4301418026
KIMIA
PENDIDIKAN KIMIA
DANTE ALGHIRI,S.Si.,M.Sc
09 MEI 2019
05
1. ALYA Q (4301418033)
2. AINI (4301418032)
3. NIRMALA (4301418034)
A. Tujuan
1. Melakukan uji fitokimia dengan tumbuh – tumbuhan.
2. Terampil dalam identifikasi senyawa alkaloid, steroid, flavonoid, fenolik, dan saponin
pada sampel kulit jeruk mandarin (Citrus reticulate).
B. Landasan Teori
Tumbuhan ini memetabolisme bahan – bahan yang dibutuhkan untuk tumbuh dan
berkembangbiak juga memetabolisme senyawa – senyawa yang tidak digunakan untuk
tumbuh dan berkembang biak tetapi mempunyai bioaktivitas tertentu, zat yang demikian
disebut metabolit sekunder. Zat yang termasuk metabolit sekunder adalah golongan
steroid, terpenoid, flavonoid, fenolik, alkaloid, dan saponin. (Harbrone,1996).
Salah satu pendekatan untuk penelitian tumbuhan obat adalah penapis senyawa
kimia atau skinning fitokimia yang terkandung di dalam tanaman. Skinning fitokimia
adalah metode analisis untuk menentukan jenis metabolit sekunder yang terdapat dalam
tumbuh – tumbuhan karena sifatnya yang dapat bereaksi secara khas dengan pereaksi
tertentu. (Sastrohamidjojo, 2005)
Salah satu cara mengklasifikasikan alkaloid ialah didasarkan pada jenis cincin
heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian dari molekul. Menurut klasifikasi ini alkaloid
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis seperti alkaloid pirolidin, alkaloid pepindin
isokunolin, kuinolin, dan sebagainya, Alkaloid berasal dari hasil biosintesa dari beberapa
asam amino. (Ahmad, 1986).
Beberapa contoh struktur alkaloid :
Biosintesa cincin A-flavonoid berasal dari jalur poliketida, yakni kondensasi dari 3
unit asetat atau malonat, sedangkan cincin-B dan 3 atom karbon dari rantai propan berasal
dari jalur fenil propanoid (jalur sikamat). Kerangka besar flavonoid dihasilkan dari
kombinasi antara 2 jalur asetat malonat. Flavonoid memiliki aktivitas antioksidan meliputi
flavon, flavenol dan kalkon. Senyawa yang memiliki khasiat sebagai antioksidan ini
berfungsi sebagai pencegah terjadinya penyakit kanker pada makhluk hidup.
Senyawa steroid yang terdapat di alam berasal dari triptopan. Steroid yang terdapat
dalam jaringan hewan berasal dari lanosterol, sedangkan steroid yang terdaoat dalam
tumbuhan berasal dari tritrpen sikloartenol. Tahap – tahap awal dari biosintesis steroid
adalah sama. (Ahmad, 1986)
yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang golongan senyawa yang terkandung
dalam tanaman yang sedang diteliti. Metode skrining fitokimia dilakukan dengan melihat
reaksi pengujian warna dengan menggunakan suatu pereaksi warna. (Anonim, 2014)
C. Alat dan Bahan
a. Alat :
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Penangas air
4. Gelas kimia
5. Penjepit tabung reaksi
6. Pembakar spiritus
7. Lumpang dan penggerus
8. Kertas saring
9. Corong
b. Bahan :
1. Aquades
2. Sampel (Kulit jeruk mandarin)
3. Kloroform
4. H2SO4
5. Reagen mayer
6. Reagen dragendorf
7. Kloroform amoniak
8. Etanol
9. Anhidrida asam asetat
10. HCl pekat
11. FeCl3
12. Serbuk Mg
13. Serbuk norit
D. Cara Kerja
a. Identifikasi Alkaloid
b. Identifikasi Steroid dan Terpenoid
c. Identifikasi Flavonoid
d. Identifikasi Fenolik
e. Identifikasi Saponin
E. Data Pengamatan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fitokimia dalam kulit jeruk
mandarin (Citrus reticulate ). Dimana pada percobaan ini menggunakan dua sampel yaitu
kulit jeruk yang sudah dijemur (kering) dan kulit jeruk yang belum dijemur (basah). Menurut
sebuah literature yang saya baca kulit jeruk mandarin mengandung alkaloid, steroid,
flavonoid, fenolik, dan saponin. Kandungan kulit jeruk mandarin dibuktikan dengan
beberapa cara fitokimia.
