Anda di halaman 1dari 3

Persalinan dalam air (water birth) sebenarnya bukan metode baru.

Karena pada
sadarnya cara melahirkan semacam itu sudah dilakoni oleh nenek moyang kita sejak
ribuan tahun yang lalu. Sebagian perempuan pada zaman dahulu lebih suka pergi ke
danau atau ke sungai untuk berendam selama kontrasi dan melahirkan bayinya.
Bahkan saat melahirkan, mereka bias mengambil posisi dengan keadaan setengah
tegak, rongga panggul mereka menjadi terbuka secara optimal, berjongkok,
merangkak sehingga kontraksi kandungan mengarah kebawah, dan proses keluarnya
bayi sangat terbantu, oleh berkerjanya hukum gravitasi. Beberapa penelitian
mengungkapkan, posisi yang dilakukan secara insting tersebut sesuai dengan
mekanisme alamiah tubuh manusia untuk melahirkan.

Posisi melahirkan pun berubah ketika pembantu persalinan tradisional serta bidan
mulai di gantikan oleh dokter di akhir abad ke-17. Ibu yang akan melahirkan diminta
berbaring terlentang. Sebagai alat bantu, rumah sakit dan klinik bersalin menyediakan
semacam “penahan” di bagian bawah lutut atau tungkai untuk membantu perempuan
mengangkat kaki. Rumah sakit juga memberlakukan standar khusus pada proses
persalinan, seperti berbaring menjelang persalinan, serta rawat pisah antara ibu dan
bayinya. Inilah yang kemudian menjadi standar persalinan konvensional kita.

Berangakt dari fenomena tersebut, lahirlah semacam kesadaran untuk kembali oada
konsep persalinan yang alami dengan memperhatikan semua aspek tubuh manusia
secara holistic. Konsep persalinan ini disebut dengan istilah gentle birth. Sebuah
konsep persalinan yang tenang Dan santun dengan memanfaatkan semua unsur yang
alami. Tenang, karena ibu dalam kondisi rileks dan tidak diburu serta santun karena
ibu diminimalkan rasa sakitnya.

Persalina gentle birth ini didasari sebuah keyakinan bahwa setiap perempuan memilii
potensi untuk menjalani proses persalinan sealamiah mungkin, tenang, dan nyaman.
Metode ini mengajarkan perempuan untuk menyatu, mempercayai isyarat tubuh, serta
meyakini bahwa tubuh mampu berfungsi sebagaimana mestinya sehingga komplikasi
bias ditekan serendah mungkin, bahkan dihindari.

Kesadaran kembalinya pada proses persalinan denagn menghayati perjalan ibu dan
abyi agar selaras dengan kearifan ala mini mula-mula diawali oleh Elena Tonetti,
aktivitas gentle birth dari rusia pada tahun 1982, dengan menyadarkan bahwa
persalina merupakan momen terpenting dalam kehidupan manusia. Pada saat bayi
lahir terjdi proses libic imprinting, yaitu terjdinya prosen perekaman memori yang
mendasari pemahamannya terhadap cinta.
Jika persalinan terjadi penuh trauma, maka trauma tersebut di rekam sebagai
pemahaman tentang rasanya cinta yang dubawa seumur hidupnya, sebaliknya, jik
yang terjadi adalah persalinan ramah jiwa dan penuh kehangatkan, demikian pula
cinta akan terekam. Bayi tersebut akan tumbuh berdasarkan kasih. Dan, inilah yang ia
warisi secara fisik mental, dan spiritual smpai dewasa.

Igor Charkovsky, seorang penyembuh dari Rusia, orang pertama di dunia yang
melakukan eksperimen tentang persalinan di dalam air (water birth), juga mengamati
bahwa sekin jiwa ibu dati trauma kehidupan, ia kan semakin lancer menjalani
persalinan. Persalina yang alami dan lancer menjadi pentung karena itu, proses
persipan persalinan –sebelum dan selama kehamilan- jug meliputi perbersihan diri,
agar semua bagian dalam diri kita yng sebelumnya ditunda, ditolak, atau dihindari
bias disembuhkan terlebih dahulu.

Hal yang sama juga duungkapkan oleh R.D Laing, ahli psikologi dari Scotlandia,
dalam bukunya yang berjudul The facts Of Life . itu karena sebabnya, aspek jiwa
dalam kehamilan dan persalinan perlu dipahami secara lebih peka. Dalam konsep
persalinan gentle birth, bukan saja di pandang pada sebagai fase kelahiran sja,
melainkan sebagai rangkaian yang sudah disadri sejak awal. Mulai dari hubungan
seks yang dilakukan secara sadar, kehamilan yang dijalani sealamiah mungkin dan
minim intervensi, persalinan yng ramah jiwa, hingga mengasuh anak dengan penuh
kesadaran.

Oleh karena itu gentle birth membutuhkn persiapan ejak masa kehamilan, baaik
persiapan fisik maupun mental calon ibu, persiapan fisik meliputi latijhan pernapasan,
olahraga ringan, pijat, dan konsumsi makanan sehat. Mental ibu pun perlu
dipersiapkan dengan rutin melakukan relaksasi hypno-birthing, mediasi, afimarsi
positif, dan menjaga ktenangan jiwa. Persipan ibu menjadi hal penting yang akan
memengaruhi persalinan dengan gentle birth ini.

Prinsip yang harus dipenuhi dalam persalinan gentle birth

1. Mehirkan dipandang sebagai momen yang harus “dirayakan” dengan penuh rasa
hormat, damai, dan sacral oleh semua yang terlibat didalamnya.
2. Adanya peran serta keluarga terutama suami untuk memberikan dukungan mental
dan spiritual. Partisipasi aktif semacam itu akan membuat masing-masing pihak
akan bertransformasi untuk “tumbuh dan berkembang” bersama.
3. Rasa mulas dan nyeri menjelang melahirkan dipandang sebagai mekanisme alaiah
tubuh untuk membantu melahirkan bayi.
4. Tidak harus di rumah. Meskipun banyak orang menilai bahwa melahirkan di
eumha (home birth) adalah kondisi paling ideal untuk gentle birth. Namun,
persalinan ini juga bisa dilakukan di klinik-klinik dan rumah sakit. Bahkan,
gentle birth tetap bisa diberlakukan pada ibu yang menajalankan operasi caesar
atau menjalankan prosedur medis lainnya, selama prinsip-prinsipnya dipatuhi.

Anda mungkin juga menyukai