Deskripsi :
seorang Laki – laki Umur 24 tahun datang dengan keluhan adanya luka bakar karena tersiram air panas pada lengan
kanan,dada,perut,dan kaki kanan sejak 2 jam SMRS. Pasien merupakan penjual bakso keliling yang pada saat itu terjatuh ketika
sedang berjualan sehingga tubuhnya tersirami kuah bakso yang panas. Kulit yang terkena siraman air panas melepuh hingga berwarna
kemerahan dan ada juga yang berbentuk gelembung-gelembung berisi cairan.Sebelum dibawa kerumah sakit pasien sempat berobat
kebidan dan diberi salep bioplacenton. Sesak nafas (-), mual (-), muntah (-).
Tinjauan Pustaka
Nama Klinik : RSUD Kecamatan Mandau Telp : - Terdaftar Sejak : 22 Nov 2014
Subjektif
Seorang Laki – laki Umur 24 tahun datang dengan keluhan adanya luka bakar karena tersiram air panas pada lengan
kanan,dada,perut,dan kaki kanan sejak 2 jam SMRS. Pasien merupakan penjual bakso keliling yang pada saat itu terjatuh ketika
sedang berjualan sehingga tubuhnya tersirami kuah bakso yang panas. Kulit yang terkena siraman air panas melepuh hingga berwarna
kemerahan dan ada juga yang berbentuk gelembung-gelembung berisi cairan.Sebelum dibawa kerumah sakit pasien sempat berobat
kebidan dan diberi salep bioplacenton. Sesak nafas (-), Mual (-), Muntah (-).
Objektif
Pemeriksaan Fisik :
Assesment
Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pada kasus ini laki – laki tersebut di diagnosis Luka Bakar grade II A dengan luas 45%
Planning
Breathing : Spontan
Circulation : terapi cairan ( % luka bakar x BB (kg) x 4 cc) = ( 45% x 50kg x 4cc) = 9000cc
Drug : Ceftriaxon 1gr/12 j/iv , Ketorolac 30mg/8j/iv , Ranitidin 50mg/8j/iv , kompres NaCl + burnazine 10mg Cr.
P = - IVFD RL 20 tpm
- GV/ hari
P = - IVFD RL 20 tpm
- GV/ hari
- GV/ hari
P = - IVFD RL 20 tpm
- GV/ hari
LUKA BAKAR
Definisi
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api
secara langsung maupun tidak langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat yang
bersifat membakar (asam kuat, basa kuat).
Etiologi
Luka bakar biasanya disebabkan oleh:
1. Luka bakar karena api (flame burn)
2. Luka bakar karena air panas (scald burn)
Air pada suhu 60ºC akan menimbulkan luka bakar pada sebagian dari ketebalan kulit atau seluruh tebal kulit dalam waktu 3
detik. Air mendidih biasanya menyebabkan luka bakar yang dalam.
3. Luka bakar karena bahan kimia (yang bersifat asam atau basa kuat)
4. Luka bakar karena listrik dan petir
5. Luka bakar karena radiasi
Derajat Luka Bakar
Luka bakar biasanya dinyatakan dengan derajat yang ditentukan oleh kedalam luka bakar. Walaupun demikian, beratnya luka
tergantung pada dalam, luas dan letak luka. Umur dan keadaan kesehatan penderita sebelumnya akan mempengaruhi prognosis.
Kedalaman luka bakar ditentukan oleh tingginya suhu dan lamanya pajanan suhu tinggi. Selain api yang langsung menjilat tubuh,
baju yang ikut terbakar juga memperdalam luka bakar. Bahan baju yang paling aman adalah yang terbuat dari bulu domba (woll).
Bahan sintetis seperti nilon dan dakron, selain mudah terbakat juga mudah meleleh oleh suhu tinggi kemudian menjadi lengket
sehingga memperberat kedalaman luka bakar.
Luka bakar dibedakan atas 3 derajat, yaitu:
1. Luka bakar derajat I
1) Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superficial)
2) Kulit kering, hiperemik berupa eritem
3) Tidak dijumpai bulae
4) Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
5) Penyembuhan terjadi secara spontan tanpa pengobatan dalam waktu 5-10 hari
Gambar 1.2 Luka bakar derajat I
2. Luka bakar derajat II
1) Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi
2) Dijumpai bulae
3) Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teratasi
4) Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi di atas kulit normal
Luka bakar derajat II dibedakan atas dua, yaitu:
a. Derajat II dangkal (superficial)
a) Kerusakan mengenai bagian superficial dari dermis
b) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebacea masih utuh
c) Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-14 hari
b. Derajat II dalam (deep)
a) Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis
b) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebacea sebagian besar masih utuh
c) Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung biji epitel yang tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu
lebih dari satu bulan.
Luas luka bakar dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh. Pada orang dewasa digunakan “rumus 9” (rules of
nine), yaitu luas kepala dan leher, dada, punggung, perut, pinggang dan bokong, ekstremitas atas kanan, ekstremitas atas kiri, paha
kanan, paha kiri, tungkai dan kaki kanan, serta tungkai dan kaki kiri masing-masing 9%, sisanya 1% adalah daerah genitalia.
