Anda di halaman 1dari 16

UAS KUP page 4

Pilihan Ganda
1 . Surat Paksa diterbitkan .
a. Setelah lewat waktu 7 (tujuh) hari sejak tanggal disampaikan Surat Teguran
b. Setelah lewat waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal disampaikan Surat Teguran
c. Setelah lewat waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak tanggal disampaikan Surat Teguran
d. Setelah lewat waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal disampaikan Surat Teguran
Jawab : C

Ps. 8 (1) huruf a UU PPSP : “Surat Paksa diterbitkan apabila Penanggung Pajak tidak melunasi
utang pajak dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain
yang sejenis.”

Ps. 8 (2) UU PPSP : “ Surat Teguran, Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis
diterbitkan apabila Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajaknya sampai dengan tanggal
jatuh tempo pembayaran.”

Ps. 8 (1) PMK No. 24/PMK.03/2008 : “Penagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,
dilakukan dengan terlebih dahulu menerbitkan Surat Teguran oleh Pejabat.”

Ps. 12 PMK No. 24/PMK.03/2008 : “Apabila jumlah utang pajak tidak dilunasi oleh
Penanggung Pajak setelah lewat waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak tanggal disampaikan
Surat Teguran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1), Surat Paksa diterbitkan oleh
Pejabat dan diberitahukan secara langsung oleh jurusita Pajak kepada Penanggung Pajak.”

2. Wajib Pajak PT. Simpang Bintaro diterbitkan SK Keberatan atas PPh Badan Tahun Pajak 2013
pada tanggal 3 Maret 2015 sebesar RP. 100.000.000,00. SK Keberatan dikirimkan tanggal 5
Maret 2015 dan diterima Wajib Pajak pada tanggal 7 Maret 2015. Kapan jatuh tempo pelunasan
SK Keberatan tersebut apabila Wajib Pajak tidak mengajukan Banding?
a. Tanggal 2 April 2015
b. Tanggal 3 April 2015
c. Tanggal 4 April 2015
d. Tanggal 6 April 2015
Jawab : A
Ps. 9 (3) UU KUP : “Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan,
Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang
harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal
diterbitkan.”
Ps. 25 (7) UU KUP : “ Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan, jangka waktu
pelunasan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) atau ayat (3a) atas jumlah pajak
yang belum dibayar pada saat pengajuan keberatan, tertangguh sampai dengan 1 (satu) bulan
sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Keberatan.”

3. Utang Pajak berdasarkan Undang Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa adalah:

UAS KUP page 5


a. Pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda atau
kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan
ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan
b. Pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa denda atau kenaikan
yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan
peraturan perundangundangan perpajakan
c. Pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga atau kenaikan
yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan
peraturan perundangundangan perpajakan
d. Pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda yang
tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan
peraturan perundangundangan perpajakan

Jawab : A
Pasal 1 (8) UU PPSP : “Utang Pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi
administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau
surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan.”

4. Pasal 21 ayat (I) Undang-undang KUP menyatakan bahwa negara mempunyai hak mendahulu
utang pajak atas barang-barang milik Penanggung Pajak. Ketentuan ini menetapkan kedudukan
negara sebagai
a. Kreditur preferen
b. Kreditur konkuren
c. Kreditur separatis
d. Kreditur biasa
Jawab : A

Penjelasan Pasal 21 ayat (1) UU KUP : “Ayat ini menetapkan kedudukan negara sebagai kreditur
preferen yang dinyatakan mempunyai hak mendahulu atas barang-barang milik Penanggung
Pajak yang akan dilelang di muka umum. Pembayaran kepada kreditur lain diselesaikan setelah
utang pajak dilunasi.”

5. SKPKB PPh Badan Tahun Pajak 2011 diterbitkan tanggal 25 Maret 2014. Dalam hal Wajib Pajak
dan DJP tidak melakukan tindakan apapun, kapan daluwarsa penagihan SKPKB tersebut?
a. 31 Desember 2016
b. 24 Maret 2019
c. 31 Desember 2020
d. 24 Maret 2024
Jawab : A

Pasal 22 (1) UU KUP : “Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda,
kenaikan, dan biaya penagihan pajak, daluwarsa setelah melampui waktu 5 (lima) tahun
terhitung sejak penerbitan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali.

