Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN KEPERAWATAN

METODE ASUHAN KEPERAWATAN – MODEL TIM

KELOMPOK :

1. OVIE INTAN ARIANI 11. NUR AFIFAH


2. SHENDY PRASTIKA 12. NUR ELZA FAUZIAH
3. NANDA KRISTABELA 13. NUR PUJIATI
4. NI PUTU AYU SAVITRI A. 14. NURMA YULIANI
5. NIKA NURMALIA 15. NURUL FATMAWATI
6. NIKO ANGGI HENDRAWAN 16. OMEGA ALFIONITA
7. NILA MEISARAH FATMASARI 17. PUGUH SUBEKTI PUTRI
8. NINDA AININ ISTIQOMAH 18. PUJI ASTUTI RETNONINGSIH
9. NOOR ANDELLA 19. PUTRI KHUNAEZAH
10. NOVA AMELIA JESICA 20. QURROTA AYUN

21. RIZAL OLEIF

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Metode asuhan keperawatan telah banyak dikembangkan di Indonesia. Salah
satu metodenya ialah MAKP (Model Asuhan Keperawatan Profesional) yakni suatu
kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur yakni standar, proses keperawatan,
pendidikan keperawatan dan sistem MAKP. Metode asuhan keperawatan professional
dikembangkan sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan keperawatan dan
pemenuhan kepuasan pasien (Nusalam 2015).
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh
pemilihan metode pemeberian asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan
perkembangan iptek, maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif
dan efesien.
Ada beberapa metode sistem pemberian asuhan keperawatan kepada pasien.
Mc Laughin, Thomas, dan Barterm (1995) mengidentifikasi delapan model pemberian
asuhan keperawatan, tetapi model yang paling umum digunakan di rumah sakit adalah
asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan asuhakan keperawatan primer.
Ruangan atau bangsal merupakan salah satu unit terkecil pelayanan kesehatan
merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan kiatnya
secara optimal.
Hasil penelitian Lambertson dalam douglas (1992) menunjukan bahwa metode
tim jika dilakukan dengan benar merupakan metode pemberian asuhan keperawatan yang
tepat untuk meningkatkan pemanfaatan tenaga keperawatan yang bervariasi
kemampuannya dalam memberikan asuhan keperawatan. Namun perlu disadari, tanpa
adanya tata kelola yang memadai, kemauan dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif
dari semua pihak, maka pelayanan keperawatan profesional hanyalah akan menjadi teori
semata.
Untuk itu kami akan membahas salah satu model asuhan keperawatan yaitu
metode asuhan keperatan model tim.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa konsep dari metode tim ?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dari metode tim ?
3. Apa tanggung jawab sebagai kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim ?

1.3. TUJUAN PENULISAN


Dalam penulisan makalah ini ada pula tujuan umum dan khusus yaitu
1. Tujuan Umum
Mengetahui Model Asuhan Keperawatan Model (MAKP) Tim.
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui konsep model asuhan keperawatan model (MAKP) tim.
2) Mengetahui tujuan konsep model asuhan keperawatan model (MAKP) tim.
3) Mengetahui kekurangan dan kelebihan dari model asuhan keperawatan model
(MAKP) tim.
4) Mengetahui tanggung jawab perawat dalam model asuhan keperawatan model
(MAKP) tim.

1.4. METODE PENULISAN


Dalam penyusunan makalah Model Asuhan Keperawatan Model (MAKP) Tim.
Penuis menggunakan metode Tinjauan Pustaka yaitu menggunakan beberapa referensi
buku yang berkaitan dengan pokok pembahasan dan searching internet.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. KONSEP METODE TIM


Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana
seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan
kolaboratif ( Douglas, 1984). Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap
anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan
keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi
sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat.
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan menggunakan
tim yeng terdiri atas kelompok klien dan perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat
yang berijazah dan berpengalaman kerja serta memiliki pengetahuan dibidangnya
(registered nurse). Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok
atau ketua group dan ketua group bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota group
atau tim. Selain itu ketua group bertugas memberi pengarahan dan menerima laporan
kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam
menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan dan selanjutnya ketua tim melaporkan
pada kepala ruang tentang kemajuan pelayanan atau asuhan keperawatan terhadap klien
Metode tim merupakan metode yang menggunakan tim yang terdiri atas anggota
yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien.
Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/ grup yang terdiri atas tenaga profesional,
teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu. Metode ini
biasa digunakan pada pelayanan keperawatan di unit rawat inap, unit rawat jalan, dan
unit gawat darurat. ( Nursalam, edisi 5 ; 171 )
Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang
perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif.
Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/ketua tim.
Selain itu ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota grup/tim.
Selain itu ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota grup/tim. Sebelum
tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu
anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan. Selanjutnya ketua
tim yang melaporkan pada kepala ruangan tentangkemajuan pelayanan/asuhan
keperawatan terhadap klien.
Tim keperawatan dikembangkan pada tahun 1950-an dalam upaya mengurangi
masalah yang berhubungan dengan fungsi pengorganisasian pelayanan pasien. Banyak
yang percaya meskipun terus-menerus kekurangan staf perawat professional, system
pelayanan pasien harus dikembangkan untuk mengurangi pelayanan yang terpilah-pilah
dari metode keperawatan fungsional. Dalam keperawatan tim, tenaga pendukung
berkolaborasi dalam memberikan pelayanan terhadap sekelompok pasien di bawah
arahan seorang perawat professional. Seorang ketua tim bertanggung jawab mengetahui
kondisi dan kebutuhan seluruh pasien yang dirawat oleh tim. Kewajiban ketua tim
bergantung kepada kebutuhan pasien dan beban kerja, termasuk membantu anggota tim,
memberikan pelayanan langsung kepada pasien, mendidik pasien dan melakukan
koordinasi terhadap aktivitas pasien. Melalui komunikasi tim yang terus-menerus,
pelayanan kompehensif akan dapat diberikan kepada pasien meskipun relative banyak
staf pendukung.
Pelaksanan konsep tim sangat tergantung pada filisofi ketua tim apakah
berorientasi pada tugas atau pada klien. perawat yang berperan sebagai ketua tim
bertanggung jawab untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan semua pasien yang ada di
dalam timnya dan merencanakan perawatan klien. tugas ketua tim meliputi: mengkaji
anggota tim, memberi arahan perawatan untuk klien, melakukan pendidikan kesehatan
mengkoordinasikan aktivitas klien.
Keperawatan tim biasanya berkaitan dengan pola kepemimpinan demokratis.
Anggota tim diberikan otonomi sebanyak mungkin dalam mengerjakan tugas meskipun
juga berbagi dalam tanggung jawab dan tanggung gugatnya. Mengakui nilai-nilai
individual karyawan dan memberikan otonomi kepada anggota tim akan menghasilkan
kepuasan kerja yang tinggi.

2.2. TUJUAN METODE TIM


Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah :
1. Untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien
sehingga pasien merasa puas.
2. Dapat meningkatkan kerja sama dan koordinasi perawat dalam melaksanakan
tugas, memungkinkan adanya transfer of knowladge dan transfer of experiences
diantara perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
3. Meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan
4. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
5. Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
6. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda

Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep
berikut:
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik
kepemimpinan.
b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.
c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila
didukung oleh kepala ruang.
Metode tim ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan
dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan
pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu
Sesuai dengan tujuan tersebut maka tugas dan tanggung jawab keperawatan harus
benar benar di arahkan dan di rencanakan secara matang untuk keberhasilan asuhan
keperawatan. sebagaimana di ketahui bahwa satu tim keperawatan terdiri dari dua
orang perawat atau lebih yang bekerja sama dalam pemberian asuhan keperawatan.
ketua tim seharusnya perawat profesional yang sudah berpenngalaman dalam
memberikan asuhan keperawatan dan di tunjuk oleh perawat kepala ruang (nurse unit
manager). selanjutnya, ketua tim akan melaksanakan tugas yang di delegasikan oleh
perawat kepala ruang bersama sama denga anggota tim. tugas dan tanggung jawab
ketua tim menjadi hal
yang harus di perhatikan secara cermat. tugas dan tanggung jawab tersebut diarahkan
untuk melakukan pengkajian dan penyusunan rencana keperawatan untuk setiap
pasien yang berada di bawah tanggung jawabnya, membagi tugas kepada semua
anggota tim dengan mempertimbangkan kemampuan yang di miliki anggota tim dan
kebutuhan pasien yang harus dipenuhi, mengontrol dan memberikan bimbingan
kepada anggota tim dalam melaksanakan tugasnya apabila diperlukan, melakukan
evaluasi terhadap hasil kerja anggota tim, menerima laporan tentang perkembangan
kondisi pasien dan anggota tim.