Rumus ini membantu untuk menaksir luasnya permukaan tubuh yang terbakar pada orang dewasa.3
Kategori Penderita
Berdasarkan berat atau ringannya luka bakar, diperoleh beberapa kategori penderita, yaitu:5
1. Luka bakar berat
1) Derajat II > 25%
2) Derajat III > 10%
3) Derajat III pada muka, tangan, dan kaki
4) Trauma pada jalan nafas atau inhalasi
5) Disertai fraktur, luka luas
6) Luka bakar listrik
2. Luka bakar sedang
1) Derajat II 15-25%
2) Derajat III < 10% kecuali muka, tangan, dan kaki
3. Luka bakar ringan
1) Derajat II < 15%
2) Derajat III < 2%
Patofisiologi
Prinsip penatalaksanaan luka bakar adalah menghentikan proses luka bakar. Tindakan pertama menolong kasus luka bakar
adalah menghentikan api dengan air dingin atau air mengalir selama 15-20 menit atau menggunakan bahan yang tidak mudah
terbakar seperti handuk basah atau karung basah. Pakaian yang terbuat dari bahan yang mudah terbakar seperti nilon atau tetoron
segera dilepaskan sebagai upaya menghentikan kontak tubuh dengan bahan panas. Jika penyebabnya listrik, segera putuskan
aliran listrik. Luka bakar karena asam kuat, netralisir dengan air. Apabila berada dalam ruang tertutup segera bawa ke ruang
terbuka yang memiliki ventilasi yang bagus.6
Kasus luka bakar merupakan suatu bentuk cedera sehingga penatalaksanaannya secara umum sesuai dengan penatalaksanaan
cedera yang diterapkan menurut Advanced Trauma Life Support (ATLS), secara khusus menurut Advanced Burn Life Support
(ABLS) adalah sebagai berikut:6,7
1. Primary Survey
1) Penilaian jalan nafas (Airway)
Perhatian utama ditujukan pada status jalan nafas pasien yang berhubungan dengan adanya riwayat paparan saluran nafas
terhadap suhu tinggi dan atau asap/sisa pembakaran yang terhisap. Adanya cedera inhalasi dicurigai pada kasus-kasus
dibawah ini, yaitu:
a. riwayat terbakar di dalam ruang tertutup
b. riwayat terpapar pada ledakan
c. luka bakar yang mengenai wajah dan atau leher
d. bulu hidung dan alis hangus terbakar
e. sputum yang mengandung karbon atau arang
f. dijumpai deposit karbon dan tanda-tanda radang akut daerah orofaring, seperti suara serak
Bila ditemukan salah satu dari keadaan diatas sangat mungkin terjadi trauma inhalasi yang memerlukan penanganan dan
terapi definitif termasuk pembebasan jalan nafas. Prosedur yang dilakukan adalah intubasi dan atau krikotiroidotomi.
Trauma inhalasi merupakan indikasi untuk merujuk ke pusat luka bakar.
2) Penilaian mekanisme bernafas (Breathing)
Perhatian utama ditujukan pada gangguan mekanisme bernafas oleh karena adanya eskar melingkar di dinding dada dan
atau adanya cedera toraks seperti pneumotoraks, hematotoraks, fraktur tulang iga. Jika terdapat tanda-tanda pneumotoraks
atau hematotoraks segera lakukan pemasangan Water Sealed Drainage (WSD).
3) Penilaian sirkulasi (Circulation)
Penilaian utama adalah memperhatikan adanya gejala atau tanda-tanda syok . Resusitasi cairan bertujuan untuk
mengoreksi volume akibat ekstravasasi cairan dan elektrolit ke jaringan intersisial.
a. Penatalaksanaan dalam 24 jam pertama
a) Resusitasi syok, dengan menggunakan larutan kristaloid Ringer’s Lactate atau Ringer’s Acetate.
Pemasangan satu atau beberapa jalur intravena. Jika dijumpai kesulitan melakukan pemasangan jalur vena
biasa, bisa dilakukan vena seksi pada beberapa tempat. Hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu tidak memilih
jalur vena pada tungkai bawah karena terdapat hipoperfusi perifer dan menghindari pemasangan pada daerah
luka.
Pemberian cairan pada syok atau pada kasus dengan luas >25%-30% atau dijumpai keterlambatan >2jam.
Dalam waktu < 4 jam pertama diberikan cairan kristaloid sebanyak:
3 [25% (70%xBB)] ml
b) Resusitasi tanpa syok
Resusitasi cairan tanpa gejala klinik syok atau pada kasus dengan luas <25%-30% tanpa keterlambatan atau
dijumpai keterlambatan < 2 jam. Kebutuhan cairan sehari dihitung berdasarkan Rumus Baxter, yaitu:
Prognosis dan penanganan luka bakar terutama tergantung pada dalam dan luasnya permukaan luka bakar,dan penanganan
sejak awal hingga penyembuhan.Selain itu factor letak daerah yang terbakar, usia dan keadaan usia kesehatan penderita juga turut
menentukan kecepatan penyembuhan
Penyulit juga mempengaruhi prognosis pasien. Penyulit yang timbul pada luka bakar antara lain gagal ginjal akut , edema
paru, SIRS, infeksi dan sepsis serta parut hipertrofik dan kontraktur.