UAS KUP page 6


6. Dirjen Pajak harus menyelesaikan permohonan pembetulan dalam
a. Tidak ada jangka waktunya
b. Jangka waktu 3 (tiga) bulan
c. Jangka waktu 6 (enam) bulan
d. Jangka waktu 12 (dua belas) bulan

Jawab : C
Pasal 16 (2) UU KUP : “Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
sejak tanggal surat permohonan pembetulan diterima, harus memberi keputusan atas
permohonan pembetulan yang diajukan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1).”

7. Wajib Pajak tidak dapat mengajukan permohonan keberatan ke Direktur Jenderal Pajak
terhadap

a. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar yang diterbitkan berdasarkan hasil pemeriksaan
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar yang diterbitkan berdasarkan hasil pemeriksaan
c. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar yang diterbitkan berdasarkan Pasal 13A UU KUP
d. Surat Ketetapan Pajak Nihil yang ditetapkan berdasarkan hasil pemeriksaan

Jawab : -

Pasal 25 (1) UU KUP & Pasal 2 (1) PMK RI No. 9/PMK.03/2013 :

Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Direktur Jenderal Pajak atas suatu :
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan;
c. Surat Ketetapan Pajak Nihil;
d. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar; atau
e. Pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.

Pasal 2 (2) PMK RI No.9/PMK.03/2013 :

Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), atas Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar berdasarkan Pasal 13A Undang-Undang KUP tidak dapat diajukan keberatan.

Pasal I angka 1 PMK RI No. 202/PMK.03/2015 tentang perubahan atas PMK No.
9/PMK.03/2013 tentang tata cara pengajuan dan penyelesaian keberatan :

Ketentuan Pasal 2 ayat (2) dihapus sehingga keseluruhan pasal 2 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 2

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Direktur Jenderal Pajak atas suatu :
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar ;
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan ;
c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar ;
d. Surat Ketetapan Pajak Nihil ; atau
e. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan.
(2) Dihapus

UAS KUP page 7


(3) Wajib Pajak hanya dapat mengajukan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terhadap materi atau isi dari surat ketetapan pajak, yang meliputi jumlah rugi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, jumlah besarnya pajak,
atau terhadap materi atau isi dari pemotongan atau pemungutan pajak.
(4) Dalam hal terdapat alasan keberatan selain mengenai materi atau isi dari surat ketetapan
pajak atau pemotongan atau pemungutan pajak, alasan tersebut tidak dipertimbangkan
dalam penyelesaian keberatan.
(5) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh Wajib Pajak dengan
menyampaikan Surat Keberatan.
(6) Surat Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dibuat dengan menggunakan format
sesuai contoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

8. Pengadilan Pajak tidak berwenang melakukan


a. Mengawasi kuasa hukum yang memberikan bantuan hukum kepada pihak yang bersengketa
b. Memeriksa dan memutus sengketa atas keputusan keberatan
c. Memerikasa dan memutus sengketa atas pelaksanaan penagihan pajak
d. Memeriksa dan memutus sengketa atas penerbitan surat keputusan penyanderaan

Jawab : D

UU RI No. 14 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak

Pasal 31

(1) Pengadilan Pajak mempunyai tugas dan wewenang memeriksa dan memutus Sengketa
Pajak.
(2) Pengadilan Pajak dalam Banding hanya memeriksa dan memutus sengketa atas keputusan
keberatan, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Pengadilan Pajak dalam hal Gugatan memeriksa dan memutus sengketa atas pelaksanaan
penagihan Pajak atau Keputusan pembetulan atau Keputusan lainnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 dan peraturan perundang-undangan perpajakan
yang berlaku.

Pasal 32

(1) Selain tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Pengadilan Pajak
mengawasi kuasa hukum yang memberikan bantuan hukum kepada pihak-pihak yang
bersengketa dalam sidang-sidang Pengadilan Pajak
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan
Ketua.

9. Biaya yang dapat dikurangi terhadap hasil lelang yang diutamakan dari hak mendahulu untuk
utang pajak adalah sebagai berikut, kecuali:
a. Biaya perkara yang hanya disebabkan oleh suatu penghukuman untuk melelang suatu
barang bergerak dan/atau barang tidak bergerak
b. Biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang dimaksud
c. Biaya yang digunakan untuk membayar hutang WP ke bank
d. Biaya perkara, yang hanya disebabkan Oleh pelelangan dan penyelesaian suatu warisan.
UAS KUP page 8
Jawab : C

Pasal 21 (3) UU KUP

Hak mendahulu untuk utang pajak melebihi segala hak mendahulu lainnya, kecuali terhadap :

a) Biaya perkara yang hanya disebabkan oleh suatu penghukuman untuk melelang suatu
barang bergerak dan/atau barang tidak bergerak;
b) Biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang yang dimaksud; dan/atau
c) Biaya perkara, yang hanya disebabkan oleh perlelangan dan penyelesaian suatu warisan.

10. Pasal 1 angka 15 UndangUndang KUP mengatur bahwa Surat Ketetapan Pajak adalah surat
ketetapan yang meliputi..., kecuali :
a. SKPKB dan SKPKBT
b. Surat Tagihan Pajak
c. Surat Ketetapan Pajak Nihil
d. SKPLB
Jawab : B
Pasal 1 angka 15 UU KUP : “Surat ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat
Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.”
11. Penagihan Seketika dan Sekaligus tidak dapat dilakukan dalam hal .
a. Badan usaha dibubarkan Oleh Negara
b. Penanggung Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk
itu
c. Terjadi penyitaan atas Barang Penanggung Pajak Oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-
tanda kepailitan
d. Wajib Pajak menjual barang persediaan miliknya
Jawab : D
Pasal 20 (2) UU KUP
Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penagihan seketika dan
sekaligus dilakukan apabila :
a) Penanggung Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk
itu;
b) Penanggung Pajak memindahtangankan barang yang dimiliki atau yang dikuasai dalam
rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan atau pekerjaan yang
dilakukannya di Indonesia;
c) Terdapat tanda-tanda bahwa Penanggung Pajak akan membubarkan badan usaha atau
menggabungkan atau memekarkan usaha, atau memindahtangankan perusahaan yang
dimiliki atau yang dikuasainya, atau melakukan perubahan bentuk lainnya;
d) Badan usaha akan dibubarkan oleh negara; atau
e) Terjadi penyitaan atas barang Penanggung Pajak oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-
tanda kepailitan.
12. Saat hilangnya hak mendahulu untuk utang pajak yaitu .
a. Setelah melampaui waktu 5 tahun sejak tanggal diterbitkan STP,SKPKB,SKPKBT,SK
Pembetulan,SK Keberatan,Putusan Banding,Putusan Peninjauan Kembali

UAS KUP page 9


b. Setelah melampaui waktu 10 tahun sejak tanggal diterbitkan STP,SKPKB,SKPKBT,SK
Pembetulan,SK Keberatan,Putusan Banding,Putusan Peninjauan Kembali

c. Setelah melampaui waktu 3 tahun sejak tanggal diterbitkan STP,SKPKB,SKPKBT,SK


Pembetulan,SK Keberatan,Putusan Banding,Putusan Peninjauan Kembali

d. Setelah melampaui waktu 15 tahun sejak tanggal diterbitkan STP,SKPKB,SKPKBT,SK


Pembetulan,SK Keberatan,Putusan Banding,Putusan Peninjauan Kembali

Jawab : A

Pasal 21 (4) UU KUP : “Hak mendahulu hilang setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun
sejak tanggal diterbitkan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali yang menyebabkan jumlah pajak
yang harus dibayar bertambah.”

13. Sebelum menerbitkan Surat Keputusan Keberatan, Dirjen Pajak harus menyampaikan ...kepada
WP guna memberi keterangan atau memperoleh penjelasan mengenai keberatannya.
a. Surat Pemberitahuan Untuk Hadir
b. Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan
c. Undangan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
d. Surat Pemberitahuan Hasil Verifikasi
Jawab : A
Pasal 15 (1) PMK RI No. 9/PMK.03/2013 :
Sebelum menerbitkan Surat Keputusan Keberatan, Direktur Jenderal Pajak meminta Wajib Pajak
untuk hadir guna memberikan keterangan atau memperoleh penjelasan mengenai keberatan
Wajib Pajak melalui penyampaian Surat Pemberitahuan Untuk Hadir yang dilampiri dengan :
a. Pemberitahuan daftar hasil penelitian keberatan; dan
b. Formulir surat tanggapan hasil penelitian keberatan.
14. Atas SKPKB yang diterbitkan tanpa pembahasan akhir hasil pemeriksaan, Wajib Pajak dapat
mengajukan upaya hukum
a. Keberatan
b. Gugatan
c. Pembatalan Surat Ketetapan Pajak
d. Pengurangan Surat Ketetapan Pajak
Jawab : C
Pasal 36 (1) UU KUP :
Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat :
a. Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan
yang terutang sesuai dengan peraturan perunddang-undangan perpajakan dalam hal sanksi
tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya;
b. Mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak yang tidak benar;
c. Mengurangkan atau membatalkan Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14 yang tidak benar; atau

UAS KUP page 10


d. Membatalkan hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan
yang dilaksanakan tanpa:
1. Penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan; atau
2. Pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak.

