Anda di halaman 1dari 42

BAB I

MA’RIFATULLAH DALAM PENGOBATAN

’Í?ä{÷Š$#uρ ∩⊄∪ “ω≈t6Ïã ’Îû ’Í?ä{÷Š$$sù ∩⊄∇∪ Zπ¨ŠÅÊó£∆ ZπuŠÅÊ#u‘ Å7În/u‘ 4’n<Î) ûÉëÅ_ö‘$# ∩⊄∠∪ èπ¨ΖÍ×yϑôÜßϑø9$# ߧø¨Ζ9$# $pκçJ−ƒr'¯≈tƒ

∩⊂⊃∪ ÉL¨Ζy_
Hai jiwa yang tenang (an-nafsu al-muthmainnah). Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.
(QS. Al-Fajr:27-30)

Dari ayat di atas terdapat 3 pijakan bagi seorang pembekam sebagai dasar moral dalam melaksanakan bekam,
yakni:
a. Memiliki jiwa yang tenang (an-nafsu al-muthmainnah)
Pembekam hendaklah memiliki jiwa yang tenang, karena hanya kepada jiwa yang tenang Allah
memanggilnya untuk kembali kepada jalan-Nya yang lurus. Nafsu al-muthmainnah ini mampu
mengalirkan energi tersembunyi yang dapat melakukan penyeimbang kepada ruh manusia yang sakit,
dan dampak dari penyeimbang kepada ruh inilah yang menimbulkan kesan kesembuhan bagi penyakit-
penyakit jasmani.

Orang yang melihat seruan Allah ini akan membuka mata bashirahnya (mata batinnya) sehingga ia
dapat melihat hakekat yang sebenarnya bahwa sesungguhnya penyakit itu sebenarnya hadir akibat dari
ruh yang kotor.

b. Ridha
Seorang pembekam hendaknya menyadari betul bahwa apapun yang dalam kehidupan ini adalah atas
kehendak (iradah) Allah semata. Dan Allah tidak mungkin menciptakan semua itu tanpa makna, tidaklah
Allah menciptakan segala sesuati dengan sia-sia.

Oleh karena semua kejadian tidak lepas dari kehendak Allah, maka seyogyanya pembekam ridha akan
setiap ketentuan Allah, dan disamping itu pembekam hendaknya mampu menyakinkan pasien akan
memiliki sifat ridha yang meyakini bahwa tidaklah Allah menimpakan suatu penyakit kepada seseorang
melainkan pasti ada makna besar dibalik penyakit tersebut, dan Allah pulalah yang menciptakan
obatnya.

c. Menggambakan diri hanya kepada Allah


masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku. Maksudnya seorang pembekam mesti memposisikan
dirinya sebagai hamba, dan sesungguhnya itulah hakekat kedudukan manusia di hadapan rabbnya.
Dengan demikian ketika pembekam mengobati pasien maka sesungguhnya hal tersebut bukan karena
dorongan profesi/keuangan/kebendaan semata melainkan sebagai bentuk penghambaan diri kepada
Allah.

Apa balasan yang dijanjikan Allah? Seorang yang mampu melewati ketiga pijakan dasar tersebut Allah
memberikan suatu penghargaan kepada hamba-Nya berupa al-jannah (syurga)

… masuklah ke dalam syurga-Ku.

Syurga merupakan balasan kasih saying Allah atas hamba-Nya. Ciri syurga adalah ketenangan dan
kesenangan (kenikmatan). Orang-orang yang telah memiliki nafsu al-muthmainnah (jiwa yang tenang)
ridha serta menghambakan diri hanya kepada Allah akan mendapatkan syurga yang tidak hanya di
akherat tetapi bahkan ketika masih ada di dunia. Mereka akan merasa diliputi rasa tenang dan senang
dalam hidupnya, sekalipun diuji dengan ujian yang macam-macam.

1
Kesyirikan dalam Pengobatan
Syirik merupakan dosa besar dalam pandangan Islam. Sedemikian besarnya dosa tersebut hingga Allah tidak
berkenan mengampuni orang yang melakukan perbuatan syirik, terkecuali bila orang tersebut bertobat dengan
taubatan nasuha (tobat yang sungguh-sungguh)

Kξ≈n=|Ê ¨≅|Ê ô‰s)sù «!$$Î/ õ8Îô³ç„ tΒuρ 4 â!$t±o„ yϑÏ9 šÏ9≡sŒ šχρߊ $tΒ ãÏøótƒuρ ϵÎ/ x8uô³ç„ βr& ãÏøótƒ Ÿω ©!$# ¨βÎ)

∩⊇⊇∉∪ #´‰‹Ïèt/
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni
dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu)
dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.
(QS. An-Nisa : 116)

Dalam pengobatan secara tidak disadari muncul perilaku kesyirikan yang terdapat di masyarakat kita. Paling
tidak ada dua jenis bentuk kesyirikan dalam pengobatan; yaitu munculnya sifat keakuan dan percaya kepada
sebab

a. Munculnya Sifat Keakuan


Ketika seorang pembekam menganggap bahwa dirinyalah yang menjadi penyebab kesembuhan
tersebut, maka sesungguhnya dalam diri pembekam tersebut telah dihinggapi sifat keakuan. Orang
yang memiliki sifat ini sesungguhnya dia telah belaku syirik, sebab ia telah menduakan Tuhan. Dia
mengakui adanya dualisme ‘kekuasaan’ dalam kesembuhan suatu penyakit yaitu kekuasaan Allah dan
kekuasaan dirinya.

Sifat keakuan inilah yang telah menyebar dimana-mana. Bermula dari keinginan yang sangat besar dari
pasien untuk sembuh, sehingga apapun upaya dikerahkan untuk mendapat kesembuhan. Ketika upaya
kesembuhan itu didapat pujian diberikan secara berlebih pada pengobat yang merawatnya. Pemberian
pujian yang berlebihan itu dapat menjerumuskan pembekam pada perilaku sifat keakuan.

Disisi lain, pengobat demi hanya mencari cara agar pasien sembuh menempuh berbagai metoda yang
sesungguhnya bertentangan secara norma agama dan kodrat kemanusiaan itu sendiri, seperti
pengobatan dengan energi cakra, dengan semedi, dan berbagai cara yang sejenis yang jelas-jelas
berbau syirik.

b. Percaya Kepada Sebab


Ketika Nabi Musa as dikejar-kejar tentara Fir’aun hingga terdesak dan berada di tepi laut. Maka turunlah
firman Allah untuk memukulkan tongkat yang dibawanya ke laut dan laut terbelah sehingga seolah-olah
terbentang jalan bagi Musa dan pengikutnya menyeberangi laut tersebut selamat dari kejaran tentara
Fir’aun.

Siapakah yang menyelamatkan Musa dan pengikutnya? Tongkat Nabi Musa? atau Nabi Musa sendiri?
Ataukah Allah? Tentu saja kita akan mengatakan Allah. Tapi mengapa Allah memerintahkan untuk
memukulkan tongkat? Mengapa Allah tidak langsung saja membuat laut itu menjadi terbelah?

“Sebab tidak meninggalkan bekas


Percaya kepada sebab menjadi syirik
Meninggalkan sebab menjadi kafir”

Artinya kalau orang Islam percaya pada obat yang menghilangkan penyakit berarti dia telah syirik. Syirik
seperti itu disebabkan kekeliruan kuasa, kuasa pertama kuasa obat dan kuasa kedua kuasa Allah.

Adapun menolak sebab yang menjadikan kafir adalah ketika kita tahu tidak minum maka akan menjadi
dahaga, jika dahaga maka harus minum. Kalau kita meninggalkan minum air dan karena itu kemudian
mati, maka ia digolongkan dalam keadaan kufur sebab mati karena membunuh diri. Dalam Islam ada 5
hal yang harus dipertahankan yaitu: jiwa, harta, akal, keturunan dan agama.

2
Menghilangkan Kesyirikan
Seorang pengobat apakah ia herbalis atau pembekam mesti menyandarkan segala sesuatunya hanya kepada
Allah. Menyadari bahwa dirinya hanya sebagai hamba yang tidak memiliki kekuatan apa-apa. Dan apabila ia
diberi kebisaan mengobati bukan dirinyalah yang mengobati demikian pula obat yang diberikan bukan obat itu
yang menyembuhkan melainkan hanyalah sebagai sarana atau jalan dari Allah.

Allah-lah Yang Maha Kuasa yang menyembuhkan suatu penyakit dan atas kuasanya pula untuk tidak
disembuhkan.

Orang yang bersandar kepada Allah tidak akan pernah merasa kecewa dalam menghadapi kehidupan ini.
Namun pula ia tidak merasa apatis dalam menyikapi masalah. Kalaulah pengobatan yang dilakukannya sembuh
maka kesembuhan itu bukan karena dirinya, melainkan karena Allah. Sebaliknya apabila tidak sembuh
sedangkan segala daya upaya dan keilmuan dia telah kerahkan namun tidak diperoleh kesembuhan maka ia
akan ikhlas menerima kepurusan itu dan tetap bersabar.

Penyerahdirian inilah yang mendatangkan pertolongan Allah. Ketika Nabi Ibrahim hendak dibakar dan akan
ditolong oleh malaikat, Nabi Ibrahim menolaknya. Ibrahim berkata, “Tuhanku menyertaiku.” Karena kepasrahan
diri yang total inilah Nabi Ibrahim selamat tanpa luka sedikitpun.

Demikian pulah orang yang sakit. Separah apapun penyakit yang dideritanya, jika ia benar-benar berserah diri
kepada Allah, niscaya Allah akan menolongnya. Penyakit yang dideritanya tidak bias memberikan mudharat
(bahaya) apa-apa tehadap dirinya, sebab hanya Allah yang berkuasa.

