

Lampiran 14. Contoh Verbatim

Wawancara Trial Subjek

Meaning
Data Interpretasi Transformasi
Unit
Kami ingin mengetahui mengenai perasaan apa yang anda alami ketika anda melakukan sesuatu atau tidak jadi untuk melakukan sesuatu. Oleh
karena itu, dalam waktu kira-kira tiga bulan ini, saya meminta anda untuk menyebutkan tiga hal atau tiga tindakan yang menurut anda
sebenarnya tidak pantas untuk anda lakukan, dan anda memang benar-benar tidak melakukannya. Silahkan.
1. Tiga hal itu.. Mencuri, plagiat skripsi, sama berhubungan DP tidak melanggar hukum dan Tidak melaanggar standart
seks di luar nikah. norma dengan tidak mencuri, tidak sosial.
melakukan plagiat, dan tidak
berhubungan seks di luar nikah.
Jadi ada tiga hal. Yaitu mencuri, plagiat, dan berhubungan seks di luar nikah. Lalu apa yang membuat anda merasa bahwa tiga hal tadi
merupakan hal atau tindakan yang tidak pantas untuk anda lakukan?
2. Karena ketiga hal itu sangat..apa..ketiga hal itu tuh DP beranggapan bahwa mencuri Tidak melanggar hukum karena
melibatkan orang lain yang pertama. Lalu yang kedua itu merupakan tindakan yang tidak merugikan orang lain.
merugikan orang lain. Jadi yang merugikan orang lain itu sepantasnya dilakukan karena dapat
semisal begini mbak.. semisal ya.. mencuri. merugikan orang lain.
3. Jadi saat saya mencuri, semisal misalnya bolpen. Semisal DP timbul keinginan untuk mencuri Ingin melanggar hukum karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

saya tidak punya bolpen, lalu teman saya itu punya bolpen karena ia tidak mempunyai barang tunttutan pemenuhan kebutuhan
dan saya membutuhkan bolpen. Saya berpikiran untuk yang sebenarnya ia butuhkan dan pribadi.
mencuri semisal. orang lain mempunyai barang yang
sedang ia butuhkan tersebut.
4. Tapi, jika saya mencuri itu merugikan orang lain. Nah.. DP beranggapan bahwa tidak Tidak melanggar hukum karenaa
disamping itu saya juga rugi. Ruginya gini.. Saya rugi jika sepantasnya mencuri karena dapat merugikan diri sendiri dan orang
ketangkep basah mencuri bisa dipenjara. Lalu, rugi waktu merugikan diri sendiri dan orang lain.
karena dipenjara itu. Rugi nama baik...Nama baik lain.
keluaraga dan nama baik desa juga bisa jelek karena
tindakan saya, wlaupun itu hanya sekedar bolpen. Lalu,
untuk orang yang bolpennya saya curi itu, dia rugi materi.
Jadi rugi bolpen dan tidak bisamengerjakan sesuatu karena
tidak ada bolpen. Lalu,yang dari orang yang saya curi itu
dia rugi waktu mbak karena ngurusi saya. Jadi semisal dia
tidak kehilangan bolpen, dia tidak berurusan dengan polisi
dan tidak berurusan dengan saya begitu. Orang lain... ya
orang lain itu juga rugi ngurus kami berdua. Rugi ngurus
saya selaku pencuri dan korban yang saya curi itu. Orang
lain rugi ngurusi yang tidak penting hanya urusan mencuri
bolpen.
Oh seperti itu..lalu untuk plagiat dan berhubungan seks di luar nikah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

5. Itu juga merugikan itu mbak. Jadi ketiga hal itu sebenarnya DP beranggapan bahwa melanggar Tidak sepantasnya melanggar
merugikan orang lain. Hampir sama dengan yang pertama. hukum dan norma dengan hukum dan norma karena
melakukan plagiat dan merugikan orang lain.
berhubungan seks di luar nikah
tidak sepantasnya dilakukan karena
dapat merugikan orang lain.
6. Semisal yang plagiat itu, untuk penulis asli.. Jadi saya DP beranggapan bahwa meskipun Meskipun akan diuntungkan
mencontek semuanya. Nah..dengan mencotek semuanya ia diuntungkan dengan melakukan tetapi tetap tidak pantas
itu, saya kan untungnya saya tidak perlu repot memikir tapi plagiat, tetapi tindakannya tersebut dilakukan karena merugikan
dari penulis itu..rugi karena telah berpikir lama, rugi waktu akan merugikan orang lain yang orang lain.
untuk mengerjakan skripsi, rugi dana...nah tiba-tiba saya telah berusaha keras untuk
ambil skripsinya. mengerjakan skripsi tersebut.
7. Nah untuk yang behubungan seks di luar nikah itu, ruginya DP beranggapan bahwa tidak Tidak pantas melanggar norma
semisal jadi anak..atau hamil diluar nikah. Dari sepantasnya melanggar norma karena dampak negatif tindakan
pasangannya dulu, itu ruginya di waktu, semisal masih dengan berhubungan seks di luar dan menjadi perbincangan di
kuliah itu kan jadi kuliahnya kan agak molor terus nikah karena akan merugikan diri lingkungan masyarakat.
diomongin banyak orang. Kan kalau di desa seperti itu sendiri, pasangan, dan keluarga,
mbak. Orang tua itu rugi.. Orang tua itu mungkin serta menjadi perbincangan di
berpikiran kan sudah dibesarkan sampai sekarang kok lingkungan masyarakat.
malah hasilnya seperti ini..walaupun orang tua itu
sebenarnya menerima hasilnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

Oke.. Lalu adakah yang terlintas di benak anda sebelum anda memutuskan untuk tidak jadi melakukan tiga hal tersebut?
8. Sebelumnya itu ada pemikiran terintas itu ingin melakukan DP sebelum memutuskan untuk Ingin melanggar hukum untuk
tiga hal tersebut karena saya pengen. Lalu pengen dalam tidak melanggar hukum, memenuhi kebutuhan yang
artian, jika mencuri itu tadi sebenarnya saya pengen sebenarnya ia berkeinginan untuk mendesak.
soalnya tidak punya bolpen jadi kepepet mbak. Pengen beli melanggaar hukum dengan mencuri
tapi gak punya uang, jadi mencuri aja. untuk memenuhi kebutuhan yang
mendesak.
9. Kalau plagiat mungkin pengen sekali biar gak mikir DP sebelum memutuskan, Ingin melanggar norma karena
panjang, jadi saya mengambil plagiat itu biar cepat selesai. sebenarnya berkeinginan untuk ingin mendapatkan hasil atau
melangggar peraturan dan hukum manfaat secara instan.
dengan melakukan plagiat ketika
skripsi agar cepat selesai tanpa
perlu berusaha keras dalam
mengerjakannya.
10. Lalu yang untuk hubungan seks di luar nikah itu, DP sebelum memutuskan, Ingin melanggar norma setelah
sebenarnya saya pengen mbak. Tapi rasanya mungkin sebenarnya berkeinginan untuk mendengar cerita dari teman.
diceritain sama teman-temen yang sudah itu enak..lalu melanggar norma dengan
pengen.. melakukan hubungan seks di luar
nikah setelah mendengar cerita
mengenai pengalaman-pengalaman
dari teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

11. Lalu dipikir-pikir lagi lalu...ya sama yang seperti pertama DP pada akhirnya memutuskan Tidak melanggar hukum karena
itu kok merugikan mbak.. untuk tidak melanggar hukum dan dianggap merugikan.
norma karena ia menganggap
bahwa tindakan tersebut merupakan
tindakan yang merugikan.
Oke. Setelah itu, sebelum anda memutuskan untuk tidak jadi melakukan hal tersebut, saya ingin mengetahui sebenarnya apa yang anda rasakan?
12. Sebelum saya melakukan tiga hal tersebut, yang saya DP mengalami jantung berdebar- Jantung berdebar-debar sebelum
rasakan itu jantung berdebar-debar. Jadi istilahnya jantung debar sebelum membuat keputusan memutuskan karena harus
itu berdebar-debar karena otak itu berpikir. “Jadi apa untuk tidak melanggar norma dan memilih antara keinginan
enggak yah..jadi apa enggak yah.. Kalau jadi.. resikonya hukum karena ia harus memilih dengan resiko tindakan.
begini, tapi kalau enggak enaknnya begini gitu lho.. Jadi antara keinginan dengan resiko
semisal jadi..semisal mencuri lalu ketahuan bisa urusannya yang akan ia dapat jika melanggar
panjang. Terus semisal jadi dan ndak ketahuan nah saya norma dan hukum.
kan jadi punya bolpen (sambil tertawa)”. Jadi berdebar-
debar.
Oh.. Nah, sekarang setelah anda memutuskan untuk tidak jadi nih untuk melakukan tiga hal tersebut, apa yang anda rasakan?
13. Setelah memutuskan untuk tidak jadi, yang saya rsakan itu DP merasa lega setelah ia pada Lega setelah tidak melanggar
lega. Jadi, seperti saya itu awalnya itu semisal belum akhirnya memutuskan untuk tidak standart sosial.
melakukan dan akan melakukan itu semisal membawa melaanggar norma, peraturan, dan
beban satu ton..satu kilo.. Lha itu setelah tidak jadi hukum.
melakukan itu satu kilo atau satu ton itu hilang..itu lega.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

Jadi beban itu hilang..


Nah, saya sekarang ingin mengetahui adakah yang terlintas dipikiran anda setelah anda ini tidak jadi melakukan tiga hal tersebut?
14. Yang terlintas itu, setelah tidak jadi itu ya..itu..ya.. Saya DP merasa bersyukur karena ia Bersyukur karena tidak jadi
bersyukur yang terlintas pemikirannya karena saya tidak tidak jadi melakukan tindakan yang melanggar standart sosial.
jadi melakukan hal yang merugikan itu mbak. dianggap membawa dampak
merugikan.
Nah..lalu selanjutnya, sama seperti yang tadi. Selama tiga bulan ini kira-kira. Dapatkah anda menyebutkan tiga hal atau tindakan yang
sebenarnya tidak baik untuk anda lakukan, dan memang benar-benar tidak anda lakukan? Silahkan...
15. Tidak baik..tidak saya lakukan..yaitu mukuli orang. Terus DP tidak melanggar hukum dan Tidak melanggar standart sosial.
menjelek-jelekkan orang lain. Terus ikut campur urusan aturan sosial yang tidak tertulis
orang lain. dengan tidak memukul orang lain,
tidak menghina orang lain, dan
tidak mencampuri privasi orang
lain.
Lalu apa nih yang membaut anda merasa bahwa, tadi yang pertama itu memukuli orang, menjelek-jelekkan orang lain, dan mencampuri urusan
orang lain itu merupakan tindakan yang sebenarnya tidak baik untuk anda lakukan?
16. Karena apa ya.. Hal tersebut itu sama yang pertama itu DP beranggapan bahwa ia tidak Tidak melanggar standart sosial
merugikan orang lain. Jika memukuli orang lain tanpa sebaiknya memukul orang lain, karena merugikan dan berdosa.
walaupun kita tahu alasannya, tapi jika kita memukuli itu membicarakan orang lain, dan ikut
kita rugi karena rugi waktu. Rugi orang yang saya pukuli campur privasi orang lain karena
itu bonyok-bonyok. Terus rugi saya juga, karena orang tindakan tersebut akan merugikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

yang saya pukuli itu divisum dan melaporkan ke polisi, diri sendiri dan akan membawa
terus saya dipenjara. Terus rugi uang juga, karena biasanya dosa.
kalau di polisi itu suruh mbayar juga mbak. Lalu obrolin
orang lain. Walaupun orang lain itu tidak tahu, tapi ruginya
itu urusannya sama Tuhan yang diatas. Sama seperti point
yang ketiga mbak..nanti kita tuh ruginya diatas mbak,
bukan di dunia ini. Orang lain yang kita omongin itu ndak
tahu. Yang ketiga itu yang mencampuri urusan orang lain
itu rugi. Lha wong kita ndak tahu kok ikut-ikuttan..lhah itu
lhoh mbak.
Lalu apa yang anda rasakan sebelum memutuskan untuk tidak jadi melakukan tiga hal tersebut?
17. Gelisah karena semisal yang pertama itu...mau makan ndak DP merasa gelisah dan tidak Gelisah dan tidak nyaman
enak..mau minum ndak enak..tidur ndak enak.. Kalau yang nyaman sebelum membuat sebelum tidak melanggar
kedua itu takut kalau tak omongin itu, orang yang tak keputusan untuk tidak melanggar standart sosial karena dampak
omongin itu tahu apa enggak ya.. Jadi gelisah.. semisalnya standart sosial karena dampak negatif tindakan dan percaya
tiba-tiba si A datang jadi mending tidak jadi aja... Jadi ya negatif tindakan dan percaya adanya karma.
gelisah.. Lalu yang ketiga itu ikut urusan orang lain. adanya karma.
Misalnya..ehm..lha wong saya saja tidak mau saya diikut
campurin kok saya ikut campur urusan orang lain. Jadi
gelisah..ndak enak jadinya..
Lalu adakah sesuatu yang terlintas di benak anda sebelum anda memutuskan untuk tidak jadi melakukan hal tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

18. Tiga hal yang...eehm..eh maaf mbak tolong diulangi lagi DP meminta untuk mengulang Mengulang pertanyaan.
pertanyaannya. pertanyaan yang diberikan.
Jadi, adakah yang terlintas di benak anda sebelum anda memutuskan untuk tidak jadi melakukan hal tersebut?
19. Jadi pikirannya itu jadi ingin melakukan ketiga hal tersebut DP sebelum membuat suatu Sebelum memutuskan harus
terus setelah...ya itu tadi mbak..pikirannya jadi ya keputusan, ia memikirkan bahwa memilih berdasarkan dampak
merugikan orang lain, kalo enggak ya saya bebas. tindakan yang akan ia lakukan akan tindakan yang mungkin terjadi.
membawa merugikan jika tetap
dilakukan tetapi ia akan merasa
bebas jika tidak jadi melakukan
tindakan tersebut.
Seperti itu ya mas? Lalu nih, setelah anda ini kan akhirnya memutuskan untuk tidak melakukan tiga hal tersebut. Apa yang anda rasakan?
20. Yang saya rasakan..hampir sama seperti yang pertanyaan DP merasa lega setelah ia Lega setelah tidak melanggar
pertama tadi itu lhoh mbak. Beban itu hilang. Jadi misal memutuskan untuk tidak melanggar standart sosial.
membawa satu kilo atau dua kilo di pundak itu, lalu beban norma dan hukum dengan tidak
itu terasa hilang seketika. memukul orang lain, tidak
membicarakan orag lain, dan tidak
mencampuri privasi orang lain.
21. Jadi, pasrah wes..seperti kayak point pertama itu mbak. DP merasa pasrah setelah ia Pasrah setelah tidak melanggar
Jadi mesti mengko ana karmane dhewe gitu mbak. memutuskan untuk tidak melanggar standart sosial karena percaya
norma dan hukum dengan tidak akan berlakunya hukum karma.
memukul orang lain, tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

membicarakan orag lain, dan tidak


mencampuri privasi orang lain
karena ia percaya akan adanya
hukum karma yang berlaku di
masyarakat.
22. Yang kedua dan ketiga saya itu lega karena tidak jadi, gitu DP merasa lega setelah ia Lega setelah tidak melanggar
lhoh mbak. Lalu berarti saya tidak berdosa. Jadi, saya tidak memutuskan untuk tidak melanggar standart sosial karena tidak jadi
jadi menambah dosa dengan tidak ikut campur dan norma dan hukum dengan tidak menambah dosa.
ngomongin orang lain. Lega mbak. memukul orang lain, tidak
membicarakan orag lain, dan tidak
mencampuri privasi orang lain
karena tidak menambah dosa lagi.
Oh iya berarti lega ya mas? Lalu adakah yang terlintas di pikiran anda, setelah anda ini memutuskan untuk tidak jadi melakukan tiga hal
tersebut?
23. Pikiran di benak saya setelah tidak jadi itu yah mbak. DP setelah memutuskan kemudian Bersyukur setelah mengingat
Pikirannya ya, “oh..alhamdulilah akhirnya saya tidak jadi merasa bersyukur setelah kembali tindakan yang
merugikan orang lain”. mengingat kembali tindakan yang dilakukan karena tidak jadi
dilakukan karena ia tidak jadi merugikan orang lain.
merugikan orang lain.
Oh seperti itu. Oke. Lalu bisakah anda menyebutkan masih dalam kurun waktu yang sama yaitu tiga bulan. Anda menyebutkan tiga hal atau tiga
tindakan yang menurut anda itu sebenarnya pantas untuk dilakukan, dan anda memang benar-benar melakukannya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

24. Pantas untuk dilakukan dan saya melakukannya. DP mematuhi norma dan aturan Mematuhi standart sosial.
Berpakaian rapi ke gereja, lalu sopan terhadap orang tua sosial yang tidak tertulis dengan
dan orang lain, lalu...itu aja mbak. berpakaian rapi ketika beribadah
dan sopan terhadap orang tua.
Ok. Nah tadi yang pertama yaitu berpakaian rapi ke gereja, lalu yang kedua sopan terhadap orang lain. Nah, apa yang membuat anda merasa
bahwa dua hal tadi merupakan tindakan atau hal yang pantas untuk anda lakukan ?
25. Karena semisal berpakaian rapi ke gereja. Itu pantas saya DP mematuhi aturan sosial yang Mematuhi aturan sosial tidak
lakukan karena baiknya di diri saya sama di sekitar. Orang tidak tertulis dengan berpakaian tertulis agar merasa nyaman dan
lain neng nyawang ki, lhah apik ngono kuwi lhoh mbak. Oh rapi ketika beribadah untuk mendapat penilaian positif dari
enak dilihat, enak dipandang. Lalu kalau di saya itu mendapatkan pandangan atau lingkungan sekitar.
nyaman untuk ke gereja karena menurut saya pakaiannya penilaian positif dari lingkungan
sudah pantas. sekitar dan agar merasa nyaman.
Lalu untuk yang sopan itu? Tadi anda kan mengatakan bahwa sopan terhadap orang lain. Nah apa yang menurut anda bahwa sopan terhadap
orang lain merupakan tindakan yang pantas untuk anda lakukan ?
26. Lalu untuk yang sopan itu. Nah saya itu kan tinggal dan DP bertindak sopan kepada orang Melakukan karena berusaha
besar di desa. Unggah-ungguh itu sangat apa namanya, tua karena ia berusaha mematuhi mematuhi norma adat yang
dijunjung tinggi. Jadi semisal ada orang tua dan kita lewat norma adat yang sangat dijunjung masih diunjung tinggi.
di depannya, kita selayaknya ngomong “nderek langkung” tinggi oleh lingkungan tempat
apa permisi gitu. Karena kita menghargai sebenarnya. tinggalnya.
Lalu, sebelum anda untuk memutuskan melakukan dua hal tersebut, apa yang anda rasakan?
27. Yang saya rasakan itu kalau hal ini saya senang mbak. DP merasa senang dan bangga Senang dan bangga setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

Karena saya berpikiran senang karena saya bisa.. Saya setelah memutuskan untuk mematuhi standart sosial karena
gabung saja point yang pertama dan kedua. Saya bangga, berpakaian rapi ketika beribadah dapat memunculkan perasaan
bahagia, senang jadi satu. Karena membuat orang lain itu dan sopan terhadap orang tua saling nyaman antara pribadi
nyaman terhadap saya dan nyaman terhadap orang lain karena tindakan tersebut akan maupun individu lain.
disekitar saya. memunculkan rasa saling nyaman
antara orang lain maupun dirinya
sendiri.
Lalu adakah yang terlintas di pikiran anda, sebelum anda memutuskan untuk melakukan dua hal tersebut?
28. Yang terlintas itu mbak, malah pikiran jelek mbak. Jadi Muncul pemikiran yang cenderung Mematuhi standart sosial karena
“opo aku ora usah ke gereja mbak karena nggak pake baju bersifat negatif dalam diri DP memikirkan dampak negatif
pantas?” Terus kan toh pakai baju biasa itu juga baik tapi sebelum ia memutuskan untuk tindakan dan respon negatif dari
menurut saya itu belum pantas. Yang kedua itu, kalau yang berpakaian rapi ketika beribadah lingkungan sekitar.
berpikran jelek itu, enggak ngomong..enggak nderek dan sopan terhadap orang tua
langkung kan mungkin dikejar waktu. Lalu mungkin sama karena ia memikirkan dampak
orang yang saya lewati itu ada masalah. Jadi saya ada negatif tindakan atau respon negatif
pemikiran “ora usah sopan po yo?”, tapi saya dari lingkungan sekitar yang akan
kesampingkan dulu. ia dapatkan.
Nah setelah anda pada akhirnya memutuskan untuk berperilaku sopan dan berpakain yang pantas ke gereja. Nah apa nih yang anda rasakan?
29. Yang saya rasakan itu senang karena saya menghadap DP merasa senang dan nyaman Senang dan nyaman setelah
Tuhan menurut saya, saya rapi, enak jadi nyaman juga. setelah ia berpakaian rapi ketika melakukan.
beribadah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177

30. Lalu yang bertindak sopan itu, saya senang karena DP merasa senang setelah bertindak Senang setelah mampu
walaupun orang tersebut ada masalah dengan saya, tapi sopan kepada orang tua karena ia memenuhi tuntuttan norma adat
saya tetep mengambil bawahnya. Jadi saya tetap mampu memenuhi tuntuttan norma yang dijunjung tinggi di
menghargai bahwa dia itu orang tua gitu. Karena saya itu adat yang berlaku dan dijunjung lingkungan sekitar.
hidup di desa itu mbak. tinggi di tempat ia tinggal.
Ok. Lalu sama seperti yang tadi, dalam kurun waktu sekitar tia bulan ini. Dapatkah anda menyebutkan tiga hal atau tiga tindakan yang menurut
anda sebenarnya baik untuk anda lakukan dan anda memang benar-benar melakukan hal tersebut?
31. Nah hampir sama sih mbak. Saya itu..ya..belajar tepat DP mematuhi peraturan dengan Mematuhi peraturan.
waktu di kampus waktu masuk kuliah. Lalu, naik motor di tidak terlambat masuk kuliah dan
jalan dengan tidak ugal-ugalan. Lalu yang ketiga mengendarai motor sesuai dengan
itu...mungkin dua mbak. rambu-rambu lalulintas.
Iya. Nah lalu apa nih yang membuat anda merasa bahwa dua hal tersebut anda lakukan?
32. Jadi untuk yang tidak ugal-ugalan di jalan itu ya saling DP beranggapan bahwa ia masuk Mematuhi peraturan untuk
menghargai antar orang di jalan. Tidak merugikan orang kuliah tepat waktu dan menghindari dampak tindakan
lain yang ada di jalan. Lalu berangkat ke kampus tepat mengendarai motor sesuai rambu yang dianggap merugikan.
waktu. Lhah semisal kita tidak tepat waktu ya mbak. Lhah lalulintas sebaiknya dilakukan agar
dan ada dosen yang memberi kuis, sedangkan dosen itu terhindar dari dampak tindakan
mengatakan "jika teman anda tidak datang satu atau yang dianggap merugikan jika tidak
terlambat, itu nilainya nol semua.” Lhah itu kan jadi dilakukan.
korban semua.
Oh begitu. Lalu sebelum anda ini memutuskan melakukan dua hal yang menurut anda baik, apa yang anda rasakan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178

33. Yang saya rasakan itu, sebenarnya bingung. Jika saya DP merasa takut jika ia tidak Takut akan dampak negatif
melakukan ya saya banyak merugikan orang lain. Sama mematuhi peraturan dengan tidak tindakan sebelum mematuhi
seperti point dua itu, “iya apa enggak..iya apa enggak mengendarai motor sesuai rambu- peraturan.
gitu.” Jadi takut merugikan orang lain. rambu lalulintas dan terlambat
masuk kuliah maka akan merugikan
diri sendiri maupun orang lain.
Nah setelah anda ini memutuskan untuk melakukan dua hal tersebut, nah apa yang anda rasakan?
34. Yang saya rasakan senang juga karena tidak ugal-ugalan di DP merasa senang setelah pada Senang setelah mematuhi
jalan. Orang terselamatkan karena jalannya tidak ugal- akhirnya memutuskan untuk peraturan.
ugalan. Tidak merugikan orang lain. Lalu, yang kedua mematuhi peraturan dengan
berangkat ke kampus tepat waktu itu, senang juga mengendarai motor sesuai rambu-
disamping tidak merugikan teman-teman. rambu lalulintas dan masuk kuliah
tepat waktu.
Oh jadi anda merasa senang. Lalu adakah yang terlintas di pikiran anda saat itu?
35. Yang terlintas ada. Jadi semisal yang ugal-ugalan di jalan DP sebelum memutuskan merasa Bimbang memilih antara
itu yang terlintas “aku naik motor ugal-ugalan aja po jadi bimbang karena harus memilih mematuhi peraturan dengan
nggak terlambat? Atau aku terlambat aja biar gak ugal- antara keuntungan yang akan ia melanggar peraturan karena
ugalan di jalan?” Itu saling terkait mbak. dapat ketika melanggar peraturan keuntugan pribadi saat sebelum
dengan keinginan untuk mematuhi memutuskan.
peraturan yang berlaku.
Nah kurang lebih selama tiga bulan ini, dapatkah anda menyebutkan tiga hal atau tiga tindakan yang menurut anda sebenarnya tidak sepantasnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179

anda lakukan, tetapi tetap anda lakukan?


36. Wah kalau yang ini banyak mbak. Merokok di tempat DP melanggar peraturan yang Melanggar peraturan.
umum. Terus berisik di kelas. Terus kencing di sembarang berlaku dengan merokok di tempat
tempat. Ya itu mbak. umum, ramai di kelas, dan buang
air kecil di sembarang tempat.
Oh lalu apa nih yang membuat anda merasa bahwa tiga hal tersebut tidak pantas anda lakukan?
37. Ya tidak pantas mbak. Karena lhah wong udah tahu DP beranggapan bahwa merokok di Tidak sepantasnya dilakukan
peraturannya. Semisal yang pertama itu tidak merokok di tempat umum, ramai di kelas, dan karena tidak sesuai dengan
tempat umum. Lha wong sudah ditempel dilarang merokok buang air kecil di sembarang peraturan yang berlaku.
tapi tetep merokok. Lha itu kan tidak pantas kan mbak. tempat merupakan tindakan yang
Lalu di kelas ribut. Lha wong di kelas itu untuk apa..untuk tidak sepantasnya dilakukan karena
ngobrol kah atau guyon..kan itu tidak pantas. Lalu untuk tidak sesuai dengan peraturan yang
yang ketiga, kencing di tempat umum. Lha wong sudah berlaku.
dikasih WC umum kok tetap pipis di sembarangan.
Nah apa yang anda rasakan sebelum anda memutuskan untuk melakukan tiga hal tersebut?
38. Yang saya rasakan ya karena saya orangnya ngeyel ya itu DP merasa senang setelah Senang setelah melanggar
mbak..berpikiran tetap menjalankan itu semua. Jadi yang melanggar peraturan dengan peraturan karena mencari
saya rasakan itu senang-senang aja. Jadi semisal merokok merokok di tempat umum, ramai di pembenaran atas tindakan dan
di tempat umum, “lhah pengen’e..nah gitu.” Nah di tempat kelas, dan buang air kecil di terdesak keadaan.
itu banyak tulisan dilarang merokok, tetep pengen ya saya sembarang tempat karena mencari
langgar saja. Nah yang kalau di dalam kelas ribut. Nah lha pembenaran atas tindakan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

wong saya itu ngglidhik sama cerewet. Jadi untuk sedang terdesak keadaan.
akademik nol, jadi ya sukanya ngomong. Lalu yang pipis di
tempat umum, lha wong saya kebelet kalau harus cari
toilet umum, kelamaan nanti saya keburu ngompol.
Jadi senang-senang saja ya. Oke. Lalu adakah yang terlintas di pikiran anda saat itu?
39. Semisal yang merokok, yang terlintas lha saya pengen DP sebenarnya ada rasa takut untuk Tetap melanggar peraturan
ngerokok ya ngerokok saja. Kan gitu. Nggak ada rasa ditegur jika ia melanggar peraturan meskipun takut ditegur karena
takut ditegur. Atau rasa takut ditegur itu ada tapi kalah dengan merokok di tempat umum, tidak mampu mengendalikan
sama rasa pengen merokoknya itu lhoh mbak. tetapi karena ia tidak mampu keinginan.
mengendalikan keinginan untuk
merokok maka ia tetap
memutuskan untuk melanggar
peraturan dengan merokok di
tempat umum.
40. Terus yang di kelas ribut, lha wong saya suka ngomong ya DP merasa senang setelah Senang setelaah melanggar
senang-senang saja. melanggar peraturan dengan ramai peraturan karena dapat
di dalam kelas karena ia dapat menyalurkan kesenangan.
menyalurkan kesenangannya.
41. Yang pipis di sembarang umum, lha wong saya kebelet DP tetap melanggar peraturan Melanggar peraturan karena
mbak..ya di pohon saja kan bisa. dengan buang air kecil di sebarang terdesak oleh keadaan.
tempat karena ia terdesak oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181

keadaan.
Lalu apa yang anda rasakan setelah anda melakukan tiga hal tersebut?
42. Yang saya rasakan senang mbak. DP merasa senang setelah ia Senang setelah melanggar
melanggar peraturan dengan peraturan.
merokok di tempat umum, ramai di
kelas, dan buang air kecil di
sembarang tempat.
Senang ya. Lalu..
43. Merokok bisa, pipis di sembarang umum bisa ya toh, terus DP merasa senang setelah ia Senang setelah melanggar
ribut di kelas bisa ya saya senang. melanggar peraturan dengan peraturan.
merokok di tempat umum, ramai di
kelas, dan buang air kecil di
sembarang tempat.
Lalu yang terlintas di pikiran anda setelah itu?
44. Pikirannya walaupun senang malah, “duh piye yang DP meskipun merasa senang Merasa senang sekaligus kawatir
ngerokok di tempat umum kalau ada cctv kan ada peraturan setelah melanggar peraturan tetapi akan dampak negatif tindakan
dilarang merokok di tempat umum. Saya ketangkap nah ia tetap mengkawatirkan dampak yang didapat setelah melanggar
nanti panjang ceritanya”. Terus kalau yang ngobrol di negatif yang akan ia dapat atas peraturan.
kelas itu nanti senang juga, tapi ada pikiran “wah piye ini pelanggaran yang telah ia lakukan
nanti kalau ketahuan, nanti dosennya marah, nanti dinilai sebelumnya.
dapat E atau F malahan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

45. Lalu yang pipis di tempat umum, kadang takut mbak. DP messkipun merasa senang Senang sekaligus merasa takut
Karena di lain sisi saya senang karena saya tidak kebelet karena telah memenuhi kebutuhan karena akan mendapat hukuman
pipis lagi. Saya takut semisal saya pipis di pohon. Lha ya buang air kecil tetapi ia juga merasa dari makhluk halus setelah
nek ora ono penunggune di pohon, kalau ada kan ndak bisa takut karena beranggapan akan melanggar peraturan.
pulang saya. adanya makhluk halus yang akan
menghukum dirinya jika ia
membuang air kecil di sembarang
tempat.
Bisa anda ceritakan lebih lanjut mengenai hal itu, karena sepertinya sangat menarik?
46. Karena saya tinggal di desa. Dan untuk mistis itu masih DP memiliki keyakinan bahwa ia Yakin akan mendapat hukuman
menempel. Jadi semisal banyak orang yang ngomong “Le akan mendapatkan hukuman dari dari makhluk halus jika
kalo pipis jangan di pohon, nanti itu lhoh penunggunya makhluk halus jika ia melanggar melanggar peraturan yang
marah.” Penunggunya itu setan. peraturan yang berlaku di tempat berlaku di lingkungan sekitar.
tinggalnya dengan membuang air
kecil di sembarang tempat.
Oh seperti itu. Ada cerita atau kejadian yang seperti itu mas?
47. Nggak ada. Kan mitos saja itu mbak. Cuman ditakut-takuti DP beranggapan bahwa makhluk Adanya makhluk halus yang
sama tetangga atau orang lain kan biar nggak pipis di halus yang menghukum individu menghukum jika melanggar
pohon mungkin. karena melanggar peraturan hanya peraturan hanyalah mitos yang
merupakan mitos yang berkembang berkembang di masyarakat.
di lingkungan masyarakat tempat ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183

tingggal.
Lalu selama kurang lebih tiga bulan ini, dapatkah anda menyebutkan tiga hal yang menurut anda sebenarnya tidak baik untuk anda lakukan
tetapi tetap anda lakukan?
48. Menerobos lalulintas, lalu tidak bawa SIM dan STNK, DP melanggar peraturan lalulintas Melanggar peraturan.
lalu..mungkin itu mbak. dengan menerobos lampu lalulintas,
tidak membawa SIM dan STNK.
Apa nih yang anda rasakan sebelum anda memutuskan untuk melakukan dua hal tersebut?
49. Ya berdebar-debar tapi tetap saya lakukan. Saya DP merasa jantung berdebar-debar Jantung berdebar-debar sebelum
menerobos lampu merah terus saya ndak mbawa SIM, sebelum memutuskan untuk melanggar peraturan karena
nanti kalau dikejar polisi lalu ketangkap harus bayar lima melanggar peraaturan karena memikirkan dampak negatif
puluh ribu. Kalau ndak bawa STNK mungkin seratus lima memikirkan dampak negatif yang tindakan.
puluh ribu. akan ia terima jika melanggar
peraturan.
Lalu setelah anda memutuskan melakukan dua hal tersebut, apa yang anda rassakan?
50. Yang saya rasakan itu takut. Karena jika kedua hal itu saya DP meraasa takut setelah Takut setelah melanggar
lakukan, nanti saya kehilangan uang. Bukan takut sama memutuskan untuk melanggar peraturan karena akan mendapat
polisinya, tapi takut karena ketilang karena kan saya peraturan lalulintas karena ia akan sanksi.
melanggar. mendapatkan sanksi denda atas
tindak pelanggaran lalulintas.
Lalu apa yang terlintas di pikiran anda?
51. Yang terlintas awalnya “nggak menerobos po yo?”. Tapi DP sebenarnya berkeinginan untuk Tetap melanggar meskipun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

akhirnya tetep menerobos. Lalu “mbawa SIM sama STNK mematuhi peraturan lalulintas muncul keinginan mematuhi
po yo biar nggak ketangkep?” tapi, “halah cuman deket dengan tidak menerobos lampu peraturan karena meremehkan
kok” Tapi melewati lampu merah dan banyak pos polisi. lalulintas, tetapi ia tetap melanggar tindak pelanggaran tersebut.
Menyepelekan. karena meremehkan tindak
pelanggaran tersebut.
Ok. Selama kurang lebih tiga bulan ini ya. Bisakah andamenyebutkan tiga hal atau tiga tindakan yang menurut anda sepantasnya anda lakukan,
tetapi tidak anda lakukan?
52. Belajar giat, terus ngerjain skripsi dengan sungguh- DP tidak mematuhi aturan sosial Tidak mematuhi aturan sosial
sungguh, lalu tidak bertindak anarki di kelas. yang tidak tertulis dengaan belajar yang tidak tertulis.
giat, mengerjakan skripsi dengan
sungguh-sungguh, dan tidak anarki
di kelas.
Iya. Lalu perasaan atau emosi apa yang muncul?
53. Emosi yang meuncul itu lemes mbak. Jadi kecewa kenapa DP merasa lemas, kecewa dan Merasa lemas, kecewa, dan
saya nggak melakukan itu semua? Kecewanya itu di akhir menyesal setelah pada akhirnya menyesal setelah melanggar
mbak. Menyesal. Kenapa saya nggak ngerjain skripsi giat memutuskan untuk tidak mematuhi aturan sosial tidak tertulis karena
di kampus, tidak anarki juga. Lha saya kecewa itu mbak aturan sosial yang tidak tertulis mendapatkan hasil yang tidak
karena hasilnya di akhir. karena mendapatkan hasil yang diinginkan.
tidak diinginkan.
Lalu sebelum anda memutuskan untuk tidak melakukan hal tersebut, apa yang anda rasakan?
54. Kecewa mbak. Lha wong itu harusnya dilakukan tapi DP merasa kecewa setelah tidak Kecewa setelah melanggar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185

kenapa saya nggak melakukannya dengan sungguh- mematuhi aturan sosial yang tidak aturan sosial tidak tertulis karena
sungguh. tertulis karena memikirkan kembali memikirkan lagi tindakan yang
tindakan yang seharusnya ia telah dilakukan.
lakukan tetapi malah tidak ia
lakukan.
Sebelum anda memutuskan untuk tidak jadi melakukan dua hal tersebut, anda sudah merasa kecewa?
55. Kecewa saya. Lha wong saya pikir jelek dulu. Misalnya DP telah terlebih dahulu merasa Kecewa sebelum melanggar
tidak belajar giat, saya sudah tahu orang males kan sudah kecewa bahkan sebelum melanggar aturan tidak tertulis karena
tahu belakangnya kan mbak. Pasti kalau nggak belajar kan aturan sosial yang tidak tertulis memikirkan dampak negatif
nilainya jelek. Nah saya itu kecewa mbak. karena ia memikirkan dampak tindakan yang pasti akan
neegatif yang pasti akan ia terima diterima.
jika ia melanggar aturan sosial yang
tidak tertulis dengan tidak belajar
giat, tidak anarki di kelas, dan tidak
mengerjakan skripsi dengan
sungguh-sungguh.
Jadi sebelum anda memutuskan untuk tidak belajar dan tidak anarki, anda merasa kecewa terlebih dahulu ya mas?
56. Iya DP telah terlebih dahulu merasa Kecewa sebelum melanggar
kecewa bahkan sebelum melanggar aturan tidak tertulis karena
aturan sosial yang tidak tertulis memikirkan dampak negatif
karena ia memikirkan dampak tindakan yang pasti akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186

neegatif yang pasti akan ia terima diterima.


jika ia melanggar aturan sosial yang
tidak tertulis dengan tidak belajar
giat, tidak anarki di kelas, dan tidak
mengerjakan skripsi dengan
sungguh-sungguh.
Dan setelah anda memutuskan untuk tidak belajar dan tidak anarki, anda merasa kecewa juga ya mas?
57. Iya. DP merasa kecewa setelah Kecewa setelah melanggar
melanggar aturan sosial yang tidak aturan tidak tertulis.
tertulis dengan tidak belajar giat,
tidak anarki di kelas, dan tidak
mengerjakan skripsi dengan
sungguh-sungguh.
Lalu selama tiga bulan ini kira-kira bisakah anda menyebutkan tiga hal atau tiga tindakan yang menurut anda sebenarnya baik untuk dilakukan,
tetapi tidak anda lakukan?
58. Membantu orang tua, berdoa rosario di lingkungan. Lalu... DP tidak mematuhi norma yang Tidak mematuhi norma.
itu dulu mbak. berlaku dengan tidak membantu
orang tua dan tidak melaksankan
ritual keagamaan.
Ok. Jadi ada dua yaitu, membantu orang tua dan berdoa rosario di lingkungan. Nah, apa yang membuat anda merasa bahwa tindakan tersebut
sebaiknya anda lakukan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187

59. Ya itu karena rosario, saya sebagai umat beragama katolik DP beranggapan sebaiknya Sebaiknya dilakukan karena
harusnya rosario. Untuk orang tua, lha wong orang tua itu membantu orang tua dan merupakan kewajiban.
capek, seharusnya ya saya membantu orang tua. melaksanakan ritual keagamaan
karena tindakan tersebut
merupakan kewajiban yang harus
dilakukannya.
Lalu apa yang membuat anda merasa tidak melakukan hal tersebut?
60. Malas dan capek mbak. DP pada akhirnya tidak mematuhi Tidak mematuhi norma karena
norma dengan tidak melaksanakan rasa malas dan lelah.
ritual keagamaan dan tidak
membantu orang tua karena merasa
malas dan lelah.
Lalu perasaan apa yang anda alami sebelum anda memutuskan untuk tidak melakukan hal tersebut?
61. Perasaanya itu bingung. “Jadi saya lakukan apa enggak DP pada akhirnya tidak mematuhi Tidak mematuhi norma karena
ya? Wah capek.” Nah bingung itu lhoh mbak. Terus yang norma dengan tidak melaksanakan rasa malas dan lelah.
membantu orang tua, itu bingungnya capek terus males. ritual keagamaan dan tidak
membantu orang tua karena merasa
malas dan lelah.
Oh. Nah lalu setelah anda akhirnya tidak melakukan kedua hal tersebut apa yang anda rasakan?
62. Yang saya rasakan menyesal. Karena misalnya membantu DP pada akhirnya merasa menyesal Menyesal setelah melanggar
orang tua, lha wong orang tua aja dari pagi sampai malam setelah melanggar norma karena ia norma karena tidak mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188

bekerja keras kok saya kerjanya kuliah kok nggak bisa tidak mampu melaksanakan melaksanakan kewajiban seperti
membantu orang tua? Kalau dibandingkan itu orang tua kewajiban seperti orang-orang di yang mampu dilakukan oleh
lebih capek daripada saya. Untuk rosario juga sama. Lha lingkungan sekitarnya yang telah kelompok di lingkungan tempat
wong temen-temen aja bisa rosario kenapa saya tidak bisa mampu melaksanakan kewajiban ia tinggal.
toh temen-temen juga capek kuliah? tersebut.
Jadi seperti itu ya. Nah kembali lagi mas. Sebelum anda melakukan hal tersebut, jadi sebelum anda tidak rosario. Sebelum anda memutuskan
untuk tidak Rosario, apa yang anda rasakan?
63. Yang saya rasakan bingung. Bingung karena melakukan DP sebelum membuat suatu Bingung memilih keinginan
dua poin itu atau enggak, melaksanakan atau tidak. keputusan, pada akhirnya merasa untuk mematuhi norma atau
bingung untuk memilih keinginan melanggar norma sebelum
untuk melanggar norma dengan memutuskan.
keinginan untuk mematuhi norma.
Nah setelah sekian banyak anda mengalami kehidupan dalam sehari- hari ya mas. Berdasarkan pengalaman anda sehari- hari yang anda alami
sehari- hari ini. Nah menurut anda, sebenarnya apa itu emosi atau perasaan, berdasarkan pengalaman anda sehari- hari?
64. Emosi atau perasaan? Emosi itu menurut saya perasaan DP berpendapat bahwa perasaan Perasaan adalah sesuatu yang
yang muncul yang di keluarkan. Jadi perasaan itu suatu merupakan sesuatu yang ada di ada di dalam pikiran dan akan
yang ada dipikiran kita. Emosi itu tindakan dalam pikiran kita dan jika menjadi emosi jika diungkapkan.
diungkapkan akan menjadi emosi.
Oh jadi perasaan itu ada di pikiran kita?
65. He’e, terus emosi itu yang melakukan. DP berpendapat bahwa perasaan Perasaan adalah sesuatu yang
merupakan sesuatu yang ada di ada di dalam pikiran dan akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189

dalam pikiran kita dan jika menjadi emosi jika diungkapkan.


diungkapkan akan menjadi emosi.
Bisa ceritakan lebih lanjut?
66. Jadi piye ya mbak? Angel le ngomong e. Emosi kuwi, ehm DP berpendapat bahwa gelisah Gelisah adalah contoh perasaan.
perasaan itu tuh semisal kayak gelisah, perasaane gelisah. merupakan contoh dari perasaan.
67. Emosi itu marah- marah. DP berpendapat bahwa emosi Emosi adalah marah.
adalah marah.
Oh seperti itu.
68. Karena gelisah sama karena takut, emosi itu hadir. DP berpendapat bahwa emosi juga Emosi dapat muncul jika merasa
dapat muncul jika merasa takut dan takut dan gelisah.
gelisah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190

Lampiran 15. Contoh Meaning Unit


Subjek Trial

1. Tidak melaanggar standart sosial.


2. Tidak melanggar hukum karena merugikan orang lain.
3. Ingin melanggar hukum karena tunttutan pemenuhan kebutuhan pribadi.
4. Tidak melanggar hukum karena merugikan diri sendiri dan orang lain.
5. Tidak sepantasnya melanggar hukum dan norma karena merugikan orang lain.
6. Meskipun akan diuntungkan tetapi tetap tidak pantas dilakukan karena merugikan orang lain.
7. Ingin melanggar hukum untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak.
8. Tidak pantas melanggar norma karena dampak negatif tindakan dan menjadi perbincangan di lingkungan masyarakat.
9. Ingin melanggar norma karena ingin mendapatkan hasil atau manfaat secara instan.
10. Ingin melanggar norma setelah mendengar cerita dari teman.
11. Tidak melanggar hukum karena dianggap merugikan.
12. Jantung berdebar-debar sebelum memutuskan karena harus memilih antara keinginan dengan resiko tindakan.
13. Lega setelah tidak melanggar standart sosial.
14. Bersyukur karena tidak jadi melanggar standart sosial.
15. Tidak melanggar standart sosial.
16. Tidak melanggar standart sosial karena merugikan dan berdosa.
17. Gelisah dan tidak nyaman sebelum tidak melanggar standart sosial karena dampak negatif tindakan dan percaya adanya karma.
18. Mengulang pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191

19. Sebelum memutuskan harus memilih berdasarkan dampak tindakan yang mungkin terjadi.
20. Lega setelah tidak melanggar standart sosial.
21. Pasrah setelah tidak melanggar standart sosial karena percaya akan berlakunya hukum karma.
22. Lega setelah tidak melanggar standart sosial karena tidak jadi menambah dosa.
23. Bersyukur setelah mengingat kembali tindakan yang dilakukan karena tidak jadi merugikan orang lain.
24. Mematuhi standart sosial.
25. Mematuhi aturan sosial tidak tertulis agar merasa nyaman dan mendapat penilaian positif dari lingkungan sekitar.
26. Melakukan karena berusaha mematuhi norma adat yang masih diunjung tinggi.
27. Senang dan bangga setelah mematuhi standart sosial karena dapat memunculkan perasaan saling nyaman antara pribadi maupun individu
lain.
28. Mematuhi standart sosial karena memikirkan dampak negatif tindakan dan respon negatif dari lingkungan sekitar.
29. Senang dan nyaman setelah melakukan.
30. Senang setelah mampu memenuhi tuntuttan norma adat yang dijunjung tinggi di lingkungan sekitar.
31. Mematuhi peraturan.
32. Mematuhi peraturan untuk menghindari dampak tindakan yang dianggap merugikan.
33. Takut akan dampak negatif tindakan sebelum mematuhi peraturan.
34. Senang setelah mematuhi peraturan.
35. Bimbang memilih antara mematuhi peraturan dengan melanggar peraturan karena keuntugan pribadi saat sebelum memutuskan.
36. Melanggar peraturan.
37. Tidak sepantasnya dilakukan karena tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
38. Senang setelah melanggar peraturan karena mencari pembenaran atas tindakan dan terdesak keadaan.
39. Tetap melanggar peraturan meskipun takut ditegur karena tidak mampu mengendalikan keinginan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192

40. Senang setelaah melanggar peraturan karena dapat menyalurkan kesenangan.


41. Melanggar peraturan karena terdesak oleh keadaan.
42. Senang setelah melanggar peraturan.
43. Senang setelah melanggar peraturan.
44. Merasa senang sekaligus kawatir akan dampak negatif tindakan yang didapat setelah melanggar peraturan.
45. Senang sekaligus merasa takut karena akan mendapat hukuman dari makhluk halus setelah melanggar peraturan.
46. Yakin akan mendapat hukuman dari makhluk halus jika melanggar peraturan yang berlaku di lingkungan sekitar.
47. Adanya makhluk halus yang menghukum jika melanggar peraturan hanyalah mitos yang berkembang di masyarakat.
48. Melanggar peraturan.
49. Jantung berdebar-debar sebelum melanggar peraturan karena memikirkan dampak negatif tindakan.
50. Takut setelah melanggar peraturan karena akan mendapat sanksi.
51. Tetap melanggar meskipun muncul keinginan mematuhi peraturan karena meremehkan tindak pelanggaran tersebut.
52. Tidak mematuhi aturan sosial yang tidak tertulis.
53. Merasa lemas, kecewa, dan menyesal setelah melanggar aturan sosial tidak tertulis karena mendapatkan hasil yang tidak diinginkan.
54. Kecewa setelah melanggar aturan sosial tidak tertulis karena memikirkan lagi tindakan yang telah dilakukan.
55. Kecewa sebelum melanggar aturan tidak tertulis karena memikirkan dampak negatif tindakan yang pasti akan diterima.
56. Kecewa sebelum melanggar aturan tidak tertulis karena memikirkan dampak negatif tindakan yang pasti akan diterima.
57. Kecewa setelah melanggar aturan tidak tertulis.
58. Tidak mematuhi norma.
59. Sebaiknya dilakukan karena merupakan kewajiban.
60. Tidak mematuhi norma karena rasa malas dan lelah.
61. Tidak mematuhi norma karena rasa malas dan lelah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193

62. Menyesal setelah melanggar norma karena tidak mampu melaksanakan kewajiban seperti yang mampu dilakukan oleh kelompok di
lingkungan tempat ia tinggal.
63. Bingung memilih keinginan untuk mematuhi norma atau melanggar norma sebelum memutuskan.
64. Perasaan adalah sesuatu yang ada di dalam pikiran dan akan menjadi emosi jika diungkapkan.
65. Perasaan adalah sesuatu yang ada di dalam pikiran dan akan menjadi emosi jika diungkapkan.
66. Gelisah adalah contoh perasaan.
67. Emosi adalah marah.
68. Emosi dapat muncul jika merasa takut dan gelisah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194

Lampiran 16. Contoh Meaning Unit Yang Tereliminasi


Subjek Trial

69. Tidak melaanggar standart sosial.


15. Tidak melanggar standart sosial.
18. Mengulang pertanyaan.
24. Mematuhi standart sosial.
31. Mematuhi peraturan.
36. Melanggar peraturan.
47. Adanya makhluk halus yang menghukum jika melanggar peraturan hanyalah mitos yang berkembang di masyarakat.
48. Melanggar peraturan.
52. Tidak mematuhi aturan sosial yang tidak tertulis.
58. Tidak mematuhi norma.
64. Perasaan adalah sesuatu yang ada di dalam pikiran dan akan menjadi emosi jika diungkapkan.
65. Perasaan adalah sesuatu yang ada di dalam pikiran dan akan menjadi emosi jika diungkapkan.
66. Gelisah adalah contoh perasaan.
67. Emosi adalah marah.
68. Emosi dapat muncul jika merasa takut dan gelisah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195

Lampiran 17. Contoh Meaning Unit Yang Tidak Tereliminasi


Subjek Trial

2. Tidak melanggar hukum karena merugikan orang lain.


3. Ingin melanggar hukum karena tunttutan pemenuhan kebutuhan pribadi.
4. Tidak melanggar hukum karena merugikan diri sendiri dan orang lain.
5. Tidak sepantasnya melanggar hukum dan norma karena merugikan orang lain.
6. Meskipun akan diuntungkan tetapi tetap tidak pantas dilakukan karena merugikan orang lain.
7. Ingin melanggar hukum untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak.
8. Tidak pantas melanggar norma karena dampak negatif tindakan dan menjadi perbincangan di lingkungan masyarakat.
9. Ingin melanggar norma karena ingin mendapatkan hasil atau manfaat secara instan.
10. Ingin melanggar norma setelah mendengar cerita dari teman.
11. Tidak melanggar hukum karena dianggap merugikan.
12. Jantung berdebar-debar sebelum memutuskan karena harus memilih antara keinginan dengan resiko tindakan.
13. Lega setelah tidak melanggar standart sosial.
14. Bersyukur karena tidak jadi melanggar standart sosial.
16. Tidak melanggar standart sosial karena merugikan dan berdosa.
17. Gelisah dan tidak nyaman sebelum tidak melanggar standart sosial karena dampak negatif tindakan dan percaya adanya karma.
19. Sebelum memutuskan harus memilih berdasarkan dampak tindakan yang mungkin terjadi.
20. Lega setelah tidak melanggar standart sosial.
21. Pasrah setelah tidak melanggar standart sosial karena percaya akan berlakunya hukum karma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196

22. Lega setelah tidak melanggar standart sosial karena tidak jadi menambah dosa.
23. Bersyukur setelah mengingat kembali tindakan yang dilakukan karena tidak jadi merugikan orang lain.
25. Mematuhi aturan sosial tidak tertulis agar merasa nyaman dan mendapat penilaian positif dari lingkungan sekitar.
26. Melakukan karena berusaha mematuhi norma adat yang masih diunjung tinggi.
27. Senang dan bangga setelah mematuhi standart sosial karena dapat memunculkan perasaan saling nyaman antara pribadi maupun individu
lain.
28. Mematuhi standart sosial karena memikirkan dampak negatif tindakan dan respon negatif dari lingkungan sekitar.
29. Senang dan nyaman setelah melakukan.
30. Senang setelah mampu memenuhi tuntuttan norma adat yang dijunjung tinggi di lingkungan sekitar.
32. Mematuhi peraturan untuk menghindari dampak tindakan yang dianggap merugikan.
33. Takut akan dampak negatif tindakan sebelum mematuhi peraturan.
34. Senang setelah mematuhi peraturan.
35. Bimbang memilih antara mematuhi peraturan dengan melanggar peraturan karena keuntugan pribadi saat sebelum memutuskan.
37. Tidak sepantasnya dilakukan karena tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
38. Senang setelah melanggar peraturan karena mencari pembenaran atas tindakan dan terdesak keadaan.
39. Tetap melanggar peraturan meskipun takut ditegur karena tidak mampu mengendalikan keinginan.
40. Senang setelah melanggar peraturan karena dapat menyalurkan kesenangan.
41. Melanggar peraturan karena terdesak oleh keadaan.
42. Senang setelah melanggar peraturan.
43. Senang setelah melanggar peraturan.
44. Merasa senang sekaligus kawatir akan dampak negatif tindakan yang didapat setelah melanggar peraturan.
45. Senang sekaligus merasa takut karena akan mendapat hukuman dari makhluk halus setelah melanggar peraturan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