15. Berdasarkan Pasal 36 UU KUP, permohonan yang hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak paling
banyak 1 (satu) kali adalah ...
a. Pengurangan atau pembatalan SKP yang tidak benar
b. Pengurangan atau pembatalan SKPKB yang tidak benar
c. Pengurangan atau pembatalan SKPLB yang tidak benar
d. Pembatalan hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan yang
dilaksanakan tanpa penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan atau pembahasan
akhir hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak
Jawab : D
Pasal 36 (1b) UU KUP :
Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d hanya dapat diajukan oleh Wajib
Pajak 1 (satu) kali.
16. Yang bukan merupakan alasan dalam permohonan peninjauan kembali, yaitu apabila
a. terdapat bukti tertulis baru yang penting dan bersifat menentukan
b. terdapat putusan Pengadilan Pajak yang mengandung kesalahan tulis
c. mengenai suatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan sebab-
sebabnya.
d. terdapat suatu putusan yang nyata-nyata tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku

Jawab : B

Pasal 91 UU no. 14 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak :

Permohonan Peninjauan Kembali hanya dapat diajukan berdassarkan alasan-alasan sebagai


berikut :
a. Apabila putusan Pengadilan Pajak didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat
pihak lawan yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-bukti yang
kemudian oleh hakim pidana dinyatakan palsu;
b. Apabila terdapat bukti tertulis baru yang penting dan bersifat menentukan, yang apabila
diketahui pada tahap persidangan di Pengadilan Pajak akan menghasilkan keputusan yang
berbeda;
c. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih dari padaa yang dituntut,
kecuali yang diputus berdasarkan Pasal 80 ayat (1) huruf b dan huruf c;
d. Apabila mengenai suatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan sebab-
sebabnya; atau
e. Apabila terdapat suatu putusan yang nyata-nyata tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

17. Pernyataan yang tidak tepat sehubungan dengan kuasa Wajib Pajak adalah .
a. Menguasai ketentuanperaturan perundang-undangan perpajakan
b. Memiliki surat kuasa khusus
UAS KUP page 11
c. Menyampaikan SPT Tahunan PPh tahun pajak terakhir
d. Melimpahkan kuasa kepada orang Iain yang lebih menguasai ketentuan peraturan
perundangundangan perpajakan
Jawab : D
Pasal 4 PMK RI No. 229/PMK.03/2014 :
Seorang kuasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Menguasai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan;
b. Memiliki surat kuasa khusus dari Wajib Pajak yang memberi kuasa;
c. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
d. Telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak terakhir,
kecuali terhadap seorang kuasa yang Tahun Pajak terakhir belum memiliki kewajiban untuk
menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan; dan
e. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan.
18. Salah satu syarat permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi yang
tercantum dalam surat ketetapan pajak adalah
a. Permohonan dapat disampaikan ke KPP dimana saja
b. Permohonan dapat diajukan secara lisan akan tetapi harus disampaikan ke KPP tempat
Wajib Pajak terdaftar
c. Mengemukakan jumlah sanksi administrasi menurut Wajib Pajak dengan disertai alasan
d. Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Inggris bagi Wajib pajak yang
menggunakan pembukuan bahasa Inggris
Jawab : C
Pasal 3 (1) PMK RI No. 21/PMK.03/2008 :
Permohonan untuk memperoleh pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa
bunga, denda, dan kenaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan;
b. Permohonan harus diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan memberikan
alasan yang mendukung permohnannya;
c. Permohonan harus disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar;
d. Wajib Pajak telah melunasi pajak yang terutang; dan
e. Surat permohonan ditandatangani oleh Wajib Pajak, dan dalam hal surat permohonan
ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak, surat permohonan tersebut harus dilampiri dengan
surat kuasa khusus.
19. Jangka waktu untuk mengajukan banding atas keputusan Keberatan adalah
a. 3 (tiga) bulan sejak tanggal Keputusan Keberatan
b. 3 (tiga) bulan sejak tanggal Keputusan Keberatan dibacakan
c. 3 (tiga) bulan sejak tanggal Keputusan Keberatan ditetapkan
d. 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterima Keputusan Keberatan

Jawab : D

UAS KUP page 12


Pasal 27 (1) UU KUP :

Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada badan peradilan pajak atas
Surat Keputusan Keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1).