1. Identifikasi alkaloid
Alkaloid pada tumbuhan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari serangan
hama dan penyakit, pengatur tumbuh, atau sebagai basa mineral untuk
mempertahankan keseimbangan ion. Metode yang dilakukan ini menggunakan
senyawa nonpolar seperti kloroform yang memiliki fungsi untuk mengikat
senyawa terkandung dalam selain kloroform. Ada beberapa senyawa yang
digunakan dalam identifikasi alkaloid yaitu kloroform amonaik, H2SO4, reagen
mayer, dan reagen dragendorf.
Sampel kulit jeruk mandarin yang telah dihaluskan diberi pelarut yaitu
kloroform yang tujuannya untuk mengikat senyawa terkandung dalam selain
kloroform. Setelah digerus dengan hati – hati. Ditambahkan dengan kloroform
amoniak dan disaring. Setelah itu ditambahkan H2SO4. Penambahan H2SO4.
mengakibatkan larutan terbentuk menjadi dua lapisan yaitu atas dan bawah.
Atas berwarna bening dan bawah berwarna kuning, yang merupakan fraksi
H2SO4 dan bawah yaitu fraksi air. Larutan terbentuk menjadi dua fase karena
adanya perbedaan tingkat kepolaran. Sedangkan pengocokan bertujuan untuk
melarutkan senyawa – senyawa pada tiap – tiap lapisan secara tepat dan
sempurna.
Lapisan atas atau lapisan fraksi H2SO4 akan diuji dengan reagen mayer dan
reagen dragendorf, Pada uji dengan reagen Mayer larutan tersebut
menghasilkan kabut yang menandakan kulit buah jeruk mandarin mengandung
(+) alkaloid. Pereaksi mayer bertujuan untuk mendeteksi alkaloid, pereaksi ini
berikatan dengan alkaloid melalui ikatan koordinasi antara atom N-alkaloid
dengan Hg pereaksi Mayer sehingga menghasilkan senyawa kompleks merkuri
yang nonpolar yang mengendap berwarna putih. Atom N menyumbangkan
pasangan electron bebas dan atom Hg sehingga membentuk senyawa kompleks
yang mengandung atom N sebagai ligannya. Reaksi yang terjadi adalah
5. Identifikasi Saponin
Saponin merupakan senyawa alam yang rumit yang mempunyai massa
molekul besar dan kegunaannya luas. Pada percobaan kulit jeruk mandarin
tidak ditemukan gelembung setelah dikocok – kocok selama 2-3 menit.
Menurut Sangi, dkk (2008) senyawa saponin memiliki gugus polar dan
nonpolar bersifat aktif permukaan, sehingga saat dikocok dengan air , saponin
dapat membentuk misel. Pada struktur misel gugus polar menghadap keluar,
sedangkan gugus no polar menghadap ke dalam. Menurut sebuah literature kulit
buah jeruk mandarin mengandung saponin hanya 0,3% saja namun pada
percobaan yang telah dilakukan tidak menunjukkan hasil positif mengandung
saponin. Hal itu karena identifikasi saponin ini memang sulit dilakukan. Bisa
dilakukan tetapi biasanya tidak stabil sehingga sukar menunjukkan hasil positif
selain itu juga karena mungkin kandungan saponin dalam kulit jeruk mandarin
tidak banyak sehingga tidak bisa dideteksi.
Saran :
H. Daftar Pustaka
1. Ahmad, Syamsul. I986. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta : Universitas
Terbuka.
2. Anonim. 2014. “Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia I “. Fakultas
3. Harborne, J.B., 1996. “Phitochemical Method Metode fitokimia terjemahan oleh
Kosasih Padmawinata & Iwang Soediro”. ITB Press : Bandung.
4. Sangi, dkk. 2013. Analisis Fitokimia Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa.
Jurnal Kimia Vol 1 No 12 (1) : 47-53.
5. Sastrohamidjojo, H. 2005. Kimia Organik. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada
Press.
I. Jawaban Pertanyaan
1. Buatlah skema identifikasi pendahuluan alkaloid menggunakan metode Caluenor
Fitzegrald.
Identifikasi Fenolik
Identifikasi Saponin
Daun jambu mete berbentuk bulat telur dengan bagian bulat pada
ujungnya dan runcing pada bagian pangkalnya. Daun ini merupakan daun
tunggal yang letaknya tersebar. Warna daun bervariasi antara hijau muda
hingga hijau tua dengan panjang berkisar antara 10-12 cm dan lebar 4-10 cm
(Suprapti, 2004). Menurut Nugroho., dkk (2013) daun jambu mete
mengandung senyawa aktif seperti karbohidrat, tanin, saponin, resin dan
alkaloid.
Identifikasi Saponin
Lampiran Data Pengamatan