197

46. Yakin akan mendapat hukuman dari makhluk halus jika melanggar peraturan yang berlaku di lingkungan sekitar.
49. Jantung berdebar-debar sebelum melanggar peraturan karena memikirkan dampak negatif tindakan.
50. Takut setelah melanggar peraturan karena akan mendapat sanksi.
51. Tetap melanggar meskipun muncul keinginan mematuhi peraturan karena meremehkan tindak pelanggaran tersebut.
53. Merasa lemas, kecewa, dan menyesal setelah melanggar aturan sosial tidak tertulis karena mendapatkan hasil yang tidak diinginkan.
54. Kecewa setelah melanggar aturan sosial tidak tertulis karena memikirkan lagi tindakan yang telah dilakukan.
55. Kecewa sebelum melanggar aturan tidak tertulis karena memikirkan dampak negatif tindakan yang pasti akan diterima.
56. Kecewa sebelum melanggar aturan tidak tertulis karena memikirkan dampak negatif tindakan yang pasti akan diterima.
57. Kecewa setelah melanggar aturan tidak tertulis.
59. Sebaiknya dilakukan karena merupakan kewajiban.
60. Tidak mematuhi norma karena rasa malas dan lelah.
61. Tidak mematuhi norma karena rasa malas dan lelah.
62. Menyesal setelah melanggar norma karena tidak mampu melaksanakan kewajiban seperti yang mampu dilakukan oleh kelompok di
lingkungan tempat ia tinggal.
63. Bingung memilih keinginan untuk mematuhi norma atau melanggar norma sebelum memutuskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198

Lampiran 18. Contoh Kategorisasi Tema


Subjek Trial

1.Sebelum Bertindak
1.1 Kognitif
1.1.1 Perspektif Individu
Memikirkan dampak atas tindakan/keputusan:
a. Tidak melanggar hukum karena merugikan orang lain.(MU2)
b. Tidak melanggar hukum karena merugikan diri sendiri dan orang lain.(MU4)
c. Tidak sepantasnya melanggar hukum dan norma karena merugikan orang lain.(MU5)
d. Meskipun akan diuntungkan tetapi tetap tidak pantas dilakukan karena merugikan orang lain.(MU6)
e. Tidak pantas melanggar norma karena dampak negatif tindakan dan menjadi perbincangan di lingkungan
masyarakat.(MU8)
f. Tidak melanggar hukum karena dianggap merugikan.(MU11)
g. Tidak melanggar standart sosial karena merugikan dan berdosa.(MU16)
h. Sebelum memutuskan harus memilih berdasarkan dampak tindakan yang mungkin terjadi.(MU19)
i. Mematuhi standart sosial karena memikirkan dampak negatif tindakan dan respon negatif dari lingkungan sekitar.(MU28)
j. Mematuhi peraturan untuk menghindari dampak tindakan yang dianggap merugikan.(MU32)
k. Takut akan dampak negatif tindakan sebelum mematuhi peraturan.(MU33)
l. Jantung berdebar-debar sebelum melanggar peraturan karena memikirkan dampak negatif tindakan.(MU49)
m. Kecewa sebelum melanggar aturan tidak tertulis karena memikirkan dampak negatif tindakan yang pasti akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199

diterima.(MU55)
n. Kecewa sebelum melanggar aturan tidak tertulis karena memikirkan dampak negatif tindakan yang pasti akan
diterima.(MU56)
Kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan pribadi:
a. Ingin melanggar hukum karena tunttutan pemenuhan kebutuhan pribadi.(MU3)
b. Ingin melanggar hukum untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak.(MU7)
c. Melanggar peraturan karena terdesak oleh keadaan.(MU41)
Kecenderungan karena terdesak oleh keadaan:
a. Ingin melanggar hukum untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak.(MU7)
b. Melanggar peraturan karena terdesak oleh keadaan.(MU41)
Kecenderungan untuk mencari hasil melalui jalan pintas:
a. Ingin melanggar norma karena ingin mendapatkan hasil atau manfaat secara instan.(MU9)
Cenderung bimbang memilih antara keinginan dengan kewajiban:
a. Jantung berdebar-debar sebelum memutuskan karena harus memilih antara keinginan dengan resiko tindakan.(MU12)
b. Bimbang memilih antara mematuhi peraturan dengan melanggar peraturan karena keuntugan pribadi saat sebelum
memutuskan.(MU35)
c. Bingung memilih keinginan untuk mematuhi norma atau melanggar norma sebelum memutuskan.(MU63)
Kecenderungan untuk percaya adanya karma:
a. Gelisah dan tidak nyaman sebelum tidak melanggar standart sosial karena dampak negatif tindakan dan percaya adanya
karma.(MU17)
Kecenderungan untuk mematuhi standart sosial:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200

a. Melakukan karena berusaha mematuhi norma adat yang masih diunjung tinggi.(MU26)
b. Tidak sepantasnya dilakukan karena tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.(MU37)
Cenderung tidak mampu mengendlikan keinginan:
a. Tetap melanggar peraturan meskipun takut ditegur karena tidak mampu mengendalikan keinginan.(MU39)
Kecenderugan untuk meremehkan pelanggaran:
a. Tetap melanggar meskipun muncul keinginan mematuhi peraturan karena meremehkan tindak pelanggaran
tersebut.(MU51)
Kecenderungan berdasarkan kewajiban:
a. Sebaiknya dilakukan karena merupakan kewajiban.(MU59)

1.1.2 Religiusitas
Kecenderungan untuk menghindari perasaan berdosa:
a. Tidak melanggar standart sosial karena merugikan dan berdosa.(MU16)

1.1.3 Lingkungan Sekitar


Kecenderungan untuk memenuhi harapan kelompok:
a. Tidak pantas melanggar norma karena dampak negatif tindakan dan menjadi perbincangan di lingkungan
masyarakat.(MU8)
b. Mematuhi aturan sosial tidak tertulis agar merasa nyaman dan mendapat penilaian positif dari lingkungan sekitar.(MU25)
c. Mematuhi standart sosial karena memikirkan dampak negatif tindakan dan respon negatif dari lingkungan sekitar.(MU28)
Kecenderungan mendapat pengaruh teman:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201

a. Ingin melanggar norma setelah mendengar cerita dari teman.(MU10)

1.1.4 Fisiologis
Kecenderungan jantung berdebar-debar:
a. Jantung berdebar-debar sebelum memutuskan karena harus memilih antara keinginan dengan resiko tindakan.(MU12)
b. Jantung berdebar-debar sebelum melanggar peraturan karena memikirkan dampak negatif tindakan.(MU49)
Cenderung lelah:
a. Tidak mematuhi norma karena rasa malas dan lelah.(MU60)
b. Tidak mematuhi norma karena rasa malas dan lelah.(MU61)

1.2 Emosi
1.2.1 Emosi Positif
Kecenderungan untuk merasa nyaman:
a. Mematuhi aturan sosial tidak tertulis agar merasa nyaman dan mendapat penilaian positif dari lingkungan sekitar.(MU25)

1.2.2 Emosi Negatif


Kecenderungan untuk merasa gelisah dan tidak nyaman:
a. Gelisah dan tidak nyaman sebelum tidak melanggar standart sosial karena dampak negatif tindakan dan percaya adanya
karma.(MU17)
Kecenderungan untuk merasa takut:
a. Takut akan dampak negatif tindakan sebelum mematuhi peraturan.(MU33)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

202

b. Tetap melanggar peraturan meskipun takut ditegur karena tidak mampu mengendalikan keinginan.(MU39)
Kecenderungan untuk merasa kecewa:
a. Kecewa sebelum melanggar aturan tidak tertulis karena memikirkan dampak negatif tindakan yang pasti akan
diterima.(MU55)
b. Kecewa sebelum melanggar aturan tidak tertulis karena memikirkan dampak negatif tindakan yang pasti akan
diterima.(MU56)
Cenderung merasa malas:
a. Tidak mematuhi norma karena rasa malas dan lelah.(MU60)
b. Tidak mematuhi norma karena rasa malas dan lelah.(MU61)

2 Setelah Bertindak
2.1 Kognitif
2.1.1 Perspektif Individu
Kecenderungan untuk percaya adanya karma:
a. Pasrah setelah tidak melanggar standart sosial karena percaya akan berlakunya hukum karma.(MU21)
Kecenderungan untuk memikirkan kembali tindakan/keputusan yang telah diambil:
a. Bersyukur setelah mengingat kembali tindakan yang dilakukan karena tidak jadi merugikan orang lain.(MU23)
b. Kecewa setelah melanggar aturan sosial tidak tertulis karena memikirkan lagi tindakan yang telah dilakukan.(MU54)
Kecenderungan untuk mencari pembenaran atas tindakan:
a. Senang setelah melanggar peraturan karena mencari pembenaran atas tindakan dan terdesak keadaan.(MU38)
b. Senang setelah melanggar peraturan karena dapat menyalurkan kesenangan.(MU40)
Kecenderungan memikirkan dampak atas tindakan/keputusan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

203

a. Merasa senang sekaligus kawatir akan dampak negatif tindakan yang didapat setelah melanggar peraturan.(MU44)
b. Takut setelah melanggar peraturan karena akan mendapat sanksi.(MU50)
c. Merasa lemas, kecewa, dan menyesal setelah melanggar aturan sosial tidak tertulis karena mendapatkan hasil yang tidak
diinginkan.(MU53)

Cenderung memikirkan ketidakmampuan dalam melaksanakan kewajiban:


a. Menyesal setelah melanggar norma karena tidak mampu melaksanakan kewajiban seperti yang mampu dilakukan oleh
kelompok di lingkungan tempat ia tinggal.(MU62)

2.1.2 Religiusitas
Kecenderungan menghindari tindakan yang dianggap berdosa:
a. Lega setelah tidak melanggar standart sosial karena tidak jadi menambah dosa.(MU22)

2.1.3 Lingkungan Sekitar


Kecenderungan untuk menjaga keharmonisan di lingkungan masyarakat:
a. Senang dan bangga setelah mematuhi standart sosial karena dapat memunculkan perasaan saling nyaman antara pribadi
maupun individu lain.(MU27)
Cenderung yakin akan mendapatkan hukuman dari makhluk halus:
a. Senang sekaligus merasa takut karena akan mendapat hukuman dari makhluk halus setelah melanggar peraturan.(MU45)
b. Yakin akan mendapat hukuman dari makhluk halus jika melanggar peraturan yang berlaku di lingkungan sekitar.(MU46)
Cenderung tidak ingin tertinggal dari kelompok:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204

a. Menyesal setelah melanggar norma karena tidak mampu melaksanakan kewajiban seperti yang mampu dilakukan oleh
kelompok di lingkungan tempat ia tinggal.(MU62)

2.1.4 Fisiologis
Cenderung lelah:
a. Merasa lemas, kecewa, dan menyesal setelah melanggar aturan sosial tidak tertulis karena mendapatkan hasil yang tidak
diinginkan.(MU53)

2.2 Emosi
2.2.1 Emosi Positif
Cenderung merasa lega:
a. Lega setelah tidak melanggar standart sosial.(MU13)
b. Lega setelah tidak melanggar standart sosial.(MU20)
c. Lega setelah tidak melanggar standart sosial karena tidak jadi menambah dosa.(MU22)
Cenderung merasa bersyukur:
a. Bersyukur karena tidak jadi melanggar standart sosial.(MU14)
b. Bersyukur setelah mengingat kembali tindakan yang dilakukan karena tidak jadi merugikan orang lain.(MU23)
Cenderung merasa pasrah:
a. Pasrah setelah tidak melanggar standart sosial karena percaya akan berlakunya hukum karma.(MU21)
Merasa senang:
a. Senang dan bangga setelah mematuhi standart sosial karena dapat memunculkan perasaan saling nyaman antara pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205

maupun individu lain.(MU27)


b. Senang dan nyaman setelah melakukan.(MU29)
c. Senang setelah mampu memenuhi tuntuttan norma adat yang dijunjung tinggi di lingkungan sekitar.(MU30)
d. Senang setelah mematuhi peraturan.(MU34)
e. Senang setelah melanggar peraturan karena mencari pembenaran atas tindakan dan terdesak keadaan.(MU38)
f. Senang setelah melanggar peraturan karena dapat menyalurkan kesenangan.(MU40)
g. Senang setelah melanggar peraturan.(MU42)
h. Senang setelah melanggar peraturan.(MU43)
i. Merasa senang sekaligus kawatir akan dampak negatif tindakan yang didapat setelah melanggar peraturan.(MU44)
j. Senang sekaligus merasa takut karena akan mendapat hukuman dari makhluk halus setelah melanggar peraturan.(MU45)
Cenderung merasa bangga:
a. Senang dan bangga setelah mematuhi standart sosial karena dapat memunculkan perasaan saling nyaman antara pribadi
maupun individu lain.(MU27)
Cenderung merasa nyaman:
a. Senang dan nyaman setelah melakukan.(MU29)

2.2.2 Emosi Negatif


Cenderung merasa khawatir:
a. Merasa senang sekaligus kawatir akan dampak negatif tindakan yang didapat setelah melanggar peraturan.(MU44)
Kecenderungan untuk merasa takut:
a. Senang sekaligus merasa takut karena akan mendapat hukuman dari makhluk halus setelah melanggar peraturan.(MU45)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

206

b. Takut setelah melanggar peraturan karena akan mendapat sanksi.(MU50)


Cenderung merasa kecewa:
a. Merasa lemas, kecewa, dan menyesal setelah melanggar aturan sosial tidak tertulis karena mendapatkan hasil yang tidak
diinginkan.(MU53)
b. Kecewa setelah melanggar aturan sosial tidak tertulis karena memikirkan lagi tindakan yang telah dilakukan.(MU54)
c. Kecewa setelah melanggar aturan tidak tertulis.(MU57)
Cenderung merasa menyesal:
a. Menyesal setelah melanggar norma karena tidak mampu melaksanakan kewajiban seperti yang mampu dilakukan oleh
kelompok di lingkungan tempat ia tinggal.(MU62)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

207

Lampiran 19. Contoh Verbatim Wawancara


Subjek Satu

Meaning
Data Interpretasi Transformasi
Unit
Nah aku meminta kamu untuk menyebutkan kurang lebih selama kurun waktu tiga bulan ini. Tiga hal atau tiga tindakan yang menurut
kamu tidak sepantasnya kamu lakukan dan memang benar kamu tidak melakukan hal itu?
1. Nyolong kali mbak. Mukulin orang. N tidak mencuri dan tidak memukuli Tidak melakukan pelanggaran
Seingetku sih cuman itu mbak. orang lain. hukum.
Nah apa yang membuat kamu merasa kedua hal itu merupakan tindakan yang nggak pantes untuk dilakuin?
2. Ya nggak pantes aja kalau mukulin orang N beranggapan bahwa memukuli orang Tidak pantas dilakukan karena
itu gimana yah? Ya masak ya pantes lain dan mencuri merupakan tindakan melanggar undang-undang.
mukulin orang. Kalau nyolong kita ngambil yang tidak sepantasnya dilakukan karena
barang yang bukan hak kita. Itu kan nggak mengambil barang yang bukan menjadi
pantes. Kalau mukulin orang kan itu ada haknya dan melanggar undang-undang.
undang-undangnya. Mukulin orang tanpa
sebab, terus hanya karena bantuin temen
kita. Itu kan menurutku sih ndak pantes.
Ok. Lalu sebelum kamu memutuskan tidak melakukan itu apa yang kamu rasakan?
3. Antara kalau untuk yang nyolong itu N tidak mempunyai pikiran dan keinginan Tidak melanggar hukum
memang nggak sampek kepikiran. Cuman untuk melakukan pelanggaran hukum karena dampak negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

208

memang nggak pengen ngelakuin terus ya dengan mencuri karena ia beranggapan tindakan.
cuman mikir lagi. Kan misalnya kita bahwa mencuri merupakan tindakan yang
nyolong terus ketauan. Terus ya gak baik dapat membawa dampak yang tidak baik.
aja istilahnya kayak gitu.
Lalu apa yang kamu rasakan ?
4. Yang aku rasain ya, bingung kali mbak. Ya N sebelum membuat keputusan Sebelum memutuskan tidak
nggak pengen ngelakuin aja. mengalami kebingungan dan tidak berkeinginan melanggar
mempunyai keinginan untuk melakukan hukum dan bingung.
pelanggaran hukum dengan mencuri.
Kalau digambarkan seperti apa?
5. Simpelnya gini mbak. Kita butuh uang, terus Sebelum membuat keputusan, N Memikirkan dampak negatif
kita punya kesempatan buat ngambil milik berpikiran mengenai dampak negatif tindakan sebelum memutuskan
orang lain. Tapi sebelum ngambil milik tindakan yang akan ia alami jika ia untuk tidak melanggar hukum.
orang lain itu, kita mikirnya gini “ah itu melakukan tindakan yang melanggar
temenku. Nanti kalau nyolong kalau ketauan hukum dengan mencuri.
akibatnya gini”. Ya gambarannya kayak
gitu.
6. Ya antara takut sama bingung aja gitu N merasa takut dan bingung sebelum ia Takut dan bingung sebelum
mbak. akhirnya membuat keputusan untuk tidak memutuskan untuk tidak
melanggar hukum dengan mencuri. melanggar hukum.
Nah setelah memutuskan untuk tidak melakukan, apa yang kamu rasakan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

209

7. Seneng sih. Soalnya andaikan aku tadi N merasa senang dan bersyukur setelah ia Senang dan bersyukur setelah
nggak ngelakuin itu. Gak bakalan kayak memutuskan untuk tidak melanggar tidak melanggar hukum karena
gini. Syukurlah maksdunya. Kayak, yaudah. hukum dengan mencuri, karena ia dapat mengalami keadaan yang
Gitu mbak. berpendapat bahwa jika melanggar disyukuri saat ini.
hukum maka ia tidak akan mengalami
keadaan yang dapat ia syukuri saat ini.
Ok. Ada hal lain selain dua hal itu ?
8. Enggak mbak. N tidak mempunyai contoh pengalaman Tidak ada contoh pengalaman
lain mengenai tindakan yang tidak lain.
sepantasnya dilakukan dan memang tidak
ia lakukan.
Sekarang tiga hal atau tiga tindakan yang tidak sebaiknya kamu lakukan dan kamu memang tidak melakukan hal itu ?
9. Eh bolos kuliah. Terus bohongin temen. Itu N tidak membolos saat kuliah dan tidak Tidak melanggar norma dan
aja mbak. berbohong kepada teman. peraturan.
Apa yang membuat kamu merasa bahwa dua hal itu merupakan tindakan yang tidak sebaiknya kamu lakukan ?
10. Kalau bolos kuliah itu ya memang kita kan N beranggapan bahwa tindakan yang Tidak melanggar peraturan
kesini buat belajar. Orang tua udah capek melanggar peraturan dengan membolos karena pengorbanan orang tua
buat bayar kuliah. Tau-tau kita bisanya ketika kuliah merupakan tindakan yang dan mempertahankan
cuman bolos kan. tidak sebaiknya dilakukan karena melihat representasi diri ideal.
pengorbanan orang tua dan menyadari
kewajibannya sebagai seorang mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

210

yang selalu belajar.


11. Pernah sih pernah bolos waktu semester N tidak lagi melakukan pelanggaran Tidak lagi melanggar peraturan
satu atau dua. Tapi ya mulai sekarang peraturan dengan membolos setelah karena dianggap tidak
ngerasanya buat apa gitu? Toh juga kan menyadari bahwa tindakan yang selama bermanfaat.
udah bayar, masak disia-siakan. ini ia lakukan tidak memiliki manfaat.
12. Kalau bohong sama temen itu, sebenernya N terkadang melanggar norma dengan Meskipun menyadari standart
lebih ke ini ya. Kadang temen minta berbohong kepada teman yang meminta norma tetapi tetap melanggar
bantuan itu kan kadang lagi malas- bantuannya karena ia merasa malas untuk norma karena rasa malas.
malasnya. Ada urusan lain, ya cuman membantu meskipun ia sadar bahwa
bilang aja “aduh aku lagi sibuk” padahal tindakan tersebut tidak sebaiknya ia
enggak. Di kos lagi tidur. Cuman kan tetep lakukan.
nggak baik juga sih.
Apa nih yang membuat nggak baik menurut kamu ?
13. Ya kan, misalnya temen sendiri minta N beranggapan bahwa tindakan Penilaian tindakan berdasarkan
bantuan gitu. Cuman kita bilangnya lagi berbohong merupakan tindakan yang nilai dari standart norma yang
sibuk, padahal cuman malas-malasan di tidak sebaiknya dilakukan karena ia berlaku tentang relasi
kos. Seharusnya kan nggak boleh gitu kan menyadari bahwa ia seharusnya tidak interpersonal.
mbak. diperbolehkan untuk berbohong kepada
teman yang sedang membutuhkan
pertolongan darinya.
Lanjut, apa yang kamu rasakan sebelum memutuskan untuk tidak melakukan kedua hal itu ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

211

14. Ya itu kadang mikir lagi karena orang tua tu N merasa tidak tega karena mengetahui Mengingat pengorbanan orang
kasian, capek buat kuliah. Ya masak disia- pengorbanan dan jerih payah yang tua dan rasa tidak tega sebelum
siain. Rasanya kasian sama orang tua. dilakukan orang tua kepadanya sebelum tidak melanggar peraturan.
pada akhirnya ia membuat keputusan
untuk tidak melanggar peraturan dengan
membolos.
15. Terus ngerasa istilahnya ngatain diri sendiri Sebelum memutuskan untuk tidak Rasa inferior sebelum tidak
tuh bodoh. melanggar peraturan dengan membolos, melanggar peraturan.
muncul perasaan inferior dalam diri N
dengan menyebut dirinya sendiri sebagai
orang yang bodoh.
16. Tapi kalau untuk yang bohongin temen N mengalami keadaan dimana ia tidak Tidak peduli dan tidak ada
enggak ngerasain apa ya.. Rasanya tuh peduli dan tidak ada emosi yang muncul emosi yang muncul sebelum
yaudah lah biarin aja. Kalau bohong ya dalam dirinya baik saat ia sebelum maupun setelah melanggar
udah. maupun setelah melanggar norma dengan norma pada teman.
berbohong kepada teman yang sedang
membutuhkan bantuannya.
Yaudah, kalau digambarin gimana ?
17. Dibilang nyesel juga enggak, dibilang N merasa tidak ada emosi yang muncul Tidak ada emosi yang muncul
seneng juga enggak. Ya rasanya biasa aja. ketika ia melanggar norma dengan jika melanggar norma pada
berbohong pada temannya yang sedang teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

212

membutuhkan bantuan.
Setelah memutuskan untuk tidak melakukan itu, ada yang terlintas nggak ?
18. Yang terlintas. Kalau kuliah tadi mikirnya N tetap memikirkan keadaan orang tua Tetap memikirkan keluarga
tetep ke orang tua. Mikirnya tetep ke dan adikknya setelah ia pada akhirnya setelah tidak melanggar
keluarga. Kalau nggak lulus-lulus lima memutuskan untuk tidak melanggar peraturan.
tahun, enam tahun gitu, adikku gimana? peraturan dengan tidak membolos.
Orang tuaku gimana. Masak ya dikuliahin
tapi cuman bolos. Cuman gitu aja sih.
Menarik yah. Apa yang membuatmu pertama yang terlintas adalah orang tua ?
19. Kalau aku sih dari kecil deket ke mamah. N mempunyai kelekatan yang lebih pada Punya kelekatan pada ibu.
sosok ibu lebih dari anggota keluarganya
yang lain sejak ia masih kecil.
20. Kalau memang dari kecil sih aku N beranggapan bahwa kakaknya lebih Pernah menganggap adanya
ngerasanya kakakku yang dibiayain, tapi diperhatikan bila dibandingkan dirinya, persaingan antar saudara.
ternyata enggak. Ibuku pernah cerita yang meskipun pada akhirnya ia menyadari
bikin aku pernah pengen nangis itu “nanti bahwa anggapannya tersebut keliru.
hari tua ibu di sampingmu yah nak”. Itu
yang membuat gimana gitu.
21. Aku tuh pokoknya kalau nyakitin hati ibu N merasa sangat menyesal jika ia Sangat menyesal pada sosok
rasanya nyesel banget. Itu yang buat aku menyakiti hati ibu jika ia melanggar ibu jika melanggar peraturan.
nyesel kalau kuliah kayak gitu. peraturan dengan membolos kuliah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

213

22. Nggak pengen nyakitin, tapi cuman kadang N sebenarnya tidak ingin menyakiti Tidak ingin menyakiti orang
rasa emosi yang terpaksa mbuat kayak gitu. perasaan orang tua, tetapi terkadang tua tetapi terkadang terpaksa
Itu yang buat aku kasian ibuk, kasian orang ketidakmampuan dalam mengendalikan berbuat sebaliknya karena
tua gitu. Ibu yang malah sering telpon, emosi yang muncul di dalam dirinya tidak mampu mengendalikan
kalau bapak jarang. membuat ia terpaksa melakukan tindakan emosi.
yang bertolak belakang dengan
keinginannya tersebut.
Setelah memutuskan untuk tidak jadi melakukan itu apa yang kamu rasakan ?
23. Seneng. Terus mikirnya gimana yah.. Ya N merasa senang setelah ia pada akhirnya Senang setelah tidak
seneng aja mbak. memutuskan untuk tidak melanggar melanggar peraturan.
peraturan dengan tidak membolos kuliah.
24. Ah aku udah ngelakuin pasti ibuk seneng N membayangkan bahwa ibunya pasti Membayangkan rasa senang
kalau misalnya dulu aku “cabut” sekarang akan merasa senang jika ia tidak lagi ibu karena telah tidak
aku nggak lagi. Sekarang aku serius. melanggar peraturan seperi sebelumnya melanggar peraturan.
dengan sekarang tidak lagi membolos
kuliah.
Senengnya lebih kamu tujukan ke siapa?
25. Diri sendiri. N merasa senang kepada dirinya sendiri Senang pada diri sendiri
karena ia telah memutuskan untuk tidak setelah tidak melanggar
melanggar peraturan dengan tidak peraturan.
membolos kuliah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

214

Lanjut. Selama kurun waktu tiga bulan ini. Bisakah kamu menyebutkan tiga hal atau tiga tindakan yang sepantasnya kamu lakukan
dan memang kamu lakukan ?
26. Apa ya.. Mungkin perhatiin pacar. Terus N mematuhi norma sosial yang berlaku Mematuhi norma sosial yang
aku punya kakak. Kalau misalnya dia dengan menaati dan menghormati kakak berlaku.
ngasih tau, aku jawabnya iya gitu. Nurut serta memberikan perhatian kepada pacar.
dan menghormatin kakak. Terus nggak ada
kayaknya mbak.
Ok. Lalu apa yang membuatmu merasa sepantasnya melakukan itu ?
27. Kalau yang untuk pacar ya memang harus. N memunyai anggapan bahwa ia Melakukan karena mematuhi
Namanya juga pacar ya pasti ngasih seharusnya memang memberikan norma sosial yang mengatur
perhatian lebih. Kalau misalnya kita ngasih perhatian yang lebih kepada pacarnya bila relasi interpersonal di
perhatian yang sama seperti orang lain apa dibandingkan dengan perhatian yang masyarakat.
bedanya. diberikan kepada teman berdasarkan
norma sosial yang berlaku di masyarakat,
bahwa ada pembedaan dalam
memperlakukan teman dengan teman
dekat atau pacar.
Kalau menghormati kakak ?
28. Kalau kakak itu, ya karena memang dia N berpendapat bahwa menghormati kakak Melakukan karena mematuhi
lebih tua dan dari kecil barengan. Terus dari sepantasnya dilakukan karena ia norma sosial yang mengatur
kecil memang dia yang bimbing. Kadang menganggap bahwa kakak merupakan peran dalam keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

