Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH REVOLUSI INDUSTRI 4.

(Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Karir Pribadi)

Disusun Oleh

Nama : Azzahra Safira Sekar Putri

NPM : 10050017129

Kelas :C

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang tak
terhingga, sehingga bisa menulis makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat
serta salam semoga tercurah kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW
semoga kita selalu mendapat syafa’at darinya.

Dengan menyelesaikan makalah ini, penulis berusaha untuk belajar akan


pentingnya mengetahui sejarah munculnya revolusi industri serta perkembangan
revolusi industri yang keempat. Selain itu dengan menyelesaikan makalah ini
kami juga dapat menambah wawasan tentang sejarah lengkap Revolusi Industri.

Dengan selesainya makalah ini diharapkan teman-teman mahasiswa bisa


lebih mengetahui Revolusi Industri. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, oleh sebab itu sumbangan pemikiran yang bersifat
koreksi untuk penyempurnaan sangat di harapkan. Penulis mengharapkan semoga
makalah ini dapat bermanfaat dalam menunjang pelaksanaan perkuliahan yang
sedang kita laksanakan bersama.

Wassalamualikum Wr. Wb.

Bandung, 23 April 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Revolusi Industri merupakan periode antara tahun 1750-1850 di mana


terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur,
pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam
terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi Industri dimulai
dari Britania Raya dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika
Utara, Jepang, dan akhirnya ke seluruh dunia.
Saat ini, dunia tengah memasuki era revolusi industri 4.0. atau revolusi
industri dunia ke-empat dimana teknologi telah menjadi basis dalam
kehidupan manusia. Segala hal menjadi tanpa batas dan tidak terbatas akibat
perkembangan internet dan teknologi digital. Era ini telah mempengaruhi
banyak aspek kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, seni,
dan bahkan sampai ke dunia pendidikan
Adapun hubungan dunia pendidikan dengan revolusi industri 4.0. adalah
dunia pendidikan dituntut harus mengikuti perkembangan teknologi yang
sedang berkembang pesat serta memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi sebagai fasilitas lebih dan serba canggih untuk memperlancar
proses pembelajaran. Selain itu, diharapkan dengan pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi pola pikir pembelajaran dapat bergeser dari
berpusat pada guru (teacher centered) menjadi berpusat pada peserta didik
(student centered). (Fauziah, 2015) mengatakan :
“ Teknologi informasi dan komunikasi mutakhir memungkinkan untuk
peningkatan kualitas pendidikan, perangkat lunak pendidikan yang
interaktif adalah jalan untuk memperkaya pendidikan dengan
mengintegrasikan teknologi ke dalam kelas tradisional. Selain itu,
teknologi merupakan sumber daya yang bagus bagi guru sebagai
penunjang dalam proses pengajaran dan pembelajaran.”

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, akan membahas tentang Revolusi Industri yang perumusan
masalahnya dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah muncul Revolusi Industri ?


2. Apa saja yang terjadi pada Revolusi Industri keempat?

1.3 Tujuan Masalah

Dari perumusan masalah diatas, maka dapat diidentifikasi tujuan dari masalah
Revolusi Industri sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejarah Revolusi Industri.


2. Untuk mengetahui hal-hal mengenai Revolusi Industri keempat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Revolusi Industri


Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung
secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di
dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa
direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui
kekerasan.

Sedangkan pengertian Revolusi Industri yaitu perubahan yang cepat di


bidang ekonomi yaitu dari kegiatan ekonomi agraris keekonomi industri yang
menggunakan mesin dalam mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai.
Revolusi Industri telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan tangan
menjadi menggunakan mesin. Istilah "Revolusi Industri" diperkenalkan oleh
Friedrich Engelsdan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19.

A. Latar Belakang Revolusi Industri

Pada abad pertengahan, kehidupan di Eropa diwarnai oleh sistem


feodalisme yang mengandalkan sektor pertanian, lazim disebut Latifundia
(pertanian tertutup) Hubungan perdagangan antara Eropa dengan dunia Timur
(Timur Tengah dan Asia lainnya) tertutup setelah perdagangan di Laut Tengah
dikuasai oleh para pedagang Islam abad ke-8 sampai abad ke-14. Dengan
meletusnya perang salib (1096-1291) hubungan Eropa dengan dunia Timur hidup
kembali. Muncul kota-kota dagang antara lain Geonoa, Florence dan Venesia
yang semula menjadi pusat pemberangkatan pasukan salib ke Yerusalem.
Lahirnya kembali kota-kota dagang diikuti oleh munculnya kegiatan industri
rumahan (home industry). Dari kegaitan ini terbentuklah Gilda yaitu perkumpulan
dari pengusaha sejenis yang mendapat monopoli dan perlindungan usaha dari
pemerintah. Gilda hanya memproduksi jika ada pesanan dan hanya satu jenis
barang yang diproduksi misalnya gilda roti, gilda sepatu, gilda senjata dan lain-
lain.