Perbaiki niat kita. Sebuah perbuatan yang kelihatan aktifitas keseharian biasa, dapat bernilai ibadah dan
mendapat pahala dari Allah. Sebaliknya, ibadah haji sekalipun akan menjadi amalan duniawi biasa dan bahkan
bisa menjadi dosa karena niat kita.

Tapi ingat! Niat tidak menghalalkan cara. Berobat dan mengobati suatu penyakit adalah perbuatan baik, tetapi
jika kemudian ia mencari obat-obatan yang haram atau pengobatan yang bertentangan dengan ketauhidan
maka jelas hal seperti itu tidak dibenarkan.

∩∇⊃∪ ÉÏô±o„ uθßγsù àMôÊÌtΒ #sŒÎ)uρ ∩∠∪ ÈÉ)ó¡o„uρ Í_ßϑÏèôÜムuθèδ “Ï%©!$#uρ ∩∠∇∪ Èωöκu‰ uθßγsù Í_s)n=yz “Ï%©!$#

∩∇⊇∪ ÈÍŠøtä† ¢ΟèO Í_çGŠÏϑム“Ï%©!$#uρ


(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan Aku, Maka Dialah yang menunjuki Aku, dan Tuhanku, yang Dia memberi
Makan dan minum kepadaKu, dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku, dan yang akan
mematikan Aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali),
(QS. Asy Syu'araa' : 78-81)

3
BAB II
DASAR-DASAR HERBALOGI ISLAM

Sejarah Penggunaan Tanaman Obat-Obatan


Penggunaan tanaman sebagai obat-obatan telah sejak berlangsung ribuan tahun yang lalu. Para ahli kesehatan
bangsa Mesir kuno pada 2500 tahun sebelum masehi telah menggunakan tanaman obat-obatan. Sejumlah
besar resep penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit dan
diagnosanya tercantum dalam Papyrus Ehers.

Bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates
(466 tahun sebelum masehi), Theophrastus (372 tahun sebelum masehi) dan Pedanios Dioscorides (100 tahun
sebelum masehi) membuat himpunan keterangan terinci mengenai ribuan tanaman obat dalam De Materia
Medica.

Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah berlangsung ribuan tahun yang lalu. Tetapi
penggunaan belum terdokumentasi dengan baik. Pada pertengahan abad ke XVII seorang botanikus bernama
Jacobus Rontius (1592 – 1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae
Untriusquere Naturali et Medica. Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini
merupakan dasar dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A. van Rheede tot Draakestein (1637 – 1691)
dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus. Pada tahun 1888 di Bogor didirikan Chemis Pharmacologisch
Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya Bogor dengan tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang
terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk obat-obatan. Selanjutnya penelitian dan
publikasi mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin berkembang.

Prinsip Herbalogi
Menggunakan bahan yang bersifat alami, tidak menggunakan bahan-bahan sintetis. Herba terbaik adalah herba
yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, seperti madu, habbatusaudah, minyak zaitun dan termasuk herba-herba
yang tumbuh disekitar kita. Rasulullah pernah bersabda tidaklah suatu penyakit diturunkan melainkan Allah juga
menyertakan obat-obatnya.

Ayat-ayat ALLAH yang berhubungan dengan herbal dan memerintahkan manusia untuk mengkonsumsi nya :

5Θöθs)Ïj9 ZπtƒUψ šÏ9≡sŒ ’Îû ¨βÎ) 3 ÏN≡tyϑ¨V9$# Èe≅à2 ÏΒuρ |=≈uΖôãF{$#uρ Ÿ≅‹Ï‚¨Ζ9$#uρ šχθçG÷ƒ¨“9$#uρ tíö‘¨“9$# ϵÎ/ /ä3s9 àMÎ6/Ζãƒ

∩⊇⊇∪ šχρã¤6xtGtƒ

Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam
buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
memikirkan. (QS. An Nahl [16] : 11)

∩⊄⊆∪ ÿϵÏΒ$yèsÛ 4’n<Î) ß≈|¡ΡM}$# ÌÝàΖu‹ù=sù

Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. (QS.’Abasa [80]:24)

4
∩⊂⊇∪ $|/r&uρ ZπyγÅ3≈sùuρ ∩⊂⊃∪ $Y6ù=äñ t,Í←!#y‰tnuρ ∩⊄∪ WξøƒwΥuρ $ZΡθçG÷ƒy—uρ ∩⊄∇∪ $Y7ôÒs%uρ $Y6uΖÏãuρ ∩⊄∠∪ ${7ym $pκÏù $uΖ÷Kt7/Ρr'sù

(#θãèÎ6®Ks? Ÿωuρ $Y7Íh‹sÛ Wξ≈n=ym ÇÚö‘F{$# ’Îû $£ϑÏΒ (#θè=ä. â¨$¨Ζ9$# $y㕃r'¯≈tƒ ∩⊂⊄∪ ö/ä3Ïϑ≈yè÷ΡL{uρ ö/ä3©9 $Yè≈tG¨Β

Lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan kurma, kebun-kebun (yang)
lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.
(QS.’Abasa [80]: 27 - 32)

∩⊇∉∇∪ îÎ7•Β Aρ߉tã öΝä3s9 …絯ΡÎ) 4 Ç≈sÜø‹¤±9$# ÏN≡uθäÜäz

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
(Al Baqarah [2]: 168-169)

Aρ߉tã öΝà6s9 …絯ΡÎ) 4 Ç≈sÜø‹¤±9$# ÅV≡uθäÜäz (#θãèÎ6®Ks? Ÿωuρ Zπ©ù!$Ÿ2 ÉΟù=Åb¡9$# ’Îû (#θè=äz÷Š$# (#θãΖtΒ#u šÏ%©!$# $y㕃r'¯≈tƒ

∩⊄⊃∇∪ ×Î7•Β

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-
langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS.Al-Baqarah [2] : 208)

Hadist
“Gunakanlah dua penyembuh: madu dan Al Qur’an” (HR. Ibnu Majah dan Al Hakim)

“Kesembuhan itu ada dalam 3 perkara, yaitu minum madu, berbekam, dan kay dengan api. Dan aku melarang
umatku dari kay.” (HR. Bukhari)

“Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obat, dan menjadikan bagi setiap penyakit obatnya, maka
(berobatlah kamu sekalian, tetapi) jangan berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud)

Dari Jabir berkata, “Rasulullah bersabda, bagi tiap-tiap penyakit itu ada obatnya, apa bila obat yang dengan
penyakitnya maka ia sembuh dengan izin Allah.” (H.R. Muslim)

Definisi Herba
Herba adalah segala bahan (tumbuh-tumbuhan, hewan, ikan, garam/batu-batuan) yang mengandung satu atau
beberapa bahan aktif yang dapat digunakan untuk tujuan pengobatan.

Definisi Herbalis
Herbalis adalah orang yang memiliki kepakaran (arif) dan kecakapan (sklill) dalam bidang pengobatan (terapi)
dengan menggunakan herba-herba alami.
Tujuan penggunaan herba adalah untuk mengembalikan keseimbangan tubuh dan bukan sekedar untuk
menyembuhkan penyakit (Release, Relax, Regeneration dan Refunction) Dan sebaiknya penggunaan herba
dilakukan secara sinergi (tidak berdiri sendiri, namun diikuti dengan mengkonsumsi herba lain yang memiliki
sifat berbeda dari herba yang kita konsumsi tujuannya: Mempercepat penyembuhan, Menambah khasiat obat,
mengurangi sifat kerasnya obat dan menghilangkan efek samping.

5
Prinsip Pengobatan Islami
1. Prinsip Keyakinan; yaitu berkeyakinan bahwa yang menyembuhkan adalah Allah, sehubungan dengan
itu dalam merawat pasien hendaknya secara baik dan sesuai syariat Islam (Al Quran & As-Sunah)
2. Menggunakan obat yang halal dan baik, tidak sekali-kali menggunakan bahan yang haram atau
bercampur dengan bahan yang haram.
3. Prinsip pengobatan tidak membuat mudharat dengan tidak mengakibatkan kerusakan apalagi hingga
menjadi kecacatan tubuh, terkecuali bila sangat darurat dan tidak ada pengobatan lain selain dengan
menggunakan itu.
4. Pengobatan tidak berbau tahayul, khurafat & bid’ah
5. Prinsip mencari yang lebih baik berdasarkan kaedah Islam & ilmu perobatan
6. Mengambil sebab melalui ikhtiar serta tawakal serta selalu berikhtiar mencari yang terbaik

Sifat Penggunaan Herba :


1. Harus yakin terhadap kekuasaan ALLAH karena ALLAH yang menciptakan penyakit, Dia pula yang akan
menciptakan obatnya. Sesungguhnya sifat tawakal akan membawa diri kita menjadi lebih tenang dan secara
otomatis sangat berpengaruh terhadap kodisi organ dalam tubuh kita. Menurut hasil penelitian, 50%
kesembuhan suatu penyakit disebabkan oleh kekuatan spiritual seseorang, selebihnya berupa emosi
berperan sebesar 20%, mental berperan sebesar 20% dan fisik hanya sebesar 10% saja.