215

ngelakuin sesuatu bareng-bareng. Ngasih sosok yang lebih tua bila dibandingkan
tau yang bener kayak gini kayak gini. Apa dirinya sehingga demi kebaikan dirinya
yang dibilang itu baik dan patut buat harus mematuhi nasihat yang diberikan
dilakuin. oleh soso seorang kakak.
Apa yang kamu rasain sebelum kamu memutuskan untuk menghormati kakak dan memperhatikan pacarmu ?
29. Yang aku rasain ya kalau memperhatiin N merasa tidak ada emosi yang muncul Tidak ada emosi yang muncul
pacar. Kalau aku sih biasa aja karena sebelum ia membuat keputusan untuk sebelum melakukan karena
menurutku itu hal yang wajar sih. lebih memberikan perhatian kepada pacar dianggap sebagai bentuk
bila dibandingkan dengan teman karena ia kewajaran.
menganggap hal tersebut merupakan
tindakan yang telah sewajarnya
dilakukan.
30. Kalau yang untuk kakak ya sama. Ya N merasa terpaksa sebelum memutuskan Terpaksa sebelum mematuhi
memang kadang kepaksa, kadang kalo untuk mematuhi norma yang mengatur norma yang mengatur peran
misalnya ngasih tau yang baik, tapi kadang peran dalam keluarga dengan menaati dalam keluarga karena
biasanya bertentangan dengan apa yang kita nasihat yang diberikan kakaknya karena bertentangan dengan keinginan
inginni. Kadang ngeiyain kata-katanya bertentangan dengan keinginan pribadi. pribadi.
kakak terpaksa. Kadang yaudah lah gitu.
Lalu meski kepaksa tapi tetep kamu lakuin atau nurut. Nah setelah nurut apa yang kamu rasakan?
31. Kadang kalau misalnya udah kejadian N terkadang merasa marah dan Rasa marah dan suasana hati
seperti yang nggak kita mau dan karena dia mengalami suasana hati yang buruk yang buruk setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

216

yang sarankan kan kita kadang marah, ketika ia mendapatkan hasil yang tidak mendapatkan hasil yang tidak
nggak suka, bad mood. Kadang kalo sama diinginkan karena telah mematuhi nasihat sesuai karena mematuhi norma
abang gitu. yang diberikan oleh kakak kepadanya. yang mengatur peran dalam
keluarga.
32. Kalau sama pacar kadang itu yaudah. Ya N mengalami keadaan dimana tidak ada Tidak ada emosi yang muncul
biasa aja sih. emosi yang muncul setelah ia mematuhi setelah mematuhi norma yang
norma yang mengatur relasi interpersonal mengatur relasi interpersonal
di masyarakat dengan memberikan di masyarakat.
perhatian yang lebih kepada pacar bila
dibandingkan dengan temannya.
Kalau misalnya nggak sesuai kan kamu merasa marah dan kalau sama pacar biasa aja. Nah kalau biasa saja, berarti tidak ada
perbedaan saat sebelum kamu ngelakuin dan setelah memutuskan itu sama aja?
33. Iya sama aja. N merasa tidak ada emosi yang muncul Tidak ada emosi yang muncul
sebelum dan sesudah memutuskan untuk sebelum dan sesudah menaati
mematuhi norma yang mengatur relasi norma yang mengatur relasi
interpersonal di masyarakat dengan interpersonal.
memberikan perhatian yang lebih kepada
pacar bila dibandingkan dengaan teman.
Jadi yang ada bedanya itu yang sama kakak aja yah ?
34. Iya. N berpendapat bahwa ia mengalami suatu Mengalami pengalaman yang
pengalaman yang berbeda saat sebelum berbeda saat sebelum dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

217

dan setelah membuat keputusan untuk setelah mematuhi norma yang


mematuhi norma yang mengatur peran mengatur peran dalam
dalam keluarga dengan menaati nasihat keluarga.
yang diberikan oleh kakak.
Nah aku penasaran nih. Kalau misalnya marah biasanya apa yang kamu lakukan ?
35. Kalau aku tipe orang yang mendem sih N menganggap bahwa dirinya merupakan Mempertahankan representasi
mbak. Kalau misalnya dibuat marah, aku tipikal orang yang memendam perasaan diri aktual dengan berusaha
tuh sebisa mungkin coba buat ngluarin sehingga ia berusaha untuk tidak tidak mengeskpresikan emosi
marah itu, emosiku tuh sebisa mungkin mengekspresikan kepada orang lain apa yang dialami.
nggak usah. Aku kalau lebih memilih diem yang ia sedang rasakan.
dan nggak mau diganggu, udah.
Nah habis marah kan nanti kamu balik lagi ke awal. Nah itu prosesnya gimana ?
36. Kalau aku itu kalau misalnya emosi yang N biasanya mengeluarkan emosi yang Mengeluarkan emosi yang
dibuat marah ya udah. Kadang udah emosi, tidak sanggup ia tahan dengan tidak dapat ditahan dengan
terus ditambah lagi, ditambahi lagi, nggak mengalihkan pada kegiatan lainnya kegiatan pengalihan.
bisa nahan. Ya kadang aku sih ngasih seperti tidur, ingin sendiri, atau merokok.
peringatan. Ya ngomong, aku pengen
sendiri. Aku jelasin gini, gini, gini, jangan
kayak gini lagi. Maksudnya aku tuh lebih
milih sendiri. Antara sendiri nggak mau
diganggu sama tidur. Atau mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

218

ngerokok.
Lalu ada nggak yang terlintas di pikiranmu setelah kamu memutuskan melakukan hal itu, yaitu perhatian sama pacar sama
menghormati kakakmu ?
37. Untuk pacar yang terlintas sih, ya memang N beranggapan bahwa ia memang Setelah memutuskan berpikir
sepantasnya dia dapat perhatian. Kalau seharusnya memberikan perhatian lebih mengenai sudah keharusan
misalnya kita nggak ngasih perhatian sama kepada pacar setelah ia membuat untuk mematuhi norma yang
pacar sendiri gimana, trus ngapain pacaran keputusan untuk memberikan perhatian mengatur relasi interpersonal.
gitu. Terus buat apa? gitu kan. lebih kepada pacarnya.
38. Kalau untuk kakak. Memang dari dulu Setelah membuat keputusan, N Setelah memutuskan berpikir
memang udah bawaan kalau misalnya mempunyai anggapan bahwa ia sejak mengenai sudah terbiasa untuk
patuh sama kakak. kecil telah terbiasa untuk patuh pada mematuhi norma yang
nasihat kakak. mengatur peran dalam
keluarga.
39. Yang terlintas ya aku tau yang diomongin Setelah membuat keputusan, N Setelah memutuskan berpikir
yang terbaiklah. Walaupun nggak sesuai beranggapan bahwa kakak merupakan memang seharusnya
dengan apa yang kita mau. Tapi dia yang sosok yang lebih berpengalaman dan pasti melakukan karena yakin akan
lebih dewasa dan lebih berpengalaman lah. berusaha memberikan yang terbaik norma yang mengatur peran
Pasti lebih baik. baginya sehingga memang sepantasnya dalam keluarga.
ditaati, meskipun tidak sesuai dengan
keinginan pribaadi.
Ini sekraang yang sebaiknya kamu lakukan dan kamu melakukan itu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

219

40. Eh beresin kos mbak. Terus ngerjain tugas N membersihkan kos, mengerjakan tugas, Mematuhi aturan sosial yang
kampus. Antar jemput pacar. dan mengantar-jemput pacar. tidak tertulis.
Apa yang membuatmu merasa ketiga hal ini sebaiknya kamu lakukan?
41. Ya kalau untuk kos. Ya kita tinggal di situ N beranggapan bahwa ia memang Sebaiknya dilakukan karena
masak ya kita biarin nggak terurus. Ya sih sebaiknya mengerjakan tugas dan telah menjadi suatu kewajiban.
ada abang. Tapi nggak selalu membersihkan kos karena telah menjadi
mengaharpkan abang buat beresin itu terus. kewajibannya.
Pasti dia ngomong lah, “beresin lah tempat
tinggal kosmu ini”. Ya diberesin lah. Ya
alasannya ya itu mbak. Itu tempat tinggal
kita sendiri. Sebaiknya kan kita sendiri yang
beresin. Kalau ngerjain tugas, ya menurutku
sih yang namanya ngerjain tugas ya
memang sebaiknya harus dilakukan. Ya
kalau nggak dilakukan ya gimana yah.
Mikirnya kita tuh kuliah gimana yah untuk
dapat pengalaman, dapat pengetahuan,
perjuangin nilai.
42. Antar jemput pacar itu kalau menurutku sih N sebaiknya mengantar pacar karena ia Sebaiknya melakukan karena
berhubung karena dia yang punya motor mematuhi norma yang mengatur relasi mematuhi norma yang
dan aku nyuruh dia bawa motor juga nggak interpersonal dengan beranggapan bahwa mengatur relasi interpersonal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

220

mau. Ya memang, yaudah antar jemput. memang seharusnya memberikan


Berhubung karena dia juga pacar. Terus perhatian yang lebih pada pacar dan
kalau nggak dijemput terus dia nggak membalas budi karena ia telah membawa
makan seharian kan gimana itu mbak. motor milik pacarnya tersebut.
Ceritanya kayak gitu sih mbak.
Oh ceritanya gitu. Jadi kamu lebih kawatir sama dia yah?
43. Bukan kawatir sih mbak. Sebenernya lebih N berangggapan bahwa ia sebaiknya Sebaiknya melakukan untuk
ke sadar diri sih mbak. Udah minjem motor mengantar dan menjemput pacar karena membalas budi tindakan orang
masa yang punya motor nggak dikasih ia ingin membalas budi atas tindakan lain.
makan sih. pacarnya yang telah meminjamkan
dirinya motor.
Apa yang kamu rasakan sebelum memutuskan melakukan ketiga hal tersebut?
44. Emosiku ya kadang ada waktunya aku tuh Sebelum membuat keputusan N terkadang Rasa malas atau ingin mencari
nggak tau ngelakuin apa dan aku refleks aja merasa malas dan terkadang ingin kesibukan sebelum
ngelakuin itu. Tapi kadang ada waktunya mencari kesibukan yang lebih memutuskan.
malas nggak mau ngelakuin apa-apa. mendatangkan mafaat baginya.
Malas, terus “plek” tidur. Tapi kadang ada
waktunya aku tuh pengen gerak cuman
nggak tau gerak apa. Yaudah istilahnya
nyari kesibukan yang lebih bermanfaatlah
istilahnya kayak gitu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

221

Dan itu yang membuat kamu pada akhirnya memutuskan untuk melakukan ketiga hal itu?
45. Nggak ketiga hal itu. Kalau yang kos sih N mempunyai keinginan untuk mengisi Muncul keinginan untuk
kadang bukan beres-beres. Ya pokoknya waktu luang dengan mencari suatu mengisi waktu luang sebelum
nggak ada kegiatan lain terus beresin kos, kegiatan sehingga pada akhirnya ia memutuskan.
bongkarin kamar, bongkarin barang- memutuskan untuk membereskan kos.
barang yang ini.
46. Kalau tugas kampus itu ya mikirnya kalau N ingin menghindari nilai mata kuliah Muncul keinginan unttuk
kita nggak ngerjain tugas kampus kita yang jelek sebelum pada akhirnya ia menghindari dampak negatif
nggak dapat nilai. Terus kita nanti D, E. memutuskan untuk mengerjakan tugas tindakan sebelum memutuskan.
kuliah.
Waktu kamu mau memutuskan untuk mengerjakan tugas kampus, ada kah yang kamu rasakan?
47. Malas sih sebenernya mbak. Malas, cuman N merasa malas mengerjakan tugas Merasa malas sehingga
ya gimana yah? Tuntuttan. Soalnya sih kuliah, tetapi karena merupakan sebuah terpaksa melakukan hanya
malas. Kadang jedanya itu kan ada yang tuntuttan maka ia terpaksa mengerjakan untuk memenuhi kewajiban.
seminggu kan. Malas trus dibiarin, ntar tugas kuliah tersebut.
aja- ntar aja. Terus pas tiba waktunya “oh
iya ada tugas”.
Setelah kamu antar jemput pacar apa yang kamu rasakan?
48. Kalau seneng sih biasa aja sih sebenernya. N mengalami tidak adanya emosi yang Tidak ada emosi yang muncul
muncul setelah ia memutuskan untuk setelah memutuskan.
menjemput dan mengantar pacar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

222

49. Cuman, aku ngerasa punya tanggung jawab N sebenarnya merasa malas untuk Melakukan untuk mematuhi
aja. Kadang malas sih sebenernya. Cuman mengantar dan menjemput pacar tetapi norma yang mengatur relasi
ya itu, karena aku ngerasa punya tanggung karena ia menyadari bahwa ia telah sosial meskipun merasa malas
jawab dan ya itu aku udah pinjem meminjam motor milik pacarnya sehingga dan terpaksa.
motornya. Sadar diri lah aku mbak. Masak ia merasa bertanggung jawab untuk
yang punya motor kerepotan sih mbak. mengantar dan menjemput pacarnya
Ngrasa sadar diri sih aku. tersebut.
Apa yang membuat kamu malas?
50. Disuruh bangun pagi. Kalau lagi free kayak N merasa malas untuk mengantar dan Malas untuk melakukan karena
gini, apa sabtu, apa minggu, ya itu. Disuruh menjemput pacar karena ia diharuskan mengurangi kesenangan
bangun pagi sama dia, mau makan. Yaudah untuk mengurangi kegiatan yang ia pribadi.
terpaksa. Kadang disuruh jam delapan, jam senangi yaitu dengan bangun lebih pagi di
sembilan tapi datangnya jam sebelas. Kayak hari libur.
gitu. Bukan maksudnya datang jam sebelas.
Tapi gimana yah. Aku tuh orang yang..tidur
tuh penting. “Ah ntar aja”. Orangnya sih
aku malas sih mbak.
Ok ok. Lalu nih apa yang terlintas di pikiran setelah kamu melakukan ketiga hal itu?
51. Kalau yang buat beres-beres tadi. Ya Setelah membuat keputusan untuk Tidak ada emosi yang muncul
terlintasnya yaudah ngelakuin aja. Soalnya membersihkan kos, N memikirkan dan memikirkan tindakan yang
ngelakuinnya ya bukan karena disuruh atau tindakan yang telah ia lakukan dan tidak telah ia lakukan setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

223

dipaksa ya reflek aja. Nggak ngerasain ada emosi yang muncul dalam dirinya. membuat keputusan.
apa-apa. Aku soalnya di kos itu banyak
tipe-tipe orang itu kaya. Cuman ya nggak
tau sih bener atau nggak. Mangkanya
disuruh kerja bakti buat beresin kos, masuk
satu-satu ke kamar terus pintu kamarnya
ditutup. Kalau aku sih ya biasa aja sih
sebenrnya.
Setelah kamu antar jemput pacar apa yang kamu rasakan ?
52. Tergantung sih mbak. Kalau dalam antar N terkadang merasa menyesal setelah Setelah memutuskan merasa
jemput pacar terus pulangnya bad mood, ya menjemput pacar jika pacar saat itu menyesal jika suasana tidak
nyesel. Tapi kalau nggak ya biasa aja. mengalami suasana hati yang buruk dan menyenangkan dan tidak ada
terkadang tidak ada emosi yang muncul emosi yang muncul jika
setelah menjemput pacar jika pacar saat suasana cukup menyenangkan.
itu mengalami suasana hati yang baik.
Yang bad mood siapa ini ?
53. Ya aku. Kalau ada masalah sih sebenrnya. N terkadang merasa menyesal setelah ia Menyesal setelah memutuskan
Ungkit-ungkit apa, terus ada masalah. Buat pada akhirnya memutuskan untuk untuk melakukan karena terjadi
kesel. Kan terus nyesel. Mending nggak jadi mengantar dan menjemput pacar karena suasana yang tidak
deh tadi. Kasih motor sama dia, terus aku di ia merasa jengkel pada pacarnya bila menyenangkan.
rumah tidur. mengungkit masa lalu yang menimbulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

224

pertengkaran diantara mereka.


Oke. Lanjut. Kurang lebih tiga bulan ini, sebutkan tiga hal atau tindakan yang tidak sepantasnya kamu lakukan tetapi tetap kamu
lakukan?
54. Balas dendam sih mbak. Ngata-ngatain N melanggar norma yang berlaku di Melanggar norma yang berlaku
orang dari belakang kali mbak. Terus masyarakat dengan membicarakan di masyarakat.
bohongin pacar. keburukan teman tanpa sepengetahuan
temannya tersebut, berbohong kepada
pacar, dan membalas dendam.
Kalau boleh di spesifikkan lagi, balas dendam yang kamu maksud itu yang seperti apa?
55. Ya aku kan tipe orang yang mendem. Tapi N berkeinginan untuk membalas dendam Ingin membalas dendam
bisa kapan aja yang kupendam itu kepada pacarnya dengan memperlakukan karena beranggapan telah
istilahnya keluar semua gitu lhoh mbak. pacarnya sama seperti apa yang pacarnya diperlakukan tidak adil.
Secara tiba-tiba nggak ada angin, nggak lakukan kepada dirinya, karena ia
ada apa gitu lhoh mbak. Kadang orang berangggapan bahwa pacarnya bertindak
yang mendem terus udah terlalu gimana tidak adil dengan tidak mampu
yah. Gini aja mbak cerita dikit. Pacarku dia memahami keadaan dirinya.
pernah. Eh waktu awal nembak dia, tapi dia
nolak karena lagi deket cowok lain. Tapi dia
ngerasa nggak cocok terus balik ke aku lagi.
Terus aku tanyai kayak gini kayak gini,
terus dia bilangnya. Pokoknya dia yang buat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

225

aku kesel itu, aku mikirnya waktu itu


nembak dia, eh ke cowok lain. Itu yang
nggak aku suka. Terus kalau udah ngerasa
nggak cocok, dia balik lagi ke aku lagi.
Maksudnya gimana yah mbak, misalnya
aku mikirnya apa karena habis manis sepah
dibuang atau gimana yah. Ya dia masih
nyimpan nomor mantannya, nyimpan foto
mantannya, terus ya pokoknya kayak gitu.
Kadang aku mikir nih orang kenapa sih
kayak gini. Bisa nggak sih mikirin perasaan
orang lain aja? Misal kalau dia yang
digitukan bisa nggak nih orang? Kadang itu
yang bikin aku mikir balas dendam. Aku
ngelakuin hal yang sama. Eh ternyata dia
marah dan nggak terima. Yaudah.
Ketika akhirnya membalas dia, ketika hasilnya nggak sesuai dengan apa yang kamu pikirkan, apa yang kamu rasakan?
56. Nggak pernah mikir gimana hasilnya sih. N melanggar norma dengan membalas Ingin mengetahui respon
Aku cuman pengen tau responnya gimana. dendam karena ia ingin mengetahui individu yang telah berlaku
Terus bedanya sama aku gimana. Aku bagaimana reaksi dari pacarnya jika ia tidak adil sebelum melanggar
mikirnya ya orang lebih marah dari aku melakukan hal yang sama seperti apa norma dengan balas dendam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

226

pada saat aku melakukan hal yang sama. yang dahulu telah dilakukan pacarnya
Kayak gitu aku ngerasanya. kepada dirinya.
Lalu yang ngata-ngatain dari belakang itu kayak gimana?
57. Yang ngata-ngatain dari belakang itu N sempat terlintas untuk melanggar Ingin melanggar norma yang
istilahnya ya ngegosip. Ya cuman norma yang mengatur relasi interpersonal mengatur relasi interpersonal
sebenernya, ya ada orang yang bilang ke dengan ingin ikut memukuli teman karena muncul rasa tidak suka
aku “si anu itu gini yah.” Terus aku bilang dikarenakan ia sangat tidak menyukai pada orang lain.
“oh iya dia itu gini kok”. Aku tuh pernah teman tersebut.
yang ada hubungannya sama mukulin orang
tadi. Ada temenku orang Kalimantan. Terus
dia ada temen, pernah sekelas ngomong ke-
dia itu nyolot, marah-marahin dia padahal
dia itu nggak salah apa-apa. Kalau orang
yang satu ini, yang ngajak ribut memang
banyak yang nggak suka, soalnya sifatnya
bikin orang pengen menjauh. Sukanya
nyindir orang gitu. Banyak yang nggak
suka termasuk aku. Pernah saat mereka tuh
mau berantem di lantai tiga kalau nggak
salah. Sempat terlintas buat ikut berantem
tuh orang lah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

227

58. Cuman ah yaudah ngapain juga, biarin. N kemudian mengurungkan niatnya untuk Mengurungkan niat untuk
Aku gitu. Kalau orang lain pada ngomong melanggar norma yang mengatur relasi melanggar norma yang
“tuh orang berantem”. Ya aku cuman “ya interpersonal dengan memukuli teman mengatur relasi interpersonal
emang itu gini gini gini”. yang ia tidak suka setelah ia berpikir karena diangggap tidak akan
bahwa tindakannya tersebut tidak akaan bermanfaat.
mendatangkan manfaat bagi dirinya.
Apa yang membuamu merasa tiga hal itu tidak sepantasnya dilakukan?
59. Ya balas dendam itu nggak sepantasnya N beranggapan bahwa melanggar norma Penilaian tindakan berdasarkan
dilakukan, ya karena menurut agamaku. Ya yang mengatur relasi interpersonal ajaran agama yang dianut.
memang balas dendam itu kan ya kurang dengan balas dendam tidak sepantasnya ia
baik, nggak pantes lah. Yaudah apa yang lakukan karena tindakan tersebut dilarang
terjadi yaudah. Nggak usah balas dendam oleh agama yang ia anut.
biar Tuhan yang balas.
Terus yang untuk ngata-ngatain orang di belakang sama bohongin pacar itu gimana?
60. Ya nggak sepantasnya sih, ngatain dari N beranggapan bahwa tidak sepantasnya Tidak sepantasnya dilakukan
belakang sih. Ya maksudnya ikut langsung bila ia membicarakan keburukan orang karena tidak dapat
terang-terangan biar masalahnya selesai. lain tanpa sepengetahuan orang tersebut menyelesaikan masalah.
Kalau ngomong dari belakang yang selesai karena dianggap tidak dapat
apa? menyelesaikan masalah.
Kalau yang bohongin pacar ?
61. Kadang dia itu ribet orangnya. Gimana N melanggar norma yang mengatur relasi Sadar akan norma yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

228

yah? Eh..dia udah dianter pulang sekitar interpersonal dengan berbohong kepada mengatur relasi interpersonal
jam sepuluhan. Terus dia minta aku buat pacar untuk menghindari terjadinya tetapi tetap melanggar untuk
pulang. Ya aku masih belum pengen pertengkaran antara dia dengan pacarnya, menghindari pertengkaran.
pulang, masih pengen main ke tempat meskipun ia menyadari bahwa tindakan
temen. Dia maunya aku harus pulang. tersebut tidak sepantasnya dilakukan.
Yaudah ke tempat temen atau main, terus
dia nanya “dimana?”. “Lagi di kos”.
“Beneran?”. “Iya”. Cuman kan nggak
sepantesnya kan. Kenapa nggak jujur aja
kan. Aku mikirnya kalau misalnya jujur
malah buat pertengkaran.
62. Ya nggak pantes sih sebenarnya tapi ya N tetap berbohong kepada pacar Tetap melanggar meskipun
kayak gitu. meskipun ia menyadari bahwa tindakan menyadari standart norma yang
tersebut tidak sepantasnya ia lakukan. berlaku.
Lalu yang balas dendam sama yang ngata-ngatain dari belakang. Apa yang membuatmu tetep berbuat seperti itu?
63. Kalau balas dendam itu ya aku cuman N membalas dendam kepada pacar karena Melakukan karena ingin
pengen tau. Apa sih yang terjadi kalau aku ia ingin mengetahui respon pacar mengetahui respon individu
melakukan hal yang sama. Bedanya aku terhadap dirinya jika ia memperlakukan jika sama-sama diperlakukan
sama dia apa. Ya cuman itu aja sih pacaranya sama seperti apa yang telah dengan tidak adil.
sebenernya. Dan kalau misalnya dia pacarnya lakukan terhadap dirinya.
ngelakuin hal yang lebih dari yang aku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

229

lakuin. Berarti kan nggak adil gitu kan.


Rasanya sih kayak gitu. Magkanya aku
ngelakuin balas dendam.
Setelah kamu balas dendam, terus dia kan ngelakuin hal yang sama dengan kamu kan. Dan posisinya dibalik dan hasilnya sama, terus
apa yang kamu rasakan?
64. Yaudah. Berarti ya sama-sama. Yaudah. N merasa lega jika individu yang ia balas Lega setelah melanggar norma
mempunyai respon yang sama seperti saat dengan balas dendam karena
individu tersebut memperlakukan dirinya telah memenuhi rasa ingin tahu
dahulu. dalam diri.
Berarti cuman pengen tau aja ya?
65. Iya pengen tau. Berarti, dia terima nggak N memutuskan untuk membalas dendam Ingin melaanggar norma
apa yang dia lakukan dilakuin balik gitu? untuk memenuhi rasa ingin tahu yang dengan membalas dendam
Istilahnya apa yang dia buat, dia mau muncul dalam dirinya mengenai respon untuk memenuhi rasa ingin
terima nggak sih? Jangan mukul orang pacarnya tersebut jika diperlakukan sama tahu dalam diri.
kalau nggak mau di pukul. dengan apa yang dahulu pernah dilakukan
kepada dirinya.
Lalu sebelum kamu pada akhirnya melakukan ketiga hal itu, apa yang kamu rasakan?
66. Sebelum itu, kalau untuk yang balas N mengalami kebingungan untuk memilih Sebelum memutuskan bimbang
dendam aku pernah ngerasain. Ya apa yah? antara ia harus mematuhi ajaran agama antara mematuhi ajaran agama
Pernah kok merasa waktu balas dendam. yang ia anut dengan tidak membalas atau memenuhi dorongan
“Aduh balas dendam nggak yah? Ah nggak dendam atau memenuhi dorongan dalam membalas dendam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

230

usah lah biar Tuhan yang balas. Aduh diri dengan membalas dendam, sebelum
nggak enak juga tapi kalau terus-terusan pada akhirnya ia membuat suatu
kayak gini tuh.” keputusan.
67. Udah direncanain tapi nggak jadi, kayak N mengalami perasaan yang mengganjal Merasa ada ganjalan dalam diri
ada yang ngganjal. Ya rasanya sebelum jika ia tidak membalas dendam, sehingga sehingga mendorong individu
ngelakuin itu ya rasanya kayak nggak ia mengurangi perasaan tersebut dengan untuk melanggar norma
ngelakuin tapi nggak bisa, ya harus dilakuin pada akhirnya memutuskan untuk dengan membalas dendam.
gitu. membalas dendam.
Yang bikin kamu melakukan itu rasanya seperti apa?
68. Rasa penasaran. Rasa pengen tahu. N pada akhirnya memutuskan untuk Melanggar norma dengan
melanggar norma dengan membalas membalas dendam untuk
dendam untuk memenuhi rasa ingin tahu memenuhi rasa ingin tahu.
yang muncul dalam dirinya.
Kalau yang ngata-ngatain orang dari belakang?
69. Kebawa suasana aja kali mbak. Suasana N beranggpan bahwa ia memutuskan Mencari pembenaran tindakan
yang kayak gini..kayak gini..kayak gini.Ya untuk melanggar norma yang mengatur sebelum memutuskan
aku kan cuman ngatain yang aku tahu. relasi sosial dengan membicarakan melanggar norma yang
keburukan orang lain tanpa mengatur relasi interpersonal.
sepengetahuan orang tersebut karena ia
terbawa suasana saat itu dan ia juga
menganggap bahwa hanya mengatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

231

hal yang memang ia ketahui saja.