Pasal 27 (3) UU KUP :

Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia dengan alasan yang jelas paling lama 3 (tiga) bulan sejak Surat Keputusan Keberatan
diterima dan dilampiri dengan salinan Surat Kepurusan Keberatan tersebut.

20. Apabila Putusan Pengadilan Pajak mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan banding,
kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah
a. Imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan
b. Imbalan bunga sebesar 50% (lima puluh persen)
c. Imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling lama 24 bulan
d. Imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling lama 48 bulan

Jawab : C

Pasal 27A (1) UU KUP :


Apabila pengajuan keberatan, permohonan banding, atau permohonan peninjauan kembali
dikabulkan sebagian atau seluruhnya, selama pajak yang masih harus dibayar sebagaimana
dimaksud dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar yang telah
dibayar menyebabkan kelebihan pembayaran pajak, kelebihan pembayaran dimaksud
dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling
lama 24 (dua puluh empat) bulan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan dihitung sejak tanggal pembayaran yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak
sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan
Peninjauan Kembali; atau
b. Untuk Surat Ketetapan Pajak Nihil dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar dihitung sejak
tanggal penerbitan surat ketetapan pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan
Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali

ll. ESSAY
JAWAB PERTANYAAN DENGAN JELAS DAN SISTEMATIS (Bobot 60%)
1 . Terhadap Wajib Pajak telah dilakukan pemeriksaan atas SPT Tahunan PPh Badan tahun pajak
2010. Dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, Wajib Pajak hanya menyetujui pajak yang
masih harus dibayar sebesar Rp.200.000.000,00. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
diterbitkan tanggal 12 September 2013 sebesar RP. 1.000.000.000,00. Pada tanggal 25
September 2013, Wajib Pajak mengajukan keberatan dan telah melunasi sejumlah
Rp.200.000.000,00. Atas permohonan keberatan tersebut, DJP mengabulkan permohonan
Wajib Pajak menjadi sebesar Rp.750.000.000,00. SK Keberatan diterbitkan tanggal 2 Mei
2014, yang dilunasi oleh Wajib Pajak pada tanggal 10 Agustus 2014. Berdasarkan uraian
diatas . Pertanyaan

UAS KUP page 13


a. Produk hukum apa yang harus diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak ?
b. Hitung berapa sanksi administrasi yang dikenakan ?
Jawab :

a. Surat Tagihan Pajak (Pasal 25 (9) UU KUP)


b. Sanksi = (750.000.000 – 200.000.000) x 50%

= (550.000.000) x 50%

= Rp. 275.000.000,00.

2. Jelaskan empat persyaratan pengajuan keberatan untuk tahun pajak 2008 dan sesudahnya !

Jawab :

Pasal 4 ayat (1) PMK RI No. 9/PMK.03/2013 :

Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) untuk tahun Pajak 2008
dan sesudahnya, harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;
b. Mengemukakan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau
dipungut atau jumlah rugi menurut perhitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan-alasan
yang menjadi dasar penghitungan;
c. 1 (satu) keberatan diajukan hanya untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak, untuk 1 (satu)
pemotongan pajak, atau untuk 1 (satu) pemungutan pajak;
d. Wajib Pajak telah melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah
yang telah disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan atau
pembahasan akhir hasil verifikasi,sebelum Surat Keberatan disampaikan;
e. Diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal:
1. Surat ketetapan pajak dikirim; atau
2. Pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga,
kecuali Wajib Pajak dapat menunjukan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi
karena keadaan di luar kekuasaan Wajib Pajak;
f. Surat Keberatan ditandatangani oleh Wajib Pajak, dan dalam hal Surat Keberatan
ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak, Surat Keberatan tersebut harus dilampiri dengan
surat kuasa khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3) Undang-Undang KUP; dan
g. Wajib Pajak tidak mengajukan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
Undang-Undang KUP.

3. Daluwarsa penagihan pajak 5 (lima) tahun dihitung sejak STP dan SKP diterbitkan. Hal-hal
apa saja yang dapat menyebabkan daluwarsa penagihan pajak dapat tertangguh ?