Fizikal
10%
Emosi Spiritual
20%
Mental
Spiritual
Emosi
50%
Fizikal
Mental
20%

2. Harus dikonsumsi secara rutin. Karena obat-obatan herbal berbeda dengan obat-obatan kimia. Proses
penyembuhannya lama tetapi pasti. Berbeda dengan obat-obatan kimia, obat-obatan herbal bersifat
memperbaiki organ yang rusak.
3. Dosis yang cukup. Dalam hal penentuan dosis bagi obatan-obatan herbal tidak bisa dilakukan sebagaimana
layaknya obatan-obatan kimia karena obat-obatan herbal tidak memiliki aksi spesifik seperti obat-obatan
kimia. untuk penentuan dosis dilakukan secara sederhana (trial and error) yaitu dengan memperhatikan
tanda-tanda yang muncul dari setiap pasien. Pemberian dimulai dari dosis yang rendah kemudian sedikit
demi sedikit dinaikkan sampai ketika pasien mulai memiliki gejala mual-mual maka dosis dikurangi sedikit.
Atau dengan menggunakan aturan umum dimana 1 g herbal mewakili 10 kg berat badan atau < 40 Kg : 1 - 2
kapsul/hari, > 40 Kg : 2 - 4 kapsul/hari
4. Berlaku hukum DOC (Direct of Cure). Dalam hal ini seorang pasien yang mengkonsumsi herbal pada
pertama kalinya, terkadang akan merasa sakit yang sangat seperti saat tersakit yang pernah dia rasakan.
Kalau terjadi demikian, pengobatan jangan dihentikan tetapi perhatikan hal-hal berikut : Asupan air yang
cukup (2,5 liter perhari), konsumsi herbal setelah makan, kurangi dosisnya). Atau terkadang saat terjadi
DOC akan timbul beberapa gejala penyakit lain seperti jerawat dll.

Hal-hal yang membuat herbal menjadi tidak berfaedah:


1. Mind set kita terhadap herbal
2. Stress
3. Sebelit / susah Buang Air Besar (BAB)
4. Asupan air yang kurang
5. Terlalu banyak ledir (mucusa)
6. Keadaan tubuh terlalu asam/acid
7. Tidak rutin mengkonsumsinya
8. Dosis yang tidak mencukupi

6
BAB III
TEKNIK DIAGNOSA
Keahlian herbalis selain dari menggunakan herbal sebagai khtiar membantu proses kesembuhan diperlukan
satu kecakapan dalam mendiagnosis pasien dengan melihat fisik (fisio diagnosis). Hal pertama yang perlu
diperhatian dalam diagnosa adalah mencatat setiap data pasien dengan baik, melihat perkembangan dan
perubahan dari tiap-tiap fase pengobatannya.

Dalam mendiagnosa yang terpenting yang perlu diperhatikan adalah memberi semangat yang dapat berupa
mimik muka, raut wajah postur tubuh ucapan dan penampilan selama dalam melakukan pemeriksaan dan
pengobatan.

Hal ini seperti apa yang diajarkan Rasulullah ketika beliau menjenguk orang sakit seringkali mengungkapkan hal
yang memberi motivasi sepert, “Tidak ada apa-apa” dan “Setiap penyakit ada obatnya.” Hal ini bermakna
sebagai upaya menentramkan hati orang yang sakit juga memberikan sugesti positif terhadap penyakitnya.

Organ-organ yang menjadi acuan pemeriksaan:


1. Mata
2. Lidah
3. Nadi
4. Telapak Tangan

Selain mendiagnosa organ, perlu juga memperhatikan 4 perkara lainnya, yaitu:


1. Sejarah Keluarga
Sejarah keluarga disini dapat menyelidiki riwayat penyakit, boleh jadi terdapat penyakit yang diwariskan
secara genetik. Tindakan mengenal pasti sejarah penyakit akan mempermudah dalam mengobatan dan
proses perawatan.

2. Keluhan Penyakit
Pasien biasanya mengeluhkan perasaan dan keadaan dirinya. Ada kalanya keluhan itu bukan dari
sumber penyakit itu sendiri namun dapat pula menjadi acuan tindakan. Sebagai contoh pasien yang
mengalami darah tinggi mengeluhkan kepala yang sering pusing atau bahu yang berat.

3. Gaya Hidup
Gaya hidup sangat berpengaruh akan tingkat kesehatan pasien. Pasien yang perokok akan mengalami
kondisi jantung, paru-paru yang sangat buruk. Gaya hidup mempengaruhi kesehatan fisik, mental dan
emosi yang melibatkan pekerjaan, keluarga, pola istirahat, ibadah dan sebagainya.

4. Gaya Berpikir
Dalam satu hadist Qudsi, Allah menegaskan bahwa:
“Allah senantiasa seperti sangkaan hamba-Nya”
Pikiran yang positif akan membuahkan kebaikan, sebaliknya pikiran negatif akan mendatangkan resiko
mengubah reaksi kimia dalam tubuhnya menjadi tidak seimbang, sehingga mengakibatkan pengeluaran
hormon kortisol dan menjadi sebab-sebab timbulnya penyakit.

7
A. Diagnosa Mata (Bagian Mata Putih)

Mata Kuning Mata Merah


Bila terdapat warna kekuningan pada mata bagian Bila terdapat warna kemerahan pada mata bagian
putih, terdapat 3 tafsiran: putih, terdapat dua tafsiran:
• Terjangkit virus seperti hepatitis. Ini dapat terlihat • Kekurangan air atau dehidrasi. Bisa terjadi
apa bila ditambah dengan bukti bintik putih di karena kurang minum, atau sedang
atas lidah mengkonsumsi herba diuretik. Tandanya, urin
• Keracunan logam berat, mengakibatkan kuning pekat, sakit kepala, sakit pinggang dan
rontoknya rambut, kuku pecah-pecah dan keluar urat biru di tangan
darah dari rongga hidung. Contoh logam berat • Terjangkit kuman (infeksi) yang ditandai dengan
adalah Arsenik, yang terdapat dalam rokok, kehadiran selaput putih
merkuri yang terdapat dalam bahan tambalan
gigi dan imunisasi. Individu yang mempunyai tanda seperti ini perlu
• Masalah batu empedu, ditandai bila pasien sering minum air yang banyak yaitu rata-rata 2,5 liter
sering mengalami kelaparan di waktu malam dan sehari.
sangat emosi seperti mudah takut, marah,
bimbang, benci dan sebagainya.

8
B. Diagnosa Telapak Tangan

No BAGIAN TANGAN MASALAH PENYAKIT


1 Kelingking Bengkok • Permasalahan organ syaraf dalam jantung
(atas:otak, bawah:rahim)
• Masalah pada tulang punggung
• Pada wanita: pertanda sering melahirkan,
pernah operasi
• Bengkok atas saja pertanda rahim turun (sakit
pinggang)
• Pertanda tingkat stress
• Pernah mengalami panas yang tinggi
• Mata minus (pada ujung)
Runcing Ketidaksuburan pada wanita/masalah peranakan
Kempot Berkurangnya kemampuan seks
Keunguan Keracunan pada usus
2 Jari manis Bengkok • Permasalahan pada saraf sistem imunitas
• Permasalahan pada usus halus, penyerapan
nutrisi tidak maksimal
• Masalah di usus kecil / lambung
3 Jari tengah Bengkok Permasalahan organ selaput jantung, sering
kagetan atau ada rasa sir-siran
4 Jari telunjuk Bengkok / • Permasalahan saraf usus -> usus besar ->
melengkung ujung pertama bengkak
• Jika jari tengah & telunjuk direntangkan terasa
sakit berarti ada masalah sembelit/perut
• Masalah usus besar / kolon
5 Jempol (Ibu jari) Tipis Sinusitis
Bengkok Kesuburan rendah / masalah pencernaan / usus /
sembelit
Kempot Ada alergi / pernafasan / sinus
6 Pangkal Ibu Jari Gurat biru-hijau Masalah paru-paru/alergi
Benjolan di Amandel/masalah tiroid
bagian bawah

9
7 Semua jari Menipis Diabetes melitus/ pinggang mengecil
Ruas ujung jari · Batu ginjal (jika warnanya sama) atau
bengok ke · Batu empedu (jika warnanya lebih merah)
dalam
Ujung jari Kandungan kolesterol tinggi
merah
Ruas jari hitam · Terlalu banyak toksid/karbon sehingga sembelit
(depan / · Angin sudah menyebar pada sendi sehingga
belakang) sering
dan telapak sakit sendi
tangan pucat
serta ada
bintik-bintik
merah
Gurat biru-hijau Stress
Ujung jari Tekanan darah tinggi
montok/terasa
tebal dan ada
bintik merah
Pangkal jari Gangguan fungsi ginjal, tandanya ada kantong air
bengkak di bawah mata
Pangkal jari Gangguan fungsi ginjal (kurang cairan)
menciut
8 Telapak Tangan Pangkal jari Gangguan fungsi ginjal sampai masalah buang
berkerut air kecil /kurang air
Spot putih • Masalah angin
• Pada wanita ada permasalahan perut, usus
rahim
Merah Masalah perut / menderita panas
Spot merah Pengguna obat kimia / drug / narkoba
Berlopak Imunitasnya rendah/ada gangguan syaraf
(cekung)
Garis ramal Ada masalah pada pencernaan
hitam
Berkeringat Jantung/tubuh banyak asam (pria:kelainan
hormon; wanita: kelainan syaraf)
Kering Tubuh terlalu basa
Tebal Masalah perut
Garis hijau-biru Migrain/wasir
Pucat Anemia
9 Kuku Mengeras Toksin / keracunan
Gelombang Permasalahan ginjal
Vertikal
Gelombang Permasalahan jantung atau asam urat/lever
horizontal
Bergelombang Asam urat / toksin
naik
Lekukan Stress
horizontal dan
dalam
Pada jari Permasalahan jantung
tengah ada
garis putih
vertikal
Kuku/bawah Diabetes, bibir hitam, pangkal lidah kuning
kuku gelap