Ok. Setelah kamu melakukan itu, apa yang kamu rasakan?
70. Kalau yang untuk balas dendam aku N tetap merasa tidak puas dengan Tetap merasa tidak puas dan
ngerasa nggak adil. Soalnya dia itu.. aku menanggap bahwa ia telah diperlakukan menganggap diperlakukan
ngelakuin hal yang sama sama dia tapi dia tidak adil setelah ia melanggar norma tidak adil setelah melanggar
lebih dari aku lah. Aku ngerasa nggak adil yang mengatur relasi sosial dengan norma yang mengatur relasi
aja. Kok bisa gitu sih? membalas dendam. interpersonal.
Nah kamu merasa nggak adil itu ke siapa?
71. Ya diantara kami berdua. Ya lebih ke N menganggap bahwa yang telah Menganggap diri sendiri
dianya gitu. melakukan tindakan yang tidak adil sebagai korban setelah
adalah pacarnya sendiri dan ia merupakan melanggar norma yang
korban dari ketidakadilan tersebut. mengatur relasi interpersonal.
Lalu yang ngata-ngatain itu apa yang dirasakan?
72. Seneng. N merasa senang setelah ia melanggar Senang setelah melanggar
norma yang mengatur relasi interpersonal norma yang mengatur relasi
dengan membicarakan keburukan orang interpersonal.
lain tanpa sepengetahuan orang tersebut.
73. Yang buat aku seneng itu ya aku ngata- N merasa senang setelah ia melanggar Senang setelah melanggar
ngatain itu. Terus yang ikut ngata-ngatain norma yang mengatur relasi interpersonal norma yang mengatur relasi
itu juga banyak. Itu yang buat aku seneng. dengan membicarakan keburukan orang interpersonal karena juga
Berarti kan bener. lain karena ia menyadari bahwa tindakan dilakukan oleh banyak orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

232

tersebut juga dilakukan oleh banyak dan mencari pembenaran.


orang, sehingga secara tidak langsung
membenarkan tindakannya.
Lalu yang bohongin pacar apa yang kamu rasain?
74. Seneng sih sebenernya. Selamat dari N merasa senang setelah melanggar Senang setelah melanggar
pertengkaran. Ya syukurlah kalau dia udah norma yang mengatur relasi interpersonal norma yang mengatur relasi
percaya yaudah. dengan berbohong karena ia terhindar interpersonal karena terhindar
dari peristiwa yang ia anggap tidak dari suasana yang tidak
menyenangkan seperti adanya menyenangkan.
peertengkaran.
75. Cuman kalau dia masih nanya istilahnya N merasa takut setelah melanggar norma Takut setelah melanggaar
belum selamat lah. Istilahnya masih takut yang mengatur relasi interpersonal norma yang mengatur relasi
ketahuan. Tapi kalau udah percaya dengan berbohong pada pacar jika interpersonal jika belum
yasudahlah syukur. Masalahnya dia itu kan kebohongan yang ia katakan masih belum terhindar dari situasi yang tidak
terlalu takut aku kenapa-kenapa padahal dipercaya oleh pacarnya tersebut. menyenangkan.
enggak. Aku tuh pernah bilang sama dia
kalau misalnya nggak cocok udah putus aja.
Yaudah terserah. Aku kalo nggak suka
yaudah nggak usah dipaksain. Cuman
misalnya lagi sama aku jagalah diri, mata.
Kadang yang buat sensi sama dia. Misal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

233

kalau ada dua cowok yang lewat. Yang satu


gak terlalu ganteng tapi yang satu manis.
Terus dia liat. Aku bilang “liat apa?”. Dia
bilang “ah enggak kok”. Iya nggak sengaja
keliat. Ne orang pantang liat cowok
ganteng apa yah? Takutnya dia tergoda tapi
nggak bisa mutusin. Kalau dia suka sama
dia yaudah nggak usah sama aku. Jujur aja
gitu. Aku kan ngapain sih. Aku nggak
masalah sebenernya kalau liat. Cewek yang
deket sama aku ya kadang “woo..wooo”.
Padahal cuman nyapa doang. Mangkanya
aku ngerasa nggak adil gitu.
76. Pernah aku cabut. Jadi aku tuh kan pagi- N pernah melanggar peraturan sekolah Melanggar peraturan dengan
pagi di kantin depan sekolah. Tapi dengan membolos bersama teman- membolos.
lokasinya dah di luar sekolah. Jadi aku temannya.
duduk sama temenku. Sekitar jam tujuh-an
udah masuk. Tapi jam delapan aku masih
disana.
77. Terus bapak lewat, terus mundur lagi. N merasa takut setelah melanggar Takut setelah melanggar
“Kamu nagapain disini?” Terus aku bilang peraturan dan memutuskan untuk tidak peraturan dan tidak lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

234

“nyari dasi pak, mas punya dasi nggak”. lagi melanggar peraturan sekolah dengan melanggar peraturan karena
Bapak bilang “masuk sekarang, masuk!” membolos karena ia takut mendapatkan menghindari hukuman.
Yaudah masuk. Tapi ya ketahan di depan hukuman dari ayahnya lagi.
sekolah sama satpam. Dan setelah itu nggak
berani lagi cabut sekolah soalnya takut
ketahuan bapak. Aku bingung nyari alasan
ngapain disini mbak. Dua kali malah kayak
gitu. Sampek aku markirin motor di kantin
itu. Terus aku masuk. Ini beneran masuk.
Terus bapakku liat lagi. Nanya sama tukang
tadi. “N” nya mana? Oh dia sudah masuk.
Sampek ke dalam rumah dicari soalnya
nggak percaya kalau aku masuk. Bapakku
pulang, terus waktu aku pulang aku ditanya.
“Darimana kau?” “Masuk pak.” “Terus
masuk benar? Terus motormu kenapa kau
taruh disana?” “Ya aku parkirin di situ,
kalau nggak pake spion kan nggak bisa
masuk.” “Ah bohong kau kan?” “Pak
beneran, tanya aja guruku sana.”
Wah lucu ya. Itu nggak bakal dilupakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

235

78. Wah kalau peristiwa kayak gitu nggak bakal N melanggar hukum dengan melempar Tidak mampu mengendalikan
aku lupain. Malah aku pernah ngelempar pisau kepada kakaknya karena ia tidak rasa marah sehingga melanggar
punggung kakakku pake pisau. Dan itu mampu mengendalikan rasa marah. hukum.
nempel. Sekitar dia SMP kelas satu, aku SD
kelas berapa gitu. Waktu itu dia bikin aku
marah, emosi. Terus aku ngejar dia terus
ngelempar pake pisau terus nempel di
punggungnya. Terus dia masuk ke kamar.
Dia nggak berani keluar sampek ibukku
pulang.
79. Di situ hal yang paling aku sesali. Itu tuh N merasa sangat menyesal karena ia tidak Sangat menyesal setelah secara
nembus sampek ke.. gimana coba. Waktu itu mampu mengendalikan rasa marah spontan melanggar hukum
kecil nggak tau kali yah. Aku reflek. Apa sehingga ia secara spontan melanggar karena tidak mampu
yang aku pegang, dia bikin emosi. Ya reflek hukum dengan melempar pisau kepada mengendalikan rasa marah.
aku lempar aja ke dia. Tapi cuman luka kakaknya.
kecil biasa aja.
Terus sikap kakakmu ke kamu gimana habis itu?
80. Terus kakakku nggak berani keluar sebelum N menyesali tindakannya yang secara Menyesali tindakan yang
ibuku pulang. Nyariin kakakku. Aku bilang spontan melemparkan pisau kepada melanggar hukum dengan
di kamar. Terus dia di kamar keluar. Ya kakaknya dengan memikirkan kembali memikirkan kembali tindakan
setelah itu nggak ada apa-apanya. Nggak tindakan yang terlanjur ia lakukan yang terlanjur dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

236

dendam. Biasa aja sih. Ya aku nyesel aja tersebut.


waktu itu, kok bisa itu lhoh aku ngelempar
pisau ke dia.
Lah terus ibumu gimana waktu itu?
81. Ibukku waktu ngecek itu malah kayak Ibu N memberikan hukuman dengan Mendapat hukuman setelah
kaget. Terus pengen liat lukanya mana, memarahi dirinya setelah ia secara melanggar hukum.
pisaunya mana, sambil lari bawa ke rumah spontan melempar pisau kepada
sakit. Padahal nggak kenapa-napa. Udah kakaknya.
sempet kayak gitu sih. Tapi aku ya sempet
dimarah-marahin sih. “Bahaya itu.”
Lanjut lagi yah. Sekarang yang tidak sebaiknya kamu lakukan tetapi tetap kamu lakukan?
82. Sebenernya hampir sama sih. Nyontek N mencontek ketika ujian, nakal, dan Mencontek, nakal, dan tinggi
waktu ujian. Terus mau ikut bandel sama tinggi hati. hati.
temen. Terus ngerasa tinggi hati.
Ok. Apa yang membuatmu merasa perbuatan ini tidak sepantasnya kamu lakukan?
83. Kalau untuk yang nyontek itu. Yang N menyadari bahwa mencontek merupkan Menyadari peraturan tetapi
namanya nyontek ya tetep nggak baik. tindakan yang sebaiknya tidak ia lakukan tetap melanggar karena
Cuman rasanya gini lhoh. Kalau ujian kita tetapi tetap ia lakukan karena demi dapat mencari pembenaran.
nggak belajar terus nggak tau apa-apa. mengerjakan ujian dan mendapatkan nilai
Sudah gitu yah gimana yah. Kalau yang bagus.
menurutku kalau nyontek hal yang nggak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

237

baik. Tapi yah tetep dilakukan demi nilai.


Apa yang membuat nggak baik?
84. Yang mbuat nggak baik itu kita nggak N mempunyai anggapan bahwa Anggapan bahwa mencontek
berusaha. Orang lain yang berusaha. Itu tuh mencontek merupakan tindakan yang sama dengan mencuri.
kita ngambil dari usaha orang lain. Sama sama dengan mencuri sehingga tidak
aja nyuri. sebaiknya dilakukan.
Terus kalau bandel sama temen itu?
85. Kalau bandel sama temen itu kadang temen N beranggapan bahwa tidak sebaiknya ia Tidak sebaiknya melakukan
ngajak “minum” terus ngajak begadang. Ya begadang sambil mengkonsumsi karena dampak negatif
aku mau ikut aja. Nggak baiknya kan ya minuman yang mengandung alkohol tindakan.
kalau misalnya yang “minum” itu bukan hal karena ia tidak dapat memanfaatkan
yang baik sih menurutku. Begadang terus waktu yang ia miliki untuk istirahat.
main kartu, tapi nggak ada taruhannya sih,
nggak baik menurutku. Nggak baiknya ya
kita punya waktu buat istirahat tapi malah
dipake buat hal-hal yang kayak gitu.
Terus yang soal tinggi diri itu?
86. Soal yang tinggi diri itu ya aku seringnya N beranggapan bahwa tidak sebaiknya ia Tidak sebaiknya dilakukan
dari pacar. Contohnya tuh kayak meningggikan dirinya sendiri kepada karena dampak negatif
presentasiku lancar. Terus waktu presentasi orang lain karena dapat membuat orang tindakan.
aku tuh salah satu orang yang paling baik. lain menjadi rendah diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

238

Ya yang nggak baiknya itu ya meninggikan


diri itu, kok nih orang ninggikan diri banget
sih. Aku bangga banget dibilang gitu, tapi
gak baiknya kan bikin orang lain jadi
rendah.
Oh. Nah kalau yang nyontek kan karena nilai yah. Lalu bandel sama temen, apa yang membuat kamu tetep malakukan hal itu?
87. Menjaga hubungan pertemanan. Biar lebih N berpendapat bahwa ia tetap melakukan Tetap melakukan tindakan
deket, labih akrab. Jadi kalau ada apa bisa tindakan yang tidak sebaiknya ia lakukan yang tidak sebaiknya dilakukan
saling bantu. karena mempuyai anggapan bahwa karena dianggap dapat
hubungan pertemanannya akan menjadi berdampak baik.
lebih dekat jika ia melakukan tindakan
tersebut.
Terus kalau yang soal meninggikan diri?
88. Kalau itu dari diri sendiri memang kayak N beranggapan bahwa ia merupakan Melakukan tindakan yang tidak
gitu orangnya. Nggak ada motivasi sih. orang yang tinggi hati sehingga ia sebaiknya dilakukan untuk
Kadang aku cuman pengen ngomong kayak seringkali meninggikan diri meskipun ia memenuhi dorongan
gitu aja. Udah tau akibatnya kalau berbuat menyadari bahwa tindakan tersebut tidak mempertahankan representasi
kayak gitu, tapi tetep ngelakuin. Dari sebaiknya ia lakukan. diri aktual.
sendiri aja sih.
Apa yang kamu rasakan sebelum melakukan itu?
89. Seneng sih sebenernya. N merasa senang sebelum ia pada Rasa senang sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

239

akhirnya memutuskan untuk meninggikan melakukan tindakan yang tidak


dirinya sendiri di hapadan orang lain. sebaiknya dilakukan.
90. Tapi setelah dia ngomong langsung. “Ih kok N merasa rendah diri setelah ia Rasa rendah diri setelah
ninggikan diri banget sih. Kok sombong melakukan tindakan yang tidak sebaiknya melakukan tindakan yang tidak
banget sih”. Kan jadinya down. dilakukan dengaan meninggikan dirinya sebaiknya dilakukan karena
sendiri karena mendapat respon negatif respon negatif dari individu
dari orang lain. lain.
Malah kamu sendiri yang down?
91. Ya jadinya aku nyadar sendiri. Iya jadinya N akhirnya menyadari tindakan yang Menyadari kesalahan setelah
kayak gitu. Awalnya seneng tapi kalau dia dianggap keliru karena ia telah mendapat mendapat respon negatif dari
ngomong kayak gitu jadinya down mbak. respon negatif dari orang lain setelah ia individu lain.
meninggikan dirinya sendiri.
Apa yang membuat kamu down?
92. Omongannya dia bener juga. Kenapa aku N akhirnya menyadari tindakan yang Menyadari kesalahan setelah
mesti ninggikan diri sih. Emang cuman dianggap keliru karena ia telah mendapat mendapat respon negatif dari
kamu aja kayak gitu. Rasanya itu kena gitu respon negatif dari orang lain setelah ia individu lain.
lhoh. Pas aku ngomong “tadi aku salah satu meninggikan dirinya sendiri.
orang yang terbaik waktu presentasi lhoh.”
Terus dia bilang “emang kamu doang yang
baik?” Waktu dia ngomong kayak gitu ya
rasanya gimana gitu yah mbak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

240

93. Pengen minta maaf tapi malu. Haduh harga N berkeinginan untuk memperbaiki Mengurungkan niat meminta
diriku dimana. Kadang kayak gitu sih mbak. kesalahannya dengan meminta maaf maaf karena rasa malu.
tetapi karena ia merasa malu maka ia
pada akhirnya mengurungkan niatnya
untuk meminta maaf.
Terus yang bandel sama temen. Sebelum kamu ngelakuin, apa yang kamu rasakan?
94. Apa yah. Aku ngerasanya yah coba buat N mengalami keadaan dimana tidak ada Tidak ada emosi yang muncul
biasa aja sih awalnya. emosi yang muncul sebelum ia sebelum melakukan tidakan
memutuskan untuk bertindak nakal yang tidak sebaiknya
bersama teman-temannya. dilakukan.
95. Untuk menjaga hubungan temen aja. N beranggapan bahwa relaasi Angggapan akan berdampak
interpersonalnya dengan teman akan positif sebelum melakukan
semakin dekat jika ia bertindak nakal tidakan yang tidak sebaiknya
bersama teman-temannya. dilakukan.
Kalau nyontek ?
96. Sebelum nyotek mikirnya ya takut sih N merasa takut sebelum melanggar Takut tidak dapat melanggar
sebenernya. Kalau nggak dapet contekkan peraturan dengan mencontek karena ia peraturan.
takut sih. Kalo nggak dapat contekkan cemas bila saat ujian tidak dapat
gimana? mencontek.
Kalau setelah dapat contekkan apa yang kamu rasakan?
97. Kalau dapet ya seneng. Kalau nggak dapet N merasa senang setelah melakukan Senang jika keinginan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

241

contekkan ya nyesel. Gitu aja sih. Kok tindakan yang melanggar peraturan terpenuhi dan menyesal jika
bodoh sih nggak mau belajar, udah tau mau dengan mencontek jika mendapatkan keinginan tidak tepenuhi,
ujian. contekkan tetapi merasa menyesal jika meskipun melanggar.
tidak mendapatkan contekkan.
Lalu kalau setelah kamu bandel bareng?
98. Seneng. Kadang berani. N merasa senang dan semakin Senang dan semakin berani
memunculkan keberanian dalam dirinya setelah bersama teman
setelah melakukan tindakan yang tidak melakukan tindakan yang tidak
sebaiknya ia lakukan dengan bertindak sebaiknya dilakukan.
nakal bersama teman-teman.
Senengnya karena?
99. Kumpul bareng mereka, tertawa bareng, N merasa senang karena dapat berbagi Senang setelah melakukan
bercanda bareng. Kalau ada masalah, cerita cerita dengan teman-temannya meskipun tindakan yang sebaiknya tidak
kalau mereka bisa bantu ya bantu bareng. ia harus melakukann tindakan yang ia dilakukan karena dianggap
anggap tidak sebaiknya dilakukan. berdampak positif.
Ada yang terlintas nggak di pikiranmu sebelum bandel sama temen?
100. Berhubung waktu itu aku juga punya liver. N merasa bimbang untuk memilih antara Bingung sebelum memutuskan
Yang namanya liver kan nggak boleh terlalu melakukan tindakan yang tidak sebaiknya karena memikirkan dampak
capek. Tapi aku mikirnya nggak baik sih. ia lakukan karena dianggap memiliki tindakan.
Antara pengen mau ngelakuin sama enggak dampak positif atau mengurungkan
itu.. Kalau misalnya “minum” nyari sisi niatnya untuk melakukan tindakan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

242

positifnya, nanti aku deket sama mereka, tidak sebaiknya ia lakukan demi menjaga
ketawa bareng sama mereka. Kalau sisi kesehatan dan menghindari kemarahan
negatifnya yang aku pikirin pasti ngefek ke ibu.
liver. Kalau misalnya ibukku denger aku
“minum” kayak gini pasti marah, nggak
suka.
Nah kamu kan sempet ada pertentangan di dalam dirimu sendri kan. Diantara dua pilihan kan akhirnya kamu memilih salah satu. Hal
yang terlintas yang membuat kamu pada akhirnya menetapkan pada satu pilihan itu apa?
101. Aku malah nggak. Awalnya milih salah N berpendapat bahwa ia baru menyadari Menyadari kesalahan setelah
satu. Aku nyadar setelah mikir lagi. Kalau kesalahannya setelah ia memikirkan melakukan introspeksi pada
aku terus ngelakuin kayak gini nggak baik kembali tindakan yang tidak sebaiknya ia diri sendiri.
buat aku sendiri, terus aku tinggalin. lakukan tetapi telah terlanjur dilakukan.
Kadang kalau mereka ngajakin paling
ketemunya di kampus, kadang di kopma.
Sebelum kamu ninggikan diri sama orang lain apa yang terlintas?
102. Ya aku mikirnya kadang sebelum itu merasa N sebelumnya berpikiran bahwa pacarnya Sebelum memutuskan
bangga sendiri sih. Kayak apa yah.. akan merasa bangga kepadanya sehingga beranggapan akan mendapat
pokoknya ah pasti dia gini..gini..gini. ia pada akhirnya memutuskan untuk pengakuan dari individu lain.
Seneng lah cowoknya bisa kayak gini. meninggikan dirinya sendiri di hadapan
Ngerasa bangga sih. pacaranya tersebut.
Setelah kamu melakukan ketiga hal itu ada kah yang terlintas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

243

103. Yang terlintas itu kalau minum nggak ada Tidak ada yang terlintas dalam benak N Tidak ada yang terlintas setelah
sih. Kalau udah berlalu ya udah. Tinggal setelah ia memutuskan untuk melakukan melakukan tindakan yang tidak
nunggu besok apa lagi. tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan, sebaiknya dilakukan karena
karena ia mempunyai anggapan bahwa telah menjadi bagian dari masa
tindakan atau peristiwa yang telah terjadi lalu.
hanya menjadi bagian dari masa lalu yang
tidak perlu dipikirkan lagi.
104. Kalau untuk nyontek tadi setelah itu ya N muncul keinginan untuk memperbaiki Ingin memperbaiki kesalahan
sama. Kalau misalnya dapet ya seneng kesalahan setelah mendapatkan dampak setelah mendapat dampak
cuman dipikiranku. Aku pengen setelah itu.. yang negatif dari melanggar peraturan. negatif tindakan karena
Tergantung, kalau nggak dapet contekkan melanggar peraturan.
terus nilainya jelek. Aku malah mikirnya
aku harus lebih baik lagi lebih belajar lagi
kalau ada ujian.
105. Mungkin sampek sekarang ya nggak belajar N hingga sekarang masih tetap melanggar Tetap melanggar peraturan
juga sih. Aku malas. peraturan dengan mencontek ketika ujian karena rasa malas.
karena ia tidak mampu mengendalikan
rasa malas yang muncul di dalam dirinya.
Apa yang membuat malas?
106. Sebenernya gimana yah? Mengertinya kan N beranggapan bahwa keinginan Melanggar peraturan karena
mbak. Kadang ada pelajaran yang memang melanggar peraturan dengan mencontek rasa malas dan menyerah pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

244

bener aku nggak ngerti. Terus yang mau ketika ujian timbul karena ia menyerah keterbatasan diri.
dipelajarin apa. Toh aku nggak ngerti juga. dan merasa malas untuk berulang-ulang
Malasnya gitu. Udahlah nunggu hari “H” mempelajari pelajaran yang tidak mampu
nya tiba. Lha pas hari “H” nya tiba ya ia pahami.
kayak gitu lagi. Ya tetep aja gitu lagi gitu
lagi. Muter-muter aja sih mbak. Sampek
pacarku marah-marah. Ayo belajar, aku
yang melajarin. Apalagi kalau namanya
angka. Yaudah lah. Dapet ya dapet kalo
nggak ya enggak.
Lalu selama tiga bulan ini, sebutkan tiga hal atau tindakan yang sepantasnya kamu lakukan tetapi nggak kamu lakukan?
107. Balik ke tadi sih mbak. Ya ujian tadi N tidak belajar, tidak berisitirahat dengan Tidak belajar, ttidak
harusnya aku belajar, kenapa aku nggak cukup, dan keluar kelas ketika kegiatan beristirahat cukup, dan
belajar? Terus apa yah. Banyaknya balik ke perkuliahan masih berlangsung. melanggar peraturan.
belakang lagi. Aku seharusnya ngelakuin
tidur, kenapa aku tetep sama mereka.
Harusnya aku kuliah yang bener. Kenapa
dulu cabut sampek sekarang kadang masih.
108. Kalau udah tiga sks, nggak ngerti, ngantuk, N melanggar peraturan dengan keluar dari Melanggar peraturan karena
bingung mau nagapain. Ya tetep aja sih kelas ketika kegiatan pembelajaran masih tidak mampu mengatasi
walaupun nggak separah yang dulu. Cuman berlangsung karena ia merasa tidak keterbatasan diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

245

se-jam di kelas, sisanya dua jam lagi di mampu untuk memahami materi
kopma. Tapi kalau sekarang udah mulai pembelajaran yang saat itu sedang
ngantuk, turun, ngrokok, cuci muka. Biar dibahas.
nggak ngantuk lah istilahnya. Daripada di
kelas duduk nggak ngerti apa-apa, ngantuk.
Sama aja sih.
Lalu apa yang membuatmu balik lagi ke “atas” (ke dalam kelas)? Kan di bawah udah enak.
109. Ya aku mikirnya ya paling nggak masih N berusaha untuk kembali mematuhi Berusaha kembali mematuhi
mau lah buat nyenengin orang tua sih. peraturan dengan kembali ke kelas peraturan setelah melanggar
Daripada se-jam di kelas sisanya di kopma. setelah ia melanggar peraturan dengan peraturan demi menyenangkan
Itu kan malah jauh lebih parah. Paling keluar dari kelas yang sedang orang tua
nggak kita punya usaha buat nggak ngantuk mengadakan kegiatan pembelajaran
di kelas daripada duduk nggak ngerti apa- karena ia berusaha untuk membuat orang
apa. Mending refreshing terus ke kelas. tua merasa senang.
Tapi tetep aja nggak ngerti. Tapi paling
nggak, ada usaha lah.
Sekarang yang sebaiknya kamu lakukan tapi nggak kamu lakukan?
110. Ngerjakan tugas pada waktunya. Terus jaga N tidak mengerjakan tugas tepat waktu, Melanggar aturan sosial yang
kesehatan. Nggak begadang. tidak menjaga kesehatan, dan begadang. tidak tertulis.
Apa yang membuatmu berpikiran bahwa ketiga hal itu nggak sebaiknya kamu lakukan?
111. Kalau yang tugas itu, ya kalau gimana ya? N beranggapan bahwa ia tidak sebaiknya Tidak sebaiknya melanggar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

246

Itu kita dikasih hari. Kalau misalnya kita menunda dalam mengerjakan tugas aturan sosial yang tidak tertulis
nggak sibuk hari ini, kan kita bisa ngerjain karena tugas tersebut tidak akan dapat karena dampak negatif
tugas hari ini juga. Nggak usah ditunggu- terselesaikan semuanya. tindakan.
tungu, besok aja..besok aja. Terus pada hari
H-nya numpuk, terus yang bisa dikerjain
akhirnya cuman sebagian. Harusnya kan
kita dikasih terus ngerjain. Kasih ngerjain.
Nanti kan pada hari H nya kita tinggal
nunggu ngumpulin doang.
Kalau soal jaga kesehatan?
112. Ya itu tadi mbak. Ya nggak perlu minum, N beranggapan bahwa sebaiknya ia tidak Tidak sebaiknya melanggar
nggak perlu begadang tapi ya.. Toh aku melanggar aturan sosial yang tidak aturan sosial yang tidak tertulis
juga liver juga harusnya aku jaga kesehatan, tertulis dengan menjaga kesehatan dan karena dampak negatif
tidur pada waktunya. Kayak gitu sih. tidak begadang untuk menghindari tindakan.
kambuhnya sakit liver yang ia derita saat
ini.
Lalu apa yang membuatmu tetap melakukan hal itu? Yang soal mengerjakan tugas tidak pada waktunya.
113. Malas. Aku tuh nunggu waktu yang enak N tetap melanggar aturan sosial yang Tetap melanggar aturan sosial
aja buat ngerjain. Tapi ya nggak tau kapan tidak tertulis karena ia tidak mampu yang tidak tertulis karena
enaknya. mengendalikan rasa malas yang muncul mencari pembenaran dan tidak
dalam dirinya dengan mencari mampu mengendalikan rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

247

pembenaran atas tindakan tersebut. malas.


