Anda di halaman 1dari 16

TEORI KEPERAWATAN

JOHNSON BEHAVIORAL SYSTEM MODELS


UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH
FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN
Dosen pengampu : Raharjo Apriyatmoko, SKM., M.Kes.

DISUSUN OLEH :

1. NILA MEISARAH FATMASARI (010117A065)


2. SAVYTRI SAHDIA (010117A095)
3. SILVIA JAUHAROTUN NUR (010117A098)
4. SRI BUANA TUNGGA DEWI (010117A103)
5. TRI ISMI NURUL A. (010117A108)

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

A . LATAR BELAKANG

Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk


memandang situasi kerja melibatkan perawat didalamnya. Model
konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi
dimana perawat mendapatkan informasi untuk menjadikan perawat
peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi
pada suatu saat dengan apa yang harus dikerjakan.
Model konseptual keperawatan digunakan dalam praktek, penelitian
dan pengajaran. Oleh karena itu model harus diperkenalkan untuk
memperkuat prosesi perawat.
Teori keperawatan yang saat ini dikembangkan dan diterapkan serta
diuji melalui pendidikan dan praktek keperawatan, semua memiliki
model yang menggambarkan 4 konsep yang sama, yaitu :
1. Orang yang menerima Asuhan Keperawatan
2. Lingkungan ( masyarakat )
3. Kesehatan ( sehat / salut, kesehatan dan penyakit )
4. Keperawatan dan peran perawat ( tujuan / sasaran, peran dan
fungsi ) Teori- teori keperawatan dibangun atas 4 konsep tersebut
untuk menghasilkan suatu model keperawatan. Model keperawatan
digunakan dalam praktik penelitian dan pengajaran.

2
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana biografi Dorothy E. Johnson?


2. Bagaimana konsep utama teori keperawatan johnson behavioral
system models?
3. Bagaimana model konsep dan teori keperawatan johnson ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mempelajari konsep teoritis dan kerangka skematik dari teori


Sistem Perilaku yang dikembangkan oleh Dorothea E Johnson.
2. Mengetahui biografi dari Doroty E. Johnson.
3. Mempelajari konsep utama teori keperawatan Johnson Behavioral
System Models.
4. Mempelajari model konsep dan teori keperawatan Johnson.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI DOROTHY E. JOHNSON

Dorothy Johnson lahirkan di Savannah, Georgia, pada 21 Agustus 1919. Dia


seorang Sarjana Muda Dalam Ilmu Pengetahuan Keperawatan dari Universitas
Vanderbilt, Nashville, Tennesse, dan tentang ilmu kesehatan dari Harvard. Dia
memulai penerbitan idenya tentang keperawatan segera setelah wisuda dari
Vanderbilt. Kebanyakan waktunya untuk berkarier sebagai guru di universitas dari
California, Los Angles. Dia mengerjakan tugasnya seperti Guru Besar, dan pensiun, 1
Januari,1978, dan setelah itu berada Florida.
Dorothy Johnson mempengaruhi profesinya melalui penerbitan karyanya
sejak 1950. Johnson ialah pencetus awal dari keperawatan sebagai satu pengetahuan
seperti halnya satu seni. Yang juga seorang perawat yang mempunyai satu
pengetahuan yang mencerminkan keduanya,yaitu pengetahuan dan seni.
Pada 1968, Johnson mengusulkan model keperawatannya sebagai wujud
perkembangan dari "Efisien dan Fungsi Tingkah Laku yang Efektif pada Pasien
untuk Mencegah Penyakit”. Dalam posisi ini Johnson mulai mengintegrasikan konsep
berhubungan ke model sistem pekerjaannya, selanjutnya digambarkan oleh
pernyataan dari kepercayaan bahwa keperawatan dikaitkan dengan satu orang sebagai
satu keutuhan yang terintegrasi dan pada pengetahuan spesifik dari objek yang kita
perlukan. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dan mempedulikan keutamaan
klien.
Pada pertengahan 1970, beberapa juru keperawatan menerbitkan konsep dari
keperawatan yang berlandaskan Johnson yaitu model sistem tingkah laku. Grubbs,
Holaday, Skolny, dan Riehl, Damus, dan Bor adalah beberapa pengarang yang

