PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam negara yang berkembang terdapat modernisasi sebagai proses
kemajuan hidup manusia dengan ditandai perubahan-perubahan yang terjadi
disegala aspek kehidupan. Era modernisasii yang bergerak begitu cepat dan penuh
tekanan menyebabkan banyaknya orang yang mencari cara untuk menghindar dari
tekanan-tekanan tersebut,dimana Indonesia terdiri dari berbagai suku, ras, agama,
dan budaya. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi dan pengaruh budaya luar yang datang ke Indonesia
mengakibatkan munculnya budaya baru di Indonesia, dimana budaya yang
mampu membuat para remaja menuju hal yang negative.Banyak dari mereka yang
akhirnya terlibat dalam pergaulan tidak sehat.Ditambah lagi, era globalisasi
seperti saat ini mempengaruhi dan bahkan membuat nilai-nilai moral dalam
kehidupan menjadi kurang diperhatikan lagi. Pergaulan bebas yang tidak sehat
dapat mengarah ke banyak hal yang tidak baik , salah satunya adalah narkoba.
Selain itu, faktor lainnya yaitu tidak adanya atau kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai efek samping atau akibat yang dapat ditimbulkan dari
penggunaan obat terlarang tersebut.Perubahan budaya yang terjadi mengakibatkan
norma-norma yang berlaku dimasyarakat Indonesia cenderung dilupakan.Dan
nilai agama cenderung disisihkan.Para remaja yang terjebak kepergaulan yang
rusak tersebut umumnya disebabkan oleh keluarga yang hancur dan kurang
mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya.Tetapi sekarang ini
banyak para remaja yang terjerumus berasal dari keluarga yang
harmonis.Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan
generasi muda dewasa ini kian meningkat.Maraknya penyimpangan perilaku
generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini
di kemudian hari.Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi
penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur
syaraf.Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi
harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran
dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Narkoba?
2. Apakah Pengertian Sistem Saraf?
3. Bagaimanakah Pengaruh Narkoba Terhadap Sistem Saraf?
4. Bagaimana Cara Mencegah dan Cara Pengobatannya?
C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang pengertian Narkoba.
2. Menjelaskan pengertian sistem saraf.
3. Menjelaskan pengaruh narkoba terhadap sistem saraf.
4. Menjelaskan bagaimana mencegah dan pengobatannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Narkoba
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi
muda dewasa ini kian meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda
tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian
hari.Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa,
semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf.Sehingga
pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa
yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.
2. Morfin
Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah.Morfin merupaakan
alkaloidautama dari opium.Morfin rasanya pahit, berbentuk tepung halusberwarna
putih atau dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya dengan caradihisap dan
disuntikkan.
3. Heroin ( putaw )
Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan
merupakanjenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada
akhir-akhir ini.Heroin, yang secara farmakologis mirip dengan morfin
menyebabkan orang menjadimengantuk dan perubahan mood yang tidak
menentu.Walaupun pembuatan,penjualan dan pemilikan heroin adalah ilegal, tetapi
diusahakan heroin tetap tersediabagi pasien dengan penyakit kanker terminal.
4. Codein
Codein termasuk garam / turunan dari opium / candu. Efek codein lebih
lemah
daripada heroin, dan potensinya untuk menimbulkan ketergantungaan rendah.
Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan
disuntikkan.
Saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan
ketergantunganopioid.Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis
opioid danketergantungan opioid.Sejumlah besar narkotik sintetik (opioid) telah
dibuat,termasuk meperidine (Demerol), methadone (Dolphine), pentazocine
(Talwin), danpropocyphene (Darvon).Saat ini Methadone banyak digunakan orang
dalam pengobatan ketergantunganopioid.Antagonis opioid telah dibuat untuk
mengobati overdosis opioid danketergantungan opioid.Kelas obat tersebut adalah
nalaxone (Narcan), naltrxone(Trexan), nalorphine, levalorphane, dan
apomorphine.Sejumlah senyawa dengan aktivitas campuran agonis dan antagonis
telah disintesis,dan senyawa tersebut adalah pentazocine, butorphanol (Stadol), dan
buprenorphine(Buprenex).Beberapa penelitian telah menemukan bahwa
buprenorphine adalah suatupengobatan yang efektif untuk ketergantungan opioid.