Ok. Lalu yang begadang sama yang jaga kesehatan?
114. Gimana yah? Gini kadang jaga kesehatan N tetap melanggar aturan sosial yang Sadar akan aturan sosial yang
itu awalnya buat kita nggak enak yah. Kalau tidak tertulis dengan begadang dan tidak tertulis tetapi tetap
misalnya kita begadang itu, bukan karena megkonsumsi minuman beralkohol melanggar karena mencari
enggak mau tidur tapi karena nggak bisa bersama teman karena ia mencari pembenaran tindakan.
tidur. Kan nggak bisa maksain juga kan pembenaran atas tindakan yang ia
buat tidur. Kenapa nggak bisa tidur karena lakukan meskipu ia mnyadari bahwa
kadang kebanyakan tidur siang kali yah. tindakan tersebut tidak sebaiknya
Bangunnya siang, siangnya tidur juga. Ya dilakukan.
mana bisa tidur malamnya. Kalau yang jaga
kesehatan sendiri ya sebenernya itu tadi
yang buat “minum” jaga hubungan temen.
Tapi tetep ditinggalin juga. Akhirnya gitu
sih.
Kan kamu kan enggak ngerjain tugas pada waktunya. Sebelum kamu memutuskan untuk enggak mengerjakan tugas pada waktunya,
perasaan atau emosi apa yang muncul?
115. Ya aku mikirnya ya entar aja deh. Masih N merasa malas dan beranggapan bahwa Rasa malas dan anggapan bisa
lama juga. Ya gimana ya perasaan apa ya ia dapat mengerjakan tugas lain waktu menunda pekerjaan sebelum
kayak gitu, ya entar aja deh, ya nanti juga sehingga ia memutuskan untuk melanggar aturan sosial yang
bisa. melakukan penundaan dalam megerjakan tidak tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

248

tugas.
Terakhir ni ya. Berdasarkan pengalaman pribadimu sehari-hari. Menurutmu emosi atau perasaan itu apa?
116. Kalau menurut diri sendiri, emosi atau N berpendapat bahwa menurut Emosi merupakan sesuatu yang
perasaan itu suatu hal yang kita rasain, yang pengalaman pribadinya, emosi merupakan dirasakan individu sehingga
bisa buat kita, apa ya. Gimana ya. Suatu hal sesuatu yang dapat individu rasakan dapat membuat respon marah,
bisa buat kita nangis lah, marah, ya sedih, sehingga mampu membuat individu menangis, sedih, dan senang.
senang. tersebut marah, menangis, dan senang.
Kalau boleh dicontohin kayak gimana?
117. Contohnya ya, misalnya kalau aku tu dibuat N memberikan contoh mengenai emosi Emosi merupakan respon dari
gimana ya. Contohnya ada orang mukul aku bahwa individu akan merasa sedih jika rangsangan external yang
tanpa sebab, bingung kan kenapa dia mukul. kehilangan orang yang disayang dan dialami individu.
Ya marah kan ya itu emosi juga. Terus merasa marah jika dipukul orang tanpa
kalau misalnya kehilangan orang yang kita sebab.
sayang itu kan bagian dari emosi juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

249

Lampiran 20. Contoh Meaning Unit


Subjek Satu

1. Tidak melakukan pelanggaran hukum.


2. Tidak pantas dilakukan karena melanggar undang-undang.
3. Tidak melanggar hukum karena dampak negatif tindakan.
4. Sebelum memutuskan tidak berkeinginan melanggar hukum dan bingung.
5. Memikirkan dampak negatif tindakan sebelum memutuskan untuk tidak melanggar hukum.
6. Takut dan bingung sebelum memutuskan untuk tidak melanggar hukum.
7. Senang dan bersyukur setelah tidak melanggar hukum karena dapat mengalami keadaan yang disyukuri saat ini.
8. Tidak ada contoh pengalaman lain.
9. Tidak melanggar norma dan peraturan.
10. Tidak melanggar peraturan karena pengorbanan orang tua dan mempertahankan representasi diri ideal.
11. Tidak lagi melanggar peraturan karena dianggap tidak bermanfaat.
12. Meskipun menyadari standart norma tetapi tetap melanggar norma karena rasa malas.
13. Penilaian tindakan berdasarkan nilai dari standart norma yang berlaku tentang relasi interpersonal.
14. Mengingat pengorbanan orang tua dan rasa tidak tega sebelum tidak melanggar peraturan.
15. Rasa inferior sebelum tidak melanggar peraturan.
16. Tidak peduli dan tidak ada emosi yang muncul sebelum maupun setelah melanggar norma pada teman.
17. Tidak ada emosi yang muncul jika melanggar norma pada teman.
18. Tetap memikirkan keluarga setelah tidak melanggar peraturan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

250

19. Punya kelekatan pada ibu.


20. Pernah menganggap adanya persaingan antar saudara.
21. Sangat menyesal pada sosok ibu jika melanggar peraturan.
22. Tidak ingin menyakiti orang tua tetapi terkadang terpaksa berbuat sebaliknya karena tidak mampu mengendalikan emosi.
23. Senang setelah tidak melanggar peraturan.
24. Membayangkan rasa senang ibu karena telah tidak melanggar peraturan.
25. Senang pada diri sendiri setelah tidak melanggar peraturan.
26. Mematuhi norma sosial yang berlaku.
27. Melakukan karena mematuhi norma sosial yang mengatur relasi interpersonal di masyarakat.
28. Melakukan karena mematuhi norma sosial yang mengatur peran dalam keluarga.
29. Tidak ada emosi yang muncul sebelum melakukan karena dianggap sebagai bentuk kewajaran.
30. Terpaksa sebelum mematuhi norma yang mengatur peran dalam keluarga karena bertentangan dengan keinginan pribadi.
31. Rasa marah dan suasana hati yang buruk setelah mendapatkan hasil yang tidak sesuai karena mematuhi norma yang mengatur peran
dalam keluarga.
32. Tidak ada emosi yang muncul setelah mematuhi norma yang mengatur relasi interpersonal di masyarakat.
33. Tidak ada emosi yang muncul sebelum dan sesudah menaati norma yang mengatur relasi interpersonal.
34. Mengalami pengalaman yang berbeda saat sebelum dan setelah mematuhi norma yang mengatur peran dalam keluarga.
35. Mempertahankan representasi diri aktual dengan berusaha tidak mengeskpresikan emosi yang dialami.
36. Mengeluarkan emosi yang tidak dapat ditahan dengan kegiatan pengalihan.
37. Setelah memutuskan berpikir mengenai sudah keharusan untuk mematuhi norma sosial yang mengatur relasi interpersonal.
38. Setelah memutuskan berpikir mengenai sudah terbiasa untuk mematuhi norma sosial yang mengatur peran dalam keluarga.
39. Setelah memutuskan berpikir memang seharusnya melakukan karena yakin akan norma sosial yang mengatur peran dalam keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

251

40. Mematuhi aturan sosial yang tidak tertulis.


41. Sebaiknya dilakukan karena telah menjadi suatu kewajiban.
42. Sebaiknya melakukan karena mematuhi norma sosial yang mengatur relasi interpersonal.
43. Sebaiknya melakukan untuk membalas budi tindakan orang lain.
44. Rasa malas atau ingin mencari kesibukan sebelum memutuskan.
45. Muncul keinginan untuk mengisi waktu luang sebelum memutuskan.
46. Muncul keinginan unttuk menghindari dampak negatif tindakan sebelum memutuskan.
47. Merasa malas sehingga terpaksa melakukan hanya untuk memenuhi kewajiban.
48. Tidak ada emosi yang muncul setelah memutuskan.
49. Melakukan untuk mematuhi norma yang mengatur relasi sosial meskipun merasa malas dan terpaksa.
50. Malas untuk melakukan karena mengurangi kesenangan pribadi.
51. Tidak ada emosi yang muncul dan memikirkan tindakan yang telah ia lakukan setelah membuat keputusan.
52. Setelah memutuskan merasa menyesal jika suasana tidak menyenangkan dan tidak ada emosi yang muncul jika suasana cukup
menyenangkan.
53. Menyesal setelah memutuskan untuk melakukan karena terjadi suasana yang tidak menyenangkan.
54. Melanggar norma yang berlaku di masyarakat.
55. Ingin membalas dendam karena beranggapan telah diperlakukan tidak adil.
56. Ingin mengetahui respon individu yang telah berlaku tidak adil sebelum melanggar norma dengan balas dendam.
57. Ingin melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena muncul rasa tidak suka pada orang lain.
58. Mengurungkan niat untuk melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena diangggap tidak akan bermanfaat.
59. Penilaian tindakan berdasarkan ajaran agama yang dianut.
60. Tidak sepantasnya dilakukan karena tidak dapat menyelesaikan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

252

61. Sadar akan norma yang mengatur relasi interpersonal tetapi tetap melanggar untuk menghindari pertengkaran.
62. Tetap melanggar meskipun menyadari standart norma yang berlaku.
63. Melakukan karena ingin mengetahui respon individu jika sama-sama diperlakukan dengan tidak adil.
64. Lega setelah melanggar norma dengan balas dendam karena telah memenuhi rasa ingin tahu dalam diri.
65. Ingin melanggar norma dengan membalas dendam untuk memenuhi rasa ingin tahu dalam diri.
66. Sebelum memutuskan bimbang antara mematuhi ajaran agama atau memenuhi dorongan membalas dendam.
67. Merasa ada ganjalan dalam diri sehingga mendorong individu untuk melanggar norma dengan membalas dendam.
68. Melanggar norma dengan membalas dendam untuk memenuhi rasa ingin tahu.
69. Mencari pembenaran tindakan sebelum memutuskan melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal.
70. Tetap merasa tidak puas dan menganggap diperlakukan tidak adil setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal.
71. Menganggap diri sendiri sebagai korban setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal.
72. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal.
73. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena juga dilakukan oleh banyak orang dan mencari pembenaran.
74. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena terhindar dari suasana yang tidak menyenangkan.
75. Takut setelah melanggaar norma yang mengatur relasi interpersonal jika belum terhindar dari situasi yang tidak menyenangkan.
76. Melanggar peraturan dengan membolos.
77. Takut setelah melanggar peraturan dan tidak lagi melanggar peraturan karena menghindari hukuman.
78. Tidak mampu mengendalikan rasa marah sehingga melanggar hukum.
79. Sangat menyesal setelah secara spontan melanggar hukum karena tidak mampu mengendalikan rasa marah.
80. Menyesali tindakan yang melanggar hukum dengan memikirkan kembali tindakan yang terlanjur dilakukan.
81. Mendapat hukuman setelah melanggar hukum.
82. Mencontek, nakal, dan tinggi hati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

253

83. Menyadari peraturan tetapi tetap melanggar karena mencari pembenaran.


84. Anggapan bahwa mencontek sama dengan mencuri.
85. Tidak sebaiknya melakukan karena dampak negatif tindakan.
86. Tidak sebaiknya dilakukan karena dampak negatif tindakan.
87. Tetap melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan karena dianggap dapat berdampak baik.
88. Melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan untuk memenuhi dorongan mempertahankan representasi diri aktual.
89. Rasa senang sebelum melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan.
90. Rasa rendah diri setelah melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan karena respon negatif dari individu lain.
91. Menyadari kesalahan setelah mendapat respon negatif dari individu lain.
92. Menyadari kesalahan setelah mendapat respon negatif dari individu lain.
93. Mengurungkan niat meminta maaf karena rasa malu.
94. Tidak ada emosi yang muncul sebelum melakukan tidakan yang tidak sebaiknya dilakukan.
95. Angggapan akan berdampak positif sebelum melakukan tidakan yang tidak sebaiknya dilakukan.
96. Takut tidak dapat melanggar peraturan.
97. Senang jika keinginan terpenuhi dan menyesal jika keinginan tidak tepenuhi, meskipun melanggar.
98. Senang dan semakin berani setelah bersama teman melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan.
99. Senang setelah melakukan tindakan yang sebaiknya tidak dilakukan karena dianggap berdampak positif.
100. Bingung sebelum memutuskan karena memikirkan dampak tindakan.
101. Menyadari kesalahan setelah melakukan introspeksi pada diri sendiri.
102. Sebelum memutuskan beranggapan akan mendapat pengakuan dari individu lain.
103. Tidak ada yang terlintas setelah melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan karena telah menjadi bagian dari masa lalu.
104. Ingin memperbaiki kesalahan setelah mendapat dampak negatif tindakan karena melanggar peraturan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

254

105. Tetap melanggar peraturan karena rasa malas.


106. Melanggar peraturan karena rasa malas dan menyerah pada keterbatasan diri.
107. Tidak belajar, ttidak beristirahat cukup, dan melanggar peraturan.
108. Melanggar peraturan karena tidak mampu mengatasi keterbatasan diri.
109. Berusaha kembali mematuhi peraturan setelah melanggar peraturan demi menyenangkan orang tua
110. Melanggar aturan sosial yang tidak tertulis.
111. Tidak sebaiknya melanggar aturan sosial yang tidak tertulis karena dampak negatif tindakan.
112. Tidak sebaiknya melanggar aturan sosial yang tidak tertulis karena dampak negatif tindakan.
113. Tetap melanggar aturan sosial yang tidak tertulis karena mencari pembenaran dan tidak mampu mengendalikan rasa malas.
114. Sadar akan aturan sosial yang tidak tertulis tetapi tetap melanggar karena mencari pembenaran tindakan.
115. Rasa malas dan anggapan bisa menunda pekerjaan sebelum melanggar aturan sosial yang tidak tertulis.
116. Emosi merupakan sesuatu yang dirasakan individu sehingga dapat membuat respon marah, menangis, sedih, dan senang.
117. Emosi merupakan respon dari rangsangan external yang dialami individu..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

255

Lampiran 21. Contoh Meaning Unit yang Tereliminasi


Subjek Satu

1. Tidak melakukan pelanggaran hukum.


8. Tidak ada contoh pengalaman lain.
9. Tidak melanggar norma dan peraturan.
13. Penilaian tindakan berdasarkan nilai dari standart norma yang berlaku tentang relasi interpersonal.
19. Punya kelekatan pada ibu.
20. Pernah menganggap adanya persaingan antar saudara.
26. Mematuhi norma sosial yang berlaku.
34. Mengalami pengalaman yang berbeda saat sebelum dan setelah mematuhi norma yang mengatur peran dalam keluarga.
35. Mempertahankan representasi diri aktual dengan berusaha tidak mengeskpresikan emosi yang dialami.
36. Mengeluarkan emosi yang tidak dapat ditahan dengan kegiatan pengalihan.
40. Mematuhi aturan sosial yang tidak tertulis.
54. Melanggar norma yang berlaku di masyarakat.
59. Penilaian tindakan berdasarkan ajaran agama yang dianut.
62. Tetap melanggar meskipun menyadari standart norma yang berlaku.
76. Melanggar peraturan dengan membolos.
81. Mendapat hukuman setelah melanggar hukum.
82. Mencontek, nakal, dan tinggi hati.
84. Anggapan bahwa mencontek sama dengan mencuri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

256

107. Tidak belajar, tidak beristirahat cukup, dan melanggar peraturan.


110. Melanggar aturan sosial yang tidak tertulis.
116. Emosi merupakan sesuatu yang dirasakan individu sehingga dapat membuat respon marah, menangis, sedih, dan senang.
117. Emosi merupakan respon dari rangsangan external yang dialami individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

257

Lampiran 22. Contoh Meaning Unit yang Tidak Tereliminasi


Subjek Satu

2. Tidak pantas dilakukan karena melanggar undang-undang.


3. Tidak melanggar hukum karena dampak negatif tindakan.
4. Sebelum memutuskan tidak berkeinginan melanggar hukum dan bingung.
5. Memikirkan dampak negatif tindakan sebelum memutuskan untuk tidak melanggar hukum.
6. Takut dan bingung sebelum memutuskan untuk tidak melanggar hukum.
7. Senang dan bersyukur setelah tidak melanggar hukum karena dapat mengalami keadaan yang disyukuri saat ini.
10. Tidak melanggar peraturan karena pengorbanan orang tua dan mempertahankan representasi diri ideal.
11. Tidak lagi melanggar peraturan karena dianggap tidak bermanfaat.
12. Meskipun menyadari standart norma tetapi tetap melanggar norma karena rasa malas.
14. Mengingat pengorbanan orang tua dan rasa tidak tega sebelum tidak melanggar peraturan.
15. Rasa inferior sebelum tidak melanggar peraturan.
16. Tidak peduli dan tidak ada emosi yang muncul sebelum maupun setelah melanggar norma pada teman.
17. Tidak ada emosi yang muncul jika melanggar norma pada teman.
18. Tetap memikirkan keluarga setelah tidak melanggar peraturan.
21. Sangat menyesal pada sosok ibu jika melanggar peraturan.
22. Tidak ingin menyakiti orang tua tetapi terkadang terpaksa berbuat sebaliknya karena tidak mampu mengendalikan emosi.
23. Senang setelah tidak melanggar peraturan.
24. Membayangkan rasa senang ibu karena telah tidak melanggar peraturan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

258

25. Senang pada diri sendiri setelah tidak melanggar peraturan.


27. Melakukan karena mematuhi norma sosial yang mengatur relasi interpersonal di masyarakat.
28. Melakukan karena mematuhi norma sosial yang mengatur peran dalam keluarga.
29. Tidak ada emosi yang muncul sebelum melakukan karena dianggap sebagai bentuk kewajaran.
30. Terpaksa sebelum mematuhi norma yang mengatur peran dalam keluarga karena bertentangan dengan keinginan pribadi.
31. Rasa marah dan suasana hati yang buruk setelah mendapatkan hasil yang tidak sesuai karena mematuhi norma yang mengatur peran
dalam keluarga.
32. Tidak ada emosi yang muncul setelah mematuhi norma yang mengatur relasi interpersonal di masyarakat.
33. Tidak ada emosi yang muncul sebelum dan sesudah menaati norma yang mengatur relasi interpersonal.
37. Setelah memutuskan berpikir mengenai sudah keharusan untuk mematuhi norma sosial yang mengatur relasi interpersonal.
38. Setelah memutuskan berpikir mengenai sudah terbiasa untuk mematuhi norma sosial yang mengatur peran dalam keluarga.
39. Setelah memutuskan berpikir memang seharusnya melakukan karena yakin akan norma sosial yang mengatur peran dalam keluarga.
41. Sebaiknya dilakukan karena telah menjadi suatu kewajiban.
42. Sebaiknya melakukan karena mematuhi norma sosial yang mengatur relasi interpersonal.
43. Sebaiknya melakukan untuk membalas budi tindakan orang lain.
44. Rasa malas atau ingin mencari kesibukan sebelum memutuskan.
45. Muncul keinginan untuk mengisi waktu luang sebelum memutuskan.
46. Muncul keinginan untuk menghindari dampak negatif tindakan sebelum memutuskan.
47. Merasa malas sehingga terpaksa melakukan hanya untuk memenuhi kewajiban.
48. Tidak ada emosi yang muncul setelah memutuskan.
49. Melakukan untuk mematuhi norma yang mengatur relasi sosial meskipun merasa malas dan terpaksa.
50. Malas untuk melakukan karena mengurangi kesenangan pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

259

51. Tidak ada emosi yang muncul dan memikirkan tindakan yang telah ia lakukan setelah membuat keputusan.
52. Setelah memutuskan merasa menyesal jika suasana tidak menyenangkan dan tidak ada emosi yang muncul jika suasana cukup
menyenangkan.
53. Menyesal setelah memutuskan untuk melakukan karena terjadi suasana yang tidak menyenangkan.
55. Ingin membalas dendam karena beranggapan telah diperlakukan tidak adil.
56. Ingin mengetahui respon individu yang telah berlaku tidak adil sebelum melanggar norma dengan balas dendam.
57. Ingin melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena muncul rasa tidak suka pada orang lain.
58. Mengurungkan niat untuk melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena diangggap tidak akan bermanfaat.
60. Tidak sepantasnya dilakukan karena tidak dapat menyelesaikan masalah.
61. Sadar akan norma yang mengatur relasi interpersonal tetapi tetap melanggar untuk menghindari pertengkaran.
63. Melakukan karena ingin mengetahui respon individu jika sama-sama diperlakukan dengan tidak adil.
64. Lega setelah melanggar norma dengan balas dendam karena telah memenuhi rasa ingin tahu dalam diri.
65. Ingin melanggar norma dengan membalas dendam untuk memenuhi rasa ingin tahu dalam diri.
66. Sebelum memutuskan bimbang antara mematuhi ajaran agama atau memenuhi dorongan membalas dendam.
67. Merasa ada ganjalan dalam diri sehingga mendorong individu untuk melanggar norma dengan membalas dendam.
68. Melanggar norma dengan membalas dendam untuk memenuhi rasa ingin tahu.
69. Mencari pembenaran tindakan sebelum memutuskan melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal.
70. Tetap merasa tidak puas dan menganggap diperlakukan tidak adil setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal.
71. Menganggap diri sendiri sebagai korban setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal.
72. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal.
73. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena juga dilakukan oleh banyak orang dan mencari
pembenaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

260

74. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena terhindar dari suasana yang tidak menyenangkan.
75. Takut setelah melanggaar norma yang mengatur relasi interpersonal jika belum terhindar dari situasi yang tidak menyenangkan.
77. Takut setelah melanggar peraturan dan tidak lagi melanggar peraturan karena menghindari hukuman.
78. Tidak mampu mengendalikan rasa marah sehingga melanggar hukum.
79. Sangat menyesal setelah secara spontan melanggar hukum karena tidak mampu mengendalikan rasa marah.
80. Menyesali tindakan yang melanggar hukum dengan memikirkan kembali tindakan yang terlanjur dilakukan.
83. Menyadari peraturan tetapi tetap melanggar karena mencari pembenaran.
85. Tidak sebaiknya melakukan karena dampak negatif tindakan.
86. Tidak sebaiknya dilakukan karena dampak negatif tindakan.
87. Tetap melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan karena dianggap dapat berdampak baik.
88. Melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan untuk memenuhi dorongan mempertahankan representasi diri aktual.
89. Rasa senang sebelum melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan.
90. Rasa rendah diri setelah melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan karena respon negatif dari individu lain.
91. Menyadari kesalahan setelah mendapat respon negatif dari individu lain.
92. Menyadari kesalahan setelah mendapat respon negatif dari individu lain.
93. Mengurungkan niat meminta maaf karena rasa malu.
94. Tidak ada emosi yang muncul sebelum melakukan tidakan yang tidak sebaiknya dilakukan.
95. Angggapan akan berdampak positif sebelum melakukan tidakan yang tidak sebaiknya dilakukan.
96. Takut tidak dapat melanggar peraturan.
97. Senang jika keinginan terpenuhi dan menyesal jika keinginan tidak tepenuhi, meskipun melanggar.
98. Senang dan semakin berani setelah bersama teman melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan.
99. Senang setelah melakukan tindakan yang sebaiknya tidak dilakukan karena dianggap berdampak positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

261

100. Bingung sebelum memutuskan karena memikirkan dampak tindakan.


101. Menyadari kesalahan setelah melakukan introspeksi pada diri sendiri.
102. Sebelum memutuskan beranggapan akan mendapat pengakuan dari individu lain.
103. Tidak ada yang terlintas setelah melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan karena telah menjadi bagian dari masa lalu.
104. Ingin memperbaiki kesalahan setelah mendapat dampak negatif tindakan karena melanggar peraturan.
105. Tetap melanggar peraturan karena rasa malas.
106. Melanggar peraturan karena rasa malas dan menyerah pada keterbatasan diri.
108. Melanggar peraturan karena tidak mampu mengatasi keterbatasan diri.
109. Berusaha kembali mematuhi peraturan setelah melanggar peraturan demi menyenangkan orang tua
111. Tidak sebaiknya melanggar aturan sosial yang tidak tertulis karena dampak negatif tindakan.
112. Tidak sebaiknya melanggar aturan sosial yang tidak tertulis karena dampak negatif tindakan.
113. Tetap melanggar aturan sosial yang tidak tertulis karena mencari pembenaran dan tidak mampu mengendalikan rasa malas.
114. Sadar akan aturan sosial yang tidak tertulis tetapi tetap melanggar karena mencari pembenaran tindakan.
115. Rasa malas dan anggapan bisa menunda pekerjaan sebelum melanggar aturan sosial yang tidak tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

262

Lampiran 23. Contoh Kategorisasi Tema


Subjek Satu

1.Sebelum Bertindak
2.2 Kognitif
2.2.1 Perspektif Individu
Menyadari dan mematuhi standart sosial:
a. Tidak pantas dilakukan karena melanggar undang-undang.(MU2)
b. Sebelum memutuskan tidak berkeinginan melanggar hukum dan bingung.(MU4)
c. Takut dan bingung sebelum memutuskan untuk tidak melanggar hukum.(MU6)
d. Melakukan karena mematuhi norma sosial yang mengatur relasi interpersonal di masyarakat.(MU27)
e. Melakukan karena mematuhi norma sosial yang mengatur peran dalam keluarga.(MU28)
f. Sebaiknya melakukan karena mematuhi norma yang mengatur relasi interpersonal.(MU42)
g. Sebaiknya melakukan untuk membalas budi tindakan orang lain.(MU43)
Memenuhi kewajiban:
a. Sebaiknya dilakukan karena telah menjadi suatu kewajiban.(MU41)
b. Merasa malas sehingga terpaksa melakukan hanya untuk memenuhi kewajiban.(MU47)
Menghindari dampak negatif tindakan:
a. Tidak melanggar hukum karena dampak negatif tindakan.(MU3)
b. Memikirkan dampak negatif tindakan sebelum memutuskan untuk tidak melanggar hukum.(MU5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

263

c. Tidak lagi melanggar peraturan karena dianggap tidak bermanfaat.(MU11)


d. Muncul keinginan unttuk menghindari dampak negatif tindakan sebelum memutuskan.(MU46)
e. Mengurungkan niat untuk melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena diangggap tidak akan
bermanfaat.(MU58)
f. Tidak sepantasnya dilakukan karena tidak dapat menyelesaikan masalah.(MU60)
g. Tidak sebaiknya melakukan karena dampak negatif tindakan.(MU85)
h. Tidak sebaiknya dilakukan karena dampak negatif tindakan.(MU86)
i. Tetap melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan karena dianggap dapat berdampak baik.(MU87)
j. Angggapan akan berdampak positif sebelum melakukan tidakan yang tidak sebaiknya dilakukan.(MU95)
k. Bingung sebelum memutuskan karena memikirkan dampak tindakan.(MU100)
l. Sebelum memutuskan beranggapan akan mendapat pengakuan dari orang lain.(MU102)
m. Tidak sebaiknya melanggar aturan sosial yang tidak tertulis karena dampak negatif tindakan.(MU111)
n. Tidak sebaiknya melanggar aturan sosial yang tidak tertulis karena dampak negatif tindakan.(MU112)
Tidak mampu mengendalikan emosi:
Tidak ingin menyakiti orang tua tetapi terkadang terpaksa berbuat sebaliknya karena tidak mampu mengendalikan
emosi.(MU22)
Berdasarkan kewajaran:
Tidak ada emosi yang muncul sebelum melakukan karena dianggap sebagai bentuk kewajaran.(MU29)
Mempertahankan representasi diri:
a. Tidak melanggar peraturan karena pengorbanan orang tua dan mempertahankan representasi diri ideal.(MU10)
b. Melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan untuk memenuhi dorongan mempertahankan representasi diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