Sejak tahun 1350 (abad 14) muncul organisasi perserikatan kota-kota


dagang di Eropa utara yang disebut Hansa. Tujuan pembentukan hansa adalah
untuk bersama-sama melindungi usaha perdagangan didukung oleh armada laut
dan pasukan sendiri. Kemudian pada abad 15 dan 16, ditemukan banyak wilayah
baru atau tanah jajahan di Afrika, Asia, dan Amerika oleh pelaut-pelaut Eropa
sehingga berkembanglah perdagangan lewat laut yang kemudian mengakibatkan
terbentuknya kaum borjuis yang kaya dan sangat berpengaruh di Inggris,
Nederland, Prancis, beberapa daerah di Jerman dan Italia.

Kemunculan golongan menegah ini, yang menguasai sektor ekonomi dan


melahirkan kapitalisme, akhirnya berhadapan dan melahirkan ketegangan dengan
tuan tanah yang telah mendominasi sebelumnya. Revolusi ini ditandai dengan
penyebaran Pencerahan, keberhasilan para filsuf dan karya - karya mereka.
Mereka berupaya memperluas kemampuannya dalam menguasai alam dan
memperbanyak pengetahuannya. Yang terpenting, dalam kaitannya dengan
ekonomi, mereka bertekad mengurangi dan mengganti kerja kasar atau tenaga
manusia dengan mesin. Kecenderungan ini terjadi menjelang tahun 1750, di
Prancis, Jerman, Nederland dan terutama di Inggris. kemudian mengakibatkan
terbentuknya kaum borjuis yang kaya dan sangat berpengaruh di Inggris,
Nederland, Prancis, beberapa daerah di Jerman dan Italia.

Dengan adanya bahan mentah yang melimpah dari tanah jajahan ditambah
kecenderungan untuk efisiensi kerja untuk menghasilkan yang sebesar-besarnya,
maka perdagangan yang ada saat telah menghapus ekonomi semi-statis abad-abad
pertengahan menjadi kapitalisme yang dinamis yang dikuasai oleh pedagang,
bankir, dan pemilik kapal. Inilah awal dari perubahan yang cepat dan keras dalam
dunia ekonomi yang kemudian memunculkan Revolusi Industri, yang bukan
hanya bergerak dalam perdagangan, tetapi meluas juga pada dunia produksi.
B. Faktor-Faktor terjadinya Revolusi Industri

Sebenarnya, ada 2 faktor yang melatar belakangi terjadinya revolusi industri,


yaitu:

1. Faktor Ekstern
A. Terjadinya revolusi ilmu pengetahuan abad 16 dengan munculnya para
ilmuwan seperti Francis Bacon, Rene Descartes, Galileo Galilei, Copernicus,
Isaac Newton dan lain-lain.
B. Ditunjang adanya lembaga-lembaga riset yaitu:
- The Royal Society for Improving Natural Knowledge
- The Royal Society of England (1662)

2. Faktor intern
A. Keamanan dan politik dalam negeri yang mantap
B. Berkembangnya kegiatan wiraswasta dari masyarakat kaya dan pemilikmodal
C. Munculnya minat masyarakat pada industri manufaktur
D. Inggris, memiliki jajahan yang luas
E. Kaya akan sumber alam antara lain batubara (cokes) dan biji besi yang tinggi
mutunya.
F. Munculnya paham ekonomi liberal
G. Munculnya revolusi agraria yaitu perubahan sangat cepat dalam penataan
tanah dengan berlakunya metode baru dalam pertanian yaitu dengan:
- pemagaran dan pengelolaan yang terus- menerus
- pemupukan
- irigasi
H. Pada abad 17 berkembanglah dunia pelayaran dan perdagangan. Di Inggris
banyak berdiri kongsi dagang seperti : EIC, Virginia Co, Plymouth Co dan
Massachussets Bay Co.
Secara umum dikatakan bahwa revolusi industri berawal dari negara Inggris
sekitar tahun 1760. Inggris mendahului negara-negara lainnya dalam hal
pembangunan pabrik-pabrik yang menggunakan mesin-mesin berat.

