Anda di halaman 1dari 4

DEMAM TIFOID DEWASA

No.Dokumen No.Revisi No.Halaman


023/PPK/RSIA-B 00 1/4

DITETAPKAN OLEH
Panduan DIREKTUR RSIA BUNDA
Tanggal terbit
Praktik 18 November 2018
Klinis
dr. Hartanto, M.Med.Sc

Definisi Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh
infeksi kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi.

Anamnesis Demam naik secara bertahap hingga minggu pertama lalu demam
menetap (kontinyu) atau remiten hingga minggu kedua. Demam
terutama sore/malam hari, disertai nyeri kepala, nyeri otot, anoreksia,
mual, muntah,obstipasi atau diare.

Pemeriksaan Fisik 1. Febris


2. Bradikardia relatif (peningkatan suhu 1°C tidak diikuti peningkatan
denyut nadi 8x/menit)
3. Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepi dan ujung merah, serta
tremor)
4. Kadang didapatkan hepatomegali, splenomegali, nyeri abdomen,
dan roseola

Kriteria Diagnosis a. Demam


b. Gejala seperti diatas
c. Laboratorium: darah lengkap: Leukopenia, leukositosis, atau
leukosit normal, atau aneosinofilia, limfopenia, peningkatan LED,
anemia ringan, trombositopenia, gangguan fungsi hati.
d. Peningkatan titer Uji Widal tunggal dengan titer antibodi O 1/320
atau H 1/640 disertai gambaran klinis khas menyokong diagnosis.

Hepatitis Tifosa
Bila memenuhi 3 atau lebih kriteria Khosla (1990): hepatomegali,
ikterik, kelainan laboratorium (antara lain: peningkatan bilirubin,
peningkatan SGOT/SGPT, penurunan indeks PT).
DEMAM THYPOID

No.Dokumen No.Revisi No.Halaman


023/PPK/RSIA-B 00 4/4

Tifoid Karier
Ditemukannya kuman Salmonella typhi dalam biakan feses atau urin
pada seseorang tanpa tanda klinis infeksi atau pada seseorang setelah 1
tahun pasca demam tifoid.
Diagnosis Kerja Demam Thypoid

Diagnosis Banding 1. Demam dengue dan demam berdarah dengue


2. Leptospirosis
3. Malaria
4. Sepsis akibat infeksi lain (infeksi saluran kemih, pneumonia, dsb)
Pemeriksaan 1. Darah tepi lengkap
Penunjang 2. Tes fungsi hati
3. Pemeriksaan serologi Widal
4. Pemeriksaan serologi Antibodi anti-Salmonela
Tata Laksana Non Farmakologis:

Tirah baring, makanan lunak rendah serat, mobilisasi bertahap.

Farmakologis:

1. Simtomatis

2. Antibiotik:

a. Pilihan utama: Kloramfenikol 4x500 mg sampai dengan 7 hari


bebas demam.

b. Alternatif lain: Thiamfenikol 4x500 mg (komplikasi hematologi


lebih rendah dibanding kloramfenikol).

c. Kotrimoksazol 2x960 mg selama 2 minggu.

d. Ampisilin dan amoksisilin 50-150 mg/kgBB selama 2 minggu.

e. Sefalosporin generasi III: Seftriakson 2-3 x 1 gram dalam


dektrose 100 cc per hari, selama 3-5 hari.

f. Sefotaksim 2-3 x 1 gram, selama 3-5 hari.

g. Flurokuinolon (demam umumnya lisis pada hari ke III atau


DEMAM THYPOID

No.Dokumen No.Revisi No.Halaman


023/PPK/RSIA-B 00 4/4

menjelang hari ke IV): Siprofloksasin 2 x 500 mg/hari selama 6


hari.

Kasus kegawatan:

Pada kasus toksis tifoid (demam tifoid disertai gangguan kesadaran


dengan atau tanpa kelainan neurologis lainnya dan hasil pemeriksaan
cairan otak masih dalam batas normal) langsung diberikan kombinasi
kloramfenikol 4x500 mg dengan ampisilin 4x1 gram dan deksametason
3x5 mg.

Pada kehamilan:

a. Flurokuinolon dan kotrimoksazol tidak boleh digunakan.

b. Kloramfenikol tidak dianjurkan pada trimester III.

c. Thiamfenikol tidak dianjurkan pada trimester I.

d. Obat yang dianjurkan golongan beta laktam: ampisilin, amoksisilin,


dan sefalosporin generasi III (seftriakson).
Edukasi (Hospital 1. Mencegah terjadinya demam tifoid dengan
Health Promotion) kewaspadaan terhadap jalur penyebaran kuman melalui makanan
dan air serta sanitasi
2. Preventif dan kontrol penularan
Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Tingkat Evidens IV

Tingkat C
Rekomendasi

Penelaah Kritis Komite Medik

Indikator 80% pasien demam tifoid teratasi dalam 7 hari perawatan

Kepustakaan 1. Widodo D. Demam tifoid. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,


Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid
III. Edisi V. Jakarta: InternaPublishing: 2009.
DEMAM THYPOID

No.Dokumen No.Revisi No.Halaman


023/PPK/RSIA-B 00 4/4

2. Nelwan RHH. Tatalaksana Terkini Demam Tifoid. CDK-


192.2012;39(4).p.247-50.
3. Supari SF (Mentri Kesehatan Republik Indonesia). KMK no.364
tentang Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. 2006.

Anda mungkin juga menyukai