264

aktual.(MU88)
Menghindari sesuatu yang tidak menyenangkan:
a. Malas untuk melakukan karena mengurangi kesenangan pribadi.(MU50)
b. Sadar akan norma yang mengatur relasi interpersonal tetapi tetap melanggar untuk menghindari pertengkaran.(MU61)
Mencari pembenaran atas tindakan:
a. Ingin membalas dendam karena beranggapan telah diperlakukan tidak adil.(MU55)
b. Mencari pembenaran tindakan sebelum memutuskan melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal.(MU69)
c. Menyadari peraturan tetapi tetap melanggar karena mencari pembenaran.(MU83)
d. Tetap melanggar aturan sosial yang tidak tertulis karena mencari pembenaran dan tidak mampu mengendalikan rasa
malas.(MU113)
e. Sadar akan aturan sosial yang tidak tertulis tetapi tetap melanggar karena mencari pembenaran tindakan.(MU114)
f. Rasa malas dan anggapan bisa menunda pekerjaan sebelum melanggar aturan sosial yang tidak tertulis.(MU115)
Ingin tahu:
a. Ingin mengetahui respon individu yang telah berlaku tidak adil sebelum melanggar norma dengan balas
dendam.(MU56)
b. Ingin melanggar norma dengan membalas dendam untuk memenuhi rasa ingin tahu dalam diri.(MU65)
c. Melakukan karena ingin mengetahui respon individu jika sama-sama diperlakukan dengan tidak adil.(MU63)
d. Melanggar norma dengan membalas dendam untuk memenuhi rasa ingin tahu.(MU68)
Bimbang memilih antara keinginan dengan kewajiban beragama:
Sebelum memutuskan bimbang antara mematuhi ajaran agama atau memenuhi dorongan membalas dendam.(MU66)
Ragu pada kemampuan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

265

a. Melanggar peraturan karena rasa malas dan menyerah pada keterbatasan diri.(MU106)
b. Melanggar peraturan karena tidak mampu mengatasi keterbatasan diri.(MU108)

2.2.2 Keluarga
Mematuhi standart sosial karena orang tua:
a. Tidak melanggar peraturan karena pengorbanan orang tua dan mempertahankan representasi diri ideal.(MU10)
b. Mengingat pengorbanan orang tua dan rasa tidak tega sebelum tidak melanggar peraturan.(MU14)
c. Tidak ingin menyakiti orang tua tetapi terkadang terpaksa berbuat sebaliknya karena tidak mampu mengendalikan
emosi.(MU22)
d. Berusaha kembali mematuhi peraturan setelah melanggar peraturan demi menyenangkan orang tua (MU109)

2.2.3 Fisiologis
-

2.2.4 Lingkungan Sekitar


-

2.3 Emosi
2.3.1 Emosi Positif
Cenderung merasa senang:
Rasa senang sebelum melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan.(MU89)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

266

Cenderung merasa tidak tega:


Mengingat pengorbanan orang tua dan rasa tidak tega sebelum tidak melanggar peraturan.(MU14)

2.3.2 Emosi Negatif


Cenderung merasa takut:
a. Takut dan bingung sebelum memutuskan untuk tidak melanggar hukum.(MU6)
b. Takut tidak dapat melanggar peraturan.(MU96)
Cenderung merasa inferior:
a. Rasa inferior sebelum tidak melanggar peraturan.(MU15)
Cenderung merasa terpaksa:
Terpaksa sebelum mematuhi norma yang mengatur peran dalam keluarga karena bertentangan dengan keinginan
pribadi.(MU30)
Cenderung merasa tidak suka:
Ingin melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena muncul rasa tidak suka pada orang lain.(MU57)
Cenderung merasa marah:
Tidak mampu mengendalikan rasa marah sehingga melanggar hukum.(MU78)
Merasa tidak nyaman:
Merasa ada ganjalan dalam diri sehingga mendorong individu untuk melanggar norma dengan membalas
dendam.(MU67)
Cenderung merasa malu:
Mengurungkan niat meminta maaf karena rasa malu.(MU93)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

267

Tidak peduli:
Tidak peduli dan tidak ada emosi yang muncul sebelum maupun setelah melanggar norma pada teman.(MU16)
Merasa malas:
a. Meskipun menyadari standart norma tetapi tetap melanggar norma karena rasa malas.(MU12)
b. Rasa malas atau ingin mencari kesibukan sebelum memutuskan.(MU44)
c. Merasa malas sehingga terpaksa melakukan hanya untuk memenuhi kewajiban.(MU47)
d. Melakukan untuk mematuhi norma yang mengatur relasi sosial meskipun merasa malas dan terpaksa. (MU49)
e. Malas untuk melakukan karena mengurangi kesenangan pribadi.(MU50)
f. Tetap melanggar peraturan karena rasa malas.(MU105)
g. Melanggar peraturan karena rasa malas dan menyerah pada keterbatasan diri.(MU106)
h. Tetap melanggar aturan sosial yang tidak tertulis karena mencari pembenaran dan tidak mampu mengendalikan rasa
malas.(MU113)
i. Rasa malas dan anggapan bisa menunda pekerjaan sebelum melanggar aturan sosial yang tidak tertulis.(MU115)

2.3.3 Tidak Ada Emosi


Tidak ada emosi yang muncul karena dianggap wajar dan menemukan pembenaran:
a. Tidak peduli dan tidak ada emosi yang muncul sebelum maupun setelah melanggar norma pada teman.(MU16)
b. Tidak ada emosi yang muncul jika melanggar norma pada teman.(MU17)
c. Tidak ada emosi yang muncul sebelum melakukan karena dianggap sebagai bentuk kewajaran.(MU29)
d. Tidak ada emosi yang muncul sebelum dan sesudah menaati norma yang mengatur relasi interpersonal.(MU33)
e. Tidak ada emosi yang muncul sebelum melakukan tidakan yang tidak sebaiknya dilakukan.(MU94)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

268

2.Setelah Bertindak
2.1 Kognitif
2.1.1 Perspektif Individu
Berdasarkan kewajiban mematuhi standart sosial:
a. Setelah memutuskan berpikir mengenai sudah keharusan untuk mematuhi norma sosial yang mengatur relasi
interpersonal.(MU37)
b. Setelah memutuskan berpikir memang seharusnya melakukan karena yakin akan norma sosial yang mengatur peran
dalam keluarga.(MU39)
Mencari pembenaran atas tindakan/keputusan:
a. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena juga dilakukan oleh banyak orang dan
mencari pembenaran. (MU73)
b. Tetap merasa tidak puas dan menganggap diperlakukan tidak adil setelah melanggar norma yang mengatur relasi
interpersonal.(MU70)
c. Menganggap diri sendiri sebagai korban setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal.(MU71)
d. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena juga dilakukan oleh banyak orang dan
mencari pembenaran. (MU73)
e. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena terhindar dari suasana yang tidak
menyenangkan.(MU74)
f. Senang setelah melakukan tindakan yang sebaiknya tidak dilakukan karena dianggap berdampak positif.(MU99)
Introspeksi dan menyadari kesalahan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

269

a. Menyesali tindakan yang melanggar hukum dengan memikirkan kembali tindakan yang terlanjur dilakukan.(MU80)
b. Menyadari kesalahan setelah mendapat respon negatif dari orang lain.(MU91)
c. Menyadari kesalahan setelah mendapat respon negatif dari orang lain.(MU92)
d. Menyadari kesalahan setelah melakukan introspeksi pada diri sendiri.(MU101)
e. Ingin memperbaiki kesalahan setelah mendapat dampak negatif tindakan karena melanggar peraturan.(MU104)
Tidak ada yang terlintas:
Tidak ada yang terlintas setelah melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan karena telah menjadi bagian dari
masa lalu.(MU103)
Menghindari hukuman
Takut setelah melanggar peraturan dan tidak lagi melanggar peraturan karena menghindari hukuman.(MU77)
Telah terbiasa:
a. Setelah memutuskan berpikir mengenai sudah terbiasa untuk mematuhi norma yang mengatur peran dalam
keluarga.(MU38)

2.1.2 Keluarga
Memikirkan respon keluarga setelah membuat keputusan:
a. Tetap memikirkan keluarga setelah tidak melanggar peraturan.(MU18)
b. Membayangkan rasa senang ibu karena telah tidak melanggar peraturan.(MU24)

2.1.3 Lingkungan Sekitar


Menyadari kesalahan karena respon negatif dari individu lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

270

a. Rasa rendah diri setelah melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan karena respon negatif dari individu
lain.(MU90)
b. Menyadari kesalahan setelah mendapat respon negatif dari individu lain.(MU91)
c. Menyadari kesalahan setelah mendapat respon negatif dari individu lain.(MU92)
Mencari pembenaran tindakan jika juga dilakukan oleh lingkungan sekitar:
a. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena juga dilakukan oleh banyak orang dan
mencari pembenaran. (MU73)

2.4 Emosi
2.4.1 Emosi Positif
Merasa senang
a. Senang setelah tidak melanggar peraturan.(MU23)
b. Senang pada diri sendiri setelah tidak melanggar peraturan.(MU25)
c. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal.(MU72)
d. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena juga dilakukan oleh banyak orang dan
mencari pembenaran. (MU73)
e. Senang setelah melanggar norma yang mengatur relasi interpersonal karena terhindar dari suasana yang tidak
menyenangkan.(MU74)
f. Senang dan semakin berani setelah bersama teman melakukan tindakan yang tidak sebaiknya dilakukan.(MU98)
g. Senang setelah melakukan tindakan yang sebaiknya tidak dilakukan karena dianggap berdampak positif.(MU99)
h. Senang jika keinginan terpenuhi dan menyesal jika keinginan tidak tepenuhi, meskipun melanggar.(MU97)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

271

Merasa lega:
a. Lega setelah melanggar norma dengan balas dendam karena telah memenuhi rasa ingin tahu dalam diri.(MU64)
Bersyukur:
a. Senang dan bersyukur setelah tidak melanggar hukum karena dapat mengalami keadaan yang disyukuri saat
ini.(MU7)

2.4.2 Emosi Negatif


Merasa menyesal:
a. Sangat menyesal pada sosok ibu jika melanggar peraturan.(MU21)
b. Menyesal setelah memutuskan untuk melakukan karena terjadi suasana yang tidak menyenangkan.(MU53)
c. Sangat menyesal setelah secara spontan melanggar hukum karena tidak mampu mengendalikan rasa marah.(MU79)
d. Menyesali tindakan yang melanggar hukum dengan memikirkan kembali tindakan yang terlanjur dilakukan.(MU80)
e. Setelah memutuskan merasa menyesal jika suasana tidak menyenangkan dan tidak ada emosi yang muncul jika
suasana cukup menyenangkan.(MU52)
f. Senang jika keinginan terpenuhi dan menyesal jika keinginan tidak tepenuhi, meskipun melanggar.(MU97)
Cenderung merasa marah:
a. Rasa marah dan suasana hati yang buruk setelah mendapatkan hasil yang tidak sesuai karena mematuhi norma yang
mengatur peran dalam keluarga.(MU31)
b. Tetap merasa tidak puas dan menganggap diperlakukan tidak adil setelah melanggar norma yang mengatur relasi
interpersonal.(MU70)
Cenderung merasa takut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

272

a. Takut setelah melanggaar norma yang mengatur relasi interpersonal jika belum terhindar dari situasi yang tidak
menyenangkan.(MU75)
b. Takut setelah melanggar peraturan dan tidak lagi melanggar peraturan karena menghindari hukuman.(MU77)
Tidak peduli:
Tidak peduli dan tidak ada emosi yang muncul sebelum maupun setelah melanggar norma pada teman.(MU16)

2.2.4 Tidak Ada Emosi


Tidak ada emosi yang muncul karena dianggap wajar dan menemukan pembenaran:
a. Tidak peduli dan tidak ada emosi yang muncul sebelum maupun setelah melanggar norma pada teman.(MU16)
b. Tidak ada emosi yang muncul setelah mematuhi norma yang mengatur relasi interpersonal di masyarakat.(MU32)
c. Tidak ada emosi yang muncul setelah memutuskan.(MU48)
d. Tidak ada emosi yang muncul dan memikirkan tindakan yang telah ia lakukan setelah membuat keputusan.(MU51)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

273

Lampiran 24. Open Coding dan Axial Coding Sebelum Bertindak

1. Sesuai Standart Sosial


Pengalaman Emosi
Pencapaian Tujuan Identitas
Hukum
Emosi Positif
Tidak tega “Lebih ke yo mungkin takut dan nggak tega,
terus takut lah intine. Takut melakukan
itu.”(S4/MU9/B1)
Emosi Negatif
Stress “Stress.” (S7/MU16/B1)
Takut “... Kalau nanti ketahuan kan, takut juga kalau
ketahuan urusane wes sama polisi dan lain-lain.
Terutama terus kehilangan pekerjaan juga. Ya
itu sih takut.”(S4/MU20/B2&4)
Sedih “Wah bojoku bar tak kamplengi mesti
perasaanku sedih.”(S4/MU13/B1)
Tidak nyaman “Ya kan ndak enak.”(S5/MU8/B1)
Tidak Ada Emosi
- -
Peraturan
Emosi Positif
Tidak tega “Ya itu kadang mikir lagi karena orang tua tu
kasian, capek buat kuliah. Ya masak disia-siain.
Rasanya kasian sama orang tua.”
(S1/MU14/B2&3)
Emosi Negatif
Terpaksa “Tapi ya karena berpikir sebab-akibatnya, jadi
walaupun kepaksa, saya tetap masuk kuliah.
Jadi itu.” (S3/MU4/B2)
Takut “Ya saya takut kalau dosennya itu tersinggung
atau gimana.”(S3/MU41/B2)
Suasana hati cenderung “Perasaan yang muncul itu pokoknya suasana
mudah berubah hati nggak enak. Lebih tepatnya berada di
tengah-tengah. Nggak merasakan
kegembiraan dan nggak merasakan perasaan
nggak enak. Jadi berada di tengah-tengah.
Jadi istilahnya bimbang gitu. Jadi bingung
sebenarnya. Lebih ke flat lah.” (S3/MU12/B1-5)
Menyesal “... Dan itu yang membuat saya mengakibatkan
rasa penyesalan yang berkepanjangan. Jadi
itu.” (S3/MU28/B3)
Bersalah “Kalau berbuat salah pasti merasa bersalah.
Jadi munculnya dari situ.” (S3/MU30/B5)
Tidak Nyaman “Perasaan yang muncul itu ndak enak...”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

274

(S3/MU51/B1)
Malas “...Tapi kadang ada waktunya malas nggak mau
ngelakuin apa-apa...” (S1/MU44/B4)
Inferior “Terus ngerasa istilahnya ngatain diri sendiri
tuh bodoh.” (S1/MU15/B1)
Malu “... Sampek ketemu golongane orang-orang itu,
terus dimasukkan TV, kan malu saya...”
(S5/MU35/B3)
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi karena “Masalah perasaan saya tidak terlalu
mengesampingkan memikirkan itu. Jadi saya lebih ke memikirkan.
emosi yang muncul Jadi kalau saya kuliah efeknya apa dan kalau
tidak kuliah efeknya apa...” (S3/MU13/B1)
Norma
Emosi Positif
Nyaman “... Aku nyaman`e ndelok mereka, seneng gitu
lhoh.” (S4/MU28/B1)
Sayang “Yo perasaan sayang sama cinta. Yo nek ra
dilakoni yo meh kapan lagi gitu lhoh.”
(S4/MU38/B1)
Bersyukur “... Lagi-lagi ke religi lagi. Gini ya, karena rasa
syukur saya. Saya itu bisa hidup sempurna...”
(S6/MU38/B2)
Empati “... Kadang-kadang melihat “kok ada ya dokter
yang mau ke sana? Kasihan ya anak-anak ini.
Kok ada ya guru yang mau ke sana? Kapan ya
aku bisa seperti mereka?” Seperti itu. Itu tuh
dorongan.” (S6/MU43/4-6)
Emosi Negatif
Menyesal “... Kalau durhaka pada orang tua juga saya
pada akhirnya menyesali...” (S7/MU28/B8)
Tertekan “Ya macem-macem. Merasa tertekan, merasa
terkekang dengan penyesalan-penyesalan yang
telah aku lalui sebelumnya...”(S7/MU42/B1)
Gelisah “Gelisah. Rasanya tuh saya mau nangis tapi kok
gak bisa gitu...” (S2/MU35/B1)
Takut “Sebelumnya lebih ke takut, soale kadang aku
mikir iso ra yo nglakoni urip.” (S4/MU36/B1)
Terpaksa “... Ya memang kadang kepaksa, kadang kalo
misalnya ngasih tau yang baik, tapi kadang
biasanya bertentangan dengan apa yang kita
inginni. Kadang ngeiyain kata-katanya kakak
terpaksa...”(S1/MU30/B1&6)
Malas “... Soalnya sebelumnya, aku buat ngaji sama
sholat itu susah banget. Jadi malesnya minta
ampun.”(S8/MU26/B3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

275

Tidak nyaman “... Gini ya, sebetulnya kalau kita menahan, ada
ganjelan. Kalau saat itu ya pasti ini, pasti ada
perasaan kayak ada sesuatu ganjalan, ndak
nyaman.”(S6/MU11/B1-3)
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi yang “Yang aku rasain ya kalau memperhatiin pacar.
muncul karena Kalau aku sih biasa aja karena menurutku
dianggap wajar itu hal yang wajar sih.”(S1/MU29/B2-3)
Pencapaian Tujuan
Bertahan Hidup
Emosi Positif -
-
Emosi Negatif
Stress “...ya pokoknya dibuat stress lah dengan
aktifitas saya dan relasi saya dengan orang
lain...”(S3/MU5/B3)
Suasana hati cenderung “Perasaan yang muncul itu pokoknya suasana
mundah berubah hati nggak enak. Lebih tepatnya berada di
tengah-tengah. Nggak merasakan
kegembiraan dan nggak merasakan perasaan
nggak enak. Jadi berada di tengah-tengah. Jadi
istilahnya bimbang gitu. Jadi bingung
sebenarnya. Lebih ke flat lah.”(S3/MU12/B1-5)
Tidak nyaman “Perasaan itu, di hati rasanya nggak enak
banget...”(S3/MU20/B1)
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi yang “Kalau masalah itu, perasaannya lebih ke flat.
muncul karena Jadi nggak ngerasain.”(S3/MU16/B1-2)
mengesampingkan “... Jadi saya lebih fokus ke persoalan saya.
emosi yang muncul Jadi sekedar sepintas lalu saja.”(S3/MU17/B3)
Tidak ada emosi yang “... Emang sudah jadi kebiasaan sehari-hari,
muncul karena telah jadi perasaanya ya biasa aja.”(S8/MU25/B1-3)
terbiasa
Isi Kognitif
Pencapaian Tujuan Identitas
Hukum
Perspektif Individu
Memenuhi dan “Ya saya tau itu salah dan bukan tipe saya
mempertahankan kayak gitu.”(S4/MU2/B1)
representasi diri
Menyadari dan “... Kalau mukulin orang kan itu ada undang-
mematuhi standart undangnya. Mukulin orang tanpa sebab, terus
sosial hanya karena bantuin temen kita. Itu kan
menurutku sih ndak pantes.”(S1/MU2/B5&8)
Bimbang “Ya antara takut sama bingung aja gitu
mbak.”(S1/MU6/B1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

276

Menghindari dampak “...Kan misalnya kita nyolong terus ketauan.


negatif atas tindakan Terus ya gak baik aja istilahnya kayak
gitu.”(S1/MU3/B4-5)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
- -
Keluarga
- -
Fisiologis
- -
Peraturan
Perspektif Individu
Memenuhi dan “... Saya kan mahasiswa, kuliah juga bayar
mempertahankan mahal. Kewajiban saya ya kuliah yang niat.
representasi diri Kalau saya nggak melaksanakan itu kan
perbuatan yang nggak pantas dan nggak
sesuai dengan kewajiban saya.”(S3/MU8/B3-
7)
Menghindari dampak “Biasanya kalau ada tugas. Jadi kan sebaiknya
negatif atas tindakan kan saya mengerjakannya toh supaya ndak
mepet atau malah dapat hasil yang
buruk...”(S3/MU49/B1-3)
Bimbang “... Apa yang harus saya lakukan? Di satu sisi,
saya malas mau ngerjain, terus tapi kan akan
lebih baik lagi kalau saya ngerjain meski
dikumpulinnya lama. Jadi biar ndak keburu
numpuk gitu. Jadi lebih ke pergulatan
tadi.”(S3/MU51/B2-6)
Menyadari dan “... Oh saya keterlaluan mungkin. Saya harus
memperbaiki kesalahan memperbaiki diri.”(S7/MU29/B1-2)
Religiuistas
Ajaran agama “Orang kan kalau masih punya iman masih
mempengaruhi pola
ingat. Iman kita masih tetap nancap di sini. Jadi
pikir individu
kalau orang punya iman mungkin kalau mau
melakukan apa-apa itu ndak “jrat jret”
seenaknya, mungkin dipikir dulu. Kalau aku
berbuat gini akibatnya seperti apa? Daripada
nanti punya akibat yang tidak diinginkan jadi
lebih baik ya hati-hati sangat.”(S5/MU36/B1-4)
Lingkungan Sekitar
- -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

277

Keluarga
Kelekatan dengan “Tapi menurut saya itu, namanya mbolos itu kan
keluarga tidak pantas. Karena sudah membayar mahal,
orang tua susah-susah, masak mbolos? Kan
nggak pantes itu. Ya sepantasnya saya
masuk.”(S3/MU3/B2-3)
Fisiologis
Jantung berdebar-debar “Perasaan iu deg-deggan, ya ada takut. Deg-
degan dan takut itu...”(S3/MU41/B1)
Norma
Perspektif Individu
Memenuhi dan “...kalau ehm orang tua, saya..harus saya
mempertahankan hormati. Jadi saya tidak mungkin untuk
representasi diri melawan orang tua saya.”(S2/MU7/B1-3)
Menghindari dampak “Dampaknya aja ndak baik kan.”(S8/MU6/B1)
negatif atas tindakan
Menyadari dan “Saya berharap, Oh saya keterlaluan mungkin.
memperbaiki kesalahan Saya harus memperbaiki diri.”(S7/MU29/B1-
2)
Memikirkan dampak “Di dalam di kelas saya sudah memperoleh
positif atas tindakan akademik yang baik dan nanti di dalam
bekerjanya, kalau etika saya ataupun itu saya
kurang berkenan, kan juga akan, apa sih kalau
bilang, “lhoh kok orang ini pinter tapi etikanya
gak pinter ya?” Jadi saya bilang itu penting
karena gimanaya.”(S2/MU26/B3-8)
Bimbang “Pertama sih bimbang. Ehm terus kadang itu
kalau untuk memulainya ragu karena takut
dicemoohkan orang...”(S2/MU11/B1)
Telah terbiasa “...Emang sudah jadi kebiasaan sehari-hari,
jadi perasaanya ya biasa aja.”(S8/MU25/B1-3)
Religiuistas
Mematuhi ajaran “...Jadi kita harus jadi orang muslim ya harus
agama sholat, ngaji juga...”(S8/MU23/B4-5)
Ajaran agama “...Dari bacaan-bacaan seperti itu, bagaimana
mempengaruhi pola kita harus berjiwa besar. Bagaimana kita tuh
pikir individu harus bisa menerima kegagalan. Karena
kegagalan itu merupakan pengalaman untuk
menuju kebaikan. Dari banyak membaca itu,
saya membuat memotivasi saya untuk
berubah. Lagi-lagi masuk ke
religi.”(S6/MU33/B6&9-11)
Lingkungan Sekitar
Kelekatan dengan “...Saya tidak bisa berjalan sendiri tanpa
lingkungan sekitar bantuan teman-teman.”(S2/MU8/B2-3)
Termotivasi oleh “Saya belajar dari orang-orang yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

278

lingkungan sekitar Mereka sukses maupun tidak. Saya pikir bahwa


apapun yang dulu pernah mereka lakukan, baik
itu jelek maupun baik itu akan berdampak ke
depan dengan hidup mereka. Ya itu yang
mendasari saya.”(S7/MU38B1&5)
Keluarga
Kelekatan dengan “Ya kalau keluarga kan ada perasaan takut
keluarga kehilangan...”(S4/MU30/B1)
Fisiologis
Lelah “...Karena telah berhasil untuk kelelahan dan
keletihan yang telah dilakukan tadi sudah
terbayar dan sudah ndak terpikir lagi bahwa saya
tadi bekerja dengan giat, lelah...”(S9/MU34/B2-
4)
Pencapaian Tujuan Bertahan
Hidup
Perspektif Individu
Menghindari dampak “Terus juga bagi kesehatan kan juga efeknya
negatif atas tindakan negatif.”(S3/MU19/B1)
Memenuhi dan “Kalau dilihat dari aku sih cewek yah.
mempertahankan Contohnya kalau ngerokok juga ndak pantes
representasi diri dilihat kan. Cewek kok ngerokok gitu. Aku sih
mikirnya gitu.”(S8/MU7/B1&3)
Mengesampingkan “...Jadi sekedar sepintas lalu
emosi yang muncul saja.”(S3/MU17/B3)
Telah terbiasa “...Emang sudah jadi kebiasaan sehari-hari,
jadi perasaanya ya biasa aja.”(S8/MU25/B1-2)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
Penilaian lingkungan “Kata temen-temen mukanya “alim”. Jadi
sekitar terhadap nggak cocok aja.”(S3/MU11/B1)
individu
Keluarga
Mematuhi orang tua “...Nggak pantes soalnya orang tua juga
ngelaraang jadi yaudah nggak saya lakuin
itu.”(S3/MU6/B1-3)
Fisiologis
- -

2. Tidak Sesuai Standart Sosial


Pengalaman Emosi
Pencapaian Tujuan Identitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

279

Hukum
Emosi Positif
- -
Emosi Negatif
Marah “...Waktu itu dia bikin aku marah, emosi.
Terus aku ngejar dia terus ngelempar pake
pisau terus nempel di
punggungnya...”(S1/MU78/B6)
Tidak Ada Emosi
- -
Peraturan
Emosi Positif
- -
Emosi Negatif
Malas “Tidak melakukan soalnya saya ada rasa
malas.”(S3/MU90/B1)
Tidak senang “Itu agak ndak seneng soalnya saya ndak
suka disuruh-suruh...”(S3/MU93/B1)
Takut “Sebelum nyotek mikirnya ya takut sih
sebenernya. Kalau nggak dapet contekkan
takut sih...”(S1/MU96/B1&3)
Tidak Ada Emosi
- -
Norma
Emosi Positif
Nyaman “...Sebelum berbohong tadi, awalnya sih
rasa nyaman aja ya. Saya ngerasa itu
benar.”(S2/MU49/B3)
Senang “...Malah kadang ada rasa agak sedikit
seneng. Biar dia tahu rasanya
kesusahan...”(S3/MU102/B4)
Emosi Negatif
Malas “...Terus aku mau ke sana ki wes males ki
lhoh.”(S4/MU57/B4)
Tidak nyaman “Perasaan sebetulnya ndak nyaman
sebetulnya....”(S6/MU70/B1)
Bersalah “Sebelumnya tuh, yang saya rasakan
perasaan bersalah...”(S2/MU63/B2)
Marah “Cuman kan karena orang itu merasa emosi
saja waktu itu, jadi marah seperti
itu.”(S6/MU4/B2)
Terpaksa “...Orang tuanya ndak marah sama temen
saya. Kan jadi sama-sama enak. Meskipun
perbuatan saya kan ndak baik toh. Tapi
kan sama-sama menguntungkan kedua
belah pihak toh...”(S3/MU80/B4-8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

