Anda di halaman 1dari 21

PEDOMAN

PELAYANAN HIGH CARE UNIT


RUMAH SAKIT UMUM SATITI PRIMA HUSADA
2019

RUMAH SAKIT UMUM SATITI PRIMA HUSADA


DS.BALESONO-NGUNUT TULUNGAGUNG
TELP (0355) 591637
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam


Undang – Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus
diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Peningkatan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) di
Rumah Sakit secara terus menerus ditingkatkan sejalan dengan kebutuhan
masyarakat dan perkembanga ilmu dan teknologi kedokteran pengembangan
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit juga diarahkan guna meningkatkan mutu
dan keselamatan pasien serta efisiensi biaya dan kemudahana akses segenap
masyarakat untuk mendapatkan pelayana kesehatan.
Pelayanan High Care Unit (HCU) di RSU Satiti Prima Husada perlu
ditingkatkan secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan
pelayanan pengobatan, Perawatan dan pemantauan secara, ketat yang
semakin meningkat sebagai akibat penyakit menular maupun tidak menular
seperti: demam berdarah, malaria, cidera, keracunan, penyalah gunaan
NAPZA, HIV, penyakit jantung pembuluh darah, diabetes mellitus dan
gagal ginjal. Petunjuk teknis ini disusun sebagai acuan bagi Rumah Sakit
dalam rangka penyelenggaraan pelayanan HCU yang berkualitas dan
mengedepankan keselamatan Pasien di Rumah Sakit serta dalam penyusunan
Standar prosedur operasional Pelayanan HCU di Rumah Sakit pemerintah
Maupun Swasta.

B. Maksud dan Tujuan Pedoman


1. Maksud
Petunjuk Teknis penyelenggaran pelayanan HCU di RSU Satiti
Prima Husada dimaksudkan guna memberikaan acuan dalam
melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan
penyelenggaraan pelayanan HCU di RSU Satiti Prima Husada.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum:
Meningkatkan Mutu pelayanan dan keselamatan pasien yang
dirawat di HCU RSU Satiti Prima Husada
b. Tujuan Khusus:
1) Menyediakan, meningkatkan dan mengembangkan sumber daya
manusia.
2) Meningkatkan sarana dan prasarana serta peraratan HCU.
3) Meningkatkan efiseinsi dan efektitas pemanfaatan pelayanan
HCU terutama bagi pasien kritis stabir yang hanya
membutuhkan pelayanan pemantauan.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan yang diberikan oleh HCU RSU Satiti Prima
Husada adalah sebagai berikut :
1. Diagnosis dan penatalkansanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang
mengancam nyawa dan menimbulkan kematian.
2. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus
melakukan tindakan yang segera diperlukan berdaya guna dan berhasil
guna untuk kelangsungan hidup.
3. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan terhdap komplikasi
yang ditimnulkan oleh penyakit.
4. Memberi bantuan psikologis pada pasien dan keluarga yang
kehidupannya sangat tergantung pada obat.

D. Batasan Operasional
1. Pengertian HCU
High care unit (HCU) adalah unit perayanan di Rumah sakit bagi
pasien dengan kondisi stabil dari fungsi respirasi, hemodinamik, dan
kesadaran namun masih memerlukan pengobatan, perawatan dan
pemantauan secara ketat. Tujuannya ialah agar bisa diketahui sebaran
dini perubahan perubahan yang membahayakan, sehingga bisa dengan
segera dipindah ke HCU untuk dikelota tebih baik lagi.
2. Landasan Hukum
1. Keputusan menteri kesehatan RI No. 834 Menkes/SK/VII/2010/
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan HIGH CARE UNIT
(HCU) di Rumah Sakit
2. Keputusan menteri kesehatan RI No.
1333/Menkes/SK/XII/1999/tentang Pelayanan Rumah Sakit
3. Keputusan menteri kesehatan RI No.
1277/Menkes/SK/XI/2001/tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan
4. Keputusan menteri kesehatan RI No.044/Menkes/SK/I/2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Desentralisasi Bidang kesehatan
5. Keputusan menteri kesehatan RI No.1457/Menkes/SK/X/2003 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten Kota
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1202/Menkes/SK/VIII/2003
tentang Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan
Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten /kota sehat
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Tenaga yang terlibat dalam pelayanan HCU terdiri dari tenaga dokter
spesialis, dokter dan perawat. Tenaga tersebut melaksanakan pelayanan
HCU sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang diatur oleh
masing_masing RS. Adapun susunan tim pelayanan HCU adalah sebagai
berikut:
1. Penanggung jawab: seorang Dokter Umum yang telah mengikuti
pelatihan-pelatihan yang meliputi :
a. ACLS
2. Koordinator : Seorang sarjana keperawatan yang telah menyelesaikan
pendidikan S1 Keperawatan dan telah mengikuti pelatihan-pelatihan,
yang meliputi :
a. PPGD
3. Anggota:
a. Perawat yang telah mengikuti minimal pelatihan Basic Life Support
dan dapat melakukan pemantauan menggunakan peralatan monitor.

Jurnlah dokter dan perawat disesuaikan dengan jam kerja


pelayanan HCU 24 jam, beban kerja dan kompleksitas kasus pasien
yang membutuhkan pelayanan HCU. Rasio jumlah perawat
berbanding pasien di HCU sebaiknya adalah 1 (satu) perawat untuk
2 (dua) pasien. SDM pelayanan HCU diharuskan untuk mengikuti
pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan guna
mempertahankan dan meningkatkan kompetensinya sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.
Program pelatihan harus diselenggarakan bagi semua staf agar
dapat meningkatkan dan menambah pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan dalam menerapkan prosedur serta pengetahuan dan
teknologi baru.
Program pengembangan dan pendidikan eksternal untuk
dokter ditujukan pada pelatihan dan pelatihan ulang ACLS, FCCS,
dan PFCCS. Untuk perawat ditujukan pada pelatihan Bantuan
Hidup Dasar, ACLS, Kardiologi Dasar dan Pelatihan lCU. Adapun
evaluasi dilakukan setelah pelatihan dilaksanakan.
B. Distribusi Ketenagaan

Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Gawat Darurat yaitu :


a. Untuk Dinas Pagi :
yang bertugas sejumlah 1 ( satu ) orang dengan standar minimal
bersertifikat BLS/PPGD
Kategori :
1 orang Pelaksana
b. Untuk Dinas Sore :
c. yang bertugas sejumlah 1 ( satu ) orang dengan standar minimal
bersertifikat BLS/PPGD
Kategori :
1 orang Pelaksana
d. Untuk Dinas Malam:
yang bertugas sejumlah 1 ( satu ) orang dengan standar minimal
bersertifikat BLS/PPGD
1 orang Pelaksana

C. Pengaturan Jaga

1. Pengaturan jadwal dinas perawat HCU dibuat dan di pertanggung


jawabkan oleh Koordinator HCU dan disetujui oleh Asisten Manajer
Pelayanan Keperawatan.
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
perawat pelaksana HCU setiap satu bulan..
3. Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka perawat tersebut dapat tukar sift pada teman lainnya yang bisa .
4. Setiap tugas jaga / shift harus memiliki sertifikat minimal BLS.
5. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas
malam, libur dan cuti.
6. Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat
jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka perawat yang
bersangkutan harus memberitahu Koordinator HCU : 2 jam sebelum dinas
pagi, 4 jam sebelum dinas sore atau dinas malam. Sebelum memberitahu
Koordinator HCU, diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari
perawat pengganti, Apabila perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan
perawat pengganti, maka Koordinator HCU akan mencari tenaga perawat
pengganti yaitu perawat yang hari itu libur.
7. Apabila perawat pengganti tidak di dapatkan, maka perawat yang dinas
pada shift sebelumnya wajib untuk menggantikan.(Prosedur pengaturan
jadwal dinas perawat HCU sesuai SOP terlampir).

Kualifikasi sumber daya manusia HCU Rumah Sakit Putra Waspada

No Nama Jabatan Kualifikasi Formal Keterangan


2 Kepala HCU Dr. Agus Priyanto, Sp.An - Sertifikat ACLS
3 Koordinator Arina Maghfirotul Fitria - Setifikat PPGD
ruangan S.Kep. Ns
4 Perawat 1. Ferika Wahyu Nurlailai. - Sertifikat BLS
pelaksana S.Kep. Ns
2. Nura Andika Amd. Kep - Sertifikat PPGD
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

Instrument
BI B2 KM B4

KM

Nurse Station

B. Standar Fasilitas
1. Lokasi: Bersebelahan dengan unit OK.
2. Kebutuhan Ruangan
Ruangan HCU dibagi menjadi beberapa area yang terdiri dari:
a) Area pasien:
1) Unit terbuka 12 - 16 m2/tempat tidur.
2) Unit tertutup 16 - 20 m2/tempat tidur.
3) Jarak antara tempat tidur: 2 m.
4) Unit tertutup 1 ruangan 1 tempat tidur cuci tangan.
5) Pencahayaan cukup dan adekuat untuk observasi klinis
dengan lampu TL day right 10 watt/m2.
6) Jendela dan akses tempat tidur menjamin kenyamanan
pasien dan personil. Desain dari unit juga memperhatikan
privasi pasien.
b) Area kerja meliputi:
1) Ruang yang cukup untuk staf dan dapat menjaga kontak
visual perawat dengan pasien.
2) Ruang yang cukup untuk memonitor pasien, peraratan
resusitasi dan penyimpanan obat dan alat (termasuk lemari
pendingin).
3) Ruang untuk telepon dan sistem komunikasi lain,
komputer dan koreksi data, juga tempat untuk
penyimpanan.alat tulis dan terdapat ruang yang cukup
untuk petugas administrasi.
c) Lingkungan
Mempunyai pendingin ruangan/AC yang dapat mengontror
suhu dan kelembaban sesuai dengan ruas ruangan. suhu 22 -25oC
kelembaban 50-70 %.
d) Ruang penyimpanan peralatan dan barang bersih.
Untuk menyimpan monitor, pompa infus dan pompa syringe,
peralatan bedah minor set,box emergency, nebulezer, linen dan
tempat penyimpanan barang dan alat bersih.
e) Tempat pembuangan alat / bahan kotor
Ruang untuk membersihkan alat-alat, pengosongan dan
pembersihan pispot dan menjamin tidak ada kontaminasi.
f) Ruang Staff
Ruang perawat tidak terpisah dengan pasien sehingga dapat
membantu kondisi pasien secara langsung.
3. Peralatan HCU
a. Alat medis HCU

No Nama Alat Jumlah


1 Tensimeter 1
2 Stetoskop dewasa 2
3 Bengkok 2
4 Monitor EKG 3
5 Syringe pump terumo 1
6 Infus pump terumo 1
7 Manometer O2 sentral 3
8 DC Shock 1
9 Lampu tindakan 1
10 Termometer 2
11 Cucing 8 cm 2
12 Gunting tajam lancip 1
13 Thermometer ruangan 1
14 Pinset anatomi 1
15 Pinset Cirugi 1
16 Tongue Spatel 2
17 Klem 2
18 Ring tang 2
19 Senter 1
20 Kom 1
21 Torniquet 1
22 Ambubag dewasa 1
23 Ambubag anak 1 1
24 Juckson rees anak 1
25 Juckson rees dewasa 1
26 Martil obat 1
27 Bad 2
28 Almari bed side kabinet 2
29 Pispot 1
30 Urinal 1
31 Tromol kecil 1
32 Sputum pot 2

b. Alat kesehatan di Kotak Emergency HCU

No Nama Alat Jumlah


1 Spuit 1 cc 2
2 Spuit 3 cc 2
3 Spuit 5 cc 2
4 Spuit 10cc 2
5 Lead electrode 5
6 Mayo tube no 8 1
7 Mayo tube no 9 1
8 Mayo tube no 10 1
9 Nasal canul O2 anak 1
10 Nasal canul O2 dewasa 1
11 Masker NRB anak 1
12 Masker NRB dewasa 1

c. Obat obat di Kotak Emergency HCU

No Nama Jumlah
1 Atropin sulfat 0,25mg/ml 1
2 Dopamin 200mg/5ml 1
3 Amiodaron 150mg/3ml 1
4 Dextrose 40% 25ml 3
5 KCL 7,46% 25ml 3
6 Dobutamin 250mg/5ml 1
7 Epineprin 0,1% 1mg/ml 6
8 Furosemid 20mg/2ml 6
9 Dexamethason 5mg/ml 1
10 Lidocain 2% 20mg/2ml 5
11 Diazepam 10mg/2ml 1
12 Norepineprin 4mg/4ml 2
13 Nicardipin 10mg/10ml 2
14 Isorbidinitrat 10mg/10ml 2
15 Nitrogliserin 10mg/10ml 1

Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai


dengan ketentuan yang berlaku.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Pelayanan HCU diperuntukkan dan ditentukan oleh kebutuhan pasien yang


sakit kritis yang bertujuan untuk memberikan pelayanan medik tertitrasi dan
berkelanjutan serta mencegah fragmentasi pengelolaan berdasar orentasi organ.
Pelayanan di unit harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan
pasien.
A. Klasifikasi Pelayanan HCU
Dalam menyelenggarakan pelayanannya di RSU Satiti Prima Husada ,
dibagi dalam beberapa klasifikasi pelayanan. Jenis tenaga dan kelengkapan
pelayanan menentukan klasifikasi pelayanan di Rumah Sakit

No Kemampuan Pelayanan
Primer Sekunder Tersier
1 Resusitasi jantung paru Resusitasi jantung paru Resusitasi jantung paru
2 Pengelolaan jalan nafas, Pengelolaan jalan nafas, Pengelolaan jalan nafas,
termasuk intubasi trakeal, termasuk intubasi termasuk intubasi trakeal,
dan ventilasi mekanik trakeal, dan ventilasi dan ventilasi mekanik
mekanik
3 Terapi oksigen Terapi oksigen Terapi oksigen
4 PemantauanEKG, puls PemantauanEKG, puls -
oksimetri, dan tekanan oksimetri, dan tekanan
darah non invasif darah non invasive dan
invasive
5 Pelaksanan terapi secara Pelaksanan terapi secara Pelaksanan terapi secara
titrasi titrasi titrasi
6 Pemberian nutrisi enteral, Pemberian nutrisi Pemberian nutrisi enteral,
dan parenteral enteral, dan parenteral dan parenteral
7 Pemeriksaan labotaorium Pemeriksaan labotaorium Pemeriksaan labotaorium
dengan cepat dan dengan cepat dan dengan cepat dan
menyeluruh menyeluruh menyeluruh
8 Memberikan tunjangan Memberikan tunjangan Memberikan tunjangan
Fungsi vital dengan alat-alat Fungsi vital dengan alat- Fungsi vital dengan alat-
portable selama trasnportasi alat portable selama alat portable selama
pasien gawat trasnportasi pasien gawat trasnportasi pasien gawat
9 Kemampuan melakukan Kemampuan melakukan Kemampuan melakukan
fisioterapi dada fisioterapi dada fisioterapi dada
10 - Melalukan prosedur Melalukan prosedur
isolasi isolasi
B. Indikasi masuk dan keluar HCU
Penentuan indikasi pasien yang masuk ke HCU dan keluar HCU serta pasien yang tidak
dianjurkan untuk dirawat di HCU ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:
a. lndikasi Masuk
1) Pasien gagal organ yang berpotensi mempunyai risiko tinggi untuk terjadi
komplikasi.
2) Pasien yang memerlukan perawatan dan pengawasan perioperatif.
b. Indikasi Keluar
1) Pasien yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat.
2) Pasien,"yang ,memburuk, sehingga memerlukan pindah di ICU pemantauan dan
alat bantu invasive.
c. Yang tidak perlu masuk HCU
1) Pasien dengan fase terminal suatu penyakit (seperti: kanker stadium akhir).
2) Pasien/ keluarga yang menolak untuk dirawat di HCU (atas dasar ‘informed
consent').
C. Alur pelayanan pasien HCU Rumah Sakit Putra Waspada

Pasien dari IGD/Poli


Spesialis
OK/Rawat Inap

Pesan kamar dari


Front Office

Cek LAB dan Penunjang HCU Konsul Spesialis

Follow UP/Evaluasi
Bila diperlukan diskusi kasus
displin terkait

Baik Status QUO Meninggal

Rawat Inap Rujuk OK Dirawat Prosedur meninggal

Kasir
BAB V
LOGISTIK

A. Logistik Medis
No Nama Alat Jumlah
1 Tensimeter 1
2 Stetoskop dewasa 2
3 Bengkok 2
4 Monitor EKG 2
5 Syringe pump terumo 1
6 Infus pump terumo 1
7 Manometer O2 sentral 3
8 DC Shock 1
9 Lampu tindakan 1
10 Termometer 2
11 Cucing 8 cm 2
12 Gunting tajam lancip 1
13 Thermometer ruangan 1
14 Pinset anatomi 1
15 Pinset Cirugi 1
16 Tongue Spatel 2
17 Klem 2
18 Ring tang 2
19 Senter 1
20 Kom 1
21 Torniquet 1
22 Ambubag dewasa 1
23 Ambubag anak 1 1
24 Juckson rees anak 1
25 Juckson rees dewasa 1
26 Martil obat 1
27 Bad 2
28 Almari bed side kabinet 2
29 Pispot 1
30 Urinal 1
31 Tromol kecil 1
32 Sputum pot 2

B. Logistic Non Medis

No Nama Jumlah
1 Computer +cpu+UPS 1/1/1
2 Meja 2
3 Kursi 5
4 Dispenser+gallon 1/1
5 Kulkas 1
7 Almari cabinet 1
8 Almari kaca 1
9 Sketsel 3
10 Almari bed side cabinet 2
11 Tempat piring kotor 1
12 Tempat baju kotor 1
13 Telephone 1
14 Ac 2
15 Selimut 6
16 Sprei 6
17 Sarung bantal 6
18 Stik laken 6
19 Perlak 6
20 Buku laporan timbang terima 1
21 Buku operan alat 1
22 Buku register 1
23 Buku order makanan 1
24 Buku spm 1
25 Buku laporan kerusakan alat 1
26 Buku lembur 1
27 Buku pmkp 1
28 Lampu baca rontgen 1
29 Tempat sampah 4
30 Baskom 2
31 Tempat ember 1
32 Tas darah 1
33 Kabel oler 1
34 Baki 2
35 Baju pasien 6
36 Trolly alat 1
37 Meja visite dokter 1

Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian Keselamatan Pasien (Patient Safety)


Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman . Sistem
tersebut meliputi Asesmen resiko, Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

C. STANDAR KESELAMATAN PASIEN


1. Hak pasien
1) Mendidik pasien dan keluarga
2) Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
2. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
3. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
4. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
5. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

D. KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD )

Adverse event :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan
bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh
kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.
1. KTD yang tidak dapat dicegah
a. Unpreventable Adverse Event :
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan
pengetahuan mutakhir

E. KEJADIAN NYARIS CEDERA ( KNC )

Near Miss :
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan ( commission ) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission ), yang dapat mencederai pasien,
tetapi cedera serius tidak terjadi :
 Karena “ keberuntungan”
 Karena “ pencegahan ”
 Karena “ peringanan ”

F. KESALAHAN MEDIS

Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien

G. KEJADIAN SENTINEL

Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti :
operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti,
amputasi pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM rumah sakit,
aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat dan lingkungan
sekitar Rumah Sakit sehingga proses pelayanan rumah sakit berjalan baik dan lancar.
2. Tujuan Khusus
a. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya K3RS
b. Meningkatkan profesionalisme dalam k3 bagi managemen, pelaksanan dan
pendukung program.
c. Terpenuhi syarat-syarat K3 disetiap unit kerja.
d. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK dan KAK.
e. Terselenggaranya program K3RS secara optimal dan menyeluruh
f. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas Rumah sakit

B. Tindakan yang beresiko terpajan


a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

C. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah
menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga
prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah
kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Dalam rangka penjaminan mutu pelayanan HCU dilakukan self Assessment untuk
memantau parameter mutu perayanan setiap hari yang dilakukan oleh setiap staf HCU yang
hasilnya diberikan kepada Tim pengendali Mutu dan kualitas RSU Satiti Prima Husada.
Kualitas pelayanan HCU dapat dinilai dengan beberapa penilaian objektif,
seperti:
1. Penurunan skoring derajat keparahan pasien, seperti: SOFA (sequentiat organ Faiture
Assessmenf/, SAPS (simptitied Acute physiotogy score), dan sebagainya.

Contoh penilaian SOFA


INDIKATOR SKOR Nilai
1 2 3 4
Pernafasan: <400 <300 <200 <100
PaO2/FIO2
(mmHG):
Koagulasi: <150000 <100000 <50000 <20000
Trombosit
(/mm3)
Kardiovaskula < 70 Dopa Dopa >5 atau Dopa >15
r: MAP mmHg <5mcg/kg/mln neropin <0,1 atau norepi
>0,1
GCS: 13-14 10-12 6-9 <6
Ginjal: 1,2–1,9 Kreatinin 2- Kreatinin 3,5- Keratin >5
kreatinin mg/dl 3,4 4,9 atau urin < atau urin <
500 Ml/hari 200
Hati bilirubin 1,2 - 1,9 2 - 5,9 6 – 11,9 Atau >12
mg/dl.
NILAI TOTAL

2. Angka kejadian infeksi rumah sakit.


3. Angka kejadian stress ulcer.
4. Angka kejadian phtebitis.
5. Angka kejadian dekubitus
BAB IX
PENUTUP

Petunjuk teknis High Care Unit ini disusun dalam rangka memberikan acuan bagi rumah
sakit yang telah maupun akan menyelenggarakan pelayanan HCU yang bermutu, aman,
efektif dan efisien dengan mengutamakan keselamatan pasien.
Rumah Sakit yang belum memiliki ICU dan telah memiliki HCU diharapkan dapat
mengembangkan sumber daya (tenaga dan sarana) sehingga kelak dapat membentuk ICU
yang merupakan pelayanan lanjutan dari HCU. Sedangkan, untuk Rumah Sakit yang telah
memiliki ICU dan HCU diharapkan tetap menjaga kualitas diharapkan. Sehingga kedepannya
RSU Satiti Prima Husada dapat menjadi rumah sakit yang bermutu serta dapat memiliki Sumber
Daya Manusia yang berkualitas dan serta mampu bersaing dengan Rumah Sakit yang berada di
Tulungagung.

Anda mungkin juga menyukai