2.2. Prinsip-Prinsip Tim Keperawatan


1. Suatu model asuhan yang dilaksanakan oleh suatu team terhadap satu atau
sekelompok klien/pasien

2. Team dipimpin oleh seorang perawat yang secara klinis kompeten, mempunyai
kemampuan yang baik dalam komunikasi, mengorganisasi, dan memimpin

3. Dalam model ini, team dapat terdiri dari pelaksana asuhan dengan level
kemampuan yang berbeda tetapi semua aktifitas team harus terkoordinasi secara
baik

4. Semua anggota team harus paham terhadap permasalahan klien – intervensi dan
dampaknya – karenanya dibutuhkan case conference secara periodik dan
berkesinambungan

5. Dalamproses asuhan, dibutuhkan kesinambungan antar team untuk setiap shift


dinas (P- S – M) Dokumentasi akurat, timbang terima berbasis pasien

2.3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE TIM


Menurut Tappen (1995), ada beberapa elemen penting yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Pemimpin tim didelegasikan atau diberi otoritas untuk membuat penugasan bagi
anggota tim dan mengarahkan pekerjaan timnya
b. Pemimpin diharapkan menggunakan gaya kepemimpinan demokratik atau
partisipatif dalam berinteraksi dengan anggota tim
c. Tim bertanggung jawab terhadap perawatan total yang diberikan kepada
kelompok pasien
d. Komunikasi diantara anggota tim adalah penting agar dapat sukses. Komunikasi
meliputi:
a) Penulisan perawatan klien
b) Rencana perawatan klien
c) Laporan untuk dan dari pempinan tim
d) Penentuan tim untuk mendiskusikan kasusu pasien

KELEBIHAN DARI METODE TIM


1. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan;
3. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah di atasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.
4. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
5. Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
dengan aman dan efektif
6. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan
7. Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas

B. KELEMAHAN DARI METODE TIM


1. Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisi
anggota tim dan harus mempunyai keterampilan yang tinggi baik sebagai
perawat pemimpin maupun perawat klinik
2. Keperawatan tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila konsepnya tidak
diimplementasikan dengan total
3. Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada sitiuasi sibuk rapat tim
ditiadakan, sehingga komunikasi antar anggota tim terganggu
4. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung staf,
berlindung kepada anggota tim yang mampu
5. Akontabilitas dari tim menjadi kabur
6. Tidak efisien bila dibandingkan dengn model fungsional karena membutuhkan
tenaga yang mempunyai keterampilan tinggi.
7. Komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim,
yang biasanya mebutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-
waktu sibuk.
8. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau
berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
9. Akuntabilitas dalam tim kabur
10.Tidak efisien bila dibandingkan dengan model fungsional karena
membutuhkan tenaga yang mempunyai keterampilan tinggi.