10
Bulan sabit • Pada pria berarti ginjal
pada jempol • Pada perempuan berarti kesuburan
saja
Bulan sabit Imbalance hormon (kurang libido)
menyebar/
tidak ada
Bila ditekan Tekanan darah rendah
warna merah
darah
lambat kembali

B. Diagnosa Nadi

Tafsiran pemeriksaan denyut nadi adalah:


Nadi Kuat Nadi Lemah
Menandakan derajat kepanasan yang tinggi. Tubuh • Menandakan kelemahan kerja sistem tubuh
pasien dalam keadaan panas, baik panas dalam • Dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti cuaca,
maupun panas dalam kuman, hormon, makanan, tumor, peredaran
9 Panas dalam; ditandai dengan telapak tangan darah, penyakit, dan lain-lain.
dingin, nafas berbau, badan berbau dan
bernafas dengan kuat
9 Panas di luar; ditandai oleh telapak tangan yang
panas

Pendapat Ibnu Sina mengenai nadi:


ƒ Demam : Tingkat demam ditandai dengan cepat-lemahnya nadi
ƒ Nadi Gergaji : Terjadi bengkak dibagian membrane dan diafragma
ƒ Nadi Berombak : Bengkak pada paru-paru

11
DIAGNOSIS NADI/PALPASI
Palpasi artinya mengukur denyut nadi. Saat mengukur denyut nadi seorang herbalis harus memusatkan
perhatian dengan seksama. Menggunakan jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis, untuk merasakan denyut
nadi pasien dengan menaruh jari-jari diatas nadi radial (jari) pada pergelangan tangan pasien.

Gunakan jari tangan kanan untuk mengukur denyut pergelangan tangan kanan pasien, dan sebaliknya. Agar
Denyut Nadi Jelas terdeteksi lengan pasien boleh diangkat, menekan denyut dengan kekuatan yang tepat, dan
mengubah kekuatan tekan atau menggerakkan jari. Tingkat mahir, diperlukan latihan mengkur & merasai
berbagai kondisi denyut nadi serta melakukan pengamatan (cross check) antara hasil pengukuran denyut nadi
dengan keadaan sakit yang dialami oleh pasiennya.

KATAGORI DENYUT NADI


NO KATEGORI PASANGAN DENYUT NADI GEJALA PENYAKIT
Tahap awal penyakit,
Denyut Atas / Mengambang (fumai) dapat Menandakan bagian
dirasakan dengan sentuhan ringan dan luar tubuh sedang
menjadi lemah bila jari herbalis menekan. terkena (Komplikasi
gejala luar).
1 Kedalaman
Penyakit terletak di
Denyut Dalam (chenmai), dapat dirasakan bagian dalam tubuh
bila jari herbalis menekan dengan keras. (Komplikasi gejala
dalam).

Denyut Perlahan / terhambat (chimai), Dingin / Unsur Air


merupakan denyut yang kurang dari 4 Pasien merasakan
pukulan per satu daur pernapasan (< 60 kedinginan
2 Kecepatan denyut / menit).
Denyut Cepat / Sering (shumai), memiliki Panas / Unsur Api
lebih dari 5 pukulan / daur pernapasan (> 90 Pasien merasakan
denyut / menit). kepanasan
Kelebihan.
Denyut Lancar / Kuat (huamai), denyut yang Kelembaban,
memukul seperti manik yang menggelinding penyumbatan
pada piring Makanan, Wanita
3. Kekuatan Hamil, Orang Normal.
Defisiensi (kekurangan
Denyut Ragu (semai) adalah denyut tempo
atau tersumbatnya
kecil, halus, perlahan dan agak menyentak
aliran darah dan essen
seperti mengikis bambu dengan pisau.
/ energi vital).

TITIK DENYUT NADI/PALPASI

No Titik Tangan Kiri Tangan Kanan


1. Cun Jantung Paru-paru
2. Guan Hati (liver) Limpa (spleen)
Ginjal kanan, Lambung, Kandung
3. Chi Ginjal Kiri, dan Usus Kecil
Kemih dan Usus besar

12
B. Diagnosa Lidah
INDIKATOR DIAGNOSIS LIDAH:
• Ukuran Lidah
• Bentuk Lidah
• Warna Lidah
• Kebasahan batang lidah
• Saluran / Salutan Lidah
• Pupa (Gelembung) Lidah

WARNA LIDAH
No. Warna Lidah Kondisi Penyakit
1. Merah Pucat dengan salutan tipis Normal
2. Keputih-2an (pucat lebih dari normal) Kekurangan Energi Vital dan
Darah
3. Memerah (merah lebih dari normal) Panas
4. Batang lidah Merah Panas tinggi
5. Biru atau Ungu Darah tersumbat
Catatan: Jika warna lidah berubah dari kelabu ke hitam abu; atau dari ungu pucat ke biru tua; atau muncul
saluran putih mirip jamur dan bercak-bercak; atau mirip pipihan salju; semua ini menandakan penyakit pasien
telah sampai pada tingkat yang sangat berbahaya.

SALUTAN LIDAH
No. Salutan Lidah Kondisi Penyakit
Putih, tipis dan licin Dingin di bagian luar
1.
Putih, berlendir dan berlemak serta Lendir berlebihan, kelembapan
2. sukar diseka bersih dan penyumbatan makanan
3. Kunig, tebal dan berlendir Panas pekat dalam lambung
Kuning, tipis dan berlendir dengan Faktor Patogen luar telah
4.
dasar putih menembus bagian dalam
5. Hitam dan kering Panas Tinggi
6. Hitam dan lembab Sangat Dingin

ANATOMI LIDAH

GINJAL

PERUT & LIMPA


EMPEDU
HATI

JANTUNG

13
CIRI-CIRI :
ƒ Lidah kering Ciri-ciri:
ƒ Warna merah terang • Pinggir lidah berwarna merah tua
ƒ Kasar Masalah:
ƒ Berparit • Panas di hati dan empedu
ƒ Kurang selaput putih.
MASALAH :
ƒ Poliurea atau kencing banyak
ƒ Masalah Ginjal (Kekurangan air)

CIRI – CIRI : Ciri-ciri:


• Licin • Ujung lidah berwarna merah terang
• Selaput putih tipis • Selaput putih tebal di tengah
• Hilangnya pupa (gelembung lidah) Masalah:
MASALAH : • Panas
• Sejuk/yin • Kolesterol tinggi
• Kelemahan di perut • Ada tekanan darah tingi
• Kelemahan pada spleen • Titik hati 3
• Titik perut 36 • Titik usus besar 4
• Titik limpa 6 • Titik lambung 40
• Titik limpa 10 • Titik hati 2

14
Ciri-ciri: Ciri-ciri:
• Berparit di tengah kawasan limpa dan perut • Selaput lidah tebal, kuning bercampur hitam
• Selaput putih yang jelas • Lidah kering
Masalah: • Berparit
• Peradangan Masalah:
• Mukos • Serangan kuman didalam tubuh
• Angin panas • Racun terlalu tinggi
• Titik usus bsr 4 • Peringkat degenaratif.
• Titik perut 43
• T.Tri pemanas 5
(lemahkan)

Ciri-ciri:
• Pucat Ciri-ciri:
• Dingin • Pucat
Masalah: • Selaput lidah putih
• Ginjal Masalah:
• Kurang darah • Kebiasaannya muka pesakit berwarna pucat
kekuning-kuningan.
• Kurang darah

15
Ciri-ciri: Ciri-ciri:
• Pinggirnya tidak rata seolah-olah bekas tergigit • Kemerah-merahan
• Berparit • Kering
• Lidah nampak agak melebar • Banyak parit-parit dalam
Masalah: • Selaput putih tidak merata
Terlalu panas di limpa & ginjal Masalah:
• Kurang air
• Kurang darah

Ciri-ciri: Ciri-ciri:
• Kemerah-merahan • Gemuk
• Kering • Merah muda
• Berparit • Pinggirnya tidak rata
Masalah: Masalah:
Pesakit baru sembuh dari penyakit yang disebabkan • Ginjal dan limpa
oleh kuman

16
BAB IV
BEKAM (TEORI & PRAKTEK)

A. SEJARAH PENGOBATAN BEKAM


Methode Pengobatan yang satu ini sudah dikenal pada masa Fir’aun King Ramses II berkuasa, di zaman mesir
kuno kira-kira 1.200 tahun sebelum masehi, secara tidak sengaja orang-orang yang terkena lemparan batu dan
terjadi lebam pada organ tubuhnya, yang kemudian dilakukan pengeluaran darah dan ternyata banyak yang
sembuh dari rasa sakit yang dideritanya. Dengan insting yang Allah tanamkan pada makluk ciptaannya dari sala
satu sifat-sifat-Nya yang maha Agung yaitu Asy-syafii (Maha menyembuhkan) maka cara pengobatan ini sering
dilakukan dalam penyembuhan penyakit.

Methode pengobatan ini terus berkembang dan sekitar 4.000 tahun sebelum masehi saat berdirinya kerajaan
Sumeria yaitu suatu daerah wilayah Irak yang dialiri sungai Eufrat dan sungai Trigis. Pengobatan ini sangat
dikenal dikalangan para raja-raja yang dilakukan oleh para tabib-tabib termasyhur dan diturunkan ilmunya
kepada para murid-murid pilihan Sedangkan di Cina, metode ini berkembang sekitar 2.500 tahun sebelum
masehi yang kemudian dikembangnkan dengan berdasarkan titik-titik meridian atau akupunktur.

Metode ini telah menjadi kebiasaan umum dilakukan para tabib-tabib dalam melakukan pengobatan kepada
pasiennya dengan menggunakan titik-titik tertentu ditubuh pasein. Gambaran titik-titik ini kemudian dituangkan
pada lembran papyrus untuk menjadi pedoman pengobatan. Titik-titik yang menjadi pedoman pengobatan ini
terus berkembang hingga ke Yunani, Saba’, Romawi, Figria, Bulgaria dan Isbanji.