2.2 Revolusi Industri Keempat

Revolusi industri secara simpel artinya adalah perubahan besar dan radikal
terhada p cara manusia memproduksi barang. Perubahan besar ini tercatat sudah
terjadi tiga kali, dan saat ini kita sedang mengalami revolusi industri yang
keempat. Setiap perubahan besar ini selalu diikuti oleh perubahan besar dalam
bidang ekonomi, politik, bahkan militer dan budaya. Sudah pasti ada jutaan
pekerjaan lama menghilang, dan jutaan pekerjaan baru yang muncul.di setiap
revolusi industri, tapi kasarnya adalah, beberapa hal yang semula begitu sulit,
begitu lama, begitu mahal dalam proses produksi mendadak jadi mudah, cepat,
dan murah.

Ekonomi membicarakan macam-macam upaya manusia menghadapi


kelangkaan. Revolusi industri menurunkan, malah terkadang menghilangkan
beberapa kelangkaan tersebut, sehingga waktu, tenaga, dan uang yang semula
digunakan untuk mengatasi kelangkaan-kelangkaan tersebut mendadak jadi bebas,
jadi bisa digunakan untuk hal lain, untuk mengatasi kelangkaan yang lain.
Hilangnya atau berkurangnya sebuah kelangkaan otomatis mengubah banyak
aspek dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi kalau ternyata beberapa
kelangkaan menghilang! Nah, kita lihat satu persatu, sesuai urutannya

Konsep “Industri 4.0” pertama kali digunakan di publik dalam pameran


industri Hannover Messe di kota Hannover, Jerman di tahun 2011. Dari peristiwa
ini juga sebetulnya ide “Industri 2.0” dan “Industri 3.0” baru muncul, sebelumnya
cuma dikenal dengan nama “Revolusi Teknologi” dan “Revolusi Digital”. Industri
4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik.
Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan,
dan komputasi kognitif. Istilah "Industrie 4.0" berasal dari sebuah proyek dalam
strategi teknologi canggih pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi
pabrik. Istilah "Industrie 4.0" diangkat kembali di Hannover Fair tahun 2011.
Pada Oktober 2012, Working Group on Industry 4.0 memaparkan rekomendasi
pelaksanaan Industri 4.0 kepada pemerintah federal Jerman. Anggota kelompok
kerja Industri 4.0 diakui sebagai bapak pendiri dan perintis Industri 4.0. Laporan
akhir Working Group Industry 4.0 dipaparkan di Hannover Fair tanggal 8 April
2013.

Industri 4.0 menghasilkan "pabrik cerdas". Di dalam pabrik cerdas


berstruktur moduler, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan
salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang tidak terpusat.
Lewat Internet untuk segala (IoT), sistem siber-fisik berkomunikasi dan bekerja
sama dengan satu sama lain dan manusia secara bersamaan. Lewat komputasi
awan, layanan internal dan lintas organisasi disediakan dan dimanfaatkan oleh
berbagai pihak di dalam.

semua revolusi itu terjadi menggunakan revolusi sebelumnya sebagai


dasar. Industri 2.0 takkan muncul selama kita masih mengandalkan otot, angin,
dan air untuk produksi. Industri 3.0 intinya meng-upgrade lini produksi dengan
komputer dan robot. Jadi, industri 4.0 juga pasti menggunakan komputer dan
robot ini sebagai dasarnya.
Pertama, kemajuan yang paling terasa adalah internet. Semua komputer
tersambung ke sebuah jaringan bersama. Smartphone tersambung ke jaringan
raksasa, Inilah bagian pertama dari revolusi industri keempat: “Internet of Things”
saat komputer-komputer yang ada di pabrik itu tersambung ke internet, saat setiap
masalah yang ada di lini produksi bisa langsung diketahui saat itu juga oleh
pemilik pabrik, di manapun si pemilik berada.

Ponsel pintar (smartphones) yang senantiasa membuat kita terhubung dengan


dunia luar adalah instrumen penting dalam revolusi industri 4.0.