2.4. TANGGUNG JAWAB DALAM METODE TIM


Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai
kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga pada
perawat timbul motivasi dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Dengan demikian,
diharapkan mutu asuhan keperawatab meningkat. Pelaksanaan metode tim harus
berdasarkan konsep berikut:
Tanggung Jawab Kepala Ruangan
1. Menetapkan standar kerja yang diharapkan sesuai denganstandar asuhan
keperawatan
2. Mengorganisir pembagian tim dan pasien
3. Memberi kesempatan pada ketua tim untuk mengembangkan kepemimpinan
4. Menjadi narasumber bagi ketua tim
5. Mengorientasikan tenaga keperawatan yang baru tentang metode atau model
tim dalam pemberian asuhan keperawatan
6. Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada diruangannya
7. Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada diruangannya
8. Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim kesehatan yang lainnya
9. Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangannya, kemudian
menindak lanjutinya
10. Memotivasi staf untuk meningkatkan kemempuan melalui riset keperawatan
11. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dengan semua staf

Tanggung Jawab Kepala Ruangan


1. Perencanaan :
a. Menunjukan ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-masing;
b. Mengikuti serah terima pasien pada sif sebelumnya;
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien : gawat, transisi, dan
persiapan pulang, bersama ketua tim;
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas
dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur penugasan/
penjadwalan;
e. Merencakan strategi pelaksanaan keperawatan;
f. Mengikuti visit dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien;
g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk kegiatan
membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan, membimbing penerapan
proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan, mengadakan diskusi
untuk perpecahan masalah, serta memberikan informasi kepada pasien
atau keluarga yang baru masuk;
h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri;
i. Membantu membimbing peserta didik keperawatan;
j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.

2. Pengorganisasian :
a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan;
b. Merumuskan tujuan metode penugasan;
c. Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas;
d. Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua tim, dan
ketua tim membawahi 2-3 perawat;
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain;
f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan;
g. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik;
h. Mendelegasikan tugas, saat kepala ruang tidak berada ditempat kepada
ketua tim;
i. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi
pasien;
j. Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya;
k. Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
3. Pengarahan :
a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim;
b. Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan
baik;
c. Memberi motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap;
d. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pada pasien;
e. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir;
f. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya;
g. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

4. Pengawasan :
a. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomuni langsung dengan ketua
tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang di berikan
kepada pasien;
b. Melalui supervisi :
1) Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati
sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan, dan memperbaiki/
mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga;
2) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftra hadir ketua tim,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(dokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan
tugas;
3) Evaluasi;
4) Mengevaluasi upaya pelasanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah di susun bersama ketua tim;
5) Audit keperawatan.

Tanggung Jawab Ketua Tim


1. Mengatur jadwal dinas timnya yang dikoordinasikan denagn kepala ruangan
2. Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya yang didelegasikan
oleh kepala ruanga
3. Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuhan keperawatan
bersama-sama anggota tim
4. Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan medic
5. Membuat penugasan kepada setiap anggota tim dan memberikan bimbingan
melalui konferens
6. Mengevaluasi asuhan keperawatan baik proses ataupun hasil yang diharapkan serta
mendokumentasikannya
7. Menyelenggarakan konferensi
8. Melakukan kolaborasi denagn tim kesehatan lainnya dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan
9. Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggung jawab timnya
10. Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan

Tanggung Jawab Anggota Tim


1. Melaksanakan tugas berdasarkan rencana asuhan keperawatan
2. Mencatat dengan jelas dan tepat asuhan keperawatan yang telah diberikan
berdasarkan respon klien
3. Berpartisipasi dalam setiap memberikan masukan untuk meningkatkan asuhan
keperawatan
4. Menghargai bantuan dan bimbingan dan ketua tim
5. Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua tim
6. Memberikan laporan
Kepala Ruangan

Kepala Tim Kepala Tim

Perawat Pelaksanaan Perawat Pelaksana

Pasien Pasien

Gambar 1. Sistem Asuhan Keperawatan “Team Nursing” (Nursalam edisi 5, 2015 :


174)

A. Langkah-Langkah Pelaksanaan

Pelaksanaan metode tim harus berdasarkan konsep berikut:


