Anda di halaman 1dari 11

KOROSI SUATU MATERIAL

¹Choirul Anam, ²Arintya Wahyuningtyas, ³Eli Krisnawati, 4Ahmad Haris Firmansyah,


5
Fadly Dwi Kardianto, 6Lelen Novia Hariono, 7Linda Nihayatul Hasaniah,
8
Anita, 9Ahmad Barkati Rojul, 10Sony Asmi’an.

Jurusan S1 Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Airlangga
Surabaya
Abstrak

Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dengan curah hujan dan kelembaban yang
tinggi serta intensitas sinar matahari yang tinggi pula. Indonesia sebagai Negara
berkembang bermunculan industri-industri yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap
tingkat pencemaran pada lingkungan. Fenomena Alam dan material khususnya logam
mempunyai suatu keterikatan dalam suatu sistem dan proses. Hubungan tersebut
diimplementasikan dalam suatu proses kerusakan yang disebut korosi. Korosi merupakan
penurunan kualitas yang di sebabkan oleh reaksi kimia bahan logam dengan unsur-unsur
lain di alam. Korosi yang terdapat pada logam tidak dapat di hindari, tetapi hanya dapat di
cegah dan dikendalikan sehingga struktur atau komponen mempunyai masa pakai lebih
lama. Korosi dapat terjadi didalam lingkungan kering dan lingkungan basah.