Kedua, kemajuan teknologi juga menciptakan 1001 sensor baru, dan 1001
cara untuk memanfaatkan informasi yang didapat dari sensor-sensor tersebut yang
merekam segalanya selama 24 jam sehari. Informasi ini bahkan menyangkut
kinerja pegawai manusianya. Misalnya, kini perusahaan bisa melacak gerakan
semua dan setiap pegawainya selama berada di dalam pabrik. Dari gerakan
tersebut, bisa terlihat, misalnya, kalau pegawai-pegawai tersebut menghabiskan
waktu terlalu banyak di satu bagian, sehingga bagian tersebut perlu diperbaiki.
Masih ada 1001 informasi lainnya yang bisa didapat dari 1001 data yang berbeda,
sehingga masih ada 1001-1001 cara meningkatkan produktivitas pabrik yang
semula tak terpikirkan. Karena begitu banyaknya ragam maupun jumlah data baru
ini, aspek ini sering disebut Big Data.

Ketiga, berhubungan dengan yang pertama dan kedua, adalah Cloud


Computing. Perhitungan-perhitungan rumit tetap memerlukan komputer canggih
yang besar, tapi karena sudah terhubung dengan internet, karena ada banyak data
yang bisa dikirim melalui internet, semua perhitungan tersebut bisa dilakukan di
tempat lain, bukannya di pabrik. Jadi, sebuah perusahaan yang punya 5 pabrik di 5
negara berbeda tinggal membeli sebuah superkomputer untuk mengolah data yang
diperlukan secara bersamaan untuk kelima pabriknya. Tidak perlu lagi membeli 5
superkomputer untuk melakukannya secara terpisah.

Keempat, ini yang sebetulnya paling besar: Machine learning, yaitu mesin
yang memiliki kemampuan untuk belajar, yang bisa sadar bahwa dirinya
melakukan kesalahan sehingga melakukan koreksi yang tepat untuk memperbaiki
hasil berikutnya. Ini bisa dilukiskan dengan cerita “AlphaZero AI”. Sebelum
Machine Learning, sebuah komputer melakukan tugasnya dengan
“Diperintahkan” atau “Diinstruksikan” oleh manusia

Mengkombinasikan keempat hal ini artinya perhitungan yang rumit, luar


biasa, dan tidak terpikirkan tentang hal apapun bisa dilakukan oleh superkomputer
dengan kemampuan di luar batas kemampuan manusia. Kenyataannya tentu saja
saat ini belum sekeren itu. Point keempat, yaitu AI dan Machine Learning, masih
amat terbatas untuk tugas-tugas tertentu. Bukan cuma Indonesia, negara-negara
maju seperti Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat saja masih terus menerus
memperdebatkan konsekuensi dari baru dimulai. Tantangannya masih banyak.
Koneksi internet misalnya, belum universal. Masih ada beberapa daerah yang tak
memiliki koneksi internet, bahkan di Amerika Serikat sekalipun. Selain itu,
koneksi internet berarti munculnya celah keamanan baru. Perusahaan saingan
pasti berusaha mengintip kinerja dan rancangan produksi lewat celah keamanan
komputer pengendali produksi yang kini bisa diakses dari internet.

A. 4 Prinsip Rancangan Industri 4.0

Ada empat prinsip rancangan dalam Industri 4.0. Prinsip-prinsip ini membantu
perusahaan mengidentifikasi dan mengimplementasikan skenario-skenario
Industri 4.0.

1. Interoperabilitas (kesesuaian): Kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan


manusia untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan satu sama lain lewat
Internet untuk segala (IoT) atau Internet untuk khalayak (IoP).
2. Informasi: Kemampuan sistem informasi untuk menciptakan salinan dunia
fisik secara virtual dengan memperkaya model pabrik digital dengan data
sensor. Prinsip ini membutuhkan pengumpulan data sensor mentah agar
menghasilkan informasi konteks bernilai tinggi.
3. Bantuan teknis: Pertama, kemampuan sistem bantuan untuk membantu
manusia dengan mengumpulkan dan membuat visualisasi informasi secara
menyeluruh agar bisa membuat keputusan bijak dan menyelesaikan masalah
genting yang mendadak. Kedua, kemampuan sistem siber-fisik untuk
membantu manusia secara fisik dengan melakukan serangkaian tugas yang
tidak menyenangkan, terlalu berat, atau tidak aman bagi manusia.
4. Keputusan mandiri: Kemampuan sistem siber-fisik untuk membuat
keputusan sendiri dan melakukan tugas semandiri mungkin. Bila terjadi
pengecualian, gangguan, atau ada tujuan yang berseberangan, tugas
didelegasikan ke atasan.

Revolusi industri 4.0 akan membawa banyak perubahan dengan segala


konsekuensinya, industri akan semakin kompak dan efisien. Namun ada pula
risiko yang mungkin muncul, misalnya berkurangnya Sumber Daya Manusia
karena digantikan oleh mesin atau robot.

Dunia saat ini memang tengah mencermati revolusi industri 4.0 ini secara
saksama. Berjuta peluang ada di situ, tapi di sisi lain terdapat berjuta tantangan
yang harus dihadapi. Prof. Klaus Martin Schwab, teknisi dan ekonom Jerman,
yang juga pendiri dan Executive Chairman World Economic Forum, yang pertama
kali memperkenalkannya. Dalam bukunya The Fourth Industrial Revolution
(2017), ia menyebutkan bahwa saat ini kita berada pada awal sebuah revolusi
yang secara fundamental mengubah cara hidup, bekerja dan berhubungan satu
sama lain

Perubahan itu sangat dramatis dan terjadi pada kecepatan eksponensial.


Perubahan yang sangat berpengaruh dalam kehidupan di banding era revolusi
industri sebelumnya. Pada revolusi Industri 1.0, tumbuhnya mekanisasi dan energi
berbasis uap dan air menjadi penanda.

Tenaga manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin. Mesin uap pada
abad ke-18 adalah salah satu pencapaian tertinggi. Revolusi 1.0 ini bisa
meningkatkan perekonomian yang luar biasa. Sepanjang dua abad setelah revolusi
industri pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat enam kali lipat.
Revolusi Industri 2.0 perubahannya ditandai dengan berkembangnya energi
listrik dan motor penggerak. Manufaktur dan produksi massal terjadi. Pesawat
telepon, mobil, dan pesawat terbang menjadi contoh pencapaian tertinggi.

Perubahan cukup cepat terjadi pada revolusi Industri 3.0. Ditandai dengan
tumbuhnya industri berbasis elektronika, teknologi informasi, serta otomatisasi.
Teknologi digital dan internet mulai dikenal pada akhir era ini. Revolusi Industri
4.0 ditandai dengan berkembangnya Internet of/for Things, kehadirannya begitu
cepat.

Banyak hal yang tak terpikirkan sebelumnya, tiba-tiba muncul dan menjadi
inovasi baru, serta membuka lahan bisnis yang sangat besar. Munculnya
transportasi dengan sistem ride-sharing seperti Go-jek, Uber, dan Grab. Kehadiran
revolusi industri 4.0 memang menghadirkan usaha baru, lapangan kerja baru,
profesi baru yang tak terpikirkan sebelumnya.

B. Pendapat Ahli Tentang Revolusi Industri 4.0

Ada beberapa pendapat para ahli tentang revolusi industri 4.0, yang pertama
menurut Jobs Lost, Jobs Gained: Workforce Transitions in a Time of Automation,
yang dirilis McKinsey Global Institute (Desember 2017), pada 2030 sebanyak 400
juta sampai 800 juta orang harus mencari pekerjaan baru, karena digantikan
mesin.

Pendapat yang kedua, menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional,


Bambang P.S. Brodjonegoro, mempunyai pendapat yang sama dengan McKinsey
& Co. Menurutnya, memasuki revolusi industri 4.0 Indonesia akan kehilangan 50
juta peluang kerja.

Pendapat yang ketiga, menurut menteri Perindustrian Airlangga Hartarto,


sebaliknya. Revolusi industri 4.0 justru memberi kesempatan bagi Indonesia
untuk berinovasi. Revolusi yang fokus pada pengembangan ekonomi digital
dinilai menguntungkan bagi Indonesia. Pengembangan ekonomi digital adalah
pasar dan bakat, dan Indonesia memiliki keduanya. Ia tidak sependapat bahwa
revolusi industri 4.0 akan mengurangi tenaga kerja, sebaliknya malah
meningkatkan efisiensi.

C. Program Making Industri 4.0

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan meluncurkan program Making


Indonesia 4.0 yang merupakan peta jalan (roadmap) terintegrasi dan kampanye
untuk mengimplementasikan strategi menghadapi era revolusi industri ke-4
(Industry 4.0). Roadmap tersebut akan diluncurkan pada 4 April 2018.