4
menginterpretasikan Jhonson . Roy dan Wu dan orang lain berbagi kepercayaan
mereka pada perawat sekitarnya pada waktu yang sama, dan pengaruh Johnson,
seperti guru besar mereka, benar-benar dicerminkan pada pekerjaan mereka Pada
1980. Johnson menerbitkan konsepnya "Model Sistem tingkah laku Dari
Keperawatan". Karya ini merupakan karya pertama yang diterbitkan oleh Johnson
dan menjelaskan secara lengkap definisi dari model sistem tingkah laku. Evolusinya
pada pembangunan dari model kompleks dengan jelas dipertunjukkan pada kemajuan
dari idenya, dari pekerjaannnya terpublikasi pada 1950 kemudian karya terakhirnya
diterbitkan pada 1980.
Jhonson sendiri mencetuskan teorinya yang juga berkaitan dengan teori lain
yang telah ada sebelumnya.Teori jhonson ini berkaitan erat dengan konsep perilaku
yang telah diuraikan oleh banyak ahli psikologi pada tahun- tahun perkembangan
ilmu pengetahuan dunia, yang kemudian berkesinambungan pada ahli- ahli teori
setelah Drothy yang mengembangkan kembali teori- teori ini serta menggunakannya
pada teori disiplin lain.
Teori system perilaku Johnson tumbuh dari keyakinan Nightingale yakni
tujuan perawatan adalah membantu individu-individu untuk mencegah atau
mengobati dari penyakit atau cidera. Ilmu dan seni merawat harus berfokus pada
pasien sebagi individu dan bukan pada entitas yang spesifik. Johnson memanfaatkan
hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi, sosiologi dan etnologi untuk membangun
teorinya . Ia menyandarkan sepenuhnya pada toeri system-sistem dan menggunakan
konsep dan definisi dari A.
Rapoport,R. Chin dan W.Buckley. struktur teori system perilakudipolakan
sesudah model system; system dinyatakan terdiri dari bagian yangberkaitan untuk
melakukan fungsi bersama-sama untuk membentuk keseluruhan.Dalam tulisanya,
Johnson mengkonseptualkan manusia sebagai system perilaku dimana fungsinya
pada observasi perilaku adalah teori system biologi, yang menyatakan bahwa manusia
merupakan system biologi yang terdiri dari bagian biologi dan penyakit adalah hasil
gangguan system biologi. Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis,

5
Johnson menuliskan bahwa perawatan merupakan konstribusi penyediaan fungsi
perilaku efektif pada pasien sebelum, selama dan sesudah penyakit.
Ia memakai konsep dari disiplin ilmu lain seperti sosialisasi, motivasi,
stimulus, kepekaan, adaptasi dan modifikasi perilaku, untuk mengembangkan
teorinya. Johnson mencatat bahwa meski literature menunjukkan ide dukungan lain
yaitu bahwa manusia merupakan system perilaku, sejauh yang Ia tahu, ide tersebut
adalah asli dari dirinya. Pengetahuan bagian-bagian system perilaku dibahas dalam
ilmu-ilmu perilaku, tetapi literature empiris mendukung dugaan bahwa system
perilaku merupakan keseluruhan yang belum sama sekali dikembangkan. Dalam
system biologis , pengetahuan atas bagian-bagianya lebih dahulu dari pengetahuan
keseluruahan system

B. KONSEP UTAMA TEORI KEPERAWATAN JOHNSON


BEHAVIORAL SYSTEM MODELS

Dorthy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk


membantu individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk
mencegah timbulnya penyakit. Seseorang dikakatan sehat jika mampu berespon
adaptif baik fisik, mental, emosi dan sosial terhadap lingkungan internal dan
eksternal, dengan harapan dapat memelihara kesehatannya. Menurut Johnson ada 4
tujuan asuhan keperawatan kepada individu, yaitu :
1. Agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat
2. Mampu beradaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya
3. Bermanfaat bagi dirinya dan orang lain atau produktif
4. Mampu mengatasi masalah kesehatan yang lainnya.

Teori keperawatan Dorothy E Johnson diukur dengan ‘’Behavioral sistem


theory’’. Johnson menerima definisi perilaku seperti dinyatakan oleh para ahli

6
perilaku dan biologi: output dari struktur dan proses-proses intra-organismik yang
keduanya dikoordinasi dan di artikulasi dan bersifat responsif terhadap perubahan-
perubahan dalam sensori stimulation. Johnson memfokuskan pada perilaku yang
dipengaruhi oleh kehadiran aktual dan tak langsung makhluk sosial lain yang telah
ditunjukkan mempunyai signifikansi adaptif utama

a. SISTEM
Dengan memakai definisi sitem oleh Rapoport tahun 1968, Johnson
menyatakan , “ A system is a whole that fungtions as a whole by virtue of the
interpedence of its part.” (system merupakan keseluruhan yang berfungsi berdasarkan
atas ketergantungan antar bagian-bagiannya). Johnson menerima pernyataan Chin
yakni tedapat “organisasi, interaksi, interpedensi dan integrasi bagian dan elemen-
elemen”. Disamping itu , manusia berusaha menjaga keseimbangan dalam bagian-
bagian ini melalui pengaturan dan adapatasi terhadap kekuatan yang mengenai
mereka

1. SISTEM PERILAKU
Perilaku manusia (human behavior) merupakan sesuatu yang penting dan
perlu dipahami secara baik. Hal ini disebabkan perilaku manusia terdapat di dalam
setiap aspek kehidupan manusia. Perilaku manusia tidak berdiri sendiri. Perilaku
manusia mencakup dua komponen, yaitu sikap atau mental dan tingkah laku
(attitude). Sikap atau mental merupakan sesuatu yang melekat pada diri manusia
Sistem perilaku mencakup pola, perulangan dan cara-cara bersikap dengan
maksud tertentu. Cara-cara bersikap ini membentuk unit fungsi teroraganisasi dan
terintegrasi yang menentukan dan membatasi interaksi antara seseorang dengan
lingkunganya dan menciptakan hubungan seseorang dengan obyek, peristiwa dan
situasi dengan lingkunganya. Biasanya sikap dapat digambarkan dan dijelaskan.
Manusia sebagai system perilaku berusaha untuk mencapai stabilitas dan
keseimbangan dengan pengaturan dan adaptasi yang berhasil pada beberapa tingkatan

7
untuk efisiensi dan efektifitas suatu fungsi. Sistem biasanya cukup fleksibel untuk
mengakomodasi pengaruh yang diakibatkan.
Perilaku kesehatan dapat di klasifikasikan menjadi 3 kelompok;
 Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health maintenance)
Perilaku pemeliharaan kesehatan ada 3 yaitu :
a. Perilaku Hidup Sehat
Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan
seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.
Perilaku ini mencakup antara lain;
1. Maka dengan menu seimbang (appropriate diet)
2. Olahraga teratur
3. Tidak merokok
4. Tidak minum minuman keras dan narkoba
5. Istirahat yang cukup
6. Mengendalikan stres
7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan

b. Perilaku sakit (Illness Behavior)


Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap sakit dan
penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang; penyebab dan
gejala penyakit, pengobatan penyakit, dan sebainya.

c. Perilaku perang sakit (The sick role behavior)


Dari segi sosiologi, orang sakit mempunyai perang yang mencakup hak-
hak sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation). Hak dan
kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri amupun orang lain
(terutama keluarganya), yang selanjutnya disebut perilaku peran seorang
sakit (the sick role). Perilaku ini meliputi;

8
1. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
2. Mengenal atau sarana pelayanan/ penyembuhan penyakit yang layak
3. Mengetahui hak (misalnya, hak memperoleh perawatan, memperoleh
pelayanan kesehatan, dan sebagainya) dan kewajiban orang sakit
(memberitahukan penyakitnya terhadap orang lain terutama kepada
dokter/petugas kesehatan,tidak menularkan penyakitnya kepada orang
lain, dan sebagainya)

 Perilaku pencarian dan penggunaan system atau fasilitas pelayanan


kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health
seeking behavior)
 Perilaku kesehatan lingkungan
Adalah bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun sosial budaya, dan sebagainya. Sehingga lingkungan tersebut tidak
mempengaruhi kesehatan.

b. SUBSISTEM

Karena behavioral sistem memiliki banyak tugas untuk dikerjakan, bagian-


bagian system berubah menjadi subsistem-subsistem dengan tugas tertentu. Suatu
subsistem merupakan “sistem kecil dengan tujuan khusus sendiri dan berfungsi
dapat dijaga sepanjang hubunganya dengan subsitem lain atau lingkungan tidak
diganggu. Tujuh subsistem yang di identifikasi oleh Johnson bersifat terbuka,
terhubung dan saling berkaitan (interealated). Motivasi mengendalikan langsung
aktifitas subsistem-subsistem ini yang berubah secara kontinyu dikarenakan
kedewasaan, pengalaman dan pembelajaran . system yang dijelaskan tampak ada
cross-culturally dan di kontrol oleh faktor biologis, psikologi dan sosiologi, tujuh

9
elemen yang diidentifikasi adalah affiliative, dependency, ingestive, eliminative,
sexual, achievement dan aggressive.
1. Subsistem Pencapaian (Achievement), merupakan tingkat pencapaian
prestasi melalui ketrampilan yang kreatif
2. Subsistem Perhubungan (afiliasi), pencapaian hubungan dengan
lingkungan yang adekuat.
3. Subsistem Penyerangan (agresi), Koping terhadap ancaman di
lingkungan.
4. Subsistem Ketergantungan (Dependency), sistem perilaku dalam
mengadaptasikan bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan.
5. Subsistem Eliminasi, Hal-hal yang berhubungan dengan pembuangan
zat-zat yang tidakdibutuhkan oleh tubuh secara biologis.
6. Subsistem Ingesti, Hal-hal yang berhubungan dengan pola makan
7. Subsistem Seksualitas, pemenuhan kebutuhan dicintai dan mencintai

c. ASUMSI – ASUMSI

1. Perawatan (Nursing)
Perawatan, seperti yang dipandang Johnson, adalah tindakan eksternal untuk
memberikan organisasi perilaku pasien ketika pasien dalam kondisi stres dengan
memakai mekanisasi pengaturan yang berkesan atau dengan penyediaan sumberdaya.
Seni dan ilmu, memberikan eksternal baik sebelum dan selama gangguan
keseimbangan system dan karenanya membutuhkan pengetahuan tentang order,
disorder dan control. Aktivitas perawatan tadak bergantung pada wewenang medis
tetapi bersifat pelengkap (komplementer) bagi medis/ pengobatan.

10
2. Orang (Person)
Johnson memandang manusia sebagai system perilaku dengan pola,
pengulangan dan cara bersikap dengan maksud tertentu yang menghubungkan dirinya
dengan lingkungannya. Pola-pola respon spesifik manusia membentuk keseluruhan
yang terorganisasi dan terintegrasi. Person adalah system dari bagian-bagian
interpedent yang membutuhkan beberapa aturan dan pengaturan untuk menjaga
keseimbangan. pengeluaran energi yang luar biasa, yang menyisakan sedikit energi
untuk membantu proses-proses biologis dan penyembuhan.