B. KOKAIN
Kokain adalah zat yang adiktif yang sering disalah gunakan dan merupakan
zat yang sangat berbahaya. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari
tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana
daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat
untuk mendapatkan efek stimulan.Saat ini Kokain masih digunakan sebagai
anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan,
karena efek vasokonstriksifnya juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai
suatu narkotik, bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif dan efek
merugikannya telah dikenali.
Pada pemakaian kokain ringan sampai sedang, gejala putus Kokain
menghilang dalam 18 jam. Pada pemakaian berat, gejala putus Kokain bisa
berlangsung sampai satu minggu, dan mencapai puncaknya pada dua sampai empat
hari. Gejala putus Kokain juga dapat disertai dengan kecenderungan untuk bunuh
diri.
Orang yang mengalami putus Kokain seringkali berusaha mengobati sendiri
gejalanya dengan alkohol, sedatif, hipnotik, atau obat antiensietas seperti diazepam
( Valium ).
C. GANJA
Tanaman ganja biasanya dipotong, dikeringkan, dipotong kecil - kecil dan
digulung menjadi rokok disebut joints. Bentuk yang paling poten berasal dari
tanaman yang berbunga atau dari eksudat resinyang dikeringkan dan berwarna
coklat-hitam yang berasal dari daun.
D. PSIKOTROPIKA
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetris, bukan
narkotika, yang bersifatatau berkhasiat psiko aktif melalui pengaruh selektif pada
susunan syaraf pusat yangmenyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan
perilaku. Zat atau obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang
susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya
halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan
dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi
(merangsang) bagi para pemakainya. Pemakaian Psikotropika yang berlangsung
lama tanpa pengawasan dan pembatasan kesehatan dapat menimbulkan dampak
yang lebih buruk, tidak saja menyebabkan ketergantungan bahkan juga
menimbulkan berbagai macam penyakit serta kelainan fisik maupun psikis si
pemakai, tidak jarang bahkan menimbulkan kematian. Sebagaimana Narkotika,
Psikotropika terbagi dalam empat golongan yaitu:
a. Ecstasy
Efeknya berlangsung maksimum 1 jam. Seluruh tubuh akan terasa
melayang. Kadang-kadang lengan, kaki dan rahang terasa kaku, serta mulut rasanya
kering. Pupil mata membesar dan jantung berdegup lebih kencang, dan timbul rasa
mual. Bisa juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan
sedikit udara segar). Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak terlalu lama.
Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal
dan segala perasaan malu menjadi hilang. Kepala terasa kosong dan rileks.
.
b. Sabu-Sabu
Sabu-sabu berbentuk kristal, biasanya berwarna putih, dan dikonsumsi
dengan cara membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu
ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan
sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air Bong tersebut berfungsi
sebagai filter karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian
pemakai yang memilih membakar Shabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka
panjang yang ditimbulkan aluminium foil yang terhirup. Sabu sering dikeluhkan
sebagai penyebab paranoid (rasa takut yang berlebihan), Menjadi sangat sensitif
(mudah tersinggung), terlebih bagi mereka yang sering tidak berpikir positif, dan
halusinasi visual. Masing-masing pemakai mengalami efek tersebut dalam kadar
yang berbeda. Selain itu, pengguna Sabu sering mempunyai kecenderungan untuk
memakai dalam jumlah banyak dalam satu sesi dan sukar berhenti kecuali jika Sabu
yang dimilikinya habis. Hal itu merupakan suatu tindakan bodoh dan sia-sia
mengingat efek yang diinginkan tidak lagi bertambah. Beberapa pemakai
mengatakan Sabu tidak mempengaruhi nafsu makan. Namun sebagian besar
mengatakan nafsu makan berkurang jika sedang mengkonsumsi Sabu. Bahkan
banyak yang mengatakan berat badannya berkurang drastis selama memakai Sabu.
Apabila dilihat dari pengaruh penggunaannya terhadap susunan saraf pusat
manusia,Psikotropika dapat dikelompokkan menjadi :
1) Depresant yaitu yang bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas susunan
saraf pusat.