Pada bangsa Persia yang serumpun dengan bangsa Aria, India, Yunani, Romawi, Isbanji, Jerman, maupun
rumpun Aria Eropa lainnya yang hidup 3.000 tahun sebelum masehi, pengobatan ini berkembang bersama
dengan pengobatan al fashid yaitu pengobatan pengeluaran cairan darah dari tubuh. Di daerah Suriah dan
Iskandariyah methode ini terus dikembangkan bersamaan dengan pengobatan kay, fashid dan ramuan herbal,
tumbuh-tumbuhan laut, akar-akaran, biji-bijian, bunga dan sebagainya.

Bagi ummat Islam pengobatan ini telah menjadi sunnah Rasulullah SAW. Sebagimana telah diriwayatkan oleh
Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda;

“ Tidaklah aku melalui satu dari langit-langit yang ada, melainkan para malaikat mengatakan . “Hai Muhammad
perintahkan ummatmu untuk berbekam, karena sebaik-baik sarana yang kalian pergunakan untuk berobat
adalah bekam, alkist dan synuniz semacam tumbuh-tumbuhan”.

Anas bin malik berkata, Rasulullah SAW bersabda : “ Aku tidak berjalan di hadapan sekelompak malaikat pada
malam ketika aku diisro’kan, kecuali mereka berkata “ Wahai Muhammad , perintahkanlah umatmu untuk
berbekam” (HR. Tirmidzi).

Di zaman Rasulullah SAW, bekam sangat dianjurkan dan sudah menjadi kebiasaan para sahabat-sahabatnya,
selain memerintahkan umatnya untuk berobat dengan bekam, beliau juga memberikan petunjuk tentang titik-titik
yang sangat baik untuk dibekam. Walaupun Nabi Muhammad SAW bukan seorang tabib, namun semua
apayang dilakukannya berdasarkan petunjuk Allah SWT sebagaimana firman-Nya “ Dan tiadalah yang
diucapkannya menurut kemauan hawa nafsunya, ucapanya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
kepadanya” ( QS. An-Najm 53; 3-4).

Beberapa titik-titik yang diajarkan oleh nabi yang biasa kita sebut dengan titik sunnah diantaranya : Hammah,
Naqrah, qomahduwah, akhdza’ain, kahil, mankib, dzqn, udzn, tsadyu, qithon, bathn, shodr, maq’idah, rukbah,
fakhdzu, saq, rusgh, nakhid, qodam, iltiwa, wirik, na’is, katifain, dan sebagainya.

Pada sekitar tahun 300 hijriyah, Bekam sangat populer di Baghdad dan merupakan pengobatan yang paling
maju. Para juru bekamnya pun bermacam-macam, dari yang belajar turun temurun, bekam jalanan, para pelajar
madrasah fikih dan ahli bekam dari perguruan tinggi seperti di lembaga kedokteran tinggi Jundi, Syahpur,
Harran, Syam dan Iskandarsyah.

17
B. DASAR PENGOBATAN BEKAM

DEFINISI BEKAM (AL HIJAMAH)


Bekam adalah suatu ungkapan yang dikenal oleh bangsa Indonesia seperti kop, canduk, canthuk atau
mambakan, bahasa Inggris dengan istilah cupping atau fire botle, bahasa Mandari disebut Pa Hou Kuan dan
Gua sha dalam bahasa Cina. Dalam bahasa Arab disebut Al- Hijamah yang berarti menghisap atau menyedot,
hijamah merupakan istilah awal yang dipakai dalam bentuk pengobatan ini, kemudian munculah istilah-istilah
lain yang digunakan untuk memudahkan dalam pemahaman disetiap suku dari masing-masing bangsa.

Bekam atau Hijamah berarti pristiwa penghisapan atau penyedotan untuk pengeluaran darah dari permukaan
kulit. Sedang alat yang digunakan dalam melakukan hijamah berupa tabung atau gelas kecil yang terbuat dari
tanduk, bamboo atau kaca untuk menampung darah.

Bekam merupakan suatu metode pengobatan yang turun temurun telah diwariskan oleh para nabi dan rasul,
yang kemudian metode atau caranya telah dikembangkan oleh masing-masing bangsa dan negara dengan
disiplin ilmu kesehatan yang dimilikinya, yang dalam mengeluarkan atau pelepasan darah statis melalui
permukaan kulit dilakukan dengan cara yang aman dan higienis untuk dicapainya nilai sebagai alat
penyembuhan yang terbaik.

Dalam kitab-kitab Arab, menjelaskan tentang bekam sebagai berikut :

‫اﻟﺤﺠﺎﻣﺔإﺧﺮاج اﻟﺪّم ﻣﻦ اﻟﺠﻠﺪ ﻋﻦ ﻃﺮﻳﻖ اﻟﻤﺺ ﺛ ّﻢ اﻟﺘﺸﺮﻳﻂ اﻟﻈﺎهﺮى‬


‫اﻟﺨﻔﻴﻒ ﻋﻠﻰ ﻇﻬﺮ اﻟﺠﻠﺪ ﺛ ّﻢ اﻟﻤﺺ ﻣﺮة أﺧﺮى ﻓﻴﺠﺮج اﻟﺪ ّم‬
Bekam adalah mengeluarkan darah dari kulit dengan cara menghisap, kemudian penyayatan ringan pada
permukaan kulit, kemudian dilakukan penghisapan lagi agar darah bisa keluar dan menimbulkan kesembuhan
dengan izin Allah.

Sedang pada buku-buku barat, bekam diartikan dengan “It is a therapeutic method in which a jar or cup is
attached to the surface of the skin to cause local congestion. This is achieved by the creation of a negative
pressure inside the cup via the introduction of ignited material into the jar to become local blood statis, and the
aspirate blood from the skin, to promote the circulation of qi and blood induce an analgesic effect, subdue
swelling and expel wind, cold, and damp pathogens.” (Bekam adalah suatu metode pengobatan dengan
menggunakan tabung atau gelas yang ditelungkupkan pada permukaan kulit agar menimbulkan bendungan
lokal. Hal ini disebabkan oleh tekanan negatif didalam tabung, yang sebelumnya benda-benda dibakar dan
dimasukan kedalam tabung, agar terjadi pengumpulan darah lokal. Kemudian darah tersebut dikeluarkan dari
kulit dengan dihisap, dengan tujuan meningkatkan sirkulasi energy chi dan darah, menimbulkan efek analgetik
(penghilang nyeri), mengurangi pembengkakan, serta membersihkan pathogen angin baik dingin maupun
lembab.

DASAR PENGOBATAN BEKAM (AL HIJAMAH)

: ‫ ﺛﻢ ﻗﺎل‬- ‫ اى زارﻩ وهﻮ ﻣﺮﻳﺾ‬- ‫ ) ﻋﺎد اﻟﻤﻘـﻨﻊ‬-‫ رﺿﻰ اﷲ ﻋﻨﻬﻤﺎ‬- ‫أن ﺝﺎﺑﺮ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﷲ‬
‫ إن ﻓﻴﻬﺎ ﺵﻔﺎء ( رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬: ‫ ﻳﻘﻮل‬-‫ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬-‫ ﻓﺈﻥﻰ ﺳﻤﻌﺖ رﺳﻮل اﷲ‬،‫ﻟﻦ أﺑﺮح ﺡﺘﻰ ﻳﺤﺘﺠﻢ‬
“Sesungguhnya Jabir bin Abdullah R.A. telah menziarahi Al-Mukna’ yang sedang sakit kepala. Kemudian beliau
berkata : Aku tidak akan pulang sehinggalah kamu mau berbekam kerana aku pernah mendengar Rasulullah
SAW bersabda “Sesungguhnya dengan berbekam itu ada kesembuhan”

Rasulullah menyatakan pada berbekam itu ada kesembuhan.. Maka siapakah yang lebih benar kata-katanya
kalau bukan Rasulullah SAW

18
Rasulullah SAW bersabda:

‫ﻰ‬
ّ ‫اﻟﺸّﻔـﺎء ﻓﻰ ﺛﻼﺛﺔ ﺵﺮﺑﺔ ﻋﺴﻞ وﺵﺮﻃﺔ ﻣﺤﺠﻢ وآﻴّﺔ ﻥﺎر وإﻥّﻰ أﻥﻬﻰ أﻣّﺘﻰ ﻋﻦ اﻟﻜ‬
“Kesembuhan ada 3, dalam pisau hijamah, minum madu dan pengobatan dengan besi panas, dan aku
melarang ummatku melakukan pengobatan dengan besi yang dipanaskan.” (HR. Bukhari).

Dari Ibnu Abbs RA. Rasulullah bersabda :


“ Bahwasanya Rasulullah SAW pernah berbekam dan memberi imbalan bagi yang membekam.” ( H.R. Bukhari
Muslim).

Dari Abu Dawud, dalam sebuah hadist tentang Isro’ mi’roj, Nabi Muhammad SAW bersabda :

( ‫ﻣﺎ ﻣﺮرت ﻟﻴﻠﺔ أﺳﺮي ﺑﻪ ﺑﻤﻼء ا ّﻻ ﻗﺎﻟﻮا ﻳﺎ ﻣﺤﻤّﺪ ﻣﺮ أﻣﺘﻚ ﺑﺎﻟﺤﺠﺎﻣﺔ )ﻋﻠﻴﻚ ﻳﺎ ﻣﺤﻤّﺪ ﺑﺎﻟﺤﺠﺎﻣﺔ‬
“ Aku tidak berjalan dihadapan sekelompok malaikat pada malam ketika aku diiso’kan, kecuali mereka berkata,
wahai Muhammad perintahkanlah umatmu untuk berbekam.”