1. Ketua Tim, sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai
teknik kepemimpinan. Ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang prioritas
perencanaan, supervisi, dan evaluasi asuhan keperawatan. Pelaksanaan konsep tim
sangat tergantung pada filosofi ketua tim, yakni apakah berorientasi pada tugas
atau pada klien. Tanggung jawab ketua tim adalah:
a. Mengkaji setiap klien dan menetapkan rencana asuhan keperawatan.
b. Mengoordinasikan rencana asuhan keperawatan dengan tindakan medis
c. Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dan
memberikan bimbingan melalui konferensi
d. Mengevaluasi pemberian asuhan keperawatan dan hasil yang dicapai serta
mendokumentasikannya.
2. Komunikasi yang efektifpenting agar kontinuitas rencana asuhan keperawatan
terjamin. Komunikasi yang terbukka dapat dilakukan melalui berbagai cara,
terutama melalui rencana asuhan keperawatan tertulis yang merupakan pedoman
pelaksanaan asuhan, supervisi, dan evaluasi.
3. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim. Ketua tim membantu
anggotanya untuk memahami dan melakukan tugas sesuai dengan kemampuan
mereka.
4. Peran kepala ruangan penting dalam metode tim, metode tim akan berhasil baik,
apabila didukung oleh kepala ruangan. Untuk itu, kepala ruangan diharapkan
telah:
a. Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf
b. Membantu staf menetapkan sasaran dari unit/ruangan
c. Memberi kesempatan kepada ketua tim untuk pengembangankepemimpinan
d. Mengorentasikan tenaga yang baru tentang fungsi metode tim keperaawatan
e. Menjadi narasumber bagi ketua tim
f. Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset keperawatan
g. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka.
BAB III

PENUTUP

7.1. KESIMPULAN
Keperawatan merupakan suatu profesi yang salah satu pekerjaan dari Tim
Kesehatan, yang dimana ikut bertanggung jawab dalam membantu pasien/ klien sebagai
individu, keluarga, maupun masyarakat baik dalam kondisi sehat maupun sakit, yang
bertujuan untuk tercapainya kebutuhan dasar klien, dalam mempertahankan kondisi
kesehatan yang optimal, dalam menentukan tindakan keperawatan harus didasarkan
pada ilmu pengetahuan, komunikasi inter personal, serta memiliki keterampilan yang
jelas dalam keahliannya.
Pengembangan metode tim di dasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan
dengan menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. metode ini juga
didasari atas keyakinan bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan terbaik.
Selain itu, setiap staf berhak menerima bantuan dalam melaksanakan tugas memberi
asuhan keperawatan yang etrbaik sesuai kemampuannya, dalam keperawatan, metode
tim diterapakan dengan menggunakan kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri
dari perawat profesional, non pofesional, dan pembantu perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien. ketua tim (perawat profesional)
memiliki tangguang jawab dalam perencanaan, kelancaran,dan evaluasi dan asuhan
keperawatan untuk semua pasien yang dilakukan oleh tim di bawah tanggung
jawabnya. disamping itu, ketua tim juga mempunyai tugas untuk melakukan supervisi
kepada semua anggota tim dalam implementasi dan tindakan keperawatan, dan
melakukan evaluasi hasil dan asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesionaled.2. Jakarta: Salemba Medika

Rusdi, I. 2008. Model Pemberian Asuhan Keperawatan (nursing care deliverymodels),diakses


4 Juni 2016

Somantri, I. Konsep Model Asuhan Keperawatan Profesional, FIK-UNPAD, diakses pada 4


Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai

  • M
    M
    Dokumen36 halaman
    M
    Anonymous u5IR5f
    Belum ada peringkat
  • MUTU Kel 4
    MUTU Kel 4
    Dokumen35 halaman
    MUTU Kel 4
    Anonymous u5IR5f
    Belum ada peringkat
  • Otonomi
    Otonomi
    Dokumen13 halaman
    Otonomi
    Anonymous u5IR5f
    Belum ada peringkat
  • Teori Middle Range
    Teori Middle Range
    Dokumen17 halaman
    Teori Middle Range
    Anonymous u5IR5f
    Belum ada peringkat
  • Teori Lieninger
    Teori Lieninger
    Dokumen13 halaman
    Teori Lieninger
    Anonymous u5IR5f
    Belum ada peringkat