Kata kunci : korosi, logam

1. PENDAHULUAN
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan mempunyai daya tahan yang unggul
teknologi, menuntut penggunaan suatu terhadap korosi.
material secara tepat. Material yang tepat
dalam penggunaan tentu harus mempunyai 2. DASAR TEORI
sifat-sifat yang baik. Sifat-sifat ini pastinya Korosi dapat di definisikan sebagai
banyak macamnya karena dapat di tinjau perusakan material (terutam logam) karena
dari berbagai segi keilmuan. bereaksi dengan lingkungannya. Sehingga
Salah satu sifat penting dalam sebagian logam akan menjadi oksida,
pemilihan material adalah sifat tahan sulfide atau hasil reaksi lain yang dapat
korosi. Korosi merupakan masalah yang larut dalam lingkungan.
sangat serius dalam material Karena dapat Untuk memperkirakan Laju korosi slah
menimbulkan kebocoran, berkurangnya satunya dengan proses pengujian
kekuatan material, robuhnya suatu immersion corrosion. Proses tersebut
kontruksi, meledaknya suatu pipa/ bejana dilakukan dengan cara mencelupkan benda
bertekanan dan lain-lain. uji kedalam suatu bejana yang berisi
Berkaitan dengan hal tersebut, maka larutan cair pengkorosi.
perlu di tentukan nilai laju korosi suatu Laju korosi dapat dihitung dengan
material. Sehingga dari nilai laju korosi, persamaan (Nace, 1979) :
dapat diketahui apakah material tersebut
𝐾𝑥𝑀 Kemudian bahan uji tersebut di ukur
𝑉𝑘 =
𝐴𝑥𝑡𝑥𝐷 Luar permukaannya dengan jangka sorong
Ket : dan thermometer skrup.
Vk = Laju korosi (mm/tahun) Setelah itu bahan uji tersebut
A = Luas permukaan specimen mula- ditimbang untuk mengetahui massanya
mula (mm2) dengan timbangan elektrik.
t = Lama pengujian korosi (sekon) Kemudian bahan uji dipanaskan di
D = Berat jenis specimen mula-mula dalam furnace dengan temperature 550oC
(gr/mm3) dan ditahan selama 30 menit.
M = Pengurangan berat specimen Setelah itu didinginkan dengan cepat
akibat uji korosi (gram) dengan medium quenching air. Proses ini
K = Konstanta perubah satuan mm/s dinamakan dengan perlakuan panas
menjadi mm/tahun = pelarutan.
32258064,52 Tahap akhir dilakukan pengujian
korosi dengan mencelupkan bahan uji
Nilai laju korosi dapat menunjukkan tersebut kedalam larutan HCL dengan
ketahanan korosi relatife. Berikut table konsentrasi 4 % dengan lama waktu
tentang tingkat ketahanan korosi relatif pencelupan 15 menit. Kemudian ditimbang
(Narrayan, 1983) : massa akhirnya.
Ketahanan korosi Kecepatan korosi
relatif (mm/tahun) 5. DATA EKSPERIMEN dan
Luar biasa < 0,02
ANALISIS
Baik sekali 0,02 – 0,15
 Data Eksperimen sebagai berikut :
Baik 0,15 – 0,5
Cukup 0,5 – 1,25 Tebal bahan (T) : 5,18 ± 0,005 mm
Jelek 1,25 – 5 Jari-jari (r) : 12,63 ± 0,025 mm
Jelek sekali >5 Massa mula (m1) : 7,06 ± 0,005 gr
Massa akhir (m2) : 7,03 ± 0,005 gr
3. BAHAN DAN ALAT Waktu uji korosi (t) : 900 ± 0,5 s
Pada eksperimen ini menggunakan  Untuk analisis data, kami sertakan
bahan aluminium, larutan HCL dan air. didalam lampiran sehingga
Alat-alat yang digunakan adalah peralatan perhitungannya lebih mudah dilihat
furnace, jangka sorong, thermometer dan dibaca.
skrup, timbangan elektrik dan cawan petri.
6. HASIL dan PEMBAHASAN
4. METODE EKSPERIMEN Berdasarkan hasil analisis data kami
Pada eksperimen ini, kami dapatkan nilai laju korosi bahan uji
menggunakan prosedur sebagai berikut : (aluminium) adalah 279,75 ± 47,874
Mula-mula disiapkan bahan uji mm/tahun
(aluminium) dan larutan HCL dengan Hasil tersebut bila dicocokan dengan
konsentrasi 4 %. Karena adanya HCL table tingkat ketahanan korosi relatif
dengan konsentrasi 37 % maka di lakukan (Narrayan, 1983) maka ketahanan korosi
pengenceran. relatif bahan uji tersebut jelek sekali. Hal
tersebut sangat bertolak belakang dengan
beberapa referensi yang menyatakan
bahwa Aluminium mempunyai sifat Setelah itu amati gelembung tersebut
ketahanan terhadap korosi yang tinggi adalah H2. Reaksi kimia yang terjadi
dibandingkan dengan tembaga, besi dan sebagai berikut :
seng. Ditambah lagi di zaman modern ini, Al + HCl ↔ AlCl + H2
logam aluminium banyak digunakan Pengujian korosi tersebut selama 15 menit.
dalam pembuatan kontruksi pesawat Setelah 15 menit, bahan uji tersebut di
terbang, alat-alat industri, perabotan rumah ambil dan ditimbang dengan timbangan
tangga hingga kemasan makanan. elektrik untuk mengetahui massa akhir
Untuk dapat mengetahui sebabnya (sesudah uji korosi) bahan uji.
maka perlu pembahasan dari awal Dari sederetan prosedur eksperimen
eksperimen sampai akhir. tersebut didapatkan beberapa nilai yang
Mula-mulanya bahan uji disiapkan dan bisa digunakan untuk menghitung Nilai
di ukur luas penampangnya dan Laju Korosi suatu bahan, yaitu : tebal
volumenya. Disamping itu juga disiapkan bahan (T) = 5,18 ± 0,005 mm, jari-jari
Larutan HCL dengan konsentrasi 4 %. bahan (r) = 12,63 ± 0,025 mm, massa mula
HCL yang tersedia berkonsentrasi 37 % (m1) = 7,06 ± 0,005 gr, massa akhir (m2) =
sehingga di perlukan pengenceran dengan 7,03 ± 0,005 gr, waktu (t) = 900 ± 0,005 s.
air. Pada proses pengenceran, kami Sedangkan untuk Luas permukaan (A)
mencampurkan Air 33 ml dengan HCL dihitung dengan rumus : 2.π.r2 + 2.π.r.T,
yang berkonsentrasi 37 % 4 ml. hasilnya adalah 1412,61 mm2. Untuk nilai
Pencampuran tersebut hanya kira-kira D (berat bahan uji mula-mula) dihitung
sehingga kemungkinan pengenceran yang dengan rumus : m1/V, hasilnya adalah
kurang tepat menjadi salah satu sebab nilai 0,0027 gr/mm3.
laju korosi yang di dapat seperti itu. Setelah data-data lengkap, dapatlah
Karena mungkin saja setelah pengenceran dihitung nilai laju korosi bahan uji
konsentrasi HCL nya masih di atas 4 % (Aluminium) dengan rumus sebagai
padahal yang diperlukan HCL dengan berikut :
konsentrasi 4 %. 𝐾𝑥𝑀
𝑉𝑘 =
Kemudian Bahan uji dipanaskan di 𝐴𝑥𝑡𝑥𝐷
dalam furnace dengan temperature 550oC Hasilnya adalah …
dan ditahan selama 30 menit. Temperatur Berdasarkan pembahasan diatas dapat
pemanasan tersebut kemungkinan juga diperoleh factor-faktor yang membuat nilai
salah satu penyebab nilai korosinya kurang laju korosi bahan uji (Aluminium) sangat
tepat. Karena temperature seperti itu besar, yaitu :
termasuk kondisi yang sangat ekstrim. 1. Konsentrasi HCl yang tidak tepat 4
Kemudian didinginkan dengan %
medium quenching air yang proses ini 2. Pemanasan dalam furnace yang
dinamakan dengan perlakuan panas terlalu tinggi dan lama.
pelarutan. Dari factor-faktor tersebut juga
Setalah itu menguji korosi dari bahan diperoleh bahwa bahan uji (Aluminium)
uji tersebut dengan dicelupkan ke larutan yang memiliki tingkat ketahanan korosi
HCL yang berkonsentrasi 4 % hasil dari dapat mudah terkorosi pada keadaan yang
pengenceran. Ketika bahan uji di celupkan ekstrim (suhu, lingkungan, dll)
ternyata timbul gelembung-gelembung.
7. KESIMPULAN
Berdasarkan eksperimen tersebut,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Nilai laju korosi bahan uji (aluminium)
adalah 279,75 ± 47,874 mm/tahun
2. Untuk Uji korosi dapat dilakukan
dengan tahap dipanaskan didalam
furnace, kemudian proses perlakuan
panas pelarutan, setelah itu dicelupkan
kedalam larutan HCl dengan
konsentrasi 4 %.
3. Salah satu yang dapat mempermudah
bahan terkorosi adalah suhu dan
lingkungan yang ekstrim.