Rasulullah SAW bersabda :”

‫ن أﻓﻀﻞ ﻣﺎ ﺕﺪاوﻳﺘﻢ ﺑﻪ اﻟﺤﺠﺎﻣﺔ‬


ّ‫إ‬
“ Sesungguhnya pengobatan yang paling utama yang kalian lakukan adalah Bekam. ” (H.R. Bukhari Muslim).

‫ ) ﻣﺎ ﻣﺮرت ﻟﻴﻠﺔ أﺳﺮي ﺑﻰ ﺑﻤﻺ ﻣﻦ‬: ‫ ﻗﺎل‬-‫ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫ﻋﻦ إﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮد أن اﻟﻨﺒﻰ‬
‫ ﻳﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﺮ أﻣﺘﻚ ﺑﺎﻟﺤﺠﺎﻣﺔ( رواﻩ اﻟﺘﺮﻣﺬى واﻟﺒﻴﻬﻘﻰ‬: ‫اﻟﻤﻼﺋﻜﺔ إﻻ ﻗﺎﻟﻮا‬
Dari Ibnu Mas'ud sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda " Sesungguhnya aku telah melalui sekumpulan
malaikat pada malam aku di Isra' oleh Allah Taala dan mereka telah berkata ' Wahai Muhammad suruhlah
umatmu berbekam' "

Berbekam adalah sebaik- baik perubatan seperti sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas:

‫( رواﻩ اﻟﺤﺎآﻢ‬...‫ وﺕﺨﻒ اﻟﺼﻠﺐ‬،‫ وﺕﺠﻠﻮ اﻟﺒﺼﺮ‬،‫) ﻥﻌﻢ اﻟﺪواء اﻟﺤﺠﺎﻣﺔ ؛ ﺕﺬهﺐ اﻟﺪم‬
" Sebaik pengobatan ialah dengan berbekam : ia membuang darah kotor, mencerahkan mata, meringankan
tubuh.."
‫) إن ﺧﻴﺮ ﻣﺎ دواﺋﻜﻢ اﻟﺤﺠﺎﻣﺔ ( رواﻩ أﺡﻤﺪ ﻓﻰ ﻣﺴﻨﺪﻩ‬
" Sesungguhnya sebaik-baik perawatan yang kamu lakukan ialah dengan berbekam "

ADAB BERBEKAM
Pengobatan adalah keterampilan yang penuh dengan kebaikan, oleh karena itu setiap penterapi atau pengobat
bekam harus menunjukkan sikap yang baik dalam melakukan/membantu saudaranya yang membutuhkan
pertolongannya. Pada dasarnya ada 3 prinsip yang harus dimiliki oleh setiap tenaga medis/kesehatan,
diantaranya :
1. Baik hati dan tidak mencari kekayaan pribadi
2. Tulus dan ikhlas dalam menolong
3. Mempunya keberani dan keyakinan yang tinggi

Nabi kita Muhammad SAW adalah suri tauladan yang terbaik yang harus kita jadikan sebagai pedoman kita
dalam berprilaku, bersikap dan bertindak. Oleh kerenanya yang dilakukan oleh seorang pengobat bekam

19
adalah mengidupkan sunnah Rasulullah SAW dibidang pengobatan, maka adab atau sikap seorang pembekam
harus :
a. Niat karena Allah dan ikut Sunnah Rasullah SAW.

b. Ikhlas membantu atas dasar persaudaraan

c. Hendaknya dalam keadaan berwudhu

d. Ramah dan bersahabat

e. Berdialok dan sampaikan pesan-pesan hikmah kepada pasien

¾ Niatkan menjalankan sunnah

¾ Berdo’a dan mohon kesembuhan pada Allah

‫ﺣﺴﺒﻰ اﷲ وﻧﻌﻢ اﻟﻮآﻴﻞ…… وﻻ ﺣﻮل وﻻ ﻗﻮة إﻻ ﺏﺎﷲ اﻟﻌﻠﻰ اﻟﻌﻈﻴﻢ‬


f. Bentengi diri dengan Ayat-ayat Allah

¾ Baca Taawwuz dan basmallah

¾ Baca Ayat-ayat Allah seperti yang termaktup dalam zikir masyur dari Rasulullah

g. Doa-doa

‫ﺏﺴﻢ اﷲ اﻟﺬى ﻻ یﻀﺮ ﻣﻊ إﺱﻤﻪ ﺷﻰء ﻓﻰ اﻷرض وﻻ ﻓﻰ اﻟﺴﻤﺎء وهﻮ اﻟﺴﻤﻴﻊ اﻟﻌﻠﻴﻢ‬
‫أﻋﻮذ ﺏﺎﷲ اﻟﻜﺮیﻢ ﻣﻦ اﻟﺤﺠﺎﻣﺔ ﻓﻰ ﻋﻴﻦ وﻓﻰ دم وﻋﻦ آﻞ ﺱﻮء‬
‫ وأﻧﺖ اﻟﺸﺎﻓﻰ ﻻ ﺷﻔﺎء إﻻ ﺷﻔﺎءك ﺷﻔﺎء ﻻ یﻐﺎدر ﺱﻘﻤﺎ‬...‫اﻟﻠﻬﻢ رب اﻟﻨﺎس إذهﺐ اﻟﺒﺄس إﺷﻒ‬
h. Berpakaian rapih dan bersih

i. Tawakal pada Allah

WAKTU BERBEKAM
Berkenaan dengan waktu, maka ada waktu-waktu yang mustajab sebagaimanapun Allah menetapkan waktu-
waktu yang paling baik dalam beribadah dan berdoa kepada nya :
1..Waktu saat berbuka
2. Waktu 1/3 malam
3. Waktu Adzan dan iqomat
4. Waktu saat Sujud dalam Sholat
5. Waktu saat wukuf di arafah
Sedang dalam berbekam Rasulullah SAW sangat menganjurkan pada hari – hari dan tanggal tertentu yang
terbaik untuk berbekam sebagaimana sabdanya :

Dari Ibnu Abbas r a. Rasulullah SAW :

“Sebaik-baik kalian melakukan bekam adalah pada hari ke 17, 19 dan 21.” (HR.Tirmidzi)

Dari Anas r.a. Rasulullah SAW bersabda :


“Bahwasannya Rasulullah SAW melakukan bekam di akhda’ain dan di kahilnya pada hari ke 17, 19, dan 21.”
(H.R. Ahmad, Tirmidzi)

Dari Abu huroiroh Rasulullah bersabda :


‫ﻞ داء‬
ّ ‫ﻣﻦ اﺣﺘﺠﻢ ﻟﺴﺒﻊ ﻋﺸﺮة وﺗﺴﻊ ﻋﺸﺮة وإﺣﺪى وﻋﺸﺮیﻦ آﺎن ﺷﻔﺎء ﻣﻦ آ‬
“Barangsiapa melakukan bekam pada hari ke 17, 19, atau 21 maka akan menyembuhkan berbagai penyakit.” .

20
Dalam kitab Qonun fith Thibb, bahwa waktu untuk melakukanbekam itu jam dua atau jam tiga siang dan
dilakukan setelah mandi.

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata:


“ Nabi Muhammad SAW berbekam, sedangkan pada saat itu beliau berpuasa ( H.R. Bukhari (1939).

“ Nabi Muhammad SAW berbekam sedangkan pada saat itu beliau berihrom. (H.R. Bukhari (1835)

Ibnu Sina dalam kitab beliau menyebutkan tentang waktu yang paling baik untuk berbekam ialah pada waktu
tengah hari (Pukul 14 atau 15) karena pada waktu itu saluran darah sedang mengembang dan darah-darah
toksid sedang dikeluarkan. Jadi mengikuti prinsip yang sama kita boleh menhangatkan pesakit selama ½ jam,
istirahat selama 15 menit dan mulai dibekam. Diriwayatkan oleh Abu Hurairoh r.a Nabi Saw bersabda :

“Barang siapa berbekam pada 17, 19 dan 21 hari bulan Hijriyah maka itu adalah hari hari yang menyembuhkan
penyakit.”

Jenis-Jenis Bekam
Bekam terbagi dalam dua jenis, yaitu bekam kering dan bekam basah. Bekam kering dilakukan dengan hanya
melakukan hisapan pada permukaan kulit tanpa dilukai. Sehingga darah kotor akan mengumpul dibawah kulit
meninggalkan bekas berwarna merah lebam. Bekas ini akan hilang lebih lama yaitu sekitar satu minggu.

Adapun bekam basah dilakukan dengan mengeluarkan darah dari permukaan kulit dengan cara melukai kulit
dan melakukan hisapan. Sehingga ketika kulit dihisap darah akan keluar dari luka yang dibuat di permukaan
kulit.

Orang yang tidak boleh dibekam basah


1. Anak-anak dibawah 12 tahun
2. Orang tua yang sudah lemah, yang kulitnya sudah tidak elastis
3. Penderita diabetes mellitus (kecing manis) kronis, kecuali juru bekam yang benar benar ahli dan
berpengalaman dalam menangani penyakit seperti ini.
4. Pasien yang fisiknya sangat lemah
5. Infeksi kulit yang merata
6. Anak-anak penderita dehidrasi ( kekurangan cairan)
7. Penderita penyakit kanker darah ( kondisi pasien dalam keadaan lemah )
8. Penderita yang sering mengalami keguguran kandungan (pada saat kondisi hamil)
9. penderita penyakit gila, kesurupan, terkena sihir, dan sebagainya kecuali juru bekam yang telah mampu
menghadapi kasus-kasus semacam ini.
10. Penderita penyakit hepatitis A dan B apabila sedang dalam kondisi akut (kronis)
11. Penderita penyakit kuning (akut) karena hepatitis kecuali dalam pengawasan dokter. Atau orang
berpengalaman dalam menangani penyakit seperti ini.
12. Pasien setelah mengalami muntah sehingga kondisinya kembali stabil.
13. Pasien yang sedang melakukan cuci darah ( gagal ginjal ). Kecuali pembekam yang berpengalaman.
14. Pasien yang mengalami kelainan klep jatung, kecuali dibawah pengawasan dokter dan orang benar-benar
ahli bekam.
15. Orang yang sedang menderita kedinginan, sementara suhu badannya sangat tinggi.
16. Wanita yang sedang menstruasi sementara kondisinya dalam keadaan lemah dan mengalami pendarahan
cukup banyak.
17. Orang yang kondisinya tidak stabil karena menerita tekanan darah rendah.

21
18. Tidak dianjurkan meletakkan gelas bekam diatas urat sendi yang robek bagi pasien yang mengalami robek
urat persendian
19. Pada penderita dengan kelainan cairan sendi, dalam pembekaman jangan sampai gelas bekam diletakkan
pada daerah yang sakit, melainkan diletakkan disekitarnya
20. Tidak dianjurkan melakukan bekam tepat pada varises, tetapi dilakukan pada bagian kanan atau kiri di
sekitarnya, dan sebaiknya dilakukan secara hati-hati.
21. Jangan dilakukan langsung sesudah makan, tapi 1.5 - 2 jam sesudah makan.
22. Wanita hamil terutama didaerah sekitar perut
23. Orang yang baru saja memberikan donor darah, kecuali setelah berlalu dua atau tiga hari, tergantung pada
kondisi kesehatannya
24. Penderita vertigo (pusing tujuh keliling) sampai keadaannya rileks.
25. Orang yang mengalami ketakutan sampai jiwanya tenang.
26. Orang yang sedang kelelahan
27. Orang yang sedang kekenyangan atau orang yang sedang dalam keadaan kelaparan
28. Tidak dianjurkan melakukan mandi air dingin sesudah berbekam, tetapi boleh mandi dengan menggunakan
air hangat minimal setengah jam sesudah bekam.
29. Pasien yang menderita anemia (kurang darah) kronis.
30. Pasien yang memiliki riwayat penyakit hemovilia.

Pasien yang harus memakai alat bekam sendiri:


1. Penderita HIV
2. Penderita hepatitis

Catatan penting:
1. Pasien diabetes parah tidak boleh dibekam di kaki dan tidak boleh menggunakan sayatan
2. Pasien anemia dan hipotensi dibekam titik demi titik, tidak boleh sekaligus
3. pasien kanker harus ditangani oleh orang yang benar-benar sudah mahir
4. hindari hijamah pada pasien yang baru mengalami cuci darah
5. hindari hijamah pada pasien yang mengonsumsi obat pengencer darah

C. STANDAR OPERASIONAL BEKAM


PERALATAN BEKAM
Pada zaman Rasulullah , beliau menggunakan kaca yang berupa cawan atau mangkok tinggi. Pada zaman
China kuno mereka menyebut bekam sebagai “PERAWATAN TANDUK” karena tanduk menggantikan kaca.
Pada kurun abad ke 18 orang-orang di Eropa menggunakan LINTAH sebagai alat untuk berbekam. Pada satu
masa, 40 Juta lintah diimpor ke negara Perancis untuk tujuan itu. Lintah-lintah itu akan dilaparkan tanpa diberi
makan jadi bila disangkutkan pada tubuh manusia dia akan terus menghisap darah-darah tadi dengan begitu
efektif sekali. Setelah kenyang dia tidak berupaya lagi untuk bergerak dan terus jatuh lantas mengakhiri
upacara berbekamnya.

Ada juga yang menggunakan buluh/tabung bambu, tapi ini semua memerlukan api untuk menguapkan bekas-
bekas tadi untuk mendapat vacum. Hari ini peralatan yang digunakan sesuai dengan perubahan zaman
berteknologi tinggi dan diakui oleh para Dokter di rumah sakit. Teknik-teknik menjaga kebersihan alat, tempat
dan pesakit serta perawat mesti dipatuhi.

Adapun peralatan yang diperlukan dalam proses berbekam adalah :


1. Cupping Set (Gelas Vakum) dan pump tangan
2. Lencet (Jarum-jarum kecil atau lancing device) atau Pisau Bedah

22
3. Sarung Tangan (rubber gloves)
4. Masker
5. Gunting
6. Pisau Cukur
7. Tisue kertas yang bersih
8. Kapas (steril cotton)
9. Cairan Antiseptic (alcohol atau betadin)
10. Plastik untuk tempat sampah.
11. Bak sampah

Peralan penunjang
1. Stethoscope dan Tensimeter
2. Glukometer dan Termometer
3. Tabung Oksigen

A. Tahapan berbekam
Ada beberapa tahapan dalam berbekam yang harus diketahui oleh setiap pembekam agar apa yang
dilakukannya didasari dengan pengetahuan. Bekam tidak semudah mengatakannya, hal ini perlu adanya tehnik
dan perlakukan (manipulasi) bekam yang lebih serius sehingga proses pembekaman dapat berjalan dengan
sempurna. Beberapa hal langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam berbekam diantaranya :
1. Pra Bekam
Ada 3 hal yang harus dipersiapkan dalam berbekam agar mendapatkan hasil yang optima , sebagai berikut :
a) Persipan peralatan bekam :
¾ Gelas Kop/kaca pastikan sudah dalam keadaan Steril
¾ Jarum atau surgical blade hanya satu kali pakai/satu orang satu
¾ Sarung tangan sekali pakai
¾ Kapas/ kasa steril
¾ Gunting
¾ Alat cukur.
¾ Masker
¾ Tempat sampah/Limbah cair & Kering
¾ Minyak Zaitun
¾ Antiseptik
b) Persiapan untuk pasien :
¾ Pasien dalam keadaan rileks, nyaman dan jangan terlalu tegang atau takut.
¾ Pasien dalam keadaan tidak terlalu kenyang
¾ Pastikan bahwa pasien tidak sedang mengkonsumsi obat pengencer darah.
¾ Pasien harus menceritakan keadaan penyakit yang dideritanya
¾ Pasien hendaknya selalu membaca do’a kesembuhan dirinya (berzikir)
c) Bagi pembekam :
¾ Pembekam harus dalam keadaan sehat, sebaiknya dalam keadaan berwudhu.
¾ Awali pembekaman dengan membaca Basmallah dan Do’a Kesembuhan
¾ Jelaskan kepada pasen segala sesuatu tentang bekam dan pastikan pasien sudah mengisi
lembar persetujuan tindakan
¾ Lakukan wawancara mengenai riwayat kesehatan pasien.
¾ Lakukan pemeriksaan / diagnosa tanda vital dan fisik pasien dan catat dalam lembar
pemeriksaan.
¾ Perhatikan Suhu Udara pasien dan lingkungan / ruangan,
¾ Penentuan titik bekam disesuaikan dengan keluhan pasien.
¾ Tentukan titik yang akan di bekam, bersihkan dan disinfeksi daerah tersebut.
¾ Sebaiknya lakukan pembekaman di titik – titik bekam yang disunnahkan.
¾ Buat pasien yang baru pertama kali, titik bekam perlu dibatasi.
¾ Setelah titik bekam ditentukan, lakukanlah relaksasi ringan pada daerah yang akan di bekam,
dengan jalan di pijat atau dikop luncur.
¾ Pasang alat bekam atau gelas sesui dengan ukuran, kemudian divacum
¾ Kekuatan pemvakuman disesuaikan dengan kondisi pasien
¾ Setelah 3 – 5 menit gelas vacuum dibuka, kemudian ditusuk atau disayat.
¾ Jumlah penusukan disesuaikan dengan besarnya kop dengan jarak antara tusukan kurang lebih
0.5 - 1 cm dengan arah melingkar, horizontal atau vertical

23
¾ Bagi yang menggunakan sayatan, arah sayatan adalah vertical dengan hanya satukali proses
pengulangan.
¾ Pasang kembali gelas divacuum pada titik tersebut,
¾ Setelah 3 – 5 menit, gelas dibuka dan darahnya dibersihkan dengan kapas atau kasa steril
¾ Pembekaman dengan menggunakan penusukan jarum dapat diulang kurang lebih 2 – 3 kali
pengulangan.
¾ Setelah proses vakum selesai, bekas penusukan atau sayatan dibersihkan dengan antiseptic,
kemudian di beri zaitun/habasauda oil dan dilakukan pemijatan ringan.

2. Pada Saat Bekam


- Maksimal Jumlah titik : sesuai titik sunah
- Lamanya pengulangan : 2 – 3 kali
- Jumlah darah maksimal 250 cc
¾ Titik – titik pembekaman wajib di awasi oleh pembekam sejak awal hingga akhir selama proses
pembekaman.
¾ Perhatikan dan komunikasikan mengenai kondisi pasien selama pembekaman, seperti
kenyamanan dan keadaan fisik.
¾ Bila pasien mengalami ketidak nyamanan misalnya mual, muntah atau mukanya pucat, maka
segera lepaskan pembekaman.
¾ Bila pasien pingsan, lepaskan alat bekam, bersihkan luka bekamnya kemudian pasien
dibaringkan.
¾ Lakukanlah penekanan (akupresur) pada titik dibawah hidung ( gambar terlampir)
¾ Berikan minuman manis hangat seperti madu, jahe, atau jus kurma.