2) Hallusinogen yaitu yang bekerja menimbulkan rasa perasaan halusinasi atau
khayalan. Disamping itu Psikotropika dipergunakan karena sulitnya mencari
Narkotika dan mahal harganya. Penggunaan Psikotropika biasanya dicampur
dengan alkohol atau minuman lain seperti air.
2. Peran Keluarga
- Menciptakan rumah yang sehat, serasi, harmonis, cinta, kasih sayang
dankomunikasi terbuka.
- Mengasuh, mendidik anak yang baik.
- Menjadi contoh yang baik bagi anaknya
- Menjadi pengawas yang baik untuk anaknya
- Keluarga atau orangtua memberitahu sedini mungkin kepada anaknya tentang
bahayanya menggunakan narkoba..
Pengobatan Narkoba:
1. Pengobatan adiksi (detoks)
2. Pengobatan infeksi
3. Rehabilitasi
4. Pelatihan mandiri
Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama penderita dimandikan dengan air hangat, minum
banyak, makanmakanan bergizi dalam jumlah sedikit dan sering dan dialihkan
perhatiannya darinarkoba.Bila tidak berhasil perlu pertolongan dokter. Pengguna
harus diyakinkan
bahwa gejala-gejala sakaw mencapai puncak dalam 3-5 hari dan setelah 10 hari
akanhilang.
Empat Cara Alternatif Menurunkan Risiko terhadap Bahaya Narkoba
1. Menggunakan jarum suntik sekali pakai
2. Mensuci hamakan (sterilisasi) jarum suntik
3. Mengganti kebiasaan menyuntik dengan menghirup atau oral dengan tablet
4. Menghentikan sama sekali penggunaan narkoba
Cara penyembuhan terhadap pecandu narkoba:
1. Detoksifikasi
Detoksifikasi adalah proses menghilangkan racun (zat narkotika atau adiktif
lain) daritubuh dengan cara menghentikan total pemakaian semua zat adiktif yang
dipakai ataudengan penurunan dosis obat pengganti.Detoksifikasi bisa dilakukan
dengan berobat jalan atau dirawat di rumah sakit.Biasanya proses detoksifikasi
dilakukan terus menerus selama satu sampai tigaminggu, hingga hasil tes urin
menjadi negatif dari zat adiktif.
2. Rehabilitasi
Setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas (tes urin sudah negatif), tubuh
secarafisik memang tidak “ketagihan” lagi, namun secara psikis ada rasa rindu dan
kangenterhadap zat tersebut masih terus membuntuti alam pikiran dan perasaan
sang
pecandu. Sehingga sangat rentan dan sangat besar kemungkinan kembali mencandu
dan terjerumus lagi.Untuk itu setelah detoksifikasi perlu juga dilakukan proteksi
lingkungan danpergaulan yang bebas dari lingkungan pecandu, misalnya dengan
memasukkanmantan pecandu ke pusat rehabilitasi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat berbahaya. Selain "narkoba",
istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika
dan Zat Adiktif. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi
seseorang seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta prilaku seseorang jika masuk
kedalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, disuntik,
intravena dan lain-lain sebagainya.
2. Jaringan saraf merupakan jaringan komunikasi yang terdiri dari jaringan sel-sel
khusus dan dibedakan menjadi dua sel, yaitu sel neuron dan sel neoroglia.
3. Penggunaan narkoba memiliki pengaruh terhadap kerja sistem saraf, misalnya
hilangnya koordinasi tubuh, karena di dalam tubuh pemakai, kekurangan
neurotransmitter yang terdapat di otak yangberperan penting dalam merambatkan
impuls saraf ke sel saraf lainnya
4. Peranan semua sektor terkait, termasuk para orang tua, para guru, tokoh-tokoh
masyarakat dan agama, kelompok remaja dalam pencegahan narkoba adalah sangat
penting.
B. SARAN
1. Jangan pernah mencoba narkoba walaupun itu hanya sedikit.
2. Pemerintah harus memberantas peredaran narkoba di Indonesia.
3. orang tua harus memberikan perhatian yang lebih pada anak jangan dan jalin
komunikasi yang baik dengan anak agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan
narkoba.
4. Perlu peningkatan kerja sama antara masyarakat dengan aparat untuk memberantas
peredaran narkoba.
5. Remaja harus diperhatikan oleh semua pihak agar tidak terjerumus pada
penyalahgunaan narkoba.