Sebagai langkah awal dalam menjalankan Making Indonesia 4.0, terdapat lima
industri yang menjadi fokus implementasi industri 4.0 di Indonesia, yaitu:

- Makanan dan minuman


- Tekstil
- Otomotif
- Elektronik
- Kimia

Lima industri ini merupakan tulang punggung, dan diharapkan membawa


pengaruh yang besar dalam hal daya saing dan kontribusinya terhadap ekonomi
Indonesia menuju 10 besar ekonomi dunia di 2030. Kelima sektor inilah yang
akan menjadi contoh bagi penerapan industri 4.0, penciptaan lapangan kerja baru
dan investasi baru berbasis teknologi.

Industri 4.0 di Indonesia akan menarik investasi luar negeri maupun domestik
di Indonesia, karena industri di Indonesia lebih produktif dan sanggup bersaing
dengan negara-negara lain, serta berusaha semakin baik yang disertai dengan
peningkatan kemampuan tenaga kerja Indonesia dalam mengadopsi teknologi.
Revolusi mental juga harus dijalankan, mulai dari mengubah mindset negatif dan
ketakutan terhadap industri 4.0 yang akan mengurangi lapangan pekerjaan atau
paradigma bahwa teknologi itu sulit.
Pengusul mengklaim Industri 4.0 akan mempengaruhi banyak bidang,
terutama:

- Model layanan dan bisnis


- Keandalan dan produktivitas berkelanjutan
- Keamanan TI: Perusahaan seperti Symantec, Cisco, dan Penta Security
sudah mulai membahas masalah keamanan IoT
- Keamanana mesin
- Penjualan pabrik
- Siklus hidup produk
- Industri Manufaktur: Perubahan masal pabrik menggunakan IoT,
Pencetakan 3D dan Pembelajaran Mesin
- Rantai nilai industry
- Pendidikan dan skill pekerja
- Faktor sosio-ekonomi

Masalah kesiapan perpindahan ke industri 4.0 Indonesia terletak pada SDM


dan pemerataan, beberapa sektor industri di Indonesia masih belum mendekati
Industri 4.0, contoh saja pada industri agraris, masih ada petani menggunakan
cangkul, walaupun beberapa daerah petaninya sudah memasuki Industri 4.0, tidak
semua petani menguasai komputer.

Masalah lainnya terletak pada banyaknya penduduk Indonesia yang tidak


memiliki SDM memadai, karena diperkirakan dengan masuknya industri ini akan
memangkas tenaga manusia dengan kemampuan SDM rendah dan kemungkinan
meningkatkan angka pengangguran. Cara pemerintah mengadapi hal tersebut
dimulai dari pembangunan infrastruktur untuk pemerataan distribusi di berbagai
sektor dan perombakan kurikulum pendidikan guna menghadapi perkembangan
industry
BAB III
PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Revolusi industri 4.0 akan membawa banyak perubahan dengan segala
konsekuensinya, industri akan semakin kompak dan efisien. Namun ada pula
risiko yang mungkin muncul, misalnya berkurangnya Sumber Daya Manusia
karena digantikan oleh mesin atau robot. Ada empat prinsip rancangan dalam
Industri 4.0. Prinsip-prinsip ini membantu perusahaan mengidentifikasi dan
mengimplementasikan skenario-skenario Industri 4.0, yaitu Interoperabilitas ,
Informasi, Bantuan teknis, Keputusan mandiri.

Sebagai langkah awal dalam menjalankan Making Indonesia 4.0, terdapat lima
industri yang menjadi fokus implementasi industri 4.0 di Indonesia, yaitu:
Makanan dan minuman, Tekstil, Otomotif, Elektronik, Kimia. Lima industri ini
merupakan tulang punggung, dan diharapkan membawa pengaruh yang besar
dalam hal daya saing dan kontribusinya terhadap ekonomi Indonesia menuju 10
besar ekonomi dunia di 2030. Kelima sektor inilah yang akan menjadi contoh bagi
penerapan industri 4.0, penciptaan lapangan kerja baru dan investasi baru berbasis
teknologi
DAFTAR PUSTAKA

id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industri (Diakses pada tanggal 22 April 2019


pada pukul 20.45 WIB)

https ://rudiirawanto.files.wordpresscom/2011/01/revolusi-industri.pdf (Diakses


pada tanggal 22 April 2019 pada pukul 00.10 WIB)

Anda mungkin juga menyukai