Jawab :

a. diterbitkan Surat Paksa;


b. ada pengakuan Utang Pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun tidak;
c. diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (5), atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 ayat (4);
d. atau dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan
UAS KUP page 14
(Pasal 22 ayat (2) UU KUP)

4. Sebutkan hal-hal yang menyebabkan Piutang pajak dapat dihapuskan!

Jawab :
Piutang pajak yang dapat dihapuskan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Wajib Pajak
orang pribadi adalah piutang pajak yang tidak dapat ditagih lagi karena:

a. Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak meninggal dunia dan tidak mempunyai harta
warisan atau kekayaan;
b. Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan;
c. hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa;
d. dokumen sebagai dasar penagihan pajak tidak ditemukan dan telah dilakukan penelusuran
secara optimal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang perpajakan; atau
e. hak negara untuk melakukan penagihan pajak tidak dapat dilaksanakan karena kondisi
tertentu sehubungan dengan adanya perubahan kebijakan dan/atau berdasarkan
pertimbangan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Piutang pajak yang dapat dihapuskan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Wajib Pajak
badan adalah piutang pajak yang tidak dapat ditagih lagi karena:

a. Wajib Pajak bubar, likuidasi, atau pailit dan Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan;
b. hak untuk melakukan penagihan pajak sudah daluwarsa;
c. dokumen sebagai dasar penagihan pajak tidak ditemukan dan telah dilakukan penelusuran
secara optimal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang perpajakan; atau
d. hak negara untuk melakukan penagihan pajak tidak dapat dilaksanakan karena kondisi
tertentu sehubungan dengan adanya perubahan kebijakan dan/atau berdasarkan
pertimbangan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

(Pasal 1 ayat (2) & ayat (3) PMK RI No. 68/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Penghapusan
Piutang Pajak Dan Penetapan Besarnya Penghapusan)

5. Sebutkan syarat-syarat untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan Pajak(minimal 5)!

Jawab :

Pasal 40 UU Pengadilan Pajak :


(1) Gugatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan Pajak.
(2) Jangka waktu untuk mengajukan Gugatan terhadap pelaksanaan penagihan Pajak
adalah 14(empat belas) hari sejak tanggal pelaksanaan penagihan.
(3) Jangka waktu untuk mengajukan Gugatan terhadap Keputusan selain Gugatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterima
Keputusan yang digugat
(4) Jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) tidak mengikat
apabila jangka waktu dimaksud tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan
penggugat
(5) Perpanjangan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) adalah 14 (empat
belas)hari terhitung sejak berakhirnya keadaan di luar kekuasaan penggugat.
(6) Terhadap 1 (satu) pelaksanaan penagihan atau 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu)
Surat Gugatan.

UAS KUP page 15


6. Sebutkan persyaratan untuk menjadi Kuasa Hukum di Pengadilan Pajak(minimal 5)!

Jawab :

Pasal 34 ayat (2) UU Pengadilan Pajak :


Untuk menjadi kuasa hukum harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
a. Warga Negara Indonesia;
b. Mempunyai pengetahuan yang luas dan keahlian tentang peraturan perundang-undangan
perpajakan;
c. Persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri

Pasal 3 ayat (2) PMK RI No. 61/PMK.01/2012 :


Persyaratan untuk menjadi Kuasa Hukum pada Pengadilan Pajak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), meliputi :
a. Merupakan Warga Negara Indonesia (WNI);
b. Memiliki asli Surat Kuasa Khusus dari pihak yang bersengketa untuk mendampingi atau
yang mewakilinya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang
Pengadilan Pajak dalam berperkara pada Pengadilan Pajak;
c. Mempunyai pengetahuan yang luas dan keahlian tentang peraturan perundang-undangan
dibidang perpajakan;
d. Memiliki ijazah Sarjana atau Diploma IV dari perguruan tinggi yang terakreditasi oleh
instansi yang berwenang;
e. Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
f. Memiliki Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari Kepolisian Negara Republik
Indonesia (POLRI) atau instansi yang berwenang.
g. Dalam hal orang perseorangan yang akan menjadi Kuasa Hukum sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah mantan Hakim Pengadilan Pajak, yang bersangkutan harus telah
melewati jangka waktu 2 (dua) tahun setelah berhenti/pensiun sebagai Hakim Pengadilan
Pajak.

UAS KUP page 16

Anda mungkin juga menyukai