3. Paska Bekam
¾ Setelah pembekaman selesai berikan pijatan ringan disekitar titik bekam,
¾ Bersihkan atau sterilkan peralatan dan rapikan
¾ Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi supplement/obat-obatan herba untuk menunjang
kesehatannya

B. STERILISASI PERALATAN BEKAM


Alat/bahan yang dipakai untuk melakukan sterilisasi diataranya
¾ Clorin
¾ Alkohol
¾ H2O2
¾ Bethadin

C. STANDAR PENGGUNAAN TEMPAT


1. Tempat tertutup
2. Bersih
3. Nyaman
4. Sirkulasi udara cukup
5. Pasien tidak berada tepat pada hembusan aingin dari AC maupun kipas angin.
6. Cukup Penerangan

D. PENANGAN LIMBAH
1. Sampah bekam berupa tissu, hanskun sebaiknya dimusnahkan dengan cara dibakar
2. Sampah bekam berupa jarum sebaiknya di tanam atau dimusnahkan di mesin penghancur jarum
suntik di dinas kesehatan atau puskesmas setempat.

E. PENANGANAN KHUSUS PENYAKIT KRONIK


Khusus untuk pasien yang terinveksi HIV – AIDS dan hepatitis sebaiknya memiliki alat bekam sendiri.
F. KONDISI DARURAT PADA KASUS PEMBEKAMAN
Pasien Pingsan atau Kolaps
ƒ Untuk pasien yang mengalami pingsan atau kolaps pada saat dibekam hendaknya pembekam
harus tetap tenang.
ƒ Proses bekam di hentikan, alat kop di lepas, kemudian bersihkan dan pasien

24
ƒ Pasien di baringkan dengan posisi terlentang mendatar. Kepala diletakkan lebih rendah dari kaki
dengan cara meletakkan bantal pada pantat atau tungkai pasien. JANGAN LETAKKAN BANTAK
DIKEPALANYA.
ƒ Longgarkan semua pakaiannya.
ƒ Beri udara segar dengan membuka jendela di ruangan, atau letakkan pasien di ruangan yang
bersikulasi udara baik. Atau beri oksigen.
ƒ Jangan beri makanan atau minuman kecuali sudah siuman.
ƒ Jika sudah siuman beri minuman hangat seperti teh atau air hangat dengan madu.
ƒ Jika belum sadar juga beri bekam kering pada puncak kepala atau pijat-pijat daerah puncak kepala
atau antara hidung dan bibir.

Pendarahan pada Titik Bekam


Kadang bila tusukan jarum atau sayatan pisau terlalu dalam hingga mengenai pembuluh darah. Atau
ada penyakit dimana darah sulit membeku terjadi pendarahan yang terus menerus pada saat dibekam.
ƒ Cara penanganannya dengan cara darah yang keluar dihapus dengan kassa steril atau tissue steril
yang diolesi disinfektan. Lalu dengan kassa steril atau tissue steril tersebut lakukan penekanan kuat
pada tempat keluarnya darah hingga darah berhenti.
ƒ Tempat yang bengkak atau memar dikompres dengan air hangat
ƒ Bila pendarahan tidak berhenti, mungkin perlu dilakukan penjahitan pembuluh darah.

Jarum Patah Saat Dibekam


Walaupun jarang, kadang-kadang jarum yang dipakai menusuk bisa patah hal ini ditandai dengan badan
jarum tinggal setengahnya atau tidak ada sama sekali. Teraba ada bagian jarum yang tertinggal di
bawah kulit.
ƒ Cara penanganannya dengan menenangkan diri pembekam, diri pasien dan keluarga pasien.
ƒ Posisi jangan diubah. Bila jarum terlihat atau teraba, coba jepit dengan pinset dan cabut keluar.
Atau coba cari dengan sepotong magnet.
ƒ Bila tidak berhasil dikeluarkan, sedangkan jarum berada di tempat vital seperti di dekat sendi atau
daerah di pergerakan, maka harus dikeluarkan dengan operasi pembedahan
ƒ Bila patahan terjadi di otot, maka tinggalkan saja. Tidak perlu diambil. Namun pasien perlu diberi
penjelasan mengenai hal tersebut.

TITIK BEKAM
Rasulullah SAW sangat menganjurkan dan memilihkan tempat atau titik-titik yang utama dan sangat baik untu
dibekam. Dalam beberapa riwayat disebutkan :

Dari Anas ra. Ia berkata


‫ ﻳﺤﺘﺠﻢ ﻓﻰ اﻷﺧﺪﻋﻴﻦ واﻟﻜﺎهﻞ ( رواﻩ أﺡﻤﺪ‬-‫ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫ ) آﺎن رﺳﻮل اﷲ‬-‫ رﺿﻰ اﷲ ﻋﻨﻪ‬- ‫ﻗﺎل أﻥﺲ‬
‫واﻟﺘﺮﻣﺬى وإﺑﻦ ﻣﺎﺝﺔ‬
“ Sesungguhnya Rasulullah SAW dibekam pada Akhda’ain (kedua urat leher) dan kahil (bahu).”HR. Tirmidzi,
Ahmad, Abu Dawud)

( ‫ وإﺛﻨﺘﻴﻦ ﻋﻠﻰ اﻷﺧﺪﻋﻴﻦ‬،‫ واﺡﺪة ﻋﻠﻰ آﺎهﻠﻪ‬: ‫)آﺎن رﺳﻮل اﷲ ص ﻳﺤﺘﺠﻢ ﺛﻼﺛﺎ‬: ‫وﻓﻰ اﻟﺼﺤﻴﺤﻴﻦ ﻋﻨﻪ‬
“ Sesungguhnya Rasulullah SAW berbekam pada 3 tempat : satu di atas ‘Kahil’ dan dua pada ‘Akhdain’ ”

Dari Ibnu Umar ra., Rasulullah SAW pernah berbekam pada bagian kepala bagian depan, yang disebut dengan
ummu mughits ( HR. Thabroni dalam Al-Ausath).

‫ ) اﻥﻪ اﺡﺘﺠﻢ وهﻮ ﻣﺤﺮم ﻓﻰ رأﺳﻪ ﻟﺼﺪاع آﺎن ﺑﻪ( رواﻩ اﻟﺒﺨﺎرى‬: ‫وﻓﻰ اﻟﺼﺤﻴﺢ ﻋﻨﻪ‬

25
“ Sesungguhnya Nabi SAW telah berbekam di kepala dalam keadaan ihram karena sakit kepala ” .

Pada Bahu
( ‫ ﻓﻰ اﻷﺧﺪﻋﻴﻦ وﺑﻴﻦ اﻟﻜﺘﻔﻴﻦ‬-‫ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫ ﻗﺎل ) إﺡﺘﺠﻢ رﺳﻮل اﷲ‬-‫ رﺿﻰ اﷲ ﻋﻨﻬﻤﺎ‬- ‫ﻋﻦ إﺑﻦ ﻋﺒﺎس‬
‫رواﻩ أﺡﻤﺪ‬
“ Rasulullah SAW telah berbekam di ‘Akhdain’ dan di antara dua bahunya ”

Di Pinggang
‫ إﺡﺘﺠﻢ ﻓﻰ ورآﻪ ﻣﻦ وث آﺎن ﺑﻪ ( رواﻩ اﺑﻮ‬-‫ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫ ) أن اﻟﻨﺒﻰ‬-‫ رﺿﻰ اﷲ ﻋﻨﻪ‬-‫ﺡﺪﻳﺚ ﺝﺎﺑﺮ‬
‫داود‬
" Nabi SAW telah berbekam pada pinggangnya kerana sakit yang ditanggung.."

Di Kaki
‫ إﺡﺘﺠﻢ ﺑـ )ﻣﻠﻞ( ﻋﻠﻰ ﻇﻬﺮ اﻟﻘﺪم ( رواﻩ أﺡﻤﺪ‬-‫ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫ أن رﺳﻮل اﷲ‬-‫ رﺿﻰ اﷲ ﻋﻨﻪ‬- ‫ﻋﻦ أﻥﺲ‬
‫و أﺑﻮ داود واﻟﺘﺮﻣﺬى‬
“Sesungguhnya Rasulullah SAW berbekam di ‘Malal’ (antara mekah dan madinah) pada betis Baginda ”

Abu Naim dalm Thibbun Nabawi, menyebutkan hadist marfu’ yang diriwayatkan oleh Thabroni dalam Al-Kabir
(7306), bahwasannya Rasulullah SAW bersabda ;
“Hendaklah kalian berbekam di tengah qomahduah, karena dapat menyembuhkan 72 macam penyakit”

Ada beberapa dasar pemilihan titik bekam diantaranya :


1. Titik yang sesuai dengan titik sunah
2. Titik yang sesuai dengan lokasi keluhan.
3. Titik di sekitar lokasi keluhan.
4. Titik yang berpasangan dengan lokasi keluhan.
5. Titik berdasarkan jalur Meridian yang terganggu.
6. Titik berdasarkan letak organ tubuh yang terganggu
7. Titik yang sesuai dengan “Prophet Point”.

26
27
TITIK-TITIK BEKAM MENURUT USTADZ KATHUR SUHARDI

28
29
30
31
32
33
34
35
36
TITIK-TITIK BEKAM MENURUT HPA

37
38
39
40
PROFIL
Biodata Penyusun:
Nama : Muhamad Ikhsan
Jenis Kelain: Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 02 September 1978
Alamat Email : muhamad.n.ikhsan@gmail.com
Alamat Tinggal : PLN No. 6 Pondok Aren Tangerang Selatan
Hand Phone: 087823635411
Kota Kediaman: Ciputat, Bandung

PENUTUP

Bandung, 31 July 2009


Hormat Kami

Muhamad N Ikhsan

41

Anda mungkin juga menyukai