Makalah pengaruh narkoba terhadap sistem saraf
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Zaman globalisasi seperti saat ini mempengaruhi dan bahkan membuat nilai-nilai
moral dalam kehidupan menjadi kurang diperhatikan lagi. Pergaulan semakin bebas
sehingga memicu terjadinya perbuatan yang tidak baik bagi kesehatan, yaitu
mengonsumsi Narkoba. Banyak faktor yang melandasi hal tersebut, seperti faktor
pergaulan yang tidak sehat, ingin coba-coba, dan lain sebagainya.
Selain itu, faktor lainnya yaitu tidak adanya atau kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai efek samping atau akibat yang dapat ditimbulkan dari penggunaan
obat terlarang seperti narkoba.
Maraknya penggunaan narkoba saat ini tidak hanya tren di kalangan para pemuda
yang sudah tidak menduduki bangku sekolah lagi, saat ini penggunaan narkoba telah
merajalela di kalangan para pelajar, orang dewasa dan bahkan pada usia lanjut. Semua itu
dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai bahaya narkoba dan kurangnya sosialisasi
dampak-dampak penggunaan narkoba bagi kesehatan. Oleh karena itu, penulis akan
memfokuskan pembahasan mengenai dampak penggunaan narkoba terhadap
sistem saraf manusia.
1.2 TUJUAN
1.3 MANFAAT
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 TINAJUAN PUSTAKA
Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seseorang
seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta prilaku seseorang jika masuk kedalam tubuh
manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, disuntik, intravena dan lain-lain
sebagainya.
Sistem saraf adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menerima dan merespon
rangsangan. Terdiri dari otak, saraf tulang belakang, simpul-simpul syaraf dan serabut
syaraf.
Namun ada pula narkoba yang memacu kerja otak, disebut stimulansia,
sehingga timbul rasa segar dan semangat, percaya diri meningkat, hubungan
dengan orang lain menjadi akrab. Akan tetapi menyebabkan tidak bisa tidur,
gelisah, jantung berdebar lebih cepat dan tekanan darah meningkat. Contohnya
adalah amfetamin, ekstasi, shabu, kokain, dan nikotin yang terdapat dalam
tembakau. Ada pula narkoba yang menyebabkan khayal, disebut halusinogenika.
Contoh LSD. Ganja menimbulkan berbagai pengaruh, seperti berubahnya persepsi
waktu dan ruang, serta meningkatnya daya khayal, sehingga ganja dapat
digolongkan sebagai halusinogenika.
2.2 ISI
Narkoba terdiri dari berbagai macam dan berbagai jenis, namun secara umum ada
jenis tertentu dari narkoba yang tepat berpengaruh terhadap system saraf manusia.
Ada empat macam obat yang berpengaruh terhadap sistem saraf, yaitu:
Efek lain dari penggunaan obat-obatan terlarang adalah hilangnya kendali otot
gerak, kesadaran, denyut jantung melemah, hilangnya nafsu makan, terjadi kerusakan
hati dan lambung, kerusakan alat respirasi, gemetar terus-menerus, terjadi kram perut
dan bahkan mengakibatkan kematian.
Untuk menyembuhkan para pencandu diperlukan terapi yang tepat dengan
mengurangi konsumsi obat-obatan sedikit demi sedikit di bawah pengawasan dokter dan
diperlukan dukungan moral dari keluarga serta lingkungannya yang diiringi oleh tekad si
pemakai untuk segera sembuh. Hal yang paling penting adalah ditumbuhkannya nilai
agama dalam diri si pemakai.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa ada beberapa jenis narkoba
yang berpengaruh terhadap system saraf manusia antara lain Valium yang mempengaruhi
kualitas moral otak, kokain yang mempengaruhi cara kerja otak, ganja, ekstasi & sabu-
sabu yang mempengaruhi timbulnya penghayalan bagi diri si pemakai, dan yang terakhir
adalah morfin dan heroin yang menekan bagian otak yang bertanggung jawab sebagai
rasa sakit.
Sangat banyak bahaya yang dapat ditimbulkan dari pemakaian narkoba
tersebut, jadi sebisa mungkin kita harus menghindari pemakaian narkoba tersebut.
3.2 SARAN