8. DAFTAR PUSTAKA
1) Anonim. 2014. “Bahan ajar materi
bidang Material”. FST : Lab.
Material
2) Sidiq, M. Fajar. 2013. Jurnal
Foundry “Analisa Korosi dan
Pengendaliannya”. (di unduh dari
intenet tanggal 12 Maret 2014)
LAMPIRAN 2
ANALISIS DATA
1. Menghitung luas permukaan bahan uji (aluminium)
𝐴 = 2𝜋𝑟 2 + 2𝜋𝑟𝑡
𝐴 = 2 . 3,14 . (12,63)2 + 2 . 3,14 .12,63 .5,18
𝐴 = 1001,76 + 410,85
𝐴 = 1412,61 𝑚𝑚2

𝜕𝐴 𝜕𝐴
∆𝐴 = | | |∆𝑟| + | | |∆𝑡|
𝜕𝑟 𝜕𝑡
𝜕 𝜕
∆𝐴 = | (2𝜋𝑟 2 + 2𝜋𝑟𝑡)| |∆𝑟| + | (2𝜋𝑟 2 + 2𝜋𝑟𝑡)| |∆𝑡|
𝜕𝑟 𝜕𝑡
∆𝐴 = |4𝜋𝑟 + 2𝜋𝑡||∆𝑟| + |0 + 2𝜋𝑟||∆𝑡|
∆𝐴 = |4 . 3,14 . 12,63 + 2 . 3,14 . 5,18||0,025| + |2 . 3,14 . 12,63||0,005|
∆𝐴 = |158,633 + 32,53||0,025| + |79,316||0,005|
∆𝐴 = 4,779 + 0,397
∆𝐴 = 5,176 𝑚𝑚2

𝐽𝑎𝑑𝑖, 𝐴 ± ∆𝐴 = 1412,61 ± 5,176 𝑚𝑚2


∆𝐴 5,176
𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = | | 𝑥100% = | | 𝑥100% = 0,37%
𝐴 1412,61

2. Menghitung Volume bahan uji (aluminium)


𝑉 = 𝜋𝑟 2 𝑡
𝑉 = 3,14 . (12,63)2 . 5,18
𝑉 = 2594,57 𝑚𝑚3

𝜕𝑉 𝜕𝑉
∆𝑉 = | | |∆𝑟| + | | |∆𝑡|
𝜕𝑟 𝜕𝑡
𝜕 𝜕
∆𝑉 = | (𝜋𝑟 2 𝑡)| |∆𝑟| + | (𝜋𝑟 2 𝑡)| |∆𝑡|
𝜕𝑟 𝜕𝑡
2
∆𝑉 = |2𝜋𝑟𝑡||∆𝑟| + |𝜋𝑟 ||∆𝑡|
∆𝑉 = |2 . 3,14 . 12,63 . 5,18||0,025| + |3,14 . (12,63)2 ||0,005|
∆𝑉 = |410,858||0,025| + |500,883||0,005|
∆𝑉 = 10,271 + 2,504
∆𝑉 = 12,775 𝑚𝑚3