3. Kesehatan (Health)
Johnson memandang kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit
dipahami(elusive) dan dinamis, yang dipengaruhi oleh factor-faktor biologis,
psikologis dan social. Kesehatan menjadi suatu nilai yang diinginkan oleh para
pekerja kesehatan dan memfokuskan pada person bukanya penyakit.
Kesehatan direfleksikan oleh organisasi, interaksi, saling ketergantungan
subsistem -subsistem dari system perilaku. Manusia berusaha mencapai
keseimbangan dalam system ini yang akan mengarah ke perilaku fungsional.
Keseimbangan yang kurang baik dalam persyaratan structural atau fungsional
cenderung mengarah ke memburuknya kesehatan. Ketika system membutuhkan
sejumlah energi minimum untuk pemeliharaan , suplai energi yang lebih besar yang
tersedia mempengaruhi proses biologi dan penyembuhan.

4. Lingkungan
Dalam teori Johnson , lingkungan terdiri dari seluruh factor yang
bukan bagian system perilaku individu tetapi hal itu mempengaruhi system, dan dapat
dimanipulasi oleh perawat untuk mencapai kesehatan yang menjadi tujuan pasien.
Individu menghubungkan dirinya untuk berinteraksi dengan lingkungan-nya. System
perilaku berusaha menjaga equilibrium dalam respon terhadap factor lilngkungan
dengan mengatur dan adaptasi terhadap kekuatan yang menyertainya. Gaya

11
lingkungan yang kuat secara berlebihan mengganggu keseimbangan system perilaku
dan mengancam stabilitas seseorang jumlah energi yang tidak tentu dibutuhkan
supaya system membangun kembali eqilibrium dalam menghadapi tekanan-tekanan
berikutnya. Ketika lingkungan stabil, individu dapat melanjutkan dengan perilaku-
perilaku yang baik.

C. MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN JOHNSON

Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan


pendekatan system perilaku, dimana individu dipandang sebagai sitem perilaku yang
selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik di lingkungan internal
maupun eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari
pengaruh yang ditimbulkanya. Lingkungan termasuk masyarakat adalah sistem
eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Sebagai suatu system ,
didalamnya terdapat komponen sub system yang membentuk system tersebut,
diantaranya komponen sub system yang membentuk system perilaku menurut
Johnson adalah :
1. Ingestif, yaitu berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan banyaknya
makan dan minum sebagai suatu subsistem tingkah laku.
2. Achievement, merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui kterampilan
yang kreatif.
3. Agresif, merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan dan
berbagai ancaman yang ada di lingkungan.
4. Eliminasi, berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan banyaknya zat
yang tidak di butuhkan oleh tubuh dikeluarkan secara bilogis sebagai suatu
subsistem tingkah laku.
5. Seksual, digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan
dicintai.

12
6. Afiliasi, merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan tambahan dalam
mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian dalam
kehidupan social, keamanan, dan kelangsungan hidup.
7. Ketergantungan, merupakan bagian yang membentuk sistem perilaku dalam
mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan. Berdasarkan
sub sistem tersebut diatas, maka akan terbentuk sebuah system perilaku
individu, sehingga Johnson memiliki pandangan bahwa keperawatan dalam
mengatasi permasalahan tersebut harus dapat berfungsi sebagai pengatur agar
dapat menyeimbangkan system perilaku tersebut. Klien dalam hal ini adalaha
manusia yang mendapat bantuan perawatan dengan keadaan terancam atau
potensial oleh kesakitan atau ketidak seimbangan penyesuaian dengan
lingkungan. Status kesehatan yang ingin dicapai adalah mereka yang mampu
berperilaku untuk memelihara keseimbangan atau stabilitas dengan
lingkungan.

D. APLIKASI MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN

Perawat masa kini dituntut untuk menggunakan metode pendekatan pemecahan


masalah (problem solving approach) didalam memberikan asuhan keperawatan
kepada klien. Metode ini dilaksanakan dengan cara menggunakan proses keperawatan
dalam semua aspek keperawatan. Untuk dapat menerapkan proses keperawatan maka
perawat harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan, tindakan diagnosa
keperawatan, memformulasi rencana, dan melaksanakan tindakan keperawatan secara
membuat evaluasi.

Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses keperawatan pengkajian fisik


dalam keperawatan pada dasarnya dapat diperoleh dengan jalan : inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi. Pengkajian fisik pada prinsipnya dikembangkan berdasarkan
model keperawatan yang berfokus pada prinsipnya dikembangkan berdasarkan model

13
keperawatan yang berfokus pada respon yang ditimbulkan pasien akibat adanya
masalah kesehatan atau pengkajian fisik keperawatan harus mencerminkan diagnosa
klien yang meliputi fisik/bio -psiko -sosio dan spiritual tindakan untuk mengafosinya.

Untuk mendeterminasi tujuan pengkajian fisik dari keperawatan kita harus yakin
bahwa data yang akan kita kumpulkan benar-benar kita butuhkan dan kita
mempunyai alternatif tindakan terhadap masalah yang muncul pada data tersebut.
Tetapi bila pegkajian fisik tersebut bertujuan hanya untuk bahan laporan kepada tim
medis yang lain ( dokter ) sebaiknya perawat menyerahkan bagian tersebut pada tim
medis tersebut.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Model system perilaku Johnson ini menggambarkan manusia sebagai sebuah


sistem perilaku dengan tujuh subsistem yang saling berhubungan satu dengan
lainnya, lingkungannnya dan elemen struktur dan fungsi yang spesifik yang dapat
membantu mempertahankan integritas dari system perilaku. Komponen struktur dari
system perilaku menggambarkan bagaimana individu termotivasi untuk mencapai
tujuan yang spesifik dengan menggunakan predisposisi individu untuk bertindak
dengan cara tertentu, untuk menghasilkan sebuah perilaku yang terpola. Sedangkan
kebutuhan fungsional meliputi perlindungan, pengasuhan dan stimulasi system
perilaku. Ketika system perilaku seimbang dan stabil, maka perilaku individu akan
bertujuan, terorganisir dan dapat diprediksi. Keperawatan merupakan kekuatan
regulator eksternal yang dapat meningkatkan keseimbangan dan stabilitas dari
system perilaku. Sedangkan kesehatan merupakan hasil dari system perilaku yang
mempunyai stabilitas, keseimbangan, dan equilibrium.

B. SARAN
1. Perawat sebaiknya mengenal dan mempelajari lebih dalam teori perilaku ini,
sehingga dapat diaplikasikan dengan komprehensif dan holistic
2. Perlu adanya pemahaman lebih lanjut tentang penggunaan tujuh sub system
perilaku, untuk dapat digunakan di berbagai setting area keperawatan
3. Penting untuk perawat, untuk memahami dan memperbanyak kajian yang dapat
menambah wawasan yang berhubungan dengan tindakan/ upaya untuk
meningkatkan system perilaku.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://thomaz1945.blogspot.co.id/2013/11/teori-keperawatan-dorothy-e-
johnson_28.html

http://perawatpedia.blogspot.co.id/2014/04/teori-keperawatan-dorothy-e-
jhonson.html

http://adillariska.blogspot.co.id/2015/11/konsep-keperawatan-dorothy-johnson.html

http://asuhankeperawatanonline.blogspot.co.id/2012/02/aplikasi-model-konseptual-
keperawatan.html

16

Anda mungkin juga menyukai

  • M
    M
    Dokumen36 halaman
    M
    Anonymous u5IR5f
    Belum ada peringkat
  • MUTU Kel 4
    MUTU Kel 4
    Dokumen35 halaman
    MUTU Kel 4
    Anonymous u5IR5f
    Belum ada peringkat
  • Otonomi
    Otonomi
    Dokumen13 halaman
    Otonomi
    Anonymous u5IR5f
    Belum ada peringkat
  • Teori Middle Range
    Teori Middle Range
    Dokumen17 halaman
    Teori Middle Range
    Anonymous u5IR5f
    Belum ada peringkat
  • Teori Lieninger
    Teori Lieninger
    Dokumen13 halaman
    Teori Lieninger
    Anonymous u5IR5f
    Belum ada peringkat