280

Stress “...itu kan seperti stress menumpuk


ya.”(S7/MU56/B4)
Tidak peduli “...Rasanya tuh yaudah lah biarin aja.
Kalau bohong ya udah.”(S1/MU16/B3)
Tidak suka “...Banyak yang nggak suka termasuk
aku...”(S1/MU57/B14)
Takut “Takut...”(S8/MU48/B1)
Berdosa “Kadang berpikir kalau bohong pasti aku
dosa. Kalau ngegosipin orang pasti dosa
aku.”(S8/MU50/B1-2)
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emois yang “Biasa saja.”(S4/MU56/B1)
muncul
Pencapaian Tujuan Bertahan
Hidup
Emosi Positif
- -
Emosi Negatif
Malas “Males...”(S4/MU73/B1)
Tidak Ada Emosi
- -
Isi Kognitif
Pencapaian Tujuan Identitas
Hukum
Perspektif Individu
Tidak mampu “...Waktu itu dia bikin aku marah, emosi.
mengendalikan emosi dan Terus aku ngejar dia terus ngelempar
pikiran pake pisau terus nempel di
punggungnya...”(S1/MU78/B5-8)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
- -
Keluarga
- -
Fisiologis
- -
Peraturan
Perspektif Individu
Menemukan Pembenaran “Itu agak ndak seneng soalnya saya ndak
atas tindakan suka disuruh-suruh. Toh tugasnya ndak
terlalu penting dan ada aktifitas lain yang
harus dilakuin. Jadi ndak seneng
gitu.”(S3/MU93/B1-3)
Religiuistas
- -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

281

Lingkungan Sekitar
- -
Keluarga
- -
Fisiologis
- -
Norma
Perspektif Individu
Menemukan Pembenaran “Yo sebenere ki nggak baik sih ceritane.
atas tindakan Aku berpikiran ndadak nang nggrejo ki
nggo opo wong neng omah wae
iso...”(S4/MU66/B1-2)
Menghindari keadaan yang “...Cuman kan nggak sepantesnya kan.
tidak menyenangkan Kenapa nggak jujur aja kan. Aku mikirnya
kalau misalnya jujur malah buat
pertengkaran.”(S1/MU61/B11-12)
Tidak mampu “...Kan saya sudah tahu ndak pantes, tapi
mengendalikan emosi dan logika saya kalah dengan perasaan
pikiran saya.”(S3/MU60/B2)
Bimbang “...Di satu sisi orang tuanya baik banget,
jadi kalau saya berbohong kan ndak
enak. Jadi saya bimbang.”(S3/MU79/B3-
5)
Religiuistas
Berdosa jika melanggar “Kalau ngegosipin temen, waduh itu kan
aturan agama lebih dosa banget ya.”(S8/MU41/B1-2)
Lingkungan Sekitar
- -
Keluarga
- -
Fisiologis
Lelah “...Lebih males ke capek.”(S4/MU64/B5)
Refleks “...Tapi kalau kita marah tiba-tiba itu
kan kejadiannya tiba-tiba ndak ada
perencanaan.”(S6/MU5/B10)
Pencapaian Tujuan Bertahan
Hidup
Perspektif Individu
Menemukan pembenaran “...Terus mau menyang adhus ki wes
atas tindakan males. Opo meneh wes nggletak ning
kasur, nonton TV. Yowes males. Paling
keluar makan, pulang nggak mandi
yowes tidur.”(S4/MU73/B1-3)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

282

- -
Keluarga
- -
Fisiologis
Lelah “...Capek males...”(S4/MU73/B1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

283

Lampiran 25. Open Coding dan Axial Coding Setelah Bertindak

3. Sesuai Standart Sosial


Pengalaman Emosi
Pencapaian Tujuan Identitas
Hukum
Emosi Positif
Lega “Saya lega setelah..”(S7/MU11/B1)
Senang “Seneng sih...”(S1/MU7/B1)
Bersyukur “...Syukurlah maksdunya...”(S1/MU7/B3)
Puas “Tapi kalau nggak melakukan kan ada
kepuasan batin kan...”(S1/MU14/B1)
Bangga “...Yo bangga aku melakukan hal yang bener
gitu lhoh...”(S4/MU23/B1)
Nyaman “...Mbawanya juga ndak ragu-ragu. Jadi enak.
Walaupun ketemu kan enak...”(S5/MU17/B3-4)
Emosi Negatif
- -
Tidak Ada Emosi
- -
Peraturan
Emosi Positif
Senang “Kalau dapet ya seneng...”(S1/MU97/B1)
Lega “...Setelah itu saya lega
sudah.”(S5/MU43/B10)
Bersyukur “Tapi syukur bisa diamankan,
diatasi.”(S5/MU6/B1)
Tidak tega “Kasihan. Yang jelas kasihan dengan anak itu.
Sebenernya perlu ditolong.”(S5/MU28/B1)
Emosi Negatif
Menyesal “...Tapi kalau situasinya tidak menyenangkan,
agak ngggak enak di hati. Jadi belajar nggak
konsentrasi, pikirannya kemana-mana. Jadi
saya merasa percuma masuk. Hanya sekedar
badannya aja tapi nyawanya nggak ada. Ya
mbuang waktu lah...”(S3/MU15/B8-12)
Takut “Takut. Takut diancam. Takut marah
sungguhan. Nanti kalau marah sungguhan kan
jadi rame.”(S5/MU42/B1)
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi yang ”... Soalnya ngelakuinnya ya bukan karena
muncul disuruh atau dipaksa ya reflek aja. Nggak
ngerasain apa-apa...”(S1/MU51/B2-4)
Norma
Emosi Positif
Senang “...senang, terus gimana ya?”(S9/MU33/B2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

284

Lega “...wah, wes lega, ini wes mari, ini wes


mari...”(S6/MU52/B2)
Puas “...Ketika saya udah mencapainya dan direspon
sama orang sekitarnya itu baik dengan usaha
saya, rasanya tuh kepuasan
sendiri.”(S2/MU21/B6)
Nyaman “...jadi saya pun merasa tenang, enjoy, enak.
Seperti itu...”(S7/MU39/B3)
Bangga “...Oh aku berhasil melalui seperti ini, saya
merasa sepeti menjadi seorang juara, oh saya
bisa berarti.”(S7/MU40/B3-5)
Bahagia “...Ada perasaan suka cita...”(S6/MU/39/B1)
Emosi Negatif
Inferior “...sampai ada orang yang bilang, “ih kok
kamu kayak gitu sih itunya?”. Itu kan buat
saya semakin “aduh kok jadinya kayak
gini?...”(S2/MU13/B1-3)
Marah “Kadang kalau misalnya udah kejadian seperti
yang nggak kita mau dan karena dia yang
sarankan kan kita kadang marah, nggak suka,
bad mood...”(S1/MU31/B3)
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi yang “Ya biasa saja sih.”(S8/MU13/B1)
muncul
Pencapaian Tujuan
Bertahan Hidup
Emosi Positif
Senang “Ya seneng sih...”(S3/MU21/B1)
Emosi Negatif
Takut “Ya disamping itu ya kalau tadi takut
kesetrum...”(S5/MU65/B1)
Menyesal “Ya termasuk cuman hanya getun
ya...”(S5/MU66/B1)
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi yang “Ya biasa saja sih”(S8/MU13/B1)
muncul
Isi Kognitif
Pencapaian Tujuan Identitas
Hukum
Perspektif Individu
Mempertahankan “Tapi kalau nggak melakukan kan ada kepuasan
representasi diri batin kan. Wah aku orang`e nggak kejem
gitu.”(S4/MU14/B2)
Memikirkan dampak “Cuman opo yo? Aku pikir lagi, yo itu ndak
negatif atas tindakan baik lah buat aku.”(S8/MU17/B1-2)
Memikirkan dampak “Kecuali kalau sudah ijin dari kepala sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

285

positif atas tindakan Pak ini sudah ndak tepakai, boleh dibawa
pulang. Mbawanya juga ndak ragu-ragu. Jadi
enak. Walaupun ketemu kan enak. Plong gitu.
Kan sudah diberikan...”(S5/MU17/B1-4)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
- -
Keluarga
- -
Fisiologis
- -
Peraturan
Perspektif Individu
Memikirkan dampak “...woo untung udah ngerjain jadi bisa kerja
positif atas tindakan tugas lainnya atau main-main dulu. Jadi ndak
beban lagi gitu.”(S3/MU54/B1-3)
Mempertahankan “...Soalnya saya itu, bagaimanapun hasilnya,
representasi diri ya itu hasil perjuangan saya.
Gitu.”(S3/MU34/B1-2)
Memikirkan dampak “...Nanti kalau marah sungguhan kan jadi
negatif atas tindakan rame.”(S5/MU42/B1-2)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
Penilaian lingkungan “...Terus kalau ini deg-deggaannya lebih ke
sekitar terhadap reaksi kelas kepada saya. Waktu saya angkat
individu tangan dan langsung ngomong itu, kan
perhatian langsung ke saya semua. Jadi grogi.
Kan jadi pusat perhatian.”(S3/MU46/B3&5)
Keluarga
Kelekatan dengan “Ah aku udah ngelakuin pasti ibuk seneng
keluarga kalau misalnya dulu aku “cabut” sekarang
aku nggak lagi. Sekarang aku
serius.”(S1/MU24/B1-3)
Fisiologis
Jantung berdebar-debar “Ya itu sih, lebih ke deg-deggan
tadi.”(S3/MU44/B1)
Norma
Perspektif Individu
Memikirkan dampak “Kedua itu pikirannya juga tenang
positif atas tindakan gitu.”(S9/MU14/B1)
Mempertahankan “...Apa namane ngepek bojo ki ora mung
representasi diri ngepek bojo, tapi aku punya kewajiban untuk
memenuhi kebutuhan dia gitu
lhoh.”(S4/MU35/B3-4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

286

Memikirkan dampak “...Tanpa mikir yang diusulkan orang tua. Saat


negatif atas tindakan kuliah ini maka, saya kan suka bernyanyi, saya
ikut vocal group. Di vocal group itu ada
ditambah koreografi. Itu sangat-sangat
susah.”(S2/MU12/B6-10)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
Puas karena mendapat “...Ketika saya udah mencapainya dan
respon positif dari direspon sama orang sekitarnya itu baik
lingkungan sekitar dengan usaha saya, rasanya tuh kepuasan
sendiri.”(S2/MU21/B3-5)
Menyesal karena “...Yaampun mengapa saya sholat lima waktu
tertinggal dari saja ndak bisa, padahal orang tua, orang lain
kelompok bisa melakukan itu...”(S7/MU69/B3-4)
Keluarga
- -
Fisiologis
- -
Pencapaian Tujuan Bertahan
Hidup
Perspektif Individu
Tidak memikirkan “...Saya selalu tidak mempersoalkan lagi
keputusan yang telah tentang rokok itu...”(S3/MU17/B1-2)
diambil
Memikirkan dampak “...Jadi merasa untunglah ngggak ngerokok toh
positif atas tindakan ya hemat duit, hemat uang, nggak ganggu
kesehatan juga.”(S3/MU21/B3)
Memikirkan dampak “Cuman opo yo? Aku pikir lagi, yo itu ndak
negatif atas tindakan baik lah buat aku.” (S8/MU17/B1-2)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
- -
Keluarga
- -
Fisiologis
- -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

287

4. Tidak Sesuai Standart Sosial


Pengalaman Emosi
Pencapaian Tujuan Identitas
Hukum
Emosi Positif
- -
Emosi Negatif
Menyesal “Di situ hal yang paling aku
sesali...”(S1/MU79/B1)
Tidak Ada Emosi
- -
Peraturan
Emosi Positif
Senang “Kalau dapet ya seneng...”(S1/MU97/B1)
Emosi Negatif
Takut “...Dan setelah itu nggak berani lagi cabut
sekolah soalnya takut ketahuan
bapak...”(S1/MU77/B6-8)
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi yang “Aku perasaan sih biasa sih. Lebih ke cuek.
muncul Wong toh kan juga aku ngelakuin yang lebih
penting gitu.”(S3/MU96/B1-2)
Norma
Emosi Positif
Senang “Seneng”(S1/MU72/B1)
Lega “Lega...”(S7/MU58/B1)
Emosi Negatif
Menyesal “Penyesalan. Penyesalan. Sebetulnya ada rasa
penyesalan. Seperti itu.”(S6/MU7/B1)
Tidak nyaman “Tetep ndak nyaman”(S6/MU72/B1)
Bersalah “...Kalau pas ibuk lagi ndak mood gitu ya aku
ngerasa bersalah gitu...” (S8/MU75/B2)
Tidak peduli “Tapi kadang-kadang ya biarin
aja...”(S8/MU76/B1)
Inferior “...Kan jadinya down.”(S1/MU90/B3)
Malu “Pengen minta maaf tapi malu. Haduh harga
diriku dimana...”(S1/MU93/B1)
Takut “...Sebenernya sama-sama takut
sih”(S8/MU52/B2)
Berdosa “...Kalau untuk membohongin orang tua itu
paling dosa gedhe lah menurut
aku...”(S8/MU55/B6-7)
Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi yang “Setelahnya ya biasa saja sih...”(S4/MU60/B1)
muncul
Pencapaian Tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

288

Bertahan Hidup
Emosi Positif
- -
Emosi Negatif
- -
Tidak Ada Emosi
- -
Isi Kognitif
Pencapaian Tujuan Identitas
Hukum
Perspektif Individu
Menyadari kesalahan “...Ya aku nyesel aja waktu itu, kok bisa itu
lhoh aku ngelempar pisau ke
dia.”(S1/MU80/B5)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
- -
Keluarga
- -
Fisiologis
- -
Peraturan
Perspektif Individu
Mencari pembenaran “...Kadang ada pelajaran yang memang bener
atas tindakan aku nggak ngerti. Terus yang mau dipelajarin
apa. Toh aku nggak ngerti
juga...”(S1/MU106/B2-4)
Menyadari dan “...kalau nggak dapet contekkan terus nilainya
memperbaiki kesalahan jelek. Aku malah mikirnya aku harus lebih
baik lagi lebih belajar lagi kalau ada
ujian.”(S1/MU104/B4-7)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
- -
Keluarga
- -
Fisiologis
- -
Norma
Perspektif Individu
Mencari pembenaran “...Terus yang ikut ngata-ngatain itu juga
atas tindakan banyak. Itu yang buat aku seneng. Berarti kan
bener.”(S1/MU73/B2-4)
Menghindari keadaan “Seneng sih sebenernya. Selamat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

289

yang tidak pertengkaran...”(S1/MU74/B1-2)


menyenagkan
Memenuhi rasa ingin “Iya pengen tau. Berarti, dia terima nggak apa
tahu yang dia lakukan dilakuin balik
gitu?...”(S1/MU65/B1)
Mampu “...Terkadang setelah melakukan ketiga hal itu
mengungkapkan emosi efek dari stress saya itu saya merasa
terpendam lega...”(S7/MU58/B1-2)
Menyadari dan “Aku merasa ndak nyaman, merasa ada
memperbaiki kesalahan penyesalan dan ingin memperbaiki...”
(S6/MU73/B1-2)
Memikirkan dampak “...Tapi ya herannya begitu aku ngetawain
negatif yang dialami orang, aku sendiri yang
atas tindakan kena...”(S6/MU62/B1-2)
Telah terbiasa “...Lha wong wes biasa kok.”(S4/MU68/B2)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
Menyesal karena “...Yaampun mengapa saya sholat lima waktu
tertinggal dari saja ndak bisa, padahal orang tua, orang lain
kelompok bisa melakukan itu...”(S1/MU69/B3-4)
Keluarga
Mempertahankan “Ya kan orang tua jauh-jauh percayain kita
kepercayaan orang tua udah di sini. Masak kita balesnya dengan
bohongin mereka”(S2/MU47/B1-2)
Respon negatif “Iya kan jadi marah istrine”(S4/MU54B1)
keluarga atas tindakan
Menyadari dan “Tapi nek sekarang ya ke gereja terus, lha
memperbaiki kesalahan sudah ada “helder`e(istri)”(S4/MU70/B1-2)
atas permintaan
pasangan
Fisiologis
- -
Pencapaian Tujuan Bertahan
Hidup
Perspektif Individu
Menemukan “...Tapi harus`e pulang kerja ki yo bisa, tapi
pembenaran atas mambu kasur wes geletakkan wes
tindakan males”(S4/MU75/B3-4)
Religiuistas
- -
Lingkungan Sekitar
- -
Keluarga
- -
Fisiologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

290

Gerah “Sumuk.”(S4/MU74/B1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

291

Lampiran 26. Pengalaman Emosi dan Isi Kognitif Individu Sebelum dan Setelah Bertindak Sesuai Standart
Sosial
Pencapaian Sebelum Bertindak Setelah Bertindak
tujuan Individu Pengalaman Emosi Isi Kognitif Pengalaman Emosi Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukum Emosi Positif Emosi Positif
Tidak tega Perspektif Individu Lega Perspektif Individu
Memenuhi dan Mempertahankan representasi
mempertahankan representasi diri
diri Memikirkan dampak negatif atas
tindakan
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Senang Perspektif Individu
Memikirkan dampak negatif atas
tindakan
Mempertahankan representasi
diri
Bersyukur Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Puas Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Mempertahankan representasi
diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

292

Bangga Perspektif Individu


Mempertahankan representasi
diri
Nyaman Perspektif Individu
Memikirkan dampak negatif atas
tindakan
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Emosi Negatif Emosi Negatif
Stress Perspektif Individu - -
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Takut Perspektif Individu
Menyadari dan mematuhi
standart sosial
Bimbang
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

293

Sedih Perspektif Individu


Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Tidak nyaman Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
Tidak Ada Emosi Tidak Ada Emosi
- - - -
Peraturan Emosi Positif Emosi Positif
Tidak tega Perspektif Individu Senang Perspektif Individu
Memenuhi dan Memikirkan dampak positif atas
mempertahankan representasi tindakan
diri Menempertahankan representasi
Menghindari dampak negatif diri
atas tindakan Keluarga
Keluarga Kelekatan dengan keluarga
Kelekatan dengan keluarga
Lega Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Bersyukur Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Tidak tega Perspektif Individu
Memikirkan dampak negatif atas
tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

294

Emosi Negatif Emosi Negatif


Terpaksa Perspektif Individu Menyesal Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif Memikirkan dampak negatif atas
atas tindakan tindakan
Memenuhi dan Lingkungan Sekitar
mempertahankan representasi Penilaian lingkungan sekitar
diri terhadap individu
Keluarga Fisiologis
Kelekatan dengan keluarga Jantung berdebar-debar
Takut Perspektif Individu Takut Perspektif Individu
Memenuhi dan Memikirkan dampak negatif atas
mempertahankan representasi tindakan
diri
Fisiologis
Jantung berdebar-debar
Suasana hati Perspektif Individu
cenderung mudah Menghindari dampak negatif
berubah atas tindakan
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Keluarga
Kelekatan dengan orang tua
Menyesal Perspektif Individu
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Bimbang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

295

Menghindari dampak negatif


atas tindakan
Menyadari dan memperbaiki
kesalahan
Bersalah Perspektif Individu
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Bimbang
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
Tidak Nyaman Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif
atas tindakasn
Bimbang
Malas Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
Bimbang
Inferior Keluarga
Kelekatan dengan keluarga
Malu Perspektif Individu
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

296

Religiusitas
Ajaran agama mempengaruhi
pola pikir individu
Tidak Ada Emosi Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi Perspektif Individu Tidak ada emosi Perspektif Individu
karena Memenuhi dan yang muncul Mempertahankan representasi
mengesampingkan mempertahankan representasi diri
emosi yang diri
muncul
Norma Emosi Positif Emosi Positif
Nyaman Lingkungan Sekitar Senang Perspektif Individu
Kelekatan dengan lingkungan Memikirkan dampak positif atas
sekitar tindakan
Keluarga Mempertahankan representasi
Kelekatan dengan keluarga diri
Sayang Perspektif Individu Lega Perspektif Individu
Memenuhi dan Memikirkan dampak positif atas
mempertahankan representasi tindakan
diri Mempertahankan representasi
Lingkungan Sekitar diri
Kelekatan dengan lingkungan Puas Perspektif Individu
sekitar Memikirkan dampak positif atas
Keluarga tindakan
Kelekatan dengan keluarga Mempertahankan representasi
diri
Lingkungan Sekitar
Puas karena mendapat respon
positif dari lingkungan sekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

297

Bersyukur Religiusitas Nyaman Perspektif Individu


Mematuhi ajaran agama Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Empati Perspektif Individu Bangga Perspektif Individu
Memenuhi dan Memikirkan dampak positif atas
mempertahankan representasi tindakan
diri
Religiusitas
Mematuhi ajaran agama
Bahagia Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Emosi Negatif Emosi Negatif
Menyesal Perspektif Individu Inferior Perspektif Individu
Memenuhi dan Memikirkan dampak negatif atas
mempertahankan representasi tindakan
diri Lingkungan Sekitar
Menghindari dampak negatif Menyesal karena tertinggal dari
atas tindakan kelompok
Menyadari dan memperbaiki
kesalahan
Religiusitas
Mematuhi ajaran agama
Fisiologis
Lelah
Tertekan Perspektif Individu Marah Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif Memikirkan dampak negatif atas
atas tindakan tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

298

Memenuhi dan Mempertahankan representasi


mempertahankan representasi diri
diri
Lingkungan Sekitar
Termotivasi oleh lingkungan
sekitar
Gelisah Lingkungan Sekitar
Kelekatan dengan lingkungan
sekitar
Perspektif Individu
Memikirkan dampak positif
atas tindakan
Takut Perspektif Individu
Bimbang
Memenuhi dan
mempertahankan
representasi diri
Lingkungan Sekitar
Kelekatan dengan lingkungan
sekitar
Keluarga
Kelekatan dengan keluarga
Terpaksa Perspektif Individu
Memenuhi dan
mempertahankan representasi
diri
Malas Religiusitas
Mematuhi ajaran agama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

299

Tidak nyaman Perspektif Individu


Menghindari dampak negatif
atas tindakan
Tidak Ada Emosi Perspektif Individu Tidak Ada Emosi Perspektif Individu
Tidak ada emosi Telah terbiasa Tidak ada emosi Memikirkan dampak negatif atas
yang muncul yang muncul tindakan
karena dianggap Memikirkan dampak positif atas
wajar tindakan
Tujuan Emosi Positf - Emosi Positif
Bertahan Hidup - Senang Perspektif Individu
Tidak memikirkan keputusan
yang telah diambil
Memikirkan dampak positif atas
tindakan
Emosi Negatif Perspektif Individu Emosi Negatif Perspektif Individu
Stress Menghindari dampak negatif Takut Menghindari dampak negatif
atas tindakan atas tindakan
Lingkungan Sekitar
Penilaian lingkungan sekitar
terhadap individu
Keluarga
Mematuhi orang tua
Suasana hati Perspektif Individu Menyesal Perspektif Individu
cenderung mundah Menghindari dampak negatif Menghindari dampak negatif atas
berubah atas tindakan tindakan
Lingkungan Sekitar
Penilaian lingkungan sekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

300

terhadap individu
Keluarga
Mematuhi orang tua
Tidak nyaman Perspektif Individu
Menghindari dampak negatif
atas tindakan
Lingkungan Sekitar
Penilaian lingkungan sekitar
terhadap individu
Keluarga
Mematuhi orang tua
Tidak ada emosi Perspektif Individu Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi Mengesampingkan emosi Tidak ada emosi Perspektif Individu
yang muncul yang muncul yang muncul Memikirkan dampak negatif atas
karena Memenuhi dan tindakan
mengesampingkan mempertahankan
emosi yang repressentasi diri
muncul Menghindari dampak negatif
Tidak ada emosi atas tindakan
yang muncul Telah terbiasa
karena telah
terbiasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

301

Lampiran 27. Pengalaman Emosi dan Isi Kognitif Individu Sebelum dan Setelah Bertindak Tidak Sesuai
Standart Sosial
Pencapaian Sebelum Bertindak Setelah Bertindak
tujuan Individu Pengalaman Emosi Isi Kognitif Pengalaman Emosi Isi Kognitif
Tujuan Identitas
Hukium Emosi Positif Emosi Positif
- - - -
Emosi Negatif Emosi Negatif
Marah Perspektif Individu Menyesal Perspektif Individu
Tidak mampu mengendalikan Menyadari kesalahan
emosi dan pikiran
Tidak Ada Emosi Tidak Ada Emosi
- - - -
Peraturan Emosi Positif Emosi Positif
- - Senang Perspektif Individu
Mencari pembenaran atas
tindakan
Menyadari dan memperbaiki
kesalahan
Emosi Negatif Emosi Negatif
Malas Perspektif Individu Takut Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas Menyadari dan memperbaiki
tindakan kesalahan
Tidak Senang Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas
tindakan
Takut Perspektif Individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

302

Menemukan pembenaran atas


tindakan
Tidak Ada Emosi Tidak Ada Emosi
- - Tidak ada emosi Perspektif Individu
yang muncul Mencari pembenaran atas
tindakan
Norma Emosi Positif Emosi Positif
Nyaman Perspektif Individu Senang Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas Mencari pembenaran atas
tindakan tindakan
Menghindari keadaan yang tidak
menyenangkan
Memenuhi rasa ingin tahu
Senang Perspektif Individu Lega Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas Mencari pembenaran atas
tindakan tindakan
Menghindari keadaan yang Mampu mengungkapkan emosi
tidak menyenangkan terpendam
Menghindari keadaan yang tidak
menyenangkan
Memenuhi rasa ingin tahu
Emosi Negatif Emosi Negatif
Malas Perspektif Individu Menyesal Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas Menyadari dan memperbaiki
tindakan kesalahan
Fisiologis Memikirkan dampak negatif atas
Lelah tindakan
Mencari pembenaran atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

303

tindakan
Lingkungan Sekitar
Menyesal karena tertinggal dari
kelompok
Tidak nyaman Perspektif Individu Tidak Nyaman Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas Menyadari dan memperbaiki
tindakan kesalahan
Mencari pembenaran atas
tindakan
Keluarga
Mempertahankan kepercayaan
orang tua
Bersalah Perspektif Individu Bersalah Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas Menyadari dan memperbaiki
tindakan kesalahan
Mencari pembenaran atas
tindakan
Marah Perspektif Individu Tidak peduli Perspektif Individu
Tidak mampu mengendalikan Mencari pembenaran atas
emosi dan pikiran tindakan
Menemukan pembenaran atas
tindakan
Fisiologis
Refleks
Terpaksa Perspektif Individu Inferior Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas Menyadari dan memperbaiki
tindakan kesalahan
Bimbang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

304

Stress Perspektif Individu Malu Perspektif Individu


Tidak mampu mengendalikan Menyadari dan memperbaiki
emosi dan pikiran kesalahan
Tidak peduli Perspektif Individu Takut Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas Mencari pembenaran atas
tindakan tindakan
Telah terbiasa
Tidak suka Perspektif Individu Berdosa Perspektif Individu
Menemukan pembenaran atas Tetap mencari pembenaran atas
tindakan tindakan
Bimbang Telah terbiasa
Menghindari keadaan yang
tidak menyenangkan
Takut Religiusitas
Berdosa jika melanggar
aturan agama
Berdosa Religiusitas
Berdosa jika melanggar
aturan agama
Tidak Ada Emosi Tidak Ada Emosi
Tidak ada emosi Perspektif Individu Tidak ada emosi Perspektif Individu
yang muncul Menemukan pembenaran atas yang muncul Mencari pembenaran atas
tindakan tindakan
Telah terbiasa
Keluarga
Respon negatif keluarga atas
tindakan
Menyadari dan memperbaiki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

305

kesalahan atas permintaan


pasangan
Tujuan Emosi Positif Emosi Positif
Bertahan Hidup
- - - -
Emosi Negatif Emosi Negatif
Malas Perspektif Individu - -
Menemukan Pembenaran atas
tindakan
Fisiologis
Lelah
Tidak Ada Emosi Tidak Ada Emosi
- - Tidak ada emosi Perspektif Individu
yang muncul Menemukan Pembenaran atas
tindakan
Fisiologis
Gerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

306

Lampiran 28

Anda mungkin juga menyukai