𝐽𝑎𝑑𝑖, 𝑉 ± ∆𝑉 = 2594,57 ± 12,775 𝑚𝑚3


∆𝑉 12,775
𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = | | 𝑥100% = | | 𝑥100% = 0,49%
𝑉 2594,57

3. Menghitung berat jenis bahan uji mula-mula


𝑚1 7,06 𝑔𝑟
𝐷= = = 2,721 𝑥 10−3 ⁄𝑚𝑚3
𝑉 2594,57
𝜕𝐷 𝜕𝐷
∆𝐷 = | | |∆𝑚1 | + | | |∆𝑉|
𝜕𝑚 𝜕𝑉
𝜕 𝜕
∆𝐷 = | (𝑚1 𝑉 −1 )| |∆𝑚1 | + | (𝑚1 𝑉 −1 )| |∆𝑉|
𝜕𝑚1 𝜕𝑉
1 𝑚1
∆𝐷 = | | |∆𝑚1 | + |− 2 | |∆𝑉|
𝑉 𝑉
1 7,06
∆𝐷 = | | |0,005| + |− | |12,775|
2594,57 (2594,57)2
∆𝐷 = 1,927 𝑥 10−6 + 0,134 𝑥 10−6
∆𝐷 = 2,061 𝑥 10−6 𝑔𝑟/𝑚𝑚3

𝐽𝑎𝑑𝑖, 𝐷 ± ∆𝐷 = 2,721 𝑥 10−3 ± 2,061 𝑥 10−6 𝑔𝑟/𝑚𝑚3


∆𝐷 2,061 𝑥 10−6
𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = | | 𝑥100% = | | 𝑥100% = 0,075%
𝐷 2,721 𝑥 10−3

4. Menghitung Rasio berat bahan uji (aluminium)


𝑀 = 𝑚1 − 𝑚2 = 7,06 − 7,03 = 0,03 𝑔𝑟
∆𝑀 = 0,005 𝑔𝑟
𝐽𝑎𝑑𝑖, 𝑀 ± ∆𝑀 = 0,03 ± 0,005 𝑔𝑟

5. Menghitung Laju Korosi bahan uji (aluminium)


𝐾𝑥𝑀
𝑉𝑘 =
𝐴𝑥𝑡𝑥𝐷
32258064,52 𝑥 0,03
𝑉𝑘 =
1412,61 𝑥 900 𝑥 2,721 𝑥 10−3
967741,936 𝑥 103
𝑉𝑘 =
3459340,69
𝑉𝑘 = 279,75 𝑚𝑚/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

𝜕𝑉𝑘 𝜕𝑉𝑘 𝜕𝑉𝑘 𝜕𝑉𝑘


∆𝑉𝑘 = | | |∆𝑀| + | | |∆𝐴| + | | |∆𝑡| + | | |∆𝐷|
𝜕𝑀 𝜕𝐴 𝜕𝑡 𝜕𝐷
𝜕 𝐾𝑥𝑀 𝜕 𝐾𝑥𝑀 𝜕 𝐾𝑥𝑀
∆𝑉𝑘 = | ( )| |∆𝑀| + | ( )| |∆𝐴| + | ( )| |∆𝑡|
𝜕𝑀 𝐴 𝑥 𝑡 𝑥 𝐷 𝜕𝐴 𝐴 𝑥 𝑡 𝑥 𝐷 𝜕𝑡 𝐴 𝑥 𝑡 𝑥 𝐷
𝜕 𝐾𝑥𝑀
+| ( )| |∆𝐷|
𝜕𝐷 𝐴 𝑥 𝑡 𝑥 𝐷
𝐾 𝐾𝑥𝑀 𝐾𝑥𝑀
∆𝑉𝑘 = | | |∆𝑀| + |− 2 | |∆𝐴| + |− | |∆𝑡|
𝐴𝑥𝑡𝑥𝐷 𝐴 𝑥𝑡𝑥𝐷 𝐴 𝑥 𝑡2 𝑥 𝐷
𝐾𝑥𝑀
+ |− | |∆𝐷|
𝐴 𝑥 𝑡 𝑥 𝐷2
32258064,52
∆𝑉𝑘 = | | |0,005|
1412,61 𝑥 900 𝑥 2,721 𝑥 10−3
32258064,52 𝑥 0,03
+ |− | |5,176|
(1412,61 )2 𝑥 900 𝑥 2,721 𝑥 10−3
32258064,52 𝑥 0,03
+ |− | |0,05|
1412,61 𝑥 (900)2 𝑥 2,731 𝑥 10−3
32258064,52 𝑥 0,03
+ |− | |2,061 𝑥 10−6 |
1412,61 𝑥 900 𝑥 (2,731 𝑥 10−3 )2
32258064,52 𝑥 103 967741,936 𝑥 103
∆𝑉𝑘 = | | |0,005| + |− | |5,176|
3459340,629 4886699166
967741,936 𝑥 103 967741,936 𝑥 106
+ |− | |0,05| +| | |2,061 𝑥 10−6 |
3124848707 9482179,799
∆𝑉𝑘 = |9324,917||0,005| + |−0,198||5,176| + |−0,309||0,05| + |0,102||2,061|
∆𝑉𝑘 = 46,624 + 1,025 + 0,015 + 0,21
∆𝑉𝑘 = 47,874 𝑚𝑚/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐽𝑎𝑑𝑖, 𝑉𝑘 ± ∆𝑉𝑘 = 279,75 ± 47,874 𝑚𝑚/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
∆𝑉𝑘 47,874
𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = | | 𝑥100% = | | 𝑥100% = 17,11%
𝑉𝑘 279,75
JURNAL
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FISIKA EKSPERMENTAL 1
KOROSI SUATU MATERIAL
Pelaksanaan Praktikum
Hari : Senin Tanggal : 10 Maret 2014 Jam : 10.40-12.20 WIB

Oleh :
CHOIRUL ANAM
NIM : 081211333002
Kelompok :
1. Arintya Wayuningtyas NIM : 081211331001
2. Eli Kisnawati NIM : 081211331131
3. Ahmad Haris Firmansyah NIM : 081211331136
4. Fadly Dwi Kardianto NIM : 081211332008
5. Lelen Novia Hariono NIM : 081211333032
6. Linda Nihayatul Hasaniah NIM : 081211331148
7. Anita NIM : 081211331011
8. Ahmad Barkati Rojul NIM : 081211333025
9. Sony Asmi’an NIM : 081211331127
Dosen :
1. Dyah Hikmawati, S.Si M.S
2. Drs. Djony Izak Rudyardjo, M.Si

LABORATORIUM FISIKA MATERIAL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FISIKA EKSPERMENTAL 1
PENGUKURAN COMPRESSIVE STRENGTH BENDA PADAT
Pelaksanaan Praktikum
Hari : Senin Tanggal : 12 Maret 2014 Jam : 10.40-12.20 WIB

Oleh :
CHOIRUL ANAM
NIM : 081211333002
Kelompok :
1. Arintya Wayuningtyas NIM : 081211331001
2. Eli Kisnawati NIM : 081211331131
3. Ahmad Haris Firmansyah NIM : 081211331136
4. Fadly Dwi Kardianto NIM : 081211332008
5. Lelen Novia Hariono NIM : 081211333032
6. Linda Nihayatul Hasaniah NIM : 081211331148
7. Anita NIM : 081211331011
8. Ahmad Barkati Rojul NIM : 081211333025
9. Sony Asmi’an NIM : 081211331127
Dosen :
1. Dyah Hikmawati, S.Si M.S
2. Drs. Djony Izak Rudyardjo, M.Si

LABORATORIUM FISIKA MATERIAL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
JURNAL
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FISIKA EKSPERMENTAL 1
PENGUKURAN EMISIVITAS RATA-RATA
SUATU MATERIAL PADAT (SOLID MATERIALS)

Pelaksanaan Praktikum
Hari : Senin Tanggal : 17 Maret 2014 Jam : 10.40-12.20 WIB

Oleh :
CHOIRUL ANAM
NIM : 081211333002
Kelompok :
1. Arintya Wayuningtyas NIM : 081211331001
2. Eli Kisnawati NIM : 081211331131
3. Ahmad Haris Firmansyah NIM : 081211331136
4. Fadly Dwi Kardianto NIM : 081211332008
5. Lelen Novia Hariono NIM : 081211333032
6. Linda Nihayatul Hasaniah NIM : 081211331148
7. Anita NIM : 081211331011
8. Ahmad Barkati Rojul NIM : 081211333025
9. Sony Asmi’an NIM : 081211331127
Dosen :
1. Dyah Hikmawati, S.Si M.S
2. Drs. Djony Izak Rudyardjo, M.Si

LABORATORIUM FISIKA MATERIAL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA

Anda mungkin juga menyukai