Anda di halaman 1dari 4

46

BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Faktor komplikasi terhadap lama rawat

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa responden yang memiliki

komplikasi dengan lama rawat inap > 5 hari ada 5 orang (9%). Uji statistik Chi-

Square diperoleh nilai probabilitas p 0,032 < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh

factor komplikasi terhadap lama rawat.

Komplikasi yang dimaksudkan dalam variable ini adalah keadaan yang

menghambat kesembuhan sebagai akibat langsung maupun tidak langsung dari

penyakit itu sendiri. Komplikasi tersebut bisa berupa infeksi, kelalaian dalam

tindakan perawatan, akibat pemberian obat yang tidak semestinya dan lain-lain.

Menurut Wartawan (2011) melalui penelitiannya di Rumah Sakit Sanglah

Bali menyatakan bahwa ada hubungan komplikasi pasien pasca bedah dengan

lama rawat dengan α 0,013. Demikian juga dalam penelitian ini, pasien demam

typoid yang dirawat dirumah sakit yang mengalami komplikasi membutuhkan

penundaan waktu pulang dari rumah sakit hingga lebih dari 5 hari. Asumsi

peneliti komplikasi ini tidak bisa dilepaskan dari pengaruh adanya infeksi

nosokomial. Kejadian ini terutama mengenai pasien-pasien yang dirawat lama

diruang rawat inap, sebab diketahui di ruang rawat inap tersebutlah banyak

ditemukan kuman-kuman patogen.

5.2 Faktor jenis kasus/penyakit terhadap lama rawat

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa responden yang

memiliki kasus ganda dengan lama rawat inap > 5 hari ada 13 orang (23,6%). Uji
47

statistic chi square diperoleh nilai p 0,000 < 0,05 artinya ada pengaruh jenis

kasus/penyakit dengan lama rawat inap. Penyakit atau diagnosa saat pasien

pertama kali masuk rumah sakit, pada penelitian ini dibedakan antara yang

tunggal terdiagnosa menderita demam typoid dan para pasein yang memiliki

diagnosa ganda atau lebih dari satu penyakit.

Pada kenyataannya banyak pasien yang dirawat lama di ruangan memang

sebagian besar karena penyakit yang dideritanya yang harus dirawat oleh lebih

dari satu dokter dari bidang keilmuan yang berbeda. Ini membuktikan bahwa

pasien ini mengidap lebih dari satu penyakit. Atau pada kasus didapatkan bahwa

pasien menderita lebih dari satu bidang penyakit.

Menurut penelitian Herman dan kawan kawan terbukti bahwa penyakit

lain yang menyertai pasien dengan kelainan jantung yang akan menjalani

pembedahan akan berdampak pada kematian atau mortalitas hingga 14,4%.

Demikian juga dalam penelitian ini, adanya penyakit lain berpengaruh dalam lama

rawat pasien. Menurut asumsi peneliti pasien yang menderita demam typoid dan

hipertensi, yang ditangani oleh tidak hanya dokter penyakit dalam saja tapi juga

dokter saraf dan mungkin juga yang lainnya. Keaadaan kardiovaskuler seorang

pasien akan sangat menentukan sekali lama rawat pasien tersebut menjalani

pengobatan.

5.3 Faktor hari masuk rumah sakit terhadap lama rawat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang masuk pada hari sabtu-

minggu dengan lama rawat inap > 5 hari ada sebanyak 6 orang (10,9%). Uji chi

square diperoleh nilai p value 0,013 < 0,05 artinya ada pengaruh factor hari masuk
48

dengan lama rawat inap. Bagi pasien yang masuk rumah sakit pada hari pendek

atau bahkan hari libur, maka bisa diduga bahwa penanganannyapun menjadi

relative terlambat. Karena sebagaimana diketahui bahwa ada system laporan dan

konsultasi ke senior harus dijalankan. Sehingga bagi senior yang tidak ada di

rumah sakit, seperti pada hari sabtu dan minggu itu agak sulit untuk dihubungi.

Hal ini berakibat pada penundaan penanganan pasien.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Khristiningrum (2016) di

RSUD DR. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri yang mengatakan bahwa bayi

yang masuk rumah sakit menjelang hari minggu akan memperpanjang lama hari

rawat, karena kesibukan menjelang hari libur dimana pemeriksaan oleh dokter dan

pemeriksaan penunjang diundur sampai hari kerja biasa dimana pegawai rumah

sakit bagian tertentu sudah bekerja seperti biasa. Menurut asumsi peneliti bagian

administrasi rumah sakit tidak mengadakan pelayanan diluar jam kerja, sehingga

beberapa pasienpun menjadi relative terlantar dalam berurusan secara

administrative dikantor rumah sakit. Hal ini mendatangkan dugaan adanya

keterlambatan dibolehkan pulang dari rumah sakit.

5.4 Faktor hari pulang dari rumh sakit terhadap lama rawat

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa pasien yang pulang di

hari senin dengan lama rawat inap > 5 hari ada sebanyak 9 orang (16,3%).

Analisis bivariat melalui uji chi square tidak terdapat hubungan yang bermakna

antara hari pulang dengan lama rawat ( nilai p 0,171). Hasil ini sesuai dengan

penelitian Tedja (2011) di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk yang mengatakan

bahwa tidak ada hubungan hari pulang dengan lama rawat. Sama seperti hari
49

masuk, pasien yang pulang dari rumah sakit yang jatuh hari senin mempunyai

lama hari rawat lebih panjang dari pada pasien yang pulang pada hari lain.

Menurut asumsi peneliti ini disebabkan banyak dari pasien tersebut sebenarnya

sudah bisa pulang di akhir pecan sebelumnya yang terhambat oleh urusan

adminstrasi karena tidak pada hari kerja.

5.5 Faktor jenis penanggung jawab biaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok pasien yang

menggunakan asuransi dengan lama rawat inap > 5 hari ada 23 orang (41,8%).

Namun demikian ternyata tidak ada hubungan bermakna antara pertanggungan

pasien ini dengan lama rawat di rumahsakit. Hasil penelitian ini sesuai dengan

Tedja (2011) di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk yang mengatakan bahwa tidak

ada hubungan jenis pertanggungan dengan lama rawat. Sekalipun banyak pasien

memanfaatkan fasilitas tanggungan asuransi namun kepuasan pasien dipengaruhi

oleh kinerja dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh perawat selama pasien

masih berada dalam masa perawatan di rumah sakit (Adriani dan Elvi Rhida,

2012).

Menurut asumsi peneliti pelayanan yang buruk yang diberikan rumah

sakit juga berpengaruh pada kepuasan pasien dan bisa saja ini berdampak

langsung terhadap pasien untuk memperpendek masa perawatan agar bisa

sesegera mungkin meninggalkan rumah sakit. Tingkat kepuasan pasien yang

juga berpengaruh terhadap masa tinggal pasien di rumah sakit ternyata

berkolerasi langsung dengan harga dan kualitas pelayanan oleh perawat